Anda di halaman 1dari 15

Hukum Tajwid

1. Hukum Bacaan Nun Mati/ Tanwin


Nun mati atau tanwin (‫ ْن‬/ ‫ )ًـٍـٌـ‬jika bertemu dengan huruf-huruf hijaiyyah, hukum bacaannya ada 5
macam, yaitu:

Izhar  (‫)إظهار‬

Izhar artinya jelas atau terang. Apabila ada nun mati atau tanwin (‫ ْن‬/ ‫ )ًـٍـٌـ‬bertemu dengan salah satu

huruf halqi (‫) ا ح خ ع غ ه‬, maka dibacanya jelas/terang.

Idgham  (‫)إدغام‬
Idgham Bighunnah (dilebur dengan disertai dengung) Yaitu memasukkan/meleburkan huruf nun
mati atau tanwin (‫ ْن‬/ ‫ )ًـٍـٌـ‬kedalam huruf sesudahnya dengan disertai (ber)dengung, jika bertemu
dengan salah satu huruf yang empat, yaitu: ‫ن م و ي‬
Idgham Bilaghunnah (dilebur tanpa dengung)
Yaitu memasukkan/meleburkan huruf nun mati atau tanwin (‫ ْن‬/ ‫ )ًـٍـٌـ‬kedalam huruf sesudahnya tanpa

disertai dengung, jika bertemu dengan huruf lam atau ra (‫ ل‬،‫)ر‬

Iqlab  (‫)إقالب‬

Iqlab artinya menukar atau mengganti. Apabila ada nun mati atau tanwin (‫ ْن‬/ ‫ )ًـٍـٌـ‬bertemu dengan

huruf ba (‫)ب‬, maka cara membacanya dengan menyuarakan /merubah bunyi ‫ ْن‬menjadi suara mim (

‫) ْم‬, dengan merapatkan dua bibir serta mendengung.

Ikhfa  (‫)إخفاء‬

Ikhfa artinya menyamarkan atau tidak jelas. Apabila ada nun mati atau tanwin (‫ن‬/
ْ ‫ )ًـٍـٌـ‬bertemu

dengan salah satu huruf ikhfa yang 15 (‫) ت ث ج د ذ س ش ص ض ط ظ ف ق ك‬, maka dibacanya samar-
samar, antara jelas dan tidak (antara izhar dan idgham) dengan mendengung.

2. Hukum Bacaan Mim Mati


Mim mati (‫ ) ْم‬bila bertemu dengan huruf hijaiyyah, hukumnya ada tiga, yaitu:ikhfa syafawi, idgham
mim, dan izhar syafawi.
Ikhfa Syafawi  (‫)إخفاء سفوى‬

Apabila mim mati (‫ ) ْم‬bertemu dengan ba (‫)ب‬, maka cara membacanya harus dibunyikan samar-
samar di bibir dan didengungkan

Idgham Mimi  ( ‫)إدغام ميمى‬

Apabila mim mati (‫ ) ْم‬bertemu dengan mim (‫) ْم‬, maka cara membacanya adalah seperti
menyuarakan mim rangkap atau ditasyidkan dan wajib dibaca dengung.Idgham mimi disebut juga
idgham mislain atau mutamasilain.

Izhar Syafawi  (‫)إظهار سفوى‬

Apabila mim mati  (‫) ْم‬  bertemu dengan salah satu huruf hijaiyyah selain huruf mim (‫) ْم‬ dan ba (

‫)ب‬, maka cara membacanya dengan jelas di bibir dan mulut tertutup

3. Pengertian Qalqalah
Menurut bahasa qalqalah artinya gerak, sedangkan menurut istilah qalqalah adalah bunyi huruf
yang memantul bila ia mati atau dimatikan, atau suara membalik dengan bunyi rangkap. Adapun
huruf qalqalah terdiri atas lima huruf, yaitu : ‫ د‬, ‫ ج‬, ‫ ب‬, ‫ ط‬, ‫ ق‬agar mudah dihafal dirangkai menjadi
ْ ُ‫ق‬
‫طبُ َج ٍد‬
Macam-macam Qalqalah
a. Qalqalah kubra (besar) yaitu Huruf Qalqalah yang berbaris hidup, dimatikan karena waqaf.
inilah Qalqalah yang paling utama, cara membacanya dikeraskan qalqalahnya.
Contoh : ‫ْج‬ ِ ‫ أُوْ لُوا ْاألَ ْلبَا‬. ‫ق‬
ٍ ْ‫ زَ و‬. ‫ب‬
ٍ ‫ج بَ ِهي‬ َ َ‫ َما خَ ل‬.

b. Qalqalah Sugra (kecil) yaitu Huruf Qalqalah yang berbaris mati, tetapi tidak waqaf
padanya,caranya membacanya kurang dikeraskan Qalqalahnya.
َ ‫ َو َما أَ ْد َرا‬    ‫ْس‬
Contoh :   ‫ك‬ َ ‫ إِالَّ إِ ْبلِي‬    َ‫يَ ْقطَعُوْ ن‬

4. Hukum membaca Ra
hukum bacaan Ra terbagi menjadi tiga, yaitu:
a. Ra dibaca Tafkhim artinya tebal, apabila keadaannya sbb:
1. Ra berharkat fathah ‫اَل َّرسُوْ َل‬
2. Ra berharkat dhummah ‫رُ َح َما ِء‬
3. Ra diwakafkan sebelumnya huruf yang berharkat fathah atau Dhummah ‫َْاالَ ْبتَ ُر‬ ُ ‫يَ ْن‬
-ُ‫صر‬
4. Ra sukun sebelumnya huruf yang berbaris fathah atau dhummah ‫يَرْ َح ٌم‬ - َ‫تُرْ َجعُوْ ن‬
5. Ra sukun karena wakaf sebelumnya terdapat alif atau wau yang mati ‫اَ ْل َجبَّا ُر‬-ُ‫اَ ْل َغفُوْ ر‬
6. Bila ra terletak sesudah Hamzah Washal ‫ اِرْ َح ْمنَا‬- ْ‫اُرْ ُكض‬
Catatan: Hamzah Washal adalah Hamzah yang apabila terletak dia diawal dibaca, tetapi kalau
ada yang mendahuluinya dia tidak dibaca
b. Ra dibaca tarqiq (tipis) apabila keadaannya sebagai berikut:
Ra dibaca Tarkik bila:
1. Ra berharkat kasrah   ْ‫ِرحْ لَةَ ال ّشتَا ِء _ تَجْ ِري‬
2. Ra sukun sebelumnya huruf berharkat kasrah dan sesudahnya bukanlah huruf Ist’la’
ٌ‫فِرْ عَوْ نَ – ِمرْ يَة‬
3. Ra sukun sebelumnya huruf yan berharkat kasrah dan sesudahnya huruf Ist’la’ dalam kata
َ ْ‫فَصْ بِر‬
yang terpisah.  ‫ص ْبرًا‬
4. Ra sukun karena wakaf, sebelumnya huruf berharkat kasrah atau ya sukun.
ِ ‫َج ِم ْي ٌع ُم ْنت‬
‫َص ٌر – يَوْ َمئِ ِذ لَخَ بِ ْي ٌر‬
5. Ra sukun karena wakaf sebelumnya bukan huruf huruf Isti’la’dan sebelumnya didahului
oleh huruf yang berbaris kasrah. ‫ِذيْ ال ِّذ ْكر‬
Catatan : huruf Isti’lak ialah melafalkan huruf dengan mengangkat pangkal lidah kelangit-
langit yang mengakibatkan hurfnya besar ‫ق ص ض ظ ط غ خ‬

c. Ra boleh dibaca tafkhim atau tarqiq:


Ra dibaca tarkik dan tafkhim bila:
1. Ra sukun sebelumnya berharkat kasrah dan sesudahnya huruf Isti’la’ berharkat kasrah atau
Kasratain. ِ ْ‫ِم ْن ِعر‬
‫ض ِه – بِ ِحرْ ص‬
2. Ra sukun karena wakaf, sebelumnya huruf Isti’la’ yang berbaris mati, yang diawali dengan huruf
yang berharkat kasrah. ْ ِ‫ْالق‬
‫ط ِر – ِمصْ ِر‬

5. Hukum Bacaan Maad


Arti dari mad adalah memanjangkan suara suatu bacaan. Huruf mad ada tiga yaitu :
‫وي‬
Jenis mad terbagi 2 macam, yaitu :
1. Mad Ashli / mad thobi’i
2. Mad Ashli / mad thobi’I terjadi apabila :
- huruf berbaris fathah bertemu dengan alif
- huruf berbaris kasroh bertemu dengan ya mati
- huruf berbaris dhommah bertemu dengan wawu mati
3. Panjangnya adalah 1 alif atau dua harokat.
4. contoh :

3. Mad far’i
Adapun jenis mad far’i ini terdiri dari 13 macam, yaitu :
1) Mad Wajib Muttashil
Yaitu setiap mad thobi’i bertemu dengan hamzah dalam satu kata. Panjangnya adalah 5 harokat
atau 2,5 alif. (harokat = ketukan/panjang setiap suara)
Contoh :

2) Mad Jaiz Munfashil


Yaitu setiap mad thobi’i bertemu dengan hamzah dalam kata yang berbeda.
Panjangnya adalah 2, 4, atau 6 harokat (1, 2, atau 3 alif).
Contoh :

3) Mad Aridh Lisukuun


Yaitu setiap mad thobi’i bertemu dengan huruf hidup dalam satu kalimat dan dibaca waqof
(berhenti).
Panjangnya adalah 2, 4, atau 6 harokat (1, 2, atau 3 alif).  Apabila tidak dibaca waqof, maka
hukumnya kembali seperti mad thobi’i.
Contoh :

4) Mad Badal
Yaitu mad pengganti huruf hamzah di awal kata. Lambang mad madal ini biasanya berupa tanda
baris atau kasroh tegak .
Panjangnya adalah 2 harokat (1 alif)
Contoh :
5) Mad ‘Iwad
Yaitu mad yang terjai apabila pada akhir kalimat terdapat huruf yang berbaris fathatain dan dibaca
waqof.
Panjangnya 2 harokat (1 alif).
Contoh :

6) Mad Lazim Mutsaqqol Kalimi


Yaitu bila mad thobi’i bertemu dengan huruf yang bertasydid.
Panjangnya adalah 6 harokat (3 alif).
Contoh :

7) Mad Lazim Mukhoffaf Kalimi


Yaitu bila mad thobi’i bertemu dengan huruf sukun atau mati.
Panjangnya adalah 6 harokat (3 alif).
Contoh :

8) Mad Lazim Harfi Musyba’


Mad ini terjadi hanya pada awal surat dalam al-qur’an. Huruf mad ini ada delapan
yaitu :

Panjangnya adalah 6 harokat (3 alif)


Contoh :
9) Mad Lazim Mukhoffaf harfi
Mad ini juga terjadi hanya pada awal surat dalam al-qur’an. Huruf mad ini ada lima, yaitu :

Panjangnya adalah 2 harokat.


Contoh :

10) Mad Layyin


Mad ini terjadi bila :
huruf berbaris fathah bertemu wawu mati atau ya mati, kemudian terdapat huruf lain yg juga
mempunyai baris.
Mad ini terjadi di akhir kalimat kalimat yang dibaca waqof (berhenti).
Panjang mad ini adalah 2 – 6 harokat ( 1 – 3 alif).
Contoh :

11) Mad Shilah


Mad ini terjadi pada huruh “ha” di akhir kata yang merupakan dhomir muzdakkar mufrod lilghoib
(kata ganti orang ke-3 laki-laki).
Syarat yang harus ada dalam mad ini adalah bahwa huruf sebelum dan sesudah “ha” dhomir harus
berbaris hidup dan bukan mati/sukun.
Mad shilah terbagi 2, yaitu :
a) Mad Shilah Qashiroh
Terjadi bila setelah “ha” dhomir terdapat huruf selain hamzah. Dan biasanya mad ini
dilambangkan dengan baris fathah tegak, kasroh tegak, atau dhommah terbalik pada huruf
“ha” dhomir. Panjangnya adalah 2 harokat (1 alif).
Contoh :
b) Mad Shilah Thowilah
Terjadi bila setelah “ha” dhomir terdapat huruf hamzah. Panjangnya adalah 2-5 harokat (1 – 2,5
alif).
Contoh :

12) Mad Farqu


Terjadi bila mad badal bertemu dengan huruf yang bertasydid dan untuk membedakan antara
kalimat istifham (pertanyaan) dengan sebuutan/berita.
Panjangnya 6 harokat.
Contoh :

13) Mad Tamkin


Terjadi bila 2 buah huruf ya bertemu dalam satu kalimat, di mana ya pertama berbaris kasroh dan
bertasydid dan ya kedua berbaris sukun/mati. Panjangnya 2 – 6 harokat (1 – 3 alif).
Contoh :

6. HUKUM BACAAN ALIF LAM


Dalam ilmu tajwid dikenal hukum bacaan alif lam ( ‫) ال‬. Hukum bacaan alim lam  ( ‫ )ال‬menyatakan
bahwa apabila huruf alim lam ( ‫ ) ال‬bertemu dengan huruf-huruf hijaiyah, maka cara membaca
huruf alif lam ( ‫ ) ال‬tersebut terbagi atas dua macam, yaitu alif lam ( ‫ ) ال‬syamsiyah dan alif lam ( ‫ال‬
) qamariyah

1. Pengertian hukum bacaan “Al” Syamsiyah.


“Al” Syamsiyah adalah “Al” atau alif lam mati yang bertemu dengan salah satu huruf syamsiyah
dan dibacanya lebur/idghom (bunyi “al’ tidak dibaca).
Huruf-huruf tersebut adalah     ‫ت ث د ذ ر ز س ش ص ض ط ظ ل ن‬
Ciri-ciri hukum bacaan “Al” Syamsiyah:
a. Dibacanya dileburkan/idghom
b. Ada tanda tasydid/syiddah ( ) di atas huruf yang terletak setelah alif lam mati =>ّ ‫الـــ‬
Contoh:
ِ ‫ َوال َّش ْم‬ 
‫ َوالضُّ َحى‬    ‫ يَوْ ُم ال ِّدي ِْن‬    ‫س‬

2. Pengertian hukum bacaan “Al” Qamariyah


“Al” Qamariyah adalah “Al” atau alif lam mati yang bertemu dengan salah satu huruf qamariyah
dan dibacanya jelas/izhar. Huruf-huruf tersebut adalah :    ‫ا ب ج ح خ ع غ ف ق ك م و ه ي‬
Ciri-ciri hukum bacaan “Al” Qamariyah:
a. Dibacanya jelas/izhar
b. Ada tanda sukun ( ْ ) di atas huruf alif lam mati => ْ‫ال‬
Contoh:
ِ ‫ بِاْ ِإل ْي َم‬    ‫ َو ْال َح ْم ُد‬    ‫اَ ْلهَا ِدى‬
‫ان‬

7. TANDA-TANDA WAQAF
 Waqaf artinya berhenti, yaitu berhenti ketika membaca ayat-ayat Al-Qur’an baik di akhir ayat atau
di pertengahan ayat. Adapun tanda-tanda waqaf antara lain :
Bacaan Gharib dan Musykilat
A. Bacaan gharib 
        Ghorib artinya asing. Bacaan ghorib adalah bacaan asing. Yaitu bacaan yang tidak
sebagaimana biasanya sehingga dikhawatirkan salah dalam membacanya . Agar tidak turut latah
danmembiarkan terjadinya kesalahan, alangkah baiknya apabila kita mencatat ayat-ayat yang
mengandung bacaan ghorib.
Macam- macam bacaan gharib antara lain:

1. Sakta( ‫)ﺳﻜﺘﻪ‬
   Saktah adalah berhenti sejenak tanpa bernafas, dengan tujuan untuk meluruskan arti ayat. Di
dalam mushkhafros mulutsmani, ‘saktah’ ditandai dengan khuruf  ‘SIN ’kecil pada ayat yang
mengandung ‘saktah’.
Menurut  Imam Hafs, saktah hanya ada di 4 tempat yaitu surat (18:1-2), (36:52), (75:27) dan
(83:14). Pada contoh di bawah ini, huruf  ‘SIN’ (sebagai tanda saktah) terletak antara kata berwarna
merah dan kata berwarna biru .Diantara kedua kata itulah terjadi saktah.
Berikut ini adalah ayat yang mengandung saktah:
Surat Al-Kahfi (18) antara ayat 1 dan 2: ‫ﻋﻮﺟﺎﻗﻴﻤﺎ‬
SuratYasiin (36) ayat 52: ‫ﻣﻦﻣﺮﻓﺪﻧﺎ‬
Surat Al-Muthoffifiinayat 14: ‫ﻛﻶﺑﻞﺮﺎﻦ‬ 

2. Sajdah( ‫)ﺳﺠﺪﻩ‬
      Sajdah di dalam Alqur’an ditandai dengan gambar berbentuk kubah. Disunnahkan bagi
pembaca dan pendengar untuk melakukan sujud tilawah ketika membaca/mendengar ayat sajdah.
Disunnahkan melakukan sujud tilawah baik ketika sedang sholat atau diluar sholat.D i dalam sholat,
sunnahnya hanya ketika imam melakukan sujud tilawah, jika tidak, maka ma’mum tidak boleh
sujud sendiri (karena ma’mun harus mengikuti imam). Di luar sholat, disyaratkan menghadap qiblat
dan suci dari hadats, boleh diawali dengan.berdiri atau duduk, dengan di awali takbirotul ikhrom
ataupun tidak. Jika di awali takbir maka Ditutup dengan salam, jika tanpa takbir maka tidak perlu
salam. Sujud tilawah yang dilakukan saat shalat tidak didahului takbir lagi serta tidak diakhiri salam
(sudah takbirotul ikhrom diawal sholat dan salam pada akhir shalat).
3. Imalah
      Imalah adalah pembacaan fathah yang miring kekasroh
Contoh pada surat Hud (11) ‫ﻣﺠﺮﻫﺎ‬  Bunyi RO dibaca RE  (seperti bunyi REmot) sehingga
menjadi majREha.

4. Isymam
     Isymam adalah  menampakkan dhommah yang terbuang dengan isyarat bibir ketika membaca
kata ‘LAATA’MANNA’ pada  surat Yusuf (12) ayat 11.
Teks lengkap surat Yusuf (12) ayat 11 adalah sebagai berikut: ‫ﻻﺗﺄﻣﻧﺎ‬
cara bacanya “laa ta’manna” Nah, karena ini termasuk bacaan isymam, cara membacanya yaitu “laa
ta’mannuna”, namun kata “nuu” yang menjadi tambahan hanya diisyaratkan dengan gerakan bibir
ditambah mencucu tanpa suara. Jadi suara yang kedengaran hanya sebatas “laa ta’manna”.

5. Naql
   Naql adalah memindahkan simbol/baris kasroh pada huruf  HAMZAH  ke huruf  LAM, yaitu
pada surat Al-Hujuroot ayat 11 . ‫ﺑﺌﺲﺎﻻﺳﻢ‬
Naql, yaitu memindahkan harakat suatu huruf ke huruf sukun sebelumnya. Menurut imam Hafs,
bacaan ini juga hanya ada dalam surat al Hujurat ayat 11 ‫بئس االسم‬. Alasan bacaan naql pada kata
‫ االسم‬yaitu terdapatnya dua hamzah washal (hamzah yang tidak terbaca di tengah kalimat), yakni
hamzah pada al ta’rif daismu (salah satu dari sepuluh kata benda yang berhamzah washal), yang
mengapit lam sehingga menjadi tidak terbaca di kala sambung dengan kata sebelumnya. Di antara
manfaat bacaan naql ini adalah untuk memudahkan umat Islam membacanya.  

6. Tashil
Tashil adalah , yaitu meringankan hamzah kedua (dari dua hamzah yang beriringan) dengan bunyi
leburan hamzah dengan alif. Terdapat dalam surat Fushilat 44 yang berbunyi ‫ﻋﺄﺟﻤﻲ‬
Dilihat dari tulisannya, bacaannya seharusnya aa’jamiyyuwa ‘arabiyy. Tapi untuk bacaan ini,
hamzah pertama dan kedua cara bacanya agak diringankan. Ketika bertemu dua hamzah qatha’ 
yang berurutan pada satu kata maka melafadzkan kata semacam ini bagi orang Arab terasaberat,
sehingga bacaan seperti ini bisa meringankan.
B. Musykilat
          Musykilat adalah bacaan-bacaan yang antara tulisan dengan cara membacanya berbeda. Hal
ini bertujuan agar kita dalam membacanya lebih berhati-hati dan terhindar dari kesalahan membaca.
Sebab terjadinya perbedaan :
1.    Ada huruf yang tertulis tapi dibaca dengan suara atau bunyi lain
2.    Ada huruf dalam kata tertulis tapi tidak dibaca.
3.    Ada tandan shifir (bulatan kecil di atas alif) ada 2 yaitu :
a.     Shifir Mustadhir ; bulatan kecil di atas huruf alif yang berada di tengah kata sehingga huruf alif
tersebut tidak berfungsi dan dibaca pendek.
b.     Shifir Mustahil : bulatan lonjong kecil di atas alif yang
berada di akhir kata yang memiliki fungsi jika waqaf maka dibaca panjang dan jika washol dibaca
pendek
Jenis-jenis bacaan musykilat :
1. Perubahan suara, yaitu suara huruf ‫ ص‬di ganti dengan suara huruf ‫س‬, ini berada di 3
tempat : QS.Al-Baqarah ayat 245, QS.Al-A’raf ayat 69, dan QS.Ath-thur ayat 37 (yang ini
boleh dibaca tetap ‫ ص‬atau di ganti dengan ‫)س‬

2.      Huruf ro’ di baca tebal 


Biasanya jika ada Ro’ Sukun didahului dengan harakat kasrah, maka Ro’ tersebut dibaca
tipis, tetapi pada kata-kata tertentu justru harus dibaca tebal

3.      Huruf wawu tidak dibaca


Yaitu terdapat huruf wawu dalam sebuah kata, tapi tidak dibaca.
Missal : kata ‫ زگوﻩ‬,‫ ﺻﻠوﻩ‬dan lainnya

4.      “ ‫ ”وا‬dibaca pendek


Yaitu terdapat ‫ وا‬dlam sebuah kata, tapi dibaca pendek, Missal : kata ‫اﻧﺒ ًﻮا‬

5.      Harakat “ ‫” ﻪ‬
Dalam Al-Qur’an terdapat beberapa kata yang membacanya tidak sesuai dengan kaidah
penulisannya.
Missal : ‫ ﻋﻠﻴﻪ‬,‫ ﻓﻴﻪ‬dan lainnya
6.      Nun washol/ nun iwadl
Adalah jika ada tanwin yang bertemu dengan hamzah washol, maka cara membacanya suara
tanwin harus di ganti dengan nun kasrah.
Missal : ‫ﺧﻴﺮن اﻟﻮﺻﻴﻪ‬

7.      Hamzah sukun saat waqaf dan washol


Dalam Al-Qur’an terdapat hamzah sukun yang jika dibaca setelah waqaf
( ibtida’), maka suara hamzah sukun menjadi suara Ya’ sukun (panjang), namun jika dibaca
washol, maka hamzah sukun tidak berubah.
Missal : ‫اﻳﺘﻮﻧﻲ‬  menjadi ‫اﯨًﺘﻮﻧﻲ‬
Saat washol tidak berubah/tetap ‫اﻳﺘﻮﻧﻲ‬

8.      " ‫" ﺊ‬         dibaca pendek


            Yaitu terdapatnya  ‫ﺊ‬   dalam sebuah kata,tapi dibaca pendek.
             Misal: kata      ‫ ﻭﺭﺍ ﺊ‬       ,          ‫ﺘﻟﻘﺎ ﺊ‬   dan sebagainya.

9.      “ ‫ ”ﺃﻭ‬dibaca pendek


Yaitu terdapat nya      dalam sebuah kata,tapi dibaca pendek
Missal: kata   ‫ ﺃﻭﻟﺌﻙ‬,‫ ﺃﻭﻟﻭﺍ‬dan sebagainya.

10.  Huruf alif tidak dibaca


Yaitu terdapatnya huruf alif dalam sebuah kata,tetapi tidak dibaca
Missal: kata  ‫ﺘﺎﻴﺌﺴﻭﺍ‬,  ‫ﺠﺎﻱﺀ‬ 

11.  "... ‫ﹶﺍ‬..."     dibaca pendek

               Terdapatnya "... ‫ﹶﺍ‬..."  dalam sebuah kata, tapi dibaca pendek.

                Missal: kata ‫ ﺍﻔﺎﺌﻥ‬, ‫ ﻤﻼﺌﻪ‬dan sebagainya.

12.  "... ‫ﹶﺍ‬          dibaca pendek

        Terdapatnya   ... ‫ ﹶﺍ‬             dalam sebuah kata, tapi dibaca pendek.

        Missal: kata ‫ ﺜﻤﻭﺩﺍ‬, ‫ ﻨﺩﻋﻭﺍ‬dan sebagainya.


13.   "... ‫ﹶﺍ‬        saat waqof

Terdapatnya ... ‫ ﹶﺍ‬         dalam sebuah kata, saat waqof dibaca panjang

Missal: ‫ ﺍﻟﺭﺴﻭﻻ‬, ‫ ﺍﻟﺴﺒﻴﻼ‬dan sebagainya.

14.  "... ‫ﹶﺍ‬          saat washal

Terdapatnya ... ‫ ﹶﺍ‬         dalam sebuah kata, saat washal dibaca pendek

Missal: ‫ ﺍﻟﺭﺴﻭﻻ‬, ‫ ﺍﻟﺴﺒﻴﻼ‬dan sebagainya.


Ayat Ayat ghoribah ( isymam,imalah,dll )

‫ا شمام‬  ( ISYMAAM )

Secara bahasa ISYMAAM berarti monyong, sedangkan menurut istilah adalah :

‫ضم الشفتين بعيد االسكان اشارة بالضم بغير صوت وبغير تنفس‬ 

( DHOMMUSYSYAFATAINI  BU'AIDAL-ISKAANI  ISYAROTUN  BIDHDHOMMI 

BIGHOIRI  SHOUTIN  WABIGHOIRI  TANAFFUSIN )  artinya : memonyongkan dua bibir tanfa

bersuara dan bernafas untuk mengiringi huruf yang bersukun, sebagai isyarat dhommah.

di dalam al-quran, Isymam hanya ada pada suroh Yusuf ayat 11, yaitu pada lafazh :

‫منا‬ ‫ال تأ‬  ( LAA  TA-MANNAA )  cara membaca lafazh ini yaitu :

 ketika mengucapkan lafazh  MAN bibir dihimpun maju ( monyong ) seraya ditahan sejenak,

sehingga seperti terdengar bunyi  LAA TA-MAUNNA. sedangkan bibir yang dimonyongkan

tersebut adalah sebagai isyarat DHOMMAH.

 karena asal dari lafazh  ‫منا‬ ‫ال تأ‬  adalah  ‫ ( ال تأ مننا‬LAA  TA-MANUNAA )

‫امالة‬   ( IMAALAH )

Secara bahasa IMAALAH berarti miring, sedangkan menurut Istilah adalah : 

‫ان ينحو بالفتحة نحو الكسرة وبااللف نحو الياء‬ ( AN  YANHUWA  BIL-FATHATI  NAHWAL-KASROTI 

WABIL-ALIFI  NAHWAL-YAA-I )  artinya :  menyondongkan (suara ) fathah ke arah kasroh dan

( suara ) alif ke arah yaa.  maksudnya ialah suara fathah condong ke arah kasroh, sehingga keluar

bunyi mendekati huruf  " e " dalam kata jahe.

menurut qiroat imam hafs, IMALAAH hanya terdapat pada suroh HUD ayat 41.

 yaitu lafazh:  ‫مجرىها‬  dibaca : MAJREEHAA. 

‫تسهيل‬  ( TASHIIL )

Secara bahasa TASHIIL berarti ringan, sedangkan menurut Istilah adalah : 


 ‫ ( النطق بين الهمزة وااللف‬ANNUTHQU  BAINAL-HAMZATI  WAL-ALIFI ) artinya : mengucapkan

huruf antara hamzah dan alif.   jadi, TASHIIL ialah meringankan ucapan dengan mengeluarkan

suara antara hamzah dan alif.  dalam al-quran, TASHIIL hanya terdapat pada suroh FUSSHILAT

ayat 44, yaitu pada lafazh : ‫ ءأعجمي‬dibaca :  A-A'JAMIYYUN

pada  lafazh tersebut ,hamzah pertama dibaca biasa, sedangkan hamzah kedua dibaca ringan antara

hamzah dan alif, tanfa madd.

 ‫ ( نقل‬NAQL )

Secara bahasa NAQL berarti memindahkan, sedangkan menurut Istlah adalah : 

‫الى الساكن قبلها فيحركه بحركتها ويحذف الهمزة‬ ‫ينقل حركة الهمزة‬ 

( YUNQILU  HARKATAL-HAMZATI  ILASSAAKINI  QOBLAHAA  FAYUHARRIKUHU 

BIHARKATIHAA  WA YUHDZAFUL-HAMZATU )

artinya : memindahkan harkat hamzah kepada huruf sebelumnya yang bersukun, kemudian huruf

yang bersukun tersebut diberi harkat dari harkatnya hamzah, kemudian hamzahnya dibuang.

dalam al-quran NAQL hanya terdapat pada suroh AL-HUJUROT ayat 11, yaitu pada lafazh :

‫ بئس االسم‬  dibaca :  BI-SA LIS MU.

Anda mungkin juga menyukai