Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

“MIM MATI BERTEMU HURUF HIJAIYAH”

DOSEN PENGAMPU : MUHAMMAD KAFRAWI, M.I.S.

DISUSUN OLEH :

DIRA SULTANA (201626)

DARMA SETIAWAN (201614)

NURZAHARATUL AINI (201618)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

MATA KULIAH BACA TULIS QUR’AN

STAIN SULTAN ABDURRAHMAN KEPULAUAN RIAU

2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala, yang telah memberikan
kami karunia nikmat dan kesehatan, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Penulisan
makalah ini merupakan sebuah tugas dari dosen mata kuliah Baca Tulis Qur’an. Adapun tujuan
penulisan makalah ini adalah untuk menambah wawasan dan pengetahuan mengenai hukum
bacaan mim mati bertemu hijaiyah.

Dengan tersusunnya makalah ini kami menyadari masih banyak terdapat kekurangan dan
kelemahan, demi kesempurnaan makalah ini kami sangat berharap perbaikan, kritik dan saran
yang sifatnya membangun apabila terdapat kesalahan.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya bagi saya sendiri
dan umumnya bagi para pembaca makalah ini.

Terimakasih, Wassalamu’alaikum,

Tanjungpinang, 2 Oktober 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar...........................................................................................2
Daftar Isi.....................................................................................................3

PENDAHULUAN
1. Latar Belakang.......................................................................................4
2. Rumusan Masalah..................................................................................4
3. Tujuan Pembahasan...............................................................................4
PEMBAHASAN
A. Ikhfa Syafawi.........................................................................................5
B. Idgham Mitslain.....................................................................................5
C. Izhar Syafawi.........................................................................................6
D. Hukum Belajar Ilmu Tajwid..................................................................7
PENUTUP
1. Kesimpulan............................................................................................8
2. Saran.......................................................................................................8
Daftar Pustaka............................................................................................9

3
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Hukum bacaan tajwid penting diketahui muslim dalam membaca Al-Qur’an.
Sebab membaca Al-Qur’an harus benar dan tartil serta tahu makhrojul khuruf maupun
kapan harus berhenti dan lanjut. Salah satu upaya agar bisa membaca Al-Qur’an dengan
baik dan tartil yakni dengan belajar ilmu tajwid yakni ilmu yang mempelajari tentang
cara pengucapan dan pelafalan Al-Qur’an.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
ۗ ‫اَ ْو ز ْد َعلَ ْي ِه َو َر ِّت ِل ْالقُرْ ٰا َن َترْ ِت ْياًل‬
ِ
artinya: Atau lebih dari seperdua itu, dan bacalah Al-Qur’an itu dengan perlahan-lahan.
(QS. Al Muzzamil : 4).

Ibnu Katsir menerangkan maksud ayat tersebut diatas adalah bacaan Al-Qur’an
dengan tartil (perlahan-lahan) karena sesungguhnya bacaan seperti ini membantu untuk
memahami dan merenungkan makna yang dibaca, dan memang demikianlah bacaan yang
dilakukan oleh Rasulullah.

Didalam kitab Sahih Bukhari disebutkan melalui sahabat Anas ra, bahwa ia
pernah ditanya tentang bacaan yang dilakukan oleh Rasulullah Shalallahu Alaihi
Wassalam. Maka ia menjawab, bahwa bacaan Al-Qur’an yang dilakukan beliau panjang.
Dalam ilmu tajwid ada beberapa hukum bacaan tajwid yakni hukum bacaan nun mati dan
hukum bacaan mim mati. Dan disini kita akan membahas mengenai hukum bacaan mim
mati.

2. Rumusan Masalah
a. Apa itu hukum bacaan mim mati?
b. Bagaimana hukum bacaan mim mati bertemu dengan huruf hijaiyah?
c. Apa saja hukum-hukum dari bacaan mim mati bertemu dengan huruf
hijaiyah?

3. Tujuan Pembahasan
a. Mengetahui makna hukum bacaan mim mati
b. Mengetahui hukum bacaan mim mati bertemu dengan huruf hijaiyah
c. Mengetahui hukum-hukum dari bacaan mim mati bertemu dengan huruf
hijaiyah.

4
PEMBAHASAN

Hukum bacaan mim mati merupakan salah satu hukum dalam ilmu tajwid tentang
cara membaca Al-Qur’an yang baik dan benar. Mim mati adalah huruf mim yang tidak memiliki
tanda baris atau harakat ( ‫) ْم‬. Mim mati terjadi apabila bertemu dengan salah satu huruf hijaiyah.

Sama seperti hukum bacaan nun sukun atau tanwin yang bertemu huruf hijaiyah,
hukum mim mati adalah salah satu tajwid yang terdapat dalam Qur’an. Hukum ini berlaku jika
mim mati bertemu huruf-huruf tertentu sesuai dengan hukum bacaannya.

Hukum ini terdiri dari 3 macam bacaan, yaitu ikhfa’syafawi, idgham mitsly, dan izhar syafawi.

1. Ikhfa Syafawi
Ikhfa Syafawi yaitu suatu hukum tajwid yang terjadi ketika ada huruf hijaiyah
Mim Sukun ( ‫ ) ْم‬ketemu dengan huruf hijaiyah Ba ( ‫) ب‬. Ikhfa berarti menyembunyikan
atau menyembunyikan atau menyamarkan. Syafawi berarti bibir. Disebut dengan Ikhfa
Syafawi sebab makhraj dari huruf hijaiyah Mim dan huruf hijaiyah Ba adalah pertemuan
antara bibir bawah dan bibir atas.

Huruf Ikhfa Syafawi ini sangat berbeda dengan hukum Idgham Bighunnah, Iqlab,
atau Ghunnah Musyaddadah di huruf hijaiyah Mim – didalam Al Qur’an Al Karim –
khusus untuk hukum Ikhfa Syafawi ini tak diberikan tanda tasydid ataupun tanda yang
lain, sama halnya seperti pada hukum Ikhfa Haqiqi. Akan tetapi, pada hukum Ikhfa
Syafawi ini tetaplah wajib dibaca dengan dengung sekitar 2-3 harakat atau 12 alif. Sebab
bila hukum Ikhfa Syafawi ini tidak didengungkan, maka hukumnya akan berubah jadi
hukum Izhar.

Cara membaca dari hukum Ikhfa Syafawi yaitu dengan membaca lebih dulu huruf
hijaiyah sebelum Mim Sukun, setelah itu masuk ke dalam huruf mim sukun dengan cara
mengeluarkan irama dengungnya hukum dari Ikhfa Syafawi (yaitu dengan cara menahan
huruf hijaiyah mim secara sama-samar); “immng../ ummmng../ ammmng…” sehingga
ketika akan ketemu dengan huruf hijaiyah ‫ ب‬maka bibir atas dan bibir bawah dalam
posisi yang tertutup.
َ‫اِنَهُ ْم بِدَالِك‬ = innahummng bidzaalika
َ ‫ = تَرْ ِم ْي ِه ْم بِ ِح َج‬tarmiihimmmng bihijaarotin
‫ار ٍة‬

2. Idgham Mitslain atau Idgham Mimi


Idgham Mitslain atau Idgham Mimi merupakan hukum tajwid yang terjadi khusus
untuk huruf hijaiyah Mim Sukun ( ‫ ) ْم‬ketemu dengan huruf hijaiyah Mim yang
mempunyai harakat [ ‫ ُم‬, ‫] َم ِم‬. Disebut dengan Mitslain sebab terjadinya pertemuan dua
huruf hijaiyah yang makhraj dan juga sifatnya adalah sama persis (identik), tetapi khusus
bagi hururf hijaiyah Mim Sukun yang ketemu huruf Mim yang mempunyai harakat.

5
Selain dari huruf hijaiyah Mim tersebut di atas, maka hukum yang berlaku bagi
pertemuan dua huruf yang sama yaitu huruf sukun dan huruf berharakat yaitu Hukum
Mad Tamkin dan Hukum Idgham Mutamasilain.

Dinamai dengan Idgham sebab cara untuk membacanya yaitu dengan cara
meleburkan (menggabungkan) satu huruf hijaiyah ke dalam huruf hijaiyah sesudahnya,
atau istilah lainnya adalah dengan di tasydid-kan.

Hukum dari Idgham Mitslain adalah dibaca dengan mendengung (makhraj huruf
hijaiyah mim-nya jelas dan mengalun) kurang lebih sekitar 2-3 harakat (1 Alif hingga 1
½ alif).

Didalam Al-Qur’an Al Kariim ayat yang mengandung hukum Idgham Mitslain


telah ada tanda tasyidnya. Tasyid Idgham Mitslain merupakan Tasydid Hukum, yaitu
sebuah tanda tasydid yang ada dan diberikan sebab terjadinya suatu hukum peleburan
atau pertemuan.

Contoh Idgham Mitslain atau Idgham Mimi:


َ‫لَهُ ْم َمايَتَقُوْ ن‬ = lahummmmaa yattaquuna
ُ َ ْ
‫ه ْم َمااِنفقوْ ا‬ ُ = hummmmaa infaquu

Dengan mengetahui hukum bacaan mim mati diharapkan muslim bisa membaca
Al Qur’an dengan baik dan tartil. Lebih dari itu, bisa menyelami makna yang terkandung
didalamnya.

3. Izhar Syafawi
Izhar Syfawi yaitu bagian dari ilmu tajwid yang terjadi ketika huruf hijaiyah Mim
Sukun ( ‫) ْم‬, bertemu dengan seluruh huruf hijaiyah, selain huruf hijaiyah Mim dan huruf
hijaiyah Ba.

Izhar berarti terang (jelas) atau tak berdengung. Syafawi berarti bibir; sebab huruf
hijaiyah Mim makhrajul hurufnya yaitu bertemunya bibir di bagian bawah dan bibir di
bagian atas.

Dalam istilah yang ada didalam ilmu tajwid, izhar syafawi yaitu melafalkan huruf-
huruf hijaiyah yang ketemu dengan huruf Mim Sukun dengan terang dan jelas, dan ini
tidak disertai dengan berdengung (ghunnah). Dan dalam izhar syafawi bisa terjadi dalam
satu kalimat (kata), ataupun di luar kalimat (kata) yang terpisah).
Contoh Izhar Syafawi:
َ‫هُ ْم نَاِئ ُموْ ن‬ = hum naaaaaimuuna
6
‫قُلْ نَ َع ْم َواَ ْنتُ ْم‬ = qul na’am wa antum

Hukum Belajar Ilmu Tajwid

Belajar membaca Al Qur’an merupakan suatu kewajiban bagi muslim

Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam bersabda:

ُ‫خَ ْي ُر ُك ْم َم ْن تَ َعلَّ َم ْالقُرْ آنَ َو َعلَّ َمه‬


Khairukum man ta’allamal Qur’aana wa’allamahu (HR Bukhari).
Artinya: sebaik-baiknya orang di antara kamu adalah orang yang belajar Al-Qur’an dan
mengajarkannya.

Para ulama berpendapat bahwa hukum bagi mempelajari ilmu tajwid itu adalah fardu
kifayah. Maksudnya jika di antara muslim sudah ada yang mempelajari teori dan istilah di dalam
ilmu tajwid, kewajiban tersebut menjadi gugur untuk orang lain.

Meski demikian, bukan berarti muslim abai mempelajari ilmu tajwid, sebab, untuk bisa
membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar serta tartil harus mengetahui tajwidnya.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
ۗ ‫اَوْ ِز ْد َعلَ ْي ِه َو َرتِّ ِل ْالقُرْ ٰانَ تَرْ تِ ْياًل‬
Artinya: atau lebih dari seperdua itu, dan bacalah Al-Qur’an itu dengan perlahanlahan. (QS. Al
Muzzamil : 4).

Ibnu Katsir menerangkan maksud ayat tersebut di atas adalah bacalah Al-Qur’an dengan
tartil (perlahan-lahan) karena sesungguhnya bacaan seperti ini membantu untuk memahami dan
merenungkan makna yang dibaca, dan memang demikianlah bacaan yang dilakukan oleh Nabi
Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam. Sehingga Siti Aisyah radhiallahu ‘anha mengatakan
bahwa Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam bila membaca Al-Qur’an yaitu perlahan-
lahan sehingga bacaan beliau terasa paling lama disbandingkan dengan orang lain.

PENUTUP

7
1. Kesimpulan
Hukum mempelajari ilmu tajwid adalah fardhu kifayah. Artinya, jika ada sebagian kaum
muslimin yang mempelajari ilmu tajwid, maka gugurlah kewajiban sebagai kaum
muslimin lainnya untuk mempelajari ilmu tajwid. Sementara mengamalkan ilmu tajwid
hukumnya fardhu 'ain bagi setiap pembaca Al Quran (qari')

Meskipun hukum mempelajari ilmu tajwid fardhu kifayah, tetapi membaca Al Quran
dengan baik dan benar adalah keharusan (fardhu 'ain). Hal ini disampaikan dalam firman
Allah Al-Qur'an Surat Al-Muzzammil ayat ke-4.

Membaca Al Quran secara tartil mengandung hikmah, yaitu terbukanya kesempatan


untuk memperhatikan isi ayat-ayat yang dibaca. Saat menyebut nama Allah, si pembaca
akan merasakan kemahaagungan-Nya. Sebaliknya, membaca Al-Qur'an secara tergesa-
gesa atau dengan lagu yang baik, tetapi tidak memahami artinya adalah suatu indikasi
bahwa si pembaca tidak memperhatikan isi yang terkandung dalam ayat yang dibacanya.

Adapun keutamaan mempelajari ilmu tajwid adalah bahwa sesungguhnya ilmu tajwid
adalah ilmu yang paling utama dan paling mulia, berkaitan dengan kitab yang paling
mulia dan paling agung (Al Quran).

2. Saran
Penulis menyadari jika makalah ini masih jauh dari sempurna. Kesalahan ejaan,
metodologi penulisan dan pemilihan kata serta cakupan masalah yang masih kurang
adalah diantara kekurangan dalam makalah ini. Karena itu saran dan kritik membangun
sangat kami butuhkan dalam penyempurnaan makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

8
Marzuki, Kastolani. 2021. 3 Hukum Bacaan Mim Mati Lengkap dengan Contoh serta
Pengertiannya. https://www.inews.id/lifestyle/muslim/hukum-bacaan-mim-mati/4 .
Accessed 3 Okt.2021

Paud IT Al Hasanah Bengkulu. 2020. Tiga Hukum Bacaan Mim Sukun yang Bertemu dengan
Huruf Hijaiyah. https://paudit.alhasanah.sch.id/pengetahuan/tiga-hukum-bacaan-mim-
sukun-yang-bertemu-dengan-huruf-hijaiyah/ . Accessed 3 Okt.2021

Marzuki, Kastolani. 2020. 11 Hukum Bacaan Tajwid Dalam Al-Qur’an, Dilengkapi Contoh dan
Penjelasannya. https://jateng.inews.id/berita/hukum-bacaan-tajwid

Wulan, Trisna. 2021. Hukum Mempelajari Ilmu Tajwid Berdasarkan Al-Qur’an dan Hadits.
https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5535011/hukum-mempelajari-ilmu-tajwid-
berdasarkan-al-quran-dan-hadits-lengkap

Anda mungkin juga menyukai