Anda di halaman 1dari 5

Mentoring 1-Bapak Muchammad Nurif, SE.MT.

Tahsin Membaca Al-Qur‟an

Secara etimologi kata Al-qur‟an berasal dari bahasa Arab, yaitu qara‟a. Secara
terminologi pengertian Al-qur‟an adalah kalamullah. Dasar acuan untuk belajar membaca Al-
Qur‟an ada pada Surah Al-Qiyamah ayat 17-18.
ٗ‫ ا َِّن َعلَ ْينَا َج ْم َعهٗ َوقُ ْر ٰانَه‬O ٗ‫فَ ِاذَا قَ َرأْ ٰنهُ فَات َّ ِب ْع قُ ْر ٰانَه‬
Dalam belajar Al-Qur‟an terdapat makhorijul huruf. Makhorijul huruf adalah tempat
keluarnya huruf dalam melafadkan huruf Al-Qur‟an. Tajwid secara bahasa artinya
memperindah sesuatu, sehingga bacaan Al-Qur‟an akan indah. Tajwid berguna sebagai alat
untuk mempermudah mengetahui panjang pendek dalam melafadkan bacaan al-qur‟an.
Hukum belajar tajwid adalah fardlu kifayah atau sunnah, sedangkan membaca al-qur‟an
dengan ilmu tajwid adalah fardlu „ain atau wajib. Hukum bacaan tajwid diantaranya adalah
hukum nun mati dan tanwin, hukum mim mati, hukum mim dan nun tasydid, hukum alif lam
ma‟rifah, hukum idgham, hukum mad, hukum ra‟, qalqalah, serta waqaf.
Hukum nun mati dan tanwin terdiri dari idhar halqi idgham bighunnah, idgham
bilaghunnah, iqlab, dan ikhfa haqiqi. Idhar halqi adalah ketika nun mati atau tanwin bertemu
dengan huruf idhar gho (‫)غ‬, 'ain (‫)ع‬, kho (‫)خ‬, ha (‫) ح‬, ha' (‫) هـ‬, dan hamzah (‫ )ء‬yang dibaca
jelas. Idgham bighunnah adalah hukum bacaan yang melebur dan disertai dengungan atau
yang berarti memasukkan salah satu huruf nun mati atau tanwin ke dalam huruf
sesudahnya dan lafal dari idgham bighunnah tersebut haruslah mendengung jika bert emu
empat huruf yaitu Nun, Mim, Wau, dan Ya'. Idgham Bilaghunnah ialah melebur tanpa
dengung atau maksudnya memasukkan huruf nun mati atau tanwin ke dalam huruf
sesudahnya tanpa disertai suara yang mendengung. Hukum bacaan tersebut berlaku jika
nun atau tanwin bertemu huruf Lam dan Ra'. Meskipun demikian hukum ini tidak berlaku
apabila nun mati atau tanwin serta huruf tersebut tidak ada dalam satu kata. Iqlab adalah
suatu hukum bacaan Alquran yang terjadi apabila nun mati atau tanwin bertemu dengan
satu huruf saja yaitu huruf Ba'. Di dalam bacaan ini, bacaan nun mati atau tanwin tidak
lagi dibaca sebagai nun atau tanwin berubah menjadi bunyi huruf mim. Yang terakhir
adalah ikhfa haqiqi. Ikhfa berarti menyamarkan, hukum bacaan ini berlaku apabila huruf
nun mati atau tanwin bertemu dgn huruf-huruf ikhfa (Ta', Tha', Jim, Dal, Dzal, Zay, Sin,
Syin, Sod, Dhod, Fa', Qof, Kaf). Jika bertemu dengan huruf-huruf tersebut maka nun mati
atau tanwin tersebut harus dibaca samar atau antara bacaan idhar dan bacaan idgham.
Hukum bacaan mim mati adalah macam tajwid yang didasarkan pada pertemuan
mim mati dengan huruf tertentu. Ada tiga macam hukum mim mati yaitu ikfa syafawi,
izhar syafawi, dan idgham mimi. Ikhfa syafawi dibaca dengan cara samar-samar pada bibir
dan juga dengan didengungkan. Ikhfa syafawi berbeda dengan ikhfa haqiqi. Perbedaannya
adalah ikhfa syafawi bukan nun mati yang bertemu dengan huruf ikhfa melainkan huruf
mim mati yang bertemu dengan huruf ba'. Hukum bacaan izhar Syafawi berlaku apabila
huruf mim mati bertemu salah satu huruf hijaiyyah selain huruf mim dan huruf ba'. Izhar
Syafawi harus dilafalkan dengan jelas pada bibir sambil menutup mulut. Idgham mimi atau
idgham mutamasilain ini sangat mudah diingat yakni ketika huruf mim mati bertemu
dengan huruf mim dan cara melafalkan bacaannya tersebut adalah membaca huruf mim
rangkap secara mendengung.
Hukum mim dan nun tasydid, hukum bacaan mim dan nun tasydid disebut juga
dengan ghunnah, yang memiliki makna bahwa orang yang membacanya diwajibkan untuk
mendengungkan bacaan. Maa jelaslah bacaan bagi kedua-duanya adalah didengungkan.
Hukum ini berlaku bagi setiap huruf mim dan nun yang memiliki tanda syadda atau
bertasydid.
Hukum alif lam ma‟rifah. Salah satu tanda dari kalimat isim (kata benda) adalah dapat
dimasuki alif dan lam ta‟rif atau yang lebih dikenal dengan sebutan” al ta‟rif” atau “al-
Mu‟arrifah”. Lafad Ta‟rif ( ‫ ) تَ ْع ِريْف‬mempunyai akar kata dari „Arafa ( ‫ف‬
َ ‫ع َّر‬
َ ), yang berarti
mengenal. Dari kata dasar ini dapat disimpulkan bahwa al-ta‟rif adalah Al yang berfungsi
untuk mengenalkan atau menentukan suatu benda yang semula masih bersifat umum. Sesuai
dengan fungsinya, maka apabila ada al masuk pada salah satu huruf-huruf hijaiyah
ْ ‫ ) ٌا‬dan Idgham Syamsiyah ( ‫ٌاِدْؼَام‬
mempunyai 2 hukum, yaitu Izhar Qomariyah (‫ِظ َهار قَ َم ِريَّة‬
‫) ش َْم ِسيَّة‬. Huruf izhhar qomariyyah ada 14, yaitu dikumpulkan pada syiir berikut:
ْ ‫اَبْػِ َحجَّـلَ َوخ‬
)‫َـف َعـ ِق ْي َمـهُ (أ ب غ ح ج ك و خ ف ع ق ي م هـ‬
Apabila diurutkan sesuai urutan hijaiyah menjadi:
‫أ ب ج ح خ ع غ ف ك ق م و هـ ي‬
Apabila alif lam menghadapi ke-14 huruf tadi maka harus dibaca jelas. Dalam penulisannya,
di atas lam ada sukun. Dinamakan qomariyyah/bulan karena alif lamnya ada secara tulisan
dan pelafalan seperti bulan yang jelas keberadaannya dan jelas pula bentuknya. Alif lam
syamsiah adalah alif lam (‫ )ال‬yang dirangkai dengan kata benda (isim) dan diawali dengan
salah satu dari huruf-huruf syamsiah. Artinya, hukum bacaan ini terjadu bila alif lam bertemu
dengan salah satu huruf syamsiah. Huruf-huruf syamsiah berjumlah 14 huruf di antaranya
adalah tha (‫)ط‬, tsa (‫)ث‬, shad (‫)ص‬, ra (‫)ر‬, ta (‫)ت‬, ta (‫)ت‬, dha (‫)ض‬, dzal (‫)ذ‬, nun (‫)ن‬, dal (‫)د‬, zai
(‫)ز‬, sin (‫)س‬, zha (‫)ظ‬, syin (‫)ش‬, dan lam (‫)ل‬. Cara Membaca Alif Lam Syamsiah, hukum
bacaan ini juga biasa disebut dengan idgam syamsiah karena bacaan alif lam dibaca idgham
(memasukkan) ke dalam huruf syamsiah yang ada di depannya. Akibatnya, huruf alif lam
menjadi lebur dan tertukar dengan huruf syamsiah yang mengikutinya. Atau seolah-olah
dengan membuang lam sukun dan mentasydidkan huruf-huruf syamsiah.
Hukum idgham, ada tiga macam tajwid idgham yang berbeda karena perbedaan
makhroj dan sifatnya. Ini meliputi idgham mutamathilain, idgham mutaqaribain, dan idgham
mutajanisain. Idgham mutamathilain adalah hukum bacaan yang terjadi apabila suatu huruf
bertemu dengan huruf yang sama misalnya dal bertemu dengan dal maka cara membacanya
huruf sukun dilebur ke huruf berikutnya (dibaca tasydid) tanpa ditahan. Idgham Mutaqaribain
adalah bertemunya dua huruf yang makhraj dan sifatnya hampir sama, seperti huruf Mim
bertemu Ba', huruf Kaf bertemu Qaf. Idgham Mutaqaribain terdiri dari dua kata yaitu Idgham
dan Mutaqaribain. Idgham artinya memasukkan, sedangkan Mutaqaribain artinya dua huruf
yang berdekatan. Cara membaca nya adalah dengan memasukkan huruf pertama (sukun) ke
dalam huruf kedua. - Idgham Mutajanisain Idgham Mutajanisain adalah hukum bacaan ketika
dua huruf dengan makhraj yang sama tetapi tidak sama sifatnya bertemu seperti huruf Ta'
bertemu Tha, Lam bertemu Ra' serta Dzal dan huruf Zha.
Hukum mad, mad artinya melanjutkan. Terdapat dua bagian pada hukum mad, yaitu
mad asli dan mad far'i. Terdapat tiga huruf mad yaitu alif, wau, dan ya' dan huruf tersebut
haruslah berbaris mati atau saktah. Panjang pendeknya bacaan mad diukur dengan
menggunakan harakat. Macam-macam Hukum Mad, yaitu Mad Thabi‟I dan Mad Far'i. Mad
Thabi‟I (mad asli) merupakan macam-macam mad yang terjadi apabila ada alif yang terletak
sesudah fathah, atau ya‟ sukun terletak sesudah kasrah atau juga huruf wau yang terletak
sesudah dhammah maka ini dihukumi sebagai bacaan mad thabi‟i. Dimana Mad berarti
panjang dan Thabi‟i yang artinya biasa. Cara membacanya harus sepanjang dua harakat atau
disebut satu alif. Mad Far'i secara bahasa artinya adalah cabang. Sedangkan menurut istilah
Mad Far'i adalah mad yang merupakan hukum tambahan dari mad asli (sebagai hukum
asalnya), yang disebabkan oleh hamzah atau sukun. Cara membacanya adalah 6 Harakat.
Hukum ra‟ada dua, yaitu ra‟ tafkhim dan ra‟ tarqiq. Tafkhim artinya menggemukkan atau
menebalkan. Sedangkan secara istilah, tafkhim berarti ungkapan tentang ketebalan yang
masuk pada suara huruf ketika diucapkan sehingga memenuhi mulut dengan gemanya.
Sementara tarqiq artinya menguruskan atau menipiskan. Secara istilah, tarqiq berarti
ungkapan tentang kekurusan yang masuk pada suatu huruf ketika diucapkan sehingga mulut
tidak bisa penuh dengan gemanya. Huruf ra dibaca tafkhim atau tebal apabila berharakat
fathah, fathahtain, dhammah, dhammahtain, dan sukun yang huruf sebelumnya berharakat
fathah atau dhammah. Sedangkan huruf ra dibaca tarqiq atau tipis apabila berharakat kasrah,
kasrahtain, dan sukun yang huruf sebelumnya berharakat kasrah. Sebagai tambahan, selain
tafkhim dan tarqiq, terdapat pula huruf ra yang boleh dibaca tebal atau tipis. Hal ini terjadi
apabila huruf ra berharakat sukun dan huruf sebelumnya berharakat kasrah, sedang huruf
sesudahnya adalah huruf isti'la yang berharakat kasrah.
Qalqalah artinya pantulan suara dengan tiba-tiba. Sehingga terdengar suara membalik
atau terdengar getaran suara. Ada lima huruf qalqalah yakni ba (‫)ب‬, jim (‫)ج‬, dal (‫)د‬, ta (‫)ط‬,
dan qaf (‫ )ق‬atau dapat disingkat dengan qatbujadin. Ada dua jenis qalqalah yaitu qalqalah
sugra dan qalqalah kubra. Qalqalah Sugra adalah bila ada huruf qalqalah yang berada di
tengah lafal dengan harakat sukun. Cara membaca qalqalah sugra dipantulkan dengan tidak
terlalu kuat. Qalqalah kubra adalah bila ada huruf qalqalah yang berada di akhir lafal, baik
karena harakat sukun, fathah, kasrah, damah, dan tanwin tetap dibaca waqaf. Cara membaca
qalqalah kubra lebih baik dipantulkan dengan cukup kuat.
Waqaf, ditinjau dari segi bahasa, waqaf (‫ )وقف‬bermakna menahan atau berhenti.
Sedangkan dari segi istilah, waqaf adalah menghentikan sejenak bacaan Al-Qur‟an dengan
tujuan untuk bernapas disertai niat untuk kembali melanjutkan bacaan. Waqaf La
Washal, tanda waqaf (‫ )ال‬artinya "tidak boleh berhenti". Jika terdapat tanda waqaf ini di
tengah ayat, maka tidak diperbolehkan berhenti. Tetapi jika tanda waqaf ini berada di akhir
ayat maka diperbolehkan berhenti contoh Waqaf La Washal terdapat dalam surat An-Nahl
ayat 32. Tanda mim ( ‫ ) مـ‬disebut juga dengan Waqaf Lazim. yaitu berhenti di akhir kalimat
sempurna. Waqaf Lazim disebut juga Waqaf Taamm (sempurna) karena waqaf terjadi setelah
kalimat sempurna dan tidak ada kaitan lagi dengan kalimat sesudahnya. Tanda mim ( ‫) م‬
memiliki kemiripan dengan tanda tajwid iqlab, namun sangat jauh berbeda dengan fungsi dan
maksudnya. Contohnya waqaf lazim terdapat dalam surat Al-An‟aam ayat 20. Tanda sad
( ‫ ) ص‬disebut juga dengan Waqaf Murakhkhas, menunjukkan bahwa lebih baik untuk tidak
berhenti namun diperbolehkan berhenti saat darurat tanpa mengubah makna. Perbedaan
antara hukum tanda zha dan sad adalah pada fungsinya, dalam kata lain lebih diperbolehkan
berhenti pada waqaf sad. Tanda sad-lam-ya' (‫ ) صلى‬merupakan singkatan dari "Al-wasl
Awlaa" yang bermakna "wasal atau meneruskan bacaan adalah lebih baik", maka dari itu
meneruskan bacaan tanpa mewaqafkannya adalah lebih baik. Tanda sin ( ‫ ) س‬atau tanda
Saktah ( ‫ ) ﺳﮑﺘه‬menandakan berhenti seketika tanpa mengambil napas. Dengan kata lain,
pembaca haruslah berhenti seketika tanpa mengambil napas baru untuk meneruskan bacaan.
Tanda bertitik tiga ( ) yang disebut sebagai Waqaf Muraqabah atau Waqaf Ta'anuq
(terikat). Waqaf ini akan muncul sebanyak dua kali di mana saja dan cara membacanya
adalah harus berhenti di salah satu tanda tersebut. Jika sudah berhenti pada tanda pertama,
tidak perlu berhenti pada tanda kedua dan sebaliknya. Tanda jim ( ‫ ) ج‬adalah Waqaf Jaiz.
Boleh berhenti dan boleh untuk dilanjutkan.
Hal-hal yang sering dijumpai ketika membaca al-qur‟an:
1. Vokal tidak sempurna
2. Ketika membaca huruf yang disukun, suara sering memantul
3. Tidak konsisten dalam membaca bacaan mad
4. Tergesa-gesa sewaktu membaca bacaan ghunnah

Anda mungkin juga menyukai