Anda di halaman 1dari 2

KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN CODE RED

No. Dokumen No. Revisi Halaman

RSU GMIM BETHESDA


TOMOHON
STANDAR Tanggal terbit Ditetapkan Oleh:
PROSEDUR
OPERASIONAL

Dr. Franky V.T. Kambey, M.Kes


Direktur
PENGERTIAN Komunikasi adalah Sebuah proses penyampaian pikiran
atau informasi dari seseorang kepada orang lain melalui
suatu cara tertentu sehingga orang lain tersebut mengerti
betul apa yang dimaksud oleh penyampai pikiran-pikiran
atau informasi”

Code Red adalah kode yang mengumumkan adanya


ancaman kebakaran di lingkungan rumah sakit (api maupun
asap), sekaligus mengaktifkan tim siaga bencana rumah
sakit untuk kasus kebakaran. Dimana tim ini terdiri dari
seluruh personil rumah sakit, yang masing-masing memiliki
peran spesifik yang harus dikerjakan sesuai panduan
tanggap darurat bencana rumah sakit.

TUJUAN Terdapat komunikasi efektif untuk menyampaikan informasi


yang akurat dan tepat waktu di seluruh rumah sakit saat
keadaan “urgent”
KEBIJAKAN
PROSEDUR Saat terjadi kondisi ancaman kebakaran di lingkungan
rumah sakit:

1. R REMOVE/RESCUE/SELAMATKAN setiap petugas


yang berada dalam area kebakaran, sambil
meneriakkan : code red ---- code red.
2. A ALERT/ALARM/SEBARLUASKAN dengan cara
menghubungi (OPERATOR) selanjutnya operator
menghubungi pusat informasi (sound system)
intercome line 165 dengan format : “code red – tempat
kejadian” (sebanyak 3x). Bila api membesar telpon
113 & (0431)355308 Dinas Pemadam Kebakaran.
3. Petugas pusat informasi yang menerima pesan
langsung menyampaikan di soundsystem dengan
format yang sama “code red – tempat kejadian
(sebanyak 3x)”
4. C CONFINE/ CONTAIN/SEKAT bila sekitar ruangan
penuh api dan asap, bila memungkinkan tutup pintu
dan jendela untuk mencegah api menjalar.
5. E EXTINGUISH/PADAMKAN bila api masih
memungkinkan/bila api masih kecil. Jangan ambil
resiko yang tidak perlu.
6. Tetapkan coordinator lapangan sebelum datang tim
yang terlatih
7. Bila cukup aman, coordinator meninformasikan untuk
mematikan semua sarana seperti listrik, gas yang
kemungkinan berkaitan dengan api, tapi tetap
mempertimbangkan dengan cermat bila pasien masih
memerlukan.
8. Coordinator menginformasikan untuk mengevakuasi
pasien dan pengunjung ke daerah yang aman.
9. Coordinator menunjuk 1 orang yang bertugas untuk
tetap mengawasi pasien. Bila perlu dihitung per kepala
atau absensi berurutan.
10. Coordinator lapangan melaporkan kronologis
kejadian dan kondisi saat terakhir kepada tim yang
datang.
UNIT TERKAIT Seluruh karyawan

Anda mungkin juga menyukai