Anda di halaman 1dari 19

BAB II HUKUM MEMBACA ISTIADZAH, BASMALAH DAN SURAT

A.

Hukum Membaca Istiadzah Seseorang qorri (pembaca Al-quran) bila ia hendak membaca Al-quran, baik pada awal surat maupun di tengah -tengahnya, maka ia sunnah membaca taawwudz (doa minta perlindungan kepada Allah dari godaan Syaitan). Adapun dasar pengambilannya adalah Firman Allah pada surat An-Nahl ayat 98 juz 14.


Artinya : Apabila kamu membaca Al-quran, hendaklah kamu minta perlindungan kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk. Adapun lafadz istiadzah yang asli dari Rasulullah SAW adalah :


Dan dikalangan ulama qurro timbul beberapa lafadz istiadzah antara lain sebagai berikut :


B. Tata Cara Membaca Istiadzah, Basmalah dan Surat Adapun tata cara dalam membaca Istiadzah Basmalah dan Surat memiliki 4 (empat) wajah/cara yang diperbolehkan munurut Hafsan Ashim yaitu :

1.

Memutus semua, contoh :

2. Menyambung basmalah dengan surat saja, contoh :

3. Menyambung Istiadzah dengan Basmalah, contoh :

4. Menyambung semua, contoh :

C. Membaca Basmalah diantara Dua Surat Menurut qiroah Hafesh an Ashim ada 4 cara 3 diantaranya jawaz (boleh) sedang 1 cara lagi ghoiru jaiz (tidak boleh), 3 cara yang jawaz adalah : Memutus semua, contoh :

1.


2. Menyambung Basmalah dan awal surat, contoh :


3. Menyambung semuanya, contoh :

Satu cara lagi yang tidak diperbolehkan adalah menyambung ayat akhir surat dengan basmalah dan diwaqofkan, kemudian memulai surat selanjutnya seperti contoh dibawah ini :


Cara seperti ini tidak diperbolehkan karena takut disangka bahwa basmalah itu terletak pada akhir surat kecuali dalam Surat AtTaubah. D. Basmalah pada Awal Surat At-Taubah Membaca basmalah pada awal surat Taubah sepakat para ulama untuk meninggalkan walaupun tidak ada nash yang menjelaskannya, alasannya sama yaitu mengikuti Rasulullah SAW dimana beliau apabila membaca awal surat Taubah tidak membaca basmalah. Ulama Fuqoha terutama Syafiiyah berpendapat sebagai berikut : a. Imam Ibn Hajar Membaca basmalah pada awal surat Taubah hukumnya adalah haram, sedang membaca ditengah-tengah surat Taubah hukumnya makruh. Pendapat ini lebih tanzih dan banyak diikuti oleh ulama-ulama qurro dan ahlul ada. b. Imam Romli Membaca basmalah pada awal surat At-Taubah hukumnya makruh, sedangkan membaca ditengah-tengah surat At-Taubah hukumnya mubah alasannya adalah Imam Ibn Hajar melihat dari asbabunnuzulnya (pada saat turunnya), awal surat ini Allah sangat murka terhadap kaum musyrikin, sedangkan basmalah isinya adalah doa kasih sayang, karena itu tidak layak Allah yang sedang murka lalu dimintai memberi kasih sayang. Imam Ramli hanya memberi hukum makruh, karena tidak ada nash shorih yang menjelaskannya secara jelas.

BAB III HUKUM NUN MATI DAN TANWIN INDAL HIJAK

Hukum Nun mati dan Tanwin (

)apabila bertemu dengan salah satu huruf hijaiyah sebanyak 28 yaitu :

1. 2. 3.

Mempunyai 4 hukum yaitu : Idhar, Idghom, Iqlab dan Ikhfa. Yang perlu diperhatikan berkenaan dengan huruf dan hukum-hukum diatas adalah : Semua huruf itu bisa menerima baris atau kedudukan/harokat, kecuali Alif ( ) ia tidak menerima baris dan tidak berdiri sendiri, bahkan selama-selamanya selalu sukun/mati dan berada dibelakang satu huruf, seperti : Alif ( ) itu kalau menerima baris seperti : Yang disebut Tanwin yaitu :

, ,dan lainnya, disebut Hamzah dan hukumnya sama dengan Hamzah ().

Nun mati ( ) yang ada pada akhir kalimat isim didalam suaranya atau ucapannya tidak terdapat pada tulisannya. A. Idhar

Yang dinamkan idhar menurut bahasa (etimonogi) adalah jelas atau tampak, sedang menurut istilah (terminologi) adalah mengeluarkan huruf idhar dan makhrojnya dengan jelas tanpa dengan dengung (bila ghunnah). Adapun huruf-huruf idhar itu ada 6 yaitu terdapat pada awal kalimat dibawah ini :


Huruf-huruf idhar 6 (enam) tersebut juga disebut huruf Halaq, yang artinya huruf sebangsa tenggorokan/kerongkongan.

Pedoman bacaan idhar yaitu : apabila ada Nun mati atau tanwin ( ) yang bertemu dengan salah satu huruf halaq atau idhar maka hukum bacaannya dibaca jelas baik dalam satu kalimat atau dua kalimat maka disebut bacaan Idhar Halqiy Contoh :


B. Idghom

1.

Yang dinamakan idghom menurut bahasa adalah memasukkan sesuatu pada sesuatu, sedangkan menurut istilah adalah bertemunya huruf yang mati ( ) dan huruf yang hidup sekira jadi satu sehingga seperti huruf yang bertasydid. Idghom dibagi dua yaitu Idghom bighunnah dan Idghom bilaghunnah : Idghom bighunnah atau idghom naqis Yang dinamakan idghom bighunnah yaitu bertemunya huruf yang mati ( ) dengan huruf yang hidup sekira jadi satu sehingga seperti huruf yang bertasydid. Sedang ghunnahnya itu berarti memasukkan huruf yang mati pada huruf yang hidup tersebut disertai dengan dengung (ghunnah) yang tempat keluarnya pada janur hidung (khoisyum). Huruf idghom ada 4 yaitu : Pedomannya adalah apabila ada nun mati atau tanwin ( ) yang bertemu dengan salah satu huruf idghom diatas maka disebut idghom bighunnah atau idghom naqis dengan syarat apabila mudghom dan mudghom fih terdiri dari dua kalimat, apabila mudghom dan mudghom fih terdiri dari satu kalimat maka wajib di idharkan seperti contoh berikut :

- - -
Alasannya :


Takut serupa dengan mudhoaf yaitu huruf yang ganda seperti (

)asalnya adalah ( )contoh : - - -

2.

Idghom bilaghunnah atau idghom kamil Yang dinamakan idghom bila ghunnah adalah bertemunya huruf mati ( ) dengan huruf hidup yang sekira jadi satu sehingga seperti huruf yang bertasydid. Bilaghunnah yaitu memasukkan huruf tersebut dengan tidak disertai dengungan. Hurufnya

pedoman membacanya adalah apabila ada nun mati atau tanwin dengan disebut bacaan idghom bila ghunnah atau idghom kamil. Contoh :
ada 2 yaitu

) yang bertemu

-
Cara membacanya huruf yang mati dimasukkan pada yang hidup (dengan sempurna) dan tanpa disertai dengung. C. Iqlab

Yang dinamakan iqlab menurut bahasa adalah memindahkan sesuatu dari keadaannya, sedangkan menurut istilah adalah menjadikan huruf pada tempatnya huruf yang lain sertai dengan dengungan (ghunnah). Yang dimaksud memindahkan makhrajnya Nun (pada ujung lidah) dipindah pada makhrojnya mim ( ) yang berada diantara dua bibir kemudian disertai dengung. Hurufnya ada satu yaitu ( ( ) yang bertemu dengan bak (

). pedoman membacanya adalah apabila ada nun mati atau tanwin -

)maka dibaca iqlab. Contoh :

Yaitu suaru nun sukun/tanwin diganti dengan mim dan disertai dengung. D. Ikhfak

Yang dinamakan ikhfak menurut bahasa adalah tutup atau assathru. Sedangkan menurut istilah adalah mengucapkan huruf yang mati dan sunyi dari tasydid disertai dengan ghunnah (dengung) pada huruf yang pertama ( ). Adapun sifatnya adalah diantara idhar dan idghom. Huruf ikhfak ada 15 yaitu terdapat pada bait berikut ini :

Pedoman membacanya adalah apabila ada nun mati atau tanwin ( maka dibaca ikhfak. Sifatnya ikhfak ada 3 yaitu : 1. 2. 3. ) yang bertemu dengan salah satu huruf 15 tersebut

)hurufnya ada 3 yaitu () Ausah ( )hurufnya ada 1 yaitu () Abad ( )hurufnya ada 2 yaitu ()
Aqrob ( Sifat-sifat tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut : Ikhfak itu sifatnya adalah antara idhar dengan idghom sedang yang menjadi pijakan adalah idhar karena itu yang dimaksud dengan : Ikhfak aqrob adalah yang lebih dekat dengan idhar sebab itu membacanya agak seperti idhar tetapi tetap disertai dengung (sehingga menjadi samar). Ikhfak ausath adalah pertengahan antara aqrob dengan abad (dalam hal memberikan kesamarannya). Ikhfak Abad adalah yang lebih jauh dari idhar oleh sebab itu yang sangat nampak adalah dengungnya sehingga suara nun sukun menjadi hilang total. Contoh :

Yang 9 terakhir boleh aqrob atau ausath.

BAB IV HUKUM MIM MATI, NUN-MIM SYIDDAH, LAM TARIF , IDGHOM DAN LAM ISIM, HURUF DAN QOLQOLAH Apabila ada mim mati ( ) yang bertemu dengan salah satu huruf hijaiyah 28 mempunyai 3 bacaan yaitu : Idgom mimy/idghom mitflain, ikhfa syafawy dan idhar syafawy dengan penjelasan sebagai berikut :

A.

Idghom Mimi/Idghom Mitslain Yang dinamakan Idgom Mimy adalah bertemunya huruf yang mati dengan huruf-huruf hidup sekira menjadi satu, seperti huruf yang bertasydid, sedangkan yang disebut Mimi adalah karena bertemunya huruf yang mati dengan huruf yang hidup itu adalah huruf Mim ( ). Dan adapun disebut Mitslain karena bertemunya huruf yang mati dengan yang hidup adalah sama dalam sifat dan makhrajnya. Hurufnya hanya satu yaitu Mim ( ). Pedoman membacanya adalah apabila ada mim mati ( ) bertemu dengan Mim ( ) maka membacanya disebut idghom mitslain. Contoh :

B.

Ikhfak Syafawi Yang dinamakan ikhfak syafawi adalah membaca atau mengucapkan huruf yang mati dan sunyi dari tasydid disertai dengan

). Syafawi adalah huruf yang akan dibaca ikhfak itu sebangsa bibir, yaitu hurufnya hanya satu ( )pedoman membacanya ialah apabila ada mim mati ( )bertemu dengan bak ( )makanya wajib dibaca
ghunnah (dengung) pada huruf yang pertama ( ikhfak syafawi. Contoh :

-
C. Idhar Syafawi Yang dinamakan idhar syafawi adalah mengeluarkan huruf dari makhrojnya dengan jelas (bila ghunnah). Syafawi adalah huruf yang mati yang harus dibaca idhar itu sebangsa bibir. Hurufnya ialah semua huruf hijaiyah selain mim dan bak ( ) akan tetapi untuk wawu dan fak ( di idharkan dari pada yang lain karena huruf tersebut juga sebangsa bibir.

, )itu harus lebih ,)

Pedoman membacanya adalah apabila ada mim mati ( ) bertemu dengan salah satu huruf hijaiyah selain mim dan bak ( maka hukumnya wajib dibaca idhar syafawi contoh :

-
D. Hukum Mim dan Nun (

, )Yang Bertasydid Apabila ada nun dan mim yang bertasydid (, )maka hukumnya wajib ditampakkan ghunnahnya, dan disebut bacaan ghunnah.
Adapun lamanya dengungan kira-kira satu alif atau dua harokat. Contoh :

- -
Adapun tempatnya ghunnah adalah pada janur hidung, ghunnah itu akan lebih tampak terang ketika lubang hidung di sumbat asal tidak terlalu rapat (ketika mengucapkan huruf ghunnah). E. 1. Hukum Al Lil Muarrifah Al Lil Muarrifah yang jatuh sebelum huruf hijaiyah itu mempunyai dua hukum. Al (

) qomariyah, disebut qomariyah ini hanya untuk memudahkan saja, yakni membacanya huruf-huruf qomariyah ini sama

dengan membaca lafadz Al-qomariyah (

)Al-nya diberi tanda sukun dan dibaca dengan jelas.

Hurufnya ada 14 yang terkumpul dalam bait : Pedoman membacanya adalah apabila ada Al-muarrifah, sesudah ada salah satu huruf 14 tadi maka Al tersebut diatas harus dibaca dengan sukun dan hukumnya wajib dibaca Idhar Qomariyah. Contoh :

- - - - - - - - - - -

2.

Al-Syamsiyah, disebut demikian juga untuk memudahkan saja yakni memudahkan membacanya. Membaca Al-Syamsiyah ini sama dengan membaca lafadz Al-Syamsiyah (

)yakni membaca Al-nya hilang dan huruf syamsiyahnya dibaca tasydid, jadinya -

As-Syamsiyah ( ). Adapun huruf-hurufnya adal 14 yang terdapat dalam bait : Pedoman membacanya adalah apabila ada Al Lil Muarrifah setelah ada salah satu huruf 14 tadi maka huruf -huruf tersebut harus dibaca dengan tasydid dan disebut bacaan As-Syamsiyah atau Idgom Syamsiyah. Contoh :

- - - - - - - - - - -
F. Al -Idghom Peganganya idghom itu harus huruf yang kuat, tidak bisa di idghomkan dengan huruf yang lemah (dhoif) seperti :

)bertemu dengan Tak ( )seperti : Dzo ( )bertemu dengan Tak ( )seperti : Dhod ( )bertemu dengan Tho ( )seperti : - Dan semua huruf halaq ( )juga tidak ada idghom kecuali bila bertemu dengan huruf misal (huruf yang sama) baik
Dhod ( makhroj maupun sifatnya. Adapun sebab tidak bolehnya di idghomkan adalah karena jauh mahrojnya dan sulit dibaca contoh :

- - - -
1. Contoh-contoh tersebut diatas itu wajib dibaca Idhar karena sudah ijma dari semua ahlul qurro dan tidak diperbolehkan idghom. Idghom dibagi menjadi 3 bagian yaitu : Idghom Mutamatsilain Idghom mutamatsilain adalah apabila ada dua huruf yang sama makhrojnya dan sifatnya seperti bak (

)bertemu dengan bak

( ) dan yang awal mati, maka hukumnya wajib idghom (bittifaqil qurro) baik dalam satu kalimat maupun dua kalimat seperti :

-
Kecuali kalau berupa huruf mad : wawu ( ) mati setelah dhommah yak (

)mati setelah kasroh seperti : -

Ini wajib idhar (bittifaqil qurro) karena untuk menjaga mad ashli atau mad thobii jangan sampai hilang. Dari itu kalau buka n huruf mad yakni hanya merupakan huruf lain saja (wawu mati dan yak mati setelah harokat tathah) maka tetap harus diidghomkan seperti :

- -
Idghom mutamatsilain ini dibagi dua yaitu : a. b. Shoghir, contoh : Kabir, contoh :

Kabir ini menurut Imam Hafs An Ashim tidak ada, sedang yang mempunyai pendapat ini adalah Imam Susi An Abi Amrin. 2. Idghom Mutajanisain Dinamakan Idghom Mutajanisain yaitu ketika ada dua huruf yang sama dalam makhrajnya tetapi berbeda dalam sifatnya huruf yang pertama mati seperti Dal ( ) bertemu dengan Tak (

)contoh : - - -

Kemudian seperti lagi :

menurut Ashim dibaca bighunnah. Adapaun kalau ada lafadz :

ini sebagaimana

diterangkan diatas (tidak di idghomkan kamil tetapi idghom naqis).

3.

Idghom Mutaqaaribain Idghom Muaqaaribain yaitu ketika ada dua huruf yang berdekatan makhraj dan sifatnya, sedang yang pertama mati seperti Qof (

)dalam lafadz : -

G.

Hukum Lam Isim Yang Ashli Apabila ada Lam dalam kalimat isim maka secara mutlak harus di idharkan contoh :

- -
1. Adapun hukum lam yang lain adalah : Hukum Lam Fiil Apabila adal Lam dalam kalimat Fiil baik Madhi maupun Amr kecuali Lam Fiil Amr yang bertemu dengan Lam ( ) dan Ra ( ) ini wajib di Idghomkan contoh :

-
Adapun yang lain wajib di idharkan contoh :

- - - - - - - -
2. Hukum Lam Huruf Apabila ada Lam terdapat pada kalimat huruf maka wajib dibaca Idhar juga seperti :

-
Ini juga terkecuali bila bertemu dengan Lam dan Ro (

, )maka kalau terjadi demikian harus di idghomkan contoh : -

(Bacaan Bal Roona ini untuk selain hafas menurutnya bacaan Bal Roona ini di baca Sakt). Alasan Imam Hafas membaca Sakt adalah agar tidak serupa dengan Barrona ( bahkan berkata. H.

)yang berarti dua orang yang baik sedangkan apabila dibaca Bal Roona berarti

Qolqolah Qolqolah menurut bahasa berarti mengguncang atau menggoyang. Sedangkan menurut istilah adalah menggoyangkan bunyi huruf qolqolah ketika mati atau ketika waqof. Huruf qolqolah itu ada 5 yaitu : Qolqolah itu terbagi menjadi 2 bagian : Qolqolah Kubro yaitu apabila huruf-huruf qolqolah tersebut berharokat sukun sebagai ganti (iwad) karena di waqofkan. Contoh :

- - - -

1.


2. Qolqolah Shugro yaitu apabila huruf-huruf qolqolah itu berharokat sukun yang asli (bukan karena diwaqofkan) contoh:

- - -
BAB V HUKUM BEBERAPA MAD DAN PANJANGNYA

A.

Pengertian Pengertian Mad menurut bahasa adalah memanjangkan atau sesuatu yang memanjang, waqila az-ziyadah sesuatu yang tambah. Sedangkan menurut istilah adalah memanjangkan suaru huruf dari huruf-huruf mad. Adapun huruf-huruf mad itu adalah : 1. 2. 3.

- Wawu mati jatuh setelah harokat dhomah : - Yak mati setelah harokat kasroh : -
Alif (alif mutlak) jatuh setelah harokat fathah : Sedangkan huruf len ada 2 yaitu wawu dan yak keduanya sukun dan jatuh setelah harokat fathah, contoh :

- - -
Mad dapat dibagi dua yaitu mad asli/mad thobii dan mad fari. B. Mad Ashli atau Mad Thobii Disebut mad asli karena pangjangnya Mad ini sesuai dengan aslinya, sedangkan disebut mad thobii (sebagai watak) karena orang yang mempunyai watak yang baik tidak akan menambah dan mengurangi kepastian mad ini. Yakni wawu ( ) jatuh setelah harokat kasrah dan alif (

)yang jatuh setelah harokat fathah contoh :

1.

Panjang kira-kira satu alif atau dua harokat, mad thobii ini di bagi menjadi 3 yaitu Dhohiri, Muqaddar dan Harfy. Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut : Mad Thobii Dhohiri Mad thobii berarti jelas adalah terdapat pada kalimat yang huruf madnya tertulis dengan jelas, sehingga dapat menunjukkan dengan jelas bahwa kalimat tersebut harus dibaca panjang, seperti :

2.

3.

Adapun mengenai Alif yang ada pada lafadz Ana ( ) mutakallin wahdah (saya) yang harus dibaca pendek ada bahasan dan alasannya sendiri. Mad Thobii Muqaddar Mad thobii muqaddar berarti di kira-kirakan yang harus dibaca panjang, tetapi huruf madnya tidak nampak. Adapun alasannya adalah berhubung dengan arti dan penulisannya dalam al-Quran Ustmaniyah seperti mim dan lam seluruh ulama membaca panjang satu alif. Mad Thobii Harfi Mad thobii harfi berarti sebangsa huruf, adalah bacaan panjang satu alif yang ada pada huruf (tidak pada kalimat) yakni terdapat pada beberapa pembukaan surat (fawatihussuwar) yang belum huruf itu sendiri (asmaul huruf). Huruf-hurufnya terkumpul dengan lafadz yakni terdiri dari :

- - - - - -
Seperti lafadz :

- - -
C. 1. Mad Fari Disebut Mad Fari karena mad ini adalah cabang dari mad asli. Mad fari ini terjadi dari 14 bagian yaitu : Mad Wajib Muttashil Disebut wajib karena ulama quroo setelah sepakat (ijma) memanjangkan mad ini lebih dari aslinya. Sedang disebut muttashil karena bertemunya huruf mad dengan hamzah dalam satu kalimat. Panjangnya kira-kira (qadr) 2,5 alif atau sama dengan lima harokat, demikian kata Imam Hafs An Ashim, sedangkan menurut Imam lain dapat lebih panjang lagi, seperti Imam Warosy, Imam Hamzah, dsb. Pedoman membacanya adalah sebagai berikut : Apabila ada huruf mad setelah Hamzah yang kumpul dalam satu kalimat maka hukumnya wajib dibaca mad wajib muttasil. Contoh :

- -
2. Mad Jais Munfasil Disebut jaiz karena ikhtilaf (berbeda pendapat) antara ulama qurro, ada yang membaca panjang dan ada yang membaca pendek atau kata qiil, karena itu hukumnya jaiz yakni boleh dibaca dua wajah menurut riwayat Imam Nafi Al -Madany dan riwayat dan Al-Bashori. Sedang disebut muntashil karena bertemunya mad dengan huruf hamzah terpisah atau pada kalimat lain. Panjang kira-kira (qodr) 2,5 alif atau sama dengan 5 harokat. Menurut Hafs an Ashim pedoman membacanya adalah apabila ada huruf mad. Sedang seelahnya ada hamzah dalam kalimat lain maka hukumnya disebut mad jaiz munfasil. Contoh :

-
a. b. c. 3. Perbedaan pendapat para ahlul qurro dalam mad jais munfashil ini ada tiga tingkatan : Wajib membaca qasr seperti mad asli (satu alif) inilah pendapat Imam Al-Bazzi Qonbul, As-Susi an Abi Amrin. Wajib panjang seperti mad wajib muntasil seperti Imam Warasy, Hamzah, Ibnu Amr, Al-Kisai dan Imam Ashim termasuk Imam Hafs. Adapun panjangnya menurut sendiri-sendiri. Mempunyai dua wajah, seperti Imam Qolun, Dzuri istilahnya menggunakan kata Qasr dan Mad satu atau 2,5 alif. Mad Arid Lissukun

Mad Arid Lissukun yaitu apabila akhir kalimat terdapat huruf yang bersukun karena waqaf (pendatang baru) yang didahului oleh salah satu huruf mad (wawu jatuh setelah dhommah, ya jatuh setelah kasroh dan alif jatuh setelah fathah. Akan tetapi apabila di washolkan (disambungkan dengan kalimat berikutnya) maka kembali pada aslinya, yaitu mad thobii. Panjangnya ada tiga wajah a. Satu alif = Dua harokat b. Dua alif = Empat harokat c. Tiga alif = Enam Harokat tetapi yang lebih umum di negara kita Indonesia ini adalah dua atau tiga alif = empat atau enam harokat. Perbedaan panjang bacaan tersebut diatas yakni ada yang mengatakan satu alif, dua alif dan tiga alif dengan alasan sebagai berikut : Yang membaca satu alif karena bertemunya sukun karena waqof, sedang waqof itu tidak bisa menetapkan tambahan mad (untuk lebih dari mad asli). Yang membaca dua alif karena melihat sukun itu tidak asli, maka tetap dibaca dibawahnya mad lazim (dibaca tasawwuth). Yang membaca tiga alif karena mereka berpendapat harus disamakan dengan mad lazim dan ini lebih umum di negara kita Indonesia. Pedoman membacanya adalah apabila ada huruf mad setelahnya terdapat huruf yang mati karena diwaqofkan, maka disebut bacaan mad aridlissukun. Contoh :

a) b) c)

- -
4. Mad Lien Aridli Mad ini disebut lien karena huruf sebelum akhir yang diwaqofkan adalah berupa huruf lien yakni wawu dan yak yang keduanya mati (sukun) jatuh setelah harokat fathah. Sedang disebut aridli karena adanya suatu yang baru datang yaitu sukun pada huruf yang terakhir karena waqof. Karena itu bila di washolkan maka hukum bacaannya kembali pada aslinya yaitu bacaan lien, artinya lunak (tidak ada unsur panjang). Ukuran panjang sama dengan bacaan mad aridli lissukun yakni 1/2/3 alif = 2/3 -6 harokat. Pedoman bacaannya yaitu apabila ada kalimat yang diwaqofkan dan sebelumnya didahului atau berupa huruf lien maka disebut bacaan mad lien aridli contoh :

- - -
5. Mad Badal Mad badal yaitu mad yang menjadikan pengganti yaitu apabila ada hamzah sukun terletak setelah hamzah yang berharokat fathah, kasroh dan dhommah dalam satu kalimat, contoh :

- -
Maka hamzah sukunnya harus diganti dengan mad yang sesuai dengan qaidah : Apabila ada hamzah dua kumpul dalam satu kalimat sedang yang kedua mati maka huruf mad harus diganti dengan huruf yang mujannasah (sejenis) huruf sebelumnya (bila harokat sebelumnya fathah, maka harus disuarakan (a) panjang ( ), bila sebelumnya berharokat kasroh maka harus disuarakan (i) panjang ( panjang (

), bila sebelumnya berharokat dhommah maka harus disuarakan (u)

)contoh diatas tasi sehingga menjadi :

Panjangnya adalah satu alif atau dua harokat, semua qurro sama kecuali Imam Warosy yang mempunyai t iga wajah. Pedomannya adalah apabila ada huruf yang dibaca panjang sedang aslinya 2 huruf seperti :

6.

asalnya

Mad Iwadh Mad iwad disebut demikian karena mad iwad ini merupakan hasil tukar dari tanwin maha nashob (tanwin fathah) pada akhir kalimat isim yang diwaqofkan cara membacanya panjang satu alif atau dua harokat. Pedoman membacanya adalah apabila ada tanwin mahal nashob yang diwaqofkan maka tanwin tersebut harus ditukar atau diganti mad. Menurut penulisan Usmaniyah biasa diakhirnya diberi alif, kecuali pada huruf hamzah sebab hamzah itu sendiri sebenarnya sudah menyimpan alif yang demikian disebut mad iwad, contoh :

- -
7. Mad Lazim Kilmy Mutsaqqol

Mad ini disebut lazim karena tetapnya sukun/tasydid dan juga berarti karena tetapnya ulama qurro (ittifaq) dalam memanjangkan mad ini lebih dari mad asli, disebut mutsaqqol karena beranya bacaan huruf mad ketika bertemu dengan huruf lain yang tasydid, dibanding dengan mukhoffaf. Adapun disebutnya kilmi karena bertemunya huruf mad dengan huruf yang bertasydid tadi dalam satu kalimat maka tidak dibaca panjang, seperti :

- -
Panjangnya kira-kira (qadar) tiga alif atau enam harokat. Pedoman membacanya adalah apabila ada huruf yang mad yang bertemu dengan huruf yang bertasydid dalam satu kalimat maka hukumnya disebut bacaan mad lazim kilmi mutsaqool.

-
8. Mad Lazim Kilmi Muhkoffaf Mad kilmi mhkhoffaf disebut lazim karena tetapnya sukun atau tasydid, disebut mukhoffaf karena bertemunya huruf mad dengan sukun itu bacaannya lebih ringan dari pada yang mutsaqqol sedangkan disebut kilmi adalah karena bertemunya huruf mad dengan sukun terdapat dalam satu kalimatnya. Panjangnya tiga alif atau enam harokat dengan pedoman membacanya adalah apabila ada huruf yang bertemu dengan sukun dalam satu kalimat maka disebut Mad Lazim Kilmi Muhkoffaf. Contohnya adalam Al-qurn terdapat dalam dua tempat yaitu pada surat Yunus juz 11 yang bunyinya adalah :

-
9. Mad Lazim Harfi Muhaffaf dan Mustaqqol Mad lazim harfi adalah mad yang ada pembukaan beberapa surat (fawatihissuwar), untuk itu agar lebih ringkas dan cepat faham sebaiknya kita pelajari terlebih dahulu huruf-huruf fawatihissuwar. Disebut mad thobii harfi Disebut mad lazim harfi kecuali alif sebab alit tidak menemui mad makanya tidak dibac panjang (alif kalau ditulis arab alif ( terdiri dari hamzah, lam kasroh dan fak sukun, ditengah-tengah antara lam dan fak tidak tedapat huruf mad. Huruf-huruf awal surat : Huruf awal surat yang dibaca mad thobii qodr satu alif terkumpul dalam ( (

a. b.

1)

)kecuali alif (), haa (), seperti haa mim

2)

), yak (), seperti Yaa siin (), tho dan hak (), ro (). Selain huruf ( )semua wajib dibaca mad lazim harfi, panjangnya qodr tiga alif (bil ijma) hurufnya terkumpul dalam lafadz :
Mad ini disebut harfi karena mad ini terdapatnya pada huruf (tidak pada kalimatnya), sedang disebut lazim karena tetap harus dipanjangkan sesuai dengan kaidah atau batasannya yakni kalau huruf hijaiyah itu berkumpul tiga huruf yang tengah berupa mad kemudian bertemu dengan sukun asli (pada huruf ketiga) maka harus dibaca panjang, inilah yang disebut mad lazim harfi baik mutsaqqol maupun muhkofaf, adapun contoh adalah sebagai berikut :

a. b.

Mukhoffaf : Mutsaqqol

, , , : ,

Huruf mad bertemu dengan tasydid hingga menjadi berat bacaannya sebab beratnya bacaan inilah disebut mad lazim kilmi mutsaqqol. 10. Mad Shilah Qosirah dan Thowilah Arti mad shilah adalah hubungan, mad ini terjadi apabila ada ha ( ) dhomir yang mufrod mudzakar dalam Al-quran terdapat 4 macam yang akan dijelaskan dibawah ini : Adapun mad shilah shilah ini dibagi 2 yaitu Qoshiroh dan Thowilah. Hak dhomir dalam Al-quran itu ada 4 macam yaitu : Kalau muka dan belakang hak dhomir itu berupa huruf hidup maka dibaca Mad shilah Qoshiroh sama dengan mad Thobii panjangnya qodr satu alif atau dua harokat seperti lafadz :

a.

- - Kecuali terdapat pada surat Az-zumar ayat 7 juz 23 yang berbunyi sebagai berikut : haknya tetap dibaca pendek satu
harokat.

b.

Kalau setelah hak dhomir berupa hamzah qotho maka disebut bacaan Mad Shilah Thowilah panjangnya qadr 2,5 atau 5 harokat seperti : dibaca sukun seperti : Dan kalau selain hak dhomir maka tetap dibaca pendek, seperti :

- . Ini semua kalau dibaca washol (sambung) tetapi jika dibaca waqof (berhenti) maka harus - -

c.

Muka dan belakang hak dhomir berupa huruf mati seperti lafadz : Juga harus tetap dibaca pendek satu harokat. Muka hak dhomir berupa huruf hidup, sedang belakangnya huruf mati seperti : Ini juga dibaca satu harokat. Muka hak dhomir barupa huruf mati sedang dibelakangnya berupa huruf hidup, seperti :

- - -

d.

e.

Juga dibaca satu harokat kecuali yang terdapat dalam surat Al-furqan ayat 69 juz 19 yang berbunyi : Menurut riwayat Hafs an Ashim dibaca panjang sebagaimana mad shila qoshiroh atau mad thobii yakni panjangnya satu alif atau dua harokat. 11. Mad Farqi Mad farqi termasuk mas alzim kilmi dan disebut mad farqi sebab mad ini memisah antara istifham dan kalam khobar, umpama tidak diberi mad maka tidak dimengerti bahwa kalam ini adalah kalam istifham, didalam Al-quran terdapat pada 6 tempat yaitu :


dan terdapat pula pada surat Yunus

Ini terdapat pada dua tempat yaitu pada surat Al-anam yaitu pada lafadz lafadz

dan

pada surat An-naml yaitu pada

kalimat ini disamping dibaca mad farqi juga boleh dibaca

tashil. Panjangnya qodr tiga alif atau 6 harokat (bil ijma), pedoman membacanya yaitu apabila ada hamzah istifham bertemu dengan al (

)maka disebut bacaan mad farqi. -

12. Mad Tamkin Mad tamkin berarti menetapkan terjadinya adalah apabila yak tasydid berharokat kasroh yang terletak dimuka yak sukun maka disebut bacaan mad tamkin panjangnya satu alif seperti : D. Lam pada Lafadz Jalalah Semua lam selain lam pada Al-jalalah ( )yang jatuh setelah harokat apa saja hukumnya dibaca tarqiq (tipis) kecuali menurut riwayat Warosy an Nafi Al-madani, menuurtnya ada peraturan tersendiri contoh :

- - -

Adapun lamnya lafadz jalalah jika jatuh sesudah harokat fathah dan dhommah maka hukumnya wajib dibaca tafkhim (tebal) contoh : Alasannya untuk mengagungkan asma Allah akan tetapi jika jatuh sesudah harokat kasroh, maka hukumnya wajib dibaca tarqiq (tipis) contoh :

- - -

Alasannya karena dirasakan berat dan sulit diucapkan.

BAB VI HUKUM MEMBACA RO

Hukumnya membaca ro itu ada dua macam yaitu dibaca tafkim (tebal) dan dibaca tarqiq (tipis) dengan ketentuan sebagai berikut : A. Tafkhimirro (Ro yang dibaca tebal) 1. Jika ada Ro yang berharokat fathah dan dhommah contoh :

- - - - - -

2.

Jika ada Ro yang berharokat sukun asli atau karena diwaqofkan yang jatuh sesudah harokat fathah atau dhommah baik muttashil (sambung) atau munfashil (terpisah) dengan huruf mati yak sukun contoh :

3.

Jika ada Ro yang jatuh sesudah harokat kasroh kemudian bertemu dengan salah satu huruf istila (meninggi atau berat karena bunyi huruf itu agak berat). Adapun huruf-hurufnya ada tujuh yang terkumpul dalan lafadz :

Dengan syarat kumpul dalam satu kalimat seperti :

- - - -
Akan tetapi jika huruf istila itu terdapat pada kalimat lain maka hukumnya wajib dibaca tarqiq seperti : 4.

Jika ada Ro sukun yang jatuh sesudah hamzah washol mutlak baik berharokat asli atau aridli (gantian) baik fathah atau dhommah seperti :

- - -

Semua contoh tersebut wajib dibaca tebal.

B. 1.

Tarqiqirro (Ro yang dibaca tipis) Jika ada Ro yang berharokat kasroh baik pada awal kalimat, tengah atau akhir kalimat baik dalam kalimat fiil maupun isim seperti :

- - -

2.

Jika ada Ro mati atau sukun yang jatuh sesudah harokat kasroh yang asli dan muttashil (sambung) dan setelah Ro bukan salah satu huruf istila seperti : Jika ada Ro sukun atau mati yang jatuh sesudah yak mati, baik yak itu jatuh setelah harokat, kasroh at au yak lien seperti :

- - - - - -

3. 4.

Jika ada Ro mati atau sukun karena waqof yang jatuh setelah harokat kasroh baik muttashil maupun munfashil dan huruf mati berupa apa saja seperti lafadz : Semua contoh-contoh tersebut dibaca tarqiq (tipis)

- -

C. Ro yang boleh dibaca dua wajah 1. Ro sukun karena waqof dan jatuh sesudah harokat kasroh dan yang terpisah dengan huruf istila seperti :

-
2. Ronya lafadz (

)dibaca tafkhim sebab ro sukun bertemu dengan huruf istila (qof) dibaca kasroh.

D. Ringkasan atau Pengecualian 1. Ro sukun jatuh pada harokat kasroh yang wajib dibaca tafkhim sebab menghadapi huruf istila didalam Al -quran hanya terdapat pada 5 tempat yaitu :


2.

Ro sukun yang jatuh sesudah harokat kasroh yang wajib dibaca tafkhim sebab jatuh setelah hamzah washol banyak sekali terdapat didalam Al-quran, contohnya adalah :

BAB VII MAKHORIJUL HURUF DAN SIFAT-SIFATNYA

Sebelum kita pelajari dan kita bahas lebih luas mengenai makhroj dan sifat-sifat dari huruf hijaiyyah, maka terlebih dahulu kita fahami tentang huruf-huruf Al-quran yang mutawati serta bersumber dari Nabi, terutama bacaan (Qiroah) yang mengikuti riwayat Hafsh dari Imam Ashim al Kufi (yakni bacaan yang berlaku di Negara kita ini). A. Huruf-Huruf Al-Quran Huruf-huruf Al-quran itu apabila dipandang dari segi bacaannya (qiroahnya) dalam qiroah mutawatiroh yang bersumber dari Rasulullah SAW terdiri dari beberapa huruf. Huruf hijaiyyahnya ada 29 dan masih ditambah lagi dengan cabang-cabangnya yang juga merupakan huruf fasih dan dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW. Ia juga memiliki ketentuan-ketentuan makhrojnya dan sifat tersendiri. Adapun huruf yang merupakan cabang dari hijaiyyah ini dalam qiroah riwayat Hafsh dari Imam Ashim Al -kufi sangatlah terbatas (yaitu hanya terdapat beberapa tempat saja dalam Al-quran), antara lain : a) b) Tashil artinya tebal atau berat yaitu terdapat pada surat Fushilat ayat 44 juz 24 yang berbunyi : Imalah artinya condong (antara harokat fathah dan kasroh), yaitu terdapat pada surat Hud ayat 41 juz 12 berbunyi sebagai berikut : c) d)


ayat 255 juz 3 berbunyi :

Isymam artinya memcampur atau mengumpulkan yaitu terdapat pada surat Yusuf ayat 11 juz 12 yang berbunyi : Bacaan lam taghlidh yakni bacaan lam yang harus dibaca dengan tebal dan berat yaitu lam yang khusus terdapat pada lam jalalah apabila jatuh setelah harokat fathah dan dhommah contoh surat

B.

1.

1)

Huruf Hijaiyyah Huruf hijaiyyah 29 apabila dilihat dari segi bacaannya (qiroah) memiliki pengertian dan bagian yaitu Petama Asmaul huruf dan Kedua Musammayatul huruf. Adapun pengertian dari dua bagian tersebut adalah sebagai berikut : Asmaul Huruf Asmuul huruf yaitu nama dari satu bersatunya huruf hijaiyyah baik huruf hijaiyyah itu masih berdiri sendiri atau telah dirangkaikan dengan huruf yang lain asal belum berharokat (baik harokat hidup atau mati). Nama huruf ini terjadi adalah bersumber dari Rasulullah SAW disebabkan adanya Lahjah lughoqiyah atau dialeh bahasa (logat) karena itu nama huruf ini bisa juga disebut dengan lughotil huruf. Adapun nama-nama huruf hijaiyyah itu terbagi atas tiga bagian yaitu : Huruf-huruf hijaiyyah yang memang hanya memiliki satu nama yaitu terdiri atas 16 huruf :

- - - - - - - - - - - - - - / / /

2) 3) a.

Huruf-huruf hijaiyyah yang memiliki empat nama yaitu terdiri atas satu huruf (zak) boleh dibaca :

Huruf-huruf hijaiyyah yang memiliki dua nama yaitu terdiri atas 12 huruf yang istilahnya menggunakan mad dan qosor (panjang dan nama pendek). Adapun 12 huruf dengan nama yang panjang (mad) adalah sebagai berikut :

- - - - - - - - - -

b.

Sedangkan 12 huruf yang dengan nama pendek (qors) adalah huruf-huruf tersebut diatas dihilangkan hamzahnya dan untuk hamzah dihilangkan taknya. 12 huruf tersebut adalah : Dari keterangan tersebut apabila kita memahami maka tidak ada kemusykilan lagi untuk mengetahui huruf-huruf yang ada pada awal surat seperti : Mengapa tidak boleh dibaca :

- - - - - - - - - - -

-
Umpamanya ? sebab ini dibaca dengan asmaul huruf. Adapun mengenai (

, , )ini memang mempunyai dua wajah atau dua lughot, akan tetapi jika digunakan untuk membaca Al-quran wajahnya hanya satu yakni yang qors saja, jadi tidak boleh dibaca (, , )dan sebagainya.

Sebab membaca Al-quran itu terbatas mengikuti ajaran Nabi Muhammad SAW (tauqify) dan ulama qurro tidak ada perbedaan mengenai hal ini (semua membaca qors). 2. Musammayatul Huruf Musammayatul huruf adalah yang dinamai huruf yaitu huruf-huruf hijaiyyah setelah menerima harokat dan telah dirangkaikan dengan huruf yang lain. Al-quran yang 30 juz itu, semua harus dibaca dengan musammayatul huruf kecuali yang terdapat pada pembukaan beberapa surat (fawatihussuwar) harus dibaca asmaul huruf.

)itu yang bagaimana ? kalau ditanyakan huruf mati jawabannya dengan mendatangkan hamzah washol dimukanya seperti : - - Jika ditanyakan huruf hidup maka harus menambah huruf hak saktah dibelakangnya seperti : - - dan sebagainya.
Sekarang umpamanya kita ditanya yang dinamakan huruf jim (

Contoh dan jawaban ini baik sekali untuk melatih lisan dalam mempelajari membaca huruf dengan fasih dan sempurna, contohcontoh latihan sebagaimana dibawah ini :

C. Makhorijul Huruf Tempat-tempat keluarnya huruf hijaiyyah itu memang banyak yang berpendapat, tetapi dari sekian banyak pendapat yang paling diikuti oleh ulama qurro dan ahlul ada adalah pendapa Syekh Kholil bin Ahmad An Nahwiy (guru Imam Sibawen) karena pendapat ini dianggap paling tanzih. Adapun menurut beliau makhrajul huruf hijaiyyah itu ada 17 tempat dan bila diringkas maka tinggal 15 tempat sebagaimana terdapat pada tabel dibawah ini : MAKHARIJUL HURUF YANG LIMA Tempat Makhraj Jumlah Huruf 1 1 3 6 10 18 2 4 1 17 29

No 1 2 3 4 5

Nama Nama Al-Jaufu (lubang mulut) Al-Halqu (kerongkongan) Al-Lisaanu (lidah) Asy-Syafataini Al-Khoisyum (janur hidung) Jumlah

1.

Adapun mengenai huruf yang sam makhrojnya, nanti akan dibedakan dengan sifatnya, penjelasan dari masing-masing makhrajul huruf adalah sebagai berikut : Al-Jaufu Yang dimaksud dengan al-Jaufu adalah lubang mulut dan kerongkongan hingga penghabisan udara, ini adalah tempat-tempat keluarnya huruf Mad dan Layyin adapun huruf mad itu ada 3 yaitu : Alif muthlaq contoh :

1) 2) 3)

Yak sukun jatuh setelah harakat kasroh contoh :


Wawu sukun jatuh setelah harokat dhommah contoh : Adapun huruf layyin itu ada dua, yaitu : wawu dan yak, keduanya sukun dan keduanya jatuh setelah harokat fathah, contoh : Huruf-huruf tersebut lazimnya disebut huruf jaufiyyah artinya huruf-huruf sebangsa lubang mulut. Keterangan : Huruf mad yang asli sebenarnya hanyalah satu yaitu Alif muthlaq, adapun Wawu dan Yak menjadi huruf Mad atau Layyin hanyalah merupakan saudara saja dari alif muthlaq (sifatnya hanya temporer) yaitu apabila syarat-syaratnya terpenuhi, yakni bila kedua huruf itu mati/sukun, karena itu bila wawu dan yak tersebut berharokat hidup (berdiri sendiri), maka bukan lagi dikatakan huruf mad dan makhrajnyapun kembali pada asalnya masing-masing yaitu :

1.

Yak ( )keluar dari tengah-tengah lidah tepat, serta menepati dengan langit-langit mulut atas dan lazimnya disebut huruf
Wawu ( ) keluar diantara dua bibir (atas dan bawah) serta lazimnya disebut huruf syafawiyah artinya huruf-huruf sebangsa bibir. syajariyah artinya huruf-huruf sebangsa tengah lidah (coba ucapkan kedua huruf tersebut dalam keadaan mati dan hidup kemudian perhatikan dan rasakan makhrajnya. Yang dimaksud kata muthlaq pada Alif muthlaq adalah bahwa alif itu selamanya pasti sukun dan pasti jatuh setelah harakot fathah, karena itu penulisan alif (dalam al-Qurn) meskipun tidak ada tandanya sukun, ia sudah mati/sukun dengan sendirinya. Bila ada huruf ditulis bentuknya seperti alif, tetapi berharokat seperti Alif itu ada dua macam :

2. 3. 4.

ini bukan alif tetapi hamzah namanya:

Alif mamdudah (yang dipanjangkan) seperti :


2. Alif layyinah (yang lunak) ada yang mengatakan alif bengkok, seperti :

Al-Halqu Pada bagian kerongkongan ini ditempat 3 makhraj dengan tiga pembagian yang istilahnya : Aqsho artinya bagian panggal Adna artinya bagian bawah/ujung Dan nantinya dari kerongkongan ini mengeluarkan 6 huruf yang lazimnya disebut huruf halqiyyah artinya huruf-huruf sebangsa kerongkongan :

- )keluar dari pangkal kerongkongan yang mendekati dengan dada (dua huruf ini makhrajnya paling dalam) ( - )keluar dari bawah-bawahnya kerongkongan tepat ( - )keluar dari bawah-bawahnya/ujungnya kerongkongan dan yang lebih dekat dengan mulut.
( 3. Al-Lisaanu Pada bagian lidah ini ditempat 10 makhraj dan mengeluarkan 18 huruf, adapun pada bagian lidah ini di bagi atas 4 pembagian yaitu istilahnya : Aqsho : bagian pangkal Wasat : bagian tengah Hafah : bagian tepi Thorfun : bagian ujung 10 makhraj dan 18 huruf pada bagian lidah ini adalah :

Kaf ( ): Keluar dari pangkal lidah juga (setelah/bawahnya makhraj)nya qof mengarah kebawah serta menepati dengan langit Qof ( ) : Keluar dari pangkal lidah (pada anak-anak mulut) mengarah keatas, serta menepati dengan langit-langit mulut atas. langit mulut atas. Jim, Syin, Yak ( ) : Keluar dari tengah-tengah lidah tepat, serta menepati dengan langit-langit mulut atas. Tiga huruf ini lazimnya disebut huruf syajariyah artinya huruf-huruf sebangsa tengah lidah. Dlod ( ) : Keluarnya dari pangkat tepi lidah (boleh dari lidah sebelah kanan/kiri) hingga sambung dengan makhrojnya huruf Lam, serta menepati gerahan. Syeh Jazari berpendapat bahwa tepi lidah sebelah kiri itu lebih mudah digunakan dan banyak yang menggunakannya, sedang tepi lidah sebelah kanan agak berat dan sedikit yang menggunakannya lebih-lebih menggunakan kedua tepi (kiri/kanan) secara bersamaan sangatlah sulit dan sangat jarang yang menggunakannya. Huruf Dlod ini lazimnya disebut huruf Janbiyah artinya huruf sebangsa tepi lidah. Lam ( ) : Keluarnya dari tepi lidah (dari tepi lidah sebelah kiri/kanan), hingga penghabisan ujung lidah serta menepati dengan langit-langit mulut atas. Nun ( ) : Keluar dari ujung lidah (setelah makhrojnya lam lebih masuk sedikit kedasar lidah dari pada lam) serta menepati dengan langit-langit mulut atas. Ro ( ) : Keluar dari ujung lidah tepat (setelah makhrojnya nun dan lebih masuk kedasar lidah dari pada nun) serta menepati dengan langit-langit mulut atas. Tiga huruf tersebut diatas ( Tho, Tak, Dal (

- -

) lazimnya disebut huruf dzalqiyah artinya huruf-huruf sebangsa ujung lidah.

) : keluar dari ujung lidah, serta menepati dengan pangkal gigi dua yang atas. Shod, Sin, Zak ( ) : keluar dari ujung lidah serta menepati dengan ujung gigi dua yang bawah. Tiga huruf ini lazimnya
disebut huruf asaliyah artinya huruf-huruf sebangsa runcing lidah. Dho, Tsa, Dzal ( ) : keluar dari ujung lidah, serta menepati dengan ujung gigi dua yang atas. Tiga huruf ini lazimnya disebut litsawiyah artinya huruf-huruf sebangsa gusi. 4. Asy-Syafataini Pada bagian bibir ini ditempati dua makhroj dan mengeluarkan 4 huruf, yaitu :

): keluar dari dalamnya bibir yang bawah, serta menepati dengan ujung gigi dua yang atas. Wawu, Bak, Mim ( ) : keluar diantara dua bibir (antara bibir atas dan bawah), hanya saja untuk wawu bibir membuka,
Fa ( sedang untuk bak dan mim bibir membungkam.

Empat huruf tersebut diatas lazimnya disebut huruf syafawiyah artinya huruf-huruf sebangsa bibir. RINGKASAN MAKHORIJUL HURUF AL-HIJAI (17) LIS SYEH KHOLIL BIN AHMAD

No 1

2 3 4

Tempat-Tempat Keluarny Huruf (AlMakhorij) Keluar dari lubang mulut dan kerongkongan hingga penghabisannya Keluar dari pangkal kerongkongan (lebih dekat dengan dada) Keluar dari tengahtengah kerongkongan tepat Keluar dari ujung kerongkongan (paling bawah) lebih dekat dengan mulut
Keluar dari pangkal lidah (pada anak-anak mulut) dan menepati dengan langit-langit mulut atas serta mengarah keatas

Hurufnya

Lazimnya

Keluar dari pangkal lidah (bawahnya qof mengarah kebawah) dan menepati langitlangit mulut atas dan mengarah kebawah Keluar dari tengahtengah lidah serta menepati dengan langit-langit mulut atas Keluar dari tepi pangkal lidah (sebelah kanan/kiri) serta menepati dengan gigi gerahan dan berjalan hingga sambung dengan makhrojnya lam Keluar dari ujung tepi lidah (sebelah kanan/kiri) dan menepati dengan langit-langit mulut atas

10

11

12

13

14

15

Keluar dari ujung lidah (lebih masuk kedasar lidah dari lam) dan menepati dengan langit-langit mulut atas Keluar dari ujung lidah (setelah nun lebih masuk kedasar lidah) dan menepati dengan langit-langit mulut atas Keluar dari ujung lidah serta menepati dengan ujung gigi dua yang diatas Keluar dari ujung lidah serta menepati dengan ujung gigi dua yang bawah Keluar dari ujung lidah serta menepati dengan ujung gigi dua yang atas Keluar dari dalamnya bibir yang bawah serta menepati dengan ujung gigi dua yang atas

16

17

Keluar diantara dua bibir (atas & bawah) untuk bak, mim membungkam, wawu membuka Keluar dari janur hidung (Al-Khoisyum)

Keterangan : Halqiyyah Janbiyyah Dzalqiyyah Nathiyyah Asaliyyah Lahawiyah Syajariyah Jaufiyyah Litsaniyyah Syafawiyah Khoisyum

: Huruf tenggorokan : Huruf tepi lidah : Huruf ujung lidah : Huruf kulit gusi atas : Huruf runcing lidah : Huruf atas telak lidah : Huruf tengah lidah : Huruf lobang hidung : Huruf gusi : Huruf bibir : Huruf janur hidung

D. Sifat-Sifat Huruf Setelah kita kaji makhorijul huruf ternyata kita menjumpai satu makhroj tetapi sampai tiga huruf yang keluar dari padanya, untuk membedakan huruf yang makhrajnya sama sedangkan suara atau bunyinya tidak sama adalah dilihat dari sifat-sifatnya.

1.

a.

Adapun yang dimaksud dengan sifat-sifat huruf adalah keadaan huruf yang sebenarnya. Ada juga yang memberi arti watak/karakter huruf (antara huruf kuat, sedang dan lemah). Sifat-sifat huruf secara garis besar dibagi menjadi dua bagian : Sifat Lazimah Yang dimaksud dengan sifat lazimah adalah sifat bacaan yang tetap ada pada satu persatuannya huruf, baik huruf-huruf tersebut masih berdiri sendiri atau telah dirangkaikan dengan huruf-huruf lain. Sifat al-alzimah itu ada 19 macam yang akan dijelaskan dibawah ini : Bahwa 19 sifat al-lazimah itu hanya untuk menyifati 28 huruf hijaiyyah (selain alif), alasannya alif itu huruf yang lemah ia tidak mampu berdiri sendiri (menerima harokat), ia mampu berdiri bila mengikuti dengan huruf sebelumnya. Karena itu sifatnya mengikuti huruf sebelumnya yakni apabila sebelumnya berupa huruf tebal maka alif ikut tebal contoh : , dan apabila sebelumnya berupa huruf tipis maka alif ikut menjadi tipis oleh karena itu alif tidak perlu memiliki sifat al-lazimah. Bahwa 19 sifat al-lazimah itu tetap untuk mensifati 29 huruf hijaiyah (menetapkan alif) alasannya alif itu memiliki makhroj maka ia berhak untuk memiliki sifat al-lazimah. 19 sifat al-lazimah tersebut ada yang berlawanan (antara sifat-sifat kuat lawan katanya sifat) yaitu berjumlah 10 sifat sedang yang 9 sifat lainnya tidak berlawanan. 19 sifat al-lazimah tersebut secara keseluruhan dibagi menjadi dua bagian : Sifat qowiy : yaitu bagian sifat-sifat kuat (huruf-huruf dibaca berat, nafas ditahan dan dibaca tebal) yaitu ada 12 sifat. Sifat dloif yaitu sifat-sifat huruf yang lemah (huruf-hurufnya ringan, udara bebas keluar saat mengucapkannya dan dibaca tipis) adapun sifat yang dloif ini ada 7, sebagaimana terjadwal dibawah ini . Sifat Al-Aridloh Yang dimaksud sifat al-aridloh adalah sifat bacaan yang baru timbul dan terjadi dari sifat al-lazimah (pada huruf) setelah hurufhuruf itu dirangkaikan dengan huruf-huruf lain, seperti tafkhimul mustal, tarqiqul mustafil yakni tebalnya huruf-huruf istila dan tipisnya huruf-huruf istifal dan juga tafkhim dan tarqiqnya lam ro dan juga semua bacaan yang sudah tersusun sebab bertemu dengan huruf yang lain, baik dalam bacaan ikhfa, iqlab atau idghom (asal tidak pada bacaan idhar)

b.

1) 2) 2.

Anda mungkin juga menyukai