Anda di halaman 1dari 8

RANGKUMAN MATAKULIAH IBADAH DAN TILAWAH

NAMA :

NIM :

1. Jenis Kegiatan ibadah dan tilawah

a. Thaharah

Thaharah menurut bahasa berarti bersuci. Menurut syara’ adalah


membersihkan diri, pakaian, tempat, dan benda-benda lain dari najis dan hadas
menurut cara-cara yang ditentukan oleh syariat islam.

Thaharah (bersuci) merupakan persyaratan dari beberapa macam ibadah. Oleh


karna itu bersuci menjadi masalah penting dalam ajaran islam.Tata cara bersuci
yang diajarkan islam dimaksudkan agar manusia menjadi suci dan bersi,baik lahir
maupun batin. Thaharah menempati kedudukan yang penting dalam
ibadah.Misalnya,setiap orang yang akan mengerjakan salat dan tawaf diwajibkan
terlebih dahulu berThaharah,sepertih berudu,tayamum,atau mandi.

)٢٢٢( َ‫ِإ َّن هَّللا َ ي ُِحبُّ التَّوَّابِينَ َويُ ِحبُّ ْال ُمتَطَه ِِّرين‬

Artinya: Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai


orang-orang yang mensucikan diri.

b. Meliputi

1) Najis

2) Istinja

3) Wudlu

4) Tayamum

5) Mandi

c. Shalat Wajib, meliputi:

1) Shalat wajib dilaksanakan secara munfarid

2) Shalat wajib dilaksanakan secara berjamaah


3) Shalat shafar (Jama' dan Qashar)

4) Shalat Jum'at

a. Shalat Sunnah, meliputi

1) Shalat Rawatib

2) Shalat Dhuha

3) Shalat Tahajjud/witir

4) Shalat Istisqa

5) Shalat Istikharah

6) Shalat Idul Fitri/Adha

7) Shalat Khusuf/Kusuf

b. TajhizulJanazah, meliputi

1) Memandikan

2) Mengafani

3) Menshalatkan

4) Menguburkan

c. Manasik Hajji/Umrah, meliputi

1) Tamattu

2) Ifrad

3) Qiran

ILMU TAJWID

Secara bahasa tajwid diartikan memperelok atau memperindah sesuatu. Sedangkan


menurut istilah tajwid diartikan melafadzkan setiap huruf dari makhrajnya secara benar
serta memenuhi hak-hak setiap hururf baik dari segi sifatnya. Ilmu tajwid adalah ilmu
yang menguraikan dan memepelajari cara baca Al-Quran dengan baik dan benar. Hal
yang dibahas di dalam ilmu tajwid antaranya: makharij al-huruf (tempat keluar huruf),
ahkam al-huruf (hubungan antar huruf), ahkam al-maddi wa al-qasr (tentang panjang
dan pendeknya ucapan), dan ahkam al-waqf wa al-ibtida (bagaimana memeulai dan
menghentikan bacaan). Modul ini hamya membahas sedikit tentang tempat keluar
huruf, panjang dan pendeknya ucapan serta menghentikan bacaan.

A.TEMPAT KELUAR HURUF

Hal pertama yang perlu dipelajari ketika belacar membaca al-Qur’an adalah
mempelajari tempat-tempat keluarnya huruf. Berikut gambar dan penjelasannya:

B. HUKUM BACAAN MAAD

Arti dari mad adalah memanjangkan suara suatu bacaan. Huruf mad ada tiga yaitu : ‫ا و‬
‫ي‬. Jenis mad terbagi 2 macam, yaitu:

1. Mad Ashli / mad thobi’i.


Mad Ashli / mad thobi’I terjadi apabila:
a. Huruf berbaris fathah bertemu dengan alif.
b. Huruf berbaris kasroh bertemu dengan ya mati
c. Huruf berbaris dhommah bertemu dengan wawu mati.
Panjangnya adalah 1 alif atau dua harokat, contoh : Ketika ada huruf alif ( ‫) ا‬
letaknya sesudah huruf fathah atau ya’ sukun ( ‫ )ي‬sesudah kasrah ( ―ِ ) atau wau ( ‫) و‬
sesudah dhammah ( ―ُ ) maka dihukumi mad thabi’i . Mad artinya panjang , thabi’i
artinya : biasa. Cara kita membacanya harus panjang sampai dua harakat atau disebut
satu alif contoh :

‫ يَقُوْ ُل – س ِم ْي ٌع‬- ٌ‫كتَا ب‬

2. Mad Far’i

Mad far’i terdiri dari 13 macam, yaitu:


1) Mad Wajib Muttashil Yaitu setiap mad thobi’i bertemu dengan hamah dalam
satu kata. Panjangnya adalah 5 harokat ata 2,5 alif. (harokat = ketukan/panjang
setiap suara).
2) Mad Jaiz Munfashil Yaitu setiap mad thobi’i bertemu dengan hamzah dalam
kata berbeda. Panjangnya adalah 2, 4, atau 6 harokat (1, 2, dan 3 alif).
3) Mad Aridh lisukuun Yaitu setiap mad thobi’i bertemu dengan hururf hidup
dalam satu kalimat dan dibaca waqaf (berhenti). Panjangnya adalah 2, 4, atau 6
harokat (1,2, atau 3 alif). Apabila tidak dibaca waqaf, maka hukumnya kembali
seperti mad thobi’i.
4) Mad Badal Yaitu mad pengganti huruf hamzah di awal kata. Lambang mad
badal ini biasanya berupa tanda baris fathah, domah atau kasrah tegak.
Panjangnya adalah 2 harokat (1 alif)
5) Mad ‘Iwad Yaitu mad yang terjadi apabila pada akhir kalimat terdapat hururf
yang berbaris fathatain dan dibaca waqaf. Panjangnnya 2 harokat (1 alif).
6) Mad Lazim Mutsaqqal kalimi Yaitu bila mad thobi’i bertemu dengan huruf
yang bertasydid. Panjangnya adalah 6 harokat (3 alif).
7) Mad Lazim Mukhaffaf Kalimi Yaitu apabila mad thobi’i bertemu dengan huruf
sukun atau mati. Panjangnya adalah 6 harokat (3 alif)
8) Mad Lazim harfi Musyba’ Mad ini terjadi hanya pada awal surah dalam al-
Qur’an. Huruf mad ini ada delapan,:
9) Mad Lazim Mukhoffaf Harfi Mad ini juga hanya terjadi pada awal surat dalam
al-Qur’an. Huruf mad ini ada lima, Panjangnya 2 harokat (1 alif).
10) Mad Layyin Mad ini terjadi bila huruf berbaris fathah bertemu wawu mati,
kemudian terdapat yang juga berbaris. Mad ini terjadi di akhir kalimat yang
dibaca waqaf (berhenti). Panjang mad ini adalah 2-6 (1-3 alif)
11) Mad Shilah Mad ini terjadi pada hururf “ha” di akhir kata yang merupakan
dhommor muzdakkar mufrod lilghoib (kanta ganti orang ke-3 laki-laki). Syarat
yang harus ada di dalam mad ini adalah bahwa sebelum dan sesudah “ha”
dhomir harus berbaris hidup, bukan mati/sukun. Mad shilah terbagi dua, yaitu:
 Mad shilah Qashirah, yaitu mad yang terjadi apabila setelah “ha” dhomir
terdapat hururf selain hamzah. Biasanya mad ini dilambangkan dengan baris
fathah tegak, kasrah tegak, atau dhommah terbalik pada hururf “ha” dhomor.
Panjangnya adalah 2 harakat (1 alif).
 Mad Shilah Thowilah, yaitu mad yang terjadi apabila setelah “ha” dhomir
terdapat hururf hamzah. Panjangnya adalah 2-5 harakat (1-2,5 alif).
12) Mad Farqu Mad ini terjadi apabila mad badal bertemu dengan huruf bertasydid
dan untuk membedakan diantara kalimat istifham (pertanyaan) dengan
sebutan/berita. Panjangnnya 6 harakat.
13) Mad Tamkin Mad tamkin adalah mad yang terjadi apabila hururf ya bertemu
dalam satu kalimat, dimana ya pertama berbaris kasrah dan bertasydid,
sedangkan ya kedua berbaris sukun atau mati. Panjangnya 2-6 harakat (1-3
alif).
3. Hukum Bacaan Nun Mati/ Tanwin

ْ ) jika bertemu dengan huruf-huruf hijaiyyah, hukum


Nun mati atau tanwin (‫ن‬/‫ًـٍـٌـ‬
bacaannya ada 5 macam, yaitu:

1) Izhar (‫ )إظهار‬Izhar artinya jelas atau terang. Apabila ada nun mati atau tanwin (/ ‫ًـٍـٌـ‬
ْ
‫)ن‬bertemu dengan salah satu huruf halqi (‫) ا ح خ ع غ ه‬, maka dibaca jelas/terang.
2) Idgham (‫)إدغام‬
Idgham atau dileburkan terbagi dua:
 Idgham Bighunnah (dilebur dengan disertai dengung), yaitu
ْ ) ke dalam huruf
memasukkan/meleburkan huruf nun mati atau tanwin (‫ن‬/‫ًـٍـٌـ‬
sesudahnya dengan disertai (ber)dengung, jika bertemu dengan salah satu
huruf yang empat, yaitu: ‫ن م و ي‬.
 Idgham Bilaghunnah (dilebur tanpa dengung), yaitu
ْ ) ke dalam huruf
memasukkan/meleburkan huruf nun mati atau tanwin (‫ن‬/‫ًـٍـٌـ‬
sesudahnya tanpa disertai dengung, Huruf idgham bi laghunnanh ada du,
yaitu lam atau ra (‫ ر‬dan ‫)ل‬.
3) Iqlab (‫)إقالب‬

ْ )
Iqlab artinya menukar at.au mengganti. Apabila ada nun mati atau tanwin ( ‫ن‬/‫ًـٍـٌـ‬
bertemu dengan huruf ba (‫)ب‬, maka cara membacanya dengan menyuarakan/merubah
ْ ) menjadi suara mim (‫) ْم‬, dengan merapatkan dua bibir serta mendengung.
bunyi (‫ن‬/‫ًـٍـٌـ‬

4) Ikhfa (‫)إخفاء‬

ْ )
Ikhfa artinya menyamarkan atau tidak jelas. Apabila ada nun mati atau tanwin ( ‫ن‬/‫ًـٍـٌـ‬
bertemu dengan salah satu huruf ikhfa yang 15 (‫) ت ث ج د ذ س ش ص ض ط ظ ف ق ك‬,
maka dibacanya samar-samar, antara jelas dan tidak (antara izhar dan idgham) dengan
mendengung.

5) Hukum Bacaan Mim Mati

Mim mati (‫ ) ْم‬bila bertemu dengan huruf hijaiyyah, hukumnya ada tiga, yaitu: ikhfa
syafawi, idgham mim, dan izhar syafawi.

a) Ikhfa Syafawi (‫)سفوى إخفاء‬. Ikhfa syafawi terjadi apabila mim mati (‫ ) ْم‬bertemu
dengan ba (‫)ب‬, maka cara membacanya harus dibunyikan samar-samar di bibir
dan didengungkan.
b) Idgham Mimi (‫)ميمى إدغام‬. Idgham mimi terjadi apabila mim mati (‫ ) ْم‬bertemu
dengan mim (‫) ْم‬, maka cara membacanya adalah seperti menyuarakan mim
rangkap atau ditasydidkan dan wajib dibaca dengung. Idgham mimi disebut
juga idgham mislain atau mutamasilain.
c) Izhar Syafawi (‫)إظهار سفوى‬. Izhar syafawi terjadi apabila mim mati ( ‫ ) ْم‬bertemu
dengan salah satu huruf hijaiyyah selain huruf mim ( ‫ ) ْم‬dan ba (‫)ب‬, maka cara
membacanya dengan jelas di bibir dan mulut tertutup.
6) Qalqalah ( ‫) القلقلة‬

Menurut bahasa qalqalah artinya gerak, sedangkan menurut istilah qalqalah adalah
bunyi huruf yang memantul bila ia mati atau dimatikan, atau suara membalik dengan
bunyi rangkap. Adapun huruf qalqalah terdiri atas lima huruf, yaitu:

‫د‬,‫ج‬,‫ب‬,‫ط‬,‫ق‬

ْ ُ‫ق‬. Qalqalah terbagi menjadi dua:


agar mudah dihafal dirangkai menjadi ‫طبُ َج ٍد‬

a) Qalqalah kubra (besar), yaitu huruf qalqalah yang berbaris hidup, dimatikan
karena waqaf. Inilah qalqalah yang paling utama, cara membacanya dikeraskan
qalqalahnya.

Contoh : ‫ْج‬ ِ ‫ ُأوْ لُوا اَْأل ْلبَا‬, ‫ق‬


ٍ ْ‫ َزو‬, ‫ب‬
ٍ ‫ج بَ ِهي‬ َ َ‫ َما َخل‬.

b) Qalqalah Sugra (kecil), yaitu huruf qalqalah yang berbaris mati, tetapi tidak
waqaf padanya. Caranya membacanya kurang dikeraskan qalqalahnya.

َ ‫ َو َما َأ ْد َرا‬, ‫ْس‬


Contoh : ‫ك‬ َ ‫ ِإالَّ ِإ ْبلِي‬, َ‫يَ ْقطَعُوْ ن‬
c) Hukum membaca Ra

Hukum bacaan Ra terbagi menjadi tiga, yaitu:

 Ra dibaca Tafkhim artinya tebal, apabila keadaannya sbb:


 Ra berharkat fathah ‫اَل َّرسُوْ َل‬Ra berharkat dhummah ‫ُر َح َما ِء‬
 Ra diwakafkan sebelumnya huruf yang berharkat fathah atau Dhummah

‫ َْاالَ ْبتَ ُر‬-ُ‫صر‬


ُ ‫يَ ْن‬

 Ra sukun sebelumnya huruf yang berbaris fathah atau dhummah ‫ يَرْ َح ٌم‬- َ‫تُرْ َجعُوْ ن‬
 Ra sukun karena wakaf sebelumnya terdapat alif atau wau yang mati ‫اَ ْل َجبَّا ُر‬-ُ‫اَ ْل َغفُوْ ر‬
 Bila ra terletak sesudah Hamzah Washal ‫ اِرْ َح ْمنَا‬- ْ‫اُرْ ُكض‬. Hamzah Washal adalah
Hamzah yang apabila terletak dia diawal dibaca, tetapi kalau ada yang
mendahuluinya dia tidak dibaca.
 Ra dibaca tarqiq (tipis), apabila keadaannya sebagai berikut:
 Ra berharkat kasrah: ْ‫ تَجْ ِري‬- ‫ِرحْ لَةَ ال ّشتَا ِء‬
 Ra sukun sebelumnya huruf berharkat kasrah dan sesudahnya bukanlah huruf
Ist’la’: ٌ‫فِرْ عَوْ نَ – ِمرْ يَة‬
 Ra sukun sebelumnya huruf yan berharkat kasrah dan sesudahnya huruf Ist’la’
َ ْ‫فَصْ بِر‬
dalam kata yang terpisah. ‫ص ْبرًا‬
 Ra sukun karena wakaf, sebelumnya huruf berharkat kasrah atau ya sukun.

ِ َ‫َج ِم ْي ٌع ُم ْنت‬
‫ص ٌر – يَوْ َمِئ ِذ لَخَ بِ ْي ٌر‬

 Ra sukun karena wakaf sebelumnya bukan huruf huruf Isti’la’dan sebelumnya


didahului oleh huruf yang berbaris kasrah. ‫ِذيْ ال ِّذ ْكر‬
 Ra boleh dibaca tafkhim atau tarqiq
 Ra sukun sebelumnya berharkat kasrah dan sesudahnya huruf Isti’la’ berharkat
ِ ْ‫ِم ْن ِعر‬
kasrah atau Kasratain: ‫ض ِه – بِ ِحرْ ص‬
 Ra sukun karena wakaf, sebelumnya huruf Isti’la’ yang berbaris mati, yang
ْ ِ‫ْالق‬
diawali dengan huruf yang berharkat kasrah. ‫ط ِر – ِمصْ ِر‬

Tanda-Tanda Wakaf

Anda mungkin juga menyukai