PROPOSAL SKRIPSI
SHOFA
20189604023
FAKULTAS TARBIYAH
SUMENEP MADURA
PENDAHULUAN
2
guru. Sesuai dengan jabatannya yang harus dapat menjawab tantangan
perkembangan masyarakat, seorang guru harus selalu mengadakan
pemabaruan sesuai dengan tuntutan tugasnya (Soetjipto dan Kosasi, 2009).
Seorang guru, idealnya harus mampu mengelola proses pembelajaran dan
memotivasi peserta didik, serta harus kreatif dan selalu berinovasi dalam
membuat media pembelajaran.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong
upayaupaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam
proses belajar. Para guru dituntut agar mampu menggunakan alat-alat yang
dapat disediakan oleh sekolah, dan tidak menutup kemungkinan bahwa alat-
alat tersebut sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman. Di samping
mampu menggunakan alat-alat yang tersedia guru juga dituntut untuk dapat
mengembangkan keterampilan membuat media.
Media sebagai salah satu komponen dari pengajaran yang sangat
berpengaruh terhadap proses pembelajaran. Dengan adanya media
pembelajaran diharapkan mampu meningkatkan kualitas hasil belajar
santriwati. Media pembelajaran digunakan sebagai saluran untuk
menyampaikan materi dari guru kepada santriwati. Dengan adanya media
yang mendukung proses pembelajaran, akan mampu meningkatkan hasil
belajar santriwati. Media pembelajaran juga dianggap efektif untuk
meningkatkan motivasi belajar santriwati sehingga dapat meningkatkan hasil
belajar santriwati.
Dengan berkembangnya teknologi tentulah tidak begitu sulit untuk
mencari media sebagai alat pembelajaran. Media pembelajaran dapat berupa
visual, audio, dan audio-visual. Salah satu media yang disukai oleh semua
kalangan baik itu anakanak, remaja, maupun dewasa adalah media komik.1
Berdasarkan hasil observasi pendahuluan yang telah peneliti lakukan
sebelumnya di TMI Al-Amien Prenduan bahwa sekolah tersebut mempunyai
fasilitas belajar yang cukup lengkap sehingga memungkinkan guru
menggunakan fasilitas tersebut untuk menunjang guru dalam menggunakan
1
Nick Soedarso, Komik: Karya Sastra Bergambar, HUMANIORA Vol.6 No.4 Oktober 2015, hlm. 497
3
media pembelajaran. TMI Al-Amien Prenduan dalam proses pembelajaran
telah menggunakan beberapa media pembelajaran seperti salah satu
contohnya adalah media gambar. Rata-rata guru di sana mengunakan media
gambar sebagai media penunjang pembelajaran. Melihat situasi aktifitas
pembelajaran di TMI Al-Amien Prenduan dimana terlalu sering guru
menggunakan media gambar maka peneliti mengambil langkah untuk
menggunakan media lain sebagai penelitian. Media yang peneliti gunakan
adalah media pembelajaran komik. Ini bertujuan agar santriwati tidak merasa
bosan dengan media yang digunakan.
Komik memiliki cerita yang ringkas dan menarik perhatian, dilengkapi
dengan aksi. Selain itu komik dibuat lebih hidup dan diolah dengan
pemakaian warna-warna utama secara bebas. Komik merupakan cerita kartun
yang memerankan suatu karakter dalam suatu cerita dengan maksud
menyampaikan isi cerita kepada pembaca. Komik instruksional dalam
pendidikan bersifat edukatif dan menciptakan unsur penyampaian pesan yang
jelas serta komunikatif. Komik merupakan suatu bentuk bacaan dimana
peserta didik membacanya tanpa harus dibujuk.2
Komik yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis komik ringan
(comic simple). Komik yang satu ini adalah komik yang biasanya dibuat dari
hasil karya sendiri yang difotokopi dan dijilid sehingga menjadi sebuah
komik sehingga komik dapat digunakan dengan mudah oleh santriwati.
Media komik ini digunakan untuk melihat pengaruh hasil belajar santriwati
yang ditunjukkan dengan nilai hasil posttest yang diberikan kepada santriwati
disetiap akhir pembelajaran. Peningkatan hasil pembelajaran yang dinilai
adalah hasil belajar kognitif santriwati yang telah diajar dengan menggunakan
media pembelajaran komik. Untuk itu perlu dilakukan penelitian untuk
mengetahui tentang pengaruh penggunaan media komik terhadap peningkatan
hasil belajar Muthola’ah santriwati kelas III Intensif di TMI Al-Amien
Prenduan Tahun Ajaran 2019-2020 M.
2
Anip Dwi Saputro, Aplikasi Komik Sebagai Media Pembelajaran, MUADDIB Vol.05 No.01
Januari-Juni 2015, hlm. 3
4
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimanakah cara penggunaan media komik terhadap hasil belajar
materi Muthola’ah kelas III Int TMI Al-Amien Prenduan Sumenep
Madura tahun ajaran 2019-2020 M?
2. Seberapa efektif media komik terhadap hasil belajar materi Muthola’ah
kelas III Int TMI Al-Amien Prenduan Sumenep Madura tahun ajaran
2019-2020 M?
C. TUJUAN PENELITIAN
1. Untuk mengetahui cara penggunaan media komik terhadap hasil belajar
materi Muthola’ah kelas III Int TMI Al-Amien Prenduan Sumenep
Madura tahun ajaran 2019-2020 M
3. Untuk mengetahui seberapa pengaruh media pembelajaran komik
terhadap hasil belajar materi Muthola’ah kelas III Int TMI Al-Amien
Prenduan Sumenep Madura tahun ajaran 2019-2020 M
D. KEGUNAAN PENELITIAN
Hasil penelitian penggunaan media komik dalam pembelajaran muthola’ah
terhadap hasil belajar santriwati kelas III Intensif TMI Al-Amien Prenduan
Sumenep Madura Tahun Ajaran 2019-2020 M, memungkinkan memberikan
makna dari nilai guna pada beberapa kalangan, antara lain:
1. Bagi Institut Dirosat Islamiyah Al-Amien Prenduan
Hasil penelitian ini memungkinkan untuk menjadi salah satu
sumber kajian bagi mahasiswi, baik sebagai bahan pengayaan materi
perkuliahan yang berkenan dengan penelitian ini maupun kepentingan
penelitian yang pokok kajiannya ada kesamaan dan juga memberikan
pembendaharaan pustaka bagi IDIA Al-Amien Prenduan dalam
mengembangkan penelitian.
5
Hasil penelitian ini akan memberikan tambahan informasi dan
masukan positif bagi kepala sekolah, para guru, serta santriwati TMI Pi
Al-Amien Prenduan dalam meningkatkan kualitas pembelajaran Bahasa
Arab, khususnya materi Muthola’ah menggunakan media komik.
3. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini akan menjadi salah satu pengalaman yang
memperluas pemikiran dan wawasan pengetahuan, khususnya masalah
yang berkenan dengan penggunaan media pembelajaran yang efektif,
kreatif dan inovatif.
4. Pengembang Ilmu
Penelitian yang berjudul Media Komik Dalam Pembelajaran
Muthola’ah Terhadap Hasil Belajar Santriwati Kelas III Intensif TMI Al-
Amien Prenduan Sumenep Madura Tahun Ajaran 2019-2020 M sebagai
sumbangsih dalam pengembangan ilmu khsusnya dalam pendidikan
Bahasa Arab di jurusan Tarbiyah.
E. RUANG LINGKUP PENELITIAN
1. Ruang Lingkup Materi
Mengingat akan meluasnya permasalahan dalam penelitian ini, dan
untuk mempermudah serta memperjelas pembahasannya, peneliti
membatasi ruanglingkup dari segi materi/ judul dari penelitian ini sebagai
berikut:
TABEL 1
Variabel X: Media Komik dalam Pembelajaran Muthola’ah
VARIABEL X INDIKATOR
1. Peneliti menyiapkan Komik tentang
Langkah-Langkah
materi Muthola’ah
mengajar Muthola’ah
2. Peneliti mengajar menggunakan media
menggunakan Media
komik
Komik
3. Penutup
TABEL 2
Variabel Y: Hasil Belajar
6
VARIABEL X INDIKATOR
1. Santriwati dapat memahami kosa kata
yang sulit dalam materi Muthola’ah
Tujuan Pembelajaran
2. Santriwati dapat memahami isi materi
Muthola’ah menggunakan
Muthola’ah dengan baik
media Komik
3. Santriwati dapat mengambil intisari dari
pembahasan materi Muthola’ah
3
Musleh Wahid dll, Pedoman Penulisan Skripsi (Pragaan, IDIA Press, 2018), hlm.16
7
2. Hasil belajar merupakan tingkat keberhasilan seorang anak setelah
melakukan proses pembelajaran yang diukur dan dinilai melalui evaluasi
dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan tujuan dalam kurikulum yang
telah direncanakan.
G. SISTEMATIKA PEMBAHASAN
Sistematika pembahasan yang akan diuraikan oleh peneliti berisi
pembagian dan penyusunan tahapan penelititan. Diantaranya ialah:
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
8
A. KAJIAN TEORITIK MEDIA KOMIK DALAM PEMBELAJARAN
MUTHOLA’AH
1. Pengertian Media Pembelajaran Komik
a. Media Pembelajaran
1. Pengertian Media Pembelajaran
Kata media merupakan bentuk jamak dari kata medium.
Medium dapat didifinisikan sebagai perantara atau pengantar
terjadinya komunikasi dari pengirim menuju penerima.4
Sementara Karwono dan Mularsih menyatakan bahwa
pembelajaran berasal kata belajar mendapat awalan “pem” dan
akhiran “an” menunjukan bahwa ada unsur dari luar (eksternal)
yang bersifat “intervensi” agar terjadi proses belajar.
Pembelajaran mengandung makna setiap kegiatan yang dirancang
untuk membantu individu mempelajari kecakapan tertentu. Tujuan
pembelajaran adalah upaya mempengaruhi peserta didik agar
terjadi proses belajar mengajar.5
2. Manfaat Media Pembelajaran
Sudjana & Rivai (2010) mengemukakan manfaat media
pengajaran dalam proses belajar peserta didik, adalah sebagai
berikut:
- Pengajaran akan lebih menarik perhatian peserta didik
sehingga dapat menumbuhakn motivasi belajar.
- Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat
lebih dipahami oleh para siswa dan memungkinkan peserta
didik menguasai tujuan pengajaran lebih baik.
- Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata
komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru,
4
Azhar Arsyad, Media Pengajaran (Jakarta:Raja Grafindo Persada, 1997), hlm. 3
5
Nunik Nurlatipah, Pengembangan Media Pembelajaran Komik Sains Yang Disertai Foto Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VII SMPN 2 Sumber Pada Pokok Bahasan Ekosistem,
Scientiae Educatia Volume 5 Nomor 2 Tahun 2015 hlm. 25
9
sehingga peserta didik tidak bosan dan guru tidak kehabisan
tenaga, apalagi bila guru mengajar untuk setiap jam pelajaran.
- Peserta didik lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab
tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas
lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, dan
lain-lain. 6
3. Macam-Macam Media Pembelajaran
Menurut Munadi media dalam proses pembelajaran dapat
dikelompokkan menjadi 4 kelompok besar, yaitu sebagai berikut:
a. Media audio adalah media yang hanya melibatkan indera
pendengar dan hanya mampu memanipulasi kemampuan suara
semata. Jenis-jenis media yang termasuk media ini adalah
program radio dan program media rekam, yang disalurkan
melalui hardware seperti radio dan alat-alat perekam seperti
phonograph, record, audio tape yang menggunakan pita
magnetik, dan compact disk.
b. Media visual adalah media yang hanya melibatkan indera
penglihatan. Termasuk dalam jenis media ini adalah media
cetak verbal, media cetak grafis, dan media visual non cetak.
c. Media audio visual adalah media yang melibatkan indera
pendengaran dan penglihatan sekaligus dalam satu proses.
d. Multimedia yakni media yang melibtakan berbagai indera
dalam sebuah sebuah proses pembelajaran. Termasuk dalam
media ini adalah segala sesuatu yang memberikan pengalaman
secara langsung bisa melalui computer dan internet, bisa juga
melaui pengalaman berbuat yaitu lingkungan nyata dan
karyawisata dan pengalaman terlibat yaitu permainan dan
simulasi, bermain peran dan forum teater.7
6
Arief S. Sadiman, dkk., Media Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2009), hlm. 28
7
Sulastri, Pengembangan Media Pembelajaran Arabic Thematic Video Pada Keterampilan,
Berbicara Bagi Siswa Kelas VIII Mts, Lisanul Arab 5 (1) (2016) Journal of Arabic Learning and
Teaching, hal 24 Semarang
10
4. Ruang Lingkup Media Pembelajaran
11
Komik menurut Daryanto didefinisikan sebagai bentuk
kartun yang mengungkapkan karakter dan menerapkan suatu
cerita dalam urutan yang erat hubungannya dengan gambar dan
dirancang untuk memberikan hiburan kepada pembaca. Pada
awalnya komik diciptakan bukan untuk kegiatan pembelajaran,
namun untuk kepentingan hiburan semata.9
Menurut Waluyanto komik sebagai media pembelajaran
merupakan alat yang berfungsi untuk menyampaikan pesan
pembelajaran. Dalam konteks ini pembelajaran menunjuk pada
sebuah proses komunikasi antara santriwati dan sumber belajar
(komik). Adapun kelebihan dalam komik yaitu dapat memotivasi
santriwati selama proses belajar mengajar, komik terdiri dari
gambar-gambar yang merupakan media yang dapat
meningkatkan kualitas pembelajaran, komik bersifat permanen,
komik dapat membangkitkan minat membaca dan mengarahkan
santriwati untuk disiplin membaca khususnya mereka yang tidak
suka membaca, komik adalah bagian dan budaya popular.10
Sebelum komik dimanfaatkan sebagai media
pembelajaran, komik harus dikembangkan secara benar apakah
karekteristik komik tersebut sudah sesuai dengan kebutuhan dari
santriwati tersebut dan bagaimana karakteristik santriwati
tersebut. Penyampaian pesan-pesan pendidikan melalui media
komik dapat menarik minat belajar santriwati.11
Soejono Trimo yang dikutip oleh Sukma Putri & Yuniarti
menyatakan bahwa komik memiliki sifat yang khas sehingga
mampu merangsang perhatian sebagian masyarakat, baik ditinjau
dari jenjang pendidikan, status sosial ekonomi dan lain
9
Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Komik Pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan
Sosial Kelas IV Mi Nurul Hidayah Roworejo Negerikaton Pesawaran, TERAMPIL Jurnal
Pendidikan dan Pembelajaran Dasar Volume 4 Nomor 1 Juni 2017, hlm. 37
10
Waluyanto, H, D. Komik Sebagai Media Komunikasi Visual Pembelajaran. Jurnal Pendidikan,
Vol. 7. No. 1, 2005, hlm. 45-55.
11
Anip Dwi Saputro, Aplikasi Komik Sebagai Media Pembelajaran, MUADDIB Vol.05 No.01
Januari-Juni 2015, hlm.3
12
sebagainya. Sifat komik yang dimaksud adalah: banyak
mengandung unsur humor yang sehat, berisi unsur kegairahan,
mengandung elemen hiburan, handy, berfokus pada manusia.
Sejalan dengan pendapat Nana Sudjana, Ahmad Rivai (2005: 64)
berpendapat bahwa “komik dapat didefinisikan sebagai suatu
bentuk kartun yang mengungkapkan karekter dan memerankan
suatu cerita dalam urutan yang erat dihubungkan dengan gambar
yang dirancang untuk memberikan hiburan kepada para
pembaca”.12
2. Macam-macam Komik
Secara garis besar menurut Trimo (dalam Mariyanah,
2005:25) media komik dapat dibedakan menjadi dua yaitu:
- Komik strip (comic strip) adalah suatu bentuk komik yang
terdiri dari beberapa lembar bingkai kolom yang dimuat dalam
suatu harian atau majalah, biasanya disambung ceritanya
- Buku komik (comic book) sedangkan yang dimaksud buku
komik adalah komik yang berbentuk buku.13
12
Ibid, hlm.4
13
N. Afifah, dkk., Hubungan Media Pembelajaran Komik Dengan Motivasi Belajar Siswa Kelas Vii
Pada Materi Sistem Organisasi Kehidupan, Bioilmi Vol. 4 No. 1 Edisi Januari 2018, hlm. 4
13
Dalam hal ini, target adalah si pembaca, kita harus dapat
mengerti selera si pembaca berdasarkan umur.
Anak pada usia sekolah (6-12 Tahun) biasanya mereka
menyukai komik yang mengandung cerita petualangan,misteri
dan ketegangan. Karena pada usia ini anak lebih cenderung
menyukai hal-hal yang berbau petualangan seiring dengan
perkembangan sosialnya dalam bersosialisasi dengan
lingkungan sekitar.
Pada usia remaja (15-20 Tahun) mereka telah mengalami
perkembangan yang ketat, baik dari segi sosial, berfikir,
berimajinasi dan menanggapi rangsangan dari luar. Oleh
karena itu, sebaiknya komik yang akan disajikan untuk
kalangan anak remaja yaitu hal-hal yang berhubungan dengan
roman dan percintaan. Karena pada usia ini anak mulai
memperhatikan lawan jenisnya dan saling tertarik antara satu
dengan yang lain.
b. Tahap Pengidentifikasian warna
Warna yang akan dipilih oleh si pembuat komik
haruslah menyesuaikan dengan selera si pembaca. Dalam
mengklasifikasikan selera si pembaca yaitu dengan
mengklasifikasikan umur si pembaca tersebut.
Di usia sekolah (6-12 Tahun) mereka masih cenderung
menyukai berbagai jenis warna. Akan tetapi di usia 12 tahun
mereka hanya menyukai beberapa warna saja. Oleh karena itu
kontras warna yang akan dipilih sedikit sederhana.
Pada usia remaja dan dewasa mereka biasanya tidak
menyukai banyak warna,mereka sudah mempunyai selera
warna tersendiri. Oleh karena itu pembuatan komik untuk
kalangan remaja dan dewasa janganlah didominasi corak
berbagai warna.
c. Tahap Pembuatan Skenario
14
Skenario merupakan jantung proses pembuatan komik
karena skenario yang memberikan arah pembuatan cerita
komik. Adapun hal-hal yang harus diperhatikan dalam
pembuatan skenario komik antara lain:
- Tema
- Alur
- Setting dalam komik
- Jendela
- Halaman
- Karakter Tokoh (Emosi)
15
istilah asing karena harus menyesuaikan perkembangan-
perkembangan yang ada di masyarakat. Dan juga gaya bahasa
digunakan untuk menambah pengetahuan.
16
pada unsur-unsur pokok pesan yang akan disampaikan.
Misalnya jika si pengarang akan menjelaskan makanan 4
sehat 5 sempurna, maka dalam menjelaskan susu
sebaiknya tampilkan gambar susu di tengah-tengah
makanan lainnya karena warna susu itu lemah (putih) bila
dibandingkan dengan warna makanan lainnya.
6) Layout (susunan,tata letak)
Unsur-unsur visual seperti gambar, kata-kata, bentuk
simbol dan lainnya harus terlebih dahulu direncanakan
bagaimana susunannya dalam medan visual yang akan
disajikan. Susunan harus dapat menempatkan semua
unsur secara harmonis.
17
c. Dapat mengembangkan minat baca anak dan
mengembangkan satu bidang studi yang lain.
d. Komik dapat memotivasi siswa selama proses belajar
mengajar
e. komik terdiri dari gambar-gambar yang merupakan media
yang dapat meningkatkan kualitas pembelajaran
f. komik bersifat permanen
g. komik bisa membangkitkan minat membaca dan
mengarahkan siswa untuk disiplin membaca khususnya
mereka yang tidak suka membaca
h. komik adalah bagian dari budaya popular. 14
Media komik, disamping memiliki kelebihan juga memiliki
kelemahan dan keterbatasan kemampuan dalam hal-hal tertentu.
Menurut Trimo yang dikutip oleh Utariyanti (2015), kelemahan
media komik yaitu sebagai berikut:
a. Kemudahan orang membaca komik membuat malas
membaca sehingga menyebabkan penolakan-penolakan atas
buku-buku yang tidak bergambar.15
2. Pengertian Pembelajaran Muthola’ah
Muthala’ah Kata muthala'ah berasal dari bahasa arab ( ) طالعyang
berarti membaca, membaca dengan teliti, menelaah. Sedangkan menurut
istilah, muthala'ah berarti kegiatan menelaah sebuah pelajaran secara
teliti dan mendalam.
Adapun materi muthola’ah yang tercantum dalam kurikulum
pembelajaran di TMI Al-Amien Prenduan mata pelajaran yang berisi
bacaan ringan, cerita penuh hikmah, dan pengetahuan yang berbahasa
14
Wahyu Nuning Budiarti, Haryanto, Pengembangan Media Komik Untuk Meningkatkan Motivasi
Belajar Dan Keterampilan Membaca Pemahaman Siswa Kelas IV, Jurnal Prima Edukasia Volume
4 – Nomor 2, Juli 2016, hlm. 235
15
Ambaryani, Gamaliel Septian Airlanda, Pengembangan Media Komik Untuk Efektifitas Dan
Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif Materi Perubahan Lingkungan Fisik, Jurnal Pendidikan
Surya Edukasi (JPSE), hlm. Volume: 3, Nomor: 1, Juni 2017, hlm. 20
18
Arab. Semakin tinggi kelas, semakin panjang bacaannya dan semakin
sulit bahasanya.
a) Pengajar memberikan kosa kata yang sulit terlebih dahulu yang sesuai
denagn judul materi yang akan ditambahkan
c) Santri disuruh mencari mufrodat atau kosa kata yang tidak tahu
artinya dari bacaan tersebut.
19
Slameto (2013:2) menyatakan bahwa, Belajar adalah suatu proses
usaha yang dilakukan sesorang untuk perubahan tingkah laku yang baru
secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi
dengan lingkungannya. Perubahan yang terjadi dalam diri seseorang
merupakan perubahan dalam belajar.
Wingkel dalam Purwanto (2011:45) berpendapat bahwa “Hasil
belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia dalam sikap
tingkah lakunya”.Sedangkan menurut Purwanto (2011:54) menyatakan
bahwa “Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku yang terjadi setelah
mengikuti proses balajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan”.
Hasil belajar adalah dicapai dari proses belajar mengajar sesuai dengan
tujuan pendidikan.
Purwanto (2011:23) telah mengatakan bahwa “Hasil belajar
merupakan realisasi tercapainya tujuan pendidikan, sehingga hasil belajar
yang diukur sangat tergantung pada tujuannya”.
Menurut Hamalik dalam Asep Jihad dan Abdul Haris dalam buku
Evaluasi Pembelajaran (2013:15) menyatakan bahwa “Hasil belajar
adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, dan sikap-
sikap, serta apresiasi dan abilitasi”.Sudjana (2004) dalam Asep Jihad dan
Abdul Haris (2013:15) berpendapat “Hasil belajar adalah kemampuan-
kemampuan yang dimiliki santriwati setelah ia menerima pengalaman
belajar”.
Menurut Suprijono hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-
nilai, pengertian-pengertian, sikapsikap, apresiasi dan keterampilan.
Selanjutnya Supratiknya mengemukakan bahwa hasil belajar yang
menjadi objek penilaian kelas berupa kemampuan-kemampuan baru yang
diperoleh santriwati setelah mereka mengikuti proses belajar-mengajar
tentang mata pelajaran tertentu. Dalam sistem pendidikan nasional
rumusan tujuan pendidikan mengacu pada klasifikasi hasil belajar dari
20
Bloom yang secara garis besar yaitu aspek kognitif, aspek afektif dan
aspek psikomotor.16
Usman dalam Asep Jihad dan Abdul Haris menyatakan bahwa
“Hasil belajar adalah yang dicapai santriwati sangat erat kaitannya
dengan rumusan tujuan intruksional yang direncanakan guru sebelumnya
yang dikelompokkan kedalam tiga kategori yaitu: kognitif, afektif, dan
psikomotorik”. Simpulan bahwa hasil belajar adalah pencapaian bentuk
perubahan perilakuyang cenderung menetap dari ranah kognitif, afektif,
dan psikomotorik dari proses belajar yang dilakukan dalam waktu
tertentu.17
Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disintesiskan bahwa
hasil belajar adalah suatu penilaian akhir dari proses dan pengenalan
yang telah dilakukan berulang-ulang. Serta akan tersimpan dalam jangka
waktu lama atau bahkan tidak akan hilang selama-lamanya karena hasil
belajar turut serta dalam membentuk pribadi individu yang selalu ingin
mencapai hasil yang lebih baik lagi sehingga akan mengubah cara
berpikir serta menghasilkan perilaku kerja yang lebih baik.18
21
Ign. S. Ulih B.Karo (M. Joko, 2006) adalah menyajikan bahan
pelajaran kepada orang lain itu diterima, dikuasai dan
dikembangkan. Dari uraian di atas jelaslah bahwa metode mengajar
itu mempengaruhi belajar.
b. Kurikulum. Kurikulum diartikan sebagai sejumlah kegiatan yang
diberikan kepada santriwati. kegiatan ini sebagian besar adalah
menyajikan bahan pelajaran agar santriwati menerima, menguasai
dan mengembangkan bahan pelajaran itu.
c. Relasi guru dengan santriwati. Proses belajar mengajar terjadi antara
guru dengan santriwati. proses tersebut juga dipengaruhi oleh relasi
yang ada dalam proses itu sendiri. Jadi cara belajar santriwati juga
dipengaruhi oleh relasinya dengan gurunya.
d. Relasi santriwati dengan santriwati. Santriwati yang mempunyai
sifat-sifat atau tingkah laku yang kurang menyenangkan teman lain,
mempunyai rasa rendah diri atau sedang mengalami tekanan-tekanan
batin, akan diasingkan dari kelompok. Akibatnya makin parah dan
dapat minggu belajarnya.
e. Disiplin sekolah. Kedisiplinan sekolah erat hubungannya dengan
kerajinan santriwati dalam sekolah juga dalam belajar.hal ini
mencakup segala aspek baik kedisiplinan guru dalam mengajar
karena kedisiplinan pendidik juga dapat memberi contoh bagi
santriwati atau peserta didik.19
Hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi
yaitu sisi siswa dan dari sisi guru. Dari sisi siswa, hasil belajar
merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila
dibandingkan pada saat sebelum belajar. Tingkat perkembangan mental
19
Heronimus Delu Pingge, Muhammad Nur Wangid, Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Siswa Sekolah Dasar Di Kecamatan Kota Tambolaka, Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar Vol. 2, No.
1 Desember 2016 hlm. 153
22
tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif, dan
psikomotor.20
a) Ranah Kognitif
b) Ranah Afektif
c) Ranah Psiomotorik
20
Slamet,Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya 2003(Jakarta,Rineka cipta), hlm.275
21
Ibid, 276
22
Max Darsono,Belajar dan Pembelajaran,2000(IKIP Semarang Press), hlm.315
23
Hasil belajar adalah kemampuankemampuan yang dimiliki
siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar
digunakan oleh guru untuk dijadikan ukuran atau kriteria dalam
mencapai suatu tujuan pendidikan. Hal ini dapat tercapai apabila
siswa sudah memahami belajar dengan diiringi oleh perubahan
tingkah laku yang lebih baik lagi.
24
tetap sama sesuai dengan materi yang disajikan nanti, sehingga daya minat
dan motivasi siswa dalam mempelajari materi Muthola’ah meningkat dan
menunjang hasil belajar santriwati dalam evaluasi materi Muthola’ah.
D. HIPOTESIS PENELITIAN
25
menggunakan media komik dengan siswa yang belajar tanpa menggunakan
media komik. Penggunaan media komik memberikan pengaruh sebesar
27,04% terhadap peningkatan hasil belajar siswa pada materi tata nama
senyawa kimia.
26
BAB III
METODE PENELITIAN
A. RANCANGAN PENELITIAN
27
Menurut Sugiyono (2013:6), metode penelitian pendidikan dapat
diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan
tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan, suatu pengetahuan
tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami,
memecahkan, dan mengantisipasi masalah dalam bidang pendidikan.
25
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2006), hlm.
h. 107
28
Ada beberapa istilah yang perlu untuk di definisikan secara
operasional, agar tidak terjadi kesalah fahaman dan memudahkan pembaca
dalam memahami istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini,
sekaligus memiliki presepsi dan pemahaman yang sejalan. Adapun beberapa
istilah yang akan diuraikan sebagai berikut:
29
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya.29 Populasi yang diambil dalam penelitian ini
adalah santriwati kelas III Intensif yang berjumlah 112 orang.
D. INSTRUMEN PENELITIAN
1. Pedoman Observasi
29
Muhtadi Abdul Mun’im, Metodologi Penelitian untuk Pemula (Prenduan, PUSDILAM:2014),
hlm. 54
30
Ibid, 55
30
gejala yang tampak pada objek penelitian. Pedoman observasi berisi
sebuah daftar jenis kegiatan yang mungkin timbul dan akan diamati.31
2. Pedoman Dokumentasi
Tes yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes subyektif (uraian)
karena dapat mempermudah peneliti dalam mengidentifikasi tingkat
kemampuan berpikir kreatif siswa serta proses berpikir kreatifnya melalui
respon jawaban terhadap tes. Soal tes dapat dilihat pada lampiran. Tes
prestasi belajar yang memenuhi syarat alat ukur yang baik dapat
menghasilkan hasil ukur belajar yang akurat. Syarat yang harus dipenuhi
untuk menjadi alat ukur hasil belajar yang baik berhubungan dengan
validitas dan reliabilitas.
31
Jufri Ahmat, Penggunaan Media Komik Untuk Meningkatkan Keterampilan Membaca Cerita di
Kelas V Sekolah Dasar, JPGSD Volume 01 Nomor 02 Tahun 2013, hlm. 7
31
Dalam penelitian kuantitatif, kualitas instrumen penelitian berkenaan
dengan validitas dan reabilitas instrumen dan kualitas pengumpulan data
berkenaan ketepatan cara-cara yang digunakan untuk mengumpulkan data.
Oleh karena itu instrumen yang telah teruji validitas dan reabilitasnya,
belum tentu dapat menghasilkan data yang valid dan reliabel, apabila
instrumen tersebut tidak digunakan secara tepat dalam pengumpulan
datanya.
Keteran
gan:
N = banyak siswa
Y = skor total
32
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), h. 168-169.
32
Untuk mengetahui valid atau tidaknya butir soal, maka rxy
dibandingkan dengan rtabel. Harga diperoleh dengan menentukan derajat
kebebasanya dengan rumus df = n – 2 pada taraf signifikan 5%, dengan
ketentuan jika rxy sama atau lebih besar dengan rtabel, maka soal tersebut
dinyatakan valid.33
Sumber data penelitian ini adalah santriwati dan guru yang meliputi
hasil tes, aktivitas belajar siswa serta tanggapan siswa, kinerja dan tanggapan
guru. Metode pengambilan data pada penelitian ini ada 4 macam:
4. Metode Observasi
Metode observasi digunakan untuk mengambil data tentang kinerja
guru dan aktivitas belajar siswa selama kegiatan pembelajaran Mutholah di
kelas III Intensif TMI Al-Amien Prenduan.
Observasi Observasi adalah suatu proses pengamatan dan
pencatatan secara sistematis, logis, objektif, dan rasional mengenai
berbagai fenomena, baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam
situasi buatan untuk mencapai tujuan tertentu. Tujuan utama observasi
adalah: (1) Untuk mengumpulkan data dan informasi mengenai suatu
fenomena, baik yang berupa peristiwa maupun tindakan. (2) Untuk
mengukur perilaku kelas.
5. Dokumentasi
33
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), h. 168-169
34
Ahmad Tanzeh, Pengantar Metode Penelitian, (Yogyakarta: Teras, 2009), hlm. 91
33
Dokumentasi berasal dari kata dokumen, yang artinya barangbarang
tertulis. Metode dokumentasi berarti cara mengumpulkan data dengan
mencatat data-data yang sudah ada. Pada teknik ini peneliti dimungkinkan
memperoleh informasi dari bermacam-macam sumber tertulis atau
dokumen yang ada pada responden, dimana responden bertempat tinggal
atau melakukan kegiatan sehari-hari.35 Metode dokumentasi digunakan
peneliti untuk memperoleh data nilai tes siswa, data jumlah siswa, data
nama-nama siswa serta data guru.
6. Metode Tes
Metode tes digunakan untuk mendapatkan data nilai santriwati
terhadap pemahaman materi Muthola’ah. Tes adalah suatu teknik
pengukuran yang di dalamnya terdapat berbagai pertanyaan, atau
serangkaian tugas yang harus dikerjakan atau dijawab oleh responden.
Tes merupakan seperangkat soal-soal, pertanyaan-pertanyaan, atau
masalah yang diberikan kepada seseorang untuk mendapatkan jawaban-
jawaban yang dapat menunjukkan kemampuan atau karakteristik
seseorang itu.36
Dengan menggunakan tes, akan diperoleh data berupa nilai dari tes
yang telah diberikan pada saat eksperimen. Tes yang digunakan dalam
penelitian ini adalah pretest dan posttest. Pretest dan posttest ini yang
nantinya akan digunakan untuk melihat pengaruh media komik dalam
pembelajaran Muthola’ah terhadap hasil belajar santriwati.
7. Metode Angket
Metode angket digunakan untuk mengambil data tentang
tanggapan guru Muthola’ah kelas III Intensif mengenai media komik dan
tanggapan siswa terhadap penggunaan media komik pada pembelajaran
Muthola’ah.
F. TEKNIK ANALISIS DATA
36
Edwin Adrianta Surijah, Komik Sebagai Media Pembelajaran Statistika, Jurnal Psikologi Insight
Departemen Psikologi Vol. 2, No. 2, Oktober 2018: hlm 39
34
Dan cara untuk menganalisis data yang digunakan oleh peneliti adalah
melalui statistik. Statistik di sini adalah bagaimana data dipantulkan oleh
perhitungan matematis dalam mengumpulkan, mengatur, dan membedakannya
sampai menganalisisnya, serta metode untuk menyimpulkannya. Dan peneliti
telah melakukan cara ini karena hasil temuan yang diperoleh harus objektiv
dan valid dan dapat mencapai hasil terbaik.
Keterangan:
: rata-rata sampel 1
: rata-rata sampel 2
: varians sampel 1
: varians sampel 2
: banyaknya sampel pengukuran kelompok pertama
: banyaknya sampel pengukuran kelompok kedua
BAB IV
A. JADWAL PENELITIAN
35
B. LAMPIRAN-LAMPIRAN
-
DAFTAR PUSTAKA
36
Arief S. Sadiman, dkk., 2009. Media Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada
Musleh Wahid dkk., 2018. Pedoman Penulisan Skripsi, Pragaan: IDIA Press
37
Pindo Hutauruk, Rinci Simbolon, 2018. Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Dengan Alat Peraga Pada Mata Pelajaran IPA Kelas IV SDN Nomor 14
Simbolon Purba, School Education Journa, 8(2), hlm. 13
38
Waluyanto, H, D. 2005. Komik Sebagai Media Komunikasi Visual Pembelajaran.
Jurnal Pendidikan, Vol. 7. No. 1, hlm. 111
Widodo, Lusi Widayanti. 2013. Peningkatan Aktivitas Belajar Dan Hasil Belajar
Siswa Dengan Metode Problem Based Learning Pada Siswa Kelas VII a
Mts Negeri Donomulyo Kulon Progo Tahun Pelajaran 2012/2013, Jurnal
Fisika Indonesia, Vol XVII (49), hlm.14
39