Anda di halaman 1dari 5

Pengembangan Kalimat Efektif

Oleh Drs. Mahmudi Efendi, M.Si.

Hakikat dan Contoh Pengembangan Kalimat Efektif


Pada pertemuan perkuliahan pertama sudah disampaikan mengenai hakikat kalimat
efektif, syarat-syarat kelimat efektif, dan jenis/ unsur-unsur kalimat efektif. Untuk
mengembangkan kalimat efektif, kita perlu memahami hakikat kalimat dan syarat kalimat efektif
(Disarikan dari Depdikbud, 1993; Depdikbud, 2003; Dalman, 2016; Efendi, 1997; Parera, 1988;
Ramlan, 1987; Keraf, 1994; Tarigan, 1981; Tarigan, 1987; dan Suparno, dan Yunus. 2007).
Dalam mengembangkan kalimat efektif khusus untuk kalimat yang digunakan dalam
ragam resmi (formal) maka kalimat efektif harus dikembangkan dengan memperhatikan bahasa
Indonesia baku (meliputi : penulisan huruf, penulisan kata, penulisan tanda baca, penulisan
angka dan lambang bilangan) khususnya dalam bahasa baku / resmi; 2) adanya kejelasan
subyek; dan 3) kejelasan predikat. Khusus untuk penulisan huruf, penulisan kata, penulisan tanda
baca, dan penulisan angka dan lambang bilangan maka harus digunakan oleh komunikator
dengan mengacu kepada Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan,
Pedoman Umum Pembentukan Istilah, Pedoman Penyerapan Istilah Asing, dan Tata Bahasa
Baku Bahasa Indonesia yang dikeluarkan oleh Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa /
Pusat Bahasa. Berikut ini contoh kalimat yang tidak efektif ketika digunakan dalam ragam resmi
(formal).
(1a) Data itu di kumpulkan dilokasi penelitian.
(2a) Atas perhatian saudara, diucapkan terima kasih.
(3a) Propinsi Nusa Tenggara Barat mengeluarkan peraturan daerah untuk mendukung
terlaksananya program penanggulangan covid 19.
Kalimat di atas tidak efektif karena disampaikan dalam ragam formal (resmi) tetapi
dalam kalimat tersebut tidak digunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar (ragam baku).
Kalimat tersebut dapat dikembangkan secara efektif dengan menggunakan bahasa Indonesia
yang baik dan benar sesuai dengan ragam formal seperti berikut ini.
(1b) Data itu dikumpulkan di lokasi penelitian.
Dalam hal ini, kata di- merupakan awalan sehingga penulisannya harus dirangkaikan /
disatukan dengan kata yang mengikutinya. Adapun kata di yang merupakan kata depan penunjuk
tempat, penulisannya harus dipisahkan dengan kata yang mengikutinya.
(2b) Atas perhatian Saudara, diucapkan terima kasih.
Dalam kalimat (2b) huruf s pada kata saudara ditulis huruf besar karena merupakan kata
sapaan. Dalam peraturan Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan maka kata sapaan
penulisannya harus menggunakan huruf kapital (huruf besar). Adapun kalimat (3a) kata propinsi
terdapat kesalahan penulisan sehingga diubah menjadi :
(3b) Provinsi Nusa Tenggara Barat mengeluarkan peraturan daerah untuk mendukung
terlaksananya program penanggulangan covid 19.
Di samping itu, salah satu dari syarat lain dari kelimat efektif yaitu dalam kalimat harus
mempunyai kejelasan subyek. subyek maka dalam menggunakan Bahasa baik ragam lisan
maupun ragam tulis harus menghindari penggunaan kata depan dan kata tugas seperti kepada,
dalam, untuk, dan lain-lain. Perhatikan contoh-contoh kalimat yang tidak efektif berikut ini.
(4a) Kepada hadirin diharap berdiri.
(5a) Bagi mahasiswa yang belum membayar SPP diharap menghubungi staf tata usaha.

1
(6a) Dalam rapat itu membicarakan sistem perkuliahan daring.
Kehadiran kata kepada, bagi, dan dalam pada kalimat tersebut membuat kalimat tidak
jelas karena mengaburkan subyek. Kalimat tersebut bisa diperbaki dengan menghilangkan kata
kepada, bagi, dan kata dalam, sehingga kalimat tersebut diubah menjadi :
(4b) Hadirin diharap berdiri.
(5b) Mahasiswa yang belum membayar SPP, diharapkan menghubungi staf tata usaha.
(6b) Rapat itu membicarakan sistem perkuliahan daring.
(6c) Dalam rapat itu dibicarakan sistem perkuliahan daring.
Selain memperhatikan adanya kejalasan sebyek, perlu adanya kejelasan predikat. Dengan
demikian, bila kalimat tidak ada unsur predikatnya maka dipastikan kalimat tersebut tidak
efektif. Perhatikan contoh kalimat yang tidak efektif berikut ini.
(7a) Mahasiswa ke lokasi penelitian untuk mengumpulkan data.
(8a) Dia ke pasar tadi pagi.
(9a) Anak itu ke sekolah dengan bersepeda.
Kalimat di atas tidak efektif karena dikembangkan dengan tidak menghadirkan predikat.
(7b) Mahasiswa pergi ke lokasi penelitian untuk mengumpulkan data.
(8b) Dia pergi ke pasar tadi pagi.
(9b) Anak itu berangkat ke sekolah dengan bersepeda.
Selain itu, pengembangan kalimat efektif juga harus memperhatikan jenis-jenis / unsur-
unsur kalimat efektif di antaranya: 1) kelogisan, 2) keparalelan, 3) kehematan, 4) kevariasian, 5)
Penekanan (Dalman, 2016; Parera, 1988; Keraf, 1994; Suparno dan Yunus, 2007). Pada jenis
kalimat logis atau kalimat yang mengandung unsur kelogisan tidak hanya memperhatikan
struktur kalimat, melainkan juga harus memperhatikan unsur kelogisan. Berikut ini merupakan
contoh pengembangan kalimat yang tidak efektif karena kalimat tidak mengandung kelogisan /
kalimat tidak logis.
(10a) Dengan mengucapkan puji syukur kepada Tuhan maka penulisan skripsi dapat
diselesaikan.
(11a) Pencuri berhasil ditangkap polisi tadi pagi.
(12a) Karena kehausan, dia minum oli baru saja.
Kalimat (10a) ini tidak logis karena tidak mungkin hanya dengan mengucapkan puji
syukur kepada Tuhan, lantas penulisan skripsi dapat diselesaikan. Kalimat tersebut harus diganti
dengan memperhatikan kelogiasan misalnya dengan cara mengubah kalimat tersebut menjadi
(10b) Penulis mengucapkan puji syukur kepada Tuhan karena penulisan skripsi ini dapat
diselesaikan.
Pada kalimat (11a) terkesan yang berhasil itu pencuri. Di sinilah ketidaklogisan kalimat
tersebut, karena yang berhasil yaitu polisi yang dengan segala upaya akhirnya bisa menangkap
polisi. Perbaikan kalimat tersebut yaitu seperti pada kalimat (11b) berikut.
(11b) Polisi berhasil menangkap pencuri tadi pagi.
Pada kalimat (12a) walaupun secara struktur kalimat tersebut benar, akan tetapi dari segi
maknanya tidak logis. Karena oli bukan untuk diminum tetapi untuk menjadi minyak pelumas
motor, mobil, dan mesin lainnya. Kalimat menjadi logis apabila obyek kalimat tersebut diganti
menjadi air kelapa muda, kopi, teh, dan jenis minuman lainnya. Salah satu perbaikannya dapat
dikembangkan seperti berikut ini.
(12b) Karena kehausan, dia minum air kelapa muda baru saja.
Pengembangan kalimat efektif juga bisa dilakukan dengan mengembangkan kalimat
majemuk yang unsur predikatnya mempunyai bentuk yang parelel (mempunyai bentuk yang

2
sama), misalnya berbentuk verba atau berbentuk lainnya misalnya berbentuk nominal (kata kerja
yang dibendakan / dalam bahasa Inggris disebut gerund. Perhatikan bentuk kalimat yang tidak
efektif berikut ini.
(13a) Pengenalan uang asli dapat dilakukan dengan cara melihat, diterawang, dan diraba.
(14a) Tahap terakhir dari pembangunan gediung itu adalah mengecat tembok, memasang lampu,
dan pengaturan tata ruang.
Bentuk gramatik yang digunakan untuk mengisi unsur P (Predikat) pada kalimat (13a) dan (14a)
tidak efektif karena bentuk gramatik untuk mengisi unsur predikat pada kalimat mejemuk
tersebut tidak parallel atau tidak sama bentuknya. Agar efektif, dalam kalimat majemuk tersebut
harus digunakan bentuk yang sama / paralel untuk mengisi unsur predikat dalam kalimat
tersebut. Dengan demikian, kalimat tersebut bisa diperbaiki menjadi :
(13b ) Pengenalan uang asli dapat dilakukan dengan cara melihat, menerawang, dan meraba uang
tersebut.
(13c) Uang asli dapat dikenali dengan cara dilihat, diterawang, dan diraba.
(14a) Tahap terakhir pembangunan sekolah itu yaitu dilakukan dengan cara mengecat tembok,
memasang lampu, dan mengatur tata ruang sekolah.
(14b) Pembangunan sekolah itu pada tahap terakhirnya yaitu pengecatan tembok, pemasangan
lam
Selanjutnya, dalam mengembangkan kalimat efektif juga harus memperhatikan unsur
kehematan dalam kalimat dengan cara menggunakan kata secara hemat dan tidak berlebihan /
tidak boros kata, tidak memakai kata yang mubazir dengan menggunakan kata seperlunya saja.
Perhatikan kalimat boros, mubazir, dan berlebihan berikut ini.
(15a) Pelajar itu amat, sangat pandai sekali.
(16a) Bunga itu berwarna putih.
(17a) Perkuliahan semester gasal dilaksakan pada hari Selasa, tanggal 18 bulan Agustus tahun
2020.
Pada kalimat (15a) terdapat pemborosan kata yaitu amat dan kata sangat yang maknanya sama
dengan kata sekali. Kemudian, pada kalimat (2) di atas terjadi pemborosan kata yaitu kata
berwarna yang diikuti dengan kata merah yang pada dasarnya sudah mengandung
warna.Selanjutnya, pada kalimat (16a) terdapat pemborosan kata hari, bulan, dan tahun. Sebab,
tanpa disebutkan hari, tanggal, dan tahun maka kata Kamis, 20, dan 2020 sudah mengandung
kata hari, tanggal, dan tahun. Dengan demikian, kalimat tersebut diperbaiki menjadi:
(15a) Pelajar itu amat pandai.
(15b) Pelajar itu sangat pandai.
(15c) Pelajar itu pandai sekali.
(16b) Bunga itu merah.
(17b) Perkuliahan semester gasal dilaksanakan pada Kamis, 20 Agustus 2020
Selanjutnya, pengembangan kalimat efektif dalam tuturan lisan (berpidato dan ceramah)
dan dalam ragam tulis (menulis paragraf misalnya) dapat dilakukan dengan memvariasikan
kalimat (kalimat bervariasi /tidak monoton jenis kalimatnya, tidak monoton bentuk kalimatnya).
Dalam hal ini, perlu adanya penggunaan jenis kalimat yang bervariasi dari penggunaan jenis
kalimat tunggal divariasikan ke dalam jenis kalimat mejemuk, begitu juga perlu divariasikan dari
bentuk kalimat pasif menjadi kalimat aktif, dari bentuk kalimat berpola SPOK menjadi kalimat
inversi yaitu bersusun terbalik. Berikut contoh pengembangan kalimat yang tidak baik dalam
menulis paragraf (contoh 18a).

3
(18a) Sebelum ada pandemi Corona maka perkuliahan di UNRAM dilakukan dengan
perkuliahan tatapmuka. Sejak mewabahnya virus corona maka mulai Maret 2020, sistem
perkuliahan di Unram menggunakan sistem perkuliahan daring. Dosen menyampaikan materi
kuliah secara daring. Dosen memberikan tugas perkuliahan secara daring. Dosen melaksanakan
ujian mata kuliah secara daring. Mahasiswa mengikuti perkuliahan secara daring. Mahasiswa
mengerjakan tugas secara daring. Mahasiswa bimbingan akademik dilakukan secara daring.
Mahasiswa mengikuti bimbingan skripsi secara daring. Mahasiswa mengikuti ujian skripsi
secara daring. Kemuidan, mahasiswa mengikuti ujian mata kuliah secara daring. Pada umumnya,
mahasiswa lebih menyukai sistem pembelajaran tatap muka. (Contoh pengembangan kalimat
yang tidak bervariasi dalam penulisan paragraf dengan didominasi penggunaan kalimat aktif dan
kalimat sederhana). Bandingkan dengan penggunaan kalimat yang lebih bervariasi dalam
paragraf berikut ini (contoh 18b)
Sejak mewabahnya virus Corona pada awal Maret 2020 maka terjadi perubahan sistem
perkuliahan di UNRAM yaitu dari sitem perkuliahan tatap muka menjadi perkuliahan daring.
Dalam hal ini, dosen memberi perkuliahan, membimbing dan menguji skripsi serta ujian
matakuliah secara daring. Sementara itu, mahasiswa mengikuti kuliah, bimbingan skripsi,
bimbingan akademik, mengerjakan tugas, dan mengikuti ujian mata kuliah secara daring. Pada
umumnya, mahasiswa lebih menyukai system pembelajaran tatapmuka. (Ini contoh
pengembangan kalimat yang bervariasi dari kalimat tunggal divariasikan dengan kalimat
majemuk).
Pengembangan kalimat efektif juga bisa dilakukan dengan memberi penenakan pada hal
atau topik yang dianggap penting. Hal yang penting itu, dapat dituliskan (dalam kalimat tulis)
dan dituturkan (dalam kalimat lisan) pada awal kalimat. Dengan demikian, awal kalimat tidak
melulu didominasi unsur subyek, bisa juga fungsi keterangan misalnya diposisikan pada awal
kalimat untuk menakankan bagian terpenting dalam kalimat yang hendak disampaikan penulis.
Cermati bentuk pengembangan kalimat efektif berikut ini dengan memperhatikan unsur
penekanan kalimat.
(19a) Besok pagi, saya akan pergi ke Surabaya. (Aspek yang ditekankan adalah besok pagi,
bukan waktu yang lainnya.
(19b) Ke Surabaya, saya akan pergi besok pagi (Aspek yang ditekankan adalah ke Surabaya
bukan ke wilayah/ daerah/ kota lainnya).
(19c) Saya akan pergi ke Surabaya besok pagi (Aspek yang dipentingkan adalah saya bukan dia
ataupun pihak yang lainnya.

Latihan
A.Perbaiki ketidakefektifan kalimat berikut ini dengan mengembangkan kalimat berikut ini
menjadi kalimat efektif yang benar !
(1) Para hadirin sekalian diharap mengambil tempat duduk yang sudah disediakan !
(2) Untuk mahasiswa yang belum memfotokopi buku harap difotokopi di unit fotokopi
UNRAM.
(3) Bagi yang merokok harap dimatikan !
(4) Kepada yang kencing harap disiram !
(5) Pembayaran SPP sekolah dapat dilakukan dengan diangsur dua kali, mengangsur tiga
kali, atau bisa juga dengan dibayar lunas/ satu kali bayar.
(6) Pengumuman ini ditujukan kepada anda yang membutuhkan bantuan pulsa dan kuota
untuk mengikuti kuliah daring.

4
(7) Dosen keterampilan menulis itu baru saja naik ke atas ke lantai dua Gedung C FKIP
Unram.
(8) Perkuliahan daring tidak mencapai efektifitas ketika dosen dan mahasiswa belum
memahami sistem perkuliahan daring.
(9) Sejak diberlakukan kuliah daring mahasiswa tidak lagi diwajibkan ke kampus untuk
mengikuti perkuliahan seperti waktu perkuliahan tatapmuka.
(10) Sejak dari awal bulan Maret tahun 2020 perkuliahan di universitas mataram dilakukan
secara daring.

B. Latihan Pengembangan Variasi Kalimat dan Penekanan Kalimat


1. Buatlah kalimat yang bervariasi dalam satu paragraf (dalam ragam tulis) yaitu bervariasi
dalam pola kalimat, bentuk kalimat, dan struktur kalimat sehingga kalimat yang Saudara
susun / tulis tidak monoton akan tetapi bervariasi !
2. Buatlah beberapa kalimat yang sama, akan tetapi aspek yang ditekankan berbeda-beda !

Daftar Pustaka
Depdikbud. 1993. Tatabahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Depdikbud.
_________. 2004. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dan Pedoman Umum
Pembentukan Istilah. Bandung: CV. Yrama Widya.
Dalman. 2016. Keterampilan Menulis. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Efendi, Mahmudi. 1996. Kemampuan Menulis Mahasiswa Biologi di LPTK se-Nusa Tenggara
Barat. Laporan Penelitian Dosen Muda. Mataram: Universitas Mataram.
Parera, Jos Daniel. 1988. Belajar Mengutarakan Pendapat. Jakarta: Gramedia.
Ramlan, M. 1987. Sintaksis. Yogyakarta: UGM Press.
Keraf, Gorys. 1994. Komposisi, Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa. Ende : Nusa Indah.
Tarigan, Djago. 1981. Membina Keterampilan Menulis Paragraf dan Pengembangannya.
Bandung : Angkasa.
Tarigan, Henry Guntur. 1987. Menulis, Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung:
Angkasa.
Suparno, dan Yunus. 2007. Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta: UT Press.

Anda mungkin juga menyukai