Anda di halaman 1dari 8

1.

Hukum Bacaan Nun Mati/ Tanwin

Nun mati atau tanwin ( ْ‫ ن‬/ ‫ )ًـٍـٌـ‬jika bertemu dengan huruf-huruf hijaiyyah, hukum bacaannya
ada 5 macam, yaitu:

Izhar  (‫)إظهار‬
Izhar artinya jelas atau terang. Apabila ada nun mati atau tanwin ( ْ‫ ن‬/ ‫)ًـٍـٌـ‬bertemu dengan
salah satu huruf halqi (‫) ا ح خ ع غ ه‬, maka dibacanya jelas/terang..
Gaboleh dipanjangin atau terlalu dikakuin kayak kalo dipanjangin nun sukunnya:
salamunnnhiya atau kalo terlalu dikakuin nun sukunnya : salamun hiya.
Harusnya dibaca lentur kayak : salamunhiya

Idgham  (‫)إدغام‬
Idgham Bighunnah (dilebur dengan disertai dengung) dengungnya sebanyak 2 harakat
Yaitu memasukkan/meleburkan huruf nun mati atau tanwin ( ْ‫ ن‬/ ‫)ًـٍـٌـ‬kedalam huruf
sesudahnya dengan disertai (ber)dengung, jika bertemu dengan salah satu huruf yang
empat, yaitu: ‫ن م و ي‬
Idgham Bilaghunnah (dilebur tanpa dengung)
Yaitu memasukkan/meleburkan huruf nun mati atau tanwin ( ْ‫ن‬/ ‫)ًـٍـٌـ‬kedalam huruf
sesudahnya tanpa disertai dengung, jika bertemu dengan huruf lam atau ra (‫ ل‬،‫)ر‬

Iqlab  (‫)إقالب‬
Iqlab artinya menukar atau mengganti. Apabila ada nun mati atau tanwin ( ْ‫ن‬ / ‫)ًـٍـٌـ‬ bertemu
dengan huruf ba (‫)ب‬, maka cara membacanya dengan menyuarakan /merubah
bunyi  ْ‫ن‬ menjadi suara mim (‫) ْم‬, dengan merapatkan dua bibir serta mendengung.
cara terbagus untuk mengucapkan iqlab ialah bibir tidak terlalu dirapatkan sehingga masih
ada dengungnya. Kalo dirapatkan sekali bibirnya akan terdengar seolah2 bertasydid.

Ikhfa  (‫)إخفاء‬
Ikhfa artinya menyamarkan atau tidak jelas. Apabila ada nun mati atau tanwin (
ْ‫ن‬/ ‫)ًـٍـٌـ‬ bertemu dengan salah satu huruf ikhfa yang 15 ( ‫ت ث ج د ذ س ش ص ض ط ظ ف ق‬
‫) ك‬, maka dibacanya samar-samar, antara jelas dan tidak (antara izhar dan idgham) dengan
mendengung.
Cara mengucapkan ikhfa adalah ketika kita membaca nun sukun atau tanwin langsung kita
persiapkan untuk membaca huruf hijaiyah ikhfa yg ada didepannya. Kayak contohnya
minndunillah , jadi saat membaca minn sampai pada nun sukun langsung diancang ancang
untuk membaca huruf dal
Ikhfa dibagu jd tiga sesuai pengucapannya
1) Aqrab : dekat dengan nun sukun/tanwin yaitu huruf dal,ta,tha
2) Ausath : selain huruf aqrab dan ab’ad
3) Ab’ad : jauh dengan nun sukun/tanwin yaitu huruf qaf,kaf

Ikhfa didengungkan sebanyak 2 harakat


2. Hukum Bacaan Mim Mati
Mim mati (‫) ْم‬ bila bertemu dengan huruf hijaiyyah, hukumnya ada tiga, yaitu:ikhfa syafawi,
idgham mim, dan izhar syafawi.

Ikhfa Syafawi  (‫)سفوى إخفاء‬


Apabila mim mati (‫) ْم‬ bertemu dengan ba (‫)ب‬, maka cara membacanya harus dibunyikan
samar-samar di bibir dan didengungkan.
Mengucapkannya dengan sifat antara idzhar dan idhgam. Mengucapkannya dengan
gunnah(dengung) sebanyak 2 harakat. Mim nya disamarkan , bibir tidak terlalu dirapatkan.
Kalo dirapatkan seakan akan ada tasydid. Bedanya dengan iqlab ialah kalo iqlab ada 2
kerjaan(pertama nun sukun diubah dulu jadi mim lalu yg kedua di ikhfa kan atau disamarkan
dgn tdk terlalu rapat kedua bibirnya) kalo ikhfa syafawi hanya ada 1 kerjaan (hanya meng
ikhfa kan dgn tdk terlalu rapat kedua bibirnya).

Idgham Mimi  ( ‫)ميمى إدغام‬


Apabila mim mati (‫) ْم‬ bertemu dengan mim (‫) ْم‬, maka cara membacanya adalah seperti
menyuarakan mim rangkap atau ditasyidkan dan wajib dibaca dengung.Idgham mimi disebut
juga idgham mislain atau mutamasilain.
Idgham mimi atau mutamasilain ini ada gunnah atau didengungkan sebanyak 2 harakat

Izhar Syafawi  (‫)سفوى إظهار‬


Apabila mim mati  (‫) ْم‬  bertemu dengan salah satu huruf hijaiyyah selain huruf mim (‫) ْم‬ dan
ba (‫)ب‬, maka cara membacanya dengan jelas di bibir dan mulut tertutup
Dibaca nya dengan mim nya jelas/idzhar tanpa gunnah. Contohnya yaitu : lakumdinukum
waliyadin bukan dibaca gunnah seperti lakummdinukummwaliyadin bukan juga dibaca
terlalu kaku seperti lakum dinukum waliyadin.. Dibaca jelas atau tidak boleh ada
pantulan(qolqolah) seperti am(e)ja’alu.

3. Pengertian Qalqalah

Menurut bahasa qalqalah artinya gerak, sedangkan menurut istilah qalqalah adalah bunyi
huruf yang memantul bila ia mati atau dimatikan, atau suara membalik dengan bunyi
rangkap. Adapun huruf qalqalah terdiri atas lima huruf, yaitu : ‫د‬ , ‫ ج‬, ‫ ب‬, ‫ ط‬, ‫ق‬ agar mudah
dihafal dirangkai menjadi  ُ‫َج ٍد قُ ْطب‬
Macam-macam Qalqalah
a. Qalqalah kubra (besar) yaitu Huruf Qalqalah yang berbaris hidup, dimatikan karena
waqaf. inilah Qalqalah yang paling utama, cara membacanya dikeraskan qalqalahnya.

‫ َز ْو ٍج‬ ‫ْج‬ ُ ُ ِ ‫ ْاألَ ْل َبا‬. ‫ َخ َل َق َما‬.


Contoh : 
ٍ ‫ َب ِهي‬. ‫ب أ ْولوا‬
b. Qalqalah Sugra (kecil) yaitu Huruf Qalqalah yang berbaris mati, tetapi tidak waqaf
padanya,caranya membacanya kurang dikeraskan Qalqalahnya.

Contoh :    َ ‫ أَ ْد َر‬  َّ‫ْس إِال‬


‫اك َو َما‬ َ ‫ إِ ْبلِي‬    ‫َي ْق َطع ُْو َن‬
4. Hukum membaca Ra
hukum bacaan Ra terbagi menjadi tiga,yaitu:

a. Ra dibaca Tafkhim artinya tebal, apabila keadaannya sbb:

‫اَلرَّ س ُْو َل‬


1. Ra berharkat fathah

2. Ra berharkat dhummah ‫ء‬ِ ‫ر َُح َما‬


3. Ra diwakafkan sebelumnya huruf yang berharkat fathah atau Dhummah ُ ‫َي ْن‬
-ُ‫صر‬
‫َ ْاالَ ْب َتر‬
4. Ra sukun sebelumnya huruf yang berbaris fathah atau dhummah ‫ َيرْ َح ٌم‬-‫ُترْ َجع ُْو َن‬
5. Ra sukun karena wakaf sebelumnya terdapat alif atau wau yang mati ‫ر‬ ُ ‫اَ ْل َجبَّا‬-ُ‫اَ ْل َغفُ ْور‬
َ ْ‫ ِار‬- ْ‫اُرْ ُكض‬
6. Bila ra terletak sesudah Hamzah Washal ‫حمْ َنا‬

Catatan:Hamzah Washal adalah Hamzah yang apabila terletak dia diawal dibaca, tetapi
kalau ada yang mendahuluinya dia tidak dibaca

b. Ra dibaca tarqiq (tipis) apabila keadaannya sebagai berikut:


Ra dibaca Tarkik bila:

1.Ra berharkat kasrah   ْ‫ال ّش َتا ِء ِرحْ َل َة _ َتجْ ِري‬


2. Ra sukun sebelumnya huruf berharkat kasrah dan sesudahnya bukanlah huruf Ist’la’

‫ِفرْ َع ْو َن – ِمرْ َي ٌة‬


3. Ra sukun sebelumnya huruf yan berharkat kasrah dan sesudahnya huruf Ist’la’ dalam

kata yang terpisah. َ ْ‫َفصْ ِبر‬


 ‫صبْرً ا‬
4. Ra sukun karena wakaf, sebelumnya huruf berharkat kasrah atau ya sukun.

‫ُم ْن َتصِ ٌر َج ِم ْي ٌع – َل َخ ِب ْي ٌر َي ْو َم ِئ ِذ‬


5. Ra sukun karena wakaf sebelumnya bukan huruf huruf Isti’la’dan sebelumnya didahului

oleh huruf yang berbaris kasrah. ِّ


ْ‫الذ ْكر ِذي‬
Catata:huruf Isti’lak ialah melafalkan huruf dengan mengangkat pangkal lidah kelangit-langit
yang mengakibatkan hurfnya besar ‫ق ص ض ظ ط غ خ‬

c. Ra boleh dibaca tafkhim atau tarqiq:


Ra dibaca tarkik dan tafkhim bila:
1. Ra sukun sebelumnya berharkat kasrah dan sesudahnya huruf Isti’la’ berharkat kasrah

atau Kasratain. ‫عِ رْ ضِ ِه ِمنْ – ِب ِحرْ ص‬


2. Ra sukun karena wakaf, sebelumnya huruf Isti’la’ yang berbaris mati, yang diawali dengan

huruf yang berharkat kasrah. ‫ْالق ِْط ِر – ِمصْ ِر‬


5. Hukum Bacaan Mad
Arti dari mad adalah memanjangkan suara suatu bacaan. Huruf mad ada tiga yaitu : ‫و ي‬  ‫ا‬
Jenis mad terbagi 2 macam, yaitu :

1. Mad Ashli / mad thobi’i


Mad Ashli / mad thobi’I terjadi apabila :
- huruf berbaris fathah bertemu dengan alif
- huruf berbaris kasroh bertemu dengan ya mati
- huruf berbaris dhommah bertemu dengan wawu mati
Panjangnya adalah 1 alif atau dua harokat.
contoh :

 2. Mad far’i


Adapun jenis mad far’i ini terdiri dari 13 macam, yaitu :

1) Mad Wajib Muttashil


Yaitu setiap mad thobi’i bertemu dengan hamzah dalam satu kata. Panjangnya adalah 5 harokat atau 2,5 alif.
(harokat = ketukan/panjang setiap suara)
Contoh :

 
2) Mad Jaiz Munfashil
Yaitu setiap mad thobi’i bertemu dengan hamzah dalam kata yang berbeda.
Panjangnya adalah 2, 4, atau 6 harokat (1, 2, atau 3 alif).
Contoh :

 
3) Mad Aridh Lisukuun
Yaitu setiap mad thobi’i bertemu dengan huruf hidup dalam satu kalimat dan dibaca waqof (berhenti).
Panjangnya adalah 2, 4, atau 6 harokat (1, 2, atau 3 alif).  Apabila tidak dibaca waqof, maka hukumnya
kembali seperti mad thobi’i.
Contoh :

 
4) Mad Badal
Yaitu mad pengganti huruf hamzah di awal kata. Lambang mad madal ini biasanya berupa tanda baris atau
kasroh tegak .
Panjangnya adalah 2 harokat (1 alif)
Contoh :

 
5) Mad ‘Iwad
Yaitu mad yang terjai apabila pada akhir kalimat terdapat huruf yang berbaris fathatain dan dibaca waqof.
Panjangnya 2 harokat (1 alif).
Contoh :

 
6) Mad Lazim Mutsaqqol Kalimi
Yaitu bila mad thobi’i bertemu dengan huruf yang bertasydid.
Panjangnya adalah 6 harokat (3 alif).
Contoh :

 
7) Mad Lazim Mukhoffaf Kalimi
Yaitu bila mad thobi’i bertemu dengan huruf sukun atau mati.
Panjangnya adalah 6 harokat (3 alif).
Contoh :

 
8) Mad Lazim Harfi Musyba’
Mad ini terjadi hanya pada awal surat dalam al-qur’an. Huruf mad ini ada delapan, yaitu :

Panjangnya adalah 6 harokat (3 alif)


Contoh :

 
9) Mad Lazim Mukhoffaf harfi
Mad ini juga terjadi hanya pada awal surat dalam al-qur’an. Huruf mad ini ada lima, yaitu :

 
Panjangnya adalah 2 harokat.
Contoh :

 
10) Mad Layyin
Mad ini terjadi bila :
huruf berbaris fathah bertemu wawu mati atau ya mati, kemudian terdapat huruf lain yg juga mempunyai baris.
Mad ini terjadi di akhir kalimat kalimat yang dibaca waqof (berhenti).
Panjang mad ini adalah 2 – 6 harokat ( 1 – 3 alif).
Contoh :

11) Mad Shilah


Mad ini terjadi pada huruh “ha” di akhir kata yang merupakan dhomir muzdakkar mufrod lilghoib (kata ganti
orang ke-3 laki-laki).
Syarat yang harus ada dalam mad ini adalah bahwa huruf sebelum dan sesudah “ha” dhomir harus berbaris
hidup dan bukan mati/sukun.
Mad shilah terbagi 2, yaitu :

a) Mad Shilah Qashiroh


Terjadi bila setelah “ha” dhomir terdapat huruf selain hamzah. Dan biasanya mad ini dilambangkan dengan
baris fathah tegak, kasroh tegak, atau dhommah terbalik pada huruf “ha” dhomir.
Panjangnya adalah 2 harokat (1 alif).
Contoh :

 
b) Mad Shilah Thowilah
Terjadi bila setelah “ha” dhomir terdapat huruf hamzah.
Panjangnya adalah 2-5 harokat (1 – 2,5  alif).
Contoh :

 
12) Mad Farqu
Terjadi bila mad badal bertemu dengan huruf yang bertasydid dan untuk membedakan antara kalimat istifham
(pertanyaan) dengan sebuutan/berita.
Panjangnya 6 harokat.
Contoh :
 
13) Mad Tamkin
Terjadi bila 2 buah huruf ya bertemu dalam satu kalimat, di mana ya pertama berbaris kasroh dan bertasydid
dan ya kedua berbaris sukun/mati.
Panjangnya 2 – 6 harokat (1 – 3 alif).
Contoh :

6. Hukum bacaan alif lam


Dalam ilmu tajwid dikenal hukum bacaan alif lam ( ‫) ال‬. Hukum bacaan alim lam  ( ‫ )ال‬menyatakan bahwa
apabila huruf alim lam ( ‫ ) ال‬bertemu dengan huruf-huruf hijaiyah, maka cara membaca huruf alif lam ( ‫) ال‬
tersebut terbagi atas dua macam, yaitu alif lam ( ‫ ) ال‬syamsiyah dan alif lam ( ‫ ) ال‬qamariyah

1. Pengertian hukum bacaan “Al” Syamsiyah.


“Al” Syamsiyah adalah “Al” atau alif lam mati yang bertemu dengan salah satu huruf syamsiyah dan
dibacanya lebur/idghom (bunyi “al’ tidak dibaca).
Huruf-huruf tersebut adalah     ‫ت ث د ذ ر ز س ش ص ض ط ظ ل ن‬

Ciri-ciri hukum bacaan “Al” Syamsiyah:


a. Dibacanya dileburkan/idghom
b. Ada tanda tasydid/syiddah ( ) di atas huruf yang terletak setelah alif lam mati => ّ ‫الـــ‬
Contoh:

ِ ‫ َوال َّش ْم‬ 


‫يَ ْو ُم‬  ‫ ال ِّدي ِْن‬    ‫س‬
2. Pengertian hukum bacaan “Al” Qamariyah
“Al” Qamariyah adalah “Al” atau alif lam mati yang bertemu dengan salah satu huruf qamariyah dan
dibacanya jelas/izhar.
Huruf-huruf tersebut adalah :    ‫ا ب ج ح خ ع غ ف ق ك م و ه ي‬

Ciri-ciri hukum bacaan “Al” Qamariyah:


a. Dibacanya jelas/izhar
b. Ada tanda sukun ( ْ ) di atas huruf alif lam mati => ْ‫ال‬
Contoh:

ِ ‫ بِاْ ِإل ْي َم‬    ‫ َو ْال َح ْم ُد‬    ‫اَ ْلهَا ِدى‬


‫ان‬
Baca Juga: Hukum Alif Lam dan Cara Membacanya

7. Tanda tanda waqaf


Waqaf artinya berhenti, yaitu berhenti ketika membaca ayat-ayat Al-Qur’an baik di akhir ayat atau di
pertengahan ayat.

Adapun tanda-tanda waqaf antara lain :

Anda mungkin juga menyukai