Anda di halaman 1dari 3

Latar Belakang

Malaria merupakan penyakit yang disebabkan oleh parasit plasmodium dan


ditularkan oleh nyamuk Anopheles betina (WHO, 2015a). Ada 5 macam spesies
Plasmodium yang ditemukan di Indonesia yaitu Plasmodium falciparum (P.
falciparum), Plasmodium vivax (P. vivax), Plasmodium ovale (P. ovale), Plasmodium
malariae (P. malariae), dan Plasmodium knowlesi (P. knowlwsi). Parasit yang terakhir
disebutkan ini belum banyak dilaporkan di Indonesia. (Kementerian Kesehatan RI,
2017).

World Malaria Report 2016 menyebutkan malaria dianggap endemik di 91


negara dan wilayah pada tahun 2016 dimana kasus malaria secara global pada tahun
2015 adalah 212 juta kasus baru dan 429.000 kematian (WHO, 2016). Data dari World
Health Organization (WHO) menunjukkan kasus malaria di Asia Tenggara yang telah
dikonfirmasi secara parasitologi menurun dari 2,9 juta menjadi 1,6 juta antara tahun
2000 dan 2014. Hanya tiga negara yang menyumbang 96% kasus pada tahun 2014:
India (70%), Indonesia (16%) dan Myanmar (10 %) (WHO, 2015b).

Di Indonesia kasus kejadian malaria masih berfluktasi setiap tahunnya,


walaupun terjadi penurunan kasus dari tahun 2012 sebanyak 9.966 kasus turun menjadi
2.603 kasus pada 2013 (Kementerian Kesehatan RI;, 2013). Morbiditas malaria pada
suatu wilayah ditentukan dengan Annual Parasite Incidence (API) per tahun. API
merupakan jumlah kasus positif malaria per 1.000 penduduk dalam satu tahun.
Berdasarkan API, wilayah Indonesia bagian Timur rata-rata memiliki angka API yang
tinggi. Menurut Infodatin Kementerian Kesehatan RI tahun 2016, Kalimantan Timur
memiliki angka API sebesar 0,46 (Kementerian Kesehatan RI, 2016).

Kota Balikpapan termasuk dalam daerah katergori hijau atau Low Cumulative
Incidence (LCI) yaitu API < 1, Namun Kota Balikpapan berbatasan dengan Kabupaten
Paser dan Kabupaten Penajam Paser Utara yang termasuk daerah kuning atau Medium
Cumulative Incidence (MCI) yaitu API 1-5 (Kementerian Kesehatan RI, 2016). Data
dari Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur angka kesakitan dan kematian
penderita malaria positif pada tahun 2013 sebanyak 2.603 kasus dimana di Kota
Balikpapan ditemukan 106 kasus penderita malaria positif (DINKES KALTIM, 2013).

Penyakit ini menyerang semua kelompok umur baik laki-laki maupun


perempuan (Kementerian Kesehatan RI, 2016). Gejala klinis malaria sangat bervariasi
dari ringan hingga berat sehingga dapat membahayakan kehidupan (Rintis
Noviyanti,2012). Gejala yang paling umum pada malaria yang tidak mengalami
komplikasi adalah demam paroksismal, nyeri kepala, mual, muntah, malaise, nyeri
otot, sakit perut, dan diare. Kasus malaria berat mungkin memiliki semua tanda dan
gejala yang ditemukan pada malaria tanpa komplikasi. Dengan penambahan hilangnya
kesadaran, kejang, distress pernapasan, syok, jaundice, hemoglobunuria, perdarahan
spontan dan edema paru. Perubahan hematologi juga bisa terjadi karena beberapa
faktor (Kementerian Kesehatan RI, 2017).
Perubahan hematologi diamati pada penderita malaria termasuk anemia dan
trombositopenia (Bhavani, Venkatraman, Roopa, & Dhananjay, 2017). Trombosit
memainkan peran penting dalam patogenesis infeksi malaria. Trombositopenia adalah
komplikasi malaria yang diketahui terjadi pada infeksi P.falciparum, namun baru-baru
ini juga telah ditemukan pada infeksi P.vivax dari hampir setiap bagian dunia. Pada
hematopati malaria, trombositopenia dikaitkan dengan produksi platelet yang
berlebihan dan rentang umur trombosit yang dipersingkat (Arif, et al., 2016). Banyak
penelitian telah menunjukkan berbagai macam trombositopenia dan tingkat keparahan
pada malaria. Namun, tidak ada penelitian yang melaporkan adanya perdarahan atau

DAFTAR PUSTAKA

Arif, M., Jelia, S., Meena, S. R., Jain, P., Ajmera, D., Jatav, V. S., & Agrawal, V.
(2016). A Study of Thrombocytopenia in Malaria and its Prognostic
Significance. International Journal of Research in Medical Sciences, 2373-
2378.
Bhavani, K., Venkatraman, J., Roopa, U. A., & Dhananjay, K. (2017).
Thrombocytopenia and Altered Platelet Indices as Potential Marker in
Complicated Malaria Caused by Plasmodium Vivax: Cross Sectional
Descriptive Study. Annals of Pathology and Laboratory Medicine, 268-273.
DINKES KALTIM. (2013). Profil Kesehatan 2013. Samarinda: Dinas Kesehatan
Provinsi Kalimantan Timur.
Kementerian Kesehatan RI. (2016). InfoDATIN Malaria. Jakarta: PUSDATIN.
Kementerian Kesehatan RI. (2017). Buku Saku Penatalaksanaan Kasus Malaria.
Jakarta: Direktorat P2PTVZ.
Kementerian Kesehatan RI;. (2013). Riset Kesehatan Dasar. JAKARTA: Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.
Muley, A., Lakhani, J., Bhirud, S., & Patel, A. (2014). Thrombocytopenia in
Plasmodium vivax Malaria: How Significant? Journal of Tropical Medicine,
1-4.
WHO. (2015a). Global Technical Strategy For Malaria 2016-2030. United Kindom:
World Health Organization.
WHO. (2015b). World Malaria Report 2015. Guneva: WHO.
WHO. (2016). World Malaria Report 2016. Geneva: WHO.

Anda mungkin juga menyukai