Anda di halaman 1dari 14

Tim Penyusun Materi BBQ 4

BUKU PANDUAN
BBQ 4
SEMESTER 4

PROGRAM PEMBINAAN AGAMA ISLAM


GREEN DORMITORY
UNIVERSITAS MALAHAYATI
BANDAR LAMPUNG
Daftar isi

Kata pengantar………………………………………………………………….i

Daftar isi…………………………………………………………………………ii

BAB I HUKUM MIM YANG BERSUKUN.....................................................1


A. PENGERTIAN HUKUM MIM YANG BERSUKUN..........................1
1. Hakikat mim sukun..........................................................................1
2. Idgham mutamatsilain....................................................................1
3. Ikhfa’ syafawi...................................................................................2
4. Idzhar..................................................................................................3
BAB II WASHAL.............................................................................................4
A. PENGERTIAN WASHAL..................................................................4
1. Hakikat washal.................................................................................4
BAB III WAQAF................................................................................................6
A. PENGERTIAN...................................................................................6
1. HAKIKAT WAQAF............................................................................6
B. Macam-macam waqaf.....................................................................9
1. Waqaf tam.........................................................................................9
2. Waqaf kafi.........................................................................................9
3. Waqaf hasan.....................................................................................9
4. Waqaf qabih....................................................................................10
5. Tanda/lambang waqaf...................................................................11
Dafta pustaka...............................................................................................12
BAB I

HUKUM MIM YANG BERSUKUN

A. PENGERTIAN HUKUM MIM YANG BERSUKUN

1. Hakikat mim sukun

Yang dimaksud dengan mim yang bersukun adalah apabila terdapat huruf
mim yang bersukun dalam Al-qur’an. Dalam pembahasan ilmu tajwid, apabila
terdapat huruf min yang bersukun pada sebuah kalimat atau kata, maka huruf mim
tersebut memiliki beberapa hukum. Diantara hukum-hukumnya adalah idgham
mutamatsilain, ikhfa’ syafawi dan idzhar.

2. Idgham mutamatsilain

a. Pengertian

Yang dimaksud dengan idgham seperti yang telah dipelajari pada semester
sebelumnya, idgham secara Bahasa dapat kita artikan sebagai memasukkan
sesuatu kedalam sesuatu, sedangkan mutamatsilain adalah sesuatu yang
kembar/sama. Jadi yang dimaksud dengan idgham mutamatsilain dalam ilmu tajwid
adalah memasukkan bunyi huruf mim yang sukun kedalam huruf min yang ada
didepanya. Juga boleh kita definisikan apabila huruf mim sukun bertemu dengan
huruf mim juga maka hal ini disebut

idgham mutamastilain.
‫ م‬-‫ْم‬
b. Contoh idgham mutamatsilain

ٍ ‫َخلَ َق ُك ْم ِم ْن َن ْف‬
‫س‬ ‫ضى‬ ‫ر‬ ‫م‬ ‫م‬ ‫ت‬ ‫ن‬ ‫ك‬
ُ ‫ن‬
ْ ِ‫وا‬
َ ْ َ ْ ُْ َ

‫فَ ْار ُز ُق ْو ُه ْم ِمْن ُه‬ ‫َواَيْ ِديْ ُك ْم ِمْن ُه‬


Cara membacanya ialah di tahan sampai dua ketukan/harakat.

3. Ikhfa’ syafawi

a. Pengertian

Yang dimaksud dengan ikhfa’ adalah menyembunyikan tau menyamarkan,


sedangkan syafawi adalah makhraj huruf hijaiyyah yang terletak di bibir. Jadi yang
dimaksud dengan ikhfa’ syafawi dalam ilmu tajwid adalah menyembunyikan bunyi
min sukun kedalam huruf yang ada di depanya, dalam hal ini adalah huruf ba’. Atau
dengan kata lain yang dimaksud dengan ikhfa’ syafawi adalah apabila terdapat mim
sukun bertemu dengan huruf ba’.

‫ ب‬-‫ْم‬
b. Contoh:

ِ ِ ‫وم مِب‬ ‫اب اَلِْي ٍم‬


ٍ ‫َفب ِّشر ُهم بِع َذ‬
َ ‫اه ْم ُْؤمننْي‬
ُ ََ َ ْ ْ َ
ٍ‫اَُنبِّئُ ُك ْم خِب َرْي‬ ‫لِيُطَ ِّهَر ُك ْم بِِه‬
Cara membacsnys dengan menyamarkan bunyi mim ke dalam huruf ba’ dan
ditahan dua ketukan/harakat.
4. Idzhar

a. Pengertian

Pengertian idzhar menurut Bahasa seperti yang telah dibahas pada


semester sebelumnya adalah jelas/terang. Sedangkan menurut istilah ilmu tajwid
dalam bab mim sukun adalah bunyi mim sukun bertemu dengan huruf hijaiyyah
selain huruf mim dan ba’. Maka harus dibaca idzhar (jelas/terang).

b. Contoh:

ٍ َ‫ِمْنهم ُك ِّل بن‬


‫ان‬
َ ِّ‫َعلَى ُقلُ ْوبِ ُك ْم َويُثَب‬
‫ت‬ َ ُْ

‫اَيِّن َم َع ُك ْم َفثَبِّتُوا‬ ‫فَاِ ْن ُتْبتُ ْم َف ُه َو‬


Cara membacanya dengan membunyikan mim sukun seperti layaknya mim
sukun tanpa merubah ke bentuk sebelumnya.
BAB II
WASHAL

A. PENGERTIAN WASHAL

1. Hakikat washal

Menurut Bahasa washal berarti sampai, sedangkan menurut pengertian


ilmu tajwid yang dimaksud dengan washal adalah menyambungkan satu
bacaan dengan bacaan berikutnya. Dalam bab ini ada beberapa kaidah
tentang cara mewashalkan satu bacaan kebacaan berikutnya yaitu:

a. Menyambung dengan mensukunkan awal huruf kalimat kedua yang


sebelumnya berharakat,

    -   


 
Dibaca: bismillahirrahmanirrahimil hamdu.....,
Jika belum diwashal kan berbentuk:

       


 

Dibaca : bismillahirrahmanirrahim alhamdulilla.....,

b. Bila ada kata yang huruf akhirnya berharakat sukun jika ingin kita sambung
dengan bacaan berikutnya maka huruf akhir tersebut diubah berharokat kasrah.
Contoh:

ُ‫قُ ْل اَهلل‬ ُ‫قُ ِل اهلل‬


Dibaca

c. Menyambung huruf yang tanwin dengan bacaan berikutnya dengan cara


mengganti bunyi tanwin dengan menambah huruf nun kasrah sebagai
penyambung.
Contoh:

‫حُمَ َّم ًدا اَلَّ ِذي‬ ‫حُمَ َّم َد ِن الَّ ِذي‬


Dibaca

d. Untuk dhamir mudzakar salim yang sukun diganti berharakat dhammah.


Contoh :

‫َعلَْي ُك ُم الَّ ِذ ْي‬ ‫َعلَْي ُك ْم اَلَّ ِذ ْي‬


Yang asalnya

BAB III
WAQAF
A. PENGERTIAN

1. HAKIKAT WAQAF

Menurut bahasa waqaf adalah berhenti, sedangkan menurut istilah ilmu


tajwid yang dimaksud dengan waqaf adalah menghentikan bacaan pada akhir
kalimat. Pada prinsipnya cara mewaqafkan bacaan adalah dengan
mensukunkan huruf yang akhir. Adapun ketentuan dan kaidah rincianya adalah
sebagai berikut.

a. Huruf akhir dari sebuah kata disukunkan,


Contoh:

‫ُه َو‬
Dibaca
‫ُه ْو‬

‫َقلَ ٌم‬ Dibaca ‫َقلَ ْم‬

‫َك َفَر‬ Dibaca


‫َك َف ْر‬

b. Huruf akhir yang didahului huruf bersukun maka di sukunkan keduanya.


Contoh:

‫ص ُر ْو َن‬
ُ ‫َيْن‬ ‫ص ُر ْو ْن‬
ُ ‫َيْن‬
Dibaca

‫ب‬
ٌ ‫َغْي‬ Dibaca ‫ب‬
ْ ‫َغْي‬

‫َّه ُر‬
ْ ‫الش‬
Dibaca
‫َّه ْر‬
ْ ‫الش‬
c. Jika huruf akhirnya tanwin fathah, maka tanwinnya hilang diganti dengan
mad alif:
Contoh:

‫َخبِْيًرا‬ ‫َخبِرْي َا‬


Dibaca

‫اء‬‫ن‬
َِ‫ب‬ Dibaca
‫بِنَاءَا‬
ً
jika huruf dalam suatu kata berharokat tanwin fathah tapi ditutup oleh huruf
ya’, maka waqaf nya juga dengan memanjangkan bacaan seolah ada mad
alif.
Contoh:

Dibaca
‫ُه ًدى‬ ‫ُه َدى‬

‫ُم َس ًّمى‬ Dibaca


‫ُم َس َّمى‬

d. Pada tiap kalimat yang akhirnya huruf ta’ marbutoh, waqafnya dengan
mengganti huruf tersebut dengan huruf ha’.
Contoh:

ٌ‫َرمْح َة‬ Dibaca ‫َرمْح َ ْه‬

ً‫اعة‬
َ ‫َس‬ Dibaca ‫اع ْه‬
َ ‫َس‬
ٌ‫فِْتنَة‬ ‫فِْتنَ ْه‬
Dibaca

e. Waqaf isyarah/waqaf rum


Yaitu mewaqafkan suatu kailmat yang huruf akhirnya berharakat dan huruf
sebelum akhir sukun. Disebut waqaf isyarah karena ketika dibaca hanya
berisyarat bahwa huruf itu ada.
Contoh:

‫َش ْهٌر‬ Dibaca


‫َش ْه ْر‬

ِ ‫ىِف األ َْر‬


‫ض‬ Dibaca
ْ ‫ىِف األ َْر‬
‫ض‬
Kalimat-kaimat yang huruf akhirnya bertaysdid waqafnya dengan mematikan
huruf akhir dari kata/kalimat tersebut. Namun tetap mempergunakan tasydid
(tasydidnya masih terdengar)
Contoh:

ُّ ‫الغَيِن‬ Diwaqafkan ّْ ‫الغَيِن‬

‫ي‬
َّ ‫َبنْي َ يَ َد‬ Diwaqafkan
‫ي‬
ّْ ‫َبنْي َ يَ َد‬
f. Kalimat/ kata yag huruf akhirnta ya’, waqafnya dengan mematikanya.

‫اي‬ ‫ي‬
َّ ِ
‫ا‬
dibaca
‫اي‬ ‫ي‬ ِ‫ ا‬sama saja.
َ
g. Kalimat yang ketika
Contoh:
diwaqafkan
ْ َّ
ataupundi washalkan

‫س َعوا‬-‫ن‬ ِ ‫اُْدخلِي‬-‫واَل تَ ْش ِر ْك‬- ‫يِف‬-‫قَالُوا‬


‫م‬-
َ ْ ْ ُ َ ْ ْ
B. Macam-macam waqaf

1. Waqaf tam

a. Pengartian

Waqaf tam adalah sebuah waqaf pada kalimat yang tidak ada kaitanya antara
kalimat tersebut dengan kalimat sebelumnya baik dari segi lafadz maupun
dari segi makna,
Contoh:

5 :‫ البقرة‬ 

2. Waqaf kafi

Yang dimaksud dengan waqaf kafi ialah waqaf pada kalimat yang tidak ada
kaitannya dengan kalimat (kata) sebelumnya atau sesudahnya.namun ada
kaitan dari segi makna.
Contoh:
: ‫)البقرة‬  
)6

kalimat tersebut di atas masih berkaitan dengan kalimat sesudahnya, yaitu:

berkaitan maknanya yaitu dengan kalimat


‫َختَ َم اهلل‬
‫الَّ ِذيْ َن َك َف ُر ْوا‬
3. Waqaf hasan

Yang dimaksud dengan waqaf hasan adalah waqaf yang sudah sempurna
susunan kalimatnya, akan tetapi bila menurut i’rab (tata bahasa) kalimat tersebut
ada kaitannya dengan kalimat sesudah dan sebelumnya.

Jenis waqaf ini ada dua macam, yaitu:


- Terjadi pada pertengahan ayat, seperti waqaf pada kalimat

‫ب‬
ِّ ‫َر‬
Menurut i’rab Kalimat berikutnya
‫اَحْلَ ْم ُد هلل‬
‫هلل‬
Ini ada kalitan/ hubungannya dengan kata dan ia menjadi sifat.

  


- Terjadi pada akhir ayat, contoh: 26 :‫البقرة‬

Karena :     (ayat berikutnya)




merupakan sifat/badal dari kata yang diwaqafkan.

4. Waqaf qabih

Qabih berarti buruk, dinamakan waqaf qabih jika berhenti dari bacaan
pada kalimat yang belum sempurna, sehingga bisa menimbulkan pertanyaan,
apakah tujuan dan makna dari kalimat tersebut.

Contoh:

,,,  Dari lalimat    


  

5. Tanda/lambang waqaf

‫ف اَل ِز ْم‬
ْ َ‫َوق‬ ‫م‬
Harus berhenti
‫ف ُمطْلَ ْق‬ ْ َ‫َوق‬ ‫ط‬
Waqaf mutlaq

‫ف َجائِْز‬ ْ َ‫َوق‬ ‫ج‬


Boleh berhenti/boleh
tidak

‫ف جُمَ َّو ْز‬


ْ َ‫َوق‬ ‫ز‬
Boleh berhenti

‫ص‬
ْ ‫ف ُمَر َّخ‬ ْ َ‫َوق‬ ‫ص‬
Dihentikan lebih
utama

‫ف االُْوىَل‬ ُ ْ‫الوق‬ ‫قلى‬,‫قف‬


Disambung lebih
utama
َ
‫ص ُل اُْوىَل‬ْ ‫الو‬ ‫صلى‬
Disambung lebih
utama
َ
‫ عليه الوقف‬:‫قيل‬ ‫ق‬
Dikatakan: disini
boleh waqaf

‫ف‬
ُ ْ‫َع َد ُم الْ َوق‬ ‫ال‬
Tidak boleh berhenti

‫ك‬
Demikianlah seperti
waqaf sebelumnya

Seperti waqaf mutlaq



‫ء‬,‫ع‬
Tanda rubu’ atau
akhir surat

Bila berhenti,
berhentilah pada
salah satu dari tanda
‫ثث‬
waqaf tersebut dan
jangan berhenti pada
keduanya.

Dafta pustaka
Al quran dan Terjemahnya. DEPAG RI. Jakarta

El-mahfani Ust. Khalilulrrahman “Belajar cepat ilmu tajwid “ 2014. Jakarta

Fathoni ahmad” petunjuk praktis tahsin tartil al-qur’an, 2010. Jakarta

Anwar Efendi “Bimbingan tahsin dan tajwid al-qur’an” 2015. jakarta

Anda mungkin juga menyukai