Anda di halaman 1dari 16

1.

Izhar Halqi
Mengutip buku Pintar Al-Qur'an oleh Abu Nizhan, secara bahasa, izhar adalah bayan atau
jelas, sedangkan menurut istilah adalah membaca nun mati (ْ‫ )ن‬atau tanwin ( ‫ ـَــًـ‬, ‫ ـِــٍـ‬, ‫) ـُــٌـ‬
dengan jelas tanpa suara dengung atau disamarkan.

Ada enam huruf izhar, yaitu hamzah (‫)ء‬, kha (‫)ح‬, ha (‫)خ‬, ain (‫)ع‬, ghain (‫)غ‬, dan ha' (‫)هـ‬.

Contoh bacaan izhar:

ْ‫عن ْه ُ أَغنَىْ َما‬


َ

Arabْlatin:ْMāْagnāْ'an-hu (QS Al Lahab: 2)

2. Idgham Bighunnah
Secara bahasa, idgham artinya idkhal atau memasukkan, sedangkan secara istilah adalah
menyamarkan atau meleburkan nun mati atau tanwin dengan huruf-huruf idgham sehingga
seolah-olah menjadi satu huruf yang bertasydid.

Adapun, idgham bigunnah yaitu jika nun mati atau tanwin bertemu dengan huruf ya (‫)ي‬, nun
(‫)ن‬, mim (‫)م‬, dan wau (‫)و‬, maka harus dibaca idgham disertai dengan dengung di hidung
(gunnah).

Contoh bacaan idgham bighunnah:

‫ب أ َ ِبى‬
ٍْ ‫َوت َبْ لَ َه‬

Arabْlatin:ْAbīْlahabiwْwaْtabbْ(QSْAlْLahab:ْ1)

3. Idgham Bilaghunnah
Idgham bilaghunnah yaitu jika nun mati atau tanwin bertemu dengan lam (‫ )ل‬dan ra (‫)ر‬,
maka harus dibaca idgham tanpa disertai dengung di hidung (gunnah).

Contoh bacaan idgham bilaghunnah:

‫لَ ْه ُ يَ ُكنْ َولَ ْم‬

Arab latin: Wa lam yakul lahụ (QS Al Ikhlas: 4)

4. Iqlab
Secara bahasa, iqlab artinya memindahkan atau mengubah sesuatu dari asalnya,
sedangkan menurut istilah adalah mengubah atau menggantikan nun mati menjadi mim
disertai dengungan jika bertemu dengan huruf ba (‫)ب‬.

Contoh bacaan iqlab:

ْ‫بَع ِْد مِ ن‬

1
Arab latin: mimm ba'di (QS Al Bayyinah: 4)

5. Ikhfa Hakiki
Hukum nun mati dan tanwin selanjutnya adalah ikhfa. Secara bahasa, ikhfa artinya satru
yang berarti menutupi atau menyamarkan. Adapun menurut istilah, ikhfa adalah
menyamarkan nun mati atau tanwin karena muncul suara dengungan (gunnah) jika bertemu
dengan 15 huruf.

Huruf ikhfa antara lain kaf ( ‫) ك‬, qaf ( ‫) ق‬, fa' ( ‫) ف‬, zha ( ‫) ظ‬, tha ( ‫) ط‬, dhad ( ‫) ض‬, shad ( ‫) ص‬,
syin ( ‫) ش‬, sin ( ‫) س‬, za' ( ‫) ز‬, dzal ( ‫) ذ‬, dal ( ‫) د‬, jim ( ‫) ج‬, tsa' ( ‫) ث‬, dan ta' ( ‫) ت‬.

Contoh bacaan ikhfa:

ْ‫سنَْ َخلَقنَا لَقَد‬


َ ‫ٱْلن‬
ِ

Arab latin: Laqad khalaqnal-insānaْ(QSْAtْTin:ْ4)

6. Ikhfa Syafawi
Mengutip buku Ilmu Tajwid Praktis karya Muhammad Amri Amir, ikhfa syafawi yaitu ketika
mim sukun (ْ‫ )م‬bertemu dengan huruf ba (‫)ب‬. Dalam hal ini, mim sukun dibaca tampak samar
disertai ghunnah.

Contoh ikhfa syafawi:

‫ارٍْة ت َرمِ ي ِهم‬


َ ‫بِحِ َج‬

Arabْlatin:ْTarmīhimْbiḥijāratimْ(AlْFilْayatْ4)

7. Idgham Mitslain
Idgham mitslain adalah hukum bacaan ketika mim sukun (ْ‫ )م‬bertemu dengan huruf mim
yang berharakat (ْ‫ ِْم َم‬, ‫) ُْم‬. Cara membacanya harus disertai dengan ghunnah.

Contoh idgham mitslain:

ْ‫َمايَتَقُونَْ لَ ُهم‬

Arab-latin: lahummmmaa yattaquuna

8. Izhar Syafawi
Izhar syafawi adalah ketika mim sukun (ْ‫ )م‬bertemu dengan huruf hijaiyyah selain huruf mim
(‫ )م‬dan ba (‫)ب‬. Cara membacanya mim sukun tampak jelas dan tanpa ghunnah.

Contoh izhar syafawi:

َْ‫علَي ِهمْ أَنعَمت‬


َ

Arab latin: An'amta 'alaihim (Al Fatihah ayat 7)

2
9. Mim Bertasydid dan Nun Bertasydid
Mim bertasydid (ْ‫ )م‬dan nun bertasydid (ْ‫ )ن‬juga dikenal dengan ghunnah musyaddah.
Apabila bertemu hukum bacaan ini maka harus digunnahkan sepanjang 2 harakat.

Contoh mim bertasydid:

‫َومِ ما‬

Arab-latin: wa mimma

Contoh nun bertasydid:

ْ‫ِإن ُهم‬

Arab-latin: innahum

10. Mad Ashli/Thabi'i


Tajwid selanjutnya adalah mad. Secara bahasa mad artinya bertambah dan memanjang,
sedangkan menurut istilah adalah memanjangkan suara dengan huruf mad atau lin ketika
adanya suatu sebab seperti hamzah (‫ )ء‬dan sukun (‫)ه‬.

Jenis mad yang pertama adalah mad ashli atau mad thabi'i. Hukum ini berlaku pada alif (‫)ا‬
sesudah fathah, ya (‫ )ي‬sukun sesudah kasrah, dan wau (‫ )و‬yang sesudah dhammah.

Contoh mad ashli:

ْ‫ب‬
ِ ‫اس‬
ْ ِ ‫ٱلن‬

Arab latin: Birabbin-nāsْ(QSْAnْNasْayatْ1).

11. Mad Far'i


Hukum tajwid ini mengharuskan ayat dibaca lebih panjang dari mad asli. Tambahan
dikarenakan adanya hamzah (‫ )ء‬atau sukun (‫ )ه‬dalam ayat. Contohnya adalah:

Contoh mad far'i:

ُْ‫خَي ٌْر َءللٓا‬

Arabْlatin:ْAllāhuْkhairunْ(QSْAnْNamlْayatْ59).

12. Idgham Mutamatsilain atau Idgham Mimi


Tajwid ini berlaku jika ada dua huruf bertemu dengan makhroj dan sifat yang sama, kecuali
wau (‫ )و‬dan ya (‫)ي‬. Cara membacanya adalah dimasukkan, diidghamkan, atau ditasydidkan
kepada huruf yang kedua.

Contoh idgham mutamatsilain:

3
‫تُك ِر ُْم ّلْ بَل‬

Arab latin:ْbalْlāْtukrimụ (QS Al Fajr ayat 17).

13. Idgham Mutajanisain


Hukum bacaan ini berlaku saat dua huruf bertemu dengan makhroj yang sama, namun
sifatnya berbeda.

Contoh idgham mutajanisain:

‫ع َْو اَثقَلَتْ فَلَما‬


َ ‫للا َد‬
َْ ‫َرب ُه َما‬

Arab latin: Fa lammāْaṡqaladْda'awallāhaْrabbahumāْ(QSْAlْA'rafْayatْ189).

14. Idgham Mutaqaribain


Hukum tajwid ini berlaku jika ada dua huruf bertemu dengan makhraj dan sifat yang hampir
sama (berdekatan). Huruf yang termasuk idgham mutaqaribain adalah lam (‫ )ل‬dan ra (‫)ر‬,
serta kaf (‫ )ك‬dan qaf (‫)ق‬.

Contoh idgham mutaqaribain:

‫ربُّ ُكمْ فَقُل‬

Arab latin: Fa qur rabbukum (QS Al An'am ayat 147)

15. Qalqalah Sugra


Hukum ini berlaku jika huruf qalqalah yakni ba (‫)ب‬, jim (‫)ج‬, dal (‫)د‬, ta (‫)ط‬, dan qaf (‫ )ق‬berada
di tengah ayat, dengan suara dipantulkan tidak terlalu kuat.

Contoh qalqalah sugra:

ْ‫َرزَ قنَ ُه م‬

Arabْlatin:ْrazaqnāhumْ(QsْAlْBaqarahْayatْ3)

16. Qalqalah Kubra


Cara baca tajwid ini adalah dengan pantulan cukup kuat. Huruf qalqalah kubra berada di
akhir ayat.

Contohnya qalqalah kubra:

ْ‫ٱل َموعُو ِْد َوٱليَو ِم‬

Arab latin: Wal-yaumil-mau'ụd (QS Al Buruj ayat 2)

"mad" secara bahasa, yakni memanjangkan, atau panjang, atau tambah. Sementara
menurut istilah, "mad" adalah membaca panjang huruf hijaiyah di dalam Al-Qur'an sebab
bertemu satu di antara tiga huruf mad, yaitu wawu sukun (ْ‫)و‬, ya' sukun (ْ‫)ي‬, dan alif (‫)ا‬.

4
1) Dibaca panjang apabila huruf alif (‫ )ا‬terdapat setelah huruf yang berharakat fathah
sebelumnya (‫)ـَـ‬.

2) Dibaca panjang jika huruf wawu sukun (ْ‫ )و‬berada setelah huruf yang berharakat
dhammah sebelumnya (‫)ـُـ‬.

3) Dibaca panjang bila huruf ya' sukun (ْ‫ )ي‬terletak sesudah huruf yang berharakat kasrah
(‫)ـِـ‬.

Untuk mengetahui seberapa panjang kalimat Arab dapat dilafalkan, ilmu tajwid membagi
hukum bacaan mad menjadi beberapa bagian. Serta masing-masing hukumnya dipengaruhi
dengan sejumlah kondisi yang berbeda-beda.

Pembagian Hukum Bacaan Mad

Secara garis besar, hukum bacaan mad terbagi menjadi dua cabang; mad thabi'i & mad far'i.
Adapun mad far'i punya sejumlah hukum turunannya lagi. Berikut mengenai pembagian
hukum bacaan mad yang dilansir dari buku Pelajaran Ilmu Tajwid.

Mad Thabi'i
Hukum satu ini mengikuti ketentuan dasar bacaan mad, yakni apabila huruf alif (‫ )ا‬terletak
sesudah fathah (‫)ـَـ‬, jika huruf ya' mati (ْ‫ )ي‬setelah harakat kasrah (‫ )ـِـ‬dan bila huruf wawu
sukun (ْ‫ )و‬berada sesudah dhammah (‫)ـُـ‬, maka cara pelafalannya dengan dipanjangkan
sebanyak dua harakat (tempo).

Huruf alif (‫ )ا‬terletak sesudah fathah (‫)ـَـ‬:

‫ بَا‬، ‫ َوا‬، ‫ خَا‬، ‫َدا‬

Bacaan dari kanan ke kiri: baa-waa-khaa-daa

Contoh: (QS An-Nas ayat 4) ْ‫َر مِ ن‬


ِْ ‫اس ش‬
ْ ِ ‫ال َوس َو‬

Huruf ya' sukun (ْ‫ )ي‬setelah harakat kasrah (‫)ـِـ‬

ْ‫ لي‬، ْ‫ تِي‬، ْ‫ فِي‬, ْ‫دِي‬

Bacaan dari kanan ke kiri: lii-tii-fii-dii

Contoh: (QS An-Nas ayat 5) ْ‫صدُو ِْر فِي‬


ُ

5
Huruf wawu sukun (ْ‫ )و‬berada sesudah dhammah (‫)ـُـ‬

ْ‫ ُرو‬، ْ‫ ذُو‬، ْ‫شو‬


ُ ، ْ‫ضُو‬

Bacaan dari kanan ke kiri: ruu-dzuu-syuu-dhuu

Contoh: (QS An-Nas ayat 1) ْ‫اَعُو ْذُ قُل‬

Mad Far'i
"Far'i" berarti cabang. Jenis mad satu ini terbagi lagi menjadi 14 hukum:

Mad Wajib Muttashil


Apabila ada ketentuan mad thabi'i yang bertemu dengan hamzah (‫ )ء‬dalam satu kalimat
atau katanya. Cara bacanya dengan dipanjangkan lima harakat. Contoh: (QS Al-Baqarah
ayat 6) ‫س َو ۤا ٌْء‬
َ ْ‫علَي ِهم‬
َ

Mad Jaiz Munfasil


Apabila ada ketetapan mad thabi'i yang bertemu dengan huruf hamzah (‫ )ء‬dalam kata atau
kalimat yang terpisah. Panjang bacaannya sebanyak lima harakat. Contoh: (QS Al-Baqarah
َْ َ ‫اِن ُهمْ ا‬
ayat 12) ‫ّل‬

Mad Lazim Mutsaqal Kilmi


Apabila ketentuan mad thabi'i bertemu dengan huruf bertasydid (‫ )ــ‬dalam satu kata. Cara
bacanya dengan panjang enam harakat. Contoh: (QS Al-Fatihah ayat 7) ‫ّل‬ َْ ‫الض ۤالِي‬
َْ ‫ن َو‬

Mad Lazim Mukhaffaf Kilmi


Apabila ketentuan mad thabi'i bertemu dengan huruf bersukun, tetapi bukan di akhir kata,
ۤ
dan panjang bacaannya sebanyak enam harakat. Contoh: (Surat Yunus ayat 91) ‫ن‬ َْ ‫الـ‬

Mad Layyin
Apabila ya' sukun (ْ‫ )ي‬atau wawu sukun (ْ‫ )و‬terletak setelah huruf yang berharakat fathah (‫)ـَـ‬
dan bertemu huruf hidup yang diwaqafkan. Cara bacanya bisa dipajangkan dua harakat,
empat harakat, dan enam harakat. Contoh: (QS Quraisy ayat 4) ْ‫خَوفٍْ ِمن‬

Mad Arid Lissukun


Apabila ada waqaf atau tempat pemberhentian bacaan, sementara sebelum waqaf terdapat
ketentuan mad thabi'i dan mad layyin, sehingga panjang bacaannya bisa dua hingga enam
ِْ ‫ل ِباَصح‬
harakat (yang lebih utama). Contoh: (QS Al-Fiil ayat 1) ‫ب‬ ِْ ‫الفِي‬

6
Mad Shilah Qashirah
Abila ada huruf ha dhamir (‫ )ه‬yang huruf sebelumnya hidup (berharakat), sehingga panjang
bacaannya sebanyak satu alif (dua harakat/dua tempo). Contoh: (QS Al-Qariah ayat 9) ْ‫فَا ُ ُّمه‬

Mad Shilah Thawilah


Apabila ha dhamir (‫ )ه‬bertemu dengan huruf hamzah yang berharakat setelahnya, dan
panjang bacaannya sampai lima harakat. Contoh: (QS Al-Baqarah ayat 255) ْ‫اِّلْ عِن َده‬

Mad Iwadh
Apabila ada harakat fathahtain (‫ )ـًـ‬yang terletak pada tempat pemberhentian (waqaf) di akhir
kalimatnya. Maka panjang bacaannya sebanyak dua harakat. Contoh: (QS An-Nisa ayat 1)
‫س ۤا ًْء َكثِي ًرا‬
َ ِ‫ون‬

Mad Badal
Apabila ada hamzah () bertemu dengan ketentuan mad, maka cara bacanya seperti mad
thabi'i, yakni dipanjangkan sebanyak dua tempo (harakat). Contoh: (QS Ali Imran ayat 186)
‫اُوتُوا‬

Mad Lazim Harfi Mukhaffaf


Apabila ada huruf yang enam; huruf ha (‫)ح‬, huruf ya' (‫)ي‬, huruf tha' (‫)ط‬, huruf alif (‫)ا‬, huruf Ha
(‫)ه‬, dan huruf ra' (‫ )ر‬di awal surat yang terdiri dari satu atau beberapa huruf yang terletak
pada awal surat. Cara bacanya hanya sepanjang dua harakat saja. Contoh: (QS Yunus ayat
1) ْ‫ۤالر‬

Mad Lazim Harfi Mutsaqal


Sama dengan mad lazim harfi mukhaffaf yang berada di permulaan surat, tetapi bedanya
terdapat delapan huruf; huruf nun (‫)ن‬, huruf qaf (‫)ق‬, huruf shad (‫)ص‬, huruf ain (‫)ع‬, huruf sin
(‫)س‬, huruf lam (‫)ل‬, huruf kaf (‫)ك‬, dan huruf mim (‫)م‬.

Panjang bacaan untuk mad lazim mutsaqal harfi sampai enam harakat, dengan contoh pada
ْۤ
salah satu ayat Al-Qur'an pada Surat Al-Qalam ayat 1 - ‫ن‬

Mad Tamkin
Apabila berkumpulnya dua huruf ya'. Di mana huruf ya' pertamanya berharakat tasydid (‫)ــ‬
juga kasrah (‫)ـِـ‬, sementara huruf ya' yang kedua berharakat sukun (‫)ــ‬. Panjang bacaannya
sejumlah dua harakat. Contoh: (QS Al-Baqarah ayat 61) َْ‫الن ِب ّٖين‬

Mad Farqu,
Apabila dua hamzah bertemu, yaitu hamzah istifham (untuk bertanya) dan hamzah washal

7
pada alif lam ma'rifah (‫)ال‬. Dan bacaannya dipanjangkan hingga enam harakat. Contoh: (QS
ِْ ‫ۤءالذك ََري‬
Al-An'am ayat 143) ْ‫ن قُل‬

Itulah ke-15 hukum bacaan mad beserta penjelasan dan masing-masing contohnya, semoga
bermanfaat!

Dalam konsep Islam, bersuci dikenal dengan istilah taharah. Secara bahasa, taharah artinya
bersih dan suci dari kotoran atau najis, baik yang bersifat hissi (yang dapat terlihat), seperti
kencingْatauْlainnya,ْdanْnajisْyangْbersifatْma’nawi (yang tidak kelihatan zatnya), seperti
aib dan maksiat. Adapun menurut istilah, taharah artinya bersih dari najis, baik najis haqiqi,
yaitu kotoran maupun najis hukmi.

Taharah amat penting dalam Islam. Baik taharah haqiqi, yaitu suci pakaian, badan, dan
tempat shalat dari najis, maupun taharah hukmi, yaitu suci anggota wudhu dari hadas dan
suci seluruh anggota lahir dari janabah (junub). Sebab, hal itu menjadi syarat sahnya shalat.

Buku yang ditulis Syekh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin ini memberikan penjelasan
tentang taharah dan hal-hal yang terkait dengannya secara sistematis, rinci, serta dilengkapi
dengan faidah (intisari) dari setiap pembahasannya. Selain menjelaskan makna hadis per
kata atau per kalimat, penulis juga menjelaskan syarah hadis secara umum. Kemudian,
ditutup dengan intisari dan faedah hukum yang diambil dari hadis.

Salah satu keindahan dalam agama Islam adalah Rasulullah SAW dan para sahabat tidak
tabu membicarakan sesuatu yang sangat penting, khususnya terkait masalah hukum
taharah, meskipun bagi sebagian orang ketika itu, hal-hal tersebut termasuk hal tabu untuk
ditanyakan dan dibahas.

Misalnya, tentang mazi, mimpi basah bagi perempuan, mandi junub bagi pasangan suami
istri yang melakukan hubungan suami istri tanpa disertai ejakulasi pihak suami, mandi junub
bagi orang yang terluka parah, bersenang-senang dengan istri saat ia haid, dan apa yang
harus dilakukan seorang suami bila seusai menggauli istrinya kemudian ia ingin
mengulanginya lagi. Semua itu dibahas tuntas dalam buku ini.

Buku yang merupakan salah satu rangkaian jilid lengkap dari kitab Fath Dzi Al-Jalal wa Al-
Ikram yang merupakan syarah dari kitab Bulughul Maram ini juga membahas berbagai hal
lain seputar taharah. Misalnya, hukum istri mandi dengan sisa air mandi suami dan suami
mandi dengan sisa air mandi istri, sucinya kucing dan bekas air liurnya, sucinya air liur
hewan yang bisa dimakan dagingnya, sucinya mani, hukum darah haid yang mengenai
pakaian, hal-hal yang membatalkan wudhu, hukum menyentuh kemaluan, serta batalnya
wudhu karena muntah dan mimisan.

Selain itu, berwudhu karena memandikan mayat dan membawanya, bekam tidak
membatalkan wudhu, tidur yang membatalkan wudhu, larangan berbicara saat buang hajat,
apakah wanita menguraikan rambutnya saat mandi junub, larangan membaca Alquran bagi
orang yang junub, hukum-hukum wanita yang mengalami istihadah, dan apa saja yang
diharamkan bagi wanita nifas. n irwan kelana ed: hafidz muftisany

8
Pengertian Shalat Berjamaah

Salat berjamaah adalah salat yang dikerjakan oleh dua orang atau lebih secara bersama-
sama dan salah seorang dari mereka menjadi imam, sedangkan yang lainnya menjadi
makmum.

Nah, salat lima waktu yang kita lakukan sangat diutamakan untuk dikerjakan secara
berjamaah, bukan sendiri-sendiri (munfarid). Kalian perlu tahu bahwa hukum salat wajib
berjamaah adalah sunnah muakkadh, yaitu sunnah yang sangat dianjurkan. Bahkan,
sebagian ulama mengatakan hukum salat berjamaah adalah fardu kifayah.

Keutamaan salat berjamaah bila dibandingkan salat munfarid adalah dilipatkan 27 derajat.
HadisْRasulullahْsaw.:ْ“Dari Ibnu Umar r.a., Rasulullah saw. bersabda, “salat berjamaah
lebih utama dibandingkan salat sendirian dengan dua puluh tujuh derajat.”(H.R.ْBukhariْdanْ
Muslim)

Keistimewaan lain bagi orang yang rajin salat berjamaah adalah akan dibebaskan oleh Allah
Swt. dari api neraka. Perhatikan keterangan dari hadis berikut ini:

“Dari Anas bin Malik r.a., dari Nabi Muhammad saw., sesungguhnya beliau bersabda:
“Barang siapa salat di masjid dengan berjamaah selama empat puluh malam, dan tidak
pernah tertinggal pada rakaat pertama dari salat Isya, maka Allah akan membebaskan
baginya dari api neraka.”ْ(H.R.ْIbnuْMajah).

Syarat Sah salat Berjamaah

Salat berjamaah sah apabila memenuhi syarat sebagai berikut :

1. Ada imam.

2. Makmum berniat untuk mengikuti imam.

3. Salat dikerjakan dalam satu majelis.

4. Salat makmum sesuai dengan salat-nya imam.

Kedudukan imam dalam salat berjamaah sangat penting. Dia akan menjadi pemimpin
seluruh jamaah salat sehingga untuk menjadi imam ada syarat tersendiri. Syarat yang
dimaksud adalah :

1. Mengetahui syarat dan rukun salat, serta perkara yang membatalkan salat,

2. Fasih dalam membaca ayat-ayat al-Qur’an,

3. Paling luas wawasan agamanya dibandingkan yang lain,

4. Berakal sehat,

5. Ballig,

6. Berdiri pada posisi paling depan,

7. Seorang laki-laki (perempuan juga boleh jadi imam kalau makmumnya perempuan
semua), dan

9
8. Tidak sedang bermakmum kepada orang lain.

Sedangkan syarat-syarat menjadi makmum adalah seperti berikut:

1. Makmum berniat mengikuti imam,

2. Mengetahui gerakan salat imam,

3. Berada dalam satu tempat dengan imam,

4. Posisinya di belakang imam, dan

5. Hendaklah salat makmum sesuai dengan salat imam, misalnya imam salat Asar
makmum juga salat Asar

Makmum Masbuq

Makmum Masbuq adalah makmum yang tidak sempat membaca surat al- Fatihah bersama
imam di rakaat pertama. Lawan katanya adalah makmum muwafiq, yakni makmum yang
dapat mengikuti seluruh rangkaian salat berjamaah bersama imam.

Jika kalian dalam kondisi ketinggalan berjamaah seperti ini, perlu kecermatan dalam tata
cara menghitung jumlah rakaat.

Untuk itu, perhatikan beberapa ilustrasi peristiwa berikut. Penjelasan ini sangat penting,
siapa tahu kalian mengalaminya:

Ilustrasi 1

Pada saat makmum datang untuk berjamaah salat Asar, imam masih berdiri pada rakaat
pertama. Makmum berniat, takbiratul ihram, dan membaca al-Fatihah. Namun, sebelum
selesai membaca al-Fatihah imam rukuk, maka dalam keadaan ini makmum harus segera
rukuk mengikuti imam tanpa harus menyelesaikan bacaan al-Fatihah. Makmum semacam
ini masih dinyatakan mendapatkan seluruh rakaat bersama imam. Jadi, Pada saat imam
menutup salat dengan salam, makmum tersebut ikut salam.

Ilustrasi 2

Padaْsaatْmakmumْdatangْuntukْberjamaahْsalatْ‘Asar,ْimamْsedangْrukukْuntukْrakaatْ
pertama. Makmum berniat, takbiratul ihram, dan membaca al-Fatihah meskipun hanya satu
ayat. Lalu, makmum segera rukuk mengikuti imam tanpa harus menyelesaikan bacaan al-
Fatihah. Makmum semacam ini masih dinyatakan mendapatkan seluruh rakaat bersama
imam. Jadi, pada saat imam menutup salat dengan salam, makmum tersebut ikut salam.

Ilustrasi 3

Pada saat makmum datang untuk berjamaah ¡alat asar, imam sedang i‘tidal atau sujud
untuk rakaat pertama. Makmum berniat, takbiratul ihram, dan langsung i‘tidal atau sujud
bersama imam. Pada saat imam menutup salat dengan salam, makmum berdiri lagi untuk
menambah kekurangan rakaat yang belum selesai.

10
Halangan salat Berjamaah

Salat berjamaah dapat ditinggalkan, kemudian melakukan salat sendirian (munfarid). Faktor
yang menjadi halangan itu adalah :

1. Hujan yang mengakibatkan susah menuju ke tempat salat berjamaah,

2. Angin kencang yang sangat membahayakan,

3. Sakit yang mengakibatkan susah berjalan menuju ke tempat salat berjamaah,

4. Sangat ingin buang air besar atau buang air kecil, dan

5. Karena baru makan makanan yang baunya sukar dihilangkan, seperti bawang, petai,
dan jengkol.

11
Kelahiran nabi muhammad

Saat ini setiap tanggal kelahiran Nabi Muhammad SAW dikenal sebagai Hari Maulid Nabi
Muhammad SAW, yang diperingati pada 12 Rabiul Awal. Ibu Nabi bernama Aminah dan
ayahnya bernama Abdullah.

Hari lahir Nabi Muhammad adalah hari senin sehingga Rasulullah selalu puasa pada hari tersebut.
Jika ditanya mengenai puasa hari Senin maka beliau akan menjawab bahwa hari Senin adalah
hari aku dilahirkan.

Lahir pada tahun Gajah dimana para pasukan gajah di bawah pimpinan Abrahah Habasyah pada
saat itu. Bersamaan dengan penyerangan Ka’bah.

Allah memberikan kekuasaannya dengan cara menghentikan aksi dengan mengerahkan burung
ababil untuk menjatuhkan batu-batu.

Batu-batu tersebut akan mendatangkan wabah penyakit dan menunjukkan kebesaran Allah SWT.
Peristiwa kelahiran Nabi Muhammad SAW ada di Q.S Al-Fil dengan arti Tahun Gajah.

Nabi menjadi seorang yatim sebelum usianya genap 3 tahun karena ayahnya telah meninggal
dunia. Untuk melanjutkan hidupnya, di masa kecilnya bersama dengan kakeknya yang bernama
Abdul Muthalib. Ibu persusuan Nabi Muhammad adalah Halimah Sa’diyah yang ikhlas
menyusuinya.

Masa Kecil Nabi Muhammad


Nabi lahir di rumah Abu Thalib yaitu paman nabi. DI masa kecilnya, Rasulullah menjalani
seluruh kehidupan dan tumbuh seperti anak pada umumnya.

Dengan adanya tradisi zaman dahulu maka ibunya harus menyembunyikannya di pedalaman pada
hari ke-18 kelahirannya.

Karena adanya tradisi dari Quraisy tersebut maka Nabi tidak bisa mendapatkan kasih sayang dari
ibunya. Bahkan sampai Nabi berusia 8 sampai 10 tahun lamanya.

Namun, dengan adanya peristiwa tersebut maka Rasulullah tumbuh menjadi anak yang luar biasa.
Beberapa sifat yang dimilikinya cukup menakjubkan seperti cepat tanggap, bersikap baik, serta
cerdas untuk ukuran anak seusianya.

Beranjak Remaja

12
Saat masa remaja, kisah Nabi Muhammad dijauhkan dari perbuatan tercela yang bisa merugikan
sesamanya. Dengan begitu nabi menjadi orang yang memiliki akhlak terpuji.

Pada suatu ketika, Nabi bercerita bahwa dua kali duduk mendengarkan pesta perkawinan yang
terjadi di zaman Jahiliyah.

Pada kejadian tersebut, Allah menutup telinga Nabi Muhammad sehingga tertidur dan terbangun
pada esok hari. Kemudian, Nabi tidak pernah lagi memiliki niat untuk mengikuti perbuatan yang
buruk.

Di usianya 20 tahun nabi, tepatnya di Mekkah bertepatan dengan peristiwa Harbul Fijar yaitu
perang antara Kabilah Quraisy dengan Qais dan Aylan. Sehingga bisa dilihat bahwa tidak mudah
untuk menahan diri dari terlebih jika masih usia remaja.

Menjelang Dewasa
Setelah remaja, masa yang akan dilewati nabi adalah menjelang dewasa sehingga membuat nabi
harus menekuni dunia bisnis. Dalam dunia bisnis ini, Nabi mulai berdagang bersama dengan
kawannya yaitu Saib bin Abi Saib.

Pada usia 25 tahun, Nabi mulai menjalin bisnis besar layaknya kerja sama dengan wanita kaya
raya. Wanita tersebut bernama Siti Khadijah sehingga bisa dibilang bahwa perkenalan mereka
melalui dunia perniagaan.

Perjalanan dagang yang dilakukan pada saat nabi menginjak dewasa adalah berniaga bersama
dengan Khadijah. Dimana, perempuan ini turut membiayai kafilah perdagangan dari Mekkah ke
Suriah sehingga bisa berbagi keuntungan bersama dengan mitranya.

Pernikahan dengan khadijah


Dalam kisah Nabi Muhammad kegiatan perniagaan memang membuat Nabi dan Khadijah terlihat pada
aktivitas sehari-hari. Khadijah merasa tertarik dengan nabi karena mereka sering terlibat pada kegiatan-
kegiatan dagang tersebut.

Khadijah, seorang wanita kaya raya mengutus seorang sahabatnya yaitu Nafisah binti Umayyah agar
dapat menyampaikan niatnya untuk melamar Nabi Muhammad. Jadi, memang yang tertarik lebih dahulu
adalah Khadijah dan beliau yang melamar nabi terlebih dahulu.

Berita baik ini disampaikan oleh Nabi Muhammad SAW kepada para paman-pamannya. Paman Nabi yaitu
Hamzah bin Abdul Muthalib langsung mendatangi rumah Khuwailid bin Asad yang bertujuan melamar
Khadijah. Meskipun begitu, Nabi Muhammad tetap ingin melamar Khadijah terlebih dahulu.

Dengan kejadian tersebut maka Nabi Muhammad SAW menikahi Khadijah di usia 28 tahun. Dengan
begitu maka Nabi Muhammad SAW dan Khadijah resmi menikah menambah istimewa kisah Nabi
Muhammad.

Wahyu pertama turun

13
Nabi Muhammad SAW adalah nabi ulul azmi yang diberikan wahyu oleh Allah. Nabi
mendapatkan berbagai peristiwa istimewa yang dikaruniakan dari Allah SWT sebelum menjadi
Rasul. Pasalnya, Allah memberikan wajah yang terlihat bersinar dan bersih.

Dengan begitu maka Allah telah nyata menunjukkan kebesarannya yang menandakan bahwa akan
mendatangkan nabi terakhir. Nabi terakhir tersebut akan mendapatkan kedudukan tertinggi
sampai akhir zaman di dunia.

Wahyu pertama yang didapatkan oleh Nabi Muhammad dari Allah SWT adalah mimpi dihampiri
oleh Malaikat Jibril.

Rasulullah sedang menyendiri di Gua Hira yang tepatnya berada di samping Jabal Nur. Wahyu
yang didapatkan adalah Surah Al-Alaq ayat 1 sampai dengan 4.

Dakwah Pertama Rasulullah


Seperti yang dilakukan nabi-nabi sebelumnya, kisah Nabi Muhammad juga melakukan dakwah
untuk mengenalkan Islam dan percaya pada Allah. Dakwah pertama yang dilakukan oleh nabi
adalah kepada keluarga terdekat yaitu Bani Hasyim.

Yang mau beriman dan bertakwa kepada Allah hanyalah Ali bin Abi Thalib serta Abu Thalib
juga ikut melindungi Rasul saat melakukan dakwah untuk Islam.

Dakwah yang dilakukan rasul secara terang-terangan ini mendapatkan pertentangan keras dari
kaum Quraisy. Banyak kaum yang menilai bahwa Nabi Muhammad sudah gila bahkan sampai
dilempar batu dan kotoran ke tubuh Nabi.

Paman Nabi yang juga ikut menentang adalah Abu Jahal dan Abu Lahab serta tidak mendukung
dakwah Nabi Muhammad SAW.

Banyak kaum kafir Quraisy yang juga menentang dakwah Rasulullah sehingga paman yang ikut
menentang tersebut banyak mengintimidasi pengikut Nabi agar meninggalkannya.

Banyak yang khawatir jika dakwah yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW akan merusak
penyembahan berhala yang sudah dilakukannya sejak zaman nenek moyang. Bahkan tidak jarang
kaum Quraisy yang ingin membunuh Nabi Muhammad.

Ada juga kaum yang rela memberikan uang kepada Abu Thalib agar Rasul wafat. Dan banyak
rencana-rencana pembunuhan yang melibatkan orang luar. Dengan begitu maka akan tetap
menjaga persaudaraan tanpa memecahkan perang saudara.

Wafatnya Nabi Muhammad


Seperti yang sudah dikenal mengenai sahabat Nabi Muhammad SAW, Abu Bakar salah satunya
yang tidak berada di Madinah saat peristiwa menyedihkan. Wafatnya Rasulullah bersamaan
dengan turunnya wahyu terakhir yaitu QS. Az-Zumar Ayat 30, yaitu

“Sesungguhnya kamu akan mati dan sesungguhnya mereka akan mati pula”.

14
Sebenarnya, Nabi Muhammad sudah sakit pada saat bulan Shafar tahun 11 Hijriah. Nabi
menderita sakit kepala dan demam berkepanjangan sampai lebih dari 2 minggu dan kondisi
tersebut membuat suhu tubuhnya meninggi.

Dalam keadaan sakit, Nabi tetap mengunjungi rumah istri-istrinya. Dan saat tiba di rumah
Aisyah, badan Nabi sudah sangat lemah saat itu. Jadi, Nabi Muhammad meninggal di kediaman
Aisyah.

Khalifah rasyidin
(bahasa Arab: ‫الخلفاءْالراشدون‬, translit. al-Khulafāʾ al-Rāshidūn, terj.ْhar. ''KhalifahْyangْDibimbingْ
dengan Benar''), sering disebut Khulafaur Rasyidin atau Rasyidin, adalah sebutan Muslim
Sunni untuk empat khalifah pertama yang memimpin negara Islam pertama Kekhalifahan
Rasyidin setelah kematian nabi Islam Muhammad. Mereka adalah Abu Bakar, Umar bin
Khattab, Utsman bin 'Affan, dan Ali bin Abi Thalib.
Pemerintahan para khalifah ini, yang disebut Kekhalifahan Rasyidin (632–661), dianggap dalam
Islam Sunni telah "dibimbing dengan benar" (bahasa Arab: ‫راشد‬, translit. rāsyd), artinya merupakan
model (sunnah) yang harus diikuti dan diteladani dari sudut pandang agama.[1]
Abu Bakar (m. 632–634) terpilih sebagai Khalifah pertama dalam peristiwa Saqifah Bani
Sa'idah segera setelah kematian Muhammad. Aksesinya ditolak oleh beberapa orang sahabat
Muhammad, yang paling menonjol diantara mereka adalah Ali bin Abi Thalib, yang kemudian
menyerah dan menawarkan kesetiaannya. [2] Abu Bakar memerangi kelompok murtad, dan
memperluas wilayah kekhalifahan. Pemerintahannya yang singkat berakhir dengan kematiannya
di tahun 634 M.
Penerus Abu Bakar adalah Umar bin Khattab (m. 634–644), yang juga seorang sahabat
terkemuka Muhammad. Bersamaan dengan penaklukan Persia Sasaniyah dan dua pertiga
dari Bizantium Romawi, Umar membangun struktur politik dan administrasi negara. Ia
menciptakan diwan, sebuah badan ekonomi negara, ia juga menetapkan kebijakan yang
memperbolehkan pembangunan kembali pemukiman Yahudi di Yerusalem. Kekhalifahannya
berakhir ketika dia dibunuh oleh Abu Lu'lu'ah, seorang budak dari persia.
Sebelum kematiannya, Umar membentuk sebuah panitia yang beranggotakan enam orang untuk
memilih khalifah baru setelah kematiannya, dan Utsman bin Affan (m. 644–656) adalah yang
terpilih di antara mereka. Utsman mungkin adalah khalifah paling dikenang karena berjasa dalam
pengumpulan al-Qur'an dan membentuknya menjadi sebuah mushaf seperti yang dibaca saat
ini. Kebijakan Utsman untuk menetapkan anggota keluarganya sebagai pejabat dan gubernur
telah menimbulkan pemberontakan yang mengakibatkan dirinya terbunuh pada 656 M.
Ali bin Abi Thalib (m. 656–661), mewarisi kekacauan yang terjadi pada akhir masa kekhalifahan
Utsman. Ia termasuk dari enam orang dari anggota panita yang ditunjuk Umar dalam Pemilihan
Utsman. Pada masa pemerintahannya, Ali menghadapi konflik internal yang dikenal
sebagai Fitnah Pertama. Pihak ketiga, Khawarij, memutuskan untuk mengakhiri konflik dengan
membunuh tiga orang yang dianggap penyebab peperangan, yaitu Ali, Mu'awiyah, dan Amr bin
Ash. Dari ketiga orang tersebut, hanya Ali yang berhasil dibunuh. Putranya, Hasan, mengakhiri
konflik dengan menyerahkan kekhalifahan kepada Mu'awiyah.

15
Abu Bakar, (bahasa Arab: ‫بَك ٍْر أَبُو‬, ca. 573–634 M/13 H) adalah sahabat dekat Muhammad dan
ayah mertuanya. Dia memerintah Kekhalifahan Rasyidin dari 632 hingga 634 M
sebagai Khalifah Muslim pertama setelah kematian Muhammad.[12] Abu Bakar melanjutkan fungsi
politik dan administrasi yang sebelumnya dijalankan oleh Muhammad. Abu Bakar disebut As-
ِ َ‫ ا‬terj. har. 'yang membenarkan')[13] karena menjadi orang pertama yang
Siddiq (‫لـصـ ِديـق‬
membenarkan peristiwa Isra Mikraj Muhammad,[14] dan dikenal dengan gelar itu di antara
generasi Muslim Sunni selanjutnya

Pada Agustus 634, Abu Bakar jatuh sakit dan tidak kunjung sembuh. Dia mengalami demam
tinggi dan hanya bisa berbaring di tempat tidur.[29] Penyakitnya berkepanjangan, dan ketika
kondisinya memburuk, dia akhirnya meninggal dunia Pada 23 Agustus 634. [30] Sebelum
kematiannya, ia mendiktekan wasiat terakhirnya kepada Utsman yang isinya
mengangkat Umar sebagai penggantinya

Umar bin Khattab (bahasa Arab: ‫الخطاب ابن عمر‬, translit. ʿUmar ibn al-Khattāb, ca.586/590–644[31])
adalah pendamping terkemuka dan penasihat Muhammad. Putri Umar, Hafshah menikah
dengan Muhammad; dengan demikian dia menjadi ayah mertua Muhammad. Ia menggantikan
Abu Bakar setelah kematiannya 23 Agustus 634 sebagi khalifah kedua, dan memainkan peran
penting dalam Islam.[32] Ia mmerintah Kekhalifahan Rasyidin selama sepuluh tahun. [33]

Umar adalah khalifah pertama yang mengadopsi gelar Amirul Mukminin (terj. har. 'pemimpin
orang-orang beriman').

Pada November 644, Umar diserang oleh seorang budak Persia bernama Abu Lu'lu'ah ketika ia
sedang memimpin salat subuh di Masjid Nabawi.[52] Sebelum kematiannya, ia sempat menunjuk
sebuah komite beranggotakan enam orang: Ali,Utsman, Thalhah bin Ubaidillah, Zubair bin
Awwam, Abdurrahman bin Auf, dan Sa'ad bin Abi Waqqash untuk memilih salah seorang di
antara mereka sebagai penggantinya

Utsman bin Affan (bahasa Arab: ‫عفان ابن ثمان‬, translit. ʿUthmān ibn ʿAffān) (ca. 579–17 Juli 656)
adalah salah satu sahabat awal dan menantu Muhammad. Dua putri Muhammad dan
Khadijah, Ruqayyah dan Ummu Kultsum menikah dengannya satu demi satu. Utsman lahir dari
klan Bani Umayyah, keluarga kuat dari suku Quraisy.[54]

Ali bin Abi Thalib (bahasa Arab: ‫طالب أبي ابن علي‬, translit. ʿAlī ibn Abī Ṭālib) adalah sepupu dan
menantu Muhammad.[85] Di Makkah, Ali muda adalah orang pertama yang memeluk Islam dari
anak-anak dan orang yang menawarkan dukungannya ketika Muhammad pertama kali
memperkenalkan Islam kepada kerabatnya.[86][87][88][89][90] Kemudian, dia memfasilitasi pelarian
Muhammad yang aman ke Madinah dengan mempertaruhkan nyawanya sebagai
umpan.[91][92][93][94][95] Saat tiba di Madinah, Ali bersumpah persaudaraan dengan Muhammad dan
kemudian melamar putri Muhammad, Fatimah, dan menikahinya.[

16

Anda mungkin juga menyukai