Anda di halaman 1dari 5

Khutbah pertama

Jamaah kaum muslimin yang dirahmati Allah ta’ala, yang pertama marilah kita senantiasa
bersyukur alhamdulillah atas segala limpahan nikmat yang telah Allah karuniakan kepada
kita sekalian

Alhamdulillah, hari berganti hari, bulan berganti bulan, tidak terasa pada hari ini kita kita
berada ditanggal 26 sya’ban 1442 H, Artinya sekitar 3 atau 4 hari lagi insyaallah kita
dipertemukan bulan suci ramadhan untuk kesekian kalinya dalam hidup kita

Bulan ini adalah bulan yang mulia, yang diagungkan oleh Allah, Sejauh mana seseorang
tersebut mengagungkan bulan tersebut maka sejauh itu pula Allah akan memberikan taufik
kepada hamba tersebut sehingga dimudahkan untuk beribadah di bulan tersebut

Oleh karena itu dahulu rasulullah shalallahu alaihi wa sallam menyuruh kita untuk
mengangungkan bulan ini, kata nabi shalallahu alaihi wa sallam” aatakum ramadhan, syahru
mubaarak”

Telah datang kepadamu bulan ramadhan, bulan yang penuh keberkahan

Maka tatkala nabi mengatakan bahwa bulan ramadhan bulan yang diberkahi, ini bukti dan
dalil bahwa ibadah yang dilakukan seorang hamba dibulan ramdhan berbeda ketika
dilakukan dibulan-bulan yang lainnya, pahala yang diberikan pada bulan tersebut tidak sama
pada bulan-bulan yang lainnya

Wa rabbuka yakhluqu mayasyaa wa yakhtar, maa kana lahumul khiyarah

Allah menciptakan bagi yang Allah kehendaki dan Allah memilih Allah yang kehendaki

Allah memilih sebagian tempat, sebai tempat-tempat suci, Allah memilih sebagian manusia
sebagai para nabi, dan Allah memilih sebagian waktu sebagai waktu yang diberkahi dan
diantaranya adalah bulan ramadhan

Karena spesialnya dan kekhususannya bulan ramadhan maka nabi melarang seseorang
menggandengkan seseorang berpuasa dibulan sya’ban kemudian dia melanjutkan dibulan
ramadhan, karena hal ini agar ramadhan benar-benar terlihat spesial

Nabi bersabda:
Apabila telah lewat setengah bulan syaban maka jangan berpuasa, kecuali memang orang
yang sudah terbiasa berpuasa sunnah, misal senin kamis

Dalam shahih bukhari disebutkan, nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

Janganlah seseorang mendahuli puasa bulan ramadhan dengan puasa sehari atau dua hari
sebelumnya, kecuali orang yang sudah terbiasa berpuasa maka lanjutkan puasanya

Ini adalah dalil-dalil yang menunjukan bahwa nabi ingin menunjukkan tentang keutamaan
bulan ramadhan

Dalam hadits-hadits lainnya disebutkan tentang keutamaan bulan ini diantaranya


Khutbah kedua

Saat perang Uhud, beliaulah yang mempertahankan Rasulullah SAW sehingga terhindar dari
mata pedang musuh, sehingga putus jari-jari beliau. Thalhah gugur dalam Perang Jamal di
masa pemerintahan Ali bin Abi Thalib dalam usia 64 tahun dan dimakamkan di Basrah.

Kembali ke mimpi Thalhah. Kisah ini mengenai dua orang lelaki dari Baliy, sebuah
perkampungan dari suku Qudhâ’ah. Dari sumber lainnya, kedua merupakan kepala suku dan
kaya raya. Keduanya masuk Islam bersama dan menjadi sahabat-sahabat yang bertakwa.

Saat Islam membutuhkan bantuan, mereka dengan ringan tangan membantu, harta maupun
tenaga. Hingga suatu saat kedua mendapat panggilan untuk berjihad.

Seperti yang sudah-sudah, keduanya dengan gembira menyambut panggilan jihad tersebut.
Jihad merupakan ibadah yang diidam-idamkan para sahabat karena jika mereka meninggal
dalam perang, mereka akan mati syahid dan dijamin masuk surga.

Keduanya bertempur dengan gagah berani hingga banyak anggota pasukan musuh yang
tewas di tangan mereka. Namun dalam perang tersebut, satu di antaranya keduanya mati
syahid. Sedangkan teman satunya pulang dan membawa kemenangan gemilang. Setahun
kemudian, dia meninggal karena sakit.

Beberapa waktu kemudian, suatu malam Thalhah bermimpi tentang keduanya. Dalam
mimpinya itu, Thalhah berada di depan pintu surga bersama kedua sahabat yang telah
meninggal tersebut.

Tiba-tiba dari dalam surga terdengar suara yang memanggil sahabat yang meninggal karena
sakit di dalam kamarnya. Suara tersebut mempersilahkan si sahabat untuk masuk surga.

Setelah itu, suara dari dalam surga kembali terdengar dan memanggil sahabat yang mati
syahid. Masuklah sahabat tersebut masuk surga. Kembali suara itu terdengar dan berkata
kepada Thalhah, “Kembalilah karena belum waktumu masuk surga”. Thalhah pun terbangun
dari mimpinya.

Keesokan harinya, Thalhah menceritakan mimpinya tersebut kepada sahabat-sahabat


lainnya. Namun para sahabat tidak percaya. Mereka tidak percaya bagaimana mungkin
sahabat yang meninggal karena sakit itu dipanggil lebih dahulu masuk surga dari pada yang
mati syahid.

Hingga desas-desus peristiwa mimpinya Thalhah tersebut terdengar Rasulullah SAW. Lalu
dipanggillah Thalhah untuk menceritakan mimpinya tersebut. Setelah mendengar cerita
tersebut, Rasullullah membenarkan tentang mimpi Thalhah itu. Para sahabat pun heran.

Beliau berkata, “Apa yang membuat kalian heran?” Para sahabat menjawab, “Wahai
Rasulullah orang yang pertama ini adalah yang paling banyak jihadnya di antara mereka, lalu
ia mati syahid, tapi kenapa temannya yang meninggal terakhir masuk surga lebih dahulu
darinya?” Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam berkata, “Bukankah temannya itu masih
hidup setahun setelah kematiannya?” Mereka menjawab, “betul”.
Beliau berkata, “Dan bukankah ia masih mendapati Ramadan, lalu ia berpuasa, melakukan
salat ini dan itu selama satu tahun itu?!” Mereka menjawab, “betul”. Maka Rasulullah
berkata, “Maka jarak antara mereka lebih jauh dariapda jarak antara langit dan bumi!”.
(Diriwayatkan oleh Ahmad, Ibnu Majah, dan Ibnu Hibban dengan sanad yang shahih, dari
Abu Salamah bin Abdurrahman)

Masya Allah. Kisah tersebut memperlihatlah kepada kita betapa keutamaan Ramadan dan
ibadah di dalamnya dapat mengalahkan keutamaan seorang yang mati syahid yang sangat
agung.

Termasuk nikmat yang sangat besar terhadap seorang hamba, Allah memberinya
kesempatan dan umur panjang dalam ketaatan kepada Allah. Hal tersebut sebagaimana
ketika Rasulullah ditanya, “Siapakah manusia yang paling baik?”

Beliau menjawab, “Siapa saja yang panjang umurnya dan baik amalannya.” [Diriwayatkan
oleh Ahmad dan At-Tirmidzy dari Abdullah bin Busr radhiyallâhu ‘anhu].

Anda mungkin juga menyukai