Anda di halaman 1dari 39

STUDI EKSPERIMEN EFEKTIFITAS MEDIA KOMIK

DALAM PEMBELAJARAN MUTHOLA’AH TERHADAP


HASIL BELAJAR SANTRIWATI KELAS III INTENSIF TMI
AL-AMIEN PRENDUAN SUMENEP MADURA TAHUN
AJARAN 2019-2020 M

PROPOSAL SKRIPSI

SHOFA

20189604023

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT DIROSAT ISLAMIYAH AL-AMIEN PRENDUAN

SUMENEP MADURA

TAHUN AJARAN: 2019-2020 M


BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH


Tarbiyatul Mua’llimien Al-Islamiyah (TMI) merupakan salah satu lembaga
pendidikan yang berada di dalam naungan Pondok Pesantren Al-Amien
Prenduan. TMI memiliki kurikulum Mu’allimien yang menganut sistem
Mu’adalah yaitu Pondok yang disetarakan dengan SMA/MA yang wajib
sekolah 6 tahun walaupun pondok tersebut tidak mengikuti Kurikulum
Kemdiknas (SD, SMP,SMA) atau kurikulum (MI, MTS, MA) akan tetapi
alumni Pondok Mu’adalah dapat di terima (diakui) di perguruan tinggi luar
negri dan termasuk tipologi Pesantren Khalafiyah (Ashriyah).
Pelajaran Mutholaah merupakan salah satu mata pelajaran yang biasanya
dipelajari oleh para santri di pondok pesantren. Pelajaran muthol’ah ini berisi
kisah-kisah inspiratif yang mengandung pesan positif yang sebagian isinya
diambil dari beberapa Hadits Rasulullah SAW. Dalam pelajaran ini, para
santri akan dituntut untuk memahami teks-teks berbahasa Arab berserta
kuncinya, karena memang ditulis dengan teks arab.
Namun, seiring berjalannya waktu, kini juga terdapat kitab/ buku
muthola'ah yang sudah diterjemahkan. Secara tidak langsung kegiatan
Muthala’ah ini memiliki tujuan untuk kembali menghidupkan warisan
intelektual Islam yang kaya raya. Menghidupkan jejak ulama salaf dalam
menyikapi setiap permasalahan yang muncul di masyarakat. Membuka teks-
teks otoritatif yang tidak hanya bersumber daripada al-Quran dan al-Hadits,
tetapi juga pendapat ulama dalam “Kutub al-Mu’tabarah” atau kitab-kitab
standar.
Pada dasarnya pendidikan berfungsi untuk membimbing peserta didik
menuju suatu tujuan yang merupakan upaya untuk meningkatkan sumber
daya manusia yang berkualitas sehingga dapat bersaing dalam kehidupan
global. Untuk mencapai tujuan tersebut tak terlepas dari peranan seorang

2
guru. Sesuai dengan jabatannya yang harus dapat menjawab tantangan
perkembangan masyarakat, seorang guru harus selalu mengadakan
pemabaruan sesuai dengan tuntutan tugasnya (Soetjipto dan Kosasi, 2009).
Seorang guru, idealnya harus mampu mengelola proses pembelajaran dan
memotivasi peserta didik, serta harus kreatif dan selalu berinovasi dalam
membuat media pembelajaran.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong
upayaupaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam
proses belajar. Para guru dituntut agar mampu menggunakan alat-alat yang
dapat disediakan oleh sekolah, dan tidak menutup kemungkinan bahwa alat-
alat tersebut sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman. Di samping
mampu menggunakan alat-alat yang tersedia guru juga dituntut untuk dapat
mengembangkan keterampilan membuat media.
Media sebagai salah satu komponen dari pengajaran yang sangat
berpengaruh terhadap proses pembelajaran. Dengan adanya media
pembelajaran diharapkan mampu meningkatkan kualitas hasil belajar
santriwati. Media pembelajaran digunakan sebagai saluran untuk
menyampaikan materi dari guru kepada santriwati. Dengan adanya media
yang mendukung proses pembelajaran, akan mampu meningkatkan hasil
belajar santriwati. Media pembelajaran juga dianggap efektif untuk
meningkatkan motivasi belajar santriwati sehingga dapat meningkatkan hasil
belajar santriwati.
Dengan berkembangnya teknologi tentulah tidak begitu sulit untuk
mencari media sebagai alat pembelajaran. Media pembelajaran dapat berupa
visual, audio, dan audio-visual. Salah satu media yang disukai oleh semua
kalangan baik itu anakanak, remaja, maupun dewasa adalah media komik.1
Berdasarkan hasil observasi pendahuluan yang telah peneliti lakukan
sebelumnya di TMI Al-Amien Prenduan bahwa sekolah tersebut mempunyai
fasilitas belajar yang cukup lengkap sehingga memungkinkan guru
menggunakan fasilitas tersebut untuk menunjang guru dalam menggunakan

1
Nick Soedarso, Komik: Karya Sastra Bergambar, HUMANIORA Vol.6 No.4 Oktober 2015, hlm. 497

3
media pembelajaran. TMI Al-Amien Prenduan dalam proses pembelajaran
telah menggunakan beberapa media pembelajaran seperti salah satu
contohnya adalah media gambar. Rata-rata guru di sana mengunakan media
gambar sebagai media penunjang pembelajaran. Melihat situasi aktifitas
pembelajaran di TMI Al-Amien Prenduan dimana terlalu sering guru
menggunakan media gambar maka peneliti mengambil langkah untuk
menggunakan media lain sebagai penelitian. Media yang peneliti gunakan
adalah media pembelajaran komik. Ini bertujuan agar santriwati tidak merasa
bosan dengan media yang digunakan.
Komik memiliki cerita yang ringkas dan menarik perhatian, dilengkapi
dengan aksi. Selain itu komik dibuat lebih hidup dan diolah dengan
pemakaian warna-warna utama secara bebas. Komik merupakan cerita kartun
yang memerankan suatu karakter dalam suatu cerita dengan maksud
menyampaikan isi cerita kepada pembaca. Komik instruksional dalam
pendidikan bersifat edukatif dan menciptakan unsur penyampaian pesan yang
jelas serta komunikatif. Komik merupakan suatu bentuk bacaan dimana
peserta didik membacanya tanpa harus dibujuk.2
Komik yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis komik ringan
(comic simple). Komik yang satu ini adalah komik yang biasanya dibuat dari
hasil karya sendiri yang difotokopi dan dijilid sehingga menjadi sebuah
komik sehingga komik dapat digunakan dengan mudah oleh santriwati.
Media komik ini digunakan untuk melihat pengaruh hasil belajar santriwati
yang ditunjukkan dengan nilai hasil posttest yang diberikan kepada santriwati
disetiap akhir pembelajaran. Peningkatan hasil pembelajaran yang dinilai
adalah hasil belajar kognitif santriwati yang telah diajar dengan menggunakan
media pembelajaran komik. Untuk itu perlu dilakukan penelitian untuk
mengetahui tentang pengaruh penggunaan media komik terhadap peningkatan
hasil belajar Muthola’ah santriwati kelas III Intensif di TMI Al-Amien
Prenduan Tahun Ajaran 2019-2020 M.

2
Anip Dwi Saputro, Aplikasi Komik Sebagai Media Pembelajaran, MUADDIB Vol.05 No.01
Januari-Juni 2015, hlm. 3

4
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimanakah cara penggunaan media komik terhadap hasil belajar
materi Muthola’ah kelas III Int TMI Al-Amien Prenduan Sumenep
Madura tahun ajaran 2019-2020 M?
2. Seberapa efektif media komik terhadap hasil belajar materi Muthola’ah
kelas III Int TMI Al-Amien Prenduan Sumenep Madura tahun ajaran
2019-2020 M?
C. TUJUAN PENELITIAN
1. Untuk mengetahui cara penggunaan media komik terhadap hasil belajar
materi Muthola’ah kelas III Int TMI Al-Amien Prenduan Sumenep
Madura tahun ajaran 2019-2020 M
3. Untuk mengetahui seberapa pengaruh media pembelajaran komik
terhadap hasil belajar materi Muthola’ah kelas III Int TMI Al-Amien
Prenduan Sumenep Madura tahun ajaran 2019-2020 M
D. KEGUNAAN PENELITIAN
Hasil penelitian penggunaan media komik dalam pembelajaran muthola’ah
terhadap hasil belajar santriwati kelas III Intensif TMI Al-Amien Prenduan
Sumenep Madura Tahun Ajaran 2019-2020 M, memungkinkan memberikan
makna dari nilai guna pada beberapa kalangan, antara lain:
1. Bagi Institut Dirosat Islamiyah Al-Amien Prenduan
Hasil penelitian ini memungkinkan untuk menjadi salah satu
sumber kajian bagi mahasiswi, baik sebagai bahan pengayaan materi
perkuliahan yang berkenan dengan penelitian ini maupun kepentingan
penelitian yang pokok kajiannya ada kesamaan dan juga memberikan
pembendaharaan pustaka bagi IDIA Al-Amien Prenduan dalam
mengembangkan penelitian.

2. Bagi Lembaga TMI Pi Al-Amien Prenduan

5
Hasil penelitian ini akan memberikan tambahan informasi dan
masukan positif bagi kepala sekolah, para guru, serta santriwati TMI Pi
Al-Amien Prenduan dalam meningkatkan kualitas pembelajaran Bahasa
Arab, khususnya materi Muthola’ah menggunakan media komik.
3. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini akan menjadi salah satu pengalaman yang
memperluas pemikiran dan wawasan pengetahuan, khususnya masalah
yang berkenan dengan penggunaan media pembelajaran yang efektif,
kreatif dan inovatif.
4. Pengembang Ilmu
Penelitian yang berjudul Media Komik Dalam Pembelajaran
Muthola’ah Terhadap Hasil Belajar Santriwati Kelas III Intensif TMI Al-
Amien Prenduan Sumenep Madura Tahun Ajaran 2019-2020 M sebagai
sumbangsih dalam pengembangan ilmu khsusnya dalam pendidikan
Bahasa Arab di jurusan Tarbiyah.
E. RUANG LINGKUP PENELITIAN
1. Ruang Lingkup Materi
Mengingat akan meluasnya permasalahan dalam penelitian ini, dan
untuk mempermudah serta memperjelas pembahasannya, peneliti
membatasi ruanglingkup dari segi materi/ judul dari penelitian ini sebagai
berikut:

TABEL 1
Variabel X: Media Komik dalam Pembelajaran Muthola’ah
VARIABEL X INDIKATOR
1. Peneliti menyiapkan Komik tentang
Langkah-Langkah
materi Muthola’ah
mengajar Muthola’ah
2. Peneliti mengajar menggunakan media
menggunakan Media
komik
Komik
3. Penutup
TABEL 2
Variabel Y: Hasil Belajar

6
VARIABEL X INDIKATOR
1. Santriwati dapat memahami kosa kata
yang sulit dalam materi Muthola’ah
Tujuan Pembelajaran
2. Santriwati dapat memahami isi materi
Muthola’ah menggunakan
Muthola’ah dengan baik
media Komik
3. Santriwati dapat mengambil intisari dari
pembahasan materi Muthola’ah

2. Ruang Lingkup Lokasi

Lokasi penelitian ini tepatnya berada di TMI Al-Amien Prenduan


Pondok Pesantren Al-Amien Prenduan lebih tepatnya yaitu di Marhalah
‘Aliyah, kelas III Intensif. Melihat cakupan materi yang banyak dan padat
dalam waktu yang singkat, kelas III Intensif sangat membutuhkan inovasi
baru dalam mengatasi kesulitan yang dihadapi mengenai materi
Muthola’ah dengan rentang pretasi hasil belajar yang tinggi.

3. Ruang Lingkup Waktu


Adapun batasan waktu yang dibutuhkan peneliti mengenai
penelitian ini ialah sekitar satu bulan yang dilaksanakan sejak bulan
Februari tahun 2020 M sampai bulan Maret 2020 M.
F. ANGGAPAN DASAR/ASUMSI PENELITIAN
Asumsi Penelitian adalah Anggapan dasar tentang suatu hal berkenaan
dengan masalah penelitian yang kebenarannya sudah diterima oleh peneliti.3
Adapun anggapan dasar yang dapat dirumuskan diantaranya ialah:
1. Komik merupakan sebuah media pembelajaran yang unik dan menarik.
Komik juga bersifat sederhana, jelas, dan mudah dipahami dan memiliki
daya tarik tersendiri yang berupa perpaduan cerita dan gambar sehingga
mudah dicerna dan tidak terkesan menggurui sehingga komik dapat
dijadikan sebagai media pembelajaran.

3
Musleh Wahid dll, Pedoman Penulisan Skripsi (Pragaan, IDIA Press, 2018), hlm.16

7
2. Hasil belajar merupakan tingkat keberhasilan seorang anak setelah
melakukan proses pembelajaran yang diukur dan dinilai melalui evaluasi
dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan tujuan dalam kurikulum yang
telah direncanakan.
G. SISTEMATIKA PEMBAHASAN
Sistematika pembahasan yang akan diuraikan oleh peneliti berisi
pembagian dan penyusunan tahapan penelititan. Diantaranya ialah:

BAB I : Pembukaan yang berisi tentang latar belakang masalah,


rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian,
asumsi penelitian, ruang lingkup penelitian dan
sistematika pembahasan.
BAB II : Membahas tentang tinjauan teoritis mengenai media
komik dalam pembelajaran muthola’ah, hasil belajar dan
efektifitas media komik dala pembelajaran muhola’ah
terhadap hasil belajar, serta hipotesis penelitian dan
kajian penelitian terdahulu.
BAB III : Membahas tentang metode penelitian yang terdiri dari
pendekatan dan jenis penelitian, definisi operasional,
populasi dan sampel, instrument penelitian, teknik
pengumpulan data, dan teknik analisa data.
BAB IV : Berisi tentang laporan penelitian yang terdiri dari tahap
persiapan, tahap pelaksanaan, tahap pemyajian data,
analisis data, pembuktian hipotesis dan pembahasan.
BAB V : Pentutup yang mencangkup kesimpulan dan saran
berdasarkan penelitian yang telah dilakukan serta
lampiran.

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

8
A. KAJIAN TEORITIK MEDIA KOMIK DALAM PEMBELAJARAN
MUTHOLA’AH
1. Pengertian Media Pembelajaran Komik
a. Media Pembelajaran
1. Pengertian Media Pembelajaran
Kata media merupakan bentuk jamak dari kata medium.
Medium dapat didifinisikan sebagai perantara atau pengantar
terjadinya komunikasi dari pengirim menuju penerima.4
Sementara Karwono dan Mularsih menyatakan bahwa
pembelajaran berasal kata belajar mendapat awalan “pem” dan
akhiran “an” menunjukan bahwa ada unsur dari luar (eksternal)
yang bersifat “intervensi” agar terjadi proses belajar.
Pembelajaran mengandung makna setiap kegiatan yang dirancang
untuk membantu individu mempelajari kecakapan tertentu. Tujuan
pembelajaran adalah upaya mempengaruhi peserta didik agar
terjadi proses belajar mengajar.5
2. Manfaat Media Pembelajaran
Sudjana & Rivai (2010) mengemukakan manfaat media
pengajaran dalam proses belajar peserta didik, adalah sebagai
berikut:
- Pengajaran akan lebih menarik perhatian peserta didik
sehingga dapat menumbuhakn motivasi belajar.
- Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat
lebih dipahami oleh para siswa dan memungkinkan peserta
didik menguasai tujuan pengajaran lebih baik.
- Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata
komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru,

4
Azhar Arsyad, Media Pengajaran (Jakarta:Raja Grafindo Persada, 1997), hlm. 3
5
Nunik Nurlatipah, Pengembangan Media Pembelajaran Komik Sains Yang Disertai Foto Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VII SMPN 2 Sumber Pada Pokok Bahasan Ekosistem,
Scientiae Educatia Volume 5 Nomor 2 Tahun 2015 hlm. 25

9
sehingga peserta didik tidak bosan dan guru tidak kehabisan
tenaga, apalagi bila guru mengajar untuk setiap jam pelajaran.
- Peserta didik lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab
tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas
lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, dan
lain-lain. 6
3. Macam-Macam Media Pembelajaran
Menurut Munadi media dalam proses pembelajaran dapat
dikelompokkan menjadi 4 kelompok besar, yaitu sebagai berikut:
a. Media audio adalah media yang hanya melibatkan indera
pendengar dan hanya mampu memanipulasi kemampuan suara
semata. Jenis-jenis media yang termasuk media ini adalah
program radio dan program media rekam, yang disalurkan
melalui hardware seperti radio dan alat-alat perekam seperti
phonograph, record, audio tape yang menggunakan pita
magnetik, dan compact disk.
b. Media visual adalah media yang hanya melibatkan indera
penglihatan. Termasuk dalam jenis media ini adalah media
cetak verbal, media cetak grafis, dan media visual non cetak.
c. Media audio visual adalah media yang melibatkan indera
pendengaran dan penglihatan sekaligus dalam satu proses.
d. Multimedia yakni media yang melibtakan berbagai indera
dalam sebuah sebuah proses pembelajaran. Termasuk dalam
media ini adalah segala sesuatu yang memberikan pengalaman
secara langsung bisa melalui computer dan internet, bisa juga
melaui pengalaman berbuat yaitu lingkungan nyata dan
karyawisata dan pengalaman terlibat yaitu permainan dan
simulasi, bermain peran dan forum teater.7

6
Arief S. Sadiman, dkk., Media Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2009), hlm. 28
7
Sulastri, Pengembangan Media Pembelajaran Arabic Thematic Video Pada Keterampilan,
Berbicara Bagi Siswa Kelas VIII Mts, Lisanul Arab 5 (1) (2016) Journal of Arabic Learning and
Teaching, hal 24 Semarang

10
4. Ruang Lingkup Media Pembelajaran

Dalam melaksanakan tugasnya, guru (pengajar) diharapkan


dapat menggunakan alat atau bahan pendukung proses
pembelajaran, dari alat yang sederhana sampai alat yang canggih
(sesuai dengan perkembangan dan tuntutan jaman). Bahkan
mungkin lebih dari itu, guru diharapkan mampu mengembangkan
keterampilan membuat media pembelajarannya sendiri. Oleh
karena itu, guru (pengajar) harus memiliki pengetahuan dan
pemahaman yang cukup tentang media pembelajaran, yang
meliputi:

a. Media sebagai alat komunikasi agar lebih mengefektifkan


proses belajar mengajar
b. fungsi media dalam rangka mencapai tujuan pendidikan
c. hubugan antara metode mengajar dengan media yang
digunakan
d. nilai atau manfaat media dalam pengajaran
e. pemilihan dan penggunaan media pembelajaran
f. berbagai jenis alat dan teknik media pembelajaran
g. usaha inovasi dalam pengadaan media pembelajaran.

Berdasarkan deskripsi di atas, maka media adalah bagian yang


sangat penting dan tidak terpisahkan dari proses pembelajaran,
terutama untuk mencapai tujuan pembelajaran itu sendiri. Oleh
karena itu, lebih jauh perlu dibahas tentang arti, posisi, fungsi,
klasifikasi, dan karakteristik beberapa jenis media, untuk
mendapatkan gambaran dan pemahaman sebelum menggunakan
atau mungkin memproduksi media pembelajaran. 8

b. Komik sebagai Media Pembelajaran


1. Pengertian Komik
8
Ahmad Rohani, Media Instruksional Edukatif, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1997), hlm. 79

11
Komik menurut Daryanto didefinisikan sebagai bentuk
kartun yang mengungkapkan karakter dan menerapkan suatu
cerita dalam urutan yang erat hubungannya dengan gambar dan
dirancang untuk memberikan hiburan kepada pembaca. Pada
awalnya komik diciptakan bukan untuk kegiatan pembelajaran,
namun untuk kepentingan hiburan semata.9
Menurut Waluyanto komik sebagai media pembelajaran
merupakan alat yang berfungsi untuk menyampaikan pesan
pembelajaran. Dalam konteks ini pembelajaran menunjuk pada
sebuah proses komunikasi antara santriwati dan sumber belajar
(komik). Adapun kelebihan dalam komik yaitu dapat memotivasi
santriwati selama proses belajar mengajar, komik terdiri dari
gambar-gambar yang merupakan media yang dapat
meningkatkan kualitas pembelajaran, komik bersifat permanen,
komik dapat membangkitkan minat membaca dan mengarahkan
santriwati untuk disiplin membaca khususnya mereka yang tidak
suka membaca, komik adalah bagian dan budaya popular.10
Sebelum komik dimanfaatkan sebagai media
pembelajaran, komik harus dikembangkan secara benar apakah
karekteristik komik tersebut sudah sesuai dengan kebutuhan dari
santriwati tersebut dan bagaimana karakteristik santriwati
tersebut. Penyampaian pesan-pesan pendidikan melalui media
komik dapat menarik minat belajar santriwati.11
Soejono Trimo yang dikutip oleh Sukma Putri & Yuniarti
menyatakan bahwa komik memiliki sifat yang khas sehingga
mampu merangsang perhatian sebagian masyarakat, baik ditinjau
dari jenjang pendidikan, status sosial ekonomi dan lain
9
Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Komik Pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan
Sosial Kelas IV Mi Nurul Hidayah Roworejo Negerikaton Pesawaran, TERAMPIL Jurnal
Pendidikan dan Pembelajaran Dasar Volume 4 Nomor 1 Juni 2017, hlm. 37
10
Waluyanto, H, D. Komik Sebagai Media Komunikasi Visual Pembelajaran. Jurnal Pendidikan,
Vol. 7. No. 1, 2005, hlm. 45-55.
11
Anip Dwi Saputro, Aplikasi Komik Sebagai Media Pembelajaran, MUADDIB Vol.05 No.01
Januari-Juni 2015, hlm.3

12
sebagainya. Sifat komik yang dimaksud adalah: banyak
mengandung unsur humor yang sehat, berisi unsur kegairahan,
mengandung elemen hiburan, handy, berfokus pada manusia.
Sejalan dengan pendapat Nana Sudjana, Ahmad Rivai (2005: 64)
berpendapat bahwa “komik dapat didefinisikan sebagai suatu
bentuk kartun yang mengungkapkan karekter dan memerankan
suatu cerita dalam urutan yang erat dihubungkan dengan gambar
yang dirancang untuk memberikan hiburan kepada para
pembaca”.12
2. Macam-macam Komik
Secara garis besar menurut Trimo (dalam Mariyanah,
2005:25) media komik dapat dibedakan menjadi dua yaitu:
- Komik strip (comic strip) adalah suatu bentuk komik yang
terdiri dari beberapa lembar bingkai kolom yang dimuat dalam
suatu harian atau majalah, biasanya disambung ceritanya
- Buku komik (comic book) sedangkan yang dimaksud buku
komik adalah komik yang berbentuk buku.13

Komik yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis buku


komik karena dari beberapa lembar dan dibuat menjadi bentuk
buku.

3. Langkah-langkah pembuatan Komik

Dalam perancangan sebuah komik yang akan digunakan


sebagai media pembelajaran, adapun tahap-tahap yang harus kita
tempuh dalam proses pembuatan antara lain:
a. Tahap Pengidentifikasian Target
Dalam pembuatan komik, kita harus dapat
mengidentifikasikan siapa yang akan menjadi target kita.

12
Ibid, hlm.4
13
N. Afifah, dkk., Hubungan Media Pembelajaran Komik Dengan Motivasi Belajar Siswa Kelas Vii
Pada Materi Sistem Organisasi Kehidupan, Bioilmi Vol. 4 No. 1 Edisi Januari 2018, hlm. 4

13
Dalam hal ini, target adalah si pembaca, kita harus dapat
mengerti selera si pembaca berdasarkan umur.
Anak pada usia sekolah (6-12 Tahun) biasanya mereka
menyukai komik yang mengandung cerita petualangan,misteri
dan ketegangan. Karena pada usia ini anak lebih cenderung
menyukai hal-hal yang berbau petualangan seiring dengan
perkembangan sosialnya dalam bersosialisasi dengan
lingkungan sekitar.
Pada usia remaja (15-20 Tahun) mereka telah mengalami
perkembangan yang ketat, baik dari segi sosial, berfikir,
berimajinasi dan menanggapi rangsangan dari luar. Oleh
karena itu, sebaiknya komik yang akan disajikan untuk
kalangan anak remaja yaitu hal-hal yang berhubungan dengan
roman dan percintaan. Karena pada usia ini anak mulai
memperhatikan lawan jenisnya dan saling tertarik antara satu
dengan yang lain.
b. Tahap Pengidentifikasian warna
Warna yang akan dipilih oleh si pembuat komik
haruslah menyesuaikan dengan selera si pembaca. Dalam
mengklasifikasikan selera si pembaca yaitu dengan
mengklasifikasikan umur si pembaca tersebut.
Di usia sekolah (6-12 Tahun) mereka masih cenderung
menyukai berbagai jenis warna. Akan tetapi di usia 12 tahun
mereka hanya menyukai beberapa warna saja. Oleh karena itu
kontras warna yang akan dipilih sedikit sederhana.
Pada usia remaja dan dewasa mereka biasanya tidak
menyukai banyak warna,mereka sudah mempunyai selera
warna tersendiri. Oleh karena itu pembuatan komik untuk
kalangan remaja dan dewasa janganlah didominasi corak
berbagai warna.
c. Tahap Pembuatan Skenario

14
Skenario merupakan jantung proses pembuatan komik
karena skenario yang memberikan arah pembuatan cerita
komik. Adapun hal-hal yang harus diperhatikan dalam
pembuatan skenario komik antara lain:
- Tema
- Alur
- Setting dalam komik
- Jendela
- Halaman
- Karakter Tokoh (Emosi)

Keenam hal tersebut sangat berperan penting dalam


proses pembuatan skenario komik karena diantara satu dengan
yang lain mempunyai ketergantungan dalam kesempurnaan
pesan yang akan disampaikan. Dan dalam proses pembuatan
skenario juga harus memperhatikan selera dan minat si
pembaca. Dalam hal menentukan skenario haruslah
menyesuaikan materi yang akan disampaikan.

d. Tahap Pemilihan Gaya Bahasa

Dalam pemilihan gaya bahasa yang akan digunakan


dalam pembuatan komik harus disesuaikan dengan umur si
pembaca karena setiap pembaca mempunyai daya serap dan
intelektualitas yang berbeda-beda.

Untuk gaya bahasa dalam komik yang akan dibuat untuk


kalangan anak pra sekolah sebaiknya tidak terelalu sulit dan
rumit akan tetapi penuh dengan fantasi atau sesuatu yang
menyenangkan.

Pada usia remaja dan dewasa, gaya bahasa sedikit ada


istilah-istilah bahasa yang bermutu bahkan menggunakan

15
istilah asing karena harus menyesuaikan perkembangan-
perkembangan yang ada di masyarakat. Dan juga gaya bahasa
digunakan untuk menambah pengetahuan.

e. Tahap Pengaturan Unsur Visual


1) Huruf
Dalam hal pemilihan huruf, haruslah memperhatikan
warna pada latar belakang komik tersebut. Karena jika
tidak menyesuaikan dengan warna latar maka bisa
menyebabkan efek negatif bagi si pembaca yaitu iritasi
mata. Huruf yang digunakan harus mudah dibaca dan
jelas. Sebaiknya tidak menggunakan huruf yang berbentuk
latin yang rumit.
2) Bentuk dan Garis
Buatlah gambar yang sederhana tetapi jelas. Artinya
dalam bentuk tidak perlu bersifat naturalis. Hindari garis
dan bentuk yang ruwet.
3) Keseimbangan
Dalam penggunaan bentuk,garis,warna dan huruf harus
disusun secara seimbang, misalnya huruf yang ingin
disusun secara simetris/asimetris maka haruslah seimbang
sehingga kesan yang disampaikan dapat dterima dengan
baik.
4) Kesatuan
Kesatuan antara unsur yang satu dengan unsur yang lain
harus diperhatikan. Hendaknya kesatuan unsur tersebut
terlihat jelas, misalnya judul harus dibuat senyawa dengan
apa yang akan dijelaskan dalam komik.
5) Penekanan
Dalam menyajikan pesan atau materi pembelajaran
dalam bentuk komik, maka diperlukan adanya penekanan

16
pada unsur-unsur pokok pesan yang akan disampaikan.
Misalnya jika si pengarang akan menjelaskan makanan 4
sehat 5 sempurna, maka dalam menjelaskan susu
sebaiknya tampilkan gambar susu di tengah-tengah
makanan lainnya karena warna susu itu lemah (putih) bila
dibandingkan dengan warna makanan lainnya.
6) Layout (susunan,tata letak)
Unsur-unsur visual seperti gambar, kata-kata, bentuk
simbol dan lainnya harus terlebih dahulu direncanakan
bagaimana susunannya dalam medan visual yang akan
disajikan. Susunan harus dapat menempatkan semua
unsur secara harmonis.

Dalam proses pembuatan komik harus memperhatikan


tahap-tahap tersebut karana kesalahan atau kekurangan dari
salah satu unsur dapat mempengaruhi unsur-unsur yang lain
sehingga pesan yang akan disampaikan tidak menarik
perhatian si pembaca.

4. Kelebihan dan Kekurangan Komik


Sebagai salah satu media visual, media komik tentunya
memiliki kelebihan tersendiri jika dimanfaatkan dalam kegiatan
belajar-mengajar. Kelebihan media komik dalam kegiatan
belajar-mengajar menurut Trimo yang dikutip oleh Utariyanti
(2015), yaitu sebagai berikut.
a. Komik menambah perbendaharaan kata-kata pembacanya.
b. Mempermudah siswa menangkap hal-hal atau rumusan yang
abstrak.

17
c. Dapat mengembangkan minat baca anak dan
mengembangkan satu bidang studi yang lain.
d. Komik dapat memotivasi siswa selama proses belajar
mengajar
e. komik terdiri dari gambar-gambar yang merupakan media
yang dapat meningkatkan kualitas pembelajaran
f. komik bersifat permanen
g. komik bisa membangkitkan minat membaca dan
mengarahkan siswa untuk disiplin membaca khususnya
mereka yang tidak suka membaca
h. komik adalah bagian dari budaya popular. 14
Media komik, disamping memiliki kelebihan juga memiliki
kelemahan dan keterbatasan kemampuan dalam hal-hal tertentu.
Menurut Trimo yang dikutip oleh Utariyanti (2015), kelemahan
media komik yaitu sebagai berikut:
a. Kemudahan orang membaca komik membuat malas
membaca sehingga menyebabkan penolakan-penolakan atas
buku-buku yang tidak bergambar.15
2. Pengertian Pembelajaran Muthola’ah
Muthala’ah Kata muthala'ah berasal dari bahasa arab ( ‫ ) طالع‬yang
berarti membaca, membaca dengan teliti, menelaah. Sedangkan menurut
istilah, muthala'ah berarti kegiatan menelaah sebuah pelajaran secara
teliti dan mendalam.
Adapun materi muthola’ah yang tercantum dalam kurikulum
pembelajaran di TMI Al-Amien Prenduan mata pelajaran yang berisi
bacaan ringan, cerita penuh hikmah, dan pengetahuan yang berbahasa

14
Wahyu Nuning Budiarti, Haryanto, Pengembangan Media Komik Untuk Meningkatkan Motivasi
Belajar Dan Keterampilan Membaca Pemahaman Siswa Kelas IV, Jurnal Prima Edukasia Volume
4 – Nomor 2, Juli 2016, hlm. 235
15
Ambaryani, Gamaliel Septian Airlanda, Pengembangan Media Komik Untuk Efektifitas Dan
Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif Materi Perubahan Lingkungan Fisik, Jurnal Pendidikan
Surya Edukasi (JPSE), hlm. Volume: 3, Nomor: 1, Juni 2017, hlm. 20

18
Arab. Semakin tinggi kelas, semakin panjang bacaannya dan semakin
sulit bahasanya.

Pelajaraan mutholaah tidak cukup dibaca, diartikan, dan dijelaskan.


Tetapi, bacaan berbahasa Arab tersebut harus dihafalkandan disetorkan
kepada pengajar. Jika santri ingin mempercepat penguasaan bahasa Arab
maka dia harus rajin membaca bacaan- bacaan berbahasa Arab.

Mutholaah selain di kitab pelajaran, mutholaah bisa diambil dari


buku-buku berbahasa Arab, bisa juga diambil dari jaridah atau pada
zaman digitalisasi mutholaah bisa kita ambil dari artikel berbahasa Arab
yang ada di internet.

3. Metode Mengajar Materi Muthola’ah


Pelajaran mutholaah diajarkan kepada santri pondok
pesantren dengan cara sebagai berikut:

a) Pengajar memberikan kosa kata yang sulit terlebih dahulu yang sesuai
denagn judul materi yang akan ditambahkan

b) Pengajar menyuruh santri membaca bacaan yang ada di dalam kitab


mutholaah. 

c) Santri disuruh mencari mufrodat atau kosa kata yang tidak tahu
artinya dari bacaan tersebut. 

d) Ustadz menuliskan mufrodat di papan tulis beserta makna dan


artinya. 

e) Santri menulis mufrodat tersebut di buku tulis mereka.

B. KAJIAN TEOTIRIK HASIL BELAJAR


1. Pengertian Hasil Belajar
Bukti bahwa seseorang telah belajar ialah terjadinya perubahan
tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu,
dan dari tidak mengerti menjadi mengerti (Hamalik, 2008: 30).

19
Slameto (2013:2) menyatakan bahwa, Belajar adalah suatu proses
usaha yang dilakukan sesorang untuk perubahan tingkah laku yang baru
secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi
dengan lingkungannya. Perubahan yang terjadi dalam diri seseorang
merupakan perubahan dalam belajar.
Wingkel dalam Purwanto (2011:45) berpendapat bahwa “Hasil
belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia dalam sikap
tingkah lakunya”.Sedangkan menurut Purwanto (2011:54) menyatakan
bahwa “Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku yang terjadi setelah
mengikuti proses balajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan”.
Hasil belajar adalah dicapai dari proses belajar mengajar sesuai dengan
tujuan pendidikan.
Purwanto (2011:23) telah mengatakan bahwa “Hasil belajar
merupakan realisasi tercapainya tujuan pendidikan, sehingga hasil belajar
yang diukur sangat tergantung pada tujuannya”.
Menurut Hamalik dalam Asep Jihad dan Abdul Haris dalam buku
Evaluasi Pembelajaran (2013:15) menyatakan bahwa “Hasil belajar
adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, dan sikap-
sikap, serta apresiasi dan abilitasi”.Sudjana (2004) dalam Asep Jihad dan
Abdul Haris (2013:15) berpendapat “Hasil belajar adalah kemampuan-
kemampuan yang dimiliki santriwati setelah ia menerima pengalaman
belajar”.
Menurut Suprijono hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-
nilai, pengertian-pengertian, sikapsikap, apresiasi dan keterampilan.
Selanjutnya Supratiknya mengemukakan bahwa hasil belajar yang
menjadi objek penilaian kelas berupa kemampuan-kemampuan baru yang
diperoleh santriwati setelah mereka mengikuti proses belajar-mengajar
tentang mata pelajaran tertentu. Dalam sistem pendidikan nasional
rumusan tujuan pendidikan mengacu pada klasifikasi hasil belajar dari

20
Bloom yang secara garis besar yaitu aspek kognitif, aspek afektif dan
aspek psikomotor.16
Usman dalam Asep Jihad dan Abdul Haris menyatakan bahwa
“Hasil belajar adalah yang dicapai santriwati sangat erat kaitannya
dengan rumusan tujuan intruksional yang direncanakan guru sebelumnya
yang dikelompokkan kedalam tiga kategori yaitu: kognitif, afektif, dan
psikomotorik”. Simpulan bahwa hasil belajar adalah pencapaian bentuk
perubahan perilakuyang cenderung menetap dari ranah kognitif, afektif,
dan psikomotorik dari proses belajar yang dilakukan dalam waktu
tertentu.17
Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disintesiskan bahwa
hasil belajar adalah suatu penilaian akhir dari proses dan pengenalan
yang telah dilakukan berulang-ulang. Serta akan tersimpan dalam jangka
waktu lama atau bahkan tidak akan hilang selama-lamanya karena hasil
belajar turut serta dalam membentuk pribadi individu yang selalu ingin
mencapai hasil yang lebih baik lagi sehingga akan mengubah cara
berpikir serta menghasilkan perilaku kerja yang lebih baik.18

2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar


Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar banyak jenisnya, tetapi
yang ingin dijelaskan di sini adalah faktor yang mempengaruhi belajar
dari sisi sekolah yang meliputi:
a. Metode mengajar. Metode mengajar adalah suatu cara atau jalan
yang harus dilalui di dalam mengajar. Mengajar itu sendiri menurut
16
Widodo, Lusi Widayanti. Peningkatan Aktivitas Belajar Dan Hasil Belajar Siswa Dengan
Metode Problem Based Learning Pada Siswa Kelas VII a Mts Negeri Donomulyo Kulon Progo
Tahun Pelajaran 2012/2013, Jurnal Fisika Indonesia No: 49, Vol XVII, Edisi April 2013, hlm. 213
17
Pindo Hutauruk, Rinci Simbolon, Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Alat Peraga Pada
Mata Pelajaran IPA Kelas IV SDN Nomor 14 Simbolon Purba, SEJ (School Education Journal)
Vol. 8. No 2 Juni 2018, hlm. 112
18
Sulastri, dkk, Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Strategi Pembelajaran Berbasis
Masalah Pada Mata Pelajaran IPS di Kelas V SDN 2 Limbo Makmur Kecamatan Bumi Raya,
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 3 No. 1, hlm. 24

21
Ign. S. Ulih B.Karo (M. Joko, 2006) adalah menyajikan bahan
pelajaran kepada orang lain itu diterima, dikuasai dan
dikembangkan. Dari uraian di atas jelaslah bahwa metode mengajar
itu mempengaruhi belajar.
b. Kurikulum. Kurikulum diartikan sebagai sejumlah kegiatan yang
diberikan kepada santriwati. kegiatan ini sebagian besar adalah
menyajikan bahan pelajaran agar santriwati menerima, menguasai
dan mengembangkan bahan pelajaran itu.
c. Relasi guru dengan santriwati. Proses belajar mengajar terjadi antara
guru dengan santriwati. proses tersebut juga dipengaruhi oleh relasi
yang ada dalam proses itu sendiri. Jadi cara belajar santriwati juga
dipengaruhi oleh relasinya dengan gurunya.
d. Relasi santriwati dengan santriwati. Santriwati yang mempunyai
sifat-sifat atau tingkah laku yang kurang menyenangkan teman lain,
mempunyai rasa rendah diri atau sedang mengalami tekanan-tekanan
batin, akan diasingkan dari kelompok. Akibatnya makin parah dan
dapat minggu belajarnya.
e. Disiplin sekolah. Kedisiplinan sekolah erat hubungannya dengan
kerajinan santriwati dalam sekolah juga dalam belajar.hal ini
mencakup segala aspek baik kedisiplinan guru dalam mengajar
karena kedisiplinan pendidik juga dapat memberi contoh bagi
santriwati atau peserta didik.19

3. Macam-macam Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi
yaitu sisi siswa dan dari sisi guru. Dari sisi siswa, hasil belajar
merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila
dibandingkan pada saat sebelum belajar. Tingkat perkembangan mental

19
Heronimus Delu Pingge, Muhammad Nur Wangid, Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Siswa Sekolah Dasar Di Kecamatan Kota Tambolaka, Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar Vol. 2, No.
1 Desember 2016 hlm. 153

22
tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif, dan
psikomotor.20

Hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar akan terjadi


perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu
menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti.21 Teori
Taksonomi Bloom hasil belajar dalam rangka studi dicapai melalui tiga
kategori ranah antara lain kognitif, afektif, psikomotor. Perincianya
adalah sebagai berikut:

a) Ranah Kognitif

Berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari 6


aspek yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis
dan penilaian.

b) Ranah Afektif

Berkenaan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif meliputi lima


jenjang kemampuan yaitu menerima, menjawab atau reaksi, menilai,
organisasi dan karakterisasi dengan suatu nilai atau kompleks nilai.

c) Ranah Psiomotorik

Meliputi keterampilan motorik, manipulasi benda-benda,


koordinasi neuromuscular (menghubungkan, mengamati). Tipe hasil
belajar kognitif lebih dominan daripada afektif dan psikomotor
karena lebih menonjol, namun hasil belajar psikomotor dan afektif
juga harus menjadi bagian dari hasil penilaian dalam proses
pembelajaran di sekolah.22

20
Slamet,Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya 2003(Jakarta,Rineka cipta), hlm.275
21
Ibid, 276
22
Max Darsono,Belajar dan Pembelajaran,2000(IKIP Semarang Press), hlm.315

23
Hasil belajar adalah kemampuankemampuan yang dimiliki
siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar
digunakan oleh guru untuk dijadikan ukuran atau kriteria dalam
mencapai suatu tujuan pendidikan. Hal ini dapat tercapai apabila
siswa sudah memahami belajar dengan diiringi oleh perubahan
tingkah laku yang lebih baik lagi.

C. EFEKTIFITAS MEDIA KOMIK DALAM PEMBELAJARAN


MUTHOLA’AH TERHADAP HASIL BELAJAR

Menurut Sudjana dan Rivai (2010), peranan pokok komik sebagai


media pembelajaran adalah kemampuannya dalam menciptakan minat belajar
peserta didik. Buku-buku komik dapat dipergunakan secara efektif oleh
pendidik dalam usaha membangkitkan minat, mengembangkan
perbendaharaan kata-kata dan keterampilan membaca, serta untuk
memperluas minat baca.

Nilai edukatif komik dalam proses belajar mengajar tidak diragukan


lagi. Menurut Sudjana dan Rivai menyatakan media komik dalam proses
belajar mengajar menciptakan minat para siswa, mengefektifkan proses
belajar mengajar, dapat meningkatkan minat belajar dan menimbulkan minat
apresisasinya.23

Selain itu, komik yang dikembangkan dan dipakai juga disesuaikan


dengan tujuan dan materi yang akan diajarkan. Gambar yang disajikan dalam
komik Muthola’ah yang berbentuk kartun, hal ini dikarenakan gambar-
gambar kartun disukai oleh santriwati. Fungsi gambar tersebut hanya sebagai
ilustrasi dari cerita yang disajikan yang sesuai dengan materi yang dibahas.
Sedangkan materi Muthola’ah disajikan melalui percakapan tokoh-tokoh
dalam komik. Cerita dalam komik Muthoa’ah tidak disajikan secara utuh,
melainkan per sub konsep bagian. Meskipun demikian tokoh yang digunakan
23
Ismi Fatimatus Zahro Utariyanti, Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Komik Dalam
Materi Sistem Pernapasan Pada Siswa Kelas VIII MTs Muhammadiyah 1 Malang, Jurnal Pendidikan
Biologi Indonesia, VOLUME 1 NOMOR 3 2015, hlm. 343

24
tetap sama sesuai dengan materi yang disajikan nanti, sehingga daya minat
dan motivasi siswa dalam mempelajari materi Muthola’ah meningkat dan
menunjang hasil belajar santriwati dalam evaluasi materi Muthola’ah.

D. HIPOTESIS PENELITIAN

Hipotesis merupakan jawaban terhadap masalah penelitian yang secara


teoritik dianggap paling dekat dengan kebenaran.24 Adapun hipotesis
penelitian yang dapat dirumuskan oleh peneliti ialah sebagai berikut:

1. Hipotesis Kerja (Ha)


Adanya efektifitas penggunaan media komik dalam pembelajaran
Muthola’ah terhadap hasil belajar santriwati kelas III Intensif TMI Al-
Amien Prenduan Tahun Ajaran 2019-2020 M.
2. Hipotesisi Nol (Ho)
Tidak adanya efektifitas penggunaan media komik dalam
pembelajaran Muthola’ah terhadap hasil belajar santriwati kelas III
Intensif TMI Al-Amien Prenduan Tahun Ajaran 2019-2020 M.
E. KAJIAN PENELITIAN TERDAHULU

Dalam penelitian ini, peneliti menelaah dan mengkaji penelitian-


penelitian terdahulu yang sejenis dan berkaitan dengan penelitian ini,
diantaranya ialah:

Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Eva Putri yang berjudul


“Pengaruh Penggunaan Media Komik Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada
Materi Tata Nama Senyawa Kimia”. Jenis penelitian yang digunakan adalah
Quasi Eksperimental Design dengan rancangan Nonequivalent Control Group
Design. Sampel penelitian ini adalah siswa kelas XA dan XB yang ditentukan
menggunakan teknik purposive sampling. Berdasarkan analisis data posttest
menggunakan uji Mann-Whitney, diperoleh nilai Sig. sebesar 0,000 < 0,05
artinya terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa yang belajar
24
Muhtadi Abdul Mun’im, Metodologi Penelitian untuk Pemula (Prenduan, PUSDILAM:2014),
hlm 46

25
menggunakan media komik dengan siswa yang belajar tanpa menggunakan
media komik. Penggunaan media komik memberikan pengaruh sebesar
27,04% terhadap peningkatan hasil belajar siswa pada materi tata nama
senyawa kimia.

Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Edwin Adrianta Surijah yang


berjudul “Komik Sebagai Media Pembelajaran Statistika”. Penelitian ini
hendak menguji efektivitas penggunaan komik sebagai media pembelajaran
Statistika. Tiga puluh mahasiswa menjadi partisipan penelitian dan dibagi
menjadi tiga kelompok, Kelompok Eksperimen (menerima pembelajaran
melalui komik Statistika), Kelompok Kontrol (tidak menerima perlakuan),
dan Kelompok Pembanding (menerima pembelajaran metode konvensional).

Hasil analisis statistik menunjukkan ada perubahan berarti pada


masing-masing kelompok sebelum dan sesudah pembelajaran namun
Kelompok Eksperimen menunjukkan perubahan yang paling signifikan.
Bahasan memaparkan keunggulan penggunaan komik dan disarankan untuk
digunakan untuk meningkatkan prestasi belajar Statistika bagi mahasiswa.

Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh Tri Mulyani Efektivitas


Penggunaan Media Komik Strip Pada Pembelajaran Materi Saling
Ketergantungan Dalam Ekosistem di SMP NEGERI 1 Kaliwungu Kudus.
Desain yang digunakan adalah One shot case study, menunjukkan hasil
belajar dari ketiga kelas perlakuan telah mencapai indikator keberhasilan
yang ditentukan, yaitu ketuntasan klasikal siswa ≥ 85% mendapatkan nilai
sesuai kriteria ketuntasan minimal yaitu siswa memperoleh nilai ≥ 62.
menunjukkan bahwa lebih dari 75% siswa dari ketiga kelas perlakuan
mencapai kriteria keaktifan tinggi.

26
BAB III

METODE PENELITIAN

A. RANCANGAN PENELITIAN

27
Menurut Sugiyono (2013:6), metode penelitian pendidikan dapat
diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan
tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan, suatu pengetahuan
tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami,
memecahkan, dan mengantisipasi masalah dalam bidang pendidikan.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian


eksperimen. Metode penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode
penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu
terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan.25

Dalam penelitian ini peneliti ingin menyelidiki adanya pengaruh


penggunaan media komik terhadap hasil belajar Muthola’ah santriwati,
dengan cara menerapkan kondisi perlakuan (menggunakan media komik
dalam pembelajaran) kepada satu kelompok eksperimen dan membandingkan
hasilnya dengan satu kelompok kontrol yang tidak dikenai perlakuan (tidak
menggunakan media komik dalam pembelajaran). Komik yang digunakan
dalam penelitian ini adalah komik yang dibuat sendiri oleh peneliti yang berisi
materi tentang Muthola’ah yang sudah diberlakukan di TMI Al-Amien
Prenduan dengan kitab pengangan yang berjudul Al-Muthola’atul Arabiyah.

Adapun variabel bebas (independent variable) media komik dalam


pembelajaran Muthola’ah sedangkan Variabel terikat (dependent variable):
hasil belajar santriwati. Penelitian ini menguji pretest sebelum diterapkan
penggunaan media komik dalam pembelajaran Muthola’ah (Variable X) dan
menguji posttest setelah dilakukan media komik dalam pembelajaran
Muthola’ah, serta efektifitas penggunaan media komik dalam pembelajaran
Muthola’ah terhadap hasil belajar (Variabel Y).

B. DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL

25
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2006), hlm.
h. 107

28
Ada beberapa istilah yang perlu untuk di definisikan secara
operasional, agar tidak terjadi kesalah fahaman dan memudahkan pembaca
dalam memahami istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini,
sekaligus memiliki presepsi dan pemahaman yang sejalan. Adapun beberapa
istilah yang akan diuraikan sebagai berikut:

1. Komik adalah rangkaian gambar-gambar sedangkan masing-masing dalam


kotak yang keseluruhannya merupakan rentetan suatu cerita.
Gambargambar itu dilengkapi balon-balon ucapan (speak baloons) ada
kalanya masih disertai narasi sebagai penjelasan.26
2. Media Pembelajaran adalah Perantara antara pengirim informasi yang
berfungsi sebagai sumber yang berfungsi untuk menjembatani proses
penyampaian dan pengiriman pesan dan informasi. Sehingga proses
penyampaian pesan dan informasi antara pengirim dan penerima akan
dapat berlangsung dengan efektif. 27
3. Muthola’ah adalah salah satu materi pembelajaran yang diberlakukan di
TMI dan merupakan salah satu metode pembelajaran bahasa Arab yang
berupa kegiatan membaca dan menelaah.
4. Hasil Belajar adalah perubahan yang terjadi dalam diri seseorang
merupakan perubahan dalam belajar berupa prestasi actual yang
ditampilkan oleh siswa dan usaha yang terarah pada penyelesaian tugas-
tugas belajar. 28

C. POPULASI DAN SAMPEL

Dalam pengertian sederhana populasi adalah keseluruhan objek


penelitian (Arikunto, 130). Dalam pengertian lain populasi yaitu wilayah
generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan
26
Daryanto, Media Pembelajaran, (Bandung: CV Yrama Widya, 2011), hlm. 126
27
Benny A. Pribady, Media & Teknologi dalam Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2017), hlm.
hlm. 15.
28
Mulyono Abdur Rahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta: PT. Rineka
Cipta,2010), hlm. 37

29
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya.29 Populasi yang diambil dalam penelitian ini
adalah santriwati kelas III Intensif yang berjumlah 112 orang.

Adapun sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang


dimiliki oleh populasi.30 Diantara beberapa teknik dalam pengambilan sampel
dalam penelitian dan digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah
Pengambilan sampel dalam penelitian ini didasarkan atas tujuan tertentu
(cluster purposive sample) yaitu dilakukan dengan cara mengambil subjek-
subjek yang memiliki tingkat prestasi hasil belajar yang berbeda. Kelas III Int
A yang memiliki prestasi akademik tinggi dalam materi Muthola’ah dan kelas
III Intensif E yang memiliki prestasi akademik tinggi dalam materi
Muthola’ah. Hal ini bertujuan untuk mengetahui keefektifan penggunaan
media komik. Peneliti memilih santriwati dari urutan bawah karena mereka
memiliki hasil akademik yang rendah yakni kelas III Intensif D dan E yang
masing masing kelas berjumlah 20 Orang.

D. INSTRUMEN PENELITIAN

Instrumen merupakan alat bantu bagi peneliti dalam menggunakan


metode pengumpulan data. Dengan demikian ada keterkaitan antara
pendekatan dengan instrumen pengumpulan data. Keberhasilan penelitian
banyak ditentukan oleh instrumen penelitian yang digunakan, karena data
yang dikumpulkan merupakan kunci pokok dalam kegiatan penelitian dan
sekaligus sebagai mutu hasil penelitian.

1. Pedoman Observasi

Yaitu alat bantu yang digunakan peneliti saat mengumpulkan data


melalui pengamatan dan melakukan pencatatan secara sistematik terhadap

29
Muhtadi Abdul Mun’im, Metodologi Penelitian untuk Pemula (Prenduan, PUSDILAM:2014),
hlm. 54
30
Ibid, 55

30
gejala yang tampak pada objek penelitian. Pedoman observasi berisi
sebuah daftar jenis kegiatan yang mungkin timbul dan akan diamati.31

Pedoman observasi pada penelitian ini yaitu daftar terkait proses


pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada kelas
eksperimen.

2. Pedoman Dokumentasi

Yaitu alat bantu yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan data-


data dalam bentuk dokumen yang memuat garis besar atau kategori yang
akan dicari datanya. Pedoman ini berupa daftar-daftar terkait data siswa
dan guru, daftar nilai siswa, foto pelaksanaan selama penelitian dan hasil
pekerjaan siswa selama pembelajaran.

3. Tes Prestasi Belajar

Yaitu alat yang digunakan peneliti untuk mengetahui tingkat


pemahaman siswa. Dengan menggunakan tes ini berfungsi untuk
mendapatkan nilai prestasi belajar siswa mengenai kemampuan dalam
mengerjakan soal.

Tes yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes subyektif (uraian)
karena dapat mempermudah peneliti dalam mengidentifikasi tingkat
kemampuan berpikir kreatif siswa serta proses berpikir kreatifnya melalui
respon jawaban terhadap tes. Soal tes dapat dilihat pada lampiran. Tes
prestasi belajar yang memenuhi syarat alat ukur yang baik dapat
menghasilkan hasil ukur belajar yang akurat. Syarat yang harus dipenuhi
untuk menjadi alat ukur hasil belajar yang baik berhubungan dengan
validitas dan reliabilitas.

31
Jufri Ahmat, Penggunaan Media Komik Untuk Meningkatkan Keterampilan Membaca Cerita di
Kelas V Sekolah Dasar, JPGSD Volume 01 Nomor 02 Tahun 2013, hlm. 7

31
Dalam penelitian kuantitatif, kualitas instrumen penelitian berkenaan
dengan validitas dan reabilitas instrumen dan kualitas pengumpulan data
berkenaan ketepatan cara-cara yang digunakan untuk mengumpulkan data.
Oleh karena itu instrumen yang telah teruji validitas dan reabilitasnya,
belum tentu dapat menghasilkan data yang valid dan reliabel, apabila
instrumen tersebut tidak digunakan secara tepat dalam pengumpulan
datanya.

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkatan-tingkatan


kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid
mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid
berarti memiliki validitas rendah. Sebuah instrumen dikatakan valid jika
mampu mengukur apa yang diinginkan. Sebuah instrumen dikatakan valid
apabila dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat.
Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data yang
terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas yang
dimaksud.32 Uji validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah rumus
product moment dari Pearson, yaitu:

Keteran
gan:

= validitas antar variabel X dan variabel Y

N = banyak siswa

X = skor butir soal

Y = skor total

32
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), h. 168-169.

32
Untuk mengetahui valid atau tidaknya butir soal, maka rxy
dibandingkan dengan rtabel. Harga diperoleh dengan menentukan derajat
kebebasanya dengan rumus df = n – 2 pada taraf signifikan 5%, dengan
ketentuan jika rxy sama atau lebih besar dengan rtabel, maka soal tersebut
dinyatakan valid.33

E. TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama


dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan
data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan
mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan.34

Sumber data penelitian ini adalah santriwati dan guru yang meliputi
hasil tes, aktivitas belajar siswa serta tanggapan siswa, kinerja dan tanggapan
guru. Metode pengambilan data pada penelitian ini ada 4 macam:

4. Metode Observasi
Metode observasi digunakan untuk mengambil data tentang kinerja
guru dan aktivitas belajar siswa selama kegiatan pembelajaran Mutholah di
kelas III Intensif TMI Al-Amien Prenduan.
Observasi Observasi adalah suatu proses pengamatan dan
pencatatan secara sistematis, logis, objektif, dan rasional mengenai
berbagai fenomena, baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam
situasi buatan untuk mencapai tujuan tertentu. Tujuan utama observasi
adalah: (1) Untuk mengumpulkan data dan informasi mengenai suatu
fenomena, baik yang berupa peristiwa maupun tindakan. (2) Untuk
mengukur perilaku kelas.

5. Dokumentasi

33
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), h. 168-169
34
Ahmad Tanzeh, Pengantar Metode Penelitian, (Yogyakarta: Teras, 2009), hlm. 91

33
Dokumentasi berasal dari kata dokumen, yang artinya barangbarang
tertulis. Metode dokumentasi berarti cara mengumpulkan data dengan
mencatat data-data yang sudah ada. Pada teknik ini peneliti dimungkinkan
memperoleh informasi dari bermacam-macam sumber tertulis atau
dokumen yang ada pada responden, dimana responden bertempat tinggal
atau melakukan kegiatan sehari-hari.35 Metode dokumentasi digunakan
peneliti untuk memperoleh data nilai tes siswa, data jumlah siswa, data
nama-nama siswa serta data guru.

6. Metode Tes
Metode tes digunakan untuk mendapatkan data nilai santriwati
terhadap pemahaman materi Muthola’ah. Tes adalah suatu teknik
pengukuran yang di dalamnya terdapat berbagai pertanyaan, atau
serangkaian tugas yang harus dikerjakan atau dijawab oleh responden.
Tes merupakan seperangkat soal-soal, pertanyaan-pertanyaan, atau
masalah yang diberikan kepada seseorang untuk mendapatkan jawaban-
jawaban yang dapat menunjukkan kemampuan atau karakteristik
seseorang itu.36
Dengan menggunakan tes, akan diperoleh data berupa nilai dari tes
yang telah diberikan pada saat eksperimen. Tes yang digunakan dalam
penelitian ini adalah pretest dan posttest. Pretest dan posttest ini yang
nantinya akan digunakan untuk melihat pengaruh media komik dalam
pembelajaran Muthola’ah terhadap hasil belajar santriwati.
7. Metode Angket
Metode angket digunakan untuk mengambil data tentang
tanggapan guru Muthola’ah kelas III Intensif mengenai media komik dan
tanggapan siswa terhadap penggunaan media komik pada pembelajaran
Muthola’ah.
F. TEKNIK ANALISIS DATA

Ahmad Tanzeh, Pengantar Metode Penelitian, (Yogyakarta: Teras, 2009), hlm. 91


35

36
Edwin Adrianta Surijah, Komik Sebagai Media Pembelajaran Statistika, Jurnal Psikologi Insight
Departemen Psikologi Vol. 2, No. 2, Oktober 2018: hlm 39

34
Dan cara untuk menganalisis data yang digunakan oleh peneliti adalah
melalui statistik. Statistik di sini adalah bagaimana data dipantulkan oleh
perhitungan matematis dalam mengumpulkan, mengatur, dan membedakannya
sampai menganalisisnya, serta metode untuk menyimpulkannya. Dan peneliti
telah melakukan cara ini karena hasil temuan yang diperoleh harus objektiv
dan valid dan dapat mencapai hasil terbaik.

Membandingkan hasil dengan perbandingan menengah, maka rumus


uji t-tes dapat digunakan sebagai berikut:

Keterangan:

: rata-rata sampel 1

: rata-rata sampel 2

: varians sampel 1

: varians sampel 2
: banyaknya sampel pengukuran kelompok pertama
: banyaknya sampel pengukuran kelompok kedua

BAB IV

A. JADWAL PENELITIAN

35
B. LAMPIRAN-LAMPIRAN
-

DAFTAR PUSTAKA

36
Arief S. Sadiman, dkk., 2009. Media Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada

Arikunto, 2006. Suharsimi. Prosedur Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta.

Arsyad, Azhar. 1997. Media Pengajaran, Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Darsono, Max. 2000. Belajar dan Pembelajaran, Semarang : IKIP Semarang


Press

Daryanto, 2011. Media Pembelajaran, Bandung: CV Yrama Widya.

Dwi Saputro, 2015. Aplikasi Komik Sebagai Media Pembelajaran, MUADDIB,


05(1), hlm. 3

Heronimus Delu Pingge, 2016. Muhammad Nur Wangid, Faktor Yang


Mempengaruhi Hasil Belajar Siswa Sekolah Dasar Di Kecamatan Kota
Tambolaka, Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar, 2(1), hlm. 12

Mun’im, Muhtadi Abdul. 2014. Metodologi Penelitian untuk Pemula, Prenduan:


Pusdilam.

Musleh Wahid dkk., 2018. Pedoman Penulisan Skripsi, Pragaan: IDIA Press

Nunik Nurlatipah, Pengembangan Media Pembelajaran Komik Sains


YangDisertai Foto Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VII
SMPN 2 Sumber Pada Pokok Bahasan Ekosistem, Scientiae Educatia 5(2),
hlm. 25

Nurul Hidayah, 2017. Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Komik Pada


Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas IV MI Roworejo
Negerikaton Pesawaran, Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Dasa, 4(1),
hlm. 37

37
Pindo Hutauruk, Rinci Simbolon, 2018. Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Dengan Alat Peraga Pada Mata Pelajaran IPA Kelas IV SDN Nomor 14
Simbolon Purba, School Education Journa, 8(2), hlm. 13

Pribady. Benny A, 2017. Media & Teknologi dalam Pembelajaran, Jakarta:


Kencana.

Rahman, Mulyono Abdur. 2010. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar,


Jakarta:Rineka Cipta.

Rohani, A. 1997. Media Instruksional Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta.

Rohani, Ahmad. 1997. Media Instruksional Edukatif, Jakarta: Rineka Cipta

Slamet, 2003. Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, Jakarta:


Rineka Cipta.

Sugiyono, 2006. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung:


Alfabeta.

Sulastri, 2016. Pengembangan Media Pembelajaran Arabic Thematic Video Pada


Keterampilan, Berbicara Bagi Siswa Kelas VIII Mts, Lisanul Arab 5(1),
hlm. 52

Sulastri, dkk, 2016. Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Strategi


Pembelajaran Berbasis Masalah Pada Mata Pelajaran IPS di Kelas V
SDN 2 Limbo Makmur Kecamatan Bumi Raya, Jurnal Kreatif Tadulako
3(1), hlm. 24

Tanzeh, Ahmad. 2009. Pengantar Metode Penelitian, Yogyakarta: Teras

Wahyu Nuning Budiarti, Haryanto, 2016. Pengembangan Media Komik Untuk


Meningkatkan Motivasi Belajar Dan Keterampilan Membaca Pemahaman
Siswa Kelas IV, Jurnal Prima Edukasia 4(2), hal: 32

38
Waluyanto, H, D. 2005. Komik Sebagai Media Komunikasi Visual Pembelajaran.
Jurnal Pendidikan, Vol. 7. No. 1, hlm. 111

Widodo, Lusi Widayanti. 2013. Peningkatan Aktivitas Belajar Dan Hasil Belajar
Siswa Dengan Metode Problem Based Learning Pada Siswa Kelas VII a
Mts Negeri Donomulyo Kulon Progo Tahun Pelajaran 2012/2013, Jurnal
Fisika Indonesia, Vol XVII (49), hlm.14

Jufri Ahmat, Penggunaan Media Komik Untuk Meningkatkan Keterampilan


Membaca Cerita di Kelas V Sekolah Dasar, JPGSD Volume 01 Nomor 02
Tahun 2013, hlm. 7

Nick Soedarso, Komik: Karya Sastra Bergambar, HUMANIORA Vol.6 No.4


Oktober 2015, hlm. 497

N. Afifah, dkk., Hubungan Media Pembelajaran Komik Dengan Motivasi Belajar


Siswa Kelas Vii Pada Materi Sistem Organisasi Kehidupan, Bioilmi Vol. 4
No. 1 Edisi Januari 2018, hlm. 4

Edwin Adrianta Surijah, Komik Sebagai Media Pembelajaran Statistika, Jurnal


Psikologi Insight Departemen Psikologi Vol. 2, No. 2, Oktober 2018: hlm
39

Ismi Fatimatus Zahro Utariyanti, 2015. Pengembangan Media Pembelajaran


Berbasis Komik Dalam Materi Sistem Pernapasan Pada Siswa Kelas VIII
MTs Muhammadiyah 1 Malang, Jurnal Pendidikan Biologi Indonesia, 1 (3)

Heru Dwi Waluyanto. 2005. Komik Sebagai Media Komunikasi Visual


Pembelajaran. Jurnal Desain Komunikasi Visual, Universitas Krosten
Petra. NIRMANA Vol. 7. No. 1. Januari 2005.

Andita,T.F. (2016). Pengaruh Penggunaan Media Komik Terhadap Hasil Belajar


Ips Siswa Kelas Iv Sd Negeri Tukangan Yogyakarta 2015/2016. Skripsi.
Yogyakarta: FIP UNY.

39

Anda mungkin juga menyukai