Disusun Untuk Memnuhi Tugas Mata Kuliah Praktikum Qiroah Dan Ibadah
Dosen pengampu :
DISUSUN OLEH:
2023
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya sehingga kami mampu menyelesaikan makalah
ini dengan judul “HUKUM MIM MATI DAN TANWIN”. Maksud dari penulisan makalah ini
adalah sebagai salah satu syarat guna memperoleh nilai dalam mata kuliah Praktikum Ibadah dan
Qiroah.
Kami sebagai penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan dukungan dari orangtua
maupun Ibu Dr. Hj. Yuminah R, MA. Si , selaku dosen mata kuliah, kami tidak akan dapat
menulis makalah ini dengan baik. Maka dari itu, dalam kesempatan ini tak lupa kami ingin
mengucapkan terimakasih kepada orangtua dan., selaku dosen mata kuliah Praktikum Ibadah dan
Qiroah yang telah membantu dalam penulisan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan dan
belum sempurna, maka dari itu kami menerima kritik dan saran yang bersifat membangun dan
membantu. Akhir kata kami mengucapkan terimakasih.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................................................................3
BAB I............................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...........................................................................................................................................4
1. Latar Belakang.................................................................................................................................4
BAB II...........................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.............................................................................................................................................5
1. Hukum Mim Mati.............................................................................................................................5
2. Hukum Nun sukun (Tanwin)............................................................................................................7
BAB III........................................................................................................................................................11
PENUTUP...................................................................................................................................................11
1. Kritik dan Saran..............................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................................12
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Al-Qur’an merupakan salah satu kitab Alloh SWT yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad SAW melalui Malaikat Jibril secara berangsur-angsur. AlQur’an merupakan
firman Allah yang agung, yang dijadikan pedoman hidup oleh seluruh kaum muslimin.
Membacanya bernilai ibadah dan mengamalkannya merupakan kewajiban yang
diperintahkan dalam agama.
Mengingat begitu pentingnya Al-Qur’an dalam kehidupan manusia, maka belajar
membaca, memahami, menghayati dan mengamalkan isi kandungan AlQur’an dalam
kehidupan sehari-hari adalah sebuah kewajiban bagi seorang muslim. Firman Allah SWT
dalam Surah Al-Muzammil (73):4, “Dan bacalah Al-Qur’an itu dengan tartil”.
Membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar sebagaimana Al-Qur’an diturunkan
menjadi kewajiban bagi setiap muslim. Namun kenyataanya masih banyak anak-anak
bahkan orang dewasa pun belum bisa membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar.
Adapun ilmu yang mempelajari cara membaca AlQur’an dengan baik adalah ilmu tajwid
Maka perlu sekiranya, dalam pembelajaran ilmu tajwid untuk memperbaiki serta
memberi pemahaman mengenai cara membaca Al-Qur’an dengan baik.
Ilmu tajwid adalah pengetahuan tentang kaidah serta cara membaca AlQur’an
dengan baik dan benar. Tujuan mempelajari ilmu tajwid adalah untuk memelihara bacaan
Al-Qur’an dari kesalahan dan perubahan serta memelihara lisan dari kesalahan membaca.
BAB II
PEMBAHASAN
terdapat pertemuan antara mim sukun dengan mim tasydid berharakat kasrah.
Cara membacanya "humminhu-waquuluu".
2. Ikhfa Syafawi
Ikhfa Syafawi yaitu suatu hukum tajwid yang terjadi ketika ada huruf hijaiyah Mim
Sukun ( )ْمketemu dengan huruf hijaiyah Ba ()ب. kata Ikhfa’ berarti menyembunyikan atau
menyamarkan dan Syafawi berarti bibir. Dengan demikian Ikhfa Syafawi sebab makhraj dari
huruf hijaiyah Mim dan huruf hijaiyah Ba adalah pertemuan antara bibir bawah dan bibir
atas. Kita mengetahui bahwa huruf ikhfa syafawi hanya ada satu yaitu ba’ ()ب. Cara
membaca ikhfa syafawi ialah dengan suara yang samar antara mim dan ba’ pada bibir,
kemudian ditahan kira-kira dua ketukan seraya mengeluarkan suar ikhfa dari pangkah
hidung, bukan dari mulut. Berikut contohnya:
Terdapat mim mati atau mim sukun bertemu dengan huruf ba berharakat kasrah,
cara membacanya “Faidzaahumm-bissaahirah”.
Terdapat mim mati atau mim sukun bertemu dengan huruf ba berharakat kasrah,
cara membacanya “Wamaa shaahibukummm-bimajnuun”.
3. Idzhar Syafawi
idzhar syafawi yaitu bagian dari ilmu tajwid yang terjadi ketika huruf hijaiyah mim sukun
( ) ْمketemu dengan seluruh huruf hijaiyah, selain huruf hijaiyah mim dan huruf hijaiyah ba.
Idzhar berarti terang (jelas) atau tak berdengung. Sedangkan syafawi berarti bibir, sebab huruf
hijaiyah mim makhrajul hurufnya yaitu bertemunya bibir di bagian bawah dan bibir di bagian
atas. Dalam istilahnya dalam ilmu tajwid, idzhar syafawi yaitu melafalkan huruf-huruf hijaiyah
yang ketemu dengan huruf mim sukun dengan terang dan jelas, dan ini tidak disertai dengan
berdengung (ghunnah). Berikut huruf hijaiyah yang termasuk idzhar syafawi: alif ()ا, ta ()ت, tsa (
)ث, jim ()ج, ha ()ح, kho ()خ, dal ()د, dzal ()ذ, ro ()ر, za ()ز, sin ()س,
syin ()ش, shod ()ص, dhod ()ض, tho ()ط, zho ()ظ, ain ()ع, ghoin ()غ, fa ()ف, qof ()ق,
kaf ()ك, lam ()ل, nun ()ن, ha ()هـ, wa ()و, dan ya ()ي, Untuk contoh penerapan idzhar syafawi
sebagai berikut:
Terdapat mim mati atau mim sukun bertemu dengan huruf ya berharakat fathah,
cara membacanya “lam yalid walam yuulad”.
Terdapat mim mati atau mim sukun bertemu dengan huruf ain berharakat
fathah, cara membacanya “wa laa anntum ‘aabiduuna maa a’bud”.1
1
Wulan Marwati, Upaya Meningkatan Pemahaman Peserta Didik pada Mata Pelajaran Ilmu Tajwid Materi Hukum
Mim Mati Melalui Metode Example Non Example Kelas V di TPQ Miftahul Hidayah (Penelitian Proposal Fakultas
Tarbiyah, Sekolah Tinggi Agama Islam Yapata Al-Jawami, 2021), h. 8.
B. Hukum Nun Mati atau Tanwin
Jika nun mati ( ) ْنatau tanwin ( ِــٍــ ُــٌــ, ) َــًــbertemu dengan salah satu huruf hijaiyyah,
hukumnya terbagi menjadi empat bagian. yaitu:
1. Idzhar
Menurut bahasa, Izhhar adalah bayan atau jelas, sedangkan menurut istilah adalah
membaca nun mati atau tanwin dengan Jelas tanpa suara dengung atau disamarkan.
Huruf-huruf izhar disebut juga huruf halqiyah karena huruf-huruf dalam tenggorokan. Huruf
idzhar ada enam, yaitu: ha ()ح, kha ()خ, ain ()ع, ghain ()غ, ha ()ه, dan hamzah ()ء. Izhar
berjumlah enam huruf dan tempat bacaannya terbagi tiga.
Perhatikan bagan berikut:
Adnal Halqi (pangkal tenggorokan)
Huruf ini keluar dari pangkal tenggorokan, hurufnya sebagai berikut:
hamzah ( )ءdan ha ()ه.
Wasthul Halqi (tengah-tengah tenggorokan)
Huruf ini keluar dari tengah-tengah tenggorokan, hurufnya sebagai
berikut: ha ( )حdan ain ()ع.
Aqsal Halqi (ujung tenggorokan)
Huruf ini keluar dari ujung tenggorokan, hurufnya sebagai berikut:
kha ( )خdan ghain ()غ.
Terdapat Tanwin dibaca jelas ketika bertemu dengan huruf hamzah, cara
membacanya “kullun āmana”.
2. Idgam
Secara bahasa, idgam artinya memasukkan atau meleburkan. Sementara itu,
secara istilah ialah apabila nun sukun dan tanwin bertemu dengan salah satu huruf
hijaiyyah yang enam, yaitu: ( ر, ل, و, م, ن,)ي. Hukum bacaan idgam terbagi dua, yaitu:
idgam bigunnah dan bilagunnah.
Idgam Bigunnah
Idgam bigunnah berarti apabila nun sukun atau tanwin bertemu dengan
salah satu huruf idgam bigunnah, yaitu: ( و, م, ن,)ي
Idgam artinya memasukkan dan bigunnah artinya dengan dengung. Jadi,
idgam bigunnah artinya memasukkan nun sukun atau tanwin kepada salah
satu huruf idgam disertai dengan dengung.
Cara membaca idgam bigunnah, antara lain:
1. memasukkan bacaan nun sukun atau tanwin ke huruf berikutnya;
2. menahan bacaan selama 2 ketukan;
3. mendengungkan bacaan dengan cara rongga hidung menahan
dengungannya.
Terdapat Tanwin bertemu dengan huruf mim, Cara bacanya “abidum maa
'abattum”.
3. Ikhfa
Ikhfa secara bahasa berarti menutupi atau menyamarkan. Sementara itu, secara istilah ialah
menyamarkan nun sukun atau tanwin karena timbul suara dengung apabila bertemu dengan
huruf ikhfa yang lima belas. Huruf ikhfa yang lima belas, yaitu : (,ض, ص, ش, س, ز, ذ, د, ج, ث,ت
ك, ق, ف, ظ, )طNun sukun atau tanwin bertemu dengan salah satu huruf ikhfa yang lima belas.
Hukum bacaan ikhfa terbagi menjadi tiga kelompok, yaitu: ikhfa kubra atau ikhfa aqrab, ikhfa
sugra atau ikhfa ab’ad dan ikhfa wusta atau ikhfa ausat. Ikhfa adalah dengan mengeluarkan
suara dari rongga hidung sampai terdengar suara “ng”. Setelah itu, dibaca sepanjang 1 atau 1 ½
alif atau kurang lebih 2-3 harakat
Terdapat nun mati yang bertemu dengan huruf ikhfa, yaitu ( شsyin),
Cara bacanya “Minsyarril waswaasil khan naas”.
4. Iqlab
Iqlab secara bahasa adalah menggantikan atau mengubah sesuatu dari bentuk aslinya.
Bacaan iqlab terjadi saat ada huruf nun sukun ( ) ْنatau tanwin ( ـٌـــ, ـٍـــ, ) ـًـــyang kemudian
bertemu dengan huruf hijaiyah berupa huruf Ba ( ) ب.
Sedangkan cara untuk membaca hukum Iqlab adalah dengan menggantikan atau pun
mengubah huruf nun sukun atau tanwin menjadi suara mim sukun ( ) ْم. Oleh karena itu, saat
nun mati atau tanwin bertemu dengan huruf “ ba”, maka bibir bagian atas serta bibir bagian
bawah dalam posisi yang tertutup. Kemudian disertai juga dengan suara yang mendengung
sekitar dua harakat.
2
Abu Nizhan, Buku Pintar Al-Quran (Jakarta: Qultum Media, 2008), h. 16.
BAB III