AL JUMLATUL MUFIDAH
Dosen pembimbing :
Elvina asmi,M.Pd
Disusun oleh
Refika suci ulan dari
Segala puji bagi Alloh SWT yang telah memberikan kekuatan kepada kami sehingga kami
dengan segala penuh taufiq dan hidayah-Nya dapat menyelesaikan penyusuanan tugas makalah
bahasa arab ini dengan tema “AL_MUTSANNA”.
Kami yang masih dalam tahap dan proses belajar ini menccoba mengajak berlajar bersama
tentang isim tasniyah. Hal ini di perlukan sebagai pelengkap atas makalah dan tema-tema yang
telah teman kami buat.
Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya selaku BAHASA ARAB mata
kuliah. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang
yang ditekuni penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah
membantu proses penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI
KATA PEGANTAR.................................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1 Latar belakang.................................................................................1.
2 Rumusan masalah............................................................................ 1
3 Tujuan..............................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Apa itu Al-Mutsanna.........................................................................
B. Apasajayang termasuk dalam kategori Al-Mutsa….................................
C. Karakteristik Karya Ilmiah.......................................................................
D. Bagaimana membedakan antara isim ...................................................
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan..........................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
2. RUMUSAN MASALAH.
1. Apa itu Al-Mutsanna?
2. Apa saja yang termasuk dalam kategori Al-Mutsanna?
3. Bagaimana membedakan antara isim Tasniyah dengan isim mudzakar salim dalam
keadaan nashob dan jer?
AL-MUTSANNA
1. PENGERTIAN (Ta’rif)
Al mutsanna (tatsniyah) adalah isim yang menunjukan makna dua, dimana ketika dalam
I’robnya, tasniyah dalam I’rob rofa’ di tandai dengan alif dan nun, sedangkan dalam I’rob
nashob dan khofadl di tandai dengan huruf Ya dan Nun.
ما يدٌل على اثنين بزيا ة األليف والنون في حالة الرفع وبزيادة اليِأ والنون في حالتي النصب والجِّر وصالٌح للتجريد وععطف
]1[مثله عليه
Isim mutsanna adalah isim yang menunjukan makna dua dengan tambahan huruf alif ketika
dalam keadaan rofa’, dan huruf ya dan nun dalam keadaan nasob dan jer.
Contoh:
1. Rofa’.
جَأ الزيدان---- )جأ زيٌد (مفراد
Lafadz الزيدانdengan tambahan huruf alif dan nun menunjukkan bahwa itu tastniyah dalam
keadaan i’rob rofa’.
“Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Alloh ialah dua belas bulan.” (At-Taubah:36).
2. Nashob.
“Ya Robb kami, jadikanlah kami berdua orang yang tunduk patuh kepada Engkau.” (Al-
Baqoroh:28).
3. Jer / khofadl.
Dalam suatu refresensi menyebutkan isim tastniyah beserta mulhaq isim tastniyah sebagai
berikut:
ِإَذ ا ِبُم ْض َمٍر ُمَض افًا ُوِص اَل# ِباَأْلِلْيِف اْر َفِع ْالُم َثَّنى َوِك لاَل
Dengan alif, rofa’kanlah isim mutsanna dan lafadz kilaa, yaitu apabila di mudlofkan kepada isim
dlomir yang di sambungkan kepadanya.
]3[ كبنين وابنتين يجريان# كلتا كذاك اثنان واثنتان
Demikian pula lafadz kiltaa, itsnaani, dan itsnataani sama dengan ibnaini
dan wabnataini dalam ketentuannya (keberlakuannya).
Bait di atas menjelaskan bahwa lafadz ابنتين, إبنين, اثنتان, اثنان, كلتا, َوِكلاَلini berlaku seperti isim
tastniyah dengan beberapa syarat, diantaranya:
Ø Untuk lafadz كلتا, ِك لاَلkeduanya dapat berlaku seperti isim tasniyah pada umumnya, maka
keduanya harus mudlof kepada isim dlomir.
Contoh: = جاءني كالهما وكلتاهماtelah datang kepadaku kedua laki-laki dan kedua
wanita itu.
= رأيت كليهما وكلتيهماaku telah melihat kedua laki-laki dan kedua wanita itu.
= مررت بكليهما وكلتيهماaku telah bersua dengan kedua laki-laki dan kedua wanita itu.
Ø Jika saja kedua lafadz diatas tidak mudlof terhadap isim dlomir (mudlof terhadap isim
dzohir), maka kedua lafadz tersebut memakai alif sebagai tanda tasniyah di tiga keadaan dalam
dalam perubahan I’robnya.
Contoh: = جاءني كال الرجلين وكلتا المرأتينtelah datang kepadaku kedua laki-laki dan kedua wanita itu.
= رأيت كالالرجلين وكلتاالمرأتينaku telah melihat kedua laki-laki dan kedua wanita itu.
= مررت كالالرجلين وكلتا المرأتينaku telah bersua dengan kedua laki-laki dan kedua wanita itu.
Dengan demikian jelaslah bahwa kedua lafadz tersebut tidaklah berubah, dan ketentuan I’robnya
di perkirakan kepada alif-nya.[4]
Ø Sedangkan lafadz اثنتان, اثنانdi samakan seperti halnya ابنتين,إبنين. Maksudnya adalah
keduanya dilakukan seperti halnya isim tasniyah pada umumnya.
Contoh: مررت باالثنين,رأيت االثنين,
3. Membedakan antara tambahan huruf يأdan ()نpada isim tastniyah dan jamak mudzakar
salim.
a.) Dalam isim tastniyah, huruf sebelum ya’ di harokati fathah dan nun di harokati kasroh.
Contoh: َم َر ْر ُت ِبالَّز ْيَدْين, َر أْيُت الَّز ْيَد ْيِن, َج َأ الَّز ْيَداِن
b.) Dalam isim jamak mudzakar salim, huruf sebelum ya’ di harokati kasroh dan nun di harokati
fathah.
Contoh: َم َر ْر ُت ِبالُم ْس ِلُم ْو َن, َر َئْيُت الُم ْس ِلُم ْو َن, َج َأ الُم ْس ِلُم ْو َن
Meskipun demikian, tetapi adakalanya huruf tambahan dalam isim tasniyah di baca selayaknya
isim jamak mudazakar salim dan sebaliknya. Namun, untuk hal ini di hukumi syadz.
1. Mu’rob.
Isim mu’rob adalah isim yang bebas dari keserupaan dengan huruf.[5] Sehingga ketika akan
membuat tatsniyah di kecualikan isim-isim yang tidak mu’rob (mabni), Misal: ِسَبَو ْيِه
Contoh:
2. Mufrod.
Mufrod adalah bentuk tunggal. Untuk tastniyah mengecualikan yang bukan mufrod, seperti
mutsanna dan jamak. ِكَتَباِنtidak bisa di buat isim tatsniyah, karena bentuk kata tersebut bukan
bentuk mufrod, melainkan tatsniyah.
Contoh:
3. Nakiroh.
Isim nakiroh adalah isim yang dapat menerima ال ادة التعريفdimana الakan menjadikan isim
nakiroh menjadi isim ma’rifat (tertentu/ dapat diketahui/ khusus). Bisa kita sederhanakan
pengertian isim nakiroh sebagai isim yang masih memiliki keadaan yang belum tertentu, masih
samar, atau juga bermakna umum.
Contoh:
4. Tidak berupa Tarkib mazji.
Tarkib mazji adalah sebuah susunan
5. Cocok di dalam lafadz ketika di tajrid.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Al mutsanna (tatsniyah) adalah isim yang menunjukan makna dua, dimana ketika dalam
I’robnya, tasniyah dalam I’rob rofa’ di tandai dengan alif dan nun, sedangkan dalam I’rob
nashob dan khofadl di tandai dengan huruf Ya dan Nun. Isim mutsanna adalah isim yang
menunjukan makna dua dengan tambahan huruf alif ketika dalam keadaan rofa’, dan huruf ya
dan nun dalam keadaan nasob dan jer.