Dosen Pengampuh:
huruf idghoom yang berada pada satu kalimah maka nun mati nya tidak boleh di baca
idghoom tapi harus di baca izhaar. Seperti contoh pada lafazh :
( dun-ya ) ( bun-yanun ) ( shin-waanun )
pada lafazh lafazh seperi ini, walaupun nun mati bertemu dengan huruf idghoom,
dikarenakan bertemu dalam satu kalimah, maka nun mati nya tidak boleh di baca
idghoom, tapi harus dibaca izhhaar. Dalam nazhom di katakan : ::
( illaa idzaa kaana bikilmatin falaa :: tudghim kadun-ya tsumma shinwaanin
talaa )
kecuali apabila ada nun mati dan huruf idghoom nya pada satu kalimah :: maka jangan
dibaca idghoom seperti lafazh dun-ya dan shinwanin.
b.
( idghoom bilaa ghunnah )
Artinya idghoom dengan tanpa ghunnah/dengung. Hanya cukup dengan
memasukan huruf nun mati atau tanwin nya saja kepada huruf idghoom bilaa ghunnah.
Tanpa harus memakai dengung dari lobang hidung. Adapun huruf idghoom bilaa ghunnah
ada 2 huruf yaitu : dan ( lam dan ro ) contoh seperti lafazh :
dibaca : mirrobbihim tidak tibaca : min- robbihim
dibaca : yubayyillanaa tidak dibaca : yubayyin-lanaa dll.
3. ( iqlaab )[4]
Pengertian iqlaab menurut lughoh ( bahasa ) adalah :
(tahwiilusysyay-i 'an wajhihi ) artinya : memindahkan sesuatu dari perjalanannya
(menukar atau mengganti). Sedangkan pengertian iqlaab menurut ishtilah adalah :
( ja'lu harfin makaana harfin aakhoro ma'a muroo-atil
gunnati ) artinya : menjadikan suatu huruf pada tempat huruf yang lain serta tetap
menjaga ghunnah. Huruf iqlaab hanya ada 1 yaitu : ( ba ).
Lebih jelasnya yang di maksud dengan iqlaab pada hukum nun mati dan tanwin
adalah : ketika nun mati dan tanwin bertemu dengan huruf ( ba ) maka keduanya di
tukar kepada ( mim ) tetapi hanya dalam bentuk suara bukan dalam bentuk tulisan.
Seperti contoh lafazh :
di baca : yam-baghii tidak di baca : yan-baghii
di baca : mim-ba'di tidak di baca : min-ba'di dll.
4. ( ikhfaa )[5]
Pengertian ikhfaa menurut lughoh ( bahasa ) adalah : ( assatru ) artinya :
tertutup. Sedangkan pengertian ikhfaa menurut ishtilah adalah :
(
'ibaarotun 'aninnuthqi biharfin bishifatin
baynal-izhhaari walidghoomi 'aarin minattasydiidi ma'a baqoo-il ghunnati fil-harfil-awwali ) artinya : suatu
ibarat dari mengucapkan huruf dengan sifat antara izhhaar dan idghoom, yang sepi dari
tasydid (tidak bertasydid ) serta tetap menjaga ghunnah pada huruf yang awwal. Yang
dimaksud dengan huruf yang awwal adalah : huruf yang di ikhfakan yaitu : nun mati dan
tanwin.[6]
Adapun huruf ikhfaa jumlahnya ada 15 yang terkumpul pada awal kalimah
bait : ::
(
shif dzaa tsanaa kam zaada syakhsyun qod samaa
::
dum thoyyiban zid fii tuqoo dho' zhoolimaa). Yaitu :
( shod, dzal, tsa, khaf, jim, syin, qof, sin, dal, tho, zay, fa, ta, dhod, zho )
huruf ikhfa yang 15 ini di bagi menjadi 3 bagian yaitu :
a.
( ikhfa-aqrob ) yaitu ketika nun mati dan tanwin bertemu dengan 3
huruf yaitu : ( ta, tho, dal ) aqrob artinya : paling dekat, dinamakan ikhfa aqrob
karena nun mati dan tanwin bertemu dengan huruf yang jarak makhrojnya paling dekat
dengan makhroj nun. Yaitu :
b.
( ikhfaa-ausath ) yaitu ketika nun mati dan tanwin bertemu dengan 10
huruf yaitu : ( tsa, jim, dzal, zai, sin, syin, shod, dhod, zho,
fa ) ausath artinya : pertengahan, dinamakan ikhfa ausath karena nun mati dan tanwin
bertemu dengan huruf yang jarak makhrojnya pertengahan/ tidak terlalu dekat dan tidak
terlalu jauh dengan makhroj nun. Yaitu huruf huruf yang 10 tadi :
c.
( ikhfa-ab'ad ) yaitu ketika nun mati dan tanwin bertemu dengan 2 huruf
yaitu : ( qof, kaf ) ab'ad artinya : paling jauh, dinamakan ikhfa ab'ad karena nun
mati dan tanwin bertemu dengan huruf yang jarak makhrojnya paling jauh dari makhroj
nun yaitu huruf dan
jelasnya yang dimaksud dengan hukum ikhfa pada nun mati dan tanwin yaitu : apabila
nun mati dan tanwin bertemu dengan huruf ikhfa yang 15, baik ikhfa aqrob, ausath atau
ab'ad maka suara nun mati atau tanwin nya di baca samar (antara izhhaar dan idghoom )
dan tetap menjaga ghunnah. Contoh seperti lafazh :
dibaca : ming-qoblika tidak dibaca : min-qoblika
dibaca : milladungka tidak dibaca : milladun-ka dll.
B. Mim Mati
Mim mati (sakinah) adalah huruf mim ( ) yang tidak berharokat. Hukum mim
sakinah adalah cara membaca mim ketika bertemu dengan huruf hijaiyah yang lainnya
baik ketika washl maupun waqof.
Mim mati dapat bertemu dengan huruf hijaiyyah setelahnya kecuali tiga
huruf maddyaitu : alif, waw dan ya [ - -] . Mim sakinah tidak dapat jatuh sebelum
hurufmadd karena akan terjadi pertemuan dua huruf mati dan hal ini mustahil terjadi
dalam bahasa arab karena tidak dapat dibaca dan diucapkan.
Hukum mim mati ketika bertemu dengan huruf hijaiyah ada tiga, yaitu :
1.
Ikhfa Syafawi () , yaitu apabila mim mati bertemu dengan huruf ba [] .
Cara membaca/pengucapan mim Nampak samar disertai ghunnah.
Contoh :
2.
Idghom Mitslain ( ) atau biasa disebut juga idghom mimi () ,
yaitu apabila mim mati bertemu dengan huruf mim. Cara pengucapannya harus disertai
dengan ghunnah.[7]
Contoh :
3.
Idzhar Syafawi () , yaitu apabila mim mati bertemu dengan huruf hijaiyah
selain hurf mim dan ba. Cara pengucapannya, mim disuarakan dengan terang dan jelas
dibibir serta mulut tertutub.[8] Terutama ketika bertemu dengan huruf fa dan waw,
sedikitpun mim tidak boleh terpengaruh oleh makhroj huruf fa dan waw walaupun
tempat makhrojnya berdekatan.
Contoh :[10][ 9]
DAFTAR PUSTAKA
Al Jauhari, Srawi, Pendidikan Agama Islam, Surabaya: CU. DALIA Surabaya, 2008.
Asyari Abdullah, Pelajaran Tajwid, Surabaya : APOLLO, 1990.
Birri M. Maftuh.Basthul, Fathul Manan,Surabaya: Al-Ihsan, 1979.
Departemen Agama, Al Quran dan terjemahnya, Jakarta : Proyek Pengadaan
Kitab
Suci, 1996.
Soleh, M. Qomaria, Ilmu tajwid, Jombang : PP. Nurul Quran, 1992.
Zarkasyi, Imam, Pelajaran Tajwid , Ponorogo: Tri Murti, 1955.
Sumber : http://embesgang.blogspot.co.id/2013/09/menerapkan-hukumbacaan-nun-mati-atau.html