Anda di halaman 1dari 34

MAKALAH

PENDIDIKAN AL - QUR’AN
Dosen Pengampu : Drs. Abdul Hadi, M.Pd

Disusun Oleh Kelompok 4 :


Raudatul Jannah ( 2103010130 )
Nurul Rizqan Karima ( 2103010849 )
Sherina Muliani ( 2103010527 )
Muhammad Rifky ( 2103010346 )
Muhammad Reinaldhy ( 2103010106 )
Muhammad Revhin Effendhy ( 2103010270 )
Muhammad Ramadhani ( 2103010335 )
 
UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN MUHAMMAD ARSYAD AL - BANJARI
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
TAHUN AKADEMIK 2022/2023
ILMU TAJWID
PENGERTIAN TAJWID

Tajwid ( bahasa Arab: ‫ تــــجويد‬,translit. Tajwīd ) secara harfiah bermakna


melakukan sesuatu dengan elok dan indah atau bagus dan membaguskan

Tajwid berasal dari kata jawwada (‫و ّدـج‬-‫و ّدـيـج‬-‫ )تــــجويدا‬dalam bahasa Arab. Dalam
ilmu Qiraah, tajwid berarti mengeluarkan huruf dari tempatnya dengan
memberikan sifat-sifat yang dimilikinya.

Jadi ilmu tajwid adalah suatu ilmu yang mempelajari bagaimana cara
membunyikan atau mengucapkan huruf-huruf yang terdapat dalam kitab suci Al-
Qur'an maupun bukan.
Pengertian lain dari ilmu tajwid ialah
menyampaikan dengan sebaik-baiknya dan
sempurna dari tiap-tiap bacaan ayat Al-
Qur'an. Para ulama menyatakan bahwa
hukum bagi mempelajari tajwid itu adalah
fardu kifayah tetapi mengamalkan tajwid
ketika membaca Al-Qur'an adalah fardu ain
atau wajib kepada lelaki dan perempuan
yang mukalaf atau dewasa.
Masalah-masalah yang dikemukakan dalam ilmu ini adalah :
1. makharijul huruf (tempat keluar-masuk huruf),
2. shifatul huruf (cara pengucapan huruf),
3. ahkamul huruf (hubungan antar huruf),
4. ahkamul maddi wal qasr (panjang dan pendek ucapan),
5. ahkamul waqaf wal ibtida’ (memulai dan menghentikan
bacaan), dan
6. al-Khat al-Utsmani.
DALIL TENTANG TAJWID
Dalil yang pertama diambil dari Al-Qur'an. Allah swt
berfirman yang artinya “Dan bacalah Al-Qur’an itu
dengan perlahan/tartil (bertajwid)” [QS:Al-
Muzzammil (73): 4]. Ayat ini jelas menunjukkan bahwa
Allah SWT memerintahkan Nabi Muhammad untuk
membaca Al-Qur'an yang diturunkan kepadanya
dengan tartil, yaitu memperindah pengucapan setiap
huruf-hurufnya (bertajwid).
Yang kedua dalil as-sunah (hadis). Dalam hadis yang
diriwayatkan dari Ummu Salamah r.a. (istri Nabi S.A.W.),
ketika dia ditanya tentang bagaimana bacaan dan salat
Rasulullah S.A.W., maka dia menjawab “Ketahuilah bahwa
Baginda S.A.W. salat kemudian tidur yang lamanya sama
seperti ketika dia salat tadi, kemudian Baginda kembali salat
yang lamanya sama seperti ketika dia tidur tadi, kemudian
tidur lagi yang lamanya sama seperti ketika dia salat tadi
hingga menjelang shubuh.
Kemudian dia (Ummu Salamah) mencontohkan cara bacaan
Rasulullah S.A.W. dengan menunjukkan (satu) bacaan yang
menjelaskan (ucapan) huruf-hurufnya satu persatu.” (Hadis
2847 Jamik At-Tirmizi).
HUKUM TAAWUZ DAN BASMALLAH

Istiazah atau taawuz ‫وذ‬C‫ع‬CC‫ ت‬adalah lafaz: "A'uzubillahi minasy


syaitaanirrajiim" (‫عوذ‬C‫لشيطانمنبا ا‬CC‫)ا‬. C‫لرجيم‬CC‫ ا‬Manakala basmallah adalah
lafaz: "Bismillahir rahmaanir rahiim" (C‫سم‬CC‫لرحمنا ب‬CC‫ ا‬C‫لرحيم‬CC‫ا‬.). Terdapat
empat cara membaca istiazah, basmallah, dan surat.
Memutuskan istiazah (berhenti) kemudian baru membaca
basmallah, menyambungkan basmallah dengan surah tanpa
berhenti, membaca istiazah dan basmallah terus-menerus tanpa
henti, membaca istiazah, basmallah, dan awal surat terus-
menerus tanpa berhenti.
HUKUM NUN MATI DAN TANWIN

Nun mati / sukun ialah huruf nun yang tidak memiliki tanda
baris/harakat (‫ ن‬, ْ) dan Tanwin adalah bunyi nun sukun yang
mengikuti bacaan, biasa ditandai dengan adanya baris dua (‫)ٌـًـٍــ‬. Nun
sukun atau tanwin apabila bertemu dengan huruf hijaiyah, hukum
bacaannya terbagi menjadi 4 bagian yaitu: izhar, idgam, iqlab, dan
ikhfa.
IZHAR
Izhar Menurut bahasa, izhar artinya jelas atau tegas. Sementara itu, menurut istilah
ialah apabila nun sukun atau tanwin bertemu dengan salah satu huruf halqi maka
hukum bacaannya adalah jelas atau tegas.

Huruf-huruf izhar disebut juga huruf halqiyah karena huruf-huruf dalam


tenggorokan. Izhar berjumlah enam huruf dan tempat bacaannya terbagi tiga.
Hukum Idzhar Halqi ini berlaku bila terdapat Nun Sukun ( ‫ ن‬, ْ ) ataupun juga tanwin,
dhomah tanwin (‫ )ـٌــ‬kasroh tanwin (‫ )ــٍــ‬dan fathah tanwin (‫ )ـًــ‬sesudahnya bertemu
dengan huruf-huruf Alif (‫ )’ا‬Ain (‫)ع‬, Ghain (‫)غ‬, Ha (‫)ح‬, Kha (‫)خ‬, Ha’ (‫)ھ‬, dan Hamzah
(‫ )ء‬akan tetapi nun mati (‫ )ْ ن‬ataupun juga tanwin (‫ ــًــ‬,‫ ــٍــ‬,‫)ــٌــ‬

Cara membaca Izhar Halqi adalah wajib terang/jelas, dan tidak boleh dengan
berdengung. Contoh Izhar Halqi dalam Al Qur’an Untuk Huruf Alif ‫“ و ِمنَشــر‬waqoba
idzaa ghoosiqin syarri waminng”.
IDGAM

Idgam Secara bahasa, idgam artinya memasukkan atau


meleburkan. Sementara itu, secara istilah ialah apabila
nun sukun dan tanwin bertemu dengan salah satu huruf
hijaiyyah yang enam yaitu: (‫ ر‬,‫ ل‬,‫ و‬,‫ م‬,‫ ي‬,‫)ن‬

Hukum bacaan idgam terbagi dua, yaitu: idgam


bigunnah dan bilagunnah.
Idgam Bigunnah, idgam artinya memasukkan dan bigunnah artinya dengan dengung.
Berarti apabila nun sukun atau tanwin bertemu dengan salah satu huruf idgam (‫ و‬,‫ م‬,‫ ن‬,‫)ي‬.
Cara membaca idgam bigunnah, antara lain:
1. memasukkan bacaan nun sukun atau tanwin ke huruf berikutnya.
2. menahan bacaan selama 2 ketukan.
3. mendengungkan bacaan dengan cara rongga hidung menahan dengungannya.

Idgam Bilagunnah, Idgam artinya memasukkan, sedangkan bilagunnah artinya dengan


tanpa dengung. Jadi, idgam bilagunnah adalah memasukkan bacaan nun sukun atau
tanwin ke huruf berikutnya tanpa disertai dengung artinya apabila nun mati atau tanwin
bertemu huruf ‫ ل‬atau ‫ر‬.
Cara membaca idgom billagunnah, antara lain:
1. Bunyi bacaan nun sukun atau tanwin dimasukkan kepada huruf idgam bilagunnah.
2. Harus memendekkan suara tanpa dengung dengan panjang setengah alif atau satu
harkat.
IKHFA
Ikhfa secara bahasa berarti menutupi atau
menyamarkan. Sementara itu, secara istilah ialah
menyamarkan nun sukun atau tanwin karena timbul
suara dengung apabila bertemu dengan huruf ikhfa
yang lima belas yaitu: (,‫ ط‬,‫ض‬,‫ ص‬,‫ ش‬,‫ س‬,‫ ز‬,‫ ذ‬,‫ د‬,‫ ج‬,‫ ث‬,‫ت‬
‫ ك‬,‫ ق‬,‫ ف‬,‫)ظ‬. Hukum bacaan ikhfa terbagi menjadi tiga
kelompok yaitu, ikhfa kubra atau ikhfa aqrab, ikhfa
sugra atau ikhfa ab’ad, dan ikhfa wusta atau ikhfa
ausat.
Ikhfa Kubra atau Ikhfa Aqrab adalah nun sukun atau tanwin yang bertemu dengan huruf
ikhfa yang lebih dekat pengeluaran huruf hijaiyah-nya (makhraj-nya) dengan makhraj huruf
nun. Huruf-huruf ikhfa kubra tersebut, yaitu: ( ‫ ت‬,‫ د‬,‫)ط‬.

Ikhfa Sugra atau ikhfa Ab’ad adalah nun sukun atau tanwin bertemu huruf ikhfa yang lebih
jauh pengeluaran huruf hijaiyah-nya dari huruf nun. Huruf-huruf ikhfa sugra, yaitu: ( ‫ ق‬,‫ك‬.)

Ikhfa Wusta atau Ikhfa Ausat adalah apabila nun sukun atau tanwin bertemu dengan huruf
ikhfa yang tidak jauh dan tidak dekat dengan makhrajnya huruf nun. Bacaan ikhfa wusta atau
ikhfa ausat mengarah ke “n – ng”, sedangkan huruf fa mengarah ke bunyi “m-f”. ( , ‫ س‬, ‫ ذ‬, ‫ ج‬, ‫ث‬
‫ ف‬, ‫ ظ‬, ‫ ز‬, ‫ ض‬, ‫ ص‬, ‫)ش‬
IQLAB
Iqlab secara bahasa adalah pindahnya sesuatu
dari asalnya. Sementara itu, menurut istilah ialah
mengubah atau menggantikan huruf nun sukun
dan tanwin menjadi suara mim sukun, lalu
disembunyikan ke dalam huruf “ba” yang
berbaris disertai dengan dengung. Huruf iqlab
hanya ada satu huruf, yaitu ba (‫)ب‬.
HUKUM MIM MATI

Hukum mim mati merupakan


salah satu hukum dalam ilmu
tajwid tentang cara membaca
Alquran yang baik dan benar.
Mim mati adalah huruf mim
yang tidak memiliki tanda
baris atau harakat (‫)م‬. Mim
mati terjadi apabila bertemu
dengan salah satu huruf
hijaiyah. Dalam ilmu tajwid,
hukum mim mati terbagi
menjadi 3 yaitu: izhar syafawi,
IZHAR SYAFAWI

Izhar Syafawi yaitu bagian dari ilmu tajwid yang terjadi ketika huruf
hijaiyah Mim Sukun ( ‫ ) ْم‬ketemu dengan seluruh huruf hijaiyah, selain
huruf hijaiyah Mim dan huruf hijaiyah Ba. Izhar berarti terang [jelas]
atau tak berdengung. Syafawi berarti bibir, sebab huruf hijaiyah Mim
makhrajul huruf nya yaitu bertemu nya bibir di bagian bawah dan
bibir di bagian atas. Dalam Izhar Syafawi bisa terjadi dalam satu
kalimat [kata], ataupun di luar kalimat [kata] yang terpisah. Contoh
Izhar “naaaaaimuuna hum“
IKHFA SYAFAWI

Ikhfa Syafawi yaitu, suatu hukum tajwid yang terjadi ketika ada huruf hijaiyah Mim
Sukun (‫ )ْ م‬ketemu dengan huruf hijaiyah Ba (‫)ب‬. Ikhfa’ berarti menyembunyikan
atau menyamarkan, Syafawi berarti bibir. Cara membaca dari hukum Ikhfa Syafawi
yaitu dengan membaca lebih dulu huruf hijaiyah sebelum mim sukun, setelah itu
masuk ke dalam huruf Mim Sukun dengan cara mengeluarkan irama dengungnya
hukum dari ikhfa Syafawi yaitu dengan cara menahan huruf hijaiyah mim secara
samar-samar. “immng.. / ummmng.. / ammmng..” sehingga ketika akan ketemu
dengan huruf hijaiyah “‫ ”ب‬maka bibir atas dan bibir bawah dalam posisi yang
tertutup. Contoh “bidzaalika innahummng” dan “bihijaarotin iihimmmng”
Idgham Mitslain atau Idgham Mimi

Idgham Mitslain atau Idgham Mimi merupakan hukum tajwid yang


terjadi khusus untuk huruf hijaiyah Mim Sukun (‫) ْم‬ketemu dengan huruf
hijaiyah Mim yang mempunyai harakat. Hukum dari Idgham Mitslain
adalah dibaca dengan mendengung (makhraj huruf hijaiyah mim nya
jelas dan mengalun) kurang lebih sekitar 2 – 3 harakat (1 Alif hingga 1
1/2 alif). Di dalam Al-Quran Al Kariim ayat yang mengandung hukum
Idgham Mitslain telah ada tanda tasydidnya. Tasydid Idgham Mitslain
merupakan Tasydid Hukum, yaitu sebuah tanda tasydid yang ada dan
diberikan sebab terjadinya suatu hukum peleburan atau pertemuan.
Contoh Idgham Mitslain atau Idgham mimi ”lahummmmaa yattaquuna”
dan “infaquu hummmmaa”.
HUKUM MIM DAN NUN TASYDID

Hukum mim dan nun tasydid juga disebut sebagai wajibal


ghunnah‫ـب‬ ( ‫ )اــلغنهـ وـاـج‬yang bermakna bahwa pembaca wajib
untuk mendengungkan bacaan. Maka jelaslah yang bacaan
bagi kedua-duanya adalah didengungkan. Hukum ini berlaku
bagi setiap huruf mim dan nun yang memiliki tanda syadda
atau bertasydid (‫ ّم‬dan ‫)ن‬.
: ‫جنَّ َةوـاــلنَّاِ ِس َمناـ‬
Contoh ‫ـل‬
HUKUM ALIF LAM MAKRIFAH
Alif lam makrifah adalah dua huruf yang ditambah pada pangkal/awal dari
kata yang bermakna nama atau isi. Terdapat dua jenis alif lam makrifah
yaitu kamariah dan syamsiah.
Alif lam kamariah ialah lam yang diikuti oleh 14 huruf hijaiah, seperti:
alif/hamzah (‫)ء‬, ba' (‫)ب‬, jim . (‫' )ي‬ya, dan ha (‫)ھ‬, wau (‫)و‬, mim (‫)م‬, kaf
(‫)ك‬, qaf (‫)ق‬, fa (‫)ف‬, ghain (‫)غ‬, ai (‫)ع‬, kha (‫)خ‬, ha (‫)ح‬, ja (‫)ج‬. Hukum alif
lam kamariah diambil dari bahasa Arab yaitu al-qamar (‫ )اــلقمر‬yang artinya
bulan. Maka dari itu, cara membaca alif lam ini adalah dibacakan secara
jelas tanpa meleburkan bacaannya.
Alif lam syamsiah ialah lam yang diikuti oleh 14 huruf hijaiah seperti: ta'
(‫)ت‬, tha' (‫)ث‬, dal (‫)د‬, dzal . (‫ )ن‬nun dan, (‫ )ل‬lam, (‫ )ظ‬zho, (‫ )ط‬tho, (‫)ض‬
dhod, (‫ )ص‬sod, (‫ )ش‬syin, (‫ )س‬sin, (‫ )ز‬zai, (‫ )ر‬ra), (‫)ذ‬. Nama asy-syamsiah
diambil dari bahasa Arab (‫ )اــلشمسيهـ‬yang artinya matahari. Maka dari itu,
cara membaca alif lam ini tidak dibacakan melainkan dileburkan kepada
HUKUM IDGHAM
Idgham (‫ )إدـغام‬adalah berpadu atau bercampur antara dua huruf atau
memasukkan satu huruf ke dalam huruf yang lain. Maka dari itu, bacaan idgham
harus dilafazkan dengan cara meleburkan suatu huruf kepada huruf setelahnya.
Terdapat tiga jenis idgham:
Idgham mutamathilain (‫ متماثـلينإدـغام‬- yang serupa) ialah pertemuan antara dua
huruf yang sama sifat dan makhrajnya (tempat keluarnya) dal bertemu dal dan
sebagainya wajib di idghamkan. Contoh:‫قد َدـخـل‬ َ َ‫وـاـ‬.
Idgham mutaqaribain (‫ متقـاربـينإدـغام‬- yang hampir) ialah pertemuan dua huruf
yang sifat dan makhrajnya hampir sama, seperti ba' bertemu mim, qaf bertemu
kaf dan tha' bertemu dzal. Contoh:‫ڪ ُم ْنــخل‬ ْ ‫ق ـ‬.
ُ
Idgham mutajanisain (‫ متجانـسينإدـغام‬- yang sejenis) ialah pertemuan antara dua
huruf yang sama makhrajnya tetapi tidak sama sifatnya seperti ta' dan tha, lam
dan ra' serta dzal dan zha. Contoh:‫ق َلــ ِّرب‬.ُ
HUKUM MAD

Mad dibagi menjadi dua, yaitu Mad Thabi’i atau Mad asli dan mad far’i. Mad asli disebut juga
mad thabi’I dengan panjang dua harakat, sedangkan Mad far’i terbagi dalam 14 turunan yang
panjangnya mulai dari 2 harakat sampai enam harakat.
1. Mad Thabi'i atau Mad Asli
Mad Thabi’i yaitu merupakan satu dari bagian dari Hukum Mad.. Dibaca dengan panjang 2
harakat atau 1 alif. Hukum Mad Thobi’i ini berlaku ketika:
Huruf hijaiyah dengan harakat Fathah ( ‫ ) ـــَـــ‬ketemu dengan huruf hijaiyah Alif ( ‫) ا‬
huruf hijaiyah dengan harakat Kasrah ( ‫ ) ــــِــــ‬ketemu huruf hijaiyah Ya Sukun (‫)ي‬
ْ
dan huruf hijaiyah dengan harakat Dhammah ( ‫ ) ــــــُـــــــ‬ketemu dengan huruf Waw sukun ( ‫) ْو‬
maka huruf-huruf itu dibaca dengan panjang 1 alif atau 2 harakat.
Contoh Mad Thabi’i atau Mad Ashli Huruf Alif [‫]ا‬
‫اميَ ٌة‬ِ ‫“ = َح‬haamiyatun”, ٌ‫“ = َسالِم‬saalimun”
Contoh Mad Thobi’i atau Mad Ashli Huruf Waw Sukun [ ‫] ْو‬
‫“ = َشك ُْو ٌر‬syakuurun”, ‫غفُ ْو ٌر‬
َ = “ghofuurun”
Contoh Mad Thobi’i atau Mad Ashli Huruf Ya Sukun [‫]ي‬ ْ
‫“ = ِب ِصيْ ٌر‬bashiirun”, ‫خ ِبيْ ٌر‬َ = “khobiirun”
2. Mad Far'i
Mad Far'i secara bahasa artinya adalah cabang. Sedangkan menurut istilah Mad Far'i adalah mad
yang merupakan hukum tambahan dari mad asli , yang disebabkan oleh hamzah atau sukun.
 
 
3. Mad jaiz munfashil
Secara etimologi Jaiz Munfashil adalah Jaiz berarti boleh dan Munfashil berarti terpisah atau di
luar kata. Mad Jaiz Munfashil ini terjadi ketika ada huruf Mad Thabi’i yaitu ( ; ‫ـــــَـــــــ ا ; ْي ـــــــِــــــ‬
‫ ) ْو ـــــــُـــــــ‬ketemu dengan huruf hijaiyah Alif (‫ )ا‬yang mempunyai harakat Fathah, harakat Kasrah,
ataupun harakat Dhammah ( ُ ‫) ا َ – اِ – ا‬
Contohnya : ‫َوﻻ َأنـْتُ ْم ِبــــ َما ُأن ْ ِ َزل‬

4. Mad wajib mutthashil


Secara etimologi Mad Wajib Mutthashil artinya adalah Mad artinya adalah panjang bacaan. Wajib
berarti harus dan Mutthashil berarti bersambung. Mad Wajib Muttashil yaitu Huruf Mad Thabi’i
bertemu Hamzah dan ini dalam satu kata atau bersambung. Contohnya : ‫ي‬ ‫ جِ ْ ء‬- ‫ـء‬
َ ‫ َجآ‬- ٌ‫َس ـ َوـآء‬
5. Mad lazim Harfi mukhaffaf
Hanya dibaca dengan menyebutkan nama-nama huruf hijaiyah nya saja. Lazim berarti
harus/wajib. Harfi berarti huruf mad ini terjadi sebab huruf hijaiyah [bukanlah pada
kata/kalimat]. Mukhaffaf berarti ringan di dalam cara mengucapkannya.
Contohnya : ۤ‫ۤم ـۤص ۚـ‬
ّ ‫ۤمــ اـلــ‬
ۤ,ّ ‫الــ‬

6. Mad lazim tmutsaqqal kilmi


Mad ini terjadi jika ada Mad Thabi’i bertemu dengan tasydid pada satu kata atau ayat. Cara
membaca mad ini adalah harus panjang selama tiga kali Mad Thabi’i atau sekitar enam harakat.
َ ‫َوﻻ َاــل َّضـآلـِّ َين َاــل ّصـا‬
Contohnya : ‫ـخ ُة‬
 
7. Mad layin
Mad ini terjadi jika setelah huruf yang berharakat fatha wau sukun atau ya’ sukun. Cara
membacanya adalah dengan membaca mad dengan sekedar lunak dan lemas saja. Contohnya ‫ب‬ : ‫َرـ ٌيْـ‬

‫َخ ٌ ْوف‬
8. Mad 'Aridh Lissukun
Mad ‘Arid Lissukun dibaca jika terdapat waqaf atau tempat pemberhentian membaca, sedangkan sebelum waqaf
tersebut terdapat Mad Thobi’i atau Mad Layin.
Contohnya: ‫خالِ ُد ْوـ َنوـاــلن َِّاس َس ـ ِميْ ٌعـ‬
َ ‫َبــــ ِص ْي ٌر‬

9. Mad Badal
Hukum bacaan Mad Badal dalam Ilmu Tajwid yakni dibaca panjang satu alif atau dua harakat. Secara bahasa, mad
artinya panjang dan badal maknanya ganti. Pengertian mad badal secara istilah yakni apabila ada huruf mad (alif, wau,
atau ya) dan hamzah terkumpul dalam satu kalimat sedangkan huruf hamzah mendahului huruf mad. Mad Badal
merupakan bagian dari Mad Far'i atau cabang.
Contoh dalam Surat Ad Dhuha ayat 4:‫“ َوـلـَلْاـٰ ِخ َر ُة َخيْ ٌر َّلـــ َك ِم َنالْا ُ ْولـ ٰۗى‬Wa lal aakhirotu khoirul laka minal uulaa”

10. Mad Iwad


Hukum bacaan mad iwad terjadi apabila ada fathah tanwin pada huruf akhir kata yang di-waqaf-kan (dihentikan). Cara
membaca mad iwad yaitu dua harakat atau dua ketukan, karena dihentikan maka tanwin tidak dibaca lagi. Berikut adalah
beberapa contoh hukum bacaan mad iwad dalam Al Quran beserta surat dan ayatnya.
ً ‫خـل ُْو َن ِفـــ ْي ِدـي ْـ ِناــل ّ ٰ ِهـ اَفـ َْوا‬
Surat An Nasr ayat 2 : ‫ـج ۙا‬ ُ ‫“ َو َرـاـ َ َيـْتاــلنّ ََاس َيـــ ْدـ‬Wara aitannaasa yadkhuluuna fii diinillaahi afwaajaa”
HUKUM RA’
Hukum ra' adalah hukum bagaimana membunyikan huruf ra' dalam bacaan.
Terdapat tiga cara yaitu kasar atau tebal, halus atau tipis, atau harus dikasarkan dan
ditipiskan. Bacaan ra' harus ditebalkan (tafkhim) apabila Setiap ra' yang berharakat
atas atau fathah, ra' yang berbaris mati atau berharakat sukun dan huruf sebelumnya
berbaris atas, Ra' berbaris mati yang huruf sebelumnya berbaris bawah atau kasrah,
Ra' berbaris mati dan sebelumnya huruf yang berbaris bawah atau kasrah. Bacaan
ra' yang ditipiskan (tarqiq) adalah apabila: Setiap ra' yang berbaris bawah atau
kasrah, ra' yang sebelumnya terdapat mad lain, Ra' mati yang sebelumnya juga huruf
berbaris. Bacaan ra' yang harus ditebalkan (tafkhim) dan ditipiskan (tarqiq) adalah
apabila setiap ra' yang berbaris mati yang huruf sebelumnya berbaris bawah dan
kemudian berjumpa dengan salah satu huruf yaitu kha (‫)خ‬, ghain (‫)غ‬, shad (‫)ص‬, dhad
(‫)ض‬, tha (‫)ط‬, qaf (‫)ق‬, dan zha (‫)ظ‬.
QALQALAH

Qalqalah (‫ )قــلقلهـ‬adalah bacaan pada huruf-huruf kalkalah dengan bunyi


seakan-akan berdetik atau memantul. Huruf qalqalah ada lima yaitu qaf
(‫)ق‬, tha (‫)ط‬, ba' (‫)ب‬, jim (‫)ج‬, dan dal (‫)د‬. Qalqalah terbagi menjadi dua
jenis: qalqalah kecil yaitu apabila salah satu daripada huruf qalqalah itu
berbaris mati dan baris matinya adalah asli karena harakat sukun dan
bukan karena wakaf contoh ‫ن‬ : ‫عـو‬
َ ‫عونـَيْ َط ُم‬
َ ‫ ُدـ‬, ‫ي‬. qalqalah besar yaitu apabila
salah satu daripada huruf qalqalah itu dimatikan karena wakaf atau
berhenti. Dalam keadaan ini, qalqalah dilakukan apabila bacaan
diwakafkan tetapi tidak diqalqalahkan apabila bacaan diteruskan.
Contoh:‫ َق ـعل‬,‫ق ـفلٱـل‬. َ
MAKHRAJ HURUF

Makhorijul Huruf secara istilah adalah tempat keluarnya huruf hijaiyyah.


Di tempat ini, suara dari suatu lafaz berhenti. Saat lafaz terhenti, suara
dari satu huruf bisa dibedakan dengan yang lain. Singkatnya, makhorijul
huruf adalah tempat-tempat keluarnya huruf hijaiyyah. Makhorijul huruf
bisa dilakukan dengan dua cara yaitu,
a. tenggorokan atau halq‫ـل‬(‫ ) ْق ـحلْاـ‬Artinya, makhorijul huruf yang
dilafalkan lewat tenggorokan atau makhrojnya ada di tenggorokan.
Huruf-hurufnya terdiri dari pangkal tenggorokan hamzah (‫ )ء‬dan ha' (‫)هـ‬
pertengahan tenggorokan ha' (‫ )ح‬dan 'ain (‫ )ع‬ujung tenggorokan gho (‫)غ‬
dan kho' (‫)خ‬.
b. Mulut atau fammun atau lisan (َ ‫)نــسـا‬.
ُ
SIFAT HURUF

Sifat huruf adalah salah satu dari hal tajwid dalam bacaan Al-Qur'an.
Sifat huruf adalah sifat yang menjelaskan perihal suatu huruf. Melalui
sifatnya, seseorang itu akan mampu membedakan suatu huruf itu dengan
kondisi sebutannya seperti tertahan, berdesing, melantun dan sebagainya.
Kelebihan memahami sifat huruf ini adalah sebagai pelengkap kepada
makhraj. Dengan mengetahui sifatnya, kita dapat membedakan lafal
sebutan untuk huruf yang makhrajnya sama. Adisi pula, kita akan dapat
mengidentifikasi huruf yang kuat dan lemah atau huruf yang dilafazkan
secara tebal dan tipis karena sifat yang ada pada hurufnya.
SIFAT HURUF

Sifat huruf adalah salah satu dari hal tajwid dalam bacaan Al-Qur'an. Sifat huruf adalah sifat
yang menjelaskan perihal suatu huruf. Kelebihan memahami sifat huruf ini adalah sebagai
pelengkap kepada makhraj.
Sifat huruf terbagi menjadi dua: Sifat Wajib/lazimah (‫ )الزمـهـ‬sifat tetap yang pasti ada untuk
setiap sebutan huruf dalam semua kondisi, tidak terpisah dari suatu huruf itu sama ada pada
kondisi berbaris maupun mati. Sifat ini juga dikenali sebagai "sifat yang berlawanan".Ada
sepuluh sifat yang tergolong dalam kategori ni:
- Hams lawannya jahr
- Syiddah lawannya rakhawah (pertengahan untuk kedua-dua sifat ini dinamakan tawasut)
- Isti'la' lawannya istifal
- Itbaq lawannya infitah
- Idzlaq lawannya ismat
SIFAT HURUF

Sifat ‘aridhah; (‫ )عارضهـ‬adalah sifat mendatang yang berubah-ubah untuk suatu huruf yang
adakalanya terpisah dari huruf dan menyertainya pula pada kondisi yang lain seperti tarqiq
(tipis), tafkhim (tebal), ghunnah, idgham, atau ikhfa', panjang atau pendek dan
seumpamanya. Sifat ini juga dikenali sebagai "sifat yang tidak berlawanan". Ada tujuh sifat
yang tergolong dalam kategori ini: Shafir (‫ ) ص ـفـر‬Suara dari ujung mulut seakan-akan
bersimpul Qalqalah (‫ )قــلقلهـ‬melantun atau memantul Lin ‫ن‬ ( ‫ )لـــي‬lembut Inhiraf ‫ـاف‬
( ‫)إنـحر‬
berbelok Takrir (‫ )تــــكرير‬berulang Tafasysyi ‫ى‬
( ‫ )تــــفش‬bertebaran Istitolah (‫ )إستطاــلهـ‬panjang
Tiap-tiap huruf itu termasuk dalam lima sifat suara yang memiliki lawanan. Suara-suara
tidak berlawanan pula terkadang-kadang termasuk datu atau dua sifat daripadanya,
terkadang-kadang tidak termasuk suatupun. Selebihnya terkumpul pada satu huruf itu tujuh
sifat suara yaitu sepet, berulang-ulang dan lima sifat yang berlawanan.
WAKAF

Wakaf dari sudut bahasa ialah berhenti atau menahan, manakala dari sudut istilah tajwid ialah
menghentikan bacaan sejenak dengan memutuskan suara di akhir perkataan untuk bernapas dengan niat
ingin menyambungkan kembali bacaan. Terdapat empat jenis wakaf yaitu: wakaf sempurna (yaitu
mewakafkan atau memberhentikan pada suatu bacaan (taamm) ‫ م ّتـــآ‬yang dibaca secara sempurna, tidak
memutuskan di tengah-tengah ayat atau bacaan, dan tidak memengaruhi arti dan makna dari bacaan
karena tidak memiliki kaitan dengan bacaan atau ayat yang sebelumnya maupun yang sesudahnya),
wakaf memadai (yaitu mewakafkan atau memberhentikan pada suatu bacaan (kaaf)‫ كـاف‬secara
sempurna, tidak memutuskan di tengah-tengah ayat atau bacaan, tetapi ayat tersebut masih berkaitan
makna dan arti dari ayat sesudahnya), wakaf baik (yaitu mewakafkan bacaan atau ayat tanpa
memengaruhi makna atau (Hasan)‫ حسن‬arti, tetapi bacaan tersebut masih berkaitan dengan bacaan
sesudahnya), wakaf buruk (yaitu mewakafkan atau memberhentikan bacaan secara tidak (Qabiih) ‫قــبيح‬
sempurna atau memberhentikan bacaan di tengah-tengah ayat, wakaf ini harus dihindari karena, bacaan
yang diwakafkan masih berkaitan lafaz dan maknanya dengan bacaan yang lain.
TERIMAKASIH

ASSALAMU’ALAIKUM

Anda mungkin juga menyukai