Anda di halaman 1dari 22

MODUL PELAJARAN

BACA TULIS AL-QUR’AN (BTQ)


KELAS VII

Oleh:

Ikmal Algifari

MTs ASSALAM MAJALAYA

KABUPATEN BANDUNG

1
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmaanirrahim

Assalamu’alaikum. Wr. Wb

Alhamdulillah, segala puji hanya bagi Allah S.W.T. yang telah


memberikan rahmat dan petunjuk-Nya kepada kita sekalian. Semoga sholawat
serta salam senantiasa tercurah kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad
S.A.W. beserta keluarga dan para sahabatnya.

Modul ini penulis susun dengan mempertimbangkan adanya pelajaran


Baca Tulis Al-Qur’an (BTQ) dimaksudkan sebagai pelengkap dalam bahan ajar
dan sebagai pembelajaran bagi siswa/siswi dalam mempelajari pelajaran tersebut.
Semoga dengan adanya modul ini dapat membantu pelaksanaan pembelajaran,
menambah ilmu dan pengetahuan serta wawasan terhadap pelajaran Baca Tulis
Al-Qur’an (BTQ).

Besar harapan kami tentang adanya saran dan kritik yang bersifat
membangun bagi perbaikan atas kekurangan yang ada pada modul ini. Akhir kata
penulis ucapkan terima kasih dan semoga Allah SWT selalu memberikan rahmat
serta lindungan-Nya kepada kita semua. Aamiin.

Wassalamu’alaikum. Wr. Wb

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .........................................................................................i

DAFTAR ISI ........................................................................................................ii

BAB 1 HURUF HIJAIYAH .................................................................................1

BAB 2 HUKUM NUN MATI DAN TANWIN ..................................................2

BAB 3 HUKUM MIM MATI/MIM SUKUN .....................................................5

BAB 4 HUKUM MAD ..........................................................................................6

BAB 5 HUKUM MIM DAN NUN BERTASYDID ..........................................11

BAB 6 HUKUM ALIF LAM .............................................................................12

BAB 7 QALQALAH ...........................................................................................14

BAB 8 IDGHAM MUTAMATSILAIN, MUTAJANISAIN, &


MUTAQARIBAN …………………………………………................................16

BAB 9 SIMPULAN ….........................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................19

ii
SEMESTER 1

Bab 1

Huruf Hijaiyah

Mengenal Huruf Hijaiyah

Istilah huruf hijaiyah sendiri diambil dari bahasa arab ‫ة‬22‫ الهجائي‬yang bermakna
mengeja atau ejaan. Dari sanalah huruf hijaiyah memiliki pengertian sebagai huruf
dasar dalam ejaan dan pembentukan kata serta kalimat dalam bahasa Arab. Meski
Al-Qur’an diturunkan dengan tulisan huruf hijaiyah, bukan berarti firman Allah
SWT tersebut hanya ditujukan untuk bangsa Arab, melainkan untuk seluruh umat
Islam di dunia.

Huruf Hijaiyah memiliki aturan urutan yang berbeda dengan terminologi abjad.
Abjad Arab ditulis dari arah kanan ke kiri dengan bergaya kursif. Selain itu, huruf
hijaiyah sendiri memiliki jumlah sebanyak 29 abjad. Huruf hijaiyah juga disebut
sebagai huruf alfabet yang berasal dari Arab.

Dalam penulisannya, huruf hijaiyah ada yang bisa disambung dan tidak karena
masing-masing memiliki bentuk sesuai posisinya. Huruf ini menjadi penting
untuk dipelajari cara membacanya dengan baik dan benar sebelum melanjutkan
membaca Alquran. Berikut huruf hijaiyah dan cara membacanya.

1
Bab 2

Hukum Nun Mati dan Tanwin

Hukum Nun Mati dan Tanwin

Dalam membaca Alquran kita akan mendapatkan nun mati atau tanwin yang ada
dalam setiap ayat. Pengucapan nun mati atau tanwin ada yang harus jelas, ada
yang harus samar, ada yang harus lebur sehingga nun mati atau tanwin tersebut
tidak tampak, dan ada pula yang berubah menjadi mim. Untuk itu mari kita bahas
satu persatu hukum-hukum tersebut.

1. idzhar (atau lengkapnya Idzhar Halqy), secara bahasa artinya jelas.


Sedangkan menurut ilmu tajwid adalah pembacaan nun mati atau tanwin
sesuai dengan makhrojnya tanpa dighunnahkan apabila bertemu dengan
salah satu huruf halqiyah (tenggorokan). Huruf-huruf dan contohnya adalah:

2. idgham, secara bahasa artinya memasukkan. Sedangkan menurut ilmu tajwid


adalah pengucapan nun mati atau tanwin secara lebur ketika bertemu huruf-
huruf idgham, atau pengucapan dua huruf seperti dua huruf yang

2
ditasydidkan. Pembacaan idgham, ada yang harus dighunnahkan yaitu yang
dinamakan dengan idgham bighunnah atau idgham ma'alghunnah, dan ada
pula yang tidak boleh dighunnahkan, yang disebut idgham bilaghunnah.
- Huruf-huruf idgham bi ghunnah: ‫ و‬- ‫ م‬- ‫ ن‬- ‫ي‬
Contoh:

 Huruf-huruf idgham bila ghunnah: ‫ ر‬- ‫ل‬


Contoh:

Contoh idgham bi ghunnah dan idghamm bila ghunnah:

Pengecualian:
Ketentuan idgham tersebut diatas tidak berlaku pada pertemuan nun mati
dengan huruf wau (‫ )و‬dan iya (‫ )ى‬yang terjadi dalamm satu kata berikut
ini:

Kasus seperti diatas ini disebut dengan istilah idzhar muthlaq, yang harus
dibaca jelas.
3. Iqlab, secara bahasa artinya merubah. Sedangkan menurut istilah adalah
pengucapan nun mati atau tanwin yang bertemu dengan huruf ba' yang
berubah menjadi mini dan disertai dengan ghunnah - sebagian Ulama'

3
menambahkan ikhfa', yakni suara mim tidak terdengar sempurna karena dua
bibir tidak merapat dengan sempurna). Seperti yang dikatakan lmam Al
Jamzuri,

"Hukum yang ketiga (dari num mati dan tanwin) adalah Iqlab, yaitu apabila nun
mati atau tanwin bertemu dengan ba', maka berubah menjadi mim yang disertai
ghunnah dan ikhfa."
Contoh iqlab:

4. lkhfa' (atau lengkapnya Ikhfa' Haqiqy), secara bahasa artinya menutupi.


Sedangkan yang dimaksud di sini adalah pengucapan nun mati atau tanwin
ketika bertemu dengan huruf-huruf Ikhfa' memiliki sifat antara Izh-har dan
idgham dengan disertai ghunnah. Huruf-hurufnya berjumlah 15:

Agar mudah dihafal, dirangkai menjadi:

Kalau kita perhatikan dengan seksama, maka awal huruf dari setiap kata
adalah huruf ikhfa'. Contoh ikhfa :

4
Bab 3
Hukum Mim Mati/Mim Sukun

Hukum Mim Mati/Mim Sukun

Apabila dalam bacaan Al-Qur’an terdapat mim sakinah atau mim sukun maka
hukum bacaannya ada 3 macam yaitu:

1. Ikhfa 'Syafawi, yaitu apabila mim mati bertemu dengan ba'. Cara
pengucapannya mim tampak samar disertai dengan ghunnah. Contoh:

‫َتۡر ِم يِهم ِبِح َج اَر ٖة‬


2. Idgham Mitslain, yaitu apabila mim mati bertemu dengan mim. Cara
pengucapan nya harus disertai dengan ghunnah. Contoh:
‫ة‬ٞ ‫ِإَّنَها َع َلۡي ِهم ُّم ۡؤ َص َد‬
3. Izh-har Syafawi, yaitu apabila mim mati bertemu dengan selain huruf mim
dan ba'. Cara pengucapannya adalah mim harus tampak jelas tanpa ghunnah,
terutama ketika bertemu dengan fa' dan waw. Sedikitpun mim tidak boleh
terpengaruh makhroj fa' dan waw walaupun makhrojnya berdekatan/sama.
Contoh:

5
Bab 4

Hukum Mad

Hukum Mad

Arti mad menurut bahasa adalah tambahan. Sedangkan menurut istilah adalah
memanjangkan suara ketika mengucapkan huruf mad.

Huruf mad ada 3, yaitu:

1. Wawu sukun yang huruf sebelumnya berharokat dhommah.


2. Ya sukun yang huruf sebelumnya berharokat kasroh.
3. Alif yang huruf sebelumnya berharokat fathah.
Contoh: ‫ُنْو ِح ْيَها‬

Adapun mad secara umum terbagi menjadi 2 yaitu: Mad Asli dan Mad Far’i

A. Mad Asli
Mad asli yaitu mad yang tidak dipengaruhi oleh sebab hamzah atau sukun,
tetapi di dalamnya terdapat salah satu dari huruf mad di atas. Kadar panjang
dari mad ini adalah 2 (dua) harokat. Yang termasuk kedalam kategori mad asli
dalam riwayat hafs dari ‘ashim adalah:
a. Mad Thabi’i
Yaitu mad yang terdiri dari huruf-huruf mad yaitu ‫ و – ى‬- ‫ا‬, dan tidak
terdapat unsur tambahan lainnya seperti hamzah. Contoh:

b. Mad Badal
Yaitu setiap hamzah yang di panjangkan 2 harakat sebagai pengganti
hamzah (‫ )ء‬yang terhilangkan. Contoh:

c. Mad l’wadh
Yaitu mad yang terjadi ketika berwaqaf pada huruf yang berakhiran
fathahtain /tanwin fathah (ً). Kecuali pada huruf ta marbuthoh (‫)ة‬, cara

6
membacanya adalah tanwin (an) di hilangkan dan dibaca seperti fathah
biasa (a) dengan di panjangkan 2 harakat. Contoh:

d. Mad Tamkin
Yaitu mad yang terdapat pada huruf ya yang bertasydid ( ‫ )ّي‬bertemu
dengan ya mati ( ‫)ْي‬. Contoh:

e. Mad Shilah Qashirah


Yaitu Ha dhomir (kata ganti) yang tidak di dahului maupun diikuti oleh
huruf sukun, bertemu dengan selain hamzah. Contoh:

Keterangan:
1. Ha dhamir tidak di baca panjang jika salah satu huruf sebelum atau
sesudahnya mati. Contoh:

Contoh pengecualian terdapat pada surat Al-Furqan: 69

‫ِ َو َيۡخ ُلۡد ِفيِهۦ ُمَهاًنا‬


Mad ini disebut Mad Mubalaghah
2. Selain Ha dhamir tidak di baca panjang. Contoh:

B. Mad Far’i
Mad Far’i merupakan kebalikan dari Mad Ashli, yaitu mad yang dipengaruhi
oleh sebab hamzah dan sukun. Kadar panjang mad far’i cukup beragam, yaitu
2,4,5 dan 6 harakat. Adapun pembagian mad far'i dikelompokkan karena tiga
sebab, yaitu mad yang bertemu dengan hamzah, mad yang bertemu dengan
sukun murni, dan mad yang bertemu dengan sukun karena waqaf.
1. Mad yang bertemu dengan Hamzah, terbagi menjadi 3 macam yaitu:

7
a. Mad Wajib Muttashil
Yaitu mad yang bertemu dengan huruf hamzah dalam satu kata/satu
kalimat. Mad ini dibaca panjang 4 atau 5 harakat ketika washal, dan
dibaca panjang 4, 5, atau 6 harakat ketika waqaf. Contoh:

b. Mad Jaiz Munfashil


Yaitu mad yang bertemu dengan hamzah dalam kata yang terpisah.
Mad ini dibaca panjang 4 atau 5 harakat ketika washal, dan dibaca
panjang 2 harakat ketika waqaf (kembali ke hukum asalnya yaitu mad
asli). Contoh:

c. Mad Shilah Thawilah


Yaitu Ha dhamir (kata ganti) yang bertemu dengan hamzah dalam kata
yang terpisah. Mad ini dibaca panjang 4 atau 5 harakat ketika washal,
dan berubah menjadi mati/sukun ketika waqaf. Contoh:

Menurut sebagian ulama, baik mad jaiz maupun mad shilah thawilah
boleh dibaca 2 harakat dengan tetap memperhatikan keseragaman
madnya.
2. Mad yang bertemu dengan sukun murni, maksudnya sukun itu sendiri dan
tasydid, terbagi menjadi 5 macam, yang kesemuanya memiliki kadar
panjang yang sama yaitu 6 harakat.
a. Mad Farqi
Yaitu mad badal yang bertemu dengan tasydid. Mad Farqi hanya
terjadi pada dua kata di dalam Al-Qur’an, yakni:

Yang terdapat di dalam surat Al-An’am: 143-144, Yunus: 59, dan An-
Naml: 59.

8
b. Mad Lazim Mukhaffaf Kalimi
Yaitu Mad yang bertemu dengan huruf yang berbaris sukun/mati
dalam satu kata (kata dalam bahasa Arab adalah kalimat). Hukum ini
hanya terdapat dalam 2 tempat dalam Al-Qur’an yaitu surat Yunus: 51,
dan surat Yunus 91. Seperti:

٥١ ‫َو َقۡد ُك نُتم ِبِهۦ َتۡس َتۡع ِج ُلوَن‬ ‫َء ٓاۡل َٰٔـ َن‬
٩١ ‫َو َقۡد َع َص ۡي َت َقۡب ُل َو ُك نَت ِم َن ٱۡل ُم ۡف ِسِد يَن‬ ‫َء ٓاۡل َٰٔـ َن‬
c. Mad Lazim Mutsaqal Kalimi
Yaitu apabila Mad bertemu dengan huruf yang bertasyid yang terjadi
dalam satu kata/rangkaian kata.
Contoh:

d. Mad Lazim Mukhaffaf Harfi


Yaitu mad yang bertemu dengan sukun yang terjadi dalam rangkaian
huruf muqatha’ah (rangkaian huruf yang terdapat pada awal sebagian
surat atau disebut fawatihus suwar). Mad lazim mukhaffaf harfi kadar
panjang baannya yaitu 6 harakat dan tidak disertai dengan idgham
(yaitu disertai dengan idzhar ataupun ikhfa) kecuali huruf ‘Ain (‫)ع‬
yang boleh di baca dengan kadar panjang 4 atau 6 harakat. Huruf-huruf
mad lazim mukhaffaf harfi adalah:

e. Mad Lazim Mutsaqal Harfi


Yaitu mad yang bertemu dengan tasydid (karena idgham) yang terjadi
dalam rangkaian huruf muqatha’ah.
Contoh:

9
Adapun selain huruf-huruf diatas seperti ‫ ح ي ط ه ر‬atau yang terangkai
dalam kata ‫ َح ٌي َطُهْر‬dibaca seperti mad Thabi’i yaitu 2 harokat. Contoh:

3. Mad yang bertemu dengan sukun karena waqaf, terbagi menjadi 2 macam
yang kesemuanya memiliki kadar panjang sama 2, 4 atau 6 harakat. Yaitu:
a. Mad Arid Lissukun
Yaitu mad yang bertemu dengan huruf yang disukunkan karena
berwaqaf di akhir ayat sehingga mematikan huruf terakhir sedang
sebelum mhuruf yang di matikan tersebut terdapat mad thabi’i. contoh:

b. Mad Liin
Yaitu mad yang terjadi ketika berwaqaf pada huruf yang di dahului
oleh huruf liin (yaitu huruf wau sukun ( ‫ )ْو‬dan ya sukun ( ‫)ْي‬
sebelumnya huruf berharakat fathah) bertemu dengan huruf yang
disukunkan karena berwaqaf. Contoh:

10
SEMESTER 2

BAB 5

Hukum Mim & Nun Bertasydid

Hukum Mim & Nun Bertasydid

Setiap mim dan nun yang bertasydid wajib di ghunnahkan sepanjang dua harakat.
Adapun mengenai ukuran lama ghunnahnya sebagian ulama Qiro'at
menetapkannya dengan cara menutup jari atau membukanya dengan gerakan
yang tidak terlalu cepat dan tidak terlalu lambat. Imam Al Jamzuri mengatakan,

"Dan ghunnahkanlah setiap mim dan nun yang bertasydid. Dan sebutlah masing-
masing sebagai huruf ghunnah."

Contoh & Latihan :

11
BAB 6

HUKUM ALIF LAM

Hukum Alif Lam

Pembahasan Bab ini menjelaskan kepada kita kapan alif lam di baca atau tidak,
ketika bertemu dengan huruf-huruf hijaiyah. Berdasarkan cara pembacaannya, alif
lam di bagi menjadi dua macam, yaitu:

1. Alif Lam Qamariyah


Qomariyah di ambil dari kata qomirun atau bulan, yang maksudnya membaca
lam seperti kita memandang tulisan alif lam yang diumpamakan tertulis bulan
sehingga Nampak jelas dan terang. Alif Lam Qamariyah, yakni alif lam yang
harus di baca jelas ketika menghadapi huruf-huruf qamariyah yang berjumlah
14 huruf, yaitu:

Agar mudah dihafal, huruf-huruf tersebut dirangkaikan menjadi:

2. Alif Lam Syamsiyah


Syamsiyah berarti matahari atau diumpakana kita memandang huruf lam yang
tertulis di matahari, maka tidak akan terlihat. Alif Lam Syamsiyah, yakni
huruf alif lam yang harus di baca idgham (masuk kedalam huruf berikutnya)
apabila bertemu dengan huruf-huruf syamsiyah yang berjumlah 14 huruf,
yaitu:

Agar mudah dihafal, huruf-huruf tersebut dirangkaikan menjadi:

12
(yang menunjukkan huruf-huruf syamsiyah hanya awal huruf dari setiap kata).
Contoh & Latihan Alif Lam Qamariyah dan Alif Lam Syamsiyah:

13
BAB 7

QALQALAH

Qalqalah

Menurut bahasa qalqalah artinya pantulan gerak atau getaran suara. Menurut
istilah qalqalah melafalkan huruf-huruf tertentu dalam satu kalimat dengan suara
memantul dari makhrajnya karena huruf tersebut berharakat fathah, dammah atau
kasrah yang dibaca sukun karena berhenti.

Dengan demikian bacaan qalqalah terjadi apabila : Huruf qalqalah berharakat


sukun, atau Huruf qalqalah berharakat fathah, dammah, atau kasrah yang dibaca
sukun karena waqaf (berhenti). Huruf qalqalah ada lima yaitu: ‫ق ط ب ج د‬
Terkumpul dalam lafad: ‫ ُقْطُب َج ٍد‬Atau: “Baju Di Toko” ‫َبُج ِد َطَق‬

Macam-macam Qalqalah:

1. Qalqalah Sugra atau kecil adalah huruf qalqalah yang terletak di pertengahan
kata yang berharakat sukun. Cara membacanya dengan pantulan yang tidak
terlalu kuat. Contoh:

14
2. Qalqalah Qubra (Besar)
Yaitu huruf qalqalah yang terletak pada akhir kata yang dibaca sukun, baik
karena memang berharakat sukun atau berharakat fathah, dammah, kasrah
atau tanwin, tetapi dibaca waqaf (berhenti). Cara membacanya harus lebih
mantap dengan memantulkan suara dengan pantulan yang kuat. Contoh:

15
BAB 8

IDGHAM MUTAMATSILAIN,

MUTAJANISAIN, & MUTAQARIBAN

Idgham Mutamasilain, Mutajanisain, & Mutaqariban

Idgham artinya memasukkan atau melebur huruf, menurut istilah idgham berarti
pengucapan dua huruf seperti dua huruf yang di tasydidkan. Berdasarkan tempat-
tempat keluarnya huruf dan sifat-sifat yang dimilikinya, idgham di bagi menjadi
tiga macam yaitu:

1. Idgham Mutamatsilain, yaitu pertrmuan dua huruf yang sama makhroj (tempat
keluarnya huruf) dan sifatnya, atau pertemuan huruf mati/sukun dengan huruf
yang sama yang berharakat misalkan: ‫ َب‬dan ‫ْب‬.
Pengecualian pada pertemuan-pertemuan berikut ini:
a. Mim sukun dan mim berharakat ( ‫ ْم‬- ‫ )َم‬: - idgham mislian (dengung)
b. Nun sukun dan nun berharakat ( ‫ ْن‬- ‫ )َن‬: - idgham bighunnah (dengung)
c. Dan huruf-huruf mad (‫ ى‬- ‫ و‬- ‫)ا‬: - di baca panjang sebagaimmana mestinya
(hukum mad).

Contoh-contoh idgham mutamatsilain:

2. Idgham Mutajanisain, yaitu pertemuan dua huruf yang sama makhraj (tempat
keluar huruf), namun sifatnya yang berbeda. Cara membaca idgham
mutajanisain adalah dengan mentasydidkan huruf yang ke dua, yang berarti
huruf yang pertama diabaikan. Di dalam Al-Qur’an pertemuan huruf-huruf

16
yang memiliki kesamaan makhraj namun berbeda sifat terjadi pada huruf-
huruf berikut:
a. ‫ط – د – ت‬
b. ‫ظ – ذ – ث‬
c. ‫ب – م‬
Contoh:

3. Idgham Mutaqaribain, yaitu pertemuan dua huruf yang makhraj dan sifatnya
berdekatan (hampir sama). Cara membaca idgham mutaqaribain adalah
dengan mengabaikan huruf yang pertama, dan membaca huruf yang kedua
secara bertasydid. Huruf hurufnya yaitu:
‫ ر‬- ‫ ل‬dan ‫ق – ك‬.
Contoh:

17
BAB 9

SIMPULAN

 Istilah huruf hijaiyah sendiri diambil dari bahasa arab ‫ة‬22‫ الهجائي‬yang bermakna
mengeja atau ejaan. Dari sanalah huruf hijaiyah memiliki pengertian sebagai huruf
dasar dalam ejaan dan pembentukan kata serta kalimat dalam bahasa Arab.
 Hukum nun mati dan Tanwin ada 4 yaitu : Ikhfa, Idhgham, Idzhar, dan Iklab
 Hukum mim mati ada 3 yaitu Ikhfa’ syafawi, idgham mislain, dan idzhar syafawi
 Huruf mad ada 3, yaitu:
1. Wawu sukun yang huruf sebelumnya berharokat dhommah.
2. Ya sukun yang huruf sebelumnya berharokat kasroh.
3. Alif yang huruf sebelumnya berharokat fathah.
 Adapun mad secara umum terbagi menjadi 2 yaitu: Mad Asli dan Mad Far’i
 Hukum Mim dan Nun bertasydid ada hurufnya yaitu: Mim dan Nun yang
Bertasydid.
 Hukum Alif Lam ada 2 yaitu: Alif Lam Qomariyah dan Alif Lam Syamsiyah
 Qolqolah ada 2 macam yaitu: Qalqalah Kubra dan Qalqalah Sugra
 IDGHAM MUTAMATSILAIN, MUTAJANISAIN, & MUTAQARIBAN
1. Idgham Mutamasilain: yaitu pertemuan huruf mati/sukun dengan huruf yang
sama yang berharakat misalkan: ‫ َب‬dan ‫ْب‬.
2. Idgham Mutajanisain: yaitu pertemuan dua huruf yang sama makhraj (tempat
keluar huruf), namun sifatnya yang berbeda.
3. Idgham Mutaqaribain: yaitu pertemuan dua huruf yang makhraj dan sifatnya
berdekatan (hampir sama).

18
Daftar Pustaka

Abdur Rauf, Abdul Aziz. Pedoman Dauroh Al-Qur’an. Kalisari PasarRebo:


Markaz Al-Qur’an

Aplikasi Ilmu Tajwid

https://kumparan.com/berita-hari-ini/jumlah-huruf-hijaiyah-beserta-pengertian-
dan-cara-bacanya-1u1hCfDkbFD/full

https://sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/files_dosen/modul/
Pertemuan_6SN0090932.pdf

19

Anda mungkin juga menyukai