Anda di halaman 1dari 125

PENGARUH PERSEPSI PASIEN PADA PELAYANAN KEPERAWATAN

TERHADAP LOYALITAS PASIEN RAWAT INAP KELAS III


DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
DR. R.M. DJOELHAM BINJAI
TAHUN 2011

TESIS

Oleh :

RETNO SARI DEWI


087013021/IKM

PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2012
THE INFLUENCE OF THE PERCEPTION OF PATIENT IN NURSING
SERVICE ON THE LOYALTY OF THE C LASS III IN PATIENT
PATIENTS AT DR. R.M. DJOELHAM GENERAL HOSPITAL
BINJAI 2011

THESIS

BY

RETNO SARI DEWI


087013021/IKM

MAGISTER OF COMMUNITY HEALTH SCIENCE STUDY PROGRAM


FACULTY OF PUBLIC HEALTH
UNIVERSITY OF SUMATERA UTARA
MEDAN
2012
PENGARUH PERSEPSI PASIEN PADA PELAYANAN KEPERAWATAN
TERHADAP LOYALITAS PASIEN RAWAT INAP KELAS III
DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
DR. R.M. DJOELHAM BINJAI
TAHUN 2011

TESIS

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat


untuk Memperoleh Gelar Magister Kesehatan (M.Kes)
dalam Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat
Minat Studi Administrasi Rumah Sakit
pada Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sumatera Utara

Oleh

RETNO SARI DEWI


087013021/IKM

PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2012
Judul Tesis : PENGARUH PERSEPSI PASIEN PADA
PELAYANAN KEPERAWATAN TERHADAP
LOYALITAS PASIEN RAWAT INAP KELAS III
DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. R.M.
DJOELHAM BINJAI TAHUN 2011
Nama Mahasiswa : Retno Sari Dewi
Nomor Induk Mahasiswa : 087013021
Program Studi : S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat
Minat Studi : Administrasi Rumah Sakit

Menyetujui,
Komisi Pembimbing

( Prof. Ritha F. Dalimunthe, M.Si ) ( dr. Heldy B.Z., M.P.H )


Ketua Anggota

Dekan

( Dr. Drs. Surya Utama, M.S )

Tanggal Lulus : 8 Februari 2012


Telah diuji
Pada Tanggal : 8 Februari 2012

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, S.E. M.Si


Anggota : 1. dr. Heldy B.Z., M.P.H
2. Dr. Endang Sulistyarini, S.E. M.Si
3. Siti Khadijah Nasution, S.K.M, M.Kes
PERNYATAAN

PENGARUH PERSEPSI PASIEN PADA PELAYANAN KEPERAWATAN


TERHADAP LOYALITAS PASIEN RAWAT INAP KELAS III
DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
DR. R.M. DJOELHAM BINJAI
TAHUN 2011

TESIS

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah
diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan
sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah
tertulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam
naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.

Medan, Maret 2012

RETNO SARI DEWI


ABSTRAK

Persepsi pasien pada Pelayanan keperawatan yang profesional dan sesuai


dengan tuntutan pemakai jasa pelayanan akan meningkatkan loyalitas pasien untuk
datang kembali mendapatkan pelayanan Rumah Sakit .
Penelitian ini merupakan penelitian survai explanatori yang bertujuan untuk
menjelaskan pengaruh persepsi pasien terhadap pelayanan keperawatan rawat inap di
kelas III di Rumah Sakit Umum Daerah DR. R.M. Djoelham Binjai tahun 2011.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien rawat inap yang di rawat inap di
kelas III Di Rumah Sakit DR.R.M. Djoelham Binjai bulan November sampai Januari
2012 yang berjumlah sebanyak 200 orang. Metode pengumpulan data meliputi data
primer melalui wawancara dan pengamatan serta data sekunder dari catatan dan
dokumen Rumah Sakit DR.R.M. Djoelham Binjai dan dianalisis dengan regresi linear
berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel tangibles, responsiveness,
assurance, dan reliability tidak berpengaruh terhadap loyalitas pasien di Rumah
SakitUmum Daerah DR. R.M. Djoelham Binjai.Hasil regresi linier berganda
menunjukkan variabel reliability (p=0,103), responsiveness (p=0,068), assurance
(p=0,036), tangibles (p=0,230). Dan Variabel emphaty(p=0,030) , variabel empathy
dan variabel assurance berpengaruh terhadap loyalitas pasien di Rumah Sakit Umum
Daerah DR. R.M. Djoelham Binjai dan variabel assurance menjadi variabel yang
paling dominan dengan nilai nilai (0,169).
Disarankan kepada manajemen RSUD DR. R.M. Djoelham Binjai agar 1.M
eningkatkan kemampuan pelayanan keperawatan. kepada pasien seperti ketrampilan
perawat, kesigapan dan kecekatan dalam melaksanakan tugas, melalui pelatihan
pelatihan serta penampilan perawat lebih diperhatikan. 2. Meningkatkan sarana
prasarana medis maupun non medis di ruangan rawat inap . Dengan pelayanan yang
seperti diharapkan pasien akan membuat pasien akan datang kembali untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan di RSUD DR. R.M. Djoelham Binjai.

Kata Kunci : Persepsi Pasien, Pelayanan Keperawatan, Loyalitas


ABSTRACT

Perception of nursing care that patients in accordance with the demands of


professionals and service users will increase the loyalty of patients to come back to
get service Hospitals.
This study was done with explanatory survey research that aims to explain
the influence of the patient's perception of inpatient nursing services in class III at
the General Hospital DR. R.M. Djoelham Binjai in 2011. The population in this study
were all hospitalized patients in inpatient in class III Hospital DR.RM Djoelham
Binjai November to January 2012, amounting to as many as 200 people. Data
collection methods include primary data through interviews and observations and
secondary data from hospital records and documents DR.RM Djoelham Binjai and
analyzed by multiple linear regression.
The results showed that the variables tangibles, responsiveness, assurance,
and reliability no effect on the loyalty of patients at the General Hospital DR. R.M.
Djoelham Binjai. Multiple linear regression showed variabel reliability (p=0,103),
responsiveness (p=0,068), assurance (p=0,036), tangibles (p=0,230). And variable
emphaty(p=0,030) . empathy and assurance variables affectthe loyalty of patients
and assurance variables is the most dominant variable affect the loyalty of patients
at the General Hospital DR. R.M. Djoelham Binjai .
It is suggested to the management of hospitals. R.M. Djoelham Binjai that: 1).
1. Provide training officer / nurse in the ability of nursing services. nurses to patients
such as skill, allertness, deft in executing the task, the appearance of a nurse. With
survices such as so that patients will be loyal and will come back to get health
services in hospitals DR.R.M. Djoelham Binjai.

Keywords: Patients Perception, Nursing Service, Loyalty


KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT atas berkat dan karuniaNya

sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan tesis yang berjudul Pengaruh

Persepsi Pasien pada Pelayanan Keperawatan terhadap Loyalitas Pasien Rawat Inap

Kelas III di RSUD DR. R. M. Djoelham Binjai Penulisan tesis ini merupakan tugas

akhir pada Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Minat Studi Administrasi

Rumah Sakit Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

Dalam proses penelitian dan penyusunan tesis ini penulis tidak terlepas dari

bantuan, dukungan, bimbingan dan doa dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini

penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih yang tulus kepada :

1. Prof. Dr. Dr. Syahril Pasaribu, DTM&H, M.Sc.(CTM)., Sp. A(K) selaku Rektor

Universitas Sumatera Utara.

2. Dr. Drs. Surya Utama, M.S, selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Sumatera Utara Medan.

3. Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si, selaku Ketua Program Studi S2 Ilmu

Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera

Utara Medan,

4. Dr. Ir. Eva Warni Aritonang, M.Si, selaku Sekretaris Program Studi S2 Ilmu

Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera

Utara Medan.
5. Prof. Dr. Ritha F Dalimunthe, S.E M.Si selaku Ketua komisi pembimbing yang

telah memberikan dorongan, semangat, dan arahan bagi penulis.

6. dr. Heldy B.Z, M.P.H. selaku anggota komisi pembimbing yang telah

memberikan dorongan, semangat dan arahan bagi penulis.

7. Dr. Endang Sulistyarini S.E, M.Si selaku penguji tesis yang telah memberikan

arahan dan masukan kepada penulis demi kesempurnaan penulisan tesis ini.

8. Siti Khadijah Nasution, S.K.M, M.Kes selaku penguji tesis yang telah

memberikan arahan dan masukan kepada penulis demi kesempurnaan

penulisan tesis ini.

9. Seluruh staf pengajar pada Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Fakultas

Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara Medan.

10. Drg. Effendi Ibral selaku Direktur RSUD DR. R.M. Djoelham Binjai beserta

seluruh staf, yang telah memberikan izin dan bantuan bagi penulis sehingga

penelitian ini dapat berjalan dengan lancar.

11. Ayahanda Slamet Anantoputro, S.H, dan Ibu Sutinah, Ibu mertua Hj. Sri Jiarti

Rukiah yang selalu mendorong dan memberi motivasi, serta dukungan doa

yang tiada henti-hentinya dalam menyelesaikan tesis ini.

12. Suami tercinta Eddy Sutrisno Hendrowasito dan anak-anakku tersayang

Febriantono Eddy Putranto, Yanuar Aristya Edi Putra, Jelita Plastcynthia Sari

yang selalu mendoakan dan mendukung penulis dalam menyelesaikan tesis ini.

13. Teman-teman mahasiswa/i Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara Medan Angkatan


2008 yang telah memberikan bantuan dan motivasi sehingga penulis dapat

menyelesaikan tesis ini.

14. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu namanya yang telah

banyak membantu penulis selama penyelesaian tesis ini.

Semoga Allah SWT senantiasa memberikan balasan atas segala bantuan dan

kebaikan yang telah diberikan kepada penulis. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa

dalam penulisan tesis ini masih banyak kekurangan, oleh sebab itu penulis

mengharapkan kritik dan saran yang bertujuan untuk menyempurnakan tesis ini.

Mudah-mudahan tesis ini bermanfaat bagi penulis sendiri dan bagi yang

membacanya.

Medan, Februari 2012

Penulis

(Retno Sari Dewi)


RIWAYAT HIDUP

Retno Sari Dewi lahir pada tanggal 31 Desember 1962 di Klaten Propinsi

Jawa Tengah, berjenis kelamin perempuan, beragama Islam, anak kedua dari 8

bersaudara dari pasangan ayahanda Slamet Anantoputro,S.H dan ibunda Sutinah.

Menikah dengan Eddy Sutrisno Hendrowasito dan telah dikaruniai tiga orang anak,

bertempat tinggal di Jalan Sei Bahbolon 40 Medan Baru, Kota Medan.

Riwayat Pendidikan, SD K Klaten, Lulus Tahun 1973, SMP K Klaten,

Lulus Tahun 1976 SMAN I Klaten, Lulus Tahun 1980, Fakultas Kedokteran

Universitas Sebelas Maret, Lulus Tahun 1987. Pada tahun 2008 penulis mengikuti

pendidikan lanjut S2 di Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Minat Studi

Administrasi Rumah Sakit Universitas Sumatera Utara.

Riwayat Pekerjaan, sebagai dokter di Puskesmas Juata Laut Di Tarakan

Kalimantan Timur, sejak Oktober 1987 sampai dengan tahun 1991. Tahun 1991

sampai dengan 1997, penulis bekerja di RS AL DR. Ramelan Surabaya, Jawa Timur .

Tahun 1997 sampai dengan tahun 2001 bekerja di Rumah Sakit Umum A. Wahab

Syahrani Samarinda Kalimantan Timur.Tahun 2001 sampai sekarang penulis bekerja

di Dinas Kesehatan Kota Medan


DAFTAR ISI

ABSTRAK
................................................................................................................................
................................................................................................................................
i
ABSTRACT
................................................................................................................................
................................................................................................................................
ii
KATA PENGANTAR
................................................................................................................................
................................................................................................................................
iii
RIWAYAT HIDUP
................................................................................................................................
................................................................................................................................
vi
DAFTAR ISI
................................................................................................................................
................................................................................................................................
vii
DAFTAR TABEL
................................................................................................................................
................................................................................................................................
ix
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................
................................................................................................................................
................................................................................................................................
x
DAFTAR LAMPIRAN
................................................................................................................................
................................................................................................................................
xi

BAB 1 PENDAHULUAN

1
1.1. Latar Belakang
....................................................................................................
....................................................................................................
1
1.2. Permasalahan
....................................................................................................
....................................................................................................
6
1.3. Tujuan Penelitian
....................................................................................................
....................................................................................................
6
1.4. Hiptesis
....................................................................................................
....................................................................................................
6
1.5. Manfaat Penelitian
....................................................................................................
....................................................................................................
6

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

8
2.1.
Persepsi

8
2.2.
Proses Keperawatan

11
2.3.
Pelayanan Kesehatan

14
2.4.
Loyalitas

19
2.5.
Landasan Teori

31
2.6.
Kerangka Konsep Penelitian

33
BAB 3 METODE PENELITIAN

34
3.1. Jenis Penelitian

34
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian......................................................
....................................................................................................
....................................................................................................
34
3.3. Populasi dan Sampel..................................................
....................................................................................................
....................................................................................................
34
3.3.1. Populasi......................................................................
.........................................................................................
.........................................................................................
34
3.3.2. Sampel
.........................................................................................
.........................................................................................
34
3.4. Metode Pengumpulan Data
....................................................................................................
....................................................................................................
35
3.5. Variabel dan Definisi Operacional
....................................................................................................
....................................................................................................
37
3.6. Metode Pengukuran
....................................................................................................
....................................................................................................
39
3.7. Metode Analisis Data
....................................................................................................
....................................................................................................
40

BAB 4 HASIL PENELITIAN


................................................................................................................................
................................................................................................................................
42
4.1. Sejarah Ringkas dan Perkembangan RSUD DR. RM
Djoelham Binjai
....................................................................................................
....................................................................................................
42
4.2. Karakteristik Responden
....................................................................................................
....................................................................................................
49
4.3. Analisis Univariat
....................................................................................................
....................................................................................................
50
4.4. Analisis Bivariat
....................................................................................................
....................................................................................................
59
4.5. Analisis Multivariat
....................................................................................................
....................................................................................................
60

BAB 5 PEMBAHASAN
................................................................................................................................
................................................................................................................................
64
5.1. Pengaruh Persepsi Pasien pada Pelayanan Keperawatan
Variabel Kehandalan terhadap Loyalitas Pasien
....................................................................................................
....................................................................................................
64
5.2. Pengaruh Persepsi Pasien pada Pelayanan Keperawatan
Variabel Daya Tanggap terhadap Loyalitas Pasien

65
5.3. Pengaruh Persepsi Pasien pada Pelayanan Keperawatan
Variabel Jaminan terhadap Loyalitas Pasien

67
5.4. Pengaruh Persepsi Pasien pada Pelayanan Keperawatan
Variabel Perhatian terhadap Loyalitas Pasien

68
5.5. Pengaruh Persepsi Pasien pada Pelayanan Keperawatan
Variabel Bukti Fisik terhadap Loyalitas Pasien

70
5.6. Keterbatasan Penelitian
..71

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN


................................................................................................................................
................................................................................................................................
72
6.1. Kesimpulan...................................................................................
....................................................................................................
....................................................................................................
72
6.2. Saran
....................................................................................................
....................................................................................................
72

DAFTAR PUSAKA
................................................................................................................................
................................................................................................................................
74

LAMPIRAN
................................................................................................................................
................................................................................................................................
77
DAFTAR TABEL

No. Judul Halaman

3.1. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas.............................................................

36

3.2. Variabel Independen....................................................................................

38

4.1. Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik responden......................

49

4.2. Distribusi Responden Berdasarkan Reliability...........................................

50

4.3. Distribusi Responden Berdasarkan Responsiveness...................................

52

4.4. Distribusi Responden Berdasarkan Assurance .........................................

53

4.5. Distribusi Responden Berdasarkan Empathy ...........................................

55
4.6. Distribusi Responden Berdasarkan Tangibles.............................................

56

4.7. Distribusi Responden Berdasarkan Loyalitas ............................................

58

4.8. Hubungan Variabel Pelayanan dengan Loyalitas Pasien ...........................

59

4.9 Hasil Uji Bivariat untuk Identifikasi Variabel Independen yang


Dimasukkan ke Dalam Uji Multivariat.......................................................
61

4.10 Hasil uji Multivariat Regresi Logistik untuk Identifikasi Variabel


Dependen yang Paling Berpengaruh terhadap Loyalitas Pasien ................
62

DAFTAR GAMBAR

No. Judul Halaman


2.8. Kerangka Konsep Penelitian................................................................... 33
DAFTAR LAMPIRAN

No. Judul Halaman

1. Kuesioner Penelitian........................................................................................ 77

2. Hasil Analisis Univariat .................................................................................. 80

3. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ................................................................. 99


BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sesuai dengan Kepmenkes No.1202/MENKES/SK/VIII/2003 tentang

indikator Indonesia Sehat, dinyatakan bahwa bangsa Indonesia diharapkan akan

mencapai tingkat kesehatan tertentu. Tingkat derajad kesehatan tersebut ditandai oleh

penduduknya yang (1) hidup dalam lingkungan yang sehat, (2) mempraktekkan

perilaku hidup bersih dan sehat, serta (3) mampu menyediakan dan memanfaatkan

(menjangkau) pelayanan kesehatan yang bermutu, sehingga (4) memilik derajat

kesehatan yang tinggi.

Rumah Sakit menjadi ujung tombak pembangunan dan pelayanan kesehatan

masyarakat, namun tidak semua rumah sakit yang ada di Indonesia memiliki standar

pelayanan dan kualitas yang sama. Semakin banyak rumah sakit di Indonesia serta

semakin tingginya tuntutan masyarakat akan fasilitas kesehatan yang berkualitas dan

terjangkau, rumah sakit harus berupaya survive di tengah persaingan yang semakin

ketat sekaligus memenuhi tuntutan-tuntutan tersebut. Dasar Rumah Sakit dalam

memberikan pelayanan prima pada setiap jenis pelayanan yang diberikan baik untuk

pelayanan rawat jalan, pelayanan rawat inap maupun pelayanan gawat darurat.

Pelayanan prima pada dasarnya ditujukan untuk memberikan kepuasan kepada

pasien. Dalam usaha memberikan pelayanan yang prima ini, ditinjau dari aspek

praktis, pelayanan prima memiliki beberapa kriteria yaitu masalah kesederhanaan

1
pelayanan, kejelasan dan kepastian pelayanan, bagaimana keamanan dan kenyamanan

yang diberikan oleh rumah sakit, dan bagaimana rumah sakit ini memberikan

informasi kepada pasien, sehingga pasien loyal terhadap rumah sakit tersebut.

Rumah sakit merupakan suatu organisasi yang unik, karena merupakan

institusi padat karya, dikatakan unik, karena pelayanan bersifat menyeluruh (holistic)

yang artinya mencakup biopsikososial dan spiritual. Petugas kesehatan yang ada di

dalam organisasi rumah sakit sangat penting memberikan pelayanan secara

menyeluruh (Hidayat, 2007).

Peran penting dari rumah sakit adalah penyelenggaraan pelayanan

keperawatan. Pelayanan keperawatan harus mampu memberikan pelayanan

keperawatan yang profesional dan sesuai dengan tuntutan pemakai jasa pelayanan

serta melalui penerapan kemajuan ilmu, teknologi, sesuai dengan standar, nilai- nilai

moral dan etika profesi keperawatan (Nursalam, 2001).

Pelayanan keperawatan pada dasarnya adalah memberikan asuhan

keperawatan, yaitu mulai dari melaksanakan pengkajian keperawatan, merumuskan

diagnosis keperawatan, menyusun tindakan keperawatan, melakukan tindakan

keperawatan (termasuk tindakan medik yang dapat dilakukan oleh perawat) sampai

evaluasi terhadap hasil tindakan dan akhirnya mendokumentasikan hasil keperawatan

seperti tercantum dalam standar operasional procedure (SOP).

Perawat dalam memberikan pelayanan kesehatan harus mempunyai

kompetensi. Perawat harus mempunyai 2 kompetensi yaitu kompetensi inti yang

mutlak dimiliki dan kompetensi tambahan yang merupakan pengembangan dan


pengetahuan dan ketrampilan dasar untuk mendukung tugas perawat dalam

memenuhi tuntutan dan kebutuhan yang dinamis serta perkembangan teknologi.

Kedua kompetensi ini sangat mendukung kinerja perawat sehingga

mempunyai tingkat pengetahuan dan ketrampilan yang memadai untuk memberikan

pelayanan kesehatan secara optimal bagi masyarakat.

Perawat mempunyai peran untuk memahami motivasi pasien menjalani

rehabilitasi, pelaksana pelayanan kesehatan dan penyuluh tenaga kesehatan. Perawat

juga sebagai pengelola dalam bidang pelayanan keperawatan dan institusi

keperawatan, sebagai peneliti dan pengembangan ilmu pengetahuan (Depkes RI,

2001)

Pelayanan keperawatan suatu rumah sakit dinilai dari kepuasan pasien yang

sedang atau pernah dirawat yang merupakan ungkapan rasa lega atau senang karena

harapan tentang sesuatu kebutuhan pasien terpenuhi oleh pelayanan keperawatan.

Dengan terpenuhinya kebutuhan pasien maka akan muncul rasa puas dan akan loyal

dengan rumah sakit, namun tenaga kesehatan sering tidak menyadari bahwa

pelayanan terhadap kebutuhan pasien sudah merupakan dimensi mutu pelayanan.

Dimensi tersebut dijabarkan dalam 5 indikator sebagai berikut : bukti fisik dari rumah

sakit (tangible), kehandalan dan keakuratan dalam memberikan pelayanan kepada

pasiennya (reliability), kualitas pelayanan yang cepat tanggap dan segera

(responsiveness), pelayanan dalam menanamkan rasa percaya dan keyakinan kepada

pasien (assurance), pelayanan dengan komunikasi yang baik dan perhatian pribadi

serta pemahaman kebutuhan pasien (empaty). Kesembuhan dari pasien di samping


obat yang dimakan, sangat dipengaruhi oleh pelayanan kesehatan berupa keramahan

dan rasa empathy kepada pasien. Mereka menginginkan agar dilayani tanpa

membeda-bedakan golongan, suku dan agama. (Efendy, 2010).

Griffin (2003) menyatakan loyalitas secara umum adalah merupakan

kesetiaan seseorang atas suatu produk. Loyalitas merupakan kesetiaan pelanggan

terhadap perusahan atau organisasi yang telah menyediakan barang atau jasa

kepadanya.

Hizrani (2002) menyebutkan bahwa loyalitas adalah persentase dari orang

yang pernah membeli dalam kerangka waktu dan melakukan pembelian ulang sejak

pembeliannya yang pertama. Alasan untuk tetap tertarik terhadap suatu produk yang

akan mengarahkan pelanggan untuk berminat membeli ulang adalah pengalaman

yang memuaskan terhadap produk.

Rumah Sakit Umum Sembiring Delitua merupakan salah satu rumah sakit

pemerintah yang ikut berperan dalam upaya pembangunan kesehatan di Kota Delitua

Berdasarkan survei awal yang telah dilakukan oleh peneliti, dari dua lift yang ada,

pada saat mau digunakan satu lift tidak dapat berfungsi sementara pasien klas III

berada di lantai empat, dan wawancara kepada pasien dan keluarganya perawatan

yang diberikan sampai dengan tindakan perawatan yang diberikan kepada pasien

terkesan kurang cepat dalam melakukan pemeriksaan perawat terkesan, sikap perawat

yang tidak segera melayani pasien, dan masih ada perawat yang kurang ramah

terutama dalam memberikan jawaban atas pertanyaan pasien, namun pasien dan

keluarga juga mengatakan bahwa mereka telah menjalani perawatan lebih dari satu
kali di Rumah Sakit Umum Sembiring Delitua dengan pertimbangan dekat dengan

tempat tinggal, pasien mempunyai jaminan seperti jamkesmas, jamkesda Kota

Delitua yang memang bisa dipergunakan untuk mendapatkan pelayanan yang gratis.

Berdasarkan data jumlah pasien yang di rawat inap bulan Juni 2010 sampai

dengan Mei 2011 sebanyak 2076 pasien di ruangan kelas III dari seluruh pasien rawat

inap yang berjumlah 4721 pasien, berarti 50% pasien dirawat di kelas III.

Persaingan serta pelanggan yang semakin selektif dan berpengetahuan

mengharuskan bangsal rawat inap kelas III Rumah Sakit Umum Sembiring Delitua

selaku salah satu penyedia jasa pelayanan kesehatan untuk selalu meningkatkan

kualitas pelayanannya. Sering muncul keluhan adalah oleh karena sebagian besar

pasien di Klas III Rumah sakit adalah pasien tidak mampu dan sebagai peserta

Jamkesmas maupun Jamkesda mereka merasa mendapat perlakuan yang berbeda, dan

dengan banyaknya Rumah sakit yang melayani peserta ini akan membuat peserta

mencari Rumah sakit yang dapat melayani dengan harapannya.

Untuk dapat meningkatkan kualitas pelayanan, terlebih dahulu harus

diketahui apakah pelayanan yang telah diberikan kepada pasien/pelanggan selama ini

telah sesuai dengan harapan pasien/pelanggan atau belum serta menginginkan

kembali pasien untuk menjalani perawatan kembali di Rumah Sakit Umum

Sembiring Delitua. Berdasarkan hal tersebut di atas penulis tertarik untuk melihat

apakah ada pengaruh persepsi pasien pada pelayanan keperawatan terhadap loyalitas

pasien rawat inap kelas III di Rumah Sakit Umum Sembiring Delitua .

1.2.Permasalahan
Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan yang ingin diteliti

pada penelitian ini adalah pengaruh persepsi pasien pada pelayanan keperawatan

(bukti fisik, kehandalan, daya tanggap, jaminan, perhatian) terhadap loyalitas

pasien rawat inap kelas III di Rumah Sakit Umum Sembiring Delitua tahun 2011.

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh

persepsi pasien pada pelayanan keperawatan terhadap loyalitas pasien rawat inap

kelas III di Rumah Sakit Umum Sembiring Delitua

1.4. Hipotesis

Hipotesis penelitian ini apakah terdapat pengaruh Persepsi pasien pada

pelayanan keperawatan (bukti fisik, kehandalan, daya tanggap, jaminan, perhatian)

terhadap loyalitas pasien rawat inap kelas III Rumah Sakit Umum Sembiring Delitua

1.5. Manfaat Penelitian

1. Memberikan masukan kepada pihak Rumah Sakit Umum Sembiring Delitua

untuk sebagai bahan pertimbangan perumusan kebijakan dalam rangka

pengembangan mutu pelayanan kesehatan pada masa mendatang dengan

menyusun strategi dan jenis pelayanan unit rawat inap yang sesuai dengan

harapan pasien
2. Dapat dijadikan bahan acuan penelitian selanjutnya tentang tingkat pemanfaatan

pelayanan kesehatan di rumah sakit serta dapat mengetahui landasan dan

pengolahan data dalam penelitian.


3. Memberikan sumbangan pikiran terhadap Rumah Sakit Umum Sembiring

Delitua bahwa hasil penelitian ini dapat sebagai masukan untuk meningkatkan

pelayanan keperawatan dalam pelayanan kesehatan terhadap loyalitas pasien

rawat inap klas III di Rumah Sakit Umum Sembiring Delitua


BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Persepsi

Persepsi didefinisikan sebagai suatu proses dimana individu

mengorganisasikan dan menginterprestasikan impresi sensorinya supaya dapat

memberikan arti kepada lingkungan sekitarnya, meskipun persepsi sangat

dipengaruhi oleh pengobyekan indra maka dalam proses ini dapat terjadi penyaringan

kognitif atau terjadi modifikasi data. Persepsi diri dalam bekerja mempengaruhi

sejauh mana pekerjaan tersebut memberikan tingkat kepuasaan dalam dirinya.

(Mangkunegara,2002)

Menurut Robbins (2003), persepsi dapat didefinisikan sebagai suatu proses

yang ditempuh individu-individu mengorganisasikan dan menafsirkan kesan-kesan

individu agar memberikan makna bagi lingkungan. Menurut Gibson (2000), persepsi

adalah proses proses kognitif yang dipergunakan seseorang untuk menafsirkan dan

memahami dunia sekitarnya, mencakup penafsiran objek atau tanda dari sudut

pengalaman orang yang bersangkutan.

Persepsi merupakan proses internal yang bermanfaat sebagai filter atau

metode untuk mengorganisasikan stimulus, yang memungkinkan individu

menghadapi lingkungannya. Proses persepsi dengan mekanisme melalui stimulus

yang diseleksi dan dikelompokkan dalam wujud yang berarti, yang hampir bersifat

8
otomatik dan bekerja dengan cara yang sama pada masing-masing individu sehingga

secara tipikal menghasilkan persepsi-persepsi yang berbeda-beda (Winardi, 2001).

Menurut Kotler & Amstrong (2001), persepsi adalah proses seseorang

memilih, mengatur, dan menginterpretasikan informasi untuk membentuk gambaran

yang berarti mengenal dunia.

2.1.1. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Persepsi

Beberapa faktor dapat memengaruhi persepsi yaitu:

a. Pelaku persepsi (perceiver), yaitu: pelaku persepsi (perceiver) memandang suatu

target dan mencoba menafsirkan apa yang dilihatnya, penafsiran itu sangat

dipengaruhi oleh karakteristik-karakteristik pribadinya. Karakteristik pribadi yang

lebih relevan memengaruhi persepsi adalah sikap, motif, kepentingan atau minat,

pengalaman masa lalu dan pengharapan.

b. Objek atau target yang dipersepsikan, yaitu: target/objek yang dipersepsikan juga

mempunyai karakteristik-karakteristik yang dapat memengaruhi persepsi yaitu

kedekatan, semakin besar kedekatan itu, maka semakin besar kemungkinan

individu akan cenderung mempersepsikan objek tersebut sebagai suatu kelompok

bersama.

c. Situasi yang membuat persepsi itu dilakukan, yaitu: unsur-unsur lingkungan

sekitar dan waktu memengaruhi persepsi individu. (Robbins, 2003).

Joewono (2003), mengatakan bahwa persepsi juga dapat dipengaruhi oleh

beberapa faktor, yaitu:

a. Faktor fisikal, yang melibatkan panca indra.


b. Faktor psikologis, melibatkan daya ingat, pengetahuan produk, kepercayaan,

dan nilai yang diterima konsumen.

c. Faktor image, yaitu image perusahaan atau produk yang ada di benak

konsumen.

2.1.2. Proses Persepsi

Thoha (1999) mengemukakan bahwa proses pembentukan persepsi antara satu

individu dengan individu lain berbeda-beda. Pembentukan persepsi tergantung pada

berbagai faktor yang memengaruhinya, baik faktor internal seperti: pengalaman,

keinginan, proses belajar, pengetahuan, motivasi, pendidikan, maupun faktor

eksternal, seperti: lingkungan keluarga, masyarakat, sekolah, faktor sosial budaya,

lingkungan fisik dan hayati dimana seseorang itu bertempat tinggal.

Luthans (2006) mengatakan bahwa ada tiga mekanisme pembentukan persepsi

yaitu selectivity, closure, dan interpretation. Dimana proses selectivity terjadi apabila

seseorang menerima pesan maka akan berlangsung proses penyeleksian pesan yang

dianggap penting dan tidak penting yang diperoleh dengan cara menyimpulkan dan

menafsirkan pesan, proses closure akan menyeleksi hasil kesimpulan kemudian

disusun suatu kesatuan kumpulan pesan atau stimuli dan yang terakhir interpretation

terjadi bila pesan tersebut diinterpretasikan atau penafsiran pola stimulus secara

menyeluruh kedalam lingkungan individu.

Menurut Kotler & Amstrong (2001), seseorang dapat membentuk persepsi

yang berbeda-beda mengenai rangsangan yang sama karena ada tiga macam proses

penerimaan indera, yaitu:


a. Perhatian selektif, yaitu kecenderungan seseorang untuk menyaring sebagian

besar informasi yang dihadapi, sehingga membuat para marketer harus bekerja

sangat keras untuk menarik perhatian konsumen. Pesan marketer akan hilang

bila diberikan pada orang-orang yang tidak berada dalam pasaran produk.

b. Distorsi selektif, yaitu menguraikan kecenderungan orang untuk

menginterpretasi informasi dengan cara yang akan mendukung apa yang telah

diyakini.

c. Retensi selektif, yaitu kecenderungan untuk mempertahankan informasi yang

mendukung sikap dan kepercayaan individu. Karena perhatian, distorsi dan

retensi selektif, para marketer harus bekerja keras menyampaikan pesan.

2.2. Proses Keperawatan

2.2.1 Pengertian

Proses keperawatan adalah sesuatu yang disengaja, dengan pendekatan

pemecahan masalah untuk menemukan kebutuhan keperawatan pasien dalam

pelayanan kesehatan. Meliputi pengkajian (pengumpulan data), diagnosa

keperawatan, perencanaan, implementasi dan evaluasi, serta menggunakan modifikasi

mekanisme umpan balik untuk meningkatkan upaya pemecahan masalah.

Proses keperawatan adalah metode yang sitematik dan rasional dalam

merencanakan dan memberi pelayanan keperawatan kepada individu.Tujuannya

untuk mengindentifikasi status kesehatan klien, kebutuhan atau masalah kesehatan

aktual atau resiko, membuat perencanaan sesuai dengan kebutuhan yang telah
diidentifikasi dan melaksanakan intervensi keperawatan spesifik sesuai dengan

kebutuhan (Kozier et al.1995).

Ciri-ciri perawat profesional adalah lulusan pendidikan tinggi keperawatan

minimal DIII keperawatan mampu melaksanakan asuhan keperawatan dengan

pendekatan proses keperawatan, mentaati kode etik, mampu berkomunikasi dengan

pasien, keluarga dan masyarakat serta baik dalam rangka penyuluhan kesehatan,

mampu memanfaatkan sarana kesehatan yang tersedia secara berdaya guna dan

berhasil guna mampu berperan sebagai agen pembaharu dan mengembangkan ilmu

dan teknologi keperawatan.

2.2.2. Tujuan dan Manfaat Proses Keperawatan

Tujuan dari penerapan proses keperawatan pada tantanan pelayanan kesehatan

adalah :

1. Untuk mempraktekkan suatu metoda pemecahan masalah dalam praktek

keperawatan.

2. Sebagai standar untuk praktek keperawatan

3. Untuk memperoleh suatu metode yang baku, sistematis, rasional, serta ilmiah

dalam memberikan asuhan keperawatan.

4. Untuk memperoleh suatu metoda dalam memberikan asuhan keperawatan

yang dapat digunakan dalam segala situasi sepanjang siklus kehidupan.

5. Untuk memperoleh hasil asuhan keperawatan yang bermutu.

a. Pengakuan otonomi keperawatan

b. Peningkatan rasa solidaritas


c. Meningkatkan kepuasan kerja tenaga keperawatan

d. Untuk mengembangkan ilmu keperawatan

2.2.3. Standar praktik keperawatan

Penilaian kualitas pelayanan keperawatan kepada klien, digunakan standar

praktik keperawatan yang merupakan pedoman bagi perawat dalam melaksanakan

asuhan keperawatan. Standar praktik keperawatan telah dijabarkan oleh PPNI (2000)

yang mengacu dalam tahapan proses keperawatan yang meliputi : Pengkajian,

diagnosis keperawatan, mperencanaan, implementasi dan evaluasi.

Standar I ; Pengkajian

Perawat mengumpulkan data tentang status kesehatan klien secara sitematis,

menyeluruh , akurat, singkat dan berkesinambungan

Standar II : Diagnosis keperawatan

Perawat menganalisis data pengkajian untuk merumuskan diagnosa

keperawatan.

Standar III : Perencanaan Keperawatan

Perawat membuat rencana tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah

dan meningkatkan kesehatan klien.

Standar IV : Implementasi keperawatan

Perawat mengimplementasikan tindakan yang telah diidentifikasi dalam

rencana asuhan keperawatan.


Standar V : Evaluasi Keperawatan

Perawat mengevaluasi kemajuan klien terhadap tindakan keperawatan dalam

pencapaian tujuan, dan merevisi data dasar dan perencanaan.

Dengan standar asuhan keperawatan tersebut, maka pelayanan keperawatan

menjadi lebih terarah.

2.3. Pelayanan Kesehatan

Menurut Undang-undang Kesehatan No. 36 Tahun 2009 pelayanan kesehatan

adalah suatu bentuk kegiatan yang dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan

derajat kesehatan masyarakat. Pelayanan kesehatan terdiri dari 4 yaitu pelayanan

kesehatan preventif, pelayanan kesehatan promotif, pelayanan kesehatan kuratif,

dan pelayanan kesehatan rehabilitatif.

Pelayanan kesehatan preventif adalah suatu kegiatan pencegahan terhadap

suatu masalah kesehatan/penyakit. Pelayanan kesehatan promotif adalah suatu

kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang lebih

mengutamakan kegiatan yang bersifat promosi kesehatan.

Pelayanan kesehatan kuratif adalah suatu kegiatan dan/atau serangkaian

kegiatan pengobatan yang ditujukan untuk penyembuhan penyakit, pengurangan

penderitaan akibat penyakit, pengendalian penyakit, atau pengendalian kecacatan

agar kualitas penderita dapat terjaga seoptimal mungkin.

Pelayanan kesehatan rehabilitatif adalah kegiatan untuk mengembalikan bekas

penderita ke dalam masyarakat sehingga dapat berfungsi lagi sebagai anggota


masyarakat yang berguna untuk dirinya dan masyarakat semaksimal mungkin sesuai

dengan kemampuannya.

Pelayanan kesehatan tradisional adalah pengobatan dan/atau perawatan

dengan cara dan obat yang mengacu pada pengalaman dan keterampilan turun

temurun secara empiris yang dapat dipertanggungjawabkan dan diterapkan sesuai

dengan norma yang berlaku di masyarakat.

2.3.1. Rumah Sakit

Rumah sakit adalah bagian yang sangat penting dari suatu sistem kesehatan.

Rumah sakit merupakan organisasi yang bersifat padat karya, padat modal, padat

teknologi dan padat ketrampilan. Menurut Azwar (1996) yang mengutip pendapat

Wolper (2001) rumah sakit adalah tempat dimana orang sakit mencari dan menerima

pelayanan kedokteran serta tempat dimana pendidikan klinik untuk mahasiswa

kedokteran, perawat, dan berbagai tenaga profesi kesehatan lainnya diselenggarakan.

Menurut peraturan Menkes RI No.983/Menkes/SK/IX/1992 rumah sakit

adalah sarana upaya kesehatan yang menyelenggarakan kegiatan pelayanan berupa

pelayanan rawat jalan, pelayanan rawat inap, dan pelayanan rawat darurat yang

mencakup pelayanan medik dan penunjang medik serta dapat dimanfaatkan untuk

pendidikan kesehatan dan penelitian.

Menurut Depkes (2001) tugas rumah sakit adalah melaksanakan upaya

kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan mengutamakan upaya-upaya

penyembuhan dan pemulihan yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan

upaya peningkatan dan pencegahan serta melaksanakan upaya rujukan. Adapun


misinya adalah memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau oleh

masyarakat dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

2.3.2. Manajemen Rumah Sakit

Perkembangan hubungan segitiga antara rumah sakit (Corporate /Rumah

Sakit , Customer / Pasien dan Competitor / pesaing)

a. Customer

Konsumen sudah terbiasa dimanjakan oleh produsen dan pedagang dalam

industri dan jasa lain yang lebih dulu menempatkan kepuasan pelanggan sebagai

faktor utama layananya. Jadi kita harus mengetahui tantangan pertama bagi rumah

sakit adalah bagaimana menbuat sikap dan perilaku kita semua menjadi berfokus

pada upaya sungguh sungguh meningkatkan kepuasan konsumen atau pasien.

b. Competitor
Tantangan kedua adalah dari competitor. Persaingan dapat bersumber disemua

pesaing. Persaingan dapat bersumber disesama rumah sakit satu wilayah atau kota

lain didalam negeri atau bahkan dari rumah sakit pesaing, dari kawasan ASEAN /

AFTA (misalnya Singapura dan Malaysia) dan dari APEC (Australia). Kita semua

tahu betapa giatnya negara-negara tetangga melakukan promosi di Indonesia tetapi

disini harus diingat bahwa pesaing bukan hanya sesama rumah sakit, tetapi harus

diperhitungkan juga sarana-sarana dan upaya-upaya kesehatan baru seperti Medical

Centers, Trauma Centers, Therapy Centers, Fitnetss Centers, Diagnostic Centers,


praktek bersama dengan spesialis, karena terfokus pada spesialis dan jumlah jasa

pelayanan yang terbatas, mereka lebih efisien dan efektif.

c. Corporate

Rumah sakit mempunyai 2 (dua ) tantangan sekaligus, yaitu :

1. Konsumen yang semakin tinggi tuntutan dan harapannya

2. Pesaing pesaing yang tangguh dan banyak ragamnya

Kelemahan kelemahan umum rumah sakit antara lain :

1. Kemampuan dan profesionalisme dalam manajemen masih lemah

2. Rumah sakit belum sesungguhnya berfokus pada kepuasan pelanggan /

pasien,banyak yang berpersepsi tradisional, bahwa pasienlah yang membutuhkan

rumah sakit bukan sebaliknya .

3. Manajemen mutu belum mencakup seluruh bidang kegiatan

4. Pengembangan SDM, perlu mendapatkan perhatian sungguh - sungguh

5. Efisiensi dalam pemberdayaan sumber daya masih perlu ditingkatkan

6. Kegiatan pemasaran perlu lebih mendapat perhatian

Untuk mengatasi masalah dan tantangan ini perlu diterapkan Total Quality

Manajement ( TQM ) :

1. Fokus tujuan akhir adalah kepuasan konsumen atau pasien

2. Dicapai dengan upaya berlanjut meningkatkan mutu dengan terus menerus

menyempurnakan proses-proses di rumah sakit (Continuous Quality Improvemen,

CQI)
3. Dengan partisipasi dan keterlibatan setiap orang dan setiap satuan kerja

rumah sakit

4. Dengan menerapkan teknik-teknik dan cara-cara yang terbukti efektif

meningkatkan mutu.

Pelayanan jasa rumah sakit dapat dibagi dalam tiga kelompok, yaitu :

a. Pelayanan Medik, adalah pelayanan yang diberikan kepada pasien sesuai dengan

ilmu kedokteran mutahir, kemampuan serta fasilitas rumah sakit. Dapat

dilaksanakan di Unit Rawat Jalan, Unit Gawat Darurat, Unit Rawat Inap, Kamar

Bedah dan Kamar Bersalin, sehingga diperlukan kebijakan, prosedur kerja dan

uraian tugas yang jelas di setiap unit tersebut. Pelayanan medic di sebuah rumah

sakit tergantung dari jenis rumah sakit, kelas rumah sakit, jenis perlatan medic dan

ahli yang tersedia.

b. Pelayanan penunjang medik, adalah merupakan tugas pokok dari kegiatan rumah

sakit yang lebih bersifat struktural sehingga pengontrolan oleh pihak manajemen

rumah sakit lebih mudah karena ada prosedur khusus. Pelayanan penunjang medik

terdiri dari palayanan radiology, pelayanan Laboratorium, pelayanan Anastesi,

pelayanan Gizi, pelayanan Farmasi, dan pelayanan Rehabilitasi medik. Jenis

pelayanan yang bisa diberikan kepada pasien dari setiap rumah sakit tergantung

dari tipe rumah sakit, jenis perawatan yang tersedia dan jenis tenaga yang ada.

c. Pelayanan Administrasi, adalah merupakan kegiatan penunjang yang member

dukungan untuk melaksanakan jasa professional terdiri dari administrasi umum

yang mengelola informasi yang tepat, teliti dalam bidang ketatausahaan, keuangan,

kepegaiwaian sesuai dengan pelayanan yang ada (Soejadi, 1999).


Rumah sakit merupakan salah satu pelayanan jasa yang dalam melakukan

aktivitasnya, tidak boleh lepas dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Kedua hal tersebut meningkatkan kesadaran dan tuntutan masyarakat terhadap

pelayanan jasa kesehatan yang semakin baik. Hal ini juga menyebabkan nilai (value)

masyarakat berubah terhadap pelayanan jasa kesehatan yang lebih bermutu.

Perubahan ini merupakan tantangan bagi pihak rumah sakit yang dihadapkan pada

lingkungan usaha yang berubah.

Kualitas dan kepuasan tidak dapat dipisahkan, seperti layaknya dua sisi mata

uang. Kualitas memberikan suatu dorongan kepada pasien untuk menjalin ikatan yang

kuat dengan rumah sakit. Dalam jangka panjang, ikatan seperti ini memungkinkan

rumah sakit untuk memahami dengan seksama harapan pasien serta kebutuhan

mereka. Dengan demikian, rumah sakit dapat meningkatkan kepuasan pasien

sehingga rumah sakit memaksimumkan pengalaman pasien yang menyenangkan dan

meminimumkan atau meniadakan pengalaman yang kurang menyenangkan. Yang

pada akhirnya, kepuasan pasien dapat menciptakan kesetiaan atau loyalitas pasien

kepada rumah sakit yang memberikan kualitas memuaskan.

2.3.3. Pelayanan Rawat Inap

Rawat inap merupakan salah satu jenis perawatan yang pasiennya dirawat di

rumah sakit untuk jangka waktu tertentu dan pasien tinggal di rumah sakit untuk

mendapat perawatan. Pasien datang ke rumah sakit dapat datang sendiri tanpa rujukan

dari luar diterima oleh bagian penerimaan pasien. Bagian penerimaan pasien
meneruskan ke ruang perawatan untuk diperiksa dan didiagnosis secara terperinci dan

spesifik.

Pasien sejak masuk ruang perawatan hingga pasien dinyatakan boleh pulang

mendapat pelayanan antara lain:

1. Pelayanan penerimaan atau administrasi;


2. Pelayanan dokter;
3. Pelayanan perawat;
4. Pelayanan makanan atau gizi;
5. Pelayanan penunjang medik dan non medik.

2.4. Loyalitas

James (2003) Loyalitas secara umum diartikan sebagai kepatuhan dari

seseorang kepada seseorang atau lembaga/institusi yang disenanginya. Namun

loyalitas dalam arti yang lebih luas sering juga diartikan sebagai kesetiaan seseorang

atas suatu produk, baik barang maupun jasa tertentu dan merupakan manifestasi dan

kelanjutan dari kepuasan konsumen dalam menggunakan fasilitas maupun jasa

pelayanan yang diberikan oleh suatu perusahaan, serta untuk tetap menjadi konsumen

dari perusahaan tersebut.

Loyalitas seorang pelanggan merupakan suatu kesetiaan yang diberikan

pelanggan terhadap suatu perusahaan/lembaga/organisasi yang telah menyediakan

barang atau jasa kepadanya secara memuaskan. Etimologi latin dari loyalitas adalah

hukum atau prinsip (loyal berasal dari kata latin: legalis yang berarti legal/hukum).

Menurut Griffin (2003) loyalitas seseorang umumnya lebih mengarah pada suatu
kebiasaan yang ditujukan pada pembeliaan secara terus menerus yang didasarkan

pada unit pengambilan keputusan yang telah teruji.

Loyalitas merupakan persentase dari orang yang pernah membeli barang/jasa

dalam kerangka waktu tertentu dan melakukan pembelian selanjutnya secara

berulang-ulang. Alasan untuk tetap tertarik terhadap suatu produk yang akan

mengarahkan pelanggan untuk berminat membeli ulang adalah pengalaman yang

memuaskan terhadap produk/jasa tersebut (Hizrani, 2002)

Caruana (2000), menyebutkan perihal loyalitas terhadap barang/jasa meliputi

tiga komponen utama yang saling terkait antara lain pembelian ulang, perilaku dan

adanya kesadaran atau pengertian terhadap barang dan jasa tersebut.

Kotler (2002) menyampaikan bahwa produk jasa umumnya memiliki ciri

kualitas berdasarkan kepercayaan yang mengakibatkan konsumen jasa lebih

mengandalkan pada kabar dari mulut ke mulut (orang ke orang), dan konsumen juga

lebih memperhatikan harga, pemberi jasa dan isyarat fisik untuk menilai kualitas jasa

sehingga konsumen akan sangat loyal bila pemberi jasa layanan tersebut memuaskan

mereka. Mutu atau kualitas sangat bersifat subjektif, tergantung pada persepsi,

sistem nilai, latar belakang sosial, pendidikan, ekonomi, budaya, dan banyak faktor

lain pada masyarakat atau pribadi yang terkait dengan jasa pelayanan perusahaan

tersebut. Mutu adalah keadaan produk yang selalu mengacu pada kepuasan

pelanggan, karena kepuasan pelanggan merupakan kunci utama yang menjadikan

organisasi mampu bersaing dan dapat menjaga kelangsungan hidup organisasi dalam

jangka panjang. Selanjutnya dikatakan suatu produk hanya dapat dijamin dengan
menerapkan Total Quality Management yang dapat dilandasi metode manajemen

yang dipicu oleh pelanggan. Mutu dapat diartikan sebagai alat organisasi untuk

meningkatkan produktivitas, alat organisasi untuk mengurangi pemborosan, alat

untuk menurunkan biaya atau untuk meningkatkan financial return atau sisa hasil

usaha (Sabarguna, 2004).

Mutu pelayanan tidak ditentukan semata-mata oleh hasil evaluasi pelayanan

yang diberikan jasa pelayanan kesehatan kepada pelanggan (pasien), tetapi juga

ditentukan oleh proses bagaimana pelayanan tersebut diberikan. Di samping itu

penilaian pasien atas pelayanan perlu dipahami sungguh-sungguh, bahwa kriteria

yang dipakai oleh pasien amat menentukan penilaian baik atau buruk atas suatu

pelayanan yang mereka terima. Persepsi pasien atas mutu pelayanan sebetulnya

terkait erat dengan harapan-harapan atau ekspektasi yang mereka ingin capai, rasakan

dan nikmati.

Menurut Robert dan Prevest dalam Lupiyoadi (2001), mutu pelayanan

kesehatan bersifat multi dimensi. Ditinjau dari pemakai jasa pelayanan kesehatan

(health consumer) maka pengertian mutu pelayanan lebih terkait pada ketanggapan

petugas memenuhi kebutuhan pasien, kelancaran komunikasi antara petugas dalam

melayani pasien, kerendahan hati dan kesungguhan. Ditinjau dari penyelenggaraan

pelayanan kesehatan (health provider), maka kualitas pelayanan lebih terkait pada

kesesuaian pelayanan yang diselenggarakan dengan perkembangan ilmu dan

teknologi kedokteran mutakhir. Hal ini terkait pula dengan otonomi yang dimiliki
oleh masing-masing profesi dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan sesuai

dengan kebutuhan pasien.

Menurut Azwar (1996), pengertian mutu pelayanan kesehatan perlu dilakukan

pembatasan yang secara umum dapat disebutkan bahwa yang dimaksud dengan mutu

pelayanan kesehatan adalah mengacu pada tingkat kesempurnaan pelayanan

kesehatan. Pada satu sisi dapat menimbulkan kepuasan kepada pasien, sedang pada

sisi lain prosedurnya harus sesuai dengan kode etik standar profesi yang ditetapkan.

Selanjutnya Kotler (2002) mengklasifikasikan tahapan loyalitas seseorang

kedalam delapan tahapan antara lain :

1. Suspects, meliputi semua orang yang membeli barang atau jasa seseorang/

perusahaan tapi pembeli tersebut belum tau apapun mengenai barang, seseorang

dan perusahaan tersebut;

2. Prospects, adalah orang yang memiliki kebutuhan akan produk atau jasa tertentu

dan mempunyai kemampuan untuk membelinya, walaupun konsumen belum

melakukan pembelian namun mereka telah mengetahui keberadaan perusahaan

dan barang atau jasa yang ditawarkan karena seseorang telah merekomendasikan

barang atau jasa tersebut;

3. First Time Consumens, adalah pelanggan yang membeli untuk pertama kali dan

merupakan pelanggan baru;

4. Repeat Customer, adalah pelanggan yang membeli untuk kedua kalinya;


5. Client, ada orang yang secara rutin membeli barang atau jasa yang mereka

butuhkan dan mereka biasanya tidak terpengaruh oleh persaingan dari produk

lain;

6. Members, adalah pelanggan yang membeli secara rutin dan mendapat perlakuan

khusus karena pembelian secara teratur dan dalam jumlah yang besar;

7. Advocates, adalah pelanggan seperti members namun mereka menyarankan

teman-teman mereka untuk membeli barang atau jasa tersebut dan membawa

pelanggan untuk perusahaan tersebut.

Berbeda halnya dengan Kotler yang membagi tahapan loyalitas menjadi 8

tahapan, Baloglu (2002) membagi tingkatan loyalitas hanya dalam 4 (empat)

tingkatan, tingkatan tersebut didasarkan pada penilaian perilaku dan kebiasaan orang

tersebut, antara lain :

1. High (true) loyalty, orang tersebut memiliki ciri-ciri dengan pola pembelian yang

tinggi serta menunjukkan perilaku loyal yang tinggi.

2. Latent loyalty, orang tersebut dengan ciri-ciri pola perilaku pembelian yang

rendah, meskipun mereka mempunyai komitmen yang kuat terhadap perusahaan.

Perilaku pembelian yang rendah tersebut dapat disebabkan karena harga yang

mahal, keterkangkauan atau distribusinya yang tidak tersebar dengan baik.

3. Spurious/artificial loyalty, dengan ciri-ciri mereka melakukan pembelian yang

berulang meskipun tidak suka atau secara emosional tidak terikat terhadap merek

tertentu, hal tersebut dapat dikarenakan oleh beberapa faktor seperti kebiasaan

pembelian, insentif yang didapat dan tidak ada pilihan lain.


Low loyalty, menunjukkan lemahnya perilaku loyal dan rendahnya perilaku

pembelian. Hal yang perlu diperhitungkan oleh pihak provider, adalah kriteria yang

digunakan pelanggan untuk menilai baik-buruknya pelayanan keperawatan :

1. Bukti fisik, yaitu kemampuan suatu provider dalam menentukan eksistensinya

kepada pihak eksternal. Penampilan dan kemampuan sarana dan prasarana fisik

perusahaan dan keadaan lingkungan sekitarnya adalah bukti nyata dari pelayanan

yang diberikan oleh pemberi jasa, meliputi: fasilitas fisik (gedung, gudang, dan

sebagainya), perlengkapan dan peralatan yang dipergunakan (teknologi) serta

penampilan pegawainya.
2. Kehandalan, yaitu kemampuan provider untuk memberikan pelayanan sesuai

dengan yang dijanjikan secara akurat dan terpercaya. Kinerja harus sesuai dengan

harapan pelanggan yang berarti: ketepatan waktu, pelayanan yang sama untuk

semua pelanggan tanpa kesalahan, sikap yang simpatik, dan dengan akurasi yang

tinggi.
3. Ketanggapan, yaitu suatu kemauan untuk membantu dan memberikan pelayanan

yang cepat (responsif) dan tepat kepada pelanggan dengan penyampaian

informasi yang jelas. Membiarkan pasien menunggu tanpa adanya alasan yang

jelas menyebabkan persepsi yang negatif dalam mutu pelayanan.


4. Jaminan, yaitu pengetahuan, komponen antara lain komunikasi (communication),

kredibilitas (credibility), keamanan (security), kompetensi (competence) dan

sopan santun (courtesy).


5. Perhatian), yaitu perhatian / attensi penuh dan rasa care secara individual tiap

karyawan medis dan non-medis dari provider yang dapat menyentuh hati dan

perasaan pelanggan/pasien. Di mana suatu provider diharapkan memiliki


pengertian dan pengetahuan tentang pasien, memahami kebutuhan pasien secara

spesifik, serta memiliki waktu pengoperasian yang nyaman.

Hal paling menarik yang perlu diperhitungkan oleh pihak provider, adalah

kriteria yang digunakan pelanggan untuk menilai baik-buruknya mutu pelayanan.

Terdapat 10 dimensi kriteria mutu pelayanan yang perlu diperhitungkan oleh

provider untuk menarik minat calon-calon pelanggan/pasien, yakni : (Zeithaml,

Valerie.A. dkk,1990):

1. Tangibles

Penampilan fasilitas-fasilitas fisik (keindahan dan kelengkapan gedung, termasuk

antara lain pertamanan yang cantik, tempat parkir yang cukup memadai, furniture

dengan desain interior yang indah, lift, cafetaria, toko souvenir, toilet yang

bersih, dsb), peralatan kedokteran yang lengkap, penampilan karyawan (antara

lain seragam), dan bahan-bahan komunikasi, dsb.

2. Reliability

Kepercayaan atas kemampuan provider untuk mewujudkan pelayanan yang telah

dijanjikan dengan baik, dan teliti, sebagaimana yang telah di publikasikan.

3. Responsiveness

Tanggapan yang cepat dan keinginan yang kuat serta niat baik dari seluruh

karyawan dan unit-unit dari provider untuk membantu pelanggan dalam rangka

memberikan pelayanan yang bermutu.

4. Competence

Semua tenaga yang bekerja pada provider memiliki keterampilan dan


pengetahuan yang baik yang dibutuhkan dalam melaksanakan tugas-tugas

pelayanan.

5. Courtesy

Sikap sopan-santun, ramah-tamah, rasa hormat, tegur-sapa penuh senyum,

perhatian, dan rasa persahabatan dari karyawan tenaga medis dan non-medis,

terutama bagi contact personne), serta pihak manajemen dari provider.

6. Credibility

Keyakinan dan kepercayaan pelanggan/pasien terhadap bagusnya reputasi

provider dalam pelayanan yang diberikan kepada pelanggan/pasien,

7. Security

Perasaan bebas pelanggan / pasien dari segenap bahaya apa pun, risiko dan

keragu-raguan, yang ditimbulkan provider dan seluruh sistemnya.

8. Access

Kemudahan-kemudahan dalam berhubungan dan kontak dengan provider dan

karyawannya. Hal ini berarti lokasi fasilitas jasa yang mudah dijangkau, waktu

menunggu yang tidak terlalu lama, dan lain-lain.

9. Communication

Memelihara hubungan dengan pelanggan dengan bahasa yang menyentuh dan

mudah dipahami, dan kemauan segenap tenaga provider untuk mendengarkan

keluhan, saran, usul, pendapat atau permintaan pelanggan.

10. Understanding the Customer

Upaya semua tenaga provider untuk mengenali dan memahami apa dan siapa
pelanggan / pasien dan apa kebutuhan mereka.

Menurut Garvin (Lovelock, 1994), dimensi-dimensi kualitas pelayanan kesehatan

adalah:

1. Kinerja (performance) karakteristik operasi pokok dari produk inti, misalnya

kecepatan, jumlah pasien, kemudahan dalam pembayaran/ pendaftaran,

kenyamanan, dan sebagainya.

2. Ciri-ciri atau keistimewaan tambahan (features), yaitu karakteristik sekunder atau

pelengkap, misalnya kelengkapan interior dan eksterior rumah sakit.

3. Kehandalan (reliability), yaitu diagnose tepat, terapi cepat, dan sebagainya.

4. Kesesuaian dengan spesifikasi (conformance to specifications), yaitu sejauh mana

karakteristik desain dan operasi memenuhi standar-standar yang telah ditetapkan

sebelumnya. Misalnya standar keamanan, tindakan sesuai dengan prosedur,

pendaftaran sesuai prosedur.

5. Daya tahan (durability), berkaitan dengan berapa lama suatu produk dapat terus

digunakan.

6. Serviceability, meliputi kecepatan, kompetensi, kenyamanan, serta penanganan

keluhan yang memuaskan. Pelayanan yang diberikan tidak terbatas hanya

sebelum penjualan, tetapi juga selama penjualan hingga purna jual.

7. Estetika, yaitu daya tarik panca indera, misalnya bentuk gedung, warna, ruang

tunggu, desain kamar rawat inap, dll.

8. Kualitas yang dipersepsikan (perceived quality), yaitu citra dan reputasi produk

serta tanggung jawab organisasi pelayanan kesehatan terhadapnya. Biasanya


karena kurangnya pengetahuan pasien akan atribut/ ciri-ciri produk/ pelayanan

yang akan diperoleh, maka pembeli mempersepsikan kualitasnya dari aspek

harga, nama organisasi pelayanan kesehatan, iklan, reputasi organisasi pelayanan

kesehatan.

Menurut Andersen (1995) dalam Pohan (2007) bahwa faktor-faktor yang

mempengaruhi pencarian pelayanan kesehatan dapat digolongkan ke dalam 3 (tiga)

bagian, yaitu :

1. Faktor predisposisi (predisposing factor)

Komponen predisposisi menggambarkan karakteristik pasien yang mempunyai

kecenderungan untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan terdiri dari:

a. Demografi (umur, jenis kelamin, status sosial ekonomi)

b. Struktur sosial (suku, ras, kebudayaan, pekerjaan, pendidikan)

c. Kepercayaan (kepercayaan terhadap penyakit, dokter, petugas kesehatan)

2. Faktor pemungkin (enabling factor)

3. Faktor pemungkin terdiri atas:

a. Mutu pelayanan kesehatan

Hasil penelitian Bank Dunia di Indonesia pada tahun 1988 menunjukkan salah

satu penyebab rendahnya pemanfaatan rumah sakit oleh masyarakat adalah

mutu pelayanan yang rendah.

b. Jarak pelayanan

Salah satu pertimbangan pasien dalam menentukan sikap untuk mendapatkan

pelayanan kesehatan adalah jarak yang ditempuh dari tempat tinggal pasien
sampai ke tempat sumber perawatan.

c. Status sosial ekonomi

Status ekonomi memengaruhi seseorang dalam membayar pelayanan

kesehatan. Setiap orang dari segala lapisan sosial berhak menerima kesehatan.

Tetapi kenyataannya menunjukkan bahwa lebih sering diprioritaskan orang

dengan status ekonomi yang lebih tinggi. Status ekonomi merupakan salah

satu faktor terhadap pelayanan kesehatan.

4. Kebutuhan Pelayanan (need)

Keadaan status kesehatan seseorang menimbulkan suatu kebutuhan yang

dirasakan dan membuat seseorang mengambil keputusan untuk mencari

pertolongan kesehatan. Selain dipengaruhi faktor di atas ada beberapa faktor yang

memengaruhi pelayanan kesehatan, yaitu:

a. Tarif atau biaya

Tarif atau biaya kesehatan sangat penting untuk menentukan dalam

pemanfaatan pelayanan kesehatan. Adanya peningkatan harga pelayanan

kesehatan akan menyebabkan penurunan permintaan.

b. Fasilitas

Fasilitas yang baik akan memengaruhi sikap dan perilaku pasien,

pembentukan fasilitas yang benar akan menciptakan perasaan sehat, aman,

dan nyaman. Setiap fasilitas pelayanan kesehatan dan pelayanan sosial

mempunyai pandangan yang mungkin menambahi atau mengurangi kepuasan

pasien dan penampilan kerja (Kotler, 1997).

c. Pelayanan personil
Pelayanan personil memegang peranan dalam menjaga mutu pelayanan

sehingga pemakai jasa pelayanan kesehatan menjadi puas. Personil itu terdiri

atas dokter maupun perawat, tenaga para medis serta penunjang non medis.

Pelayanan personil dapat berupa pelayanan profesional dan keramahan

sehingga meningkatkan citra dari rumah sakit tersebut.

d. Lokasi

Lokasi pelayanan kesehatan yang berada di lingkungan sosial ekonomi rendah

biasanya yang berkunjung, juga pelanggan dari masyarakat miskin, karena

orang berpenghasilan tinggi tidak akan datang ke lingkungan miskin untuk

perawatan medis (Kotler, 2002). Lokasi adalah yang paling diperhatikan bagi

pencari pelayanan kesehatan karena jarak yang dekat akan memengaruhi bagi

pencari pelayanan kesehatan karena jarak yang dekat akan memengaruhi bagi

pencari pelayanan kesehatan untuk berkunjung. Suatu studi mengatakan

bahwa alasan yang penting untuk memilih rumah sakit adalah yang dekat

lokasi.

e. Kecepatan dan Kemudahan Pelayanan

Pada dasarnya manusia ingin kemudahan, begitu juga dengan mencari

pelayanan kesehatan, mereka suka pelayanan yang cepat mulai dari

pendaftaran sampai pada waktu pulang.

f. Informasi

Dengan adanya iklan dan promosi sangat efektif karena dapat langsung

didengar dan dilihat baik itu mengenai fasilitas, harga yang akan
memengaruhi pilihan konsumen. Informasi dapat berupa pengalaman pribadi,

teman-teman, surat kabar.

Keputusan untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan merupakan kombinasi

dari kebutuhan normatif dengan kebutuhan yang dirasakan, karena untuk konsumsi

pelayanan. Konsumen sering tergantung kepada informasi yang disediakan oleh

institusi pelayanan kesehatan ditambah dengan profesinya. Faktor-faktor lain yang

berpengaruh antara lain pendapatan, harga, lokasi, dan mutu pelayanan .

Menurut Groner dan Sorhin (1977) dalam Pohan (2007), ada 5 (lima) faktor

utama yang memengaruhi demand terhadap pelayanan kesehatan:

a. Persepsi sakit

b. Realisasi kebutuhan (harapan, kepercayaan, pengalaman sebelumnya, adat

istiadat)

c. Kemampuan membayar

d. Motivasi untuk memperoleh pelayanan kesehatan

e. Lingkungan (tersedianya fasilitas pelayanan kesehatan)

2.5. Landasan Teori

Pelayanan keperawatan sebagai bagian integral dari pelayanan kesehatan

merupakan pelayanan esensial dan sentral dari pelayanan rumah sakit dan

kelangsungannya sangat ditentukan oleh proses pelayanan yang diberikan perawat

dalam memberikan asuhan keperawatan. Kualitas pelayanan harus dimulai dari

kebutuhan pasien dan berakhir pada persepsi pasien. Tingkat kualitas pelayanan tidak
dapat dinilai berdasarkan sudut pandang perusahaan/rumah sakit tetapi harus

dipandang dari sudut pandang pasien.

Parasuraman dkk tahun 1990 (Dalam Zeithamil dan Biter) penilaian terhadap

kualitas jasa ada lima yang perlu diperhatikan :

1. Bukti fisik, yaitu meliputi fisik, perlengkapan, pegawai dan sarana komunikasi.
2. Empati, yaitu meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan komunikasi yang

baik, perhatian pribadi dalam memahami kebutuhan para pelanggan.


3. Daya tanggap, yaitu keinginan para staf untuk membantu para pelanggan dan

memberikan pelayanan dengan tanggap.


4. Kehandalan, yaitu kemampuan memberikan layanan yang dijanjikan dengan

segera, akurat, kehandalan dan memuaskan.


5. Jaminan, yaitu mencakup pengetahuan, kemampuan, kesopanan dan sifat yang

dapat dipercaya yang dimiliki oleh para staf.

Kelima dimensi mutu pelayanan berhubungan dengan apa yang biasanya

diharapkan dari suatu pelayanan jasa kesehatan. Ketika pihak pasien mengalami

pelayanan tersebut secara realistis, maka mereka kemudian akan merasa dipuaskan

terutama bila pelayanan yang mereka peroleh sepadan bahkan lebih dari apa yang

mereka harapkan. Diharapkan pasien akan datang kembali untuk memperoleh

pelayanan kesehatan.

2.6. Kerangka Konsep Penelitian

Pelayanan Keperawatan :

- Bukti fisik

- Kehandalan Loyalitas pasien rawat


inap kelas III
- Daya Tanggap

- Jaminan

- Empati
Gambar 2.1. Kerangka Konsep Penelitian
BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian survey dengan tipe explanatory research.

Penelitian tipe ini bertujuan untuk menjelaskan pengaruh persepsi pasien pada

pelayanan keperawatan terhadap loyalitas pasien rawat inap klas III Rumah Sakit

Umum Sembiring Delitua

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Sembiring Delitua.

3.3.Populasi dan sampel

3.3.1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien rawat inap yang dirawat di

kelas III Rumah Sakit Umum Sembiring Delitua sampal yang berjumlah sebanyak

200 orang.

3.3.2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari pasien rawat inap yang dirawat di kelas III di

Rumah Sakit Umum Sembiring Delitua.Penentuan jumlah sampel dengan

menggunakan rumus sebagai berikut (Notoadmodjo, 2005) :

N 35
n =
1 N (d 2 )
200
n =
1 200(0,1) 2

n = 67

Keterangan :

N = Besar populasi

n = Besar sampel

d = Tingkat ketepatan yang diinginkan

Dari rumus diatas diperoleh sampel dalam penelitian ini sebanyak 67 pasien.

Penelitian ini mengambil sampel secara insidental dimana pasien yang dirawat di

ruang rawat inap kelas III pada saat penelitian berlangsung.

3.4. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan cara :

a. Daftar pertanyaan (questionere) yang diberikan kepada responden yaitu pasien

di klas III Rumah Sakit Umum Sembiring Delitua.

b. Wawancara (interview) kepada yang berhak dan berwenang memberikan data

dan informasi yang mendukung penelitian ini.( Direktur, Staf Dik lat, perawat

ruang Rumah Sakit Umum Sembiring Delitua)

c. Dokumentasi dengan mengumpulkan berbagai informasi yang berhubungan

dengan obyek penelitian yang diperoleh dari Rumah Sakit Umum Sembiring

Delitua Uji Validitas dan Reliabilitas.

Uji validitas bertujuan untuk mengetahui sejauhmana suatu ukuran atau nilai

yang menunjukkan tingkat kehandalan atau kesahihan suatu alat ukur dengan cara
mengukur korelasi antara variabel dengan skor total variabel pada analisis reliability

dengan melihat nilai correlation corrected item, dengan ketentuan jika nilai r hitung >

r tabel, maka dinyatakan valid dan sebaliknya.

Reliabilitas data merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat

pengukur dapat menunjukkan ketepatan dan dapat dipercaya dengan menggunakan

metode Cronbachs Alpha, yaitu menganalisis reliabilitas alat ukur dari satu kali

pengukuran, dengan ketentuan, jika nilai r alpha > r tabel, maka dinyatakan reliabel

(Sugiyono, 2004). Nilai r Tabel dalam penelitian ini menggunakan critical value of

the product moment pada taraf signifikan 95%, maka untuk sampel 30 orang yang

diuji nilai r-Tabelnya adalah sebesar 0,361. Uji coba kuesioner dilakukan terhadap 30

pasien rawat inap kelas III di Rumah Sakit Dr. Djoelham Binjai.

Tabel 3.1. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

No Pertanyaan Corrected Item- Keterangan


Total Correlation
1 Kehandalan
Pertanyaan 1 0,824 Valid
Pertanyaan 2 0,825 Valid
Pertanyaan 3 0,877 Valid
Pertanyaan 4 0,918 Valid
Pertanyaan 5 0,918 Valid
Nilai Hitung Alpha Cronbach 0,949 Reliabel
2 Daya Tanggap
Pertanyaan 1 0,645 Valid
Pertanyaan 2 0,823 Valid
Tabel 3.1 (Lanjutan)

Pertanyaan 3 0,882 Valid


Pertanyaan 4 0,916 Valid
Pertanyaan 5 0,882 Valid
Nilai Hitung Alpha Cronbach 0,931 Reliabel
3 Jaminan
Pertanyaan 1 0,549 Valid
Pertanyaan 2 0,811 Valid
Pertanyaan 3 0,883 Valid
Pertanyaan 4 0,907 Valid
Pertanyaan 5 0,883 Valid
Nilai Hitung Alpha Cronbach 0,918 Reliabel
4 Perhatian
Pertanyaan 1 0,699 Valid
Pertanyaan 2 0,619 Valid
Pertanyaan 3 0,750 Valid
Pertanyaan 4 0,618 Valid
Pertanyaan 5 0,669 Valid
Nilai Hitung Alpha Cronbach 0,849 Reliabel
5 Bukti fisik
Pertanyaan 1 0,942 Valid
Pertanyaan 2 0,937 Valid
Pertanyaan 3 0,950 Valid
Pertanyaan 4 0,950 Valid
Pertanyaan 5 0,540 Valid
Pertanyaan 6 0,505 Valid
Nilai Hitung Alpha Cronbach 0,923 Reliabel
6 Loyalitas
Pertanyaan 1 0,542 Valid
Pertanyaan 2 0,761 Valid
Pertanyaan 3 0,803 Valid
Nilai Hitung Alpha Cronbach 0,835 Reliabel

3.5. Variabel dan Definisi Operasional

3.5.1. Variabel Dependen


Variabel dependen dalam penelitian ini adalah loyalitas yaitu Komitmen

pasien untuk tetap membeli jasa rumah sakit khususnya di kelas III Rumah Sakit

Umum Sembiring Delitua Variabel Independen

Variabel independen dalam penelitian ini adalah pelayanan keperawatan

meliputi : Tangible, Reliability, Responsiveness, Assurance dan Empathy

Tabel 3.2. Variabel Independen dan Dependen

Sub Indikator Kriteria Skala


No Variabel
variabel penilaian ukur
1. Persepsi Tangible a. Tersedianya alat medis 4=Sangat interval
b. Alat medis berfungsi Setuju
baik 3= Setuju
c. Tempat tidur nyaman 2=Tidak
d. Penampilan perawat Setuju
e. Kebersihan ruangan 1=Sangat
Tidak Setuju
Reliability a. Kemampuan perawat 4=Sangat interval
memberi pelayanan Setuju
medis 3= Setuju
b. Kemampuan perawat 2=Tidak
membantu pasien Setuju
c. kemampuan perawat 1=Sangat
mengatasi keluhan Tidak Setuju
pasien
d. ketepatan pemberian obat

Tabel 3.2 (Lanjutan)

Responsive a. Perawat cepat 4=Sangat interval


ness menanggapi keluhan Setuju
pasien 3= Setuju
b. Perawat cepat 2=Tidak
mengetahui kondisi Setuju
pasien 1=Sangat
c. Perawat membantu Tidak Setuju
keperluan pribadi pasien
jika diperlukan
Assurance a. Perawat terdidik dan 4=Sangat interval
mampu melayani pasien Setuju
b. Perawat sopan dan 3= Setuju
hormat kepada pasien 2=Tidak
c. Perawat bersikap ramah Setuju
d. Kerahasiaan pasien 1=Sangat
terjaga Tidak Setuju
Empathy a. Perawat melayani secara 4=Sangat interval
individu Setuju
b. Perawat memperhatikan 3= Setuju
kebutuhan pribadi pasien 2=Tidak
c. Waktu yang cukup untuk Setuju
konsultasi keluarga 1=Sangat
pasien Tidak Setuju
2. Loyalitas Keinginan pasien untuk 1.loyal interval
kembali berobat ulang di 2. tidak
ruang rawat inap RS. loyal
DR.R.M Djoelham Binjai

3.6. Metode Pengukuran.


a. Variabel Independen

Pengukuran variabel pelayanan keperawatan rawat inap dilakukan dengan

membuat daftar pertanyaan yang diadopsi dari penelitian Parasuraman dkk (1996)

dan berisi aspek-aspek pelayanan rawat inap. Aspek-aspek tersebut diukur dengan

menggunakan lima dimensi mutu yaitu bukti fisik (tangible), kehandalan (reliability),

ketanggapan (responsiveness), jaminan (assurance), dan perhatian (emphaty).

Metode pengukuran variabel persepsi pelayanan didasarkan pada skala likert

sebagai berikut :

a. Sangat setuju, diberi skor 4


b. Setuju, diberi skor 3

c. Tidak Setuju, diberi skor 2

d. Sangat tidak setuju diberi skor 1 (Tjiptono, 2006)

b. Variabel Dependen

Metode pengukuran variabel loyalitas didasarkan pada skala interval

berdasarkan keinginan pasien untuk kembali berobat ulang ke Rumah Sakit Umum

Sembiring Delitua. Pengukuran variabel loyalitas tersebut didasarkan pada skala

likert sebagai berikut :

a. Sangat setuju, diberi skor 4


b. Setuju, diberi skor 3
c. Tidak Setuju, diberi skor 2
d. Sangat tidak setuju diberi skor 1 (Tjiptono, 2006)

3.7. Metode Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini mencakup :

1. Analisis univariat, yaitu analisis yang menggambarkan secara tunggal variabel-

variabel independen dan dependen dalam bentuk distribusi frekuensi.

2. Analisis bivariat, yaitu untuk melihat hubungan variabel independen dengan

dependen menggunakan uji korelasi Pearson Product Moment pada taraf

kepercayaan 95% (p<0,05).


3. Analisis multivariat, yaitu analisis lanjutan untuk melihat pengaruh antara variabel

independen dengan dependen menggunakan Uji statistik yang digunakan Regresi

Linier Berganda yaitu untuk mengetahui variabel independen yang dominan

pengaruh terhadap variabel dependen dengan formulasi :

Y = 1X1 + 2X2 + 3X3 + 4X4 + 5X5 + e

Dimana :
Y = Variabel terikat (Loyalitas Pasien)
= Koefisien regresi, i = 1,2,3,4,5
e = Epsilon atau variable yang tidak diteliti
= bukti fisik / tangible
= kehandalan / reliability
= ketanggapan / responsiveness
= Jaminan / assurance
= perhatian / empathy
BAB 4
HASIL PENELITIAN

4.1 Sejarah Ringkas dan Perkembangan RSUD DR. R. M. DJOELHAM

Sejarah RSUD Dr. R. M. Djoelham Kota Binjai yang sebelumnya bernama

RSU Binjai belum terdokumentasikan secara lengkap. Penelusuran Sejarah RSU

Binjai didapat dari penuturan beberapa orang tua yang dianggap mengetahui asal

mula berdirinya RSU Binjai. Cikal Bakal RSU Binjai telah ada berdiri sejak zaman

Kesultanan pada masa Penjajahan Belanda dan Jepang. Namun dengan kondisi luas

bangunan yang tidak begitu besar, pasang surutnya perlawanan terhadap penjajahan

tidak mengubah kondisi dan fungsi Rumah Sakit yang pada masa itu hanya memliki

satu gedung dengan fasilitas peralatan medis yang sangat sederhana sekali. Bangunan

itu sekarang menjadi Gedung Induk yang telah banyak mengalami direnovasi.

RSU Binjai konon sudah berdiri sejak 1927, yang didirikan oleh Tengku

Musa. Pada masa tersebut telah ada seorang Dokter Umum yang bertugas

memberikan pelayanan kesehatan baik bagi Keluarga Kesultanan maupun

masyarakat, Dokter tersebut adalah Dr. Jalalludin Siregar. Tidak ada catatan resmi

sampai kapan beliau melaksanakan pengabdiannya di RSU Binjai tempo dulu

tersebut.

Pada Periode berikutnya Dr. R. M. Djoelham diperkirakan sejak tahun 1937

mulai melaksanakan dharma baktinya di bidang pelayanan kesehatan di RSU Binjai

tersebut. Pada Masa pendudukan Penjajahan Jepang, Dr. R. M. Djoelham disamping

43
berjuang dalam bidang pelayanan kesehatan, juga aktif memperjuangkan

kemerdekaan di wilayah Kota Binjai. Sekali lagi tidak dijumpai catatan resmi sampai

kapan beliau melaksanakan tugas pengabdian pelayanan kesehatan di cikal bakal

RSU Binjai. Satu catatan penting antara periode tahun 1942 1945, Dr. R.M.

Djoelham tercatat dalam sejarah Kota Binjai sebagai Anggota Dewan Eksekutif Kota

Binjai.

Seiring dengan ditetapkannya Kota Binjai sebagai Kota Administrasi, sekitar

tahun 1960 mulai dikenal suatu jawatan yang disebut Dinas Kesehatan Rakyat

(DKR). Pada awal mulai berdirinya DKR membawahi jajaran bidang kesehatan

termasuk Rumah Sakit secara langsung. Dengan suatu pengertian bahwa Kepala DKR

adalah juga Kepala (Pimpinan) Rumah Sakit. Karenanya pada sekitar tahun 1963

Pimpinan RSU Binjai saat itu dijabat oleh Kepala DKR Kota Binjai pada masa

tersebut.

Kepala DKR Kota Binjai yang juga sekaligus Pimpinan RSU Binjai pada

Periode Tahun 1963 di jabat oleh dr. Abdoellah Hoed. Pada saat ini belum ada

perubahan yang berarti RSU Binjai masih dominan melaksanakan kesehatan dasar.

Kondisi ini berlanjut pada Peroide Tahun 1966 1971, Kepala DKR yang

juga Pimpinan RSU Binjai dijabat oleh dr. Maringan E. Hutapea. Keberadaan RSU

Binjai yang merupakan bagian DKR masih melaksanakan fungsi pelayanan kesehatan

dasar, atau hal ini berarti tidak terdapat perkembangan yang berarti dalam

peningkatan pelayanan kesehatan di Rumah Sakit.


Periode Tahun 1971 -1976, Kepala DKR yang juga Pimpinan RSU Binjai

dijabat oleh dr. H. Mahyuddin, SKM. Perkembangan yang muncul pada periode ini

adalah dengan dimulai adanya pemisahan jabatan Kepala DKR (Dinas Kesehatan)

Kota Binjai dengan Kepala / Pimpinan RSU Binjai. Pemisahan ini juga belum

mengakibatkan perubahan berarti dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan RSU

Binjai masih dominan melaksanakan pelayanan kesehatan dasar.

Selanjutnya pada periode 1976 1980 Pimpinan RSU Binjai dijabat oleh dr.

H. Azwar Hamid. Pada periode ini RSU Binjai di tetapkan sebagai RSUD Kelas D

yang merupakan Rumah Sakit Pembantu, dengan RSU Tanjung Pura sebagai Rumah

Sakit Induk. Sebagai Rumah Sakit Pembantu hanya menyelenggarakan pelayanan

kesehatan dasar, sementara pelayanan spesialistik dilaksanakan di Rumah Sakit Induk

(RSU Tanjung Pura).

Perkembangan yang cukup berarti dalam penyelengaraan pelayanan kesehatan

terjadi pada saat RSU Binjai dipimpin oleh dr. H. Ahmad Yusmadi Yunus, yang

memimpin pada periode tahun 1981 1985. Pada periode ini RSU Binjai tidak hanya

melaksanakan pelayanan kesehatan dasar, namun sudah ditambah beberapa

Kunjungan Pelayanan Spesialistik dilaksanakan melalui Sistem Paket Pelayanan

Dokter Spesialis dari Rumah Sakit Induk (RSU Tanjung Pura). Pelaksanaan Program

Sistem Paket Dokter Spesialis ini adalah merupakan awal penyelenggaraan pelayanan

4 (empat) Spesialistik Dasar, sekaligus sebagai langkah awal persiapan menuju

RSUD Kelas C.
Periode selanjutnya adalah periode tahun 1985 1987, Pimpinan RSU Binjai

dijabat oleh dr. H. Sofyan Siregar, MPH. Pada kurun waktu tersebut, terbitlah

kebijaksanaan Departemen Kesehatan RI untuk menempatkan Dokter Spesialis

(PPDS). Kebijaksanaan ini merupakan perwujudan Pemerintah dalam upaya

meningkatkan cakupan dan jangkauan pelayanan spesialistik yang sangat dibutuhkan

oleh masyarakat di daerah. Kebijaksanaan PPDS tersebut memungkinkan RSU Binjai

memiliki 4 (empat) pelayanan spesialistik dasar.

Pada tahun 1987, RSU Binjai yang telah memiliki 4 (empat) pelayanan

spesialistik dasar yakni pelayanan spesialistik Penyakit Dalam (Internis), pelayanan

spesialistik Kandungan dan Kebidanan (Obsgyn), pelayanan spesialistik Bedah dan

pelayanan spesialistik Kesehatan Anak. Dengan tersedianya 4 (empat) pelayanan

spesialistik dasar tersebut, RSU Binjai telah memenuhi standar pelayanan klasifikasi

Rumah Sakit Umum Daerah Kelas C.

Maka selanjutnya berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik

Indonesia Nomor : 303/MENKES/SK/IV/1987, ditetapkan perubahan Status Kelas

RSU Binjai dari RSUD Kelas D Menjadi RSU Kelas C. Sebagaimana ketentuan yang

berlaku pada Pedoman Tata Laksana Organisasi Rumah Sakit maka selanjutnya

Pimpinan RSU Binjai disebut dengan sebutan Direktur.

Direktur RSU pada periode selanjutnya tahun 1987 1990 dijabat oleh dr. H.

Abdul Syukur Pane. Pada periode ini tidak terjadi perubahan maupun perkembangan

yang cukup berarti baik secara fisik maupun organisasi. Namun demikian pada
periode ini sudah dilaksanakan pelayanan dengan pola tarif. Pada masa itu Kantor

Dinas Kesehatan Kota Binjai tergabung dalam satu lokasi dengan RSU Binjai.

Pada periode selanjutnya tahun 1990 1994 adalah periode Direktur RSU

Binjai dijabat oleh dr. H. Syamsul Maarif Pohan. Pada masa ini Kantor Dinas

Kesehatan dipindahkan, sehingga bangunan gedung Eks Kantor Dinas Kesehatan

diserahkan pemanfaatannya kepada RSU Binjai. Pada tanggal 18 Mei 1992,

bedasarkan Peraturan Daerah Kotamadya Binjai Nomor : 4 Tahun 1991, RSU

Binjai ditabalkan namanya menjadi RSUD Dr. R. M. Djoelham Kota Binjai.

Penabalan nama ini sebagai upaya penghormatan dan mengenang jasa besar seorang

dokter yang cukup berperan baik dalam pengabdian di bidang kesehatan maupun

pada masa perjuangan kemerdekaan.

Perubahan nama menjadi RSUD Dr. R. M. Djoelham ini tidak merubah

klasifikasi Kelas Rumah Sakit. Perkembangan yang terjadi mulai adalah RSUD Dr.

R. M. Djoelham tidak lagi hanya melayani pelayanan spesialistik dasar saja, namun

telah bertambah dengan pelayanan spesialistik lainnya (THT dan Mata).

Direktur RSUD Dr. R. M. Djoelham selanjutnya adalah dr. H. Mahim MS

Siregar, yang menjabat sejak tahun 1994 2001. Pada masa periode ini, upaya

peningkatan dan pengembangan Rumah Sakit, namun penambahan ruangan sarana /

prasarana pelayanan belum secara maksimal terlaksana. Disamping keterbatasan dana

APBD Pemerintah Kota Binjai, juga kurangnya dukungan dana yang bersumber baik

dari APBD Propinsi Sumatera Utara ataupun APBN, Upaya penambahan fasilitas

dilakukan dengan tidak hanya bertumpu pada dana APBD / APBN, terobosan nyata
dilakukan dengan permohonan Hibah kepada Konsul Pemerintah Jepang di Sumatera

Utara.

Pada periode berikutnya tahun 2001 - 2008, Direktur RSUD Dr. R. M.

Djoelham adalah dr. H. T. Murad El Fuad, Sp.A. Dengan dukungan dari Walikota

Binjai yang dijabat oleh H. M. Ali Umri, SH, MKN, terobosan besar telah banyak

dilaksanakan, meliputi :

Penambahan Luas Areal Lahan peruntukan Rumah Sakit mencapai 3.921 m2

a. Peresmian Poliklinik Spesialis Pelayanan Rawat Jalan.


b. Tersusunnya Maket / Master Plan Rencana Pengembangan Rumah Sakit.
c. Pelaksanaan Pembangunan Gedung Pelayanan Rawat Jalan Satu Atap pada tahun

2006.
d. Pelaksanaan Pembangunan Pengembangan RSUD Dr. R. M. Djoelham Kota

Binjai, yakni pembangunan gedung Rawat Inap 3 Tingkat Tahun 2006.


e. Peresmian Gedung Rawat Inap Bunda Malia 4 Tingkat Tahun 2007

Berdasarkan Surat Departemen Kesehatan Republik Indonesia Direktorat

Jenderal Bina Pelayanan Medik Nomor TU.07.01/III.3.2/407, ditetapkan perubahan

Status Kelas RSU Binjai dari RSUD Kelas C Menjadi RSU Kelas B Non Pendidikan.

Tanggal 11 April 2008. RSUD Dr. RM. Djoelham Kota Binjai disebut sementara

menjadi Rumah Sakit Umum Daerah Kelas B Kota Binjai.

Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kelas B Kota Binjai adalah Dra. Sri

Sutarti, Apt. MM yang menjabat mulai De.Bulan Februari 2010 sampai Bulan Mei

2010 dr. H. T. Murad El Fuad, Sp.A sebagai direktur RS. Bulan Mei 2010 dengan

Agustus 2011 drg. Susyanto memimpin RS DR.Djoelham Binjai. Bulan Agustus

2011 sampai dengan sekarang plt Direktur RS dijabat oleh drg. Effendi Ibral
melanjutkan pengembangan yang sudah terbina atau terlaksana pada masa Periode

Direktur sebelumnya, dan penataan manajemen yang lebih baik.

Berdasarkan Surat Departemen Kesehatan Republik Indonesia Direktorat

Jenderal Bina Pelayanan Medik Nomor : YM01.10/III/3139/09 Tanggal 13

Agustus 2009, RSUD Dr. R. M. Djoelham Kota Binjai ditetapkan mendapat Status

penuh Akreditasi 5 POKJA. Dan dilanjutin sedang berjalan 16 Pokja serta menuju

kepada Rumah Sakit yang BLU. Serta pembangunan gedung tiga lantai serta

pembangunan yang berlanjut ke 4 lantai yang lain yang akan di bangun pada tahun

2010 . Data Jumlah Tenaga S1 Keperawatan berjumlah 43 dan D3 Keperawatan

sebanyak 102

4.1.1 Data Ruang Perawatan Kelas III

Ruang Perawatan Kelas III berjumlah 88 yang terdiri dari ruangan sebagai

berikut :

1. Bawang Putih : 11 Tempat Tidur.

2. Ruang Pinang : 8 Tempat Tidur ( Ruang Anak ).

3. Ruang Pala : 15 Tempat Tidur.

4. Ruang Cengkeh : 18 Tempat Tidur.

5. Ruang Ginseng : 10 Tempat Tidur.

6. Ruang Ketumbar : 11 Tempat Tidur.

7. Ruang Kumis Kucing : 15 Tempat Tidur

4.2 Karakteristik Responden


Hasil penelitian menunjukkan mayoritas responden berusia antara 33 tahun

yaitu sebanyak 54 orang (80,6%), mayoritas perempuanyaitu sebanyak 36 orang

(53,7%), dengan pendidikan mayoritas SLTA yaitu sebanyak 26 orang (38,8%), dan

mayoritas bekerja sebagai wiraswasta yaitu sebanyak 30 orang (44,8%), untuk pernah

dirawat mayoritas 2- 5 kali (53,7%). Secara terperinci seperti pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Responden

Karakteristik Individu Jumlah (n) Persentase (%)


Umur (tahun)
10 1 3,5
17 2 7,0
25 2 7,0
27 3 10,5
30 2 7,0
32 2 7,0
33 1 3,5
34 3 7,0
35 4 14,0
36 3 10,5
38 3 10,5
39 9 31,5
41 5 17,5
42 3 10,5
44 6 21,0
46 5 17,5
47 5 17,5
49 5 17,5

Tabel 4.1 (Lanjutan)

50 6 21,0
52 4 14,0
54 5 17,5
68 1 3,5
Total 67 100.0
Jenis kelamin
Laki-laki 31 46.3
Perempuan 36 53.7
Total 67 100.0
Pendidikan
SD 18 26.9
SLTP 15 22.4
SLTA 26 38.8
D3/PT 8 11.9
Total 67 100.0
Pekerjaan
PNS 9 13.4
Pegawai Swasta 5 7.5
Wiraswasta 30 44.8
Buruh 23 34.3
Total 67 100.0
Pernah Dirawat
2-5 kali 36 53.7
> 5 kali 31 46.3
Total 67 100.0

Berdasarkan Tabel 4.1. diketahui dari 5 indikator yang terdapat dalam kuesioner

4.3 Analisis Univariat


Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kehandalan
Sangat
Sangat
Setuju Tidak Setuju Tidak
No Pernyataan Setuju Total
Setuju
n % n % n % n %
1 Perawat terampil
dalam melakukan
pemeriksaan 7 10.4 13 19.4 0 0 47 70.1 67
dengan
menggunakan alat
2 Perawat terampil
dalam melakukan
6 8.9 18 26.9 38 56.7 5 7.5 67
tindakan dengan
menggunakan alat
3 Perawat mampu
mengatasi keluhan 6 8.9 16 23.8 35 52.2 10 14.9 67
pasien dengan baik
4 Perawat
memberikan
penjelasan dengan
6 8.95 17 25.37 35 52.2 9 13.4 67
lengkap sebelum
melakukan
tindakan
5 Perawat tepat
waktu dalam
9 13.4 21 31.34 4 5.97 33 49.3 67
memberikan obat
kepada pasien

Berdasarkan Tabel 4.2. diketahui dari 5 indikator yang terdapat dalam

kuesioner untuk pertanyaan perawat terampil dalam melakukan pemeriksaan dengan

menggunakan alat kesehatan yang menyatakan sangat tidak setuju ada sebanyak 47

orang (70,1%).
Untuk pertanyaan perawat terampil dalam melakukan tindakan dengan

menggunakan alat kesehatan ada sebanyak 38 orang tidak setuju (56,7%).


Untuk pertanyaan perawat mampu mengatasi keluhan pasien dengan baik ada

sebanyak 35 orang tidak setuju (52,2%).

Untuk pertanyaan perawat memberikan penjelasan dengan lengkap sebelum


melakukan tindakan ada sebanyak 35 orang tidak setuju (52,2%) .

Untuk pertanyaan perawat tepat waktu dalam memberikan obat kepada

pasien ada 33 orang (49,3%) sangat tidak setuju.

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Daya Tanggap

Sangat
Sangat Tidak
Setuju Tidak
No. Pernyataan Setuju Setuju
Setuju Total
n % n % n % n %
1 Perawat dengan
cepat menanggapi 9 13.4 7 10.4 5 7.5 46 68.6 67
keluhan pasien
2 Perawat dengan
cepat mengetahui
kondisi pasien yang
10 14.9 11 16.4 40 59.7 6 8.95 67
perlu segera
ditangani dalam
perawatan
3 Perawat segera
membantu apabila
pasien 12 17.9 11 16.4 37 55.2 7 10.4 67
membutuhkan
keperluan pribadi
4 Perawat
memberikan
penjelasan dengan
10 14.9 12 17.9 34 50.7 11 16.4 67
lengkap sebelum
memberikan
tindakan
5 Perawat sigap
dalam memberikan
kepada 12 17.9 14 20.9 7 10.4 34 50.7 67
tindakan
pasien
Kuesioner untuk pertanyaan sewaktu menyampaikan keluhan, perawat cepat

menanggapi keluhan pasien ada 46 orang (68,6%) sangat tidak setuju.


Untuk pertanyaan perawat dengan cepat mengetahui kondisi pasien yang perlu

segera ditangani dalam perawatan ada, 40 orang tidak setuju (59,7 %)


Untuk pertanyaan perawat segera membantu apabila pasien membutuhkan

keperluan pribadi ada sebanyak 37 orang tidak setuju (55,2%)

Untuk pertanyaan perawat selalu memberikan penjelasan sebelum melakukan

tindakan keperawatan atau pengobatan ada sebanyak 34 orang tidak setuju (50,7%)

Untuk pertanyaan Perawat sigap dalam memberikan tindakan kepada pasien

ada sebanyak 34orang (50,7%) sangat tidak setuju.

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jaminan

Sangat
Sangat Tidak
Setuju Tidak
No Pernyataan Setuju Setuju Total
Setuju
n % n % n % n %
1 Perawat rumah
sakit menjamin
pengobatan yang
diberikan kepada
9 13.43 15 22.3 6 8.95 37 55.2 67
pasien, serta pasien
tidak ragu dalam
menerima
pengobatan
2 Perawat dapat
dipercaya dan
diyakini mampu
melakukan
14 20.8 20 29.8 30 44.7 3 4.47 67
tindakan
keperawatan untuk
membantu
kesembuhan pasien
Tabel 4.4 (Lanjutan)

3 Perawat
memperhatikan
kesopanan dan 15 22.4 19 28.3 8 11.9 25 37.3 67
keramahan dalam
melayani pasien
4 Perawat dapat
dipercaya dan
diyakini mampu
mengevaluasi
15 22.3 40 59.7 6 8.95 6 8.95 67
kondisi penyakit
pasien dan
perencanaan
selanjutnya.
5 Perawat dapat
dipercaya dan
diyakini menjaga 9 13.43 15 22.3 6 8.95 37 55.2 67
kerahasiaan
penyakit pasien

Berdasarkan Tabel 4.4. diketahui dari 5 indikator yang terdapat dalam

kuesioner, untuk pertanyaan Perawat rumah sakit menjamin pengobatan yang

diberikan kepada pasien, serta pasien tidak ragu dalam menerima pengobatan ada 37

orang (55,2%) sangat tidak setuju.

Untuk pertanyaan Perawat dapat dipercaya dan diyakini mampu melakukan

tindakan keperawatan untuk membantu kesembuhan pasien ada sebanyak 30 orang

tidak setuju (44,7%). Untuk pertanyaan Perawat memperhatikan kesopanan dan

keramahan dalam melayani pasien ada sebanyak 34 (51%) menyatakan setuju dan

sangat setuju

Untuk pertanyaan Perawat dapat dipercaya dan diyakini mampu mengevaluasi

kondisi penyakit pasien dan perencanaan selanjutnya ada sebanyak 55 orang (81 %)

yang menyatakan sangat setuju dan setuju.

Perawat dapat dipercaya dan diyakini menjaga kerahasiaan penyakit pasien

ada sebanyak 37 orang (55,2%) sangat tidak setuju.


Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan perhatian

Sangat
Sangat Tidak
Setuju Tidak
No Pernyataan Setuju Setuju Total
Setuju
n % n % n % n %
1 Perawat bersedia
menyediakan waktu
khusus kepada pasien
untuk bertanya atau
17 25.3 29 43.2 8 11.9 13 19.4 67
meminta penjelasan
tentang pelayanan
keperawatan yang
diterima pasien
2 Perawat bersedia
menyediakan waktu
khusus kepada
keluarga pasien untuk 19 28.3 26 38.8 11 16.4 11 16.4 67
bertanya tentang
kondisi penyakit
pasien
3 Perawat bersedia
membantu kebutuhan 25 37.3 33 49.2 4 5.97 5 7.5 67
pribadi pasien
4 Perawat berupaya
menenangkan rasa
cemas pada pasien 18 26.8 37 55.2 3 4.47 9 13.4 67
terhadap penyakit
yang dideritanya
5 Perawat memberikan
perlakuan yang sama 14.9
23 34.3 28 41.8 6 8.9 10 67
kepada setiap pasien 2

Berdasarkan Tabel 4.5. diketahui dari 5 indikator yang terdapat dalam

kuesioner, untuk perawat bersedia menyediakan waktu khusus kepada pasien untuk

bertanya atau meminta penjelasan tentang pelayanan keperawatan yang diterima

pasien ada sebanyak 46 orang (68,5 %) yang menyatakan sangat setuju dan setuju.
Untuk pertanyaan perawat bersedia menyediakan waktu khusus kepada

keluarga pasien untuk bertanya tentang kondisi penyakit pasien ada sebanyak 35

orang (67,1 %) yang menyatakan sangat setuju dan setuju.


Untuk pertanyaan perawat bersedia membantu kebutuhan pribadi pasien ada

sebanyak 55 orang (86,5 %) yang menyatakan sangat setuju dan setuju.

Untuk pertanyaan perawat berupaya menenangkan rasa cemas pada pasien

terhadap penyakit yang dideritanya ada sebanyak 55 orang (86,5 %) yang

menyatakan sangat setuju dan setuju.

Perawat memberikan perlakuan yang sama kepada setiap pasien ada sebanyak

51 orang (76,1 %) yang menyatakan sangat setuju dan setuju

Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Bukti fisik

Sangat Tidak Sangat Tidak


Setuju
No Pernyataan Setuju Setuju Setuju Total
n % n % n % n %
1 Peralatan kesehatan di
ruangan rawat inap 25 37.3 33 49.2 4 5.97 5 7.46 67
selalu tersedia
2 Peralatan di ruangan
rawat inap selalu dapat 18 26.9 37 55.2 3 4.47 9 13.4 67
berfungsi dengan baik

Tabel 4.6. (Lanjutan)

3 Perawat berpenampilan
baik dalam melakukan
23 34.3 28 41.7 6 8.95 10 14.9 67
perawatan kepada
pasien
4 Perawat berpenampilan
bersih dalam 17 25.3 29 43.3 8 11.9 13 19.4 67
melakukan perawatan
kepada pasien

5 Sprei atau tempat tidur


anda selalu bersih 19 28.3 26 38.8 11 16.4 11 16.4 67

6 Ruangan rawat inap


selalu bersih 16 23.9 26 38.8 16 23.9 9 13.4 67

Berdasarkan Tabel 4.6. diketahui dari 6 indikator yang terdapat dalam

kuesioner, untuk peralatan kesehatan di ruangan rawat inap selalu tersedia ada

sebanyak 58 orang (86 %) yang menyatakan sangat setuju dan setuju

Untuk pertanyaan Peralatan di ruangan rawat inap selalu dapat berfungsi

dengan baik ada sebanyak 55 orang (82,1 %) yang menyatakan sangat setuju dan

setuju.
Untuk pertanyaan perawat berpenampilan baik dalam melakukan perawatan

kepada pasien ada sebanyak 51 orang (76%) yang menyatakan sangat setuju dan

setuju

Untuk pertanyaan perawat berpenampilan bersih dalam melakukan perawatan

kepada pasien ada sebanyak 46 orang (68,6%) yang menyatakan sangat setujudan

setuju

Untuk pertanyaan Sprei atau tempat tidur anda selalu bersih ada sebanyak 45

orang (67,1%) yang menyatakan sangat setuju dan setuju

Untuk pertanyaan ruangan rawat inap selalu bersih ada sebanyak 42 orang

(62,7 %) yang menyatakan setuju

Tabel 4.7. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Loyalitas


Sangat Tidak Sangat Tidak
Setuju
No Pernyataan Setuju Setuju Setuju Total
n % n % n % n %
1 Anda akan menjalani
perawatan kembali ke
13 19.4 14 20.9 16 23.9 24 35.8 67
rumah sakit ini apabila
sakit
2 anda akan datang
kembali untuk
mendapatkan 12 17.9 6 8.95 25 37.3 24 35.8 67
pelayanan kesehatan
yang lain
3 Anda akan
merekomendasikan
Rumah sakit Dr
Djoelham Binjai
kepada kerabat 19 28.3 20 29.8 8 11.9 20 29.9 67
maupun keluarga yg
lain untuk menjalani
perawatan di rumah
sakit tersebut

Berdasarkan Tabel 4.7. diketahui dari 3 indikator yang terdapat dalam

kuesioner, Anda akan menjalani perawatan kembali ke rumah sakit ini apabila sakit

24 orang (35,8%) sangat tidak setuju.

Untuk pertanyaan Bapak/Ibu akan datang kembali untuk mendapatkan

pelayanan kesehatan yang lain ada sebanyak 24 orang (35,8%) sangat tidak setuju.
Untuk pertanyaan Bapak/Ibu akan merekomendasikan Rumah sakit Dr

Djoelham Binjai kepada kerabat maupun keluarga yg lain untuk menjalani perawatan

di rumah sakit tersebut ada sebanyak 20 orang (29,8%) sangat tidak setuju.

4.4. Analisis Bivariat

Analisis bivariat dilakukan untuk melihat hubungan antar variabel yang saling

mempengaruhi. Adapun variabel-variabel tersebut antara lain kehandalan (reliability)


daya tanggap (responsiveness), jaminan (assurance), empati (empathy), bukti fisik

(tangibles) terhadap loyalitas pasien. Uji yang dipakai untuk melihat korelasi antar

variabel penelitian ini adalah uji Pearson Product Moment dengan hasil uji yang

dapat dilihat pada Tabel 4.8

Tabel. 4.8. Hubungan Variabel Pelayanan Keperawatan dengan Loyalitas Pasien

No Variabel P Value Koef. Korelasi


1. Bukti Fisik 0,004 0,350
2. Kehandalan 0,004 0,349
3. Daya Tanggap 0,008 0,320
4. Jaminan 0,025 0,275
5. Empati 0,000 0,420
Sumber: Hasil penelitian (2011)

Berdasarkan Tabel 4.8. di atas, untuk variabel bukti fisik diperoleh nilai

p=0,004, artinya terdapat korelasi (hubungan) yang signifikan antara variabel bukti

fisik dengan loyalitas pasien. Pada variabel kehandalan diperoleh nilai p=0,004,

artinya terdapat korelasi (hubungan) yang signifikan antara variabel kehandalan

dengan loyalitas pasien. Pada variabel daya tanggap diperoleh nilai p=0,008, artinya

terdapat korelasi (hubungan) yang signifikan antara variabel daya tanggap dengan

loyalitas pasien. Pada variabel jaminan diperoleh nilai p=0,025, artinya terdapat

korelasi (hubungan) yang signifikan antara variabel jaminan dengan loyalitas pasien.

Pada variabel empati diperoleh nilai p=0,000, artinya terdapat korelasi (hubungan)

yang signifikan antara variabel empati dengan loyalitas pasien.

4.5. Analisis Multivariat


Analisis multivariat dilakukan untuk menentukan variabel independen yang

paling berpengaruh pelayanan keperawatan terhadap loyalitas pasien rawat inap kelas

III di Rumah Sakit Umum Daerah DR. R.M. Djoelham Binjai tahun 2011. Dalam uji

ini semua variabel yang berhubungan (signifikan) pada uji bivariat = 5 % (0,05)

akan dimasukkan secara bersama-sama ke dalam uji multivariat. Uji yang digunakan

dalam analisis multivariat ini adalah Uji Regresi Linear Berganda. Namun sebelum

uji multivariat dilakukan, terlebih dahulu dilakukan pemilihan variabel yang

memenuhi syarat untuk dimasukkan ke dalam uji multivariat. Uji yang dilakukan

untuk memilih variabel ini adalah uji bivariat dengan menggunakan Uji Regresi

Linear Berganda.

4.5.1. Pemilihan Variabel yang Dimasukkan ke Dalam Uji Multivariat

Dalam penelitian ini terdapat lima variabel independen yaitu tangibles,

responsiveness, assurance, emphaty dan reability. Variabel dependen dalam peneitian

ini adalah loyalitas pasien. Variabel yang terpilih/memenuhi syarat untuk dimasukkan

ke dalam uji multivariat, ditentukan dari hasil analisis uji bivariat dimana bila hasil

analisis bivariat didapat nilai p value < 0,25 maka variabel tersebut akan dimasukkan

ke dalam uji multivariat dan sebaliknya bila nilai p value > 0,25 maka variabel itu

tidak dimasukkan atau dikeluarkan dari uji multivariat. Hasil analisis uji bivariat

tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel. 4.9. Hasil Uji Bivariat untuk Identifikasi Variabel Independen yang di
Masukkan ke dalam Uji Multivariat

No. Variabel P-Value


1 Bukti Fisik 0,004*
2 Daya Tanggap 0,008*
3 Jaminan 0,025*
4 Perhatian 0,000*
5 Kehandalan 0,004*
*) Variabel yang dimasukkan dalam Multivariat

Berdasarkan hasil uji bivariat pada Tabel 4.9. di atas dapat dilihat bahwa 5

variabel dengan nilai p value < 0,25 yaitu bukti fisik, kehandalan, daya tanggap,

jaminan, perhatian. Keseluruhan variabel dimasukkan dimasukkan ke dalam uji

multivariat.

4.5.2. Penentuan Variabel Paling Berpengaruh

Untuk menentukan variabel yang paling berpengaruh pelayanan keperawatan

terhadap loyalitas pasien, maka semua variabel yang telah memenuhi syarat

dimasukkan ke dalam uji multivariat menggunakan regresi Linear Berganda yang

dianalisis secara bersamaan, dimana variabel yang p value-nya > 0,05 akan

dikeluarkan secara berurutan dimulai dari p value yang terbesar. Hasil akhir analisis

tersebut dapat dilihat pada tabel. berikut ini

Tabel 4.10. Hasil Uji Multivariat Regresi Linear Berganda untuk Identifikasi
Variabel Dependen yang Paling Berpengaruh terhadap loyalitas
Pasien

No. Variabel B P-Value


Constanta 0,150 0,549
1 Bukti Fisik -0,332 0,230
2 Daya Tanggap 0,177 0,068
3 Jaminan 0,169 0,036
4 Perhatian 0,568 0,030
5 Kehandalan 0,180 0,103

Hasil analisis multivariat pada Tabel 4.10. di atas diketahui bahwa dari ke

lima variabel dalam penelitian ini terdapat variabel assurance (jaminan) p=(0,036) <

0,05 dan emphaty (empati) p=(0,030 ) < 0,05 yang menunjukkan pengaruh terhadap

loyalitas pasien dan yang menjadi variabel yang paling dominan yaitu Perhatian

dengan nilai (0,568 ).

Dari hasil uji statistik, dapat diketahui persamaan regresi :

= 0,180X1 + 0,177X2 + 0,169X3 + 0,568X4 - 0,332X5

Dimana : = Kepuasan Pasien


X1 = Kehandalan (reliability)
X2 = Daya Tanggap (responsiveness)
X3 = Jaminan (assurance)
X4 = Empati (emphaty)
X5 = Bukti Fisik (tangibles)
BAB 5

PEMBAHASAN

5.1. Pengaruh Persepsi Pelayanan Keperawatan pada Variabel Kehandalan


terhadap Loyalitas Pasien di Rumah Sakit Umum Daerah DR. R.M.
Djoelham Binjai

Menurut Lovelock dan Wright (2005), reliability adalah kesesuaian pelayanan

medis yang diberikan dari apa yang dibutuhkan dari waktu ke waktu. Jika semua

pelayanan yang diberikan belum bisa memuaskan pasien hal ini akan berakhir pada

rendahnya loyalitas pasien.

Pelayanan yang konsisten adalah paling diinginkan oleh pasien rawat inap

dalam arti pelayanan tersebut harus bisa diandalkan. Pelayanan yang dapat

diandalkan mengandung unsur melakukan apa yang sudah dijanjikan kepada pasien,

professional dalam melayani pasien dan ketepatan dalam memberikan informasi

kepada pasien. Jika hal tersebut dapat diberikan kepada pasien, maka kepuasan

kepada pasien yang pada akhirnya akan berpengaruh pada tingginya loyalitas pasien.

Adapun indikator dalam variabel kehandalan meliputi kemampuan perawat memberi

pelayanan medis, kemampuan perawat mengatasi keluhan pasien, kesiapan perawat

melayani pasien setiap saat, ketepatan pemberian obat. Hasil uji statistik Bivariat

menunjukkan bahwa variabel reliability berpengaruh secara signifikan terhadap

loyalitas pasien dengan p= 0,004, dan hasil uji statistik multivariat menunjukkan

bahwa variabel reliability berpengaruh secara signifikan terhadap loyalitas pasien p =

0,103 > 0,05.

64
Berdasarkan pengamatan di lapangan, perawat dapat mempergunakan alat alat

medis untuk pemeriksaan pelayanan kesehatan, ketepatan pemberian obat juga sudah

memenuhi harapan pasien. Dalam wawancara dengan responden menunjukkan

perawat kadang berulang kali memasang infus, namun pasien yang dirawat lebih dari

1 kali ini selalu datang untuk mendapat pelayanan di Rumah Sakit Djoelham oleh

karena mendapat jaminnan kesehatan baik Jamkesmas maupun jamkesda dari

pemerintah Kota Binjai, sehingga apa yang diterima dalam pelayanan sudah dianggap

memadai.

5.2. Pengaruh Persepsi Pelayanan Keperawatan pada Daya Tanggap terhadap


Loyalitas Pasien di Rumah Sakit Umum Daerah DR. R.M. Djoelham
Binjai

Daya tanggap adalah tanggapan responden terhadap kemampuan dan daya

tanggap petugas untuk selalu siap membantu pasien dan memberikan pelayanan yang

cepat. Adapun indikator dari daya tanggap meliputi: perawat cepat menanggapi

keluhan pasien, perawat cepat mengetahui kondisi pasien, perawat membantu

keperluan pribadi pasien jika diperlukan

Menurut Azwar (1996), bahwa pelayanan yang diberikan petugas kesehatan

merupakan salah satu penunjang keberhasilan pelayanan kepada pasien yang sedang

menjalani pengobatan serta perawatan khususnya pasien rawat inap. Perilaku

pelayanan diantaranya ditunjukkan sikap perawat dalam melayani pasien. Sikap yang

ditunjukkan dengan tingkah laku hendaknya memenuhi norma yang dikehendaki oleh

masyarakat terutama oleh penderita dan keluarga pasien.


Hasil uji statistik bivariat menunjukkan bahwa variabel daya tanggap

(responsiveness) berpengaruh terhadap loyalitas pasien dengan p =0,008. Hasil uji

statistic multivariat menunjukkan bahwa variabel daya tanggap (responsiveness) tidak

berpengaruh terhadap loyalitas pasien dengan p = 0,068 > 0,05

Berdasarkan pengamatan dilapangan, keluhan pasien ditanggapi dengan cepat

dan saat cairan infus habis perawat sudah melakukan tindakan lebih lanjut. infus yang

bermasalah akan ditangani oleh tim perawat untuk membantu pasien dalam

melakukan tindakan. Perawat segera membantu pasien apabila ada keluhan ,namun

pasien juga menginginkan adanya tombol alarm atau tanda dalam memberikan

informasi ke perawat ruangan agar keluhan pasien segera dapat tertangani. Namun

penjelasan kepada pasien terhadap tindakan yang akan dilakukan belum

dilaksanakan.

Setiap pasien memiliki harapan mendapat pelayanan yang baik dan menjadi

tanggung jawab penyedia jasa dalam hal ini petugas yang langsung berhubungan

dengan pasien. Bagaimana petugas merespon setiap keluhan dan keinginan pasien

dengan cepat dan sesuai dengan standar pelayanan yang telah ditetapkan. Hal ini

tentunya akan meningkatkan rasa puas kepada pasien yang pada akhirnya

mempengaruhi tingkat loyalitas di Rumah Sakit Umum Daerah DR. R.M. Djoelham

Binjai.
5.3. Pengaruh Persepsi Pelayanan Keperawatan pada Jaminan terhadap
Loyalitas Pasien di Rumah Sakit Umum Daerah DR. R.M. Djoelham Binjai

Jaminan adalah tanggapan responden terhadap pengetahuan dan kemampuan

petugas, keamanan dan dapat dipercaya. adapun indikator dari jaminan meliputi:

perawat terdidik dan mampu melayani pasien, perawat sopan dan hormat kepada

pasien, perawat bersikap ramah, kerahasiaan pasien terjaga.

Menurut Hanafi (2004) menyebutkan bahwa ada 2 faktor utama yang

mempengaruhi kualitas jasa pelayanan atas jaminan yang dirasakan pasien yaitu

expected service dan perceived service. Apabila pelayanan yang di terima atau

dirasakan dapat menjamin pasien, maka kualitas jasa pelayanan akan di persepsikan

sebagai baik dan memuaskan serta jika jasa yang diterima mampu melampaui

harapan pasien, maka kualitas jasa di persepsikan sebagai kualitas jasa yang ideal.

Sebaliknya jika jaminan atas kualitas jasa yang diterima lebih rendah dari pada yang

diharapkan, maka kualitas pelayanan kesehatan akan dipersepsikan buruk atau tidak

memuaskan. Oleh karena itu baik tidaknya kualitas pelayanan tergantung pada

kemampuan penyediaan pelayanan dalam memenuhi harapan pasien secara konsisten.

Hasil uji statistik bivariat menunjukkan bahwa terdapat pengaruh secara

siginifikan antara variabel jaminan (assurance) terhadap loyalitas pasien dengan p =

0,025. Hasil uji statistik multivariat menunjukkan bahwa terdapat pengaruh secara

siginifikan antara variabel jaminan (assurance) terhadap loyalitas pasien dengan p =

0,036 < 0,05. Hasil ini sesuai dengan penelitian Haryati (2004) yang dilakukan di
RSUD Langsa dan penelitian Tarigan (2009) yang dilakukan di RSUD Dr. H.

Kumpulan Pane Tebing Tinggi.

Berdasarkan pengamatan dilapangan, perawat hanya sebatas menjalankan

tugasnya dalam memberikan obat sesuai petunjuk dokter dan belum memberiksan

sepenuhnya manfaat maupun efek samping obat yang diberikan. Keramahan perawat

sudah diberikan oleh perawat, namun belum semuanya memberikan keramahan.

Pasien juga sudah merasakan perawatan baik dalam pengobatan maupun

perencanaan dalam pemeriksaan penunjang juga diberikan pelayanan yang baik.

5.4. Pengaruh Persepsi Pelayanan Keperawatan pada Perhatian terhadap


Loyalitas Pasien di Rumah Sakit Umum Daerah DR. R.M. Djoelham Binjai

Empati adalah tanggapan responden terhadap perhatian secara pribadi dari

petugas dan memahami kebutuhan pelanggan. adapun indikator empati meliputi:

perawat melayani secara individu, perawat memperhatikan kebutuhan pribadi pasien,

waktu yang cukup untuk konsultasi keluarga pasien.

Pernyataan Parasuraman (1990) dalam Tjiptono (2005) yang menyatakan

bahwa perhatian merupakan bagian dari dimensi mutu pelayanan yang berpengaruh

terhadap kepuasan pelanggan jasa. Penelitian yang dilakukan oleh Sriwiyanti (2006)

di RS Harapan Pematang Siantar juga menemukan hasil yang sama dimana perhatian

(empathy) berpengaruh terhadap keputusan pasien untuk menggunakan jasa

pelayanan di rumah sakit.

Perlu ada kesamaan persepsi antara petugas yang melayani pasien tentang

pentingnya membina hubungan personal dengan pasien, hal ini dapat dilakukan
misalnya dengan mengadakan pelatihan tentang komunikasi. Oleh karena itu

keluhan-keluhan ataupun permintaan-permintaan pasien harus di dengar dengan

seksama, menyesuaikan pelayanan dan mengajukan pertanyaan dengan tepat. Jika

hal ini dilakukan maka akan meningkatan rasa simpati pasien yang pada akhirnya

meningkatkan loyalitas.

Hasil uji statistik bivariat menunjukkan bahwa terdapat pengaruh secara

siginifikan antara variabel perhatian (empathy) terhadap loyalitas pasien dengan p =

0,000. Hasil uji statistik multivariat menunjukkan bahwa terdapat pengaruh secara

siginifikan antara variabel perhatian (empathy) terhadap loyalitas pasien dengan p =

0,030 < 0,05.

Berdasarkan pengamatan dilapangan, perawat belum memberikan waktu

secara khusus untuk pasien bertanya tentang penyakitnya.Perbandingan 1 : 3, dalam

menangani pasien, 1 perawat untuk memberikan pelayanan kepada 3 pasien di RS

Djoelham cukup, dengan 6 perawat jaga sehingga perlunya pengaturan waktu dan

pembagian tugas untuk dapat memberikan waktu konsultasi kepada pasien. Perawat

juga masih kurang memberikan waktu untuk keluarga pasien apabila meminta

keterangan tentang kondisi pasien. Perawat sudah memberikan perlakuan yang sama

untuk pasien sudah dirasakan. Dalam hal membantu keperluan pribadi belum

dirasakan, oleh karena sebagian besar pasien ditunggu oleh keluarga masing masing.

Perhatian dan ikatan emosional yang dibangun akan membuat pasien akan kembali

lagi untuk mendapatkan pelayanan apabila sakit. Dan akan menceriterakan kepada
kerabat apa yang dialaminya. Hal ini secara tidak langsung mempromosikan rumah

sakit dan membawa dampak yang positif bagi RSUD Dr. Djoelham Binjai.

5.5. Pengaruh Persepsi Pelayanan Keperawatan pada Bukti Fisik terhadap


Loyalitas Pasien di Rumah Sakit Umum Daerah DR. R.M. Djoelham Binjai

Bukti fisik adalah tanggapan responden atas apa yang bisa dilihat dan

dirasakan langsung oleh responden. Adapun indikator dari bukti fisik antara lain:

tersedianya alat medis, alat medis berfungsi baik, tempat tidur nyaman, penampilan

perawat, kebersihan ruangan.

Menurut Prof. Reinhartz bahwa pelanggan yang puas terhadap produk jasa

pelanggan maka dapat bertindak sebagai sales promotion yang efektif (Sutojo, 2003).

Menurut Betsey Sanders bahwa seorang pelanggan yang kecewa akan menceritakan

kekecewaannya kepada 9 sampai 20 orang yang dikenalnya (Sutojo, 2003).

Menurut Budi Paramita (1992) keberhasilan sebuah organisasi sangat

tergantung pada kemampuan manajemen dalam menyerasikan unsur-unsur karyawan

dengan sistem, struktur organisasi, teknologi, tugas, budaya organisasi dan

lingkungan (Soeroso, 2003).

Hasil uji statistik bivariat menunjukkan bahwa terdapat pengaruh secara

siginifikan antara variabel bukti fisik (tangibles) terhadap loyalitas pasien dengan p =

0,004. Hasil uji statistik multivariat menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh

secara siginifikan antara variabel bukti fisik (tangibles) terhadap loyalitas pasien

dengan p = 0,230 > 0,05. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan pendapat Zeithaml

(1990) yang menyatakan bahwa bukti fisik (tangibles) merupakan suatu hal yang
secara nyata turut mempengaruhi keputusan konsumen untuk membeli dan

menggunakan produk jasa yang ditawarkan. Hasil ini juga sesuai dengan penelitian

yang dilakukan oleh Haryati (2004) di RSUD Langsa.

Berdasarkan pengamatan di lapangan, pasien merasa fasilitas ruangan rawat

inap termasuk kebersihan dan penyediaan air bersih yang masih kurang mencukupi.

Penampilan perawat dalam kerapian dirasa sudah cukup. Peralatan kesehatan cukup

bersih dan selalu tersedia apabila digunakan dan terkadang peralatan tidak berfungsi

baik, namun segera akan dicarikan peralatan yang bisa digunakan.

Pasien merasa nyaman dengan layanan di sebuah Rumah Sakit, maka

kenyamanan akan mempengaruhi kepuasan pasien, sehingga mendorong pasien untuk

datang berobat kembali. Kenyamanan dan kenikmatan dapat menimbulkan

kepercayaan pasien pada organisasi layanan kesehatan. (Pohan, 2007).


BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Persepsi pasien pada pelayanan keperawatan terhadap loyalitas pasien rawat

inap klas III di Rumah Sakit Umum Daerah DR.RM Djoelham Binjai dapat

disimpulkan sebagai berikut :

1. Bukti fisik tidak berpengaruh secara signifikan terhadap loyalitas pasien di

Rumah Sakit Umum Daerah DR. R.M. Djoelham Binjai

2. Daya Tanggap tidak berpengaruh secara signifikan terhadap loyalitas pasien di

Rumah Sakit Umum Daerah DR. R.M. Djoelham Binjai

3. Jaminan berpengaruh secara signifikan terhadap loyalitas pasien di Rumah Sakit

Umum Daerah DR. R.M. Djoelham Binjai

4. Perhatian berpengaruh secara signifikan terhadap loyalitas pasien di Rumah Sakit

Umum Daerah DR. R.M. Djoelham Binjai dan sekaligus menjadi variabel yang

paling dominan dalam penelitian.

5. Kehandalan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap loyalitas pasien di

Rumah Sakit Umum Daerah DR. R.M. Djoelham Binjai

6.2. Saran
1. Rumah Sakit Umum Daerah DR. R.M. Djoelham Binjai perlu lebih

meningkatkan sikap dan perhatian perawat dalam melayani pasien .Perawat

72
perlu mendapatkan pelatihan kepribadian agar dapat lebih ramah sehingga

pasien dapat merasakan kenyamanan dalam mendapatkan pelayanan.


2. Rumah Sakit Umum Daerah DR. R.M. Djoelham Binjai perlu lebih

meningkatkan ketrampilan perawat dalam memeriksa maupun

mempergunakan alat alat kesehatan dalam pelayanannya kepada pasien,

sehingga meningkatkan rasa percaya pasien atas kemampuan perawat


DAFTAR PUSTAKA

A.A. Anwar Prabu Mangkunegara. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia,


Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Azwar,Azrul,1996, Menjaga Mutu pelayanan Kesehatan, Jakarta: Sinar Harapan

Bologlu. 2002. Dimension of Customer Loyalty, Cornell Hotel and Restaurant


Administration Quarterly.

Boy S.Sabarguna. 2004. Pemasaran Rumah Sakit. Yogyakarta: Konsorsium RSI

Budi, P, 1992, Organizational Structure in Indonesia, UI, Jakarta

Caruana, Albert; Arthur H. Money & Pierre R. Berthon, 2000, Service Quality and
Satisfaction-Teh Moderating Role of Value, European Journal of
Marketing, Vol. 34.

DepKes RI. (2001).Standar Pelayanan Rumah Sakit, :Direktorat Rumah Sakit Umum
dan Pendidikan,Direktorat Jenderal Pelayanan Medik.

_________, 2010, Sistem Kesehatan Nasional, Jakarta

Effendy, 2010, Pengantar Proses keperawatan, EGC. Jakarta.

Gibson, 2000. Organisasi Perilaku, Struktur dan Proses. Edisi Ke-5. Cetakan ke-3.
Jakarta. Penerbit Erlangga

Griffin, J, 2003. Customer Loyalty : Menumbuhkan dan Mempertahankan Kesetiaan


Pelanggan. Erlangga. Jakarta

Hanafi, 2004, Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan, Surabaya,


Airlangga,University Press

Haryati, 2004, Analisa Persepsi Mutu Pelayanan Terhadap Kepuasan Pasien Pasien
di Ruang Rawat Inap RSUD Langsa, Tesis, SPS, USU, Medan

Hidayat, A. Aziz 2007, Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisa Data,
Penerbit Salemba Medika

74
Hizrani, M,. 2003. Analisis Kepuasan Pasien Rawat Inap Terhadap Mutu Pelayanan
dan Hubungannya Dengan Minat Beli Ulang di RS X Jakarta, Jurnal
MARSI.

James G Barnes, 2003, Secrets of customer Relation ship Management,Penerbit;


Andi,Yogyakarta

Jowono,H., 2003. Jangan Sekedar Service, Jakarta : Gramedia.

Keputusan Menkes RI No.983/Menkes/SK/IX/1992 Tentang Rumah Sakit

__________, No.1202/MENKES/SK/VIII/2003 tentang indikator Indonesia Sehat

Kotler,. 2002. Manajemen Pemasaran, Persfektif Asia, Penerbit Andi Yogjakarta.

Kotler & Amstrong, 2001. Prinsip-Prinsip Pemasaran, Jakarta : Prenhallindo.

Kozier, Erb, Berman,Sayder,Lake,Harvey (1995). Fundamentals of Nursing :


Concepts Process and practice. Fourth edition, Adisson Wesley,
California.

Lovelock, Christoper H., 1994. Managing Service: Marketing, Operations, and


Human Resources, London: Prentice Hall International, Inc.

Lovelock dan Wright, 2005, Manajemen Pemasaran Jasa, Jakarta:PT Index.

Luhans,F.,2006. Perilaku Organisasi, Yokyakarta : Penerbit Andi.

Lupiyoadi, R, 2001, Manajemen Pemasaran Jasa, Teori dan Praktek, Jakarta:


Penerbit Salemba.

Notoatmodjo, S, 2005. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, PT. Rineka Cipta, Jakarta.

Nursalam, (2001). Manajemen Keperawatan. Jakarta : Penerbit Salemba.

Persatuan Perawat Nasional Indonesia .2004. Kode etik Keperawatan,Jakarta: The


Author.

Pratomo, H, 1986. Pedoman Pembuatan Usulan Penelitian Bidang Kesehatan


Masyarakat, Depdikbud RI, Jakarta.

Pohan, I.S, 2007, Jaminan Mutu Layanan Kesehatan, Jakarta: Penerbit: EGC.
Priangan, Tasikmalaya, Persi, Cabang Jawa Barat.

Robbin, S., 2003. Perilaku Organisasi, Jakarta : Penerbit Gramedia.

RSU Djoelham Binjai, (2010). Profil Rumah Sakit Umum Djoelham Binjai

Soedjadi. 1999. Pedoman Penilaian Kinerja Rumah Sakit. Penerbit Kartika Bina.
Jakarta.

Soeroso, 2003, Manajemen Sumber Daya Manusia di Rumah Sakit Jakarta, Buku
Kedokteran, ECG

Sriwiyanti, 2006, Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Keputusan Pasien


Memilih Untuk di Rawat di Rumah Sakit Harapan Pematangsiantar,
Tesis, USU

Sugiyono, 2004. Metode Penelitian Administratif, Cetakan ke-9, Bandung : Alfabeta

Sutojo,S. 2003. Meningkatkan jumlah dan Mutu pelanggan. Jakarta :Penerbit PT.
Damar Mulia Pustaka

Tarigan,2009. Pengaruh Persepsi Tentang Mutu Pelayanan Kesehatan terhadap Pasien


Partikulir dan hubungannya dengan Loyalitas terhadap RSUD Dr. H.
Kumpulan Pane Tebing Tinggi, , Tesis, SPS, USU, Medan

Thoha, Miftah., 1999. Perilaku Organisasi, Motivasi Dalam Organisasi, Jakarta :


PT.Raja Grafindo Persada.

Tjiptono 2006. Service, Quality & Satisfaction. Penerbit Andi. Yogyakarta.

Winardi, 2001, Ekonomi Manajerial . Bandung: cetakan 1 Mandor Maju

Wolper, LF, (2001). Administrasi Layanan Kesehatan, Prinsip, Praktik, Struktur dan
Penyampaian, Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Zeithaml, Valerie A, Mary jo Bitner, 1990, Delivering Quality service: Balancing


customerPerception and Expectations, New York: The Free Press.
KUESIONER
PENGARUH PERSEPSI PELAYANAN KEPERAWATAN TERHADAP
LOYALITAS PASIEN RAWAT INAP KELAS III DI RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH DR. R.M. DJOELHAM BINJAI TAHUN 2011

I. KARAKTERISTIK RESPONDEN

a. Umur : e. Lama hari dirawat :

b. JenisKelamin : f. Pernah dirawat di RS ini :

c. Pendidikan : 1. Pernah , ....... kali

d. Pekerjaan : 2. Tidak Pernah

II. PERSEPSI
a. Kehandalan (Reliability)
No Pertanyaan SS S TS STS
1. perawat terampil dalam melakukan pemeriksaan
dengan menggunakan alat
2. perawat terampil dalam melakukan tindakan dengan
menggunakan alat
3. perawat mampu mengatasi keluhan pasien dengan baik

4. perawat memberikan penjelasan dengan lengkap


sebelum melakukan tindakan
5 Perawat tepat waktu dalam memberikan obat kepada
pasien

b. DayaTanggap (Responsiveness)
No Pertanyaan SS S TS STS
1. perawat dengan cepat menanggapi keluhan pasien

2. perawat dengan cepat mengetahui kondisi pasien


yang perlu segera ditangani dalam perawatan
3. perawat segera membantu apabila pasien
membutuhkan keperluan pribadi
4. Perawat memberikan penjelasan dengan lengkap
sebelum memberikan tindakan
5. Perawat sigap dalam memberikan tindakan kepada
pasien

c. Jaminan (Assurance)
No Pertanyaan SS S TS STS
1. Perawat rumah sakit menjamin pengobatan yang
diberikan kepada pasien, serta pasien tidak ragu dalam
menerima pengobatan
2. Perawat dapat dipercaya dan diyakini mampu
melakukan tindakan keperawatan untuk membantu
kesembuhan pasien
3. Perawat memperhatikan kesopanan dan keramahan
dalam melayani pasien
4. Perawat dapat dipercaya dan diyakini mampu
mengevaluasi kondisi penyakit pasien dan
perencanaan selanjutnya.
5 Perawat dapat dipercaya dan diyakini menjaga
kerahasiaan penyakit pasien

d. Perhatian(empathy)
No Pertanyaan SS S TS STS
1. Perawat bersedia menyediakan waktu khusus kepada
pasien untuk bertanya atau meminta penjelasan
tentang pelayanan keperawatan yang diterima pasien
2. Perawat bersedia menyediakan waktu khusus kepada
keluarga pasien untuk bertanya tentang kondisi
penyakit pasien
3. Perawat bersedia membantu kebutuhan pribadi pasien
4. Perawat berupaya menenangkan rasa cemas pada
pasien terhadap penyakit yang dideritanya
5. Perawat memberikan perlakuan yang sama kepada
setiap pasien
e. Bukti fisik (tangibles)
No Pertanyaan SS S TS STS
1. Peralatan kesehatan di ruangan rawat inap selalu
tersedia
2. Peralatan di ruangan rawat inap selalu dapat berfungsi
dengan baik
3. Perawat berpenampilan baik dalam melakukan
perawatan kepada pasien
4. Perawat berpenampilan bersih dalam melakukan
perawatan kepada pasien
5. Sprei atau tempat tidur anda selalu bersih

6. Ruangan rawat inap selalu bersih

f. Loyalitas

No Pertanyaan SS S TS STS
1. Anda akan menjalani perawatan kembali ke rumah
sakit ini apabila sakit
2. anda akan datang kembali untuk mendapatkan
pelayanan kesehatan yang lain
3. Anda akan merekomendasikan Rumah sakit Dr
Djoelham Binjai kepada kerabat maupun keluarga yg
lain untuk menjalani perawatan di rumah sakit tersebut
Frequencies

umur

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 18 2 3.0 3.0 3.0
19 8 11.9 11.9 14.9
20 7 10.4 10.4 25.4
22 10 14.9 14.9 40.3
23 4 6.0 6.0 46.3
24 6 9.0 9.0 55.2
25 2 3.0 3.0 58.2
26 5 7.5 7.5 65.7
27 3 4.5 4.5 70.1
28 1 1.5 1.5 71.6
30 3 4.5 4.5 76.1
31 1 1.5 1.5 77.6
33 2 3.0 3.0 80.6
34 2 3.0 3.0 83.6
35 1 1.5 1.5 85.1
36 1 1.5 1.5 86.6
39 2 3.0 3.0 89.6
40 1 1.5 1.5 91.0
41 1 1.5 1.5 92.5
44 1 1.5 1.5 94.0
45 1 1.5 1.5 95.5
48 1 1.5 1.5 97.0
49 1 1.5 1.5 98.5
51 1 1.5 1.5 100.0
Total 67 100.0 100.0

umurk

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid < 33 tahun 13 19.4 19.4 19.4
>= 33 tahun 54 80.6 80.6 100.0
Total 67 100.0 100.0
jk

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid laki-laki 31 46.3 46.3 46.3
perempuan 36 53.7 53.7 100.0
Total 67 100.0 100.0

didik

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid SD 18 26.9 26.9 26.9
SLTP 15 22.4 22.4 49.3
SLTA 26 38.8 38.8 88.1
S1 8 11.9 11.9 100.0
Total 67 100.0 100.0

job

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid PNS 9 13.4 13.4 13.4
PEGAWAI SWASTA 5 7.5 7.5 20.9
WIRASWASTA 30 44.8 44.8 65.7
BURUH 23 34.3 34.3 100.0
Total 67 100.0 100.0

BRPX

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 2-5 KALI 36 53.7 53.7 53.7
> 5 KALI 31 46.3 46.3 100.0
Total 67 100.0 100.0
LR

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid < 3 HARI 34 50.7 50.7 50.7
>= 3 HARI 33 49.3 49.3 100.0
Total 67 100.0 100.0

k1

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1 7 10.4 10.4 10.4
2 13 19.4 19.4 29.9
4 47 70.1 70.1 100.0
Total 67 100.0 100.0

k2

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1 6 9.0 9.0 9.0
2 18 26.9 26.9 35.8
3 38 56.7 56.7 92.5
4 5 7.5 7.5 100.0
Total 67 100.0 100.0

k3

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1 6 9.0 9.0 9.0
2 16 23.9 23.9 32.8
3 35 52.2 52.2 85.1
4 10 14.9 14.9 100.0
Total 67 100.0 100.0
k4

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1 6 9.0 9.0 9.0
2 17 25.4 25.4 34.3
3 35 52.2 52.2 86.6
4 9 13.4 13.4 100.0
Total 67 100.0 100.0

k5

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1 9 13.4 13.4 13.4
2 21 31.3 31.3 44.8
3 4 6.0 6.0 50.7
4 33 49.3 49.3 100.0
Total 67 100.0 100.0

ktot

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 5 3 4.5 4.5 4.5
8 3 4.5 4.5 9.0
10 10 14.9 14.9 23.9
11 1 1.5 1.5 25.4
12 3 4.5 4.5 29.9
14 2 3.0 3.0 32.8
15 6 9.0 9.0 41.8
16 11 16.4 16.4 58.2
17 28 41.8 41.8 100.0
Total 67 100.0 100.0
ktotk

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid baik 45 67.2 67.2 67.2
kurang 19 28.4 28.4 95.5
tidak baik 3 4.5 4.5 100.0
Total 67 100.0 100.0

dt1

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1 9 13.4 13.4 13.4
2 7 10.4 10.4 23.9
3 5 7.5 7.5 31.3
4 46 68.7 68.7 100.0
Total 67 100.0 100.0

dt2

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1 10 14.9 14.9 14.9
2 11 16.4 16.4 31.3
3 40 59.7 59.7 91.0
4 6 9.0 9.0 100.0
Total 67 100.0 100.0

dt3

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1 12 17.9 17.9 17.9
2 11 16.4 16.4 34.3
3 37 55.2 55.2 89.6
4 7 10.4 10.4 100.0
Total 67 100.0 100.0
dt4

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1 10 14.9 14.9 14.9
2 12 17.9 17.9 32.8
3 34 50.7 50.7 83.6
4 11 16.4 16.4 100.0
Total 67 100.0 100.0

dt5

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1 12 17.9 17.9 17.9
2 14 20.9 20.9 38.8
3 7 10.4 10.4 49.3
4 34 50.7 50.7 100.0
Total 67 100.0 100.0

dttot

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 5 4 6.0 6.0 6.0
7 2 3.0 3.0 9.0
8 3 4.5 4.5 13.4
9 1 1.5 1.5 14.9
10 4 6.0 6.0 20.9
11 3 4.5 4.5 25.4
12 3 4.5 4.5 29.9
13 2 3.0 3.0 32.8
14 1 1.5 1.5 34.3
15 3 4.5 4.5 38.8
16 10 14.9 14.9 53.7
17 31 46.3 46.3 100.0
Total 67 100.0 100.0
dtotk

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid baik 44 65.7 65.7 65.7
kurang 17 25.4 25.4 91.0
tidak baik 6 9.0 9.0 100.0
Total 67 100.0 100.0

j1

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1 9 13.4 13.4 13.4
2 15 22.4 22.4 35.8
3 6 9.0 9.0 44.8
4 37 55.2 55.2 100.0
Total 67 100.0 100.0

j2

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1 14 20.9 20.9 20.9
2 20 29.9 29.9 50.7
3 30 44.8 44.8 95.5
4 3 4.5 4.5 100.0
Total 67 100.0 100.0

j3

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1 15 22.4 22.4 22.4
2 19 28.4 28.4 50.7
3 8 11.9 11.9 62.7
4 25 37.3 37.3 100.0
Total 67 100.0 100.0
j4

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1 15 22.4 22.4 22.4
2 40 59.7 59.7 82.1
3 6 9.0 9.0 91.0
4 6 9.0 9.0 100.0
Total 67 100.0 100.0

j5

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1 9 13.4 13.4 13.4
2 15 22.4 22.4 35.8
3 6 9.0 9.0 44.8
4 37 55.2 55.2 100.0
Total 67 100.0 100.0

jtot

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 5 7 10.4 10.4 10.4
7 1 1.5 1.5 11.9
8 1 1.5 1.5 13.4
9 4 6.0 6.0 19.4
10 15 22.4 22.4 41.8
11 3 4.5 4.5 46.3
12 1 1.5 1.5 47.8
14 2 3.0 3.0 50.7
17 23 34.3 34.3 85.1
18 10 14.9 14.9 100.0
Total 67 100.0 100.0
jtotk

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid baik 35 52.2 52.2 52.2
kurang 24 35.8 35.8 88.1
tidak baik 8 11.9 11.9 100.0
Total 67 100.0 100.0

e1

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1 17 25.4 25.4 25.4
2 29 43.3 43.3 68.7
3 8 11.9 11.9 80.6
4 13 19.4 19.4 100.0
Total 67 100.0 100.0

e2

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1 19 28.4 28.4 28.4
2 26 38.8 38.8 67.2
3 11 16.4 16.4 83.6
4 11 16.4 16.4 100.0
Total 67 100.0 100.0

e3

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1 25 37.3 37.3 37.3
2 33 49.3 49.3 86.6
3 4 6.0 6.0 92.5
4 5 7.5 7.5 100.0
Total 67 100.0 100.0
e4

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1 18 26.9 26.9 26.9
2 37 55.2 55.2 82.1
3 3 4.5 4.5 86.6
4 9 13.4 13.4 100.0
Total 67 100.0 100.0

e5

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1 23 34.3 34.3 34.3
2 28 41.8 41.8 76.1
3 6 9.0 9.0 85.1
4 10 14.9 14.9 100.0
Total 67 100.0 100.0

etot

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 5 5 7.5 7.5 7.5
6 3 4.5 4.5 11.9
7 4 6.0 6.0 17.9
8 7 10.4 10.4 28.4
9 3 4.5 4.5 32.8
10 20 29.9 29.9 62.7
11 5 7.5 7.5 70.1
12 9 13.4 13.4 83.6
13 1 1.5 1.5 85.1
14 1 1.5 1.5 86.6
15 1 1.5 1.5 88.1
16 3 4.5 4.5 92.5
17 3 4.5 4.5 97.0
19 2 3.0 3.0 100.0
Total 67 100.0 100.0
etotk

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid baik 9 13.4 13.4 13.4
kurang 46 68.7 68.7 82.1
tidak baik 12 17.9 17.9 100.0
Total 67 100.0 100.0

bf1

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1 25 37.3 37.3 37.3
2 33 49.3 49.3 86.6
3 4 6.0 6.0 92.5
4 5 7.5 7.5 100.0
Total 67 100.0 100.0

bf2

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1 18 26.9 26.9 26.9
2 37 55.2 55.2 82.1
3 3 4.5 4.5 86.6
4 9 13.4 13.4 100.0
Total 67 100.0 100.0

bf3

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1 23 34.3 34.3 34.3
2 28 41.8 41.8 76.1
3 6 9.0 9.0 85.1
4 10 14.9 14.9 100.0
Total 67 100.0 100.0
bf4

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1 17 25.4 25.4 25.4
2 29 43.3 43.3 68.7
3 8 11.9 11.9 80.6
4 13 19.4 19.4 100.0
Total 67 100.0 100.0

bf5

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1 19 28.4 28.4 28.4
2 26 38.8 38.8 67.2
3 11 16.4 16.4 83.6
4 11 16.4 16.4 100.0
Total 67 100.0 100.0

bf6

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1 16 23.9 23.9 23.9
2 26 38.8 38.8 62.7
3 16 23.9 23.9 86.6
4 9 13.4 13.4 100.0
Total 67 100.0 100.0
bftot

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 6 4 6.0 6.0 6.0
7 3 4.5 4.5 10.4
8 2 3.0 3.0 13.4
9 3 4.5 4.5 17.9
10 2 3.0 3.0 20.9
11 7 10.4 10.4 31.3
12 15 22.4 22.4 53.7
13 8 11.9 11.9 65.7
14 12 17.9 17.9 83.6
15 1 1.5 1.5 85.1
17 1 1.5 1.5 86.6
19 4 6.0 6.0 92.5
20 2 3.0 3.0 95.5
21 3 4.5 4.5 100.0
Total 67 100.0 100.0

bftotk

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid baik 9 13.4 13.4 13.4
kurang 49 73.1 73.1 86.6
tidak baik 9 13.4 13.4 100.0
Total 67 100.0 100.0

l1

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1 24 35.8 35.8 35.8
2 16 23.9 23.9 59.7
3 14 20.9 20.9 80.6
4 13 19.4 19.4 100.0
Total 67 100.0 100.0
l2

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1 24 35.8 35.8 35.8
2 25 37.3 37.3 73.1
3 6 9.0 9.0 82.1
4 12 17.9 17.9 100.0
Total 67 100.0 100.0

I3

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1 20 29.9 29.9 29.9
2 8 11.9 11.9 41.8
3 20 29.9 29.9 71.6
4 19 28.4 28.4 100.0
Total 67 100.0 100.0

ltot

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 3 6 9.0 9.0 9.0
4 1 1.5 1.5 10.4
5 7 10.4 10.4 20.9
6 14 20.9 20.9 41.8
7 5 7.5 7.5 49.3
8 10 14.9 14.9 64.2
9 3 4.5 4.5 68.7
10 14 20.9 20.9 89.6
11 7 10.4 10.4 100.0
Total 67 100.0 100.0

ltotk

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid loyal 39 58.2 58.2 58.2
tidak loyal 28 41.8 41.8 100.0
Total 67 100.0 100.0
Correlations

Correlations

ltotk ktotk
ltotk Pearson Correlation 1 .349**
Sig. (2-tailed) .004
N 67 67
ktotk Pearson Correlation .349** 1
Sig. (2-tailed) .004
N 67 67
**. Correlation is significant at the 0.01 level
(2-tailed).

Correlations

Correlations

ltotk dtotk
ltotk Pearson Correlation 1 .320**
Sig. (2-tailed) .008
N 67 67
dtotk Pearson Correlation .320** 1
Sig. (2-tailed) .008
N 67 67
**. Correlation is significant at the 0.01 level
(2-tailed).

Correlations

Correlations

ltotk jtotk
ltotk Pearson Correlation 1 .275*
Sig. (2-tailed) .025
N 67 67
jtotk Pearson Correlation .275* 1
Sig. (2-tailed) .025
N 67 67
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Correlations

Correlations

ltotk etotk
ltotk Pearson Correlation 1 .420**
Sig. (2-tailed) .000
N 67 67
etotk Pearson Correlation .420** 1
Sig. (2-tailed) .000
N 67 67
**. Correlation is significant at the 0.01 level
(2-tailed).

Correlations

Correlations

ltotk bftotk
ltotk Pearson Correlation 1 .350**
Sig. (2-tailed) .004
N 67 67
bftotk Pearson Correlation .350** 1
Sig. (2-tailed) .004
N 67 67
**. Correlation is significant at the 0.01 level
(2-tailed).

Regression

Variables Entered/Removedb

Variables Variables
Model Entered Removed Method
1 bftotk, jtotk,
ktotk,a dtotk, . Enter
etotk
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: ltotk
Model Summaryb

Adjusted Std. Error of Durbin-


Model R R Square R Square the Estimate Watson
1 .600a .360 .307 .414 1.577
a. Predictors: (Constant), bftotk, jtotk, ktotk, dtotk, etotk
b. Dependent Variable: ltotk

ANOVAb

Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 5.865 5 1.173 6.858 .000a
Residual 10.434 61 .171
Total 16.299 66
a. Predictors: (Constant), bftotk, jtotk, ktotk, dtotk, etotk
b. Dependent Variable: ltotk

Coefficientsa

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients Collinearity Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) .150 .250 .602 .549
ktotk .180 .109 .207 1.655 .103 .668 1.496
dtotk .177 .095 .234 1.859 .068 .662 1.510
jtotk .169 .079 .237 2.149 .036 .862 1.161
etotk .568 .255 .642 2.222 .030 .126 7.963
bftotk -.332 .274 -.349 -1.213 .230 .127 7.894
a. Dependent Variable: ltotk
Charts

Histogram

Dependent Variable: ltotk

12

10

8
Frequency

Mean =-8.81E-16
Std. Dev. =0.961
0 N =67
-3 -2 -1 0 1 2 3
Regression Standardized Residual
Scatterplot

Dependent Variable: ltotk

4
Regression Standardized Residual

-2

-4

-2 -1 0 1 2 3
Regression Standardized Predicted Value
Reliability

KEHANDALAN

Case Processing Summary

N %
Cases Valid 30 100.0
Excludeda 0 .0
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items
.949 5

Item Statistics

Mean Std. Deviation N


k1 3.13 1.196 30
k2 2.47 .860 30
k3 2.57 .971 30
k4 2.47 .900 30
k5 2.47 .900 30

Item-Total Statistics

Scale Corrected Cronbach's


Scale Mean if Variance if Item-Total Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Correlation Deleted
k1 9.97 11.551 .824 .952
k2 10.63 13.689 .825 .944
k3 10.53 12.671 .877 .935
k4 10.63 12.930 .918 .929
k5 10.63 12.930 .918 .929

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items


13.10 19.679 4.436 5
Reliability

DAYA TANGGAP

Case Processing Summary

N %
Cases Valid 30 100.0
Excludeda 0 .0
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.

Reliabi lity Statistics

Cronbach's
Alpha N of It ems
. 931 5

Item Statistics

Mean Std. Deviation N


dt1 3.13 1.196 30
dt2 2.33 .922 30
dt3 2.40 1.003 30
dt4 2.33 .959 30
dt5 2.37 .928 30

Item-Total Statistics

Scale Corrected Cronbach's


Scale Mean if Variance if Item-Total Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Correlation Deleted
dt1 9.43 12.875 .645 .957
dt2 10.23 13.426 .823 .915
dt3 10.17 12.557 .882 .902
dt4 10.23 12.668 .916 .897
dt5 10.20 13.062 .882 .904

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items


12.57 19.840 4.454 5
Reliability

JAMINAN
Case Processing Summary

N %
Cases Valid 30 100.0
Excludeda 0 .0
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items
.918 5

Item Statistics

Mean Std. Deviation N


j1 2.60 1.163 30
j2 1.93 .828 30
j3 2.00 .947 30
j4 1.97 .928 30
j5 2.00 .947 30

Item-Total Statistics

Scale Corrected Cronbach's


Scale Mean if Variance if Item-Total Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Correlation Deleted
j1 7.90 11.886 .549 .959
j2 8.57 12.254 .811 .897
j3 8.50 11.155 .883 .880
j4 8.53 11.154 .907 .876
j5 8.50 11.155 .883 .880

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items


10.50 17.638 4.200 5
Reliability

EMPHATY
Case Processing Summary

N %
Cases Valid 30 100.0
Excludeda 0 .0
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items
.849 5

Item Statistics

Mean Std. Deviation N


e1 1.83 .791 30
e2 2.20 1.095 30
e3 1.87 .860 30
e4 2.07 .785 30
e5 2.03 .718 30

Item-Total Statistics

Scale Corrected Cronbach's


Scale Mean if Variance if Item-Total Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Correlation Deleted
e1 8.17 7.799 .699 .808
e2 7.80 6.786 .619 .842
e3 8.13 7.292 .750 .792
e4 7.93 8.133 .618 .828
e5 7.97 8.240 .669 .818
Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items


10.00 11.517 3.394 5

Reliability

BUKTI FISIK
Case Processing Summary

N %
Cases Valid 30 100.0
Excludeda 0 .0
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items
.923 6

Item Statistics

Mean Std. Deviation N


bf1 1.87 .860 30
bf2 1.93 .907 30
bf3 1.83 .791 30
bf4 1.83 .791 30
bf5 2.20 1.095 30
bf6 2.03 .850 30
Item-Total Statistics

Scale Corrected Cronbach's


Scale Mean if Variance if Item-Total Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Correlation Deleted
bf1 9.83 13.799 .942 .888
bf2 9.77 13.495 .937 .887
bf3 9.87 14.257 .950 .889
bf4 9.87 14.257 .950 .889
bf5 9.50 14.810 .540 .951
bf6 9.67 16.368 .505 .943

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items


11.70 20.562 4.535 6
Reliability

LOYALITAS

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %
Cases Valid 30 100.0
Excludeda 0 .0
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items
.835 3

Item Statistics

Mean Std. Deviation N


l1 2.40 1.163 30
l2 2.50 1.196 30
l3 2.47 1.167 30

Item-Total Statistics

Scale Corrected Cronbach's


Scale Mean if Variance if Item-Total Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Correlation Deleted
l1 4.97 5.137 .542 .913
l2 4.87 4.189 .761 .705
l3 4.90 4.162 .803 .663

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items


7.37 9.344 3.057 3

Anda mungkin juga menyukai