Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH BAHASA ARAB

“KALIMAT DALAM BAHASA ARAB”

Dosen Pembimbing:
Ratna Yulinda Ashriany,M.Hum
Disusun oleh:
1. Dely Alvie Fitria (E1C021137)
2. Dina Apriana (E1C021140)
3. Husnawati (E1C021149)
4. Indah Nurmala Sari (E1C021152)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MATARAM
2023
PENDAHULUAN
Bahasa arab merupakan bahasa yang cukup tua, yang kemudian dipelajari ole banyak masyarakat
di belahan dunia, terutama bagi yang beragama islam. Bahasa arab semakin familiar dikalangan
masyarkat muslim, hal ini dikarenakan agama islam memiliki kitab suci Al-quran yang
eksistensinya tetap dipertahankan dengan Bahasa aslinya yaitu Bahasa arab. Mskipun ditulis
terjemah dan penjelasannya dengan berbagai abahasa diseluruh dunia, versi Bahasa arab tetap
dan digunakan oleh seluruh masyarakat muslim.

Bahasa arabterbilang sangat penting untuk dipeljari oleh kaum muslim, karena untuk memahami
dan menjalankan agama islam dengan baik dan benar, sehingga dengan itu mnimal warga
muslim mengerti dasar-dasar tata Bahasa dalam Bahasa arab itu senndiri, sehingga tidak
terjerumus kepada kesalahpahaman dalam memahami agama islam tersebut.
Pembahasan

 Pengertian kalimah
Kalimah adalah suatu lafaz yang digunakan untuk menunjukan makna yang bersifat
mufrod/tunggal. Jika kalimah dalam bahasa arab di bahasa indonesiakan maka disebut kata.
Kalam. Adalah ucapan yang tersusun sehingga pendengar memahami maksudnya. Sesuai dengan
objek pembicaraannya, maka ucapan tersebut harus dalam bahasa Arab. Sehingga suatu ucapan
disebut kalam apabila memenuhi 4 (empat kriteria), yakni:
a.Diucapan ( ٌ‫) َم ْلفُوْ ظ‬
b.Disusun ( ٌ‫) ُم َر َّكب‬,
c.Difahami dan ( ‫) ُمفِ ْي ٌد‬,
ْ
d.Berbahasa Arab (ُ‫)ال َع َربِيَّة َوضْ ع‬
Untuk nahwu pertama-tama kita akan mempelajari tentang dasar yaitu pengertian kalam
sebagaimana dikutip dalam kitab jurumiyyah (kitab dasar ilmu nahwu)dan kita akan mempelajari
kitab itu disini sebagai permulaan , disitu dituiskan :

“ALKALAAMU HUWAL LAFDJUL MURAKKABUL MIFYDU BIL WAD’I”


Artinya: Adapun pengertian kalam secara harfiyah yaitu satu lafadz yang tersusun lagi memberi
faedah dengan letaknya (dengan bahasa arab).

Contoh  : ‫> قَاِئـ ٌم َز ْي ٌد َجا َء‬  zaid datang dalam keadaan berdiri

Seperti dijelaskan kalam adalah lafadz, yang memberi faedah, yang tersusun dan dengan
letaknya( dengan bahasa arab), itu hanyalah pengertian umumnya sedangkan kita yang pemula
tidak mengetaui apa arti lafadz,memberi faedah,DLL, untuk itulah saya menambahkan beberapa
pengetian mengenai lafadz DLL.

Lafadz adalah suara yang mengandung sebagian huruf hijaiyyah contoh : ‫َزيْد‬
“ALLAFDJU : HUWA SHOWTUN YASYTAMILU ALA’ BA’DIL HURUUFIL HIJAAIYATI
, NAHWU ZAIDUN”
Dan ada pula beberapa yang tidak dikategorikan sebagai lafadz yaitu suara yang tidak
terkandung didalamnya sebagian huruf hijaiyyah seperti suara suara gendang, suara tepukan
tangan Dan tidak termasuk lafadz juga yaitu setiap yang bukan   termasuk suara saperti sebuah
isyarat atupun sebuah tulisan.

Kita masuk ke pembahasan kedua yaitu murokkab (tersusun) adalah sesuatu  yang tersusun dari
dua kalimat atau lebih contoh :
‫ = قَاِئ ٌم زَ ْي ٌد‬zaid berdiri   ‫قَا َم‬  ‫ ُم َح َّم ٌد‬    = telah berdiri muhammad
“ALMUROKKABU : MA TARAKKABA MIN KALIYMATAYNI FA’AKTSARA NAHWU
ZAIDUN QOOIMUN , QOOMA MUHAMMADUN”

Disini dijelaskan murokkab/tersusun adalah yang tersusun dari dua kalimat, maka jika hanya
berupa satu kalimat saja dalam artian tidak tersusun dari dua kalimat maka tidak bisa dikatakan
murokkab dan tidak termasuk dalam kalam.

“FAKHARAJA MINAL MUROKKABI ALKALIMATUL WAAHIDATU NAHWU ZAIDUN ,


JALASA”
artinya : Maka keluar/tidak termasuk dari murokkab(tersusun) yaitu kalimat yang tunggal(1
kata)  contoh ;
‫ =زَ ْي ٌد‬zaid(nama orang)  
َ َ‫جل‬ 
‫س‬ َ =duduk
Sekarang kita membahas tentang  mufiyd(memberi faedah) adalah sesuatu kalimat yang
memberi faedah/memberi kejelasan dengan sekiranya bisa diam dari orang yag berbicaa maupun
pendengar, contoh ;
Maha benar Allah = ‫ق هللا‬
َ ‫ص َد‬        
َ zaid telah memukul  Amar= ‫ب زَ ْي ٌد َع ْمرًا‬
َ ‫ض َر‬
َ

Maka jika dikatakan seperti cotoh di atas atau yang lain dan yang mendengarkan diam dalam
artian mengerti  maka itulah yang dinamakan Mufiyd.

‫ب ِم ْن َكلِي َمتَ ْي ِن فََأ ْكثَ َر نحو ِإ ْن قَا َم زَ ْي ٌد‬ َ ‫فَ َخ َر َج ِمنَ ْال ُم ْف ْي ِد ُكلُّ َما لَي‬
َ ‫ْس ُمفِ ْيدًا َو ِإ ْن ت ََر َّك‬

“FAKHORAJA MINAL MUFIYDI KULLU MAA LAYSA MUFIYDAN WA IN


TARAKKABA MIN KALIYMATAYNI FA’AKTSARA NAHWU IN QOMA ZAIDUN”

Artinya  : Dan keluar/tidak termasuk Mufid yaitu setiap apa-apa(perkataan) yang tidak memberi
faedah sekalipun tersusun dari beberapa kalimat seperti  contoh :

Jika Zaid telah  berdiri = ‫ِإ ْن قَا َم زَ ْي ٌد‬

sebagaimana contoh yang saya sebutkan di atas dikatakan “jika Zaid telah berdiri” ,,,? Apa
maksudnya ,,,? Kalimat tsb sama sekali tidak memberi  faedah meskipun tersusun dari  beberapa
kata karna kalimat tersebut masih membutuhkan sebuah jawab atau kalimat tambahan contoh :

Jika Zaid telah berdiri maka aku akan memukulnya = ‫فَـْأضْ ِربُهُ ِإ ْن قَا َم َز ْي ٌد‬

Kalimat tersebut baru bisa dikatakan mufid.

Selanjutnya kita membahas tentang bil wad’i /dengan letaknya (dengan bahasa arab) iyalah ada
dua penjelasan mengenai hal ini , yaitu ;

1.      Dengan bahasa arab maka yang tidak termasuk dalam hal ini adalah perkata’an al ajm
(perkataan selain bahasa arab) sepeti contoh ; ‫موسى‬

“Kata musa diambil bukan dari kata bahasa arab melainkan dari bahasa lain.
2.      Dengan disengaja , maka seperti perkataan orang yang sedang tidur dan perkataan orang
mabuk dan orang gila dan lainnya itu tidak termasuk dalam bil wad’i karena semuanya berupa
tidak disengaja.

Nah, dengan ini anda sudah mengerti tentang kalam (‫ )كالم‬dan apa-apa yang termasuk dalam
kalam dan yang tidak termasuk kalam, dipostingan berikutnya akan dijelaskan mengenai
pembagian/pengkategorian kalam .

B.       Bagian-bagian kalimah

Kalimah terbagi dalam 3 bagian, yaitu: isim, fi’il dan haraf.

1.            Isim (kata benda)

a.         Ta’rif isim yaitu:

‫وهوكلمة دلت على معنى قى نفسها ولم تقترن بزمن وضعا‬

“Adalah kalimah yang menunjukan pada arti pada dirinya sendiri tanpa tidak disertai oleh
waktu”.

Contoh: ‫انا‬, ‫( زيد‬zaed dan saya)

b.        Tanda-tanda isim

‫ وحرف خفض وبال م والف‬    ‫فاالسم با لتنوين والخفض عرف‬

Isim Dengan Tanwin Dan Kasrah Diketahui Itu Isim            Dan Haraf Kasrah Dan Alif Lam

Tanda-tanda isim dalam ilmu nahwu ada 4, yaitu:


1)         Harkat jar (‫ )خفض‬pada akhir kalimat, contoh:‫مررت بزيد‬  ( saya melewati pada zaed ).

2)        Tanwin, adapun ta’rif tanwin:

‫والتنوين هو نون سا كنة تلحق اخر االسم لفظا ال خطا‬

“Tanwin adalah nun sukun yang  bertemu akhiran isim pelafalannya tidak pada tulisannya”.

Tanwin ada empat, yaitu:

a)        Tanwin tamkin, yaitu:

‫وهو الحق لال سماء المعربة‬

“tanwin yang terdapat pada isim-isim yang mu’rob,

seperti lafaz ‫ زيد‬dan ‫رجل‬. dikecualikan yaitu tanwin yang terdapat pada muanats salaim seperti
yang terdapat pada lapaz  ‫مسلما ت‬  . dikecualikan pula tanwin yang terdapat pada kalimat  ‫جوا ر‬ 
dan  ‫ غواش‬.

b)        Tanwin tankir, yaitu:

‫وهوالحق لالسماء البنيةفرق بين معرفتها ونقرتها‬

“ tanwin yang berada dalam isim mabni untuk membedakan antara nakiroh dan ma’rifatnya”

Seperti lafaz: ‫ صه‬artinya diam dari segala perkataan(nakiroh). Jika lafaz ‫صه‬  Artinya: Diam dari
sesuatu hal tertentu ( Ma’rifat) . ‫ سبو يهسبو‬ ‫يه‬

c)        Tanwin Muqabalah, yaitu:


‫وهوا لحق لجمع ا لمؤ نث ا لسا لم‬

“ Tanwin yang berada pada Jama’ muanassalim “

Contoh : ‫ مسلما تهن‬ ‫دا ت‬. Tanwin ini berkedudukan sebagai pembanding huruf  Nun yang terdapat
pada Jamak mudakarsalim, seperti lafadz ‫مسلمين‬.

d)       Tanwin Iwadh, terbagi 3, yaitu :

1)        Tanwin Iwadh ‘anilharpi.

‫وهو الحق لجواروالغواس‬

 “Tanwin yang terdapat pada lafadz Jawarin dan Ghowassin“

Contoh: ‫جوار‬

2)        Iwadh ‘anil Ismi, yaitu :

‫وهوالحق لكل عدعواضا عما تضا ف اليه‬

“ Tanwin yang berada pada lafadz kullun dan ‘iidin sambil menjadi pengganti dari mudop ilaih.

Contoh:‫( كل قا ئم‬setiap yang berdiri)

3)        Iwad ‘anil jumlah, yaitu :

‫وهو الحق عد عوا ضاعن جملة تقو م بعدها‬

“tanwin yang ada pada lafaz ‘id yang menjadi penggantio dari haraf sebelumnya”
Contoh : ‫وانتم هينئدـ تنضرون‬

3)        Alif lam (‫)ال‬, contoh: ‫(والغالم الرجل‬laki-laki itu dan pemuda itu).

4)        Haraf jar, Yaiyu:

a)        ‫( من‬dari), contoh : ‫( صرت من البيت‬saya berjalan dari rumah)

b)        ‫( الى‬ke), contoh:‫( الى المدر سة‬ke sekolah)

c)        ‫( عن‬melewati), contoh: ‫(رميت السهم عن الكوس‬saya melempar panah melewati busurnya)

d)       ‫( على‬di atas), contoh: ‫(ركبت على الفرس‬saya naik di atas kuda)

e)        ‫( فى‬di dalam), contoh: ‫(الماء فى الكوز‬air di dalam dendi)

f)         ‫ رب‬ada yang bermakna menyedikitkan, contoh: ‫( رب رجل بخيل‬sedikit laki-laki yang pelit).
Dan ada yang bermakna banyak, contoh: ‫(رب رجل كريم‬banyak laki-laki yang penyayang).

g)        ‫( باء‬mempertemukan), contoh: ‫( مررت بزيد‬saya melewati zaed).

h)        ‫كاف‬  (seperti), contoh:‫( زيد كا لبد ر‬zaed seperti bulan).

i)          ‫(الم‬memiliki), contoh: ‫( الما ل لزيد‬harta milik zaed).

Adapun dengan haraf sumpah, yaitu:

a)        ‫(واو‬demi), contoh: ‫( وهللا‬demi allah).

b)        ‫باء‬  (demi), contih: ‫( باهللا‬demi allah).


c)        ‫( تاء‬demi), contoh:‫( تاهللا‬demi allah).

2.            Fi’il (kata kerja)

a.         Ta’rif fi’il, yaitu:

‫وهوكلمة دلت على معنى قى نفسها واقترنت بزمن وضعا‬

“kalimah yang menunjukan pada arti pada dirinya sendiri yang disertai oleh waktu
melakukannya”.

Contoh: ‫(قام‬telah berdiri).

b.         Macam-macam fi’il, yaitu:

1)        Fi’il madi, yaitu:

‫مادل على حدث مض وانقض‬

" sesuatu yang menunjukkan pada waktu yang sudah lewat”.

Contoh:   ‫(قا م‬sudah berdiri).

2)        Fi’il mudhori, yaitu:

‫مادل عتى حدث يقبل الحال واال ستقبال‬

“sesuatu yang menunjukan pada wktu sekarang dan waktu yang akan datang”.

Contoh: ‫يقوم‬  (sedang/akan berdiri).


3)        Fi’il amar, yaitu:

‫ما دل على حدث فى المستقبا ل‬

“sesuatu yang menunjukan pada waktu yang akan datang”.

contoh:‫قم‬  (harus berdiri).

c.         Tanda-tanda fi’il

‫ وتاء تانيث مع التسكين‬  ‫و الفعل معروف بقد والسين‬

Fi’il Diketahui Dengan Qad Dan Sin             Ta Tanis Yang Sukun.

1)        ‫قد‬, bisa pada fi’il madi dan fi’il mudhori.

Jika qod ada pada fi’il madi, maka bermakna littahqiq (sesungguhnya),contoh: ‫قد‬
‫(قام‬sesungguhnya telah berdiri).

Jika qod ada pada fi’il mudhori, bermakna littaqlil (terkadang), contoh:‫( قد يقوم‬terkadang berdiri).

2)      ‫ سين‬dan ‫سوف‬hanya bisa pada fi’il mudari saja

Sin bermakna littaswif, yaitu menunjukan pada waktu yang akan datang tapi sudah dekat,
contoh: ‫( سيقوم‬akan berdiri sebentar lagi).

Saufa bermakna littaswif, yaitu menunjukan pada waktu yang akan datang dan masih lama,
contoh:‫( سوف يقوم‬akan berdiri).

3)        ‫ تاء تنيس سكنه‬hanya untuk fi’il madi,


 contoh: ‫( قا مت هند‬hindun sudah berdiri).

3.            ‫حرف‬  (huruf), yaitu:

‫وهوكلمة د لت على معنى فى غيرها‬

“Yaitu, kalimah yang menunjukan pada arti bukan pada dirinya sendiri”.

Contoh: ‫( هل و لم و الى‬apakah, tidak/belum, dan ke)

‫ اال انتفا قبوله العالمة‬  ‫والحرف لم يصلح له عالمة‬

Huruf tidak mempunyai tanda kecuali merasa cukup dengan tanda

Kalimat huruf (kata keterangan) adalah kata yang tidak memiliki makna tertentu, kecuali
disandarkan pada kata benda.

ِ ‫ = اَنَا اَ ْخ ُر ُج ِمنَ ْالبَ ْي‬saya keluar dari rumah


‫ = ِمن‬dari. Contoh kalimat, ‫ت‬

َ ِ‫ = ا‬ke. Contoh kalimat, ‫َاب اِل َى ْاالُ ْستَا ِذ‬


‫لى‬ َ ‫ = هُ َو بُ َسلِّ ُم ْال ِكت‬dia menyerahkan buku itu ke gurunya.

‫ =فِ ْى‬dalam. Contoh kalimat, ‫ = تَ ْق َرُأ ْالقُرْ اَانَ فِ ْى ْال َم ْس ِج ِد‬anda membaca al-quran di masjid

‫ = ع َْن‬dari. Contoh kalimat, ‫ = يَ ْسَأ ُل َش ِه ْي ٌد َع ِن ال َّشه ِْريَّ ِة‬syahid menanyakan tentang infak bulanan.

َ ‫ = ع‬ke (atas). Contoh kalimat,‫ = قَا َم التَّالَ ِم ْي ُذعَل َى ْالبِالَ ِط‬para siswa berdiri di atas lantai.
‫َلى‬

ِ = oleh. Contoh kalimat, ‫ = اَنَا اَ ْقطَ ُع التُّفَّا َح بِال ِّس ِّك ْي ِن‬saya memotong buah apel dengan pisau.
‫ب‬
KESIMPULAN
 Kalimah adalah suatu lafaz yang digunakan untuk menunjukan makna yang bersifat
mufrod/tunggal.
Kalimah terbagi 3, yaitu: kalimah isim, kalimah fi’il, dan kalimah haraf.
1)      Isim adalah kalimah yang menunjukan pada arti pada dirinya sendiri tanpa tidak disertai
oleh waktu.
2)      Fi’il adalah kalimah yang menunjukan pada arti pada dirinya sendiri yang disertai oleh
waktu melakukannya.
3)      Haraf adalah  , kalimah yang menunjukan pada arti bukan pada dirinya sendiri
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai