Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

Qiroatul Qur’an
AHKAMUL HURUF
Dosen Pembimbing
DR. Parlindungan Simbolon, SIQ, M. Us

Disusun oleh
Arasy Resky Isbenny

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH AL-KIFAYAH RIAU


ANGKATAN 2021/2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk
maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan
sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam
administrasi pendidikan dalam profesi keguruan.

Makalah dengan judul “Ahkamul Huruf” ini saya susun untuk memenuhi tugas
mata kuliah Qiroatul Qur’an yang diberikan oleh Bapak DR. Parlindungan Simbolon,
SIQ, M. Us

Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan


pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi
makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.

Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami
miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk
memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan
makalah ini.

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................... 2
DAFTAR ISI....................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 4
1.1 Latar Belakang.............................................................................. 4
1.2 Rumusan Masalah......................................................................... 4
1.3 Tujuan Penulisan........................................................................... 4
BAB IIPEMBAHASAN................................................................................. 5

2.1  Pengertian Ahkamul Huruf........................................................... 5


2.2  Hukum Nun Mati dan Tanwin...................................................... 5
2.3  Hukum Mim Sukun..................................................................... 6

2.4  Hukum Nun dan Mim Musyaddah (Tasydid)............................... 7

2.5  Hukum Bacaan Tajwid Huruf Ra’................................................ 8


BAB III PENUTUP........................................................................................... 10
3.1 Kesimpulan.................................................................................... 10
3.2 Saran.............................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 11

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1      Latar Belakang


Ahkamul huruf adalah hubungan antara huruf yang mana ahkamul huruf ini di bahas
di dalam ilmu tajwid beserta hal yang berkaitan dengannya yaitu makhorijul huruf,
ahkamul waqo’ wal iftida’dan yang lainnya.

1.2       Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian dari ahkamul huruf?
2.      Apa saja istilah yang berkaitan dengan ahkamul huruf?
3.      Apa yang dinaksud dengan hukum nun mati dan tanwin?
4.      Apa yang dimaksud dengan hukum mim mati ?
5.      Apa yang dimaksud dengan hukum nun dan mim musyaddadah?
6.      Apa yang dimaksud dengan hukum ra?

1.3     Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan ahkamul huruf serta menjelaskan
istilah-istilah yang berkaitan dengannya,dan juga mengetahui hukum nun mati dan tanwin
serta hukum mim mati dan nun dan mim musyaddadah serta hukum ra.

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Pengertian Ahkamul Huruf


Ahkmul huruf berasal dari dua kata yaitu ahkam dan huruf, ahkam berarti
hubungan dan huruf yaitu huruf. Jadi ahkamul huruf adalah hubungan antara huruf, atau
pembahasan yang membahas hubungan antar huruf seperti ketika alif lam ta’rif menghadapi
huruf hijaiyah. Maka ada yang dibaca idzhar ada pula yang diidghomkan. Dan yang
berhubungan dengan ahkamul huruf ini yaitu Ahkamul maddi wal qasr  yaitu panjang dan
pendeknya dalam melafazkan ucapan dalam tiap ayat Al-Quran, dan juga Ahkamul waqaf
wal ibtida’ yaitu mengetahui huruf yang harus mulai dibaca dan berhenti pada bacaan bila
ada tanda huruf tajwid.
2.2  Hukum Nun Sukun dan Tanwin
Hukum nun sukun atau tanwin adalah ketika suatu bacaan nun mati atau tanwin bertemu
dengan huruf hijayiyah yang menghasilkan seperti Idzhar, Ikhfa, Idgham, dan Iqlab.

1.  Idzhar Halqi
Disebut Idzhar halqi yaitu, jelas. Apabila nun sukun atau tanwin bertemu dengan salah
satu huruf idzhar maka cara melafazkan atau mengucapkannya harus jelas, apabila nun mati
atau tanwin bertemu dengan huruf yang makhrojnya berada di Halqi (tenggorokan)
misalnya : hamzah(‫)ء‬, ha’ (‫)ح‬, kha’ (‫)خ‬, ‘ain (‫)ع‬, ghain (‫)غ‬, dan ha (‫)ﮬ‬.

Contoh :  ُ‫ َع ْنه‬ ,ِّ‫ِم ْن اَي‬


(huruf nun sukun bertemu dengan ha)

2.  Ikhfa’ haqiqi
Hukum bacaan ini apabila ada nun mati atau tanwin bertemu dengan huruf-huruf
seperti ta’(‫)ت‬, tha’ (‫)ث‬, jim (‫)ج‬, dal (‫)د‬, dzal (‫)ذ‬, zai (‫)ز‬, sin (‫)س‬, syin (‫)ش‬, sod (‫)ص‬, dhod (
‫)ض‬, , fa’ (‫)ف‬, qof (‫)ق‬, dan kaf (‫)ك‬, maka ia harus dibaca samar-samar (antara Idzhar dan
Idgham).

Contoh: ُ‫فَتَ ْنفَ َعه‬,, ُ‫اَ ْن َجا َءه‬


(huruf nun sukun bertemu dengan fa’dibaca samar dan dengung)

5
3. Idgham 
Idhgam adalah memasukkan atau meleburkan bunyi nun mati atau tanwin kepada salah
satu huruf idgam bighunnah atau idgham bila ghunnah.

a)  Idgham bighunnah mempunyai arti (dilebur dengan disertai dengung) Yaitu


memasukkan atau meleburkan salah satu huruf nun mati atau tanwin (‫ ْن‬ / ‫ )ًـٍـٌـ‬kedalam
huruf sesudahnya dgn disertai (ber)dengung, jika bertemu dgn salah satu huruf empat ini
yaitu: ‫ي‬ ‫و‬ ‫م‬ ‫ن‬

ْ ُّ‫ِم ْن ن‬
Contoh: ‫ َو ِعنَبا َّوقَضْ با‬,‫طفَ ٍة‬
(huruf nun sukun bertemu dengan nun berharokat)

b) Idgham Bilaghunnah mempunyai arti (dilebur tanpa dengung) Yaitu memasukkan


atau meleburkan huruf nun mati atau tanwin (‫ ْن‬ / ‫ )ًـٍـٌـ‬ke dalam huruf sesudahnya tanpa
disertai dengung, jika bertemu dengan salah satu huruf lam atau ra (‫ل‬ ،‫)ر‬
            Contoh:  ‫ َم ْن‬ ‫لَ ْم‬
(huruf nun sukun bertemu dengan lam berharokat)

Pengecualian
Jika nun sukun atau tanwin bertemu dengan keenam huruf
idgham tersebut tetapi ditemukan di dalm satu kata, contohnya  َ‫ا‬ ,‫ان‬ ٌ َ‫بُ ْني‬
ٌ ‫قِ ْن َو‬ ,‫ ُّد ْنيَا‬, dan ‫ان‬
‫ان‬ ٌ ‫ص ْن َو‬
ِ , maka nun sukun atau tanwin tersebut harus
dibaca jelas.

4. Iqlab
Hukum bacaan ini terjadi apabila ada huruf nun mati atau tanwin bertemu dengan
huruf ba’ (‫)ب‬. Di dalam bacaan ini, bacaan nun mati atau tanwin berubah menjadi bunyi mim
(‫)م‬  Contohh:) ‫ فَا َ ْنبَ ْتنَا‬,()‫ ِك َرم بَ َر‬.

    2.3 Hukum Mim Sukun


Hukum mim sukun apabila bertemu dengan huruf hijaiyah ada 3 macam yaitu:
1.      Ikhfa Syafawi

6
Apabila ada huruf mim sukun (‫ ) ْم‬bertemu dengan huruf ba (‫)ب‬, maka cara membacanya
harus dengan cara samar-samar di bibir dan dibaca dengan didengungkan.

َ ‫بِ ِح َج‬ ‫بَا ِسطٌ( )تَرْ ِمي ِهم‬ ‫) َو َك ْلبُهُم‬


          Contoh: (‫بَ ْينَهُم‬ ‫ار ٍة( )فَاحْ ُكم‬
2.      Idgham Mimi
Apabila ada huruf mim sukun (‫ ) ْم‬bertemu dgn huruf mim (‫)م‬, maka cara membacanya
adalah seperti menyuarakan mim rangkap atau ditasyidkan dan wajib anda baca dengung.
Idgham mimi disebut juga dgn idgham mislain atau mutamasilain.
Contoh : (‫ َم ْن‬ ‫فِئَ ٍة( )أَم‬ ‫ ِمن‬ ‫) َك ْم‬
3.      Idzhar Syafawi
Apabila ada huruf mim sukun (‫ ) ْم‬bertemu dgn salah satu huruf hijaiyyah selain huruf
mim (‫)م‬ْ dan ba (‫)ب‬, maka cara membacanya harus dengan jelas di bibir dan mulut anda
tertutup.
       Contoh: ( َ‫تَتَّقُون‬ ‫)تَ ْمسُونَ ( )لَ َعلَّ ُك ْم‬ ‫)اِ ْم ِر‬ )

2.4  Hukum Nun dan Mim Musyaddah (Tasydid)


Hukum bacaan mim dan nun tasydid adalah  wajib al-ghunnah  yang memiliki makna 
bahwa orang yang membacanya di wajibkan untuk mendengungkan bacaannya. Atau huruf
yang memiliki sifat khusus yang tidak dimiliki oleh huruf lain, yaitu sifat ghunnah, yang
artinya dengung. Maka jelaslah yang bacaan bagi kedua-duanya adalah didengungkan.
Hukum ini berlaku bagi setiap huruf mim dan nun yang memiliki tanda syadda atau
ّ
bertasydid (‫ ّﻡ‬  dan ‫)ن‬.
Cara membacanya:
·         Huruf Mim dan Nun bertasydid yang terdapat diawal dan ditengah suku kalimah,
didengungkan bunyinya dengan dengung sempurna, selama dua harkat, sebelum membaca
huruf berikutnya.
·         Huruf Mim dan Nun bertasydid yang terdapat di akhir suku kalimah, dan si pembaca
bermaksud hendak wakaf di kalimah itu, harus disengungkan bunyinya dengan dengung yang
sempurna selama dua harkat, sebelum memutuskan nafas.
     Contoh: ‫ اِنَّهَا‬, ‫ اَنَّا‬, ‫َواَ َّما‬

2.5  Hukum Bacaan Tajwid Huruf Ra’

Hukum ra’ adalah hukum bagaimana membunyikan huruf ra’ di dlm bacaan. Terdapat
tiga cara yaitu, tafkhim atau tebal, tarqiq  atau tipis, wajhain boleh memakai tafkhim boleh
juga memakai tarqiq.

7
1.      Bacaan ra’ ini harus di tafkhimkan apabila:

a.      huruf ra’ yg mempunyai harakat atas atau fathah.

                   Contoh: ُ‫ اَ َم َره‬,‫ بَ َر َر‬,‫َﺭﺑﱢﻨَﺎ‬

b.      huruf ra’ yg berbaris sukun dan huruf sebelumnya berbaris atas atau fathah.

                   Contoh: ‫ َمرْ فُوْ َع ٍة‬,‫َﻭﺍﻻَﺭْ ﺽ‬

c.       huruf ra’ berbaris sukun yg huruf sebelumnya berbaris bawah atau kasrah.

                   Contoh: ‫ٱﺭْ ِﺟﻌُﻮْ ﺍ‬,

d.       huruf ra’ berbaris sukun dan sebelumnya huruf yg berbaris bawah atau kasroh tetapi ra’
tadi bertemu dgn huruf isti’la’.

َ ْ‫ِﻣﺮ‬
Contoh: ‫ﺻﺎﺪ‬

e.       huruf ra yang disukunkan karena wakaf, sedangkan huruf sebelumnya berbaris di atas atu
di depan.

ٍ ‫َخلَ ْقنَاهُ بِقَد‬


ٌّ ‫ في‬,‫َر‬
Contoh :‫الزب ُِر‬

f.       huruf ra’ itu sukun mati, tetapi posisinya sebagai fa fai’il seperti.

Contoh: ‫ اِ ِن ارْ تَ ْبتُ ْم‬,‫َربِّ ارْ َح ْمهُ َما‬

g.      dimatikan ketika huruf saksi atau waw mati, seperti

Contoh: ‫ َش ُكوْ ِر‬,‫ار‬


ِ َّ‫ ِمنَ الن‬  

2.      Bacaan ra’ yg harus di tipiskan adalah apabila:

a.       huruf ra’ yg berbaris bawah atau kasrah.

Contoh: ٌ‫ِﺭ َﺟﺎﻝ‬

b.       huruf ra’ yg sebelumnya terdapat mad lain

Contoh: ٌ‫ﺧَ ْﻴﺮ‬

c.        huruf ra’ sukun yang sebelumnya juga huruf berbaris bawah atau kasrah tetapi tidak
berjumpa dgn huruf isti’la’.

Contoh: ‫ﻓِﺮْ ﻋَﻮﻦ‬

d.      Ra’ itu disukunkan karena wakaf, sebelumnya ada huruf sukun dan sebelum huruf sukun itu
berbaris di bawah.

8
Contoh: ْ‫لِ ِذ ي ِحج‬ ‫ ال ِسحْ َر‬,‫ِر‬

3.       Bacaan ra’ yg harus dikasarkan dan ditipiskan adalah apabila setiap ra’ yang
berbaris sukun yang huruf sebelumnya berbaris bawah dan kemudian berjumpa dengan
salah satu huruf isti’la’.

Contoh: ‫ﻓِﺮْ ﻕ‬

 Isti’la’ (‫)ﺍﺳﺘﻌﻼ ﺀ‬: terdapat tujuh huruf yaitu kha’ (‫)خ‬, sod (‫)ص‬, dhad (‫)ض‬, tha (‫)ط‬, qaf (‫)ق‬,
dan zha (‫)ظ‬.

BAB III
PENUTUP

3.1      KESIMPULAN
Dalam ilmu tajwid terdapat pembahasan yaitu ahkamul huruf yang mana di dalamnya
dibahas hubungun antar huruf,yang berkaitan di dalmnya yaitu hal yang berkaitan dengan
hukum bacaan nun mati atau tanwin, hukum bacaan mim mati serta juga hukum bacaan nun

9
atau mim musyaddah ( tasydid), dan hukum bacaan pada huruf ra, yang mana hukum bacaan
nun mati atau tanwin menghasilkan 4 hukum bacaan yaitu, idzhar halqi, ikhfa hakiki,
idqham( bighunnnah dan bila ghunnah) dan iqlab, sedangkan hukum mim matimenghasilkan
3 hukum bacaan yaitu, idgham mimi atau idgham mutamatsilain, ikhfa syafawi, dan idzhar
syafawi, dan seterusnya hukum bacaan ra’ yang menghasilkan 3 hukum bacaan yaitu, tafkhim
(ditebalkan), tarqiq (ditipiskan), wajhain (boleh 2 macam), maksud ditebalkan atau ditipiskan
disisni adalah bunyi bacaannnya.

3.2       SARAN
            Sebagai manusia biasa, pemakalah menyadari masih banyak kekurangan dalam
pembuatan makalah ini. Untuk itu pemakalah memohon maaf kepada pembaca atas
kekurangan yang terjadi dan mengharapkan kritikan yang membangun dari pembaca. Semoga
laporan ini bermanfaat bagi kita semua khususnya bagi pemakalah sendiri.

DAFTAR PUSTAKA

[1] http://www.duniahq.com/2016/04/hukum-bacaan-tajwid-beserta-contoh

[2]Ust. Acep lim abd urrahman, Ilmu tajwid lengkap, (Bandung: CV PENERBIT

DIPONEGORO,2012), h.89-91

[3] H. Ismail Malik,kupas tuntas ILMU TAJWID,(Perdana Publishing,2012), h.48

10
[4] H.Fanhayus, S.Ag, M.Pd,Bahan ajar pelatihan guru pendidikan al-qura’an tajwid praktis

pedoman mebaca al-quran,(Batusangkar:STAIN Barusangkar,2015 2016),h. 9-10

11

Anda mungkin juga menyukai