Anda di halaman 1dari 2

KEUTAMAAN RAMADHAN DAN MIMPI THALHAH DI DEPAN PINTU SURGA

Alhamdulillah Ramadhan telah tiba. Kita bersyukur karena Allah masih mempertemukan
kita dengan Ramadhan tahun ini. Allah mengabulkan doa kita sebagaimana doa yang
dicontohkan baginda nabi Muhammad SAW ‘’allahumma baariklanaa fii rajab
wasya’ban waballighnaa ramadhaan”. Ramadhan adalah bulan yang penuh berkah,
penuh dengan berjuta kebaikan dan bulan dimana Allah berjanji melipat gandakan
pahala yang tak terhingga jumlahnya.

Sebuah riwayat dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu menyebutkan bahwa Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya:

“Setiap amalan kebaikan anak Adam akan dilipatgandakan menjadi 10 hingga 700 kali
dari kebaikan yang semisal. Allah ‘Azza wa Jalla berfirman (yang artinya), “Kecuali
puasa, amalan tersebut untuk-Ku dan Aku sendiri yang akan membalasnya karena dia
telah meninggalkan syahwat dan makanannya demi Aku.” (HR. Muslim no. 1151)

Karena itu, Ramadhan menjadi waktu yang ditunggu-tunggu oleh setiap hamba untuk
menjemput ampunan Allah serta meningkatkan derajat-nya di akhirat kelak. Dahsyatnya
nilai keutamaan amal di bulan tersebut bisa tergambarkan dalam riwayat berikut ini.

Pada suatu ketika sahabat Rasulullah yang bernama Thalhah bin Ubaidillah dalam
tidurnya bermimpi. Thalhah adalah salah satu sahabat nabi yang dijamin masuk syurga.
Dalam mimpinya bliau melihat dua orang sahabatnya berada di depan pintu syurga.
Kedua sahabatnya ini adalah orang yang sholeh, taat dan sangat mencintai Allah dan
Rasulnya. Kedua sahabatnya ini masuk islam secara bersamaan, hingga suatu ketika
datang panggilan jihad untuk berperang melawan musuh-musuh islam kaum kafir
quraisy.

Seperti yang sudah-sudah, keduanya dengan gembira menyambut panggilan jihad


tersebut. Jihad merupakan ibadah yang diidam-idamkan para sahabat ketika itu. Jika
mereka meninggal dalam perang, mereka akan mati syahid dan dijamin masuk surga.
Kedua sahabat ini selalu berlomba-lomba berkorban baik harta maupun tenaga jika
Islam membutuhkan.

Dalam medan pertempuran keduanya bertempur dengan gagah berani hingga banyak
anggota pasukan musuh yang tewas di tangan mereka. Namun dalam peperang
tersebut, salah satu di antara keduanya mati syahid. Sedangkan teman satunya masih
hidup dan pulang membawa kemenangan gemilang. Setahun kemudian, barulah dia
meninggal dunia karena sakit.

Dalam mimpinya itu, Thalhah berada di depan pintu surga bersama kedua sahabat
yang telah meninggal tersebut. Tiba-tiba dari dalam surga terdengar suara yang
memanggil sahabat yang meninggal karena sakit. Suara tersebut mempersilahkan si
sahabat yang meninggal karena sakit untuk masuk surga.
Setelah itu, suara dari dalam surga kembali terdengar dan memanggil sahabat yang
mati syahid. Masuklah sahabat tersebut ke dalam surga. Kembali suara itu terdengar
dan berkata kepada Thalhah, “Kembalilah karena belum waktumu masuk surga”.
Thalhah pun terbangun dari mimpinya.

Lalu keesokan harinya, Thalhah menceritakan mimpinya kepada orang-orang, dan


mereka pun heran. Lalu menanyakan perihal tersebut kepada Rasulullah shallallahu
‘alaihiwasallam.

Mendapat pertanyaan tersebut, Rasulullah pun bertanya, “Bukankah orang ini hidup
satu tahun setelahnya dan mendapatkan bulan Ramadhan lalu ia berpuasa? Mereka
menjawab, ‘Betul,’ Bukankah Ia juga telah mengerjakan shalat ini dan itu dengan
beberapa sujud dalam setahun?” Mereka menjawab, “Betul,” Lalu Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam kembali bersabda: “Maka jarak antara mereka lebih jauh dariapda jarak
antara langit dan bumi!”. (Diriwayatkan oleh Ahmad, Ibnu Majah, dan Ibnu Hibban
dengan sanad yang shahih, dari Abu Salamah bin Abdurrahman)

Masya Allah. Kisah tersebut memperlihatlah kepada kita betapa keutamaan Ramadan
dan ibadah di dalamnya dapat mengalahkan keutamaan seorang yang mati syahid
yang sangat agung. Sahabat mulia ini lebih dulu masuk surga karena lebih banyak
menjumpai bulan Ramadan dan memaksimalkan dengan ibadah terbaiknya
dibandingkan dengan sahabat yang mati syahid di medan perang. Untuk itu mari kita
manfaatkan Ramadhan kali ini dengan sebaik-baiknya selagi Allah SWT masih
memberikan kesempatan hidup kepada kita.

Termasuk nikmat yang sangat besar terhadap seorang hamba, Allah memberinya
kesempatan dan umur panjang dalam ketaatan kepada Allah. Hal tersebut
sebagaimana ketika Rasulullah ditanya, “Siapakah manusia yang paling baik?” Beliau
menjawab, “Siapa saja yang panjang umurnya dan baik amalannya.” [Diriwayatkan oleh
Ahmad dan At-Tirmidzy dari Abdullah bin Busr radhiyallâhu ‘anhu].

HGRWS

Anda mungkin juga menyukai