Qiroatul Qur’an
AHKAMUL HURUF
Dosen Pembimbing
DR. Parlindungan Simbolon, SIQ, M. Us
Disusun oleh
Arasy Resky Isbenny
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk
maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan
sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam
administrasi pendidikan dalam profesi keguruan.
Makalah dengan judul “Ahkamul Huruf” ini saya susun untuk memenuhi tugas
mata kuliah Qiroatul Qur’an yang diberikan oleh Bapak DR. Parlindungan Simbolon,
SIQ, M. Us
Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami
miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk
memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan
makalah ini.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................... 2
DAFTAR ISI....................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 4
1.1 Latar Belakang.............................................................................. 4
1.2 Rumusan Masalah......................................................................... 4
1.3 Tujuan Penulisan........................................................................... 4
BAB IIPEMBAHASAN................................................................................. 5
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari ahkamul huruf?
2. Apa saja istilah yang berkaitan dengan ahkamul huruf?
3. Apa yang dinaksud dengan hukum nun mati dan tanwin?
4. Apa yang dimaksud dengan hukum mim mati ?
5. Apa yang dimaksud dengan hukum nun dan mim musyaddadah?
6. Apa yang dimaksud dengan hukum ra?
1.3 Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan ahkamul huruf serta menjelaskan
istilah-istilah yang berkaitan dengannya,dan juga mengetahui hukum nun mati dan tanwin
serta hukum mim mati dan nun dan mim musyaddadah serta hukum ra.
4
BAB II
PEMBAHASAN
1. Idzhar Halqi
Disebut Idzhar halqi yaitu, jelas. Apabila nun sukun atau tanwin bertemu dengan salah
satu huruf idzhar maka cara melafazkan atau mengucapkannya harus jelas, apabila nun mati
atau tanwin bertemu dengan huruf yang makhrojnya berada di Halqi (tenggorokan)
misalnya : hamzah()ء, ha’ ()ح, kha’ ()خ, ‘ain ()ع, ghain ()غ, dan ha ()ﮬ.
2. Ikhfa’ haqiqi
Hukum bacaan ini apabila ada nun mati atau tanwin bertemu dengan huruf-huruf
seperti ta’()ت, tha’ ()ث, jim ()ج, dal ()د, dzal ()ذ, zai ()ز, sin ()س, syin ()ش, sod ()ص, dhod (
)ض, , fa’ ()ف, qof ()ق, dan kaf ()ك, maka ia harus dibaca samar-samar (antara Idzhar dan
Idgham).
5
3. Idgham
Idhgam adalah memasukkan atau meleburkan bunyi nun mati atau tanwin kepada salah
satu huruf idgam bighunnah atau idgham bila ghunnah.
ْ ُِّم ْن ن
Contoh: َو ِعنَبا َّوقَضْ با,طفَ ٍة
(huruf nun sukun bertemu dengan nun berharokat)
Pengecualian
Jika nun sukun atau tanwin bertemu dengan keenam huruf
idgham tersebut tetapi ditemukan di dalm satu kata, contohnya َا ,ان ٌ َبُ ْني
ٌ قِ ْن َو , ُّد ْنيَا, dan ان
ان ٌ ص ْن َو
ِ , maka nun sukun atau tanwin tersebut harus
dibaca jelas.
4. Iqlab
Hukum bacaan ini terjadi apabila ada huruf nun mati atau tanwin bertemu dengan
huruf ba’ ()ب. Di dalam bacaan ini, bacaan nun mati atau tanwin berubah menjadi bunyi mim
()م Contohh:) فَا َ ْنبَ ْتنَا,() ِك َرم بَ َر.
6
Apabila ada huruf mim sukun ( ) ْمbertemu dengan huruf ba ()ب, maka cara membacanya
harus dengan cara samar-samar di bibir dan dibaca dengan didengungkan.
Hukum ra’ adalah hukum bagaimana membunyikan huruf ra’ di dlm bacaan. Terdapat
tiga cara yaitu, tafkhim atau tebal, tarqiq atau tipis, wajhain boleh memakai tafkhim boleh
juga memakai tarqiq.
7
1. Bacaan ra’ ini harus di tafkhimkan apabila:
b. huruf ra’ yg berbaris sukun dan huruf sebelumnya berbaris atas atau fathah.
c. huruf ra’ berbaris sukun yg huruf sebelumnya berbaris bawah atau kasrah.
d. huruf ra’ berbaris sukun dan sebelumnya huruf yg berbaris bawah atau kasroh tetapi ra’
tadi bertemu dgn huruf isti’la’.
َ ِْﻣﺮ
Contoh: ﺻﺎﺪ
e. huruf ra yang disukunkan karena wakaf, sedangkan huruf sebelumnya berbaris di atas atu
di depan.
f. huruf ra’ itu sukun mati, tetapi posisinya sebagai fa fai’il seperti.
Contoh: ٌِﺭ َﺟﺎﻝ
Contoh: ٌﺧَ ْﻴﺮ
c. huruf ra’ sukun yang sebelumnya juga huruf berbaris bawah atau kasrah tetapi tidak
berjumpa dgn huruf isti’la’.
Contoh: ﻓِﺮْ ﻋَﻮﻦ
d. Ra’ itu disukunkan karena wakaf, sebelumnya ada huruf sukun dan sebelum huruf sukun itu
berbaris di bawah.
8
Contoh: ْلِ ِذ ي ِحج ال ِسحْ َر,ِر
3. Bacaan ra’ yg harus dikasarkan dan ditipiskan adalah apabila setiap ra’ yang
berbaris sukun yang huruf sebelumnya berbaris bawah dan kemudian berjumpa dengan
salah satu huruf isti’la’.
Contoh: ﻓِﺮْ ﻕ
Isti’la’ ()ﺍﺳﺘﻌﻼ ﺀ: terdapat tujuh huruf yaitu kha’ ()خ, sod ()ص, dhad ()ض, tha ()ط, qaf ()ق,
dan zha ()ظ.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Dalam ilmu tajwid terdapat pembahasan yaitu ahkamul huruf yang mana di dalamnya
dibahas hubungun antar huruf,yang berkaitan di dalmnya yaitu hal yang berkaitan dengan
hukum bacaan nun mati atau tanwin, hukum bacaan mim mati serta juga hukum bacaan nun
9
atau mim musyaddah ( tasydid), dan hukum bacaan pada huruf ra, yang mana hukum bacaan
nun mati atau tanwin menghasilkan 4 hukum bacaan yaitu, idzhar halqi, ikhfa hakiki,
idqham( bighunnnah dan bila ghunnah) dan iqlab, sedangkan hukum mim matimenghasilkan
3 hukum bacaan yaitu, idgham mimi atau idgham mutamatsilain, ikhfa syafawi, dan idzhar
syafawi, dan seterusnya hukum bacaan ra’ yang menghasilkan 3 hukum bacaan yaitu, tafkhim
(ditebalkan), tarqiq (ditipiskan), wajhain (boleh 2 macam), maksud ditebalkan atau ditipiskan
disisni adalah bunyi bacaannnya.
3.2 SARAN
Sebagai manusia biasa, pemakalah menyadari masih banyak kekurangan dalam
pembuatan makalah ini. Untuk itu pemakalah memohon maaf kepada pembaca atas
kekurangan yang terjadi dan mengharapkan kritikan yang membangun dari pembaca. Semoga
laporan ini bermanfaat bagi kita semua khususnya bagi pemakalah sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
[1] http://www.duniahq.com/2016/04/hukum-bacaan-tajwid-beserta-contoh
DIPONEGORO,2012), h.89-91
10
[4] H.Fanhayus, S.Ag, M.Pd,Bahan ajar pelatihan guru pendidikan al-qura’an tajwid praktis
11