Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

HUKUM BACAAN TAJWID

DIBERIKAN OLEH
IBU HASNIA PALILIRAN S. Ag
DISUSUN OLEH :
NESYA MADANIA ISLAMI
XI IPA 8
Kata Pengantar
Daftar Isi

BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tajwid secara bahasa adalah membaguskan, sedangkan menurut istilah adalah
mengeluarkan setiap huruf dari tempat keluarnya dengan memberikan hak dan
mustahaknya. Yang dimaksud dengan hah huruf adalah sifat asli yang selalu
bersamanya sepertisifat al-jahr, isti'la, istif'al, dan sebagainya. Adapun yang
dimaksud dengan mustahak huruf adalah sifat yang tampak sewaktu-waktu, seperti
tafkhim, tarqiq, ikhfa, iqlab, dan sebagainya.
Para ulama telah menyusun ilmu tajwid, serta menyusun pokok-pokoknya dan
menyimpulkan hukum-hukumnya dari tata cara membaca yang diwaruskan oleh
Nabi Muhammad SAW., para sahabatnya dan para thabi'in. Tujuan mempelajari
ilmu tajwid adalah menjaga lisan dari kesalahan tatkala membaca Al-Qur'an. Oleh
karena itu, hukum atau aturan dalam membaca Al-Qur'an adalah fardu 'ain bagi
setiap mukallaf. Panduan ringkas hukum-hukum tajwid ini akan dimulai dengan
sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan para ulama tajwid yaitu hukum isti'azah dan
basmalah.
Hukum membaca Al-Qur'an sesuai dengan kaidah ilmu tajwid adalah fardu 'ain.
Jadi, mungkin saja terjadi seorang Qori' bacaannya bagus dan benar, namun sama
sekali ia tidak mengetahui istilah-istilah ilmu tajwid seperti idzhar, mad lin dan
sebagainya. Tajwidadalah ilmu yang sangat mulia. Hal ini karena keterkaitannya
secara langsung dengan Al-Qur'an. Bahkan dalam dunia Ilmu Hadits, seorang alim
tidak akan mengajarkan hadits kepada muridnya sehingga ia sudah menguasai ilmu
Al-Qur'an. Tujuan mempelajari tajwid adalah untuk menjaga lidah agar terhindar
dari kesalahan dalam membaca Al-Qur'an.

B. RUMUSAN MASALAH
a. Bagaimana hukum bacaan nun mati dan tanwin?
b. Bagaimana hukum bacaan mim mati, mim bertasydid, dan nun bertasydid?
c. Bagaimana hukum bacaan idghom?

C. TUJUAN
a. Untuk mengetahui hukum bacaan nun mati dan tanwin
b.Untuk mengetahui hukum bacaan mim mati, mim bertasydid, dan nun
bertasydid
c. Untuk mengetahui hukum bacaan idghom
BAB 2

PEMBAHASAN

A. Hukum bacaan nun mati (ْ‫ ) ن‬atau tanwin ( ً ٍ ٌ )

Nun mati/tanwin apabila bertemu dengan huruf-huruf hijaiyyah


hukum bacaannya ada empat macam, yaitu: Idhhar, idgham, iqlab dan
ikhfa.
1. Idhar
Idhar artinya jelas atau terang. Apabila ada nun mati/tanwin (/ ‫) ٌ ٍ ً ن‬
bertemu dengan salah satu huruf halqi hukum bacaannya disebut idhar.
Huruf-huruf halqi itu ada enam yaitu: ‫ا ح خ ع غ ھ‬
Contoh bacaan idhar:
2. Idgham
Idgham artinya memasukkan atau melebur. Apabila nun mati atau
tanwin bertemu salah satu huruf dari huruf ‫ ي ن م و ل ر‬maka wajib
dibaca idgham, cara membacanya seolah mentasydidkan nun
mati/tanwin (‫ ن‬/ ً ٍ ٌ ) ke dalam huruf hidup sesudahnya. Sehingga bunyi
nun mati atau tawin tidak terdengar sama sekali.
Idgham terbagi menjadi dua macam, yaitu: idgham bighunnah dan
idgham bila ghunnah.

َ ‫) اد‬
a. Idgham bighunnah ( ‫غا ٌم بغُنَّ ٍة‬

Idgham bighunnah artinya memasukkan atau melebur dengan


dengung (ghunnah) yaitu bila nun mati atau tanwin bertemu salah satu
huruf idgham bighunnah yang empat yaitu:
Hukum bacaannya wajib dibaca berdengung (bighunnah) dengan
meleburkan suara nun mati/tanwin ke dalam huruf yang ada di
depannya.
Contoh bacaan idgham bighunnah:

Ketentuan bacaan idgham bighunnah tidak berlaku lagi jika nun mati
berada dalam satu kata. Hukum bacannya wajib dibaca idhar atau bunyi
nun mati/tanwin dibaca jelas.
Contoh : ٌ‫قن َوانٌ ـ صن َوانٌ ـ دُنيَا ـ بُنيَان‬
b. Idgham bilaghunnah
Idgham bilaghunnah artinya memasukkan atau melebur tanpa
berdengung. Apabila nun mati atau tnwin bertemu dengan salah atu
huruf idgham bilaghunnah yaitu ‫ل ـ ر‬
Hukum bacaannya tidak boleh berdengung tetapi wajib melebur nun
mati/tanwin ke dalam huruf sesudahnya.
Contoh bacaan idgham bilaghunnah:
3. Iqlab ( ‫) اقالب‬
Iqlab artinya membalik atau mengganti. Apabila nun mati/tanwin
bertemu dengan huruf ‫ب‬, maka hukum bacaannya disebut iqlab. Cara
membacanya adalah bunyi nun mati/ tanwin berubah menjadi bunyi
mim ( ‫ )م‬Huruf iqlab hanya satu yaitu huruf ‫ب‬
Contoh bacaan iqlab:
4. Ikhfa ( ‫)اِخفَا ٌء‬
Ikhfa artinya menyamarkan/menyembunyikan bunyi nun mati atau
tanwin. Maksudnya bunyi nun mati/ tanwin dibaca samar-samar antara
jelas dan dengung, serta cara membacanya ditahan sejenak. Hukum
bacaan disebut ikhfa apabila nun mati/tanwin bertemu dengan salah
satu huruf ikhfa yang jumlahnya ada 15 yaitu:
‫تـثـجـدـذـز–سـشـصـضـطـظـفـقـك‬
Contoh bacaan ikhfa:
B. Hukum bacaan Mim Mati ( ‫ ) م‬dan Hukum Mim dan Nun
yang
Bertasydid (ghunnah)
Hukum mim mati merupakan salah satu dari ilmu tajwid sebagaimana
halnya hukum nun mati.
Mim mati atau mim sukun (ْ‫ )م‬apabila bertemu dengan salah satu huruf
hijaiyah maka memiliki tiga hukum bacaan, yaitu ikhfa syafawi,
idghom mimi dan idhar syafawi.
1. Ikhfa Syafawi (‫شفَ ِوي‬
َ ‫)اِخفَاء‬
Ikhfa Syafawi adalah menyembunyikan atau menyamarkan huruf
mim.Hukum bacaan disebut ikhfa syafawi apabila mim mati atau mim
sukun bertemu dengan huruf ba ( ‫)ب‬. Adapun cara membacanya harus
dibunyikan samar-samar di bibir dan didengungkan.
Contoh:
Mim mati bertemu huruf ba’ : َ‫َو َما لَ ُهم بذَلك‬
َ ‫تَرميهم بح َج‬
Mim mati bertemu huruf ba’ : ‫ار ٍة‬
2. Idghom Mimi ( ‫يمي‬
ِ ‫)اِدغَا ٌم ِم‬
Hukum bacaan disebut idgham mimi apabila mim sukun bertemu dengn
mim yang sejenis. Cara membacanya adalah seperti menyuarakan mim
rangkap atau ditasydidkan dan wajib dibaca dengung. Idgham mimi
sering pula disebut idgham mitslain atau idgham mutamatsilain
(idgham yang hurufnya serupa atau sejenis)
Contoh:
Mim mati bertemu huruf mim : ‫َو َما لَ ُهم منَ للا‬
Mim mati bertemu huruf mim : َ‫ان كُنتُم ُمؤمنين‬
3. Idhar Syafawi (‫شفَوي‬
َ ‫)اظ َهار‬
Idhar syafawi artinya apabila mim mati bertemu dengan salah satu
huruf hijaiyyah selain huruf mim dan ba’, maka hukum bacaannya
disebut idhar syafawi. Cara membacanya bunyi mim disuarakan dengan
terang dan jelas tanpa berdengung di bibir dengan mulut tertutup.
Huruf-huruf idhar syafawi jumlahnya ad 26 huruf, yaitu:
‫اـتـثـجـحـخـدـذـرـزـسـشـص‬
‫ي‬- ‫ـ ض ـ ط ـ ظ ـ ع ـ غ ـ ف ـ ق ـ ك ـ ل ـ ن ـ وـ ھ‬
Hukum Mim dan Nun yang Bertasydid (ghunnah)
Apabila ada huruf mim dan nun yang bertasydid maka hukum
bacaannya disebut ghunnah. Adapun tempat keluarnya ghunnah
adalah pada jalur hidung, sedangkan lamanya bacaan ghunnah adalah
1 alif atau 2 harokat membacanya harus dibaca dengan suara
dengung.
Contoh :ّ‫ ِإن‬, ‫ ثم‬, ‫ب النَّا ِس‬
ِ ‫ِب َر‬

Keterangan :
Enam bacaan yang di dalamnya terdapat bacaan ghunnah (dengung)
yaitu: idghom bighunnah, iqlab, ikhfa’ haqiqi, ikhfa’ syafawy,
idghom mimy, mim atau nun yang bertasydid.
C. IDGHOM
A.Definisi Idghom
Idgham secara bahasa berarti meleburkan atau memasukan, dalam
hukum nun mati, idham berarti meleburkan nun mati/tanwin, yang
terkait dengan hukum nun mati dan tanwin ini idghan terbagi menjadi
dua, yaitu Idghom Bighunah dan Idghom Bilaghunah.
B. Pembagian Idghom
Menurut ittifaq ulama Qurro’, idghom ini (idghomnya semua huruf
Hijaiyyah yang dilihat dari makhraj dan sifatnya huruf) dibagi
menjadi tiga yaitu:
1. Idghom Mutamatsilain
2. Idghom Mutajanisain
3. Idghom Mutaqoribain
1. Idghom Mutamatsilain
Yaitu apabila ada dua huruf yang sama baik makhroj dan sifatnya
seperti ba’ mati bertemu dengan ba’ atau dal mati bertemu dengan
dal, maka harus diidghomkan menurut kesepakatan ulama’ Qurro’,
baik bertemunya dalam satu kalimat atau lain kalimat.
Contoh : ُ‫ ي َُو ِج ْهه‬, ‫ض ُك ْم‬
ُ ‫َّ ي ْغتَبْ بَ ْع‬
Yang demikian itu terkecuali huruf mad yaitu ya’ mati bertemu
dengan ya’ jatuh setelah kasroh dan wawu mati jatuh setelah
dhommah bertemu dengan wawu, sebagaimana kesepatan ulama
qurro’. Hal ini dikarenakan agar sifat huruf mad itu masih tetap dan
tidak hilang.
Contoh : ‫ قَالُ ْوا َو ُه ْم‬, ‫فى َي ْو م‬
ْ ِّ
2. Idghom Mutajanisain
Apabila ada dua huruf yang sama makhrojnya akan tetapi berbeda
sifatnya. Seperti dal bertemu ta’, ta’ bertemu dal dan sebagainya.
ْ ‫ َّ ْيل َه‬, ‫ع َوهللا‬
Contoh : َ‫ث ذالِك‬ ْ َ‫ ا َ ثْقَل‬, َ‫َق ْد ت َّ َبين‬
َ َّ‫ت د‬
Adapun kalimat ‫ ِا ِْركبْ َّمعَنَا‬menurut Imam Hafs ‘an ‘Ashim cara
membacanya harus diidghomkan dan disertai dengan dengung,
sedangkan lafadh ْ ‫س‬
َ‫طت‬ َ ‫ َّ ب‬dibaca dengan Idghom
Naqish. Yaitu sifat huruf tho’ (Isti’la’) masih tetap tampak.
3. Idghom Mutaqoribain
Apabila ada dua huruf yang berdekatan baik makhrojnya maupun
sifatnya .
Contoh : ‫نخلُ ْق ُك ْم‬ ِ ‫قُ ْل َّر‬
ْ ‫ اَل ْم‬, ‫ب‬

Keterangan :
1.Semua bacaan idghom sebagaimana tersebut diatas dengan riwayat
Hafs ‘an Ashim, huruf yang di idghomkan harus huruf yang sukun
disebut idghom shoghir. Maka apabila huruf yang di idghomkan
adalah huruf yang hidup disebut idghom kabir
Contoh : َ‫ فَ َع َل َربُّك‬، ‫ فِ ْي ِه ُهدًى‬، ‫ْف فَ َع َل‬
َ ‫َكي‬ dan semua idghom kabir Imam
Hafs ‘an Ashim tidak ikut membacanya.
2. Menurut Imam Hafs ‘an Ashim sebagaimana disebutkan pada kitab
Jazariyah, bahwa apabila semua huruf yang diidghomkan terdiri dari
huruf isti’la’ (‫)خص ضغط قظ‬maka harus dibaca idghom Naqis. Contoh
ْ ‫س‬
: َ‫طت‬ َ ‫ َب‬، ‫ن َْخلُ ْق ُك ْم‬
3.Idghom mutajanitsain / mutamatsilain / mutaqoribain, apabila
mudghomnya huruf dal, maka hanya masuk pada huruf dal atau ta’.
Contoh : ‫ أ َ َب ْد ت ُ ْم‬، ‫لَقَ ْد دَ َخ ُل‬

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Nun mati ialah huruf yang tidak berbaris. Tanwin adalah baris ganda
baik atas seperti fathatain, bawah seperti kasrotain, dan dhommah
(dhommahtain). Secara umum, nun mati dan tanwin mempunyai empat
hukum bacaan yaitu idzhar, idghom, iqlab, dan ikhfa.

Ghunnah menurut bahasa adalah bunyi yang keluar daei lubang


hidung. Sedangkan menurut istilah tajwid, ghunnah adalah bunyi
dengung yang melekat pada huruf nun dan mim yang terdengar secara
indah. Nun dan mim bertasydid wajib dibaca dengan ghunnah
(dengung), baik dalam keadaan bersambung maupun dalam keadaan
berhenti (waqaf), dan bila terletak di tengah maupun diakhir kata.

Tempat keluar bunyi dengung adalah khaisyum yaitu lubang hidung


yang bersambung dengan organ dalam langit-langit atas didalam mulut.
Panjang bunyi dengung tersebut ialah 2 harakat yang ukuran 1 harakat
itu adalah selama membuka atau menutup jari tangan.
DAFTAR PUSTAKA

Aziz, Abdul A.R 2003. Pedoman Dauroh Al-Qur'an. Kenanga: Markaz


Al-Qur'an.

Lembaga Bahasa Dan Budaya Institut Agama Islan Negeri (IAIN)


Mataram. 2013. Dirasah Al-Qur'an (Dasar-Dasar Pengajar Tajwid Al-
Qur'an). Mataram: Laboratorium Al-Qur'an.

Zarkasyi, Imam. 1995. Pelajaran Tajwid. Gontor Ponorogo: Trimurti


Press.

Anda mungkin juga menyukai