Anda di halaman 1dari 14

PROGRAM KERJA

TIM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI RUMAH SAKIT (PPIRS)


RUMAH SAKIT BHAY WAHYU TUTUKO BOJONEGORO
TAHUN 2016
1. PENDAHULUAN
Penyakit infeksi merupakan masalah penting, baik di negara maju maupun di negara
berkembang. Menurut asal kuman penyebab, infeksi dibagi 2 yaitu infeksi yang berasal dari
komunitas dan infeksi yang berasal dari rumah sakit. Infeksi yang berasal dari rumah sakit
disebut HAIs (Hospital Acquired Infections) yaitu infeksi yang terjadi selama proses perawatan
di rumah sakit atau di fasilitas kesehatan lain, dimana pasien tidak ada infeksi atau tidak dalam
masa inkubasi saat masuk, termasuk infeksi didapat di rumah sakit tapi muncul setelah pulang
juga infeksi pada petugas kesehatan yang terjadi di pelayanan kesehatan (WHO, 2007).
Rumah sakit sebagai salah satu sarana kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan
kepada masyarakat memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan derajat kesehatan
masayarakat. Masyarakat yang menerima pelayanan kesehatan, tenaga kesehatan dan
pengunjung di rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya dihadapkan pada resiko
terjadinya infeksi baik karena perawatan atau datang berkunjung ke rumah sakit. Angka infeksi
nosokomial terus meningkat (Al Varado, 2000) mencapai sekitar 9% (variasi 3-21%) atau lebih
dari 1,4 juta pasien rawat inap di rumah sakit seluruh dunia.
2. LATAR BELAKANG
Dampak HAIs meliputi peningkatan angka kesakitan dan kematian, kecacatan,
peningkatan lama tinggal di rumah sakit, dan peningkatan biaya.

Selain itu infeksi akan

berdampak pada penurunan pendapatan Rumah Sakit, penurunan mutu dan citra RS serta
menimbulkan tuntutan hukum.
Untuk meminimalkan resiko terjadinya infeksi di rumah sakit dan fasilitas pelayanan
kesehatan lainnya perlu diterapkan pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI), yaitu kegiatan
yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, pembinaan, pendidikan dan pelatihan, serta
monitoring dan evaluasi.
Pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit (PPIRS) sangat penting karena
menggambarkan mutu pelayanan rumah sakit. Apalagi akhir-akhir ini muncul berbagai penyakit
infeksi baru seperti virus corona, flu babi, flu burung, Ebola.

Wabah atau Kejadian Luar Biasa (KLB) dari penyakit infeksi sulit diperkirakan
datangnya, sehingga kewaspadaan melalui surveilans dan tindakan pencegahan serta
pengendaliannya perlu terus ditingkatkan. Selain itu infeksi yang terjadi di rumah sakit tidak
saja dapat dikendalikan tetapi juga dapat dicegah dengan melakukan langkah-langkah yang
sesuai dengan prosedur yang berlaku.
Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka pentingnya penyusunan program
pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI) tahun 2016 di RS BHAY WAHYU TUTUKO
BOJONEGORO.
Dimana program tersebut menjadi kerangka acuan dalam pelaksanaan pencegahan dan
pengendalian infeksi (PPI) di RS Bhay Wahyu Tutuko Bojonegoro dan diharapkan dapat
meminimalkan angka kejadian HAIs dibawah 3 % untuk PLEBITIS dan diharapkan semua
petugas kesehatan patuh terhadap pelaksanaan pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI) di RS
Bhay Wahyu Tutuko Bojonegoro Tahun 2016.
3. TUJUAN
3.1 Tujuan Umum
Meningkatkan mutu pelayanan RS melalui program pelayanan pencegahan dan
pengendalian infeksi di RS Bhay Wahyu Tutuko Bojonegoro Tahun 2016
3.2 Tujuan Khusus
1.

Meningkatkan pelaksanaan kegiatan PPIRS meliputi;


a. Pelaksanaan Kewaspadaan isolasi; standar dan transmisi
b. Pelaksanaan Surveilans
c. Pelaksanaan Pendidikan dan pelatihan petugas RS
d. Pelaksanaan Pencegahan infeksi HAIs yaitu ILO,ISK,VAP dan IADP
e. Pelaksanaan Penggunaan obat antibiotik yang rasional
f. Pelaksanaan Survei peta kuman dan pola resistensi terhadap antibiotika

2.

Meningkatkan fasilitas pencegahan dan pengendalian infeksi di RS

3.

Meningkatkan pengetahuan dan kompetensi tim PPIRS

4.

Meningkatnya kesadaran seluruh staf tentang PPI

5.

Adanya pelaporan kegiatan

4. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


A. Pelaksanaan Prinsip Dasar Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi : Kewaspadaan
Standar, melakukan;
a. Kebersihan Tangan

Edukasi dan supervisi kebersihan tangan ke pasien, pengujung dan petugas RS


setiap hari

Melakukan audit berkala

Mendata kembali wastafel dengan kran yang belum standar

Memonitor petunjuk cuci tangan di setiap fasilitas wastafel

Monitoring sabun cair antiseptik di semua fasilitas cuci tangan RS

Memonitor hanscrub di pintu masuk dan semua tempat tidur pasien

Mengusulkan pemasangan handscrub di semua area finger print, lift

Melaksanakan koordinasi dengan pihak terkait dalam pengadaan alat cuci tangan
dan perbaikan sarana dan prasarana di ruangan dengan IPSRS dan bagian RT
seperti mengganti kran air standar dan penyediaan fasilitas cuci tangan

Membuat poster, banner, tulisan yang berisi himbauan untuk mencuci tangan
sesuai standar. Contoh: Lakukan kebersihan tangan 6 langkah, stop cuci tangan
terlebih dahulu.

b. Penggunaan APD

Monitoring penyediaan APD :


sarung tangan bersih
sarung tangan Rumah Tangga
masker
kaca mata
pelindung wajah
penutup kepala
gaun (baju kerja / celemek)
sepatu
Petunjuk penggunaan APD

Audit Pemantauan kepatuhan pemakaian APD area OK,ICU, NICU, Delivery,


UGD, Rinap, Rawat jalan.

Rapat koordinasi

dengan

logistik

instalasi dalam pengadaan APD

agar

penghitungan lebih akurat sehingga tidak terjadi kekosongan APD di ruangan

Membuat petunjuk cara pemakaian dan pelepasan APD yang benar di ruangan dan
mengajukan pengadaannya

c. Pengelolaan Peralatan Medis


Monitoring dan evaluasi Penyediaan sarana di CSSD meliputi proses
Dekontaminasi
Pembersihan/Pencucian alat/instrumen
Sterilisasi/DTT
Penyimpanan alat di CSSD
Petunjuk pengelolaan peralatan perawatan pasien
- Non critikal
- Semi critikal
- Critikal
Pemantauan pengelolaan peralatan medis pasien
Memonitor penyedian sarana pengelolaan peralatan medis
Proses dekontaminasi harus dilakukan di CSSD bila tidak memungkinkan pencucian
di ruangan menggunakan prinsip PPI dan dilaksanakan monev oleh instalasi CSSD
Monitoring dan evaluasi pengelolaan peralatan medis baik di CSSD secara berkala 1
bulan sekali
Penyedian ruangan CSSD yang standart.
Kontrol dan edukasi secara berkala untuk alat single use ke re-use
Berkoordinasi dengan pihak pengadaan / unit terkait untuk pengadaan desinfektan di
unit.
d. Penyuntikan yang Aman

a) Memonitor dan Evaluasi Penyediaan sarana :


Pengadaan safety box untuk tempat jarum suntik bekas disetiap trolly.
Petunjuk penyuntikan yang aman
- One syring
- One needle
- One shoot
- One time

Pemantauan penyuntikan yang aman

b) Edukasi dan sosialisasi ke petugas tentang:

Cara penyuntikan yang aman


Menggabungkan obat pasien dalam satu tempat
Tidak melakukan recapping atau bila tidak memungkinkan dengan tehnik one
hand only

e. Pengelolahan Limbah
Memonitor penyediaan sarana:
Tempat sampah sesuai standar
Petunjuk jenis-jenis sampah infeksius, non infeksius, benda tajam dan sitostatik
Pemantauan pengelolaan limbah cair
Edukasi tentang pembuangan sampah yang benar.
Koordinasi dengan Instalasi kesehatan lingkungan dalam monitor pembuangan
sampah di ruangan dan kelancaran IPAL.
Monev alur pengangkutan sampah infeksius dan proses pemusnahan sampah
kantong kuning
Koordinasi dengan petugas rumah tangga dalam pengadaan kantong sampah sesuai
ukuran kotak sampah
f. Pengelolaan

kebersihan

lingkungan:

Kebersihan

ruangan

dan

halaman,

Pemeriksaan makanan secara berkala, Pemeriksaan air secara berkala dan


Pemeriksaan mikrobiologis udara dan air
Memonitor penyediaan sarana.
Peralatan kebersihan ruangan sesuai standar
Petunjuk SPO pengelolaan kebersihan lingkungan
Pemantauan pengelolaan kebersihan lingkungan
Pemeriksaan makanan tiap 6 bulan sekali
Pemeriksaan air tiap 6 bulan sekali
Pemeriksaan mikrobiologis udara dan air tiap 6 bulan sekali
Menganalisa dan mensosialisasi hasil pemeriksaan mikrobiologis
Monev lingkungan
g. Pengelolaan linen

Memonitor Penyediaan sarana:


Pengadaan peralatan linen sesuai standar
Petunjuk pengelolaan linen
Monev Terkait upaya PPI di instalasi laundry meliputi fasilitas, proses pengolahan
linen kotor hingga pendistribusian linen keruangan
Edukasi ke ruangan untuk pemisahan linen infeksi dan non infeksi
Audit kepatuhan petugas laundry menggunakan APD
h. Higiene respirasi/ etika batuk
Memonitor Penyediaan sarana:

Peralatan sesuai standar

Petunjuk etika batuk

Edukasi dan sosialisasi ke pasien dan pengunjung cara batuk yang benar

B. Kewaspadaan Berdasarkan Penularan/ Transmisi


a. Penyediaan sarana:

Peralatan sesuai standar

Petunjuk kewaspadaan berdasarkan penularan penyakit

Pemantauan kewaspadaan berdasarkan penularan penyakit

penggunaan APD, masker dan mencuci tangan


Melaksanakan koordinasi dengan manajemen dalam pembuatan ruang khusus

meliputi

audit

isolasi.
b. Melaksanakan survailans

Melakukan kunjungan ruangan

Mendata pasien baru dan memonitor pasien lama dalam pencegahan infeksi HAIs

mendata pasien yang beresiko infeksi HAIs jadikan prioritas pemberian layanan
Asuhan keperawatan infeksi

Persiapan formulir

Mengisi semua form surveilans

Pengumpulan data

Pengolahan dan penyajian data

Analisis data

Pembuatan laporan dan penyebaran informasi

Rekomendasi dan tindak lanjut

Membuat pelaporan

Sosialisasi hasil

Melaksanakan investigasi outbreak/KLB dan penanganannya

c. Survei Peta Kuman dan Pola Resistensi Terhadap Antibiotika

Survei untuk mendapatkan data peta kuman dan mengetahui pola resistensinya

Berkoordinasi dengan mikrobiologi tentang survei peta kuman dan pola resistensi
terhadap antibiotika

Pemilihan antibiotika yang bekerja singkat dan berspektrum sempit

Menganalisa hasil survei peta kuman dan pola resistensi terhadap antibiotika

d. Kebijakan Penggunaan Antimikroba

Berkoordinasi dengan

farmasi dan mikrobiologi tentang kebijakan penggunaan

antimikroba

Pemantauan penggunaan antimikroba

e. Pendidikan, pelatihan, Penkes, sosialisasi dan edukasi PPIRS pada staf RS


Berkoordinasi dengan Instalasi Diklat untuk melanjutkan pelatihan PPI untuk
perawat pelaksana pelatihan.
Orientasi oleh tim PPIRS kepada karyawan baru/pindahan yang akan bekerja di RS
Edukasi oleh Tim PPIRS ke departemen-departemen di RS
Mengedukasi keluarga dan pengunjung setiap kunjungan lapangan
Melaksanakan penkes ke keluarga dan pengunjung
f. Kesehatan Karyawan

Berkoordinasi dengan K3 dan IPCO meliputi;

Skrining karyawan dilakukan secara berkala

Investigasi dan menindaklanjuti petugas yang terpapar infeksi seperti; kejadian


tertusuk benda tajam,

Pembuatan kebijakan skrining karyawan

Investigasi dan menindaklanjuti petugas yang terpapar infeksi

Kerjasama dengan dokter karyawan pada program imunisasi karyawan

Membuat pelaporan

g. Pelatihan tindakan invasif kepada petugas pelaksana area kritis

Berkoordinasi dengan komite keperawatan dalam penerapan standar prosedur


operasional penerapan tindakan invasif untuk pasien oleh petugas kesehatan

membuat pelaporan

h. Studi banding ke Rumah Sakit Yang Sudah Akreditasi.

Membandingkan pelaksanaan PPI di RS yg sdh terakreditasi dengan RSU.Mitra


Sehat.

Mengadop program PPI sanglah yang baik ke RSU.Mitra Sehat.

i. Mengadakan rapat tahunan

Rapat triwulan dg komite mutu, ppi dan direksi

Rapat rutin setiap bulan

Rapat koordinasi setiap bulan

j. Pengembangan staf tim PPIRS

Pelatihan IPCN

Pelatihan IPCLN

Pelatihan survelans

5. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN

Melakukan kunjungan lapangan/supervisi terkait program PPI

Melaksanakan

pengamatan/wawancara/pendataan/investigasi

observasi

lapangan,

pemetaan masalah yang potensial menyebabkan HAIs

Melakukan audit

Melaksanakan edukasi dan sosialisasi

Melakukan pendidikan Kesehatan ke pengunjung

Mencari staf yang potensial mengikuti lomba dance cuci tangan

Melatih perawat & bidan berkoordinasi dengan instalasi terkait dengan bidang/komite
keperawatan

Membuat proposal ke direktur

Mengadakan Rapat koordinasi dengan unit terkait

Mengadakan rapat tim

Mengadakan rapat terbatas

Pendidikan dan pelatihan

Monitoring dan evaluasi

6. SASARAN
Terlaksananya Kewaspadaan Standar meliputi

Terpenuhinya pelaksanaan cuci tangan 6 langkah WHO setiap saat

Terpenuhinya pelaksanaan penggunaan APD yang benar setiap saat

Terlaksananya pengelolaan peralatan medis setiap saat

Terlaksananya penyuntikan yang aman setiap saat

Terlaksananya pengelolaan limbah dengan benar setiap saat

Terlaksananya pengelolaan kebersihan lingkungan setiap 3 bulan dan 6 bulan

Terlaksananya pengelolaan linen setiap saat

Terlaksananya etika batuk oleh pasien, petugas dan pengunjung setiap saat

Terlaksananya kewaspadaan berdasarkan transmisi setiap saat

Terlaksananya pelaksanaan surveilans infeksi nasokomial setiap hari

Terlaksananya Survei Peta Kuman dan Pola Resistensi Terhadap Antibiotika setiap 6
bulan

Terlaksananya Kebijakan Penggunaan Antimikroba setiap 6 bulan

Terlaksananya Pendidikan,pelatihan, Penkes,sosialisasi dan edukasi pada staf RS


meliputi;
Pelatihan cuci tangan
Pelatihan pemakaian APD
Pelatihan dekontaminasi
Pelatihan manajemen linen dan laundry
Pelatihan penanganan pasien infeksius
Pengadaan sarana sosialisasi PPI

Terlaksananya pemeliharaan Kesehatan Karyawan setiap tahun

Terlaksananya Pelatihan tindakan invasif kepada petugas pelaksana area kritis setiap tahun

Terlaksananya studi banding setiap tahun

Terlaksananya rapat tahunan

Terlaksananya Pelaksanaan kegiatan monitoring dan evaluasi di Instalasi CSSD, Laundri, &
Gizi setiap bulannya

Terlaksananya ICRA; menilai kegiatan konstruksi dan renovasi bangunan di RSIA Stella
Maris

Terlaksananya pelaporan tertusuk jarum

Terlaksananya peningkatan pengetahuan dan kompetensi tim PPIRS

10

7. JADWAL KEGIATAN
NO
KEGIATAN
1.

Jan
Feb
Mar
Aprl
I 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2

PELAKSANAAN PRINSIP
DASAR PENCEGAHAN
DAN PENGENDALIAN
INFEKSI :
a. Kewaspadaan Standar
1. Cuci tangan dan
kebersihan tangan
2. Penggunaan alat
pelindung diri (APD.
3. Pengelolaan peralatan
perawatan Pasien
4. Penyuntikan yang aman
5. Pengelolaan limbah
6. Pengelolaan kebersihan
ruangan, halaman
7. Pengelolaan linen
8. Higiene respirasi /
etiket batuk
b. Kewaspadaan Berdasarkan
Penularan / Transmisi
Pemeriksaan makanan
secara berkala
Pemeriksaan air secara
berkala
Pemeriksaan
mikrobiologis udara dan
air

11

Mei
Jun
Jul
Agus
Sept
Okt
Nov
Des
3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3

2.

Surveilans Infeksi HAIs

3.

Survei Peta Kuman dan Pola


Resistensi Terhadap
Antibiotika, termasuk :
Pemeriksaan air secara
berkala
Pemeriksaan
mikrobiologis udara dan
air

4.

Kebijakan Penggunaan
Antimikroba

5.

Pendidikan dan Latihan :


Pelatihan cuci tangan
Pelatihan pemakaian APD
Pelatihan dekontaminasi
Pelatihan manajemen linen
dan laundry
Pelatihan penanganan
pasien infeksius
Pengadaan sarana
sosialisasi PPI

6.

Kesehatan Karyawan

7.

Pelatihan tindakan invasif


kepada petugas pelaksana

8.

Studi banding ke RS. Sanglah


Bali

12

9.

Mengadakan rapat rutin dan


tahunan

10

Pelaksanaan kegiatan
monitoring dan evaluasi di
Instalasi CSSD, Laundri,
Gizi.

11

ICRA; menilai kegiatan


konstruksi dan renovasi
bangunan di RS

12

Tertusuk jarum

13

Pengembangan staf

13

8. PENCATATAN. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN


Pencatatan kegiatan dilakukan setiap hari

VALIDASI DATA
Data langsung dari lapangan seperti audit dan monev sedangkan survailans data di validasi
pada pasien yang beresiko HAIs

ANALISA DATA
o Buat Grafik
o Perbandingan dianalisa, permasalahan di buat Rekomendasi Tindak Lanjut
o Melaksanakan rapat koordinasi

9. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN

Rapat koordinasi, monev ulang dan pelaporan setiap saat bila diperlukan, setiap bulan setiap 3
bulan, 6 bulan dan tahunan ke direktur, komite medik, komite mutu dan komite dan bidang
keperawatan

PELAPORAN
Pelaporan dibuat setelah melakukan kegiatan dan diserahkan paling lambat 1 minggu setelah
kegiatan.
Isi laporan adalah :
1. Pendahuluan
2. Pelaksanaan Kegiatan
3. Hasil Kegiatan dan Rencana Tindak lanjut
4. Kesimpulan Saran
5. Penutup

Bojonegoro,
Ketua Komite PPI

dr.Budi Prasetyo. Sp. An

14

Anda mungkin juga menyukai