ANDI ADRIANA AT
P1806213514
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2017
PENGARUH PENERAPAN SURGICAL SAFETY CHEKLIST
DENGAN KEJADIAN INFEKSI LUKA OPERASI PADA
PASIEN SECTIO CAESAREA DI RSUD TENRIAWARU
KABUPATEN BONE TAHUN 2017
Tesis
Program Studi
Kesehatan Masyarakat
ANDI ADRIANA AT
kepada
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2017
iii
iv
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa tesis yang saya tulis ini benar-
benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakan
pengambilalihan tulisan atau pemikiran orang lain. Apabila di kemudian hari
terbukti atau dapat dibuktikan bahwa sebagian atau keseluruhan tesis ini
hasil karya orang lain, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan
tersebut.
Andi Adriana A T
v
PRAKATA
Bismillahirahmanirahim
dan motivasinya. Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih yang tak
terhingga kepada Ibu Dr. Fridawaty Rivai, SKM. MARS dan Bapak Dr.dr.
2. Prof. Dr. drg. Andi Zulkifli Abdullah, M.Kes, selaku Dekan Fakultas
Rumah Sakit.
3. Dr. dr. Noer Bahry Noor, M.Sc., Prof. Dr. dr. Alimin Maidin, MPH dan
tesis ini.
Sakit. Dr. Resti Elvira Sarlim, drg. Mufidah Al’amri, Dian Ekawati,
dan Fuad terima kasih atas seluruh kemudahan dan bantuan yang
diberikan.
8. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah
orang tua tercinta Ayahanda Andi Tabrani dan Ibunda Hj. Andi Caya.
dan doa restu di setiap langkah ini, kiranya amanah yang diberikan kepada
atas segala kekhilafan dan keterbatasan yang ada, sekaligus semoga Allah
SWT membalas segala budi baik yang telah diberikan dan memberkati kita
semua. Akhir kata semoga Tesis ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Amin.
Penulis
viii
ABSTRAK
ABSTRACT
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL………………………………………………….. i
LEMBAR PENGESAHAN ………………………………………….. iii
PRAKATA ………………………………………………………….. v
ABSTRAK …………………………………………………………….. viii
ABSTRACT …………………………………………………….…….. ix
DAFTAR ISI……………………………………………………….…... x
DAFTAR TABEL ………………………………………………..……. xii
DAFTAR GAMBAR ……………………………………………….….. xiv
DAFTAR ISTILAH ………………………………………………….. xv
DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………… xvi
BAB I PENDAHULUAN
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
2 Kerangka Teori 44
3 Kerangka Konsep 45
DAFTAR ISTILAH
1. SSC : Surgical Safety Checklist
2. AHA : American Hospital Association
3. ILO : Infeksi Luka Operasi
4. KTD : Kejadian Tidak di Harapkan
5. MDG’s : Millenium Development Goals
6. MENKES : Kementerian Kesehatan
7. NPSA : National Patient Safety Agency
8. RS : Rumah Sakit
9. SDM : Sumber Daya Manusia
10. SPM : Standar Kepuasan Minimal
11. SOP : Standar Operasional Prosedur
12. USA : United State American
13. UK : United Kingdom
14. WHO : World Health Organization
15. SURPASS : Surgical Patient Safety System
16. IBS : Instalasi Bedah Sentral
17. NNIS : National Nosocomial Infection Surveillace
18. SPO : Standar Prosedur Operasional
19. JCI : Joint Commission International
20. VAP : Ventilator Associated Pneumonia
21. ASA : American Society of Anesthesiologists
22. SC : Sectio Caesarea
23. KKP-RS : Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit
24. KARS : Komite Akreditasi Rumah Sakit
25. BLUD : Badan Layanan Umum Daerah
26. RR : Relative Risk
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
terapi konservatif, namun tidak jarang pula klien yang sakit harus
penyakitnya.
komplikasi pembedahan.
dari total populasi Amerika Serikat dilaporkan terjadi 21 operasi pada sisi
yang salah hanya dalam satu tahun (Oktober 2008 s/d Oktober 2009).
Patient Safety juga merupakan salah satu dimensi mutu yang saat ini
jumlah angka kematian di seluruh dunia. Tujuan utama dari SSC untuk
sebelum induksi anestesi (Sign In), sebelum dilakukan insisi kulit (Time
Out) dan sebelum mengeluarkan pasien dari kamar operasi (Sign Out).
SSC tersebut sudah baku dari WHO yang merupakan alat komunikasi
3
yang aman dan berkualitas pada pasien. Safety & compliance, SSC
dan angka kematian menurun dari 1,9% menjadi 0,2%. Pelaksanaan SSC
kematian di rumah sakit akibat operasi dari 3,7% menjadi 1,4% angka
Infeksi Luka Operasi (ILO) turun dari 11,2% menjadi 6,6% dan kehilangan
darah lebih dari 500 ml turun dari 20,2% menjadi 13,2%. Penelitian
checklist kelompok studi ini juga melakukan intervensi perkenalan diri dan
lain-lain. Tim operasi bisa jadi bekerja tanpa saling mengetahui nama
akibatnya akan sulit bagi anggota tim untuk bertanya, mengingatkan atau
Penelitian Vries et al., (2009) pada salah satu studi analisis kohort
praoperasi lebih lama dari 23.9 –29.9 menit menjadi 32.9 menit, tetapi
proporsi pasien yang tidak menerima antibiotik sampai insisi kulit menurun
sebesar 6%.
5
lalu, SSC yang digunakan mengacu pada SSC buatan WHO. Koordinator
tersebut. Selama penerapan SSC di IBS kendala yang sering terjadi jika
ada operasi yang bersamaan penerapan SSC sering terlewat dan juga
post operasi lainnya juga menjadi perhatian yang serius di seluruh dunia.
alat tidak secara konsisten diikuti. Hal ini sering diakibatkan bukan karena
kaya dan miskin, tetapi keduanya sering memberikan terlalu awal, terlalu
pendekatan sebuah sistem yang luas, yang tidak hanya merupakan tugas
digunakan untuk bedah umum, THT, mata, kulit, bedah ortopedi dan
operasi yang terdiri dari 3 dokter spesialis bedah umum, 1 dokter spesialis
Bone. Pada tahun 2016 didaptkan tindakan SC sebanyak 643 orang dan
lengkap dan 35% masih belum lengkap. dan sepanjang tahun 2016 ada 7
kasus infeksi luka yang terdata sebanyak 13 kasus. Data pasien yang
B. Kajian Masalah
Infeksi luka operasi (ILO) merupakan infeksi yang sering terjadi pada
bahwa sekitar 5%-34% dari total infeksi nosokomial adalah ILO (Haryanti
tersering yang terjadi di rumah sakit sekitar 14-16% dari total pasien di
bahwa dari pasien post operasi yang dilakukan pemeriksaan kultur ILO
yang terdiri dari ILO superfisial incision 70,6%, ILO deep incision 23,5%
dan ILO organ 5,9%. ILO ditemukan paling cepat hari ketiga dan yang
terbanyak ditemukan pada hari ke lima dan yang paling lama adalah hari
ketujuh.
mellitus, obesitas, malnutrsi berat serta faktor lokasi luka yang meliputi
dan lokasi luka yang mudah tercemar sedangkan, faktor operasi misalnya
tehnik operasi (Suatmadji, 2015). Faktor kejadian ILO pada pra operasi
penyembuhan dan bebas dari infeksi luka yang ditimbulkan dari infeksi
inflamasi. Potter dan Perry (2006), yang menyatakan bahwa infeksi luka
faktor intrinsik.
kejadian ILO pada pasien dari penyakit penyerta yang dialami pasien
seperti diabetes atau pada pasien yang memiliki kelebihan gula darah
(Septiari, 2012).
11
belum sesuai dengan peran dan fungsi masing-masing dari tim bedah.
Peran dan tugas semua tim bedah belum dijalankan sesuai dengan
komplikasi yaitu ILO kemudian pada tahun 2016 periode januari sampai
memastikan benar lokasi, benar prosedur, dan benar pasien. Hal ini
fatal. Oleh karena itu, rumah sakit perlu menyusun dan menerapkan
prosedur yang kita miliki benar, kita perlu merujuk kepada The (US)
yang sering terjadi jika ada operasi yang bersamaan penerapan SSC
diri dan perannya dalam tim, kondisi pasien, potensi penyulit yang
Tanpa perkenalan yang cukup, tim operasi bisa jadi bekerja tanpa
C. Rumusan Masalah
seharusnya tidak lebih dari 1,5% tetapi pada data yang diperoleh
d) Apakah sign in, time out, atau sign out, tahapan yang paling
(ILO)
D. Tujuan Penelitian
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
klinis.
2. Manfaat Praktis
Tenriawaru Bone.
luka operasi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
studi uji coba checklist di delapan rumah sakit di enam negara WHO
angka komplikasi yang terjadi dari 11% menjadi 7%. Tujuan utama dari
(WHO, 2009). Tujuan dari checklist ini dalam prakteknya juga untuk
pasien sebesar 77% dan sebanyak 48% waktu tim operasi terbuang
kematian.
Panduan ini mulai disusun sejak tahun 2005 oleh pakar keselamatan
operasi.
secara lisan kepada pasien, dokter anastesi dan ahli bedah mengenai
dilakukan serta sisi yang akan dioperasi. Jika perlu koordinator akan
alergi, dan mesin anastesi apakah berfungsi dengan baik atau tidak,
operasi.
terlibat dalam operasi. SSC dibagi tiga tahap yaitu sebelum induksi
anestesi (Sign In), periode setelah induksi dan sebelum bedah sayatan
(Time Out), dan periode selama atau segera setelah penutupan luka
tapi sebelum mengeluarkan pasien dari operasi kamar (Sign Out). Pada
lebih lanjut.
a. Fase Sign In
dikonfirmasi, prosedur dan sisi operasi sudah benar, sisi yang akan
60 menit sebelumnya.
Fase sign out adalah fase tim bedah akan meninjau operasi yang
meliputi kejadian operasi salah sisi, kejadian operasi salah orang, kejadian
23
Infeksi Luka Operasi (ILO) Menurut Centers for Disease Control and
yaitu:
1) Superficial Incisional
hanya terjadi meliputi kulit dan jaringan subkutan pada luka insisi
2) Deep Incisional
pembedahan dengan atau tanpa implant atau dalam satu tahun bila
organ atau rongga tubuh yang lain dari tempat insisi yang telah
operasi (rawat inap atau rawat jalan), kembali ke ruang operasi akibat
terlepas.
hematoma.
e. Kematian
setelah pembedahan
26
1. Pengertian
yang dilahirkan melalui insisi atau penyayatan pada dinding perut dan
dinding rahim dengan syarat rahim ibu dalam keadaan baik dan berat
cara penyayatan atau insisi pada dinding perut dan dinding rahim
dengan syarat rahim ibu dalam keadaan baik dan berat janin diatas
a) Faktor janin.
- Letak sungsang
abdomen.
- Letak lintang
janin.
- Gawat janin
yang progresif.
- Janin abnormal
e) Plasenta
1. Plasenta previa
2. Solusio plasenta
dalam rahim.
3. Plasenta accreta
pengangkatan rahim.
4. Vasa previa
yang banyak.
f) Faktor Ibu
rumah sakit. Ada 5 (lima) isu penting yang terkait dengan keselamatan
rumah sakit yang terkait kelangsungan hidup rumah sakit. Namun harus
diakui kegiatan institusi rumah sakit dapat berjalan apabila ada pasien.
dilaksanakan dan hal tersebut terkait dengan isu mutu dan citra perumah
cedera yang tidak seharusnya terjadi atau bebas dari cedera yang
32
VIII/ 2011, keselamatan pasien rumah sakit adalah suatu sistem dimana
rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman yang meliputi asesmen
kira 2400 tahun yang lalu yaitu Primum, non nocere (First, do no harm).
sakit terdapat ratusan macam obat, ratusan tes dan prosedur, banyak alat
adalah insiden yang sudah terpapar ke pasien, tetapi tidak timbul cedera.
cedera yang serius (Permenkes Nomor 1691/ Menkes/ Per/ VIII/ 2011).
rumah sakit dan tenaga kesehatan yang bekerja di rumah sakit wajib
rumah sakit;
rumah sakit;
ini. Diakui bahwa desain sistem yang baik secara intrinsik adalah
paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan rawat
darurat.
Rumah sakit ini dibangun pada tahun 1985 atas bantuan Bank Dunia dan
Soppeng.
sebagai rumah sakit yang terakreditasi penuh tingkat dasar untuk 5 (lima)
pelayanan rawat inap, rawat jalan, gawat darurat dan tindakan medik.
yang berlaku.
40
perorangan.
perorangan.
Umum Daerah
Fridawaty Determinan RSUP Studi 154 orang Ada hubungan antara Implementasi Pengamatan
Rivai, Infeksi obeservasional
luka Dr.Sardjito waktu pemberian SSC sampai
Tjahjono Operasi prospektif
pasca Yogyakarta antibiotik profilaksis discharge
Koentjoro, bedah sesar Pengamatan lama rawat prabedah atau 7 hari
Adi Utarini sampai dan lama rawat pasca pasca
2013 discharge atau bedah dengan kejadian pembedahan
30 hari pasca ILO
Pembedahan
Hendrik Gambaran RS PKU Deskriptif - Hasil kegiatan yang Implementasi Tahapan
Hermawan penerapan SSC Muhammadiya kualitatif dilakukan oleh petugas SSC yang diamati
2014 fase time out h Gombong kategori baik sesuai fase sign in,
pedoman Surgical time out, sign
Patient Safety out
42
43
43
44
F. Kerangka Teori
G. Kerangka Konsep
Penerapan
Safety surgery cheklist
(WHO, 2008)
Sign in
Kejadian Infeksi Luka
operasi (ILO) pada
Time Out pasien Sectio Caecarea
( WHO, 2009)
Sign Out
H. Hipotesis penelitian
Tenriawaru Bone.
Tenriawaru Bone.
Tenriawaru Bone.
47
No Variabel Definisi Teori Definisi Indikator Alat Ukur Skala Hasil ukur
Operasional
1 Surgical Daftar periksa untuk Hasil 1. Sign In Lembar Nominal Jawaban
Safety memberikan pembedahan observasi 2. Time Out observasi Ya : Jika
Checklist yang aman dan berkualitas peneliti di 3. Sign Out dilkukan
pada pasien. SSC Tidak : Jika
RSUD
merupakan alat komunikasi tidak dilakukan
Tenriawaru
untuk keselamatan pasien tentang
yang digunakan oleh tim kelengkapan
profesional di ruang implementasi
operasi
SSC
2 Sign In Fase sebelum induksi Hasil Sebelum Induksi Lembar Nominal Jawaban
anestesi koordinator observasi anastesi pada Observasi Ya : Jika
secara verbal memeriksa peneliti di pasien dilkukan
Tidak : Jika
apakah identitas pasien RSUD
tidak dilakukan
telah dikonfirmasi, Tenriawaru
prosedur dan sisi operasi tentang fase
sudah benar, sisi yang Sign In.
akan dioperasi telah
ditandai, persetujuan
untuk operasi telah
47
48
No Variabel Definisi Teori Definisi Indikator Alat Ukur Skala Hasil ukur
Operasional
diberikan, pulse oxymetri
pada pasien berfungsi
3 Time Out Fase setiap anggota tim Hasil Sebelum sayatan di Lembar Nominal Jawaban
operasi memperkenalkan observasi kulit pasien Observasi Ya : Jika
diri dan peran masing- peneliti di dilkukan
Tidak : Jika
masing. Tim operasi RSUD
tidak dilakukan
memastikan bahwa Tenriawaru
semua orang di ruang tentang Time
operasi saling kenal. Out.
Sebelum melakukan
sayatan pertama pada
kulit tim mengkonfirmasi
dengan suara yang keras
mereka melakukan
operasi yang benar, pada
pasien yang benar.
4. Sign Out Fase tim bedah akan Hasil Sebelum pasien Lembar Nominal Jawaban
meninjau operasi yang observasi meninggalkan ruang Observasi Ya : Jika
telah dilakukan. Dilakukan peneliti di operasi dilkukan
Tidak : Jika
pengecekan kelengkapan RSUD
tidak dilakukan
spons, penghitungan Tenriawaru
48
49
No Variabel Definisi Teori Definisi Indikator Alat Ukur Skala Hasil ukur
Operasional
instrumen, pemberian tentang fase
label pada spesimen, Sign out.
kerusakan alat atau
masalah lain yang perlu
ditangani
49
50
No Variabel Definisi Teori Definisi Indikator Alat Ukur Skala Hasil ukur
Operasional
adanya
pelepasan
jahitan, darah
sulit membeku
pada garis
jahitan
4. Dehiscence
adalah
terbukanya luka
partial atau total
50
51
BAB III
Metode Penelitian
A. Desain Penelitian
tertentu dan dan dihitung risiko relative atau resioko insiden (RR).
Efek (-)
n = 56.29055
n = 57
Nilai proporsi dalam sampel ini diperoleh dari penelitian yang dilakukan
Patient Outcomes.
penelitian adalah:
dengan baik.
penelitian :
pasien)
54
a. Data Primer
b. Data Sekunder
F. Pengolahan Data
a. Editing
b. Coding
55
c. Tabulating
G. Analisis Data
sebagai berikut :
1. Analisis Univariat
2. Analisis Bivariat
Positif A b a+b
Negatif C d c+d
berikut :
3. Analisis Multivariat
nilai p < 0,25. Alasan penggunaan standar nilai p < 0,25 adalah
H. Etika Penelitian
protection from (Polit and Beck, 2008). Peneliti juga membuat informed
58
1. Prinsip Etika
a. Beneficience
b. Self determination
c. Privacy
disimpan dengan baik dan jika sudah tidak diperlukan lagi, data
d. Anonymity
e. Justice
responden.
2. Informed consent
dilakukan.
60
BAB IV
A. Hasil Penelitian
pasien.
caesarea (sign in, time out, dan sign out) dan infeksi yang dirasakan pada
pengolahan dan analisis data. Alat ukur yang digunakan adalah lembar
observasi yang berisi isian Ya dan Tidak, yang disesuaikan dengan tujuan
bentuk tabel deskriptif maupun tabel uji. Hasil analisis pengaruh variabell
61
berikut:
1. Analisis Univariat
a. Karakteristik Pasien
umum atau data umum pasien di lokasi penelitian yang sedang diamati,
b. Variabel Penelitian
terlibat dalam operasi. SSC dibagi tiga tahap yaitu sebelum induksi
anestesi (Sign In), periode setelah induksi dan sebelum bedah sayatan
(Time Out), dan periode selama atau segera setelah penutupan luka tapi
sebelum mengeluarkan pasien dari operasi kamar (Sign Out). Pada setiap
lanjut.
63
dan sisi operasi sudah benar, sisi yang akan dioperasi telah ditandai,
pasien apakah pasien ada risiko kehilangan darah, kesulitan jalan nafas,
reaksi alergi.
riwayat alergi dan risiko kehilangan darah > 500 cc. Sedangkan risiko
sayatan pertama pada kulit tim mengkonfirmasi dengan suara yang keras
mereka melakukan operasi yang benar, pada pasien yang benar. Mereka
menit sebelumnya.
65
anestesi, dan antisipasi keadaan kritis pada tim perawat. Sebanyak 42.1%
Fase sign out adalah fase tim bedah akan meninjau operasi yang
lain yang perlu ditangani. Langkah terakhir yang dilakukan tim bedah
operasi.
Tabel 4.9 menunjukkan infeksi luka setelah operasi SC. Dari hasill
uteri terasa panas di daerah jahitan, dan terasa nyeri bila ditekan.
Tabel 4.10 menunjukkan infeksi luka setelah operasi SC. Dari hasil
2. Analisis Bivariat
pada tahap sign-in dengan kejadian infeksi post operasi SC. Jika petugas
kesehatan tidak melaksanakan tahap ini dengan baik maka akan terjadi
infeksi dan 35 pasien (92.1%) tidak mengalami infeksi post operasi SC.
Hasil uji analisis statistik menggunakan uji chi square diperoleh nilai p
(0.048) < 0.05 yang berarti bahwa terdapat hubungan antara penerapan
prosedur SSC pada tahap sign-in dengan kejadian infeksi setelah operasi
SC. Nilai PR sebesar 4.0 yang berarti bahwa prosedur yang tidak
diterapkan pada tahap sign-in akan berisiko 4 kali mengalami infeksi post
aturan.
pada tahap time-out dengan kejadian infeksi post operasi SC. Jika
petugas kesehatan tidak melaksanakan tahap ini dengan baik maka akan
terjadi infeksi post operasi SC. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari
Hasil uji analisis statistik menggunakan uji chi square diperoleh nilai p
(0.027) < 0.05 yang berarti bahwa terdapat hubungan antara penerapan
operasi SC. Nilai PR sebesar 4.813 yang berarti bahwa prosedur yang
tidak diterapkan pada tahap time-out akan berisiko 4.813 kali mengalami
pada tahap sign-out dengan kejadian infeksi post operasi SC. Jika
petugas kesehatan tidak melaksanakan tahap ini dengan baik maka akan
terjadi infeksi post operasi SC. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari
Hasil uji analisis statistik menggunakan uji chi square diperoleh nilai p
(0.488) < 0.05 yang berarti bahwa tidak terdapat hubungan antara
setelah operasi SC. Nilai PR sebesar 1.677 yang berarti bahwa prosedur
yang tidak diterapkan pada tahap sign-out akan berisiko 1.677 kali
dengan kejadian infeksi post operasi SC. Jika petugas kesehatan tidak
Hasil uji analisis statistik menggunakan uji chi square diperoleh nilai p
(0.034) < 0.05 yang berarti bahwa terdapat hubungan antara penerapan
sebesar 4.480 yang berarti bahwa prosedur yang tidak diterapkan akan
3. Analisis Multivariat
operasi SC. Hasil dari regresi logistik tidak bisa langsung diinterpretasikan
dilakukan dengan melihat nilai dari exp(B) (nilai estimasi odds rasio) atau
kejadian infeksi setelah operasi SC sebesar 16.2%. Jadi dari hasil regresi
pelaksanaan SSC pada tahap time out dengan besar pengaruh sebesar
B. Pembahasan
terlibat dalam operasi. SSC dibagi tiga tahap yaitu sebelum induksi
anestesi (Sign In), periode setelah induksi dan sebelum bedah sayatan
(Time Out), dan periode selama atau segera setelah penutupan luka tapi
sebelum mengeluarkan pasien dari operasi kamar (Sign Out). Pada setiap
lanjut
terdiri dari perawat, dokter bedah, anestesi dan lainnya. Tim bedah harus
mulai dari the briefing phase, the time out phase, the debriefing phase
2011).
dan angka komplikasi berkurang dari 11% menjadi 7,0% (Haynes, et al.
2009). Penelitian Latonsky menghasilkan hal yang serupa bahwa jika SSC
penurunan dari 1,5% menjadi 0,8% dan angka komplikasi turun dari 11%
prosedur dengan baik maka akan terjadi infeksi post operasi SC. Hasil
77
pasien (93.7%) tidak mengalami infeksi post operasi SC. Angka tersebut
Hasil uji analisis statistik menggunakan uji chi square diperoleh nilai p
sebesar 4.480 yang berarti bahwa prosedur yang tidak diterapkan akan
mendokumentasikan semua fase dalam SSC yaitu fase sign in pada saat
pasien masuk ke kamar operasi dan pra anestesi, fase time out dimana
masalah yang mungkin dihadapi, fase sign out yaitu sebelum dokter
perut.
dkk (2013), dengan judul determinan infeksi luka operasi post bedah SC,
prabedah (OR = 1,12; 95%CI = 1,02 -1,24) dan lama rawat postbedah
uji regresi logistik ganda menemukan lama rawat post bedah merupakan
menjadi 6,6% dan risiko kehilangan darah lebih dari 500 ml turun dari
dokter anastesi, 71,7 % menjadi 85,5 % ole dokter bedah dan 81,6 %
menurunkan angka komplikasi yang terjadi dari 11% menjadi 7%. Tujuan
operasi (WHO, 2009). Tujuan dari checklist ini dalam prakteknya juga
pasien sebesar 77% dan sebanyak 48% waktu tim operasi terbuang sia-
sia. Masloman (2014), selain komunikasi, kerjasama tim yang kurang baik
kotor oleh darah, sekret luka atau kontaminasi dari luar seperti air kotor
penyebab yang lain, diantaranya faktor usia, dan faktor-faktor yang tidak
Infeksi luka operasi (ILO) lebih banyak terjadi di Instalasi Rawat Jalan
yaitu terutama Poli kandungan. Hal ini disebabkan karena banyak faktor
dari luar rumah sakit dan berbagai keadaan ketika pasien berada di rumah
infeksi yang terjadi ketika pasien masih berada di Ruang Perawatan yaitu
faktor eksogen yang meliputi teknik perawatan luka dan endogen yang
dengan Infeksi Luka Operasi (ILO) pada pasien post operasi di RSUD
Tenriawaru Bone.
semua rumah sakit yang diakreditasi oleh Komite Akreditasi Rumah Sakit.
Kesehatan RI No. 1691 Tahun 2011 dan Nine Life- Saving Patient Safety
Solutions dari WHO Patient Safety yang digunakan juga oleh Komite
Keselamatan Pasien Rumah Sakit PERSI (KKPRS PERSI), dan dari Joint
Kesalahan ini adalah akibat dari komunikasi yang tidak efektif atau tidak
dalam penandaan lokasi (site marking), dan tidak ada prosedur untuk
82
verifikasi lokasi operasi. Di samping itu pula asesmen pasien yang tidak
dari komunikasi yang tidak efektif atau yang tidak kuat antara anggota tim
operasi (site marking), dan tidak ada prosedur untuk verifikasi lokasi
tanda yang mudah dikenali. Tanda itu harus digunakan secara konsisten
termasuk sisi (laterality), multiple struktur (jari tangan, jari kaki, lesi) atau
yang dibutuhkan
sudah diterima secara umum dari WHO Patient Safety. Rumah sakit
telah dikonfirmasi, prosedur dan sisi operasi sudah benar, sisi yang
darah > 500 cc. Sedangkan risiko kesulitan nafas sebanyak 9 pasien
(15.8%).
SSC.
penelitian pada 232 pasien selama 2 bulan pada pasien yang belum
diintervensi oleh penerapan SSC dan 249 pasien selam 2 bulan yang
dengan kejadian infeksi post operasi SC. Jika petugas kesehatan tidak
melaksanakan tahap ini dengan baik maka akan terjadi infeksi post
diperoleh nilai p (0.048) < 0.05 yang berarti bahwa terdapat hubungan
86
infeksi setelah operasi SC. Nilai PR sebesar 4.0 yang berarti bahwa
prosedur yang tidak diterapkan pada tahap sign-in akan berisiko 4 kali
pada tahap sebelum insisi kulit (time-out). Dari hasil observasi 100.0%
ini dengan baik maka akan terjadi infeksi post operasi SC. Hasil
Hasil uji analisis statistik menggunakan uji chi square diperoleh nilai
salah pasien dan salah prosedur tidak terjadi. Hal-hal diatas penting
Fase Sign Out adalah fase tim bedah akan meninjau operasi yang
alat atau masalah lain yang perlu ditangani. Langkah akhir yang
Hal ini cukup penting sebab ada kondisi dimana pasien atau
makan, kapan boleh bergerak kanan kiri, kapan boleh bangun atau
atau keluar darah dari luka operasi setelah pemulihan. Pada keadaan
tindakan pembedahan.
sign-out.
dengan kejadian infeksi post operasi SC. Jika petugas kesehatan tidak
melaksanakan tahap ini dengan baik maka akan terjadi infeksi post
91
nilai p (0.488) < 0.05 yang berarti bahwa tidak terdapat hubungan
infeksi setelah operasi SC. Nilai PR sebesar 1.677 yang berarti bahwa
al, 2008).
in), setelah induksi dan sebelum dilakukan sayatan bedah (Time out),
dan periode selama atau segera setelah penutupan luka dan sebelum
dapat merugikan baik pihak rumah sakit, staf yang terlibat terutama
mungkin disebabkan oleh karena pada masa kerja yang lebih pendek
dan kepatuhan pengisian SSC : Sign In, time out, dan sign out, bisa
Operasional (SPO).
(KTD) yaitu kesalahan atau kegagalan yang bersifat aktif (active errors
lebih kepada tindakan yang tidak aman yang dilakukan oleh staf yang
caesarea.
infeksi post operasi SC. Infeksi yang didapatkan pada pasien post
luka yang baik pada saat pasien pulang ke rumah serta nutrisi yang
luka yang kurang baik pada saat pasien pulang ke rumah serta
square diperoleh nilai p (0.034) < 0.05 yang berarti bahwa terdapat
keselamatan pasien.
Tenriawaru Bone.
sendiri.
bedah yang sangat merugikan pasien dan rumah sakit jika tidak
prosedurnya.
dijadikan salah satu tolak ukur mutu pelayanan rumah sakit. Izin
peran organisasi dan manajemen dalam hal ini Rumah Sakit dan
dalam harus merubah pola pikir atau mind set. Pada hasil penelitian
secara individu maupun tim. Pasien dalam hal ini dalan sasaran di
di kamar operasi.
memberi obat pada luka tersebut dan tidak hanya ditutup dengan
kassa steril saja. Bagi Perawat di Poli Bedah dan Poli Kandungan
kejadiannya.
harus mengacu pada visi, misi, dan tujuan rumah sakit, kebutuhan
bisnis yang sehat, dan faktor-faktor lain yang berpotensi risiko bagi
Rumah Sakit”
Berkaitan hal tersebut diatas maka perlu ada kejelasan perihal tujuh
penerapan:
keselamatan pasien.
B.Bagi Unit/Tim :
ada insiden
Keselamatan Pasien
staf rumah sakit anda dan pastikan pelatihan ini diikuti dan
diukur efektivitasnya.
B.Untuk Unit/Tim :
Keselamatan Pasien
penerapan:
rumah sakit
B.Untuk Unit/Tim :
sakit.
PERSI.
B. Untuk Unit/Tim :
pasien.Langkah penerapan :
B.Untuk Unit/Tim :
penerapan:
mengidentifikasi penyebab
110
yang telah terjadi dan minimum satu kali per tahun untuk
B.Untuk Unit/Tim :
insiden
luas.
direncanakan
B.Untuk Unit/Tim :
rumahsakit.
dan tidak harus serentak. Pilih langkah-langkah yang paling strategis dan
Bila tujuh langkah ini telah dilaksanakan dengan baik rumah sakit dapat
dari :
mengakibatkan cedera.
5. Kejadian Sentinel
yaitu:
system of care”
114
bagian lainnya.
sisi organisasinya.
No.44/2009).
bahkan kematian.
dan 6,6% KTD berupa meninggal dunia. Di kota New York KTD
(Depkes, 2008).
2012).
terdiri atas 2 jenis, yaitu IPSG tingkat rumah sakit dan IPS
BAB V
A. Kesimpulan
B. Saran
1. Petugas
a) Perlu peran serta yang lebih besar dari pihak manajemen Rumah
RSUD Tenriawaru.
pasien.
123
DAFTAR PUSTAKA
Agency for Healthcare Research and Quality (AHRQ),2009 AHRQ Quality
Indicators Guide to Patient Safety Indicators., 4.2.
American Society of Anesthesiologist Task Force on Obstetric Anesthesia,
2007. Practice Guidelinesfor Obstetric Anesthesia: An Update
Report by the American Society of Anethesiologists Task Force
on Obstetric Anesthesia.
Aprilia,S., 2011. Faktor-faktor yang mempengaruhi perawat dalam
penerapan internasional patient safety goals (IPSG) pada
akreditasi JCI (Joint Commission Iinternational ) di instalasii
rawat inap RS swasta tahun 2011. Universitas Indonesia.
Andayani & Inayati 2012. Pengaruh Umur dan Penyakit Penyerta terhadap
Risiko ILO pada Pasien Bedah,Gastrointestinal. 2(2).
Asyifa, A.& Mato,S.,2012. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan ILO
di RSUP DR. Wahidin Sudirohusodo Makassar.1(2).
Athifah N, Pasinring, S.A. & Kapalawi,I.2014. Gambaran Budaya
Keselamatan Pasien di RSUD Syekh Yusuf Kabupatan Gowa.
Repository Unhas, pp. 1-16
Basri, H.,2007. Pengembangan Manajemen Kinerja Perawat dan Bidan
Evaluasi Pelatihan di Kulon Progo. Available at :
http://www.kinerjaklinik-perawatbidan.or.id[Accessed December
20, 2016].
Cahyono, J.S.B., 2012, Membangun Budaya Keselamatan Pasien dalam
Praktik Kedokteran, Yogyakarta: Kanisius
Cavoukian, A, 2009, Surgical Safety Checklist, Canada: Council of
Canadian Academies.
Chandranita, I.A., 2009. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita.
Jakarta: EGC
DEPKES . 2008. Panduan Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit.
Dharma,K.K.2011. Metodologi Penelitian Keperawatan ; Trans Info Media,
Jakarta.
124
Howard, A.W, 2011, Surgical Safety WHO SSC, The New England Journal
of Medicine.
Institute of Medicine, 2008, To Err is Human: Building a Safer Health
System. Washington D.C: The National Academies Press..
Joint Commision International (JCI). 2011 Patient Safety, essentials for
health care. (International Edition).USA.
Karina, 2014. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pelaksanaan
Keselamatan Pasien di Kamar Bedah. Repository UGM.
Kemenkes, 2011. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK
INDONESIA NOMOR 1691 / MENKES / PER / VIII /2011.
Khofiyah, 2015. Evaluasi pelaksanaan SSC di rumah sakit
muhamdiyah:gombong:Stikes Muhammadiyah.
Khon, L.T., Corrigan,J.M. & Donaldson, M.S., 1999. To Err is Human:
Building a Safer Health System Co. on Q. of H.C. In America,
ed., Washington DC: National Academy Press.
Latosinsky, S., Thirlby, R., Urbach, D. 2010 Use of a SSC to Reduce
Morbidity and Mortality. Canadian Journal of Surgery, 53(1) pp.
64-66.
Masloman, A.P., dkk., 2012.. Analisis Pelaksanaan Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi di Kamar Operasi RSUD. Dr. Sam
Ratulangi Tondano., pp.238-249.
Menteri Kesehatan RI. 2011. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
1691/MENKES/PER/VIII/2011 Tentang Keselamatan Pasien
Rumah Sakit.Departemen Kesehatan RI.
Mochtar Rustam. 2011. Sinopsis Obstentri Fisiologi dan Obstentri
Patofisiologi. Edisi 3 Jilid I. Jakarta.EGC.
Mulyati, L. dan Sufyan. A. 2008. Pengembangan Budaya Patient Safety
Dalam Praktik Keperawatan. Yogyakarta.
National Patient Safety Agency. 2012. Manchester Patient Safety
Framwork. Manchester : University of Manchester.
126
Riyadi, S., & Hatmoko, 2012. Standar Operating Procedure Dalam Praktik
Klinik Keperawatan Dasar.Yogyakarta; Pustaka Pelajar.
Riyadi S, Kusnanto H. 2006. Motivasi dan Perilaku.Semarang:Dahara
Prize.
Robbins P. S .2006. Perilaku Organisasi Indonesia. Jakarta: PT Indeks.
Kelompok Gramedia.
Rustam, Mochtar. 2012. Sinopsis Obstetri: Obstetri Fisiologi, Obstetri
Patologi. Jakarta: EGC.
Setyarini, E.A., Barus, L.S., & Dwitari, A., 2013. Perbedaan Alat Ganti
Verband Antara Dressing Set and Dressing Trolley terhadap
Risiko Infeksi Nosokomial dalam Perawatan Luka Post
Operasi..
Septiari, B..,2012. Infeksi Nosokomial. Yogyakarta: NuhaMedika
Siagian, E., 2011 Pelaksanaan Surgical Patient Safety Terhadap Adverse
Events Pasca operasi Bedah Digestif di Instalasi Bedah RSUP
DR. Sardjito Yogyakarta. Universitas Gajah Mada.
Sinaga, E. 2007. Karakteristik Ibu Yang Mengalami Persalinan Dengan
Seksio Sesarea Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Umum
Daerah Sidikalang. Repository USU.
Suatmadji., 2015. Hubungan Motivasi Tim Bedah Terhadap Penerapan
SSC di RSUD Dr. Soedirman Kebumen.
Suyanto., 2011. Metodologi dan Aplikasi Penelitian Keperawatan:
Yogyakarta.
Takala. S., et al. 2011. A Pilot Study of the Implementation of WHO
Surgical Safety Checklist . FInland
Tirtabayu, AE. 2014. Praktik Keselamatan Pasien Bedah di RSUD
X.,Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
Vries, E.N., Hollmann, M.W., Smorenburg, S.M., Gouma, D.J.,&
Boermeester, M.A. 2009, Depelovement and Validation of the
Surgical Patient Safety System (SURPASS) checklist, QualSaf
Health Care., 18, pp. 121-6.
128
Analisis Univariat
Frequency Table
Kat_Usia
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 1.00 27 47.4 47.4 47.4
2.00 21 36.8 36.8 84.2
3.00 9 15.8 15.8 100.0
Total 57 100.0 100.0
Sex
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Perempuan 57 100.0 100.0 100.0
KERJA
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid IRT 41 71.9 71.9 71.9
ITR 1 1.8 1.8 73.7
PNS 15 26.3 26.3 100.0
Total 57 100.0 100.0
LAMA
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 4 24 42.1 42.1 42.1
5 28 49.1 49.1 91.2
6 5 8.8 8.8 100.0
Total 57 100.0 100.0
136
BAYAR
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid BPJS 53 93.0 93.0 93.0
NPJS 1 1.8 1.8 94.7
SW 3 5.3 5.3 100.0
Total 57 100.0 100.0
KELAS
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 1 21 36.8 36.8 36.8
B01B
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 1 54 94.7 94.7 94.7
2 3 5.3 5.3 100.0
Total 57 100.0 100.0
B01E
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 1 4 7.0 7.0 7.0
2 53 93.0 93.0 100.0
Total 57 100.0 100.0
B01F
137
B01G
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 1 4 7.0 7.0 7.0
2 53 93.0 93.0 100.0
Total 57 100.0 100.0
B02A
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 1 33 57.9 57.9 57.9
2 24 42.1 42.1 100.0
Total 57 100.0 100.0
B02B
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 1 54 94.7 94.7 94.7
2 3 5.3 5.3 100.0
Total 57 100.0 100.0
B03A
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 1 29 50.9 50.9 50.9
2 28 49.1 49.1 100.0
Total 57 100.0 100.0
138
B03B
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 1 28 49.1 49.1 49.1
2 29 50.9 50.9 100.0
Total 57 100.0 100.0
B03C
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 1 11 19.3 19.3 19.3
2 46 80.7 80.7 100.0
Total 57 100.0 100.0
B03D
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 1 50 87.7 87.7 87.7
2 7 12.3 12.3 100.0
Total 57 100.0 100.0
Jahitan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Ya 6 10.5 10.5 10.5
Tidak 51 89.5 89.5 100.0
Total 57 100.0 100.0
Gatal
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Ya 6 10.5 10.5 10.5
Tidak 51 89.5 89.5 100.0
Total 57 100.0 100.0
139
Cairan_Putih
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Ya 3 5.3 5.3 5.3
Tidak 54 94.7 94.7 100.0
Total 57 100.0 100.0
Post_Operasi
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Ya 9 15.8 15.8 15.8
Tidak 48 84.2 84.2 100.0
Total 57 100.0 100.0
Kat_SignIn
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak 19 33.3 33.3 33.3
Ya 38 66.7 66.7 100.0
Total 57 100.0 100.0
Kat_TimeOut
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak 24 42.1 42.1 42.1
Ya 33 57.9 57.9 100.0
Total 57 100.0 100.0
Kat_SignOut
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak 31 54.4 54.4 54.4
Ya 26 45.6 45.6 100.0
Total 57 100.0 100.0
140
Kat_Prosedur
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak 25 43.9 43.9 43.9
Ya 32 56.1 56.1 100.0
Total 57 100.0 100.0
AnalisisBivariat
Kat_SignIn * Post_Operasi
Crosstab
Post_Operasi
Ya Tidak Total
Kat_SignIn Tidak Count 6 13 19
% within Kat_SignIn 31.6% 68.4% 100.0%
Ya Count 3 35 38
% within Kat_SignIn 7.9% 92.1% 100.0%
Total Count 9 48 57
% within Kat_SignIn 15.8% 84.2% 100.0%
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df (2-sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 5.344a 1 .021
Continuity Correctionb 3.711 1 .054
Likelihood Ratio 5.033 1 .025
Fisher's Exact Test .048 .030
Linear-by-Linear 5.250 1 .022
Association
N of Valid Cases 57
141
a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3.00.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
95% Confidence Interval
Value Lower Upper
Odds Ratio for Kat_SignIn (Tidak / 5.385 1.172 24.746
Ya)
For cohort Post_Operasi = Ya 4.000 1.121 14.269
For cohort Post_Operasi = Tidak .743 .540 1.022
N of Valid Cases 57
Kat_TimeOut * Post_Operasi
Crosstab
Post_Operasi
Ya Tidak Total
Kat_TimeOut Tidak Count 7 17 24
% within Kat_TimeOut 29.2% 70.8% 100.0%
Ya Count 2 31 33
% within Kat_TimeOut 6.1% 93.9% 100.0%
Total Count 9 48 57
% within Kat_TimeOut 15.8% 84.2% 100.0%
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df (2-sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 5.579a 1 .018
Continuity Correctionb 3.977 1 .046
Likelihood Ratio 5.658 1 .017
Fisher's Exact Test .027 .023
142
a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3.79.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
95% Confidence Interval
Value Lower Upper
Odds Ratio for Kat_TimeOut (Tidak 6.382 1.191 34.214
/ Ya)
For cohort Post_Operasi = Ya 4.813 1.095 21.160
For cohort Post_Operasi = Tidak .754 .575 .989
N of Valid Cases 57
Kat_SignOut * Post_Operasi
Crosstab
Post_Operasi
Ya Tidak Total
Kat_SignOut Tidak Count 6 25 31
% within Kat_SignOut 19.4% 80.6% 100.0%
Ya Count 3 23 26
% within Kat_SignOut 11.5% 88.5% 100.0%
Total Count 9 48 57
% within Kat_SignOut 15.8% 84.2% 100.0%
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance Exact Sig. Exact Sig. (1-
Value df (2-sided) (2-sided) sided)
Pearson Chi-Square .650a 1 .420
Continuity Correctionb .195 1 .659
Likelihood Ratio .664 1 .415
Fisher's Exact Test .488 .333
Linear-by-Linear .638 1 .424
Association
143
N of Valid Cases 57
a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4.11.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
95% Confidence Interval
Value Lower Upper
Odds Ratio for Kat_SignOut (Tidak / 1.840 .412 8.223
Ya)
For cohort Post_Operasi = Ya 1.677 .464 6.058
For cohort Post_Operasi = Tidak .912 .731 1.138
N of Valid Cases 57
Kat_Prosedur * Post_Operasi
Crosstab
Post_Operasi
Ya Tidak Total
Kat_Prosedur Tidak Count 7 18 25
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df (2-sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 4.993a 1 .025
Continuity Correctionb 3.492 1 .062
Likelihood Ratio 5.112 1 .024
Fisher's Exact Test .034 .031
Linear-by-Linear 4.906 1 .027
Association
N of Valid Cases 57
a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3.95.
144
Risk Estimate
95% Confidence Interval
Value Lower Upper
Odds Ratio for Kat_Prosedur (Tidak 5.833 1.091 31.193
/ Ya)
For cohort Post_Operasi = Ya 4.480 1.018 19.716
For cohort Post_Operasi = Tidak .768 .592 .996
N of Valid Cases 57
AnalisisMultivariat
Logistic Regression
Block 0: Beginning Block
Variables in the Equation
B S.E. Wald df Sig. Exp(B)
Step 0 Constant 1.674 .363 21.238 1 .000 5.333
Model Summary
Cox & Snell R Nagelkerke R
Step -2 Log likelihood Square Square
1 41.645a .132 .227
2 41.833a .129 .222
3 44.064a .094 .162
a. Estimation terminated at iteration number 5 because parameter estimates
changed by less than .001.
Classification Tablea
Predicted
Post_Operasi
Observed Ya Tidak Percentage Correct
Step 1 Post_Operasi Ya 0 9 .0
Tidak 0 48 100.0
Overall Percentage 84.2
Step 2 Post_Operasi Ya 0 9 .0
Tidak 0 48 100.0
Overall Percentage 84.2
Step 3 Post_Operasi Ya 0 9 .0
Tidak 0 48 100.0
Overall Percentage 84.2
a. The cut value is .500
CURRICULUM VITAE
Data Pribadi
1. Nama : Andi Adriana AT
4. Agama : Islam
6. E-mail : b.adriana72@yahoo.com
7. Telepon/HP : 081342606686
B. Riwayat Pendidikan