Anda di halaman 1dari 15

HUKUM TAJWID

(QS.AL-ANFAL AYAT 72)

1.Izhar Halqi
Izhar Halqi adalah salah satu cabang dari Hukum Izhar yang ada di dalam Ilmu Tajwid. Izhar artinya jelas
atau terang. Dinamakan Izhar Halqi karena makhraj dari huruf-hurufnya keluar dari tenggorakan (halq).

Hukum Izhar Halqi berlaku apabila Nun Sukun (ْ ) atau tanwin ( ‫ْــٌــ‬,‫ْــٍــ‬,‫ ) ــًــ‬bertemu dengan
‫ن‬
huruf Alif, ‘Ain, Ghain, Ha, Kha, Ha’ ( ‫ ) ﮬ – اْ–ْعْ–ْغْ–ْحْ–ْخ‬danHamzah ( ‫ ) ء‬,

namun ْ‫ ن‬atau ‫ْــٌــ‬,‫ْــٍــ‬,‫ ــًــ‬jarang bertemu dengan huruf Hamzah ( ‫) ء‬, akan tetapi huruf Hamzah
tetap salah satu huruf Izhar Halqi.
Cara membaca Izhar Halqi harus jelas/terang, dan tidak berdengung.

2. Ikhfa Haqiqi
Ikhfa’ secara harfiah berarti menyamarkan atau menyembunyikan.

ْ ) atau tanwin ( ْ,‫ــًــ‬


‫ن‬
Di dalam ilmu tajwid, Ikhfa Haqiqi adalah menyamarkan huruf Nun Sukun (

‫ْــٌــ‬,‫ ) ــٍــ‬ke dalam huruf sesudahnya – ada 15 huruf – yaitu: – ‫ت – ث – د – ذ – ز‬


‫س – ش – ص – ض – ط – ظ – ف – ق – ك‬. Ke-15 huruf tersebut tidak
bertasydid dan harus dibaca dengung (ghunnah).

Cara membacanya adalah dengan mengeluarkan suara ْ‫ ن‬atau ‫ْــٌــ‬,‫ْــٍــ‬,‫ــًــ‬ dari rongga hidung
sehingga terlihat samar atau menjadi suara “N” atau “NG” , kemudian disambut dengan dengung 1 – 1 1/2 Alif
atau sekitar 2 – 3 harakat, setelah itu baru masuk ke huruf sesudahnya.

3. Iqlab
Iqlab adalah salah satu hukum tajwid yang berlaku apabila huruf Nun Sukun ( ‫ ) ن‬atau tanwin ( ,‫ــًــ‬
‫ ــٌــ‬,‫ ) ــٍــ‬bertemu dengan huruf Ba ( ‫ ) ب‬. Menurut bahasa, Iqlab artinya mengubah atau menggantikan
sesuatu dari bentuknya.
Cara membacanya adalah dengan menggantikan huruf ‫ ن‬atau ‫ ــٌــ‬,‫ ــٍــ‬,‫ ــًــ‬menjadi suara huruf mim
sukun ( ‫ ) م‬sehingga pada saat akan bertemu dengan huruf ‫ ب‬bibir atas dan bawah dalam posisi tertutup,
diiringi dengan suara dengung sekitar 2 harakat.
Hukum Iqlab di dalam Al-Quran, sudah ditandai dengan huruf mim kecil ( ‫ – ) م‬dan diletakkan di atas –
antara ‫ ن‬atau ‫ ــٌــ‬,‫ ــٍــ‬,‫ ــًــ‬dengan huruf ‫ ب‬.

4. Idgam Bigunnah
Hukum Idgham Bighunnah atau sering disebut Idgham Ma’al Ghunnah adalah hukum tajwid yang berlaku

ْ ) atau tanwin ( ‫ْــٌــ‬,‫ْــٍــ‬,‫ ) ــًــ‬bertemu dengan huruf Mim, Nun, Waw,


‫ن‬
apabila Nun Sukun (

Ya ( ‫) يْـْوْـْنْـْم‬, secara terpisah atau tidak dalam satu kata/kalimat. Maksud dari kata “terpisah” di
sini akan dibahas di bagian bawah.

 Bi artinya dengan.
 Ghunnah artinya dengung.
 Sementara Idgham artinya meleburkan satu huruf ke dalam huruf setelahnya, atau bahasa lainnya di-
tasydid-kan.

Cara membaca Idgham Bighunnah adalah dengan meleburkan ْ‫ ن‬atau ‫ْــٌــ‬,‫ْــٍــ‬,‫ــًــ‬ menjadi suara

huruf di depannya ‫يْـْوْـْنْـْم‬, atau keempat huruf tersebut seolah diberi tanda tasydid, diiring
dengan menggunakan suara dengung 1 Alif – 1 1/2 Alif atau sekitar 2 – 3 harakat.
Perlu digarisbawahi, tanda tasydid yang dimaksud adalah TASYDID HUKUM bukan TASYDID ASLI.
Untuk mushaf standar Indonesia biasanya hukum Idgham Bighunnah sudah diberi tanda Tasydid. Namun, ada
sebagian buku-buku doa, wirid, termasuk juga buku-buku Yaasiin, tidak memberikan tanda Tasydid Hukum
tersebut. Sehingga, seringkali terjadi kesalahan dalam membaca.

5. Idgam Bilagunnah
Hukum Idgham Bilaghunnah adalah hukum tajwid yang berlaku apabila Nun Sukun ( ْ‫) ن‬
atau tanwin ( ‫ْــٌــ‬,‫ْــٍــ‬,‫ ) ــًــ‬bertemu dengan huruf lam ( ‫ ) ل‬atau Ro ( ‫) ر‬, tanpa menggunakan suara
dengung
 Bila artinya tidak.
 Ghunnah artinya dengung.
 Sementara Idgham artinya meleburkan satu huruf ke dalam huruf setelahnya, atau bahasa lainnya di-
tasydid-kan.
Cara membacanya adalah dengan meleburkan ْ‫ ن‬atau ‫ْــٌــ‬,‫ْــٍــ‬,‫ ــًــ‬menjadi suara
huruf ‫ ل‬atau ‫ر‬, atau lafaz kedua huruf tersebut seolah diberi tanda tasydid, tanpa dikuti suara dengung
(ghunnah).
Dengan adanya perbedaan dengung ini, dapat dikatakan bahwa Idgham Bilaghunnah adalah kebalikan dari
Idgham Bighunnah.

Mengenai tanda baca Tasydid yang dimaksud di dalam hukum Idgham Bilaghunnah adalah TASYDID
HUKUM bukan TASYDID ASLI .

6. IZHAR WAJIB (MUTLAQ)


Hukum Izhar Wajib atau disebut juga Izhar Mutlaq adalah salah satu cabang dari Hukum Izhar, cara membacanya
jelas/terang dan tidak berdengung.

Sebelumnya di Hukum Idgham Bighunnah telah dijelaskan sedikit tentang Izhar Wajib, yaitu apabila Nun

Sukun ( ْ‫ ) ن‬bertemu dengan huruf ( ‫ ) يْـْوْـْنْـْم‬dalam keadaan SAMBUNG atau DALAM SATU
KATA/KALIMAT.

Perlu digarisbawahi, bahwa bacaan Hukum Izhar Wajib terletak di beberapa surah di dalam Al-Quran, di antaranya
ada beberapa di surah Al-Baqarah dan surah Ali Imran.
Huruf yang sering bertemu dalam satu kata/kalimat (dalam keadaan sambung) adalah Nun Sukun dengan huruf
Waw dan Ya.

‫ ني‬-‫نو‬
Dan tidak akan terjadi huruf Nun dan Mim bertemu dengan Nun Sukun dalam keadaan satu kata/kalimat atau dalam

keadaan sambung : ‫نم – نن‬.


Ada 4 kata Hukum Izhar Wajib di dalam Al-Quran, yaitu:
1. Dunya,
2. Shinwanun,
3. Bunyanun,
4. dan Qinwanun.

Di dalam Al-Quran, ciri-cirinya tidak terdapat tanda tasydid di atas huruf Waw dan Ya apabila bertemu dengan Nun
Sukun.
7. IKHFA SYAFAWI

Ikhfa Syafawi adalah hukum tajwid yang berlaku apabila huruf Mim Sukun ( ْ‫ ) م‬bertemu dengan huruf Ba ( ‫) ب‬
.
 Ikhfa’ artinya menyamarkan atau menyembunyikan
 Syafawi artinya bibir
Dinamakan Ikhfa Syafawi karena makhraj dari huruf Mim dan Ba merupakan pertemuan antara bibir atas dan bibir
bawah.
Berbeda dengan hukum Iqlab, Idgham Bighunnah, atau Ghunnah Musyaddadah pada huruf Mim – di dalam Al-
Quran – untuk hukum Ikhfa Syafawi tidak diberi tanda tasydid atau apapun, sama seperti hukum Ikhfa
Haqiqi. Namun, hukum Ikhfa Syafawi tetap harus dibaca dengung 1 1/2 alif atau sekitar 2 – 3 harakat, karena
apabila hukum Ikhfa Syafawi tidak didengungkan, maka akan berubah menjadi hukum Izhar.
Cara membaca Ikhfa Syafawi adalah dengan membaca terlebih dahulu HURUF SEBELUM MIM SUKUN,
kemudian masuk ke huruf Mim Sukun dengan mengeluarkan irama dengung ikhfa Syafawi (menahan huruf mim

samar-samar); “immng.. / ummmng.. / ammmng… ” sehingga pada saat akan bertemu dengan huruf ‫ ب‬bibir atas
dan bawah dalam posisi tertutup.

8. IZHAR SYAFAWI

Hukum Izhar Syafawi adalah hukum tajwid yang berlaku apabila huruf Mim Sukun ( ْ‫ ) م‬bertemu dengan semua
huruf hijaiyah, kecuali huruf Mim dan Ba.
 Izhar artinya jelas/ terang atau tidak berdengung
 Syafawi artinya bibir; karena huruf Mim makhrajnya adalah pertemuan bibir bagian atas dan bibir bagian
bawah.
Di dalam istilah ilmu tajwid, Izhar Syafawi adalah melafalkan huruf-huruf yang bertemu dengan Mim Sukun secara
jelas dan terang, tanpa disertai dengung (ghunnah). Dan Izhar Syafawi dapat terjadi di dalam satu kata/kalimat,
maupun di luar kata/kalimat yang terpisah.

Kunci mengingat huruf-huruf pada Hukum Izhar Syafawi adalah cukup mengetahui hukum Ikhfa
Syafawi dan Idgham Mitslain.

9. IDGAM MUTAMASILAIN (MIMI)


Idgham Mitslain atau sering disebut dengan Idgham Mimi adalah hukum tajwid yang berlaku untuk huruf Mim

Sukun ( ْ‫ ) م‬bertemu dengan huruf Mim Berharakat ( ْ‫ْم‬,ْْ‫ْم‬,ْْ‫ ) م‬. Dinamakan Mitslain karena
terjadinya pertemuan dua huruf yang makhraj dan sifatnya sama persis (identik), tapi “dikhususkan” hanya
untuk huruf Mim Sukun bertemu Mim Berharakat. Selain dari huruf Mim tersebut, maka yang berlaku untuk
pertemuan 2 huruf yang sama (Sukun dan Berharakat) adalah Hukum Idgham Mutamasilain dan Hukum Mad
Tamkin.

Dinamakan Idgham karena cara membacanya adalah dengan meleburkan satu huruf ke dalam huruf setelahnya, atau
bahasa lainnya di-tasydid-kan.
Hukum Idgham Mitslain dibaca dengung (makhraj huruf mim-nya mengalun dan jelas) sekitar 1 Alif hingga 1 1/2
alif atau sekitar 2 – 3 harakat.

Di dalam Al-Quran Idgham Mitslain sudah diberi tanda tasydid. Tasydid Idgham Mitslain adalah Tasydid Hukum,
yaitu tanda tasydid yang diberikan karena terjadinya hukum pertemuan atau peleburan.

10. HUKUM MAD


Mad disebut panjang
11. Mad Wajib Muttashil
Wajib artinya : harus.
Muttashil artinya : dalam satu kata.

Mad Wajib Muttashil adalah apabila Mad Thobi'i bertemu dengan Huruf Hamzah dalam satu kata,
maka harus panjang 4 atau5 (lima) harakat ketika bersambung(washal), 6 harakat ketika berhenti
(waqaf).

Mana yang dipilih ? Intinya adalah bukan pada pilihan 4 atau 5 ketukan, tetapi pada ke-konsisten-
an dalam mempraktekkannya. Misalnya, jika kita memilih membaca Mad Wajib Muttashil dengan 5
ketukan maka kita harus konsisten mempraktekkannya pada semua bacaan yang berformula mad ini.

12. Mad Jaiz Munfashil


Jaiz artinya : boleh.
Munfashil artinya : di luar kata.

Mad Jaiz Munfashil adalah apabila Mad Thobi'i bertemu dengan Huruf Hamzah (hamzah berupa
huruf alif) di lain kata. Mad Thobi’i-nya terletak pada akhir sebuah kata, kemudian hamzah-nya
terletak di awal kata berikutnya, dibaca panjangnya boleh 4 atau 5 harakat ketika
bersambung(washal), 2 harakat ketika waqaf(berhenti).

Mana yang dipilih ? Intinya adalah bukan pada pilihan 4 atau 5 ketukan, tetapi pada ke-konsisten-
an dalam mempraktekkannya. Misalnya, jika kita memilih membaca Mad Jaiz Munfashil dengan 5
ketukan maka kita harus konsisten mempraktekkannya pada semua bacaan yang berformula mad ini.

13. Mad ‘Aridl Lissukun


Mad ‘Aridl Lissukuun adalah Mad Thobi'i yang diikuti oleh huruf hidup yang dimatikan,
karena ada di akhir bacaan (posisi waqof).

Boleh jadi, akhir bacaan itu pas terjadi di akhir ayat (ditandai nomor ayat). Atau bisa juga terjadi
di tengah ayat, yang karena terbatasnya nafas, bacaan harus terhenti sebelum akhir ayat. Mad
‘Aridl Lissukun hanya terjadi pada akhir bacaan (posisi waqof).

Durasi yang diperkenankan untuk Mad ‘Aridl Lissukun adalah 2, atau 4 atau 6 ketukan.

Mana yang dipilih ? Intinya adalah bukan pada pilihan 2, 4 atau 6 ketukan, tetapi pada ke-
konsisten-an kita dalam mempraktekkannya. Misalnya, jika kita memilih membaca Mad ‘Aridl
Lissukuun dengan 4 ketukan, maka kita harus konsisten mempraktekkannya pada semua akhir
bacaan mad ini.

14. Mad Badal.


Badal artinya : pengganti

Mad Badal yaitu pemanjangan suara pada Huruf Hamzah, sebagai pengganti hamzah
yang dihilangkan. Panjang Mad Badal adalah 2 ketukan saja.
15. Mad ‘Iwadh
Mad ‘Iwadl yaitu mad yang terjadi ketika berwaqaf (berhenti membaca) pada huruf yang
berakhiran fathatain (tanwin fathah) kecuali tanwin fathah pada ta' marbutah. Mad ‘Iwadl
panjangnya 2 ketukan saja.

Untuk ta' marbutah [ ‫ ] ـة‬yang berharakat fathah tanwin, jika diwakafkan tidak dibaca sebagai
mad Iwadh namun dibaca sebagai h' mati (h).

16. Mad Layyin


Layyin artinya : lembut.

Mad Lin (atau juga disebut Mad Layyin) adalah mad yang terjadi pada akhir bacaan
(posisi waqof/berhenti membaca) dengan formula : Huruf Layyin + satu huruf (yang
sebenarnya hidup, tapi dimatikan, karena ada di posisi waqof).

Huruf Layyin yaitu wawu dan ya mati sebelumnya berharakat fathah, [ َ‫ وَ ـ‬/ َ‫]يَ ـ‬
17. Mad Tamkin
Mad Tamkin yaitu mad yang terdapat pada huruf ya’ berganda, dimana ya' yang pertama
bersimbol 'tasydid kasroh', dan ya' yang kedua bersimbol sukun/mati. Syaratnya adalah
apabila ia tidak diikuti lagi dengan huruf hidup yang dimatikan (karena ada di akhir
bacaan), karena kasus demikian itu akan berubah nama menjadi Mad ‘Aridl
Lissukun. Panjang Mad Tamkin adalah 2 ketukan saja.

18. Mad Farqi


Mad Farqi adalah mad yang terjadi dari pertemuan antara Mad Badal dan Huruf
Bertasyid. Durasi Mad Farqi adalah 6 kharokat.

Kasus mad ini hanya terjadi di 4 tempat dalam Al-quran, yaitu pada :

-surat Al-An’am (6) ayat 143 -144,


-surat Yunus (10) ayat 59 dan
-surat An-Naml (27) ayat 59.

19. Mad Shilah Qashirah

Mad Shilah Qashirah yaitu pemanjangan suara pada huruf ha dlomir (suara hii atau huu
kata ganti orang ketiga tunggal) dengan syarat tidak diikuti huruf hamzah sesudahnya.

Suara hi atau hu pada kata ganti orang ketiga, akan dipanjangkan ketika diapit oleh huruf-huruf
hidup.

Pemanjangan suara pada huruf ha dlomir tidak disebabkan oleh huruf mad, tetapi karena diapit
oleh huruf hidup. Mad Shilah Qoshiroh panjangnya 2 ketukan saja.

20. Mad Shilah Thowilah


Mad Shilah Thowilah terjadi apabila Mad Shilah Qoshiroh diikuti Huruf Hamzah.Ukuran
panjangnya adalah 4 sampai 5 harakat.

Mana yang dipilih ? Intinya adalah bukan pada pilihan 4 atau 5 ketukan, tetapi pada ke-
konsisten-an dalam mempraktekkannya. Misalnya, jika kita memilih membaca Mad Shilah
Thowilah dengan 5 ketukan, maka kita harus konsisten mempraktekkannya pada
semua bacaan yang berformula mad ini.

21. Mad Harfi


Mad Harfi adalah bacaan panjang pada Huruf Muqotho'ah. Huruf Muqotho’ah adalah
huruf yang dibaca sebagaimana Nama Hurufnya. Huruf Muqotho’ah terdapat pada ayat
pertama surat-surat tertentu sebagai pembuka surat. Oleh karena itu Huruf Muqotho’ah
juga disebut Fawatikhus Suwar.

22. Mad Lazim Harfi Mukhoffaf


Mad Lazim Harfi Mukhoffaf adalah Mad Thobi'i yang bertemu sukun yang terjadi pada
rangkaian huruf-huruf Muqotho’ah. Durasi Mad Lazim Harfi Mukhoffaf adalah 6 ketukan.

Disebut Mad Lazim karena mesti dibaca panjang.


Dinamakan Harfi karena mad itu terjadi pada huruf.
Dinamakan Mukhoffaf, karena ringan mengucapkannya tanpa bertasydid.

23. Mad Lazim Harfi Mutsaqol


Mad Lazim Harfi Mutsaqol adalah Mad Thobi'i yang bertemu dengan tasydid (karena
idghom) yang terjadi pada rangkaian Huruf Muqotho’ah. Durasi Mad Lazim Harfi
Mutsaqol adalah 6 ketukan.

Disebut Mad Lazim karena mesti dibaca panjang.


Dinamakan Harfi karena mad itu terjadi pada huruf.
Dinamakan Mutsaqqal, karena berat mengucapkannya akibat adanya tasydid pada sukun
tersebut.

24. Mad Lazim Kalimi Mukhoffaf


Mad Lazim Kalimi Mukhoffaf adalah mad yang terjadi dari pertemuan antara Mad Badal
dengan huruf bertanda sukun (mati). Durasi Mad Lazim Kalimi Mukhoffaf adalah 6
harokat.

Disebut Mad Lazim karena mesti dibaca panjang.


Dinamakan Kalimi karena mad itu terjadi dalam satu kata.
Dinamakan Mukhoffaf, karena ringan mengucapkannya, dengan tidak adanya tasydid.
Kasus mad ini hanya terjadi di 2 tempat dalam Al-quran, yaitu pada surat Yunus (10) ayat 51
dan 91.

25. Mad Lazim Kalimi Mutsaqol


Mad Lazim Kalimi Mutsaqol adalah Mad yang terjadi dari Mad Thobi’i yang diikuti oleh
huruf bertasydid, dimana keduanya masih berada pada satu kata. Bila tanda tasydid
berada di lain kata, maka tidak terjadi mad. Durasi Mad Lazim Kalimi Mutsaqol adalah 6
harokat.

Disebut Mad Lazim karena mesti dibaca panjang.


Dinamakan Kalimi karena mad itu terjadi pada kata.
Dinamakan Mutsaqqal karena berat mengucapkannya.

26. GUNNAH
Pengertian GHUNNAH menurut lughoh ( bahasa ) adalah : dengung/mendengung.
sedangkan pengertian GHUNNAH menurut Ishtilah adalah :

‫ ( فيه اللسان العمل الخيشوم من يخرج جهري صوت‬SHOUTUN JAHRIYYUN YAKHRUJU


MINAL-KHOISYUMI LAA 'AMALALLISAANI FIIHI ) artinya : Suara yang nyaring/ jelas yang keluar dari lobang
hidung, dengan tidak menggunakan lidah ketika mengucapkannya.

GHUNNAH terbagi menjadi 2 bagian, yaitu :

1. ‫أصلية غنة‬ ( GHUNNAH ASHLIYYAH ) artinya : GHUNNAH yang Ashli


yaitu : ketika Huruf MIM dan NUN kedua-duanya dalam keadaan bertasydid. maka dalam mengucapkannya di
wajibkan memakai GHUNNAH/ suara dengung yang nyata dan jelas dari pangkal hidung, seraya ditahan kira-kira
ukuran 2 harkat/ketukan.
contoh seperti lafazh :

‫فلما‬ dibaca : FALAMMAA

‫ثم‬ dibaca : TSUMMA

‫إن‬ dibaca : INNA

‫جنة‬ dibaca : JANNATUN dll.


dikatakan GHUNNAH ASHLIYYAH dikarenakan GHUNNAH pada lafazh-lafazh tersebut misti wajib ada nya, baik
dalam keadaan washol ataupun waqof.

2. ‫عارضة غنة‬ ( GHUNNAH 'AARIDHOH ) artinya : GHUNNAH yang Baru.


yaitu GHUNNAH yang ada pada Hukm IDGHOOM BIGHUNNAH, IDGHOOM MIIMI, IKHFAA AQROB-AUSATH-
AB'AD, IKHFAA SYAFAWI, dan IQLAAB.
contoh seperti lafazh :

‫ يقول من‬dibaca : MAYYAQUULU


‫ ما لهم‬dibaca : LAHUMMAA
‫قبلك من‬ dibaca : MINGQOBLIKA

‫بذلك هم‬ dibaca : HUMMBIDZAALIKA

‫بعد من‬ dibaca : MIMMBA'DI dll.

27.Alif lam syamsiyah

Alif lam syamsiyah adalah hukum bacaan alif lam (‫ )ال‬yang apabila bertemu salah satu huruf syamsiyah. Hukum
bacaannya disebut Idgham syamsiyah atau termasuk huruf lam syamsiyah. Cara membacanya harus dimasukan
atau diidghamkan kepada huruf syamsiyah atau dengan kata lain tulisannya tetap ada tetapi tidak dibaca alif
lamnya.
َ ِ‫َوالَّيْلِِاذَا‬
‫س َجى‬
ِ‫ع ْوذُب َربِالنَّاس‬ُ َ ‫قُ ْلِا‬
‫ض َح ََهَا‬
ُ ‫ِو‬َ ‫ش ْمس‬ َّ ‫َوال‬
Huruf-huruf syamsiyah ada 14, yaitu :
‫تِثِدِذِرِزِسِشِصِضِطِظِلِن‬

28.Alif lam qomariyah


Aif lam qomariyah adalah hukum bacaan apabila ada ada al-ma’arifْatauْlamْta’rifْbertemuْdenganْsalahْsatuْ
huruf qomariyah.
Cara membacanya harus dengan jelas atau terang (Izhar Qomariyah)
Contoh :
َِ‫ِال ُم ْحسنيْن‬ ْ ُّ‫يُحب‬
‫ا َ ْل َه ُك ُمِالِت َّكاَث ُ ُِر‬
َِ َ ‫ِالكت‬
‫اب‬ ْ ‫علَي َْك‬ َ ِ‫ن ََّزل‬
Huruf-huruf qomariyah ada 14, yaitu :
‫اِبِجِحِخِعِغِفِقِكِمِوهِي‬
Untuk memudahkan pemahaman perhatikan skema berikut :
Perbedaan bacaan alif lam syam,siah dan alif lam qomariyah
Perhatikan tabel berikut :

No Perbedaan Alif lam syamsiyah Alif lam qomariyah


Tidak jelas, dimasukanke huruf Jelas atau terang (izhar)
1 Cara membacanya
berikutnya (idgham)
Tidak berharokat (dianggap tidak sukun
2 Harakat
ada)
ِ‫اِبِجِحِخِعِغِفِقِ تِثِدِذِرِزِسِشِص‬
3 Huruf-hurufnya
‫ضِطِظِلِن‬ ‫كِمِوهِي‬

‫ِإ َّن الَّذِينَ آ َمنُوا َوهَا َج ُروا َو َجا َهدُوا بِأ َ ْم َوا ِل ِه ْم َوأ َ ْنفُ ِس ِه ْم فِي‬
ُ ‫ص ُروا أُو َٰلَئِ َك بَ ْع‬
‫ض ُه ْم أ َ ْو ِليَا ُء‬ َ َ‫َّللا َوالَّذِينَ َآو ْوا َون‬
ِ َّ ‫س ِبي ِل‬
َ
‫اج ُروا َما لَ ُك ْم ِم ْن َو ََليَتِ ِه ْم ِم ْن‬ ‫ض ۚ َوالَّذِينَ آ َمنُوا َولَ ْم يُ َه ِ‬ ‫بَ ْع ٍ‬
‫ِين فَعَلَ ْي ُك ُم‬
‫ص ُرو ُك ْم فِي الد ِ‬ ‫اج ُروا ۚ َو ِإ ِن ا ْست َ ْن َ‬ ‫ش ْيءٍ َحت َّ َٰى يُ َه ِ‬
‫َ‬
‫َّللاُ بِ َما ت َ ْع َملُونَ‬
‫اق ۗ َو َّ‬‫ص ُر ِإ ََّل َعلَ َٰى قَ ْو ٍم بَ ْينَ ُك ْم َوبَ ْينَ ُه ْم ِميث َ ٌ‬
‫النَّ ْ‬
‫ير‬‫ص ٌ‬ ‫بَ ِ‬

‫‪HUKUM TAJWID SURAT AL-ANFAL :72‬‬


‫‪No Bacaan‬‬ ‫‪Hukum Tajwid‬‬
‫‪1‬‬ ‫ِإ َّن‬ ‫‪Gunnah‬‬
‫‪2‬‬ ‫ِإ َّن الَّ ِذ‬ ‫‪Alif lam syamsiah‬‬
‫‪3‬‬ ‫الَّذِينَ‬ ‫)‪MadْAsli(Tobi’i‬‬
‫‪4‬‬ ‫آ َمنُو‬ ‫‪Mad Badal‬‬
‫‪5‬‬ ‫َوهَا‬ ‫‪Mad Asli‬‬
‫‪6‬‬ ‫َج ُرو‬ ‫‪Mad Asli‬‬
‫‪7‬‬ ‫َو َجا‬ ‫‪Mad Asli‬‬
‫‪8‬‬ ‫َهدُو‬ ‫‪Mad Asli‬‬
‫‪9‬‬ ‫بِأ َ ْم َو‬ ‫‪Izhar Syafawi‬‬
‫‪10‬‬ ‫ا ِل ِه ْم َو‬ ‫‪Izhar Syafawi‬‬
‫‪11‬‬ ‫أ َ ْنفُ ِس ِه ْم‬ ‫‪Ikhfa‬‬
‫‪12‬‬ ‫َوأ َ ْنفُ ِس ِه ْم ِفي‬ ‫‪Izhar Syafawi‬‬
‫‪13‬‬ ‫فِي‬ ‫‪Mad Asli‬‬
14 ‫سبِي ِل‬ َ Mad Asli
15 ِ َّ ‫س ِبي ِل‬
‫َّللا‬ َ Lafadz Jalalah Tarqiq dan Mad Asli
16 ‫َوالَّ ِذ‬ Alif Lam Syamsiah
17 َ‫الَّذِين‬ Mad Asli
18 ‫آو‬ Mad Asli
19 ‫َآو ْوا‬ Mad Layyin
20 ‫ص ُرو‬ َ َ‫َون‬ Mad Asli
21 ‫أُو َٰلَئِ َك‬ Mad Asli Dan Mad Wajib Muttasil
22 َ ‫ض ُه ْم أ‬ ُ ‫بَ ْع‬ Izhar Syafawi
23 ‫أ َ ْو ِليَا‬ Mad Layyin
24 ‫أ َ ْو ِليَا ُء‬ Mad Wajib Muttasil
25 ‫َوالَّ ِذ‬ Alif Lam Syamsiah
26 َ‫الَّذِين‬ Mad Asli
27 ‫آ َمنُوا‬ Mad Badal
28 ‫َولَ ْم يُ َها‬ Izhar Syafawi
29 ‫يُ َها‬ Mad Asli
30 ‫ِج ُروا‬ Mad Asli
31 ‫َما‬ Mad Asli
32 ‫لَ ُك ْم ِم ْن‬ Idgam Mutamasilain(Mimi)
33 ‫ِم ْن َو ََل‬ Idgam Bigunnah
34 ‫ََل‬ Mad Asli
35 ‫يَتِ ِه ْم ِم ْن‬ Idgam Mutamasilain (Mimi)
36 ‫ش ْي‬ َ ‫ِم ْن‬ Ikhfa
37 ٍ‫ش ْيء‬ َ Mad Layyin
38 ‫ش ْيءٍ َحت َّ َٰى‬ َ Izhar
39 ‫َحت َّ َٰى‬ Mad Asli
40 ‫يُ َها‬ Mad Asli
41 ۚ ‫ِج ُروا‬ Mad Asli dan Wakaf Jaiz
42 ‫ص ُر‬ َ ‫ا ْست َ ْن‬ Ikhfa
43 ‫ص ُرو ُك ْم‬ َ ‫ْست َ ْن‬ Mad Asli
44 ‫ُك ْم فِي‬ Izhar Syafawi
45 ‫ِين‬
ِ ‫فِي الد‬ Alif Lam Syamsiah dan Mad Asli
46 ‫فَعَلَ ْي ُك ُم‬ Mad Layyin
47 ‫ص ُر‬ ْ َّ‫فَعَلَ ْي ُك ُم الن‬ Alif Lam Syamsiah
48 ‫ِإ ََّل‬ Mad Asli
49 ‫َعلَ َٰى‬ Mad Asli
50 ‫قَ ْو ٍم‬ Mad Layyin
51 ‫قَ ْو ٍم بَ ْينَ ُك ْم‬ Iqlab dan Mad Layyin
52 ‫بَ ْينَ ُك ْم َوبَ ْينَ ُه ْم‬ Izhar Syafawi dan Mad Layyin
53 ‫َوبَ ْينَ ُه ْم ِميثَا‬ Idgam Mutamasilain(Mimi)Dan
Mad Asli
54 ۗ ‫اق‬ ٌ َ ‫ِميث‬ Mad Aridlisukun dan Qalqalah
Qubro
55
ُ‫َّللا‬
َّ ‫َو‬ Lafadz Jalalah Tafkhim dan Mad
Asli
56 ‫ِب َما‬ Mad Asli
57 َ‫ت َ ْع َملُون‬ Mad Asli
58 ‫ير‬
ٌ ‫ص‬ ِ َ‫ب‬ Mad Aridlissukun
99 SELESAI Insha Allah udah semuanya

Anda mungkin juga menyukai