Izhar ()إظهار
Izhar artinya jelas atau terang. Apabila ada nun mati atau tanwin ( ْن/ )ًـٍـٌـbertemu dengan salah satu
Idgham ()إدغام
Idgham Bighunnah (dilebur dengan disertai dengung) Yaitu memasukkan/meleburkan huruf nun
mati atau tanwin ( ْن/ )ًـٍـٌـkedalam huruf sesudahnya dengan disertai (ber)dengung, jika bertemu
dengan salah satu huruf yang empat, yaitu: ن م و ي
Idgham Bilaghunnah (dilebur tanpa dengung)
Yaitu memasukkan/meleburkan huruf nun mati atau tanwin ( ْن/ )ًـٍـٌـkedalam huruf sesudahnya tanpa
Iqlab ()إقالب
Iqlab artinya menukar atau mengganti. Apabila ada nun mati atau tanwin ( ْن/ )ًـٍـٌـbertemu dengan
huruf ba ()ب, maka cara membacanya dengan menyuarakan /merubah bunyi ْنmenjadi suara mim (
Ikhfa ()إخفاء
Ikhfa artinya menyamarkan atau tidak jelas. Apabila ada nun mati atau tanwin (ن/
ْ )ًـٍـٌـbertemu
dengan salah satu huruf ikhfa yang 15 () ت ث ج د ذ س ش ص ض ط ظ ف ق ك, maka dibacanya samar-
samar, antara jelas dan tidak (antara izhar dan idgham) dengan mendengung.
Apabila mim mati ( ) ْمbertemu dengan ba ()ب, maka cara membacanya harus dibunyikan samar-
samar di bibir dan didengungkan
Apabila mim mati ( ) ْمbertemu dengan mim () ْم, maka cara membacanya adalah seperti
menyuarakan mim rangkap atau ditasyidkan dan wajib dibaca dengung.Idgham mimi disebut juga
idgham mislain atau mutamasilain.
Apabila mim mati () ْم bertemu dengan salah satu huruf hijaiyyah selain huruf mim () ْم dan ba (
)ب, maka cara membacanya dengan jelas di bibir dan mulut tertutup
3. Pengertian Qalqalah
Menurut bahasa qalqalah artinya gerak, sedangkan menurut istilah qalqalah adalah bunyi huruf
yang memantul bila ia mati atau dimatikan, atau suara membalik dengan bunyi rangkap. Adapun
huruf qalqalah terdiri atas lima huruf, yaitu : د, ج, ب, ط, قagar mudah dihafal dirangkai menjadi
ْ ُق
طبُ َج ٍد
Macam-macam Qalqalah
a. Qalqalah kubra (besar) yaitu Huruf Qalqalah yang berbaris hidup, dimatikan karena waqaf.
inilah Qalqalah yang paling utama, cara membacanya dikeraskan qalqalahnya.
Contoh : ْج ِ أُوْ لُوا ْاألَ ْلبَا. ق
ٍ ْ زَ و. ب
ٍ ج بَ ِهي َ َ َما خَ ل.
b. Qalqalah Sugra (kecil) yaitu Huruf Qalqalah yang berbaris mati, tetapi tidak waqaf
padanya,caranya membacanya kurang dikeraskan Qalqalahnya.
َ َو َما أَ ْد َرا ْس
Contoh : ك َ إِالَّ إِ ْبلِي َيَ ْقطَعُوْ ن
4. Hukum membaca Ra
hukum bacaan Ra terbagi menjadi tiga, yaitu:
a. Ra dibaca Tafkhim artinya tebal, apabila keadaannya sbb:
1. Ra berharkat fathah اَل َّرسُوْ َل
2. Ra berharkat dhummah رُ َح َما ِء
3. Ra diwakafkan sebelumnya huruf yang berharkat fathah atau Dhummah َْاالَ ْبتَ ُر ُ يَ ْن
-ُصر
4. Ra sukun sebelumnya huruf yang berbaris fathah atau dhummah يَرْ َح ٌم - َتُرْ َجعُوْ ن
5. Ra sukun karena wakaf sebelumnya terdapat alif atau wau yang mati اَ ْل َجبَّا ُر-ُاَ ْل َغفُوْ ر
6. Bila ra terletak sesudah Hamzah Washal اِرْ َح ْمنَا- ْاُرْ ُكض
Catatan: Hamzah Washal adalah Hamzah yang apabila terletak dia diawal dibaca, tetapi kalau
ada yang mendahuluinya dia tidak dibaca
b. Ra dibaca tarqiq (tipis) apabila keadaannya sebagai berikut:
Ra dibaca Tarkik bila:
1. Ra berharkat kasrah ِْرحْ لَةَ ال ّشتَا ِء _ تَجْ ِري
2. Ra sukun sebelumnya huruf berharkat kasrah dan sesudahnya bukanlah huruf Ist’la’
ٌفِرْ عَوْ نَ – ِمرْ يَة
3. Ra sukun sebelumnya huruf yan berharkat kasrah dan sesudahnya huruf Ist’la’ dalam kata
َ ْفَصْ بِر
yang terpisah. ص ْبرًا
4. Ra sukun karena wakaf, sebelumnya huruf berharkat kasrah atau ya sukun.
ِ َج ِم ْي ٌع ُم ْنت
َص ٌر – يَوْ َمئِ ِذ لَخَ بِ ْي ٌر
5. Ra sukun karena wakaf sebelumnya bukan huruf huruf Isti’la’dan sebelumnya didahului
oleh huruf yang berbaris kasrah. ِذيْ ال ِّذ ْكر
Catatan : huruf Isti’lak ialah melafalkan huruf dengan mengangkat pangkal lidah kelangit-
langit yang mengakibatkan hurfnya besar ق ص ض ظ ط غ خ
3. Mad far’i
Adapun jenis mad far’i ini terdiri dari 13 macam, yaitu :
1) Mad Wajib Muttashil
Yaitu setiap mad thobi’i bertemu dengan hamzah dalam satu kata. Panjangnya adalah 5 harokat
atau 2,5 alif. (harokat = ketukan/panjang setiap suara)
Contoh :
4) Mad Badal
Yaitu mad pengganti huruf hamzah di awal kata. Lambang mad madal ini biasanya berupa tanda
baris atau kasroh tegak .
Panjangnya adalah 2 harokat (1 alif)
Contoh :
5) Mad ‘Iwad
Yaitu mad yang terjai apabila pada akhir kalimat terdapat huruf yang berbaris fathatain dan dibaca
waqof.
Panjangnya 2 harokat (1 alif).
Contoh :
7. TANDA-TANDA WAQAF
Waqaf artinya berhenti, yaitu berhenti ketika membaca ayat-ayat Al-Qur’an baik di akhir ayat atau
di pertengahan ayat. Adapun tanda-tanda waqaf antara lain :
Bacaan Gharib dan Musykilat
A. Bacaan gharib
Ghorib artinya asing. Bacaan ghorib adalah bacaan asing. Yaitu bacaan yang tidak
sebagaimana biasanya sehingga dikhawatirkan salah dalam membacanya . Agar tidak turut latah
danmembiarkan terjadinya kesalahan, alangkah baiknya apabila kita mencatat ayat-ayat yang
mengandung bacaan ghorib.
Macam- macam bacaan gharib antara lain:
1. Sakta( )ﺳﻜﺘﻪ
Saktah adalah berhenti sejenak tanpa bernafas, dengan tujuan untuk meluruskan arti ayat. Di
dalam mushkhafros mulutsmani, ‘saktah’ ditandai dengan khuruf ‘SIN ’kecil pada ayat yang
mengandung ‘saktah’.
Menurut Imam Hafs, saktah hanya ada di 4 tempat yaitu surat (18:1-2), (36:52), (75:27) dan
(83:14). Pada contoh di bawah ini, huruf ‘SIN’ (sebagai tanda saktah) terletak antara kata berwarna
merah dan kata berwarna biru .Diantara kedua kata itulah terjadi saktah.
Berikut ini adalah ayat yang mengandung saktah:
Surat Al-Kahfi (18) antara ayat 1 dan 2: ﻋﻮﺟﺎﻗﻴﻤﺎ
SuratYasiin (36) ayat 52: ﻣﻦﻣﺮﻓﺪﻧﺎ
Surat Al-Muthoffifiinayat 14: ﻛﻶﺑﻞﺮﺎﻦ
2. Sajdah( )ﺳﺠﺪﻩ
Sajdah di dalam Alqur’an ditandai dengan gambar berbentuk kubah. Disunnahkan bagi
pembaca dan pendengar untuk melakukan sujud tilawah ketika membaca/mendengar ayat sajdah.
Disunnahkan melakukan sujud tilawah baik ketika sedang sholat atau diluar sholat.D i dalam sholat,
sunnahnya hanya ketika imam melakukan sujud tilawah, jika tidak, maka ma’mum tidak boleh
sujud sendiri (karena ma’mun harus mengikuti imam). Di luar sholat, disyaratkan menghadap qiblat
dan suci dari hadats, boleh diawali dengan.berdiri atau duduk, dengan di awali takbirotul ikhrom
ataupun tidak. Jika di awali takbir maka Ditutup dengan salam, jika tanpa takbir maka tidak perlu
salam. Sujud tilawah yang dilakukan saat shalat tidak didahului takbir lagi serta tidak diakhiri salam
(sudah takbirotul ikhrom diawal sholat dan salam pada akhir shalat).
3. Imalah
Imalah adalah pembacaan fathah yang miring kekasroh
Contoh pada surat Hud (11) ﻣﺠﺮﻫﺎ Bunyi RO dibaca RE (seperti bunyi REmot) sehingga
menjadi majREha.
4. Isymam
Isymam adalah menampakkan dhommah yang terbuang dengan isyarat bibir ketika membaca
kata ‘LAATA’MANNA’ pada surat Yusuf (12) ayat 11.
Teks lengkap surat Yusuf (12) ayat 11 adalah sebagai berikut: ﻻﺗﺄﻣﻧﺎ
cara bacanya “laa ta’manna” Nah, karena ini termasuk bacaan isymam, cara membacanya yaitu “laa
ta’mannuna”, namun kata “nuu” yang menjadi tambahan hanya diisyaratkan dengan gerakan bibir
ditambah mencucu tanpa suara. Jadi suara yang kedengaran hanya sebatas “laa ta’manna”.
5. Naql
Naql adalah memindahkan simbol/baris kasroh pada huruf HAMZAH ke huruf LAM, yaitu
pada surat Al-Hujuroot ayat 11 . ﺑﺌﺲﺎﻻﺳﻢ
Naql, yaitu memindahkan harakat suatu huruf ke huruf sukun sebelumnya. Menurut imam Hafs,
bacaan ini juga hanya ada dalam surat al Hujurat ayat 11 بئس االسم. Alasan bacaan naql pada kata
االسمyaitu terdapatnya dua hamzah washal (hamzah yang tidak terbaca di tengah kalimat), yakni
hamzah pada al ta’rif daismu (salah satu dari sepuluh kata benda yang berhamzah washal), yang
mengapit lam sehingga menjadi tidak terbaca di kala sambung dengan kata sebelumnya. Di antara
manfaat bacaan naql ini adalah untuk memudahkan umat Islam membacanya.
6. Tashil
Tashil adalah , yaitu meringankan hamzah kedua (dari dua hamzah yang beriringan) dengan bunyi
leburan hamzah dengan alif. Terdapat dalam surat Fushilat 44 yang berbunyi ﻋﺄﺟﻤﻲ
Dilihat dari tulisannya, bacaannya seharusnya aa’jamiyyuwa ‘arabiyy. Tapi untuk bacaan ini,
hamzah pertama dan kedua cara bacanya agak diringankan. Ketika bertemu dua hamzah qatha’
yang berurutan pada satu kata maka melafadzkan kata semacam ini bagi orang Arab terasaberat,
sehingga bacaan seperti ini bisa meringankan.
B. Musykilat
Musykilat adalah bacaan-bacaan yang antara tulisan dengan cara membacanya berbeda. Hal
ini bertujuan agar kita dalam membacanya lebih berhati-hati dan terhindar dari kesalahan membaca.
Sebab terjadinya perbedaan :
1. Ada huruf yang tertulis tapi dibaca dengan suara atau bunyi lain
2. Ada huruf dalam kata tertulis tapi tidak dibaca.
3. Ada tandan shifir (bulatan kecil di atas alif) ada 2 yaitu :
a. Shifir Mustadhir ; bulatan kecil di atas huruf alif yang berada di tengah kata sehingga huruf alif
tersebut tidak berfungsi dan dibaca pendek.
b. Shifir Mustahil : bulatan lonjong kecil di atas alif yang
berada di akhir kata yang memiliki fungsi jika waqaf maka dibaca panjang dan jika washol dibaca
pendek
Jenis-jenis bacaan musykilat :
1. Perubahan suara, yaitu suara huruf صdi ganti dengan suara huruf س, ini berada di 3
tempat : QS.Al-Baqarah ayat 245, QS.Al-A’raf ayat 69, dan QS.Ath-thur ayat 37 (yang ini
boleh dibaca tetap صatau di ganti dengan )س
5. Harakat “ ” ﻪ
Dalam Al-Qur’an terdapat beberapa kata yang membacanya tidak sesuai dengan kaidah
penulisannya.
Missal : ﻋﻠﻴﻪ, ﻓﻴﻪdan lainnya
6. Nun washol/ nun iwadl
Adalah jika ada tanwin yang bertemu dengan hamzah washol, maka cara membacanya suara
tanwin harus di ganti dengan nun kasrah.
Missal : ﺧﻴﺮن اﻟﻮﺻﻴﻪ
Terdapatnya "... ﹶﺍ..." dalam sebuah kata, tapi dibaca pendek.
Terdapatnya ... ﹶﺍ dalam sebuah kata, tapi dibaca pendek.
Terdapatnya ... ﹶﺍ dalam sebuah kata, saat waqof dibaca panjang
Terdapatnya ... ﹶﺍ dalam sebuah kata, saat washal dibaca pendek
ا شمام ( ISYMAAM )
ضم الشفتين بعيد االسكان اشارة بالضم بغير صوت وبغير تنفس
bersuara dan bernafas untuk mengiringi huruf yang bersukun, sebagai isyarat dhommah.
di dalam al-quran, Isymam hanya ada pada suroh Yusuf ayat 11, yaitu pada lafazh :
ketika mengucapkan lafazh MAN bibir dihimpun maju ( monyong ) seraya ditahan sejenak,
sehingga seperti terdengar bunyi LAA TA-MAUNNA. sedangkan bibir yang dimonyongkan
امالة ( IMAALAH )
ان ينحو بالفتحة نحو الكسرة وبااللف نحو الياء ( AN YANHUWA BIL-FATHATI NAHWAL-KASROTI
( suara ) alif ke arah yaa. maksudnya ialah suara fathah condong ke arah kasroh, sehingga keluar
menurut qiroat imam hafs, IMALAAH hanya terdapat pada suroh HUD ayat 41.
تسهيل ( TASHIIL )
huruf antara hamzah dan alif. jadi, TASHIIL ialah meringankan ucapan dengan mengeluarkan
suara antara hamzah dan alif. dalam al-quran, TASHIIL hanya terdapat pada suroh FUSSHILAT
pada lafazh tersebut ,hamzah pertama dibaca biasa, sedangkan hamzah kedua dibaca ringan antara
( نقلNAQL )
BIHARKATIHAA WA YUHDZAFUL-HAMZATU )
artinya : memindahkan harkat hamzah kepada huruf sebelumnya yang bersukun, kemudian huruf
yang bersukun tersebut diberi harkat dari harkatnya hamzah, kemudian hamzahnya dibuang.
dalam al-quran NAQL hanya terdapat pada suroh AL-HUJUROT ayat 11, yaitu pada lafazh :