KABUPATEN KUDUS
TESIS
1006833621
PROGRAMPASCASARJANAFAKULTASILMUKEPERAWATAN
UNIVERSITAS INDONESIA
KABUPATEN KUDUS
TESIS
Tesis ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
1006833621
MAGISTERILMUKEPERAWATAN
PROGRAMPASCASARJANAFAKULTASILMUKEPERAWATAN
UNIVERSITAS INDONESIA
Saya yang bertanda tangan dibawah ini dengan sebenarnya menyatakan bahwa tesis ini
saya susun tanpa tindakan plagiarisme sesuai dengan peraturan yang berlak:u di
Universitas Indonesia
Jika dikemudian hari· temyata saya me1ak:ukan plagiarisme, saya akan bertanggung
jawab sepenuhnya dan menerima sanksi yang dijatuhkan oleh Universitas Indonesia
kepadasaya
11
Tesis ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber baik yang dikutip
maupun yang dirujuk telah saya nyatakan dengan benar
:~I!\.
Tanda Tangan
111
Telah berhasil dipertahankan dihadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai bagian
persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Magister 11mu Keperawatan,
Fakultas 11mu Keperawatan Universitas Indonesia
DEWAN PENGUJI
..........
Ditetapkan di : Depok
iv
Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan dibawah ini
Dibuat di : Depok
Pada Tanggal: Januari 2013
Kabupaten Kudus
ABSTRAK
Inisiasi insulin merupakan langkah awal yang diperlukan pasien diabetes mellitus (DM)
melibatkan sampel 110 pasien. Analisis menggunakan chi-square dan regresi logistik
ganda. Hasil penelitian didapatkan bahwa karakteristik responden (usia, jenis kelamin,
berpengaruh dalam inisiasi insulin (p : 0.00, a : 0.05, OR : 9.63). Variabel lain yang
memiliki hubungan signifikan dengan inisiasi insulin adalah sikap (p : 0.015,a : 0.05),
efikasi diri (p : 0.00, a : 0.05), interaksi dengan petugas kesehatan (p : 0.00, a : 0.05).
Perawat seharusnya meningkatkan pengetahuan dan efikasi diri melalui interaksi yang
baik dengan pasien guna mengubah sikap pasien dalam inisiasi insulin
KataKunci:
VI
ABSTRACT
Insulin initiation is a first stage of insulin acceptance for patients with Type 2 diabetes
mellitus to maintain blood glucose. The purpose of this study is to identifIed factors
that influence insulin initiation. Using cross sectional design and descriptive
correlational method, a total of 110 respondents participated in this study. Statistical
analysis used chi-square and multiple logistic regression. The result shows that
characteristic of respondents such as age, sex, education, income, duration of DM and
insulin's belief were not associated with insulin initiation. Knowledge was the most
predominant factor related to insulin initiation (p : O.OO,OR: 9.63). Other variables that
has significantly relationship to insulin initiation were attitude (p : 0.015), self efficacy
(p : 0.00), interaction between health care providers (p : 0.00). Nurses should increase
patient's knowledge, self efficacy by improving interaction in order to change patient's
attitude toward insulin initiation
Keyword:
Vll
Puji serta syukur peneliti panjatkan kehadirat Alloh SWT, karena atas rahmat dan
karunia-Nya, akhirnya penulis dapat menyelesaikan tesis dengan judul " Faktor-faktor
yang mempengaruhi inisiasi insulin pada pada pasien diabetes mellitus tipe 2 di Rumah
Sakit Umum Daerah Kabupaten Kudus".
Dalam penyusunan tesis ini, penulis banyak mendapat bimbingan dan dukungan dari
berbagai pihak, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dewi Irawaty, MA., PhD, selaku Dekan Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas
Indonesia
2. Astuti Yuni Nursasi, SKp, MN selaku Ketua Program Studi Pasca Sarjana Fakultas
Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia.
3. Agung Waluyo, SKp, M.Sc, PhD selaku Pembimbing Akademik yang telah
memberikan motivasi dan arahan selama proses pendidikan
4. DR. Ratna Sitorus, S.Kp., M.App. Sc. selaku Pembimbing I yang telah
memberikan masukan dan arahan selama penyusunan tesis
5. Masfuri, SKp, MN, selaku pembimbing II yang juga telah memberikan masukan
dan arahan selama penyusunan tesis
6. Mayor Ckm Totok Haryono, SKp, MH.Kes selaku Direktur Akper Kesdam
IV/Diponegoro Semarang yang telah memberikan dukungan selama proses
pendidikan
7. Drg. Syakib Arsalan, M.Kes. selaku Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Kudus yang telah memberikan ijin penelitian
8. Orang tua, suamiku tercinta Efendi dan putri kecilku Jauza Bilqis Khasna yang
senantiasa mendoakan dan memberikan motivasi selama mengikuti pendidikan.
Selanjutnya penulis sangat mengaharapkan masukan, saran dan kritik demi perbaikan
tesis ini sehingga dapat digunakan untuk pengembangan ilmu dan pelayanan
keperawatan
Penulis
Vlll
Halaman
lIALAMAN" JlJDUL.................................................................................................... I
LEMBAR PENGESAHAN.......................................................................................... IV
ABSTRAK..................................................................................................................... VI
ABSTRACT................................................................................................................... vii
DAFTAR ISI............ ix
DAFTAR SKEMA........................................................................................................ Xl
DAFTAR TABEL.......................................................................................................... xu
DAFTAR SINGKATAN............................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN
2.1.2. Klasifikasi 9
2.1.3. Patofisiologi.................................................................... 10
2.1.6. Diagnosis............... 12
3.2. Hipotesis 38
IX
BAB 5 HASIL
5.1. Analisa Univariat...................................................................................... 57
BAB 6 PEMBAHASAN
6.1. Interpretasi dan Hasil Diskusi.................................................................. 72
7.2. Saran...... 89
DAFTARPUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Halaman
Xl
Halaman
Tabel 3.1 Variabel, Definisi Operasional, Cara Ukur, Hasil Ukur dan 41
Skala ukur
XlI
Xlll
XIV
DM : Diabetes Mellitus
xv
PENDAHULUAN
Bab ini akan menguraikan tentang latar belakang penelitian, perwnusan masalah, tujuan
dan manfaat penelitian yang menjadi acuan penelitian ini
1.1. Latar Belakang Masalah
Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit menahun yang memerlukan
penangganan medis, edukasi tentang self management serta dukungan secara
berkelanjutan untuk mencegah terjadinya komplikasi baik akut maupun kronis
(American Diabetes Association[ADA], 2012). DM disebabkan oleh gangguan
pada sistem metabolisme karbohidrat, lemak, dan juga protein dalam tubuh
karena kurangnya jumlah insulin ataupun kerja insulin. Menurunnya jumlah
insulin disebabkan kegagalan sel beta pankreas untuk memproduksi insulin
berhubungan dengan masalah genetik serta adanya kadar glukosa darah dan asam
lemak yang tinggi dalam kurun waktu lama. Berkurangnya kerja insulin
disebabkan oleh resistensi insulin akibat kurangnya stimulasi transpor glukosa
dalam otot, jaringan adiposa serta tidak adekuatnya supresi glukosa di hati
(Guyton & Hall, 2007; Black, Hawks, Keene, 2009)
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Insulin sangat efektif diberikan pada pasien karena mampu menurunkan kadar
HbA1C sebesar > 1% (Owen, Seetho, idris, 2010), menurunkan HbA1C dari
11,06% menjadi 8,04% setelah 12 minggu pemberian (pranoto, 2012), serta
mampu memperbaiki fungsi se1 beta dan remisi glikemik dengan pemberian lebih
dini pada pasien DM yang barn didiagnosa DM tipe 2 (Weng et al. 2008). Namun
demikian, inisiasi insulin masih menjadi masalah yang cukup besar sehingga
banyak pasien DM tidak mampu mengendalikan kadar glukosa darah.
Universitas Indonesia
kesulitan dalam tatalaksana pemberian insulin. Pasien yang percaya akan manfaat
insulin lebih menerima insulin demikian pula dengan responden yang memiliki
efikasi diri yang tinggi dan memiliki interaksi yang baik dengan petugas
kesehatan.
Hasil studi yang dilakukan oleh Haque, Navsa, Emerson, Dennison, Levitt (2006)
tentang hambatan dalam inisiasi insulin pada pasien DM tipe 2 me1alui studi
kualitatif menyatakan bahwa hambatan yang dialami pasien dalam inisiasi insulin
adalah keyakinan yang salah tentang insulin, ketidakpatuhan, kurangnya
pengetahuan akan DM dan rendahnya ekonomi. Hasil studi ini seiring dengan
studi yang dilakukan oleh Brod, Kongso, Lessard, Christensen, (2009) dengan
systematic literature review 116 jurnal dari tahun 1985 - 2007 menyatakan bahwa
hambatan psikologis dalam menggunakan insulin dipengaruhi oleh keyakinan
serta pengetahuan tentang DM dan insulin, persepsi negatif, ketakutan akan efek
samping penggunaan insulin, adaptasi dengan perubahan gaya hidup dan adanya
stigma sosial
dalam inisiasi insulin yang dialami pasien seperti hambatan, persepsi yang salah,
kemampuan dalam memberikan insulin (Levich, 2011; Wallymahmed, 2012).
Peran perawat dalam asuhan keperawatan pada pasien dengan inisiasi insulin
diperlukan dalam tatanan layanan primer maupun sekunder termasuk Rumah
Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Kudus. RSUD Kabupaten Kudus adalah
rumah sakit tipe B non pendidikan dengan kapasitas tempat tidur sebanyak 271.
Rata - rata kunjungan pasien DM juga mengalami peningkatan dari rata - rata
297 perbulan pada tahun 2005 meningkat menjadi 376 per bulan pada tahun 2011
(Rekam Medis, 2012).
Fenomena yang terjadi di RSUD Kabupaten Kudus adalah sebagian besar pasien
yang dirawat dengan indikasi pemberian insulin menolak diberikan insulin,
menolak untuk melanjutkan terapi insulin setelah mereka pulang ataupun mereka
sengaja melewatkan untuk memberikan insulin mandiri di rumah sehingga datang
kembali dengan komplikasi yang lebih serius. Berdasarkan pengamatan yang
dilakukan beberapa perawat ruangan, kecenderungan pasien yang menolak untuk
melanjutkan terapi insulin adalah pasien yang rawat inap di ruang kelas 3 padahal
pasien mendapatkan pembiayaan secara penuh termasuk pembelian insulin dari
dana Jamkesmas. Pasien yang dirawat sudah mendapatkan informasi dari petugas
kesehatan tentang diabetes termasuk manfaat insulin dan perawat mengajarkan
cara pemberian injeksi insulin setiap kali perawat memberikan injeksi insulin
namun pemberian informasi serta melatih pasien masih bersifat insidential
(Zumiati, wawancara personal, 14 Juli 2012).
Universitas Indonesia
1.3. Tujuan
1.3.1. Tujuan Umum
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui fak:tor - fak:tor yang
mempengaruhi inisiasi insulin pada pasien DM tipe 2 di RSUD Kabupaten
Kudus
1.3.2. Tujuan Khusus
Universitas Indonesia
104. Manfaat
Manfaat yang diperoleh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
104.1. Layanan dan Masyarakat
Manfaat penelitian bagi layanan dan masyarakat adalah dengan
diketahuinya faktor - faktor yang berpengaruh terhadap inisiasi insulin
termasuk hambatan dalam penerimaan insulin maka hasil penelitian ini
dapat menjadi masukan bagi institusi terkait dalam menentukan rencana
tindakan yang bertujuan agar pasien mampu melewati masa transisi dan
mampu untuk mengambil keputusan secara tepat terkait dengan manajemen
kontrol glukosa darah.
Universitas Indonesia
Bab ini menuliskan kajian kepustakaan yang berkaitan dengan konsep DM, Inisiasi
insulin dan asuhan keperawatan pada pasien DM tipe 2
2.1. Diabetes Mellitus
2.1.1. Pengertian
DM merupakan suatu bentuk kelainan kronik dan progresif yang ditandai
dengan ketidakmampuan tubuh dalam metabolisme karbohidrat, lemak
dan protein yang dapat memicu teIjadinya hiperglikemia, Hiperglikemia
mengakibatkan resistensi insulin, insulin yang diproduksi tidak dapat
digunakan secara efektif sehingga glukosa tidak dapat digunakan oleh sel
otot yang mengakibatkan glukosa dalam darah menjadi tinggi (Black,
Hawks, Keene, 2009)
DM tipe 2 atau yang sering juga disebut NIIDM (Non Insulin Dependen
Diabetes Mellitus). Insulin tetap diproduksi sehingga jumlah insulin
cenderung normal atau lebih banyak tetapi reseptor insulin yang terdapat
pada permukaan sel berkurang sehingga glukosa tidak dapat masuk sel
akibatnya akan menumpuk dalam sirkulasi darah.
9
Universitas Indonesia
2.1.3. Patofisiologi
Kelainan dasar yang terjadi pada DM tipe 2 adalah menurunnya respon sel
beta pankreas dan terjadi resistensi insulin. Penurunan respon sel beta
pankreas disebabkan karena sel beta pankreas terpapar dengan kondisi
hiperglikemia yang cukup lama sehingga saat terjadi peningkatan kadar
glukosa darah responnya tidak efisien lagi.
n
Penurunan pemakaij
"Uk=OI~ )
glukosa akibat
berkurangnya sekresi hiperglikemia
/~
Sumber : Guyton & Hall (2007) dan Black, Hawks, Keene (2009)
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
2.1.6. Diagnosis
ADA menetapkan kriteria diagnosis DM, yaitu kadar hemoglobin glikosilat
(HbAIC) ~ 6,5% atau kadar glukosa darah puasa (FPG) ~ 126 mg/dl (7,0
mmol/l) atau 2 jam glukosa pasca pembebanan ~ 200 mg/dl (11,1 mmol/l)
atau pasien mengalami krisis hiperglikemia. 2 jam glukosa pasca
pembebanan ~ 200 mg/dl (11,1 mmoVl) Pemeriksaan kadar HbAIC ini
harus dilakukan di laboratorium yang sudah menggunakan metode yang
tersertifikasi dari National Glycohemoglobin Standardization Program
(NGSP) atau Standarized or treaceble to the Diabetes Control and
Complication Trial (DCCl). Sementara glukosa darah puasa didefinisikan
sebagai tidak ada masukan kalori sedikitnya selama 8 jam atau 2 jam
glukosa pasca pembebanan ~ 200 mg/dl (11,1 mmoVl) selama TTGO. Test
hams sesuai dengan yang diuraikan oleh WHO, menggunakan glukosa
yang mengandung 75 g glukosa anhidrat yang dilarutkan dalam air ( ADA,
2012 ).
Universitas Indonesia
2.2.3.3. Pemantauan
Pemantauan kadar glukosa darah sendiri atau self-monitoring
blood glucose (SMBG) memungkinkan untuk deteksi dan
mencegah hiperglikemia atau hipoglikemia, serta berperan dalam
memelihara glukosa darah dalam rentang normal sehingga akan
mengurangi komplikasi diabetik jangka panjang. Pemeriksaan ini
sangat dianjurkan bagi pasien dengan penyakit diabetes yang
tidak stabil, kecenderungan untuk mengalami ketosis berat atau
hiperglikemia, serta hipoglikemia tanpa gejala ringan. Untuk
paien yang tidak menggunakan insulin, 5MBG berguna untuk
memantau efektifitas dari diet, olahraga dan obat anti diabetes
oral. pasien dengan insulin, dianjurkan melakukan 5MBG dua
sampai empat kali sehari sebelum makan atau tidur sebagai acuan
untuk pemberian dosis insulin (Smeltzer & Bare, 2010).
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Ada beberapa jenis tipe insulin yang biasa digunakan untuk terapi
pada pasien DM (Lawton, 2000; Black, Hawks, Keene 2009).
Penggunaan jenis insulin disesuaikan dengan kebutuhan dan
kondisi setiap individu. Untuk Insulin analog dengan kerja ekstra
cepat diberikan segera sebelum makan dan efek mulai muncul
setelah 15 menit. Jenis insulin ini memiliki efek yang cukup cepat
tetapi durasinya relatif lebih pendek. Contoh dari insulin jenis
extra rapid action adalah novorapid, humalog dan apidra
kerja ekstra cepat dan insulin kerja cepat. contoh novomix 30,
humalog mix 25, insuman komb 25, mixtard 30. Masih ada satu
lagi sediaan insulin yaitu jenis slow acting insulin. Kelebihan dari
insulin ini memiliki durasi kerja yang lama. Efeknya mulai terjadi
setelah 60 menit setelah diinjeksikan dan akan berlangsung
sampai 24 jam. Contoh : levemir, lantus
2.1.8. Komplikasi DM
Komplikasi DM dibedakan menjadi komplikasi akut dan komplikasi jangka
panjang. Komplikasi akut meliputi hipoglikemia, ketoasidosis diabetikum
(DKA) dan Sindrom Non Ketotik Hiperosmolar Hiperglikemia (IllINS).
Komplikasi jangka panjang meliputi komplikasi makrovaskuler,
komplikasi mikrovaskuler dan neuropati (Smeltzer & Bare, 2010)
Universitas Indonesia
Dalam teori self care juga dikenalkan adanya self care agency
yaitu kemampuan yang komplek dari pendewasaan dan orang
orang yang dewasa (matur) untuk mengetahui dan memenuhi
kebutuhannya yang ditujukan untuk mengatur fungsi dan
perkembangan manusia (Orem, 2001). Pengembangan konsep self
Universitas Indonesia
tipe insulin yang tidak tepat (Lau, Tang, Halapy, Thorpe, Yu,
2012).
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
2.2.5.5. Pendapatan
Faktor rendahnya sosioekonomi berpengaruh terhadap inisiasi
insulin (Haque, Navsa, Emerson, Dennison, Levitt, 2005; Lerman
et al. 2009; Peyrot, Rubin, Kruger, Travis, 2010). Kondisi
sosisoekonomi erat kaitannya dengan kemampuan pasien untuk
mendapatkan insulin (Funnel, 2007B), kemampuan untuk
mengakses pendidikan kesehatan, mendapatkan informasi
kesehatan, kemampuan kontrol diluar rutinitas harlan dan
keterampilan untuk mengatasi masalah (Link, Phelan, Miech,
Westin, 2008)
2.2.5.6. Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil tau seseorang terhadap suatu objek
melalui indra yang dimilikinya (Notoadmodjo, 2010).
Pengetahuan tingkat awal yang harus diperkenalkan pada pasien
DM adalah perjalanan penyakit DM, pengendalian dan
pemantauan DM, penyulit DM, terapi farmakologis dan non
farmakologis, interaksi antara asupan makanan dengan aktifitas
fisik serta olahraga, cara pemantauan glukosa darah mandiri,
mengatasi hipoglikemia, pentingnya olahraga, perawatan kaki dan
mempergunakan fasilitas kesehatan yang ada (perkeni, 2011).
Beberapa penelitian menyatakan bahwa kurangnya pengetahuan
tentang DM menyebabkan pasien cenderung menolak insulin
Universitas Indonesia
2.2.5.7. Sikap
Sikap adalah respon tertutup individu terhadap suatu stimulus
atau objek yang melibatkan faktor pendapat dan emosi yang
bersangkutan (Campbell, 1950 dalam Notoadmodjo, 2010).
Sikap adalah kecenderungan yang tertata untuk berpikir, merasa,
mencerap dan berperilaku terhadap suatu referen atau objek
kognitif. Sikap yang tidak mendukung perilaku yang diharapkan
tentunya akan menghambat dilaksanakannya perilaku tersebut.
Berbagai sikap yang perlu diketahui dari pasien DM meliputi
sikap terhadap diet, jenis pengobatan, kontrol glukosa darah
olahraga, manajemen mandiri, bahkan sampai pada sikap terhadap
dokter atau perawat (Basuki dalam Soegondo, 2011). Hasil
penelitian menunjukkan penolakan terhadap insulin dipengaruhi
juga oleh adanya sikap negatif karena mereka merasa terapi
insulin akan diberikan secara permanen, membatasi ruang gerak
serta permasalahan hipoglikemia (Polonsky, Fisher, Guzman,
Caballero, Edelman, 2005; Brod, Kongso, Lessard, Cristensen,
2009)
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Skema2.2
Kerangka teori
r------------- ------------------~
Support system:
Dukungan keluarga,
: Resiko: :: Defisiensi Insulin :
: Usia :: Resistensi insulin : perawat, sistem
: Obesitas :: : ~ layanan kesehatan,
11 stress !..
1I 1 1I Asuransi kesehatan
- ~fu~i klin""ik -., • ..
Poliuria 1- - - - - - - - - - - - "i 1- - - - - - - - - - --- --------------
Polifagi ~ DM Tipe 2 :---+ : Penatalaksanaan
Polidipsi : : : 1. M~a~emen Faktor Psikososial :
Penurunan berat I - - - - - - - - - - - - .. 1 nutrisi I-- 1. Sikap
harlan : 2. Olabraga 2. Kepercayaan
I--------:----~ ~ 3. OHO 3. Pengetahuan
1- _
: Glukosa tidak 1 1 4. Pemantauan
4. Efikasidiri
.- - - - - - - - - - - - "j
:.. _ - -terkontrol : 1 5. Edukasi _
: 5. Depresi
: Ketoasidosis
1
:
1
--- 1
---
: Diabetikum
.- - - - - - - - - - - - "i
1
1
1
Non Ketosis 1
1
1
1
----------'"1
insulin
1
1
1
Karakterisitik
individu:
1. Usia
:_ ~~:r~~~~l~ __ I
: Komplikasi :
' DM :
2. Jenis kelamin
1 1 3. Tingkat
1- I
I--
pendidikan
.- - - - - - - - - - - - "j ----------'"1 Inisiasi +-- 4. Pendapatan
1 Makroangiopati 1 : Glukosa :
1 1
1 1 : terkontrol : insulin 5. Lama
1 1
1- I 1
1- I1 mengalami DM
t
.- - - - - - - - - - - - "j
: Mikroangiopati ---------------,
•
1
-------------------------,
Asuhan Keperawatan :
Status kesehatan
•
1- I secara urnum
1. Pengkajian meliputi aspek
seperti gangguan
kognitif, afektif dan
penglihatan,
psikomotor tentang iniasiasi pendengaran dan
insulin koordinasi
2. Perumusan diagnosa
keperawatan : ketidakefektifan
. .
manajemen regimen
terapeutik
3. Intervensi Keperawatan
1- pendidikan kesehatan I
Keterangan :
= tidak diteliti
= diteliti
Surnber :Smeltzer (2010), Black, Hawk, Keene, (2009), Guyton & Hall (2007),
Robbins, Shaw, Lewis (2007), Oliveria et al (2007), Owen, Seetho, Idris (2010),
Peyrot, Rubin, Kruger, Travis (2010), Ahmed et al (2010) Hermanns, Mahr, Kulzer,
Skovlund, Haak (2010) Polonsky, Fisher, Guzman, Caballero, Edelman (2005)
Soohyun (2009), Lerman et al (2009) Makine et al (2009)
Universitas Indonesia
Pada bab ini diuraikan kerangka konsep penelitian, hipotesis penelitian dan definisi
operasional. Konsep merupakan abstraksi yang terbentuk: oleh generalisasi dari hal
hal yang khusus dan kerangka konsep merupakan justifikasi ilmiah terhadap penelitian
yang dilakukan dan memberi landasan terhadap topik yang dipilih dalam penelitian
(Notoatmodjo, 2010). Hipotesis adalah jawaban sementara penelitian, patokan duga
atau dalil sementara yang kebenarannya akan dibuktikan dalam penelitian dan definisi
operasional memberlkan batasan terhadap variabel agar pengukuran variabel dapat
konsisten disamping itu dapat menjelaskan cara atau metode pengukuran, hasil ukur
atau kategorinya serta skala pengukuran yang digunakan (Notoatmodjo, 2010)
37
Universitas Indonesia
Skema3.1.
Karakterisitik individu :
• Usia
• Jenis kelamin
• Tingkat pendidikan
• Pendapatan
• Lama mengalami DM
Inisiasi Insulin
-----~
Faktor Psikososial :
• Sikap
• Kepercayaan
• Pengetahuan
• Efikasi diri
• Interaksi dengan
petugas kesehatan
3.2. Hipotesis
Hipotesis untuk penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
6.1.1. Hipotesis Mayor
Terdapat hubungan antara karakteristik demografi dan aspek
psikososial pasien DM tipe 2 terhadap inisiasi insulin di RSUD
Kabupaten Kudus
6.1.2. Hipotesis Minor
3.2.2.1. Terdapat hubungan antara usia pasien DM tipe 2 dengan
inisiasi insulin di RSIJD Kabupaten Kudus.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
c. Def'misi Operasional
Tabel3.l
Variabel, Definisi Operasional, Cara Ukur, Hasil Ukur dan Skala ukur
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Dependen
Inisiasi insulin Suatu keputusan Kuesioner mengenai Skor nilai dalam Ordinal
atau pemyataan inisiasi insulin rentang 13 - 65,
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
METODE PENELITIAN
Uraian dalam metodologi ini mencakup desain penelitian, populasi dan sampel, tempat
dan waktu penelitian, etika penelitian, alat pengumpulan data, prosedur pengumpulan
data dan analisa data
4.1. Rancangan Penelitian
Desain penelitian adalah model atau metode yang digunakan peneliti untuk
melakukan suatu penelitian yang memberikan arab. terhadap jalannya penelitian
(Dharma, 20 11). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah descriptive
correlational karena penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan dan melihat
hubungan antar variabel pada situasi tertentu, dengan menggunakan desain cross
sectional karena diidentifikasi pada satu satuan waktu (Burn & Grove, 2009).
Rancangan tersebut peneliti gunakan karena sesuai dengan tujuan penelitian yaitu
untuk menjelaskan serta melihat hubungan antara karakteristik dan psikososial
pasien DM tipe 2 dengan inisiasi insulin di RSlID Kabupaten Kudus dalam satu
kali pengukuran dengan menggunakan alat ukur berupa kuesioner.
Sampel adalah sebagian dari kuantitas dan karakteristik dari populasi yang telah
ditetapkan oleh peneliti atau wakil dari populasi yang diteliti (polit dan Beck,
44 Universitas Indonesia
Tabel4.1
S S
N N
1% 5% 10% 1% 5% 10%
10 10 10 10 110 94 84 78
20 19 19 19 120 102 89 83
30 29 28 27 130 109 95 88
40 38 36 35 140 116 100 92
50 47 44 42 150 122 105 97
60 55 51 49 160 129 110 101
70 63 58 56 170 135 114 105
80 71 65 62 180 142 119 108
90 79 72 68 190 148 123 112
100 87 78 73 200 154 127 115
Sumber : Sugiyono (2009)
Pada saat penelitian tidak terdapat responden yang drop out yang berarti semua
responden yang memenuhi kriteria sampel ikut dalam penelitian. Peneliti tetap
mengambil semua sampel secara keseluruhan yaitu 110 responden.
Universitas Indonesia
4.8.2. Privacy
Selama proses pengambilan data, peneliti menggunakan ruang tertutup atau
ruang konseling yang disediakan disetiap ruangan sehingga kerahasiaan
informasi akan terjaga. Setelah informasi didapatkan, peneliti berupaya
menjaga kerahasiaan informasi yang diberikan oleh responden dan
mempergunakannya hanya untuk kepentingan penelitian atau sebagai alat
bukti jika diminta oleh pengadilan.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
4.8.2. Reliabilitas
Kuesioner reliabel jika kuesioner yang dipakai menunjukkan hasil
pengukuran yang relatif konsisten apabila pengukuran digunakan secara
berulang (Dharma, 2011). Pengukuran reliabilitas dalam penelitian ini
dilakukan setelah peneliti mendapatkan item kuesioner yang valid.
Pengukuran reliabilitas menggunakan Cronbach alpha. Uji ini dilakukan
untuk mengukur rata - rata konsistensi internal diantara item pertanyaan
dengan hasil perhitungan statistik dalam rentang 0-1. Kuesioner
dinyatakan reliable jika instrumen memiliki nilai reliabilitas > 0,70
(Sugiyono, 2010). Hasil uji reliabilitas untuk kuesioner sikap mendapakan
hasil nilai cronbach alpha sebesar 0.753, kuesioner kepercayaan terhadap
insulin 0.763, kuesioner pengetahuan 0.767, kuesioner efikasi diri 0.770,
kuesioner interaksi dengan petugas kesehatan 0.757 dan kuesioner inisiasi
insulin 0.924. dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa kuesioner
dalam penelitian ini reliabel karena memiliki nilai cronbach alpha lebih
dari 0.70.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Tabel4.2
Tabel uji statistik berdasarkan skala variabel independen dan variabel
dependen serta jenis uji statistik
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
HASIL PENELITIAN
Bab 5 ini menjelaskan hasil penelitian mengenai faktor - faktor yang mempengaruhi
inisiasi insulin pada pasien DM tipe 2 di Rumah Sakit Umum Daerah Kudus. Penelitian
dilakukan pada bulan Desember 2012 dengan jumlah responden 110 responden pasien
DM tipe 2 yang diberikan saran untuk menggunakan insulin, diperoleh dari ruang rawat
inap meliputi ruang Cempaka I, II, III dan Baougenville II sebanyak 77 responden dan
melalui kunjungan rumah sebanyak 33 responden. Hasil penelitian berupa analisis
univariat, bivariat dan multivariat.
57
Universitas Indonesia
Tabel5.1
n: 110
Universitas Indonesia
Tabel5.2
(n: 110)
Universitas Indonesia
Tabel5.3
(n: 110)
Tabel5.4
(n: 110)
0.899
Berdasarkan hasil analisis hubungan antara usia dan inisiasi insulin pada
tabel 5.4 dengan menggunakan chi square memperlihatkan bahwa ada
Universitas Indonesia
(n: 110)
Inisiasi Insulin
Total
Menolak Menerima p
Variabel
n % n % n %
Jenis Laki -laki 26 53.1 23 46.9 49 100
Kelamin Perempuan 35 57.4 26 42.6 61 100 0.795
Total 61 55.5 49 45.5 110 100
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
(n: 110)
Inisiasi Insulin
Total
Menolak Menerima p
Variabel
n % N % n %
~ Rp.900.000 28 56 22 44 50 100
Pendapatan
< Rp.900.000 33 55 27 45 60 100 1.00
Total 61 55.5 49 44.5 110 100
(n: 110)
Inisiasi Insulin
Total
Menolak Menerima p
Variabel
n % n % n %
Lama Mengalami ;;:: 3 taboo 26 50 26 50 52 100
DM < 3 taboo 35 60.3 23 39.7 58 100 0.369
Total 61 55.5 49 44.5 110 100
Universitas Indonesia
(n: 110)
Inisiasi Insulin
Total
Menolak Menerima p
Variabel
n % n % n %
Negatif 50 63.3 29 36.7 79 100
Sikap
Positif 11 35.5 20 64.5 31 100 0.015
Total 61 55.5 49 44.5 110 100
Berdasarkan hasil analisis hubungan antara sikap dan inisiasi insulin pada
tabel 5.9 dengan menggunakan analisis chi square memperlihatkan bahwa
ada sebanyak 50 (63.3%) pasien DM yang memiliki sikap negatifmenolak
insulin. Sedangkan diantara pasien DM dengan sikap positif, terdapat 11
(35.5%) pasien yang menolak insulin. Hasil uji statistik diperoleh nilai p =
Universitas Indonesia
Tabel5.10
(n: 110)
Inisiasi Insulin
Total
Menolak Menerima p
Variabel
n % n % n %
Kepercayaan Salah 17 44.7 21 55.3 38 100
Terhadap Benar 44 61.1 28 38.9 72 100
0.149
Insulin
Total 61 55.5 49 44.5 110 100
Universitas Indonesia
(n: 110)
Inisiasi Insulin
Total
Menolak Menerima p
Variabel
n % n % n %
Kurang 38 77.6 11 22.4 49 100
Pengetahuan
Baik 23 37.7 38 62.3 61 100 0.0001
Total 61 55.5 49 44.5 110 100
(n: 110)
Inisiasi Insulin
Total
Menolak Menerima p
Variabel
n % n % n %
Kurang 41 74.5 14 25.5 55 100
Efikasi Diri
Baik 20 36.4 35 63.6 55 100 0.0001
Total 61 55.5 49 45.5 110 100
Universitas Indonesia
Berdasarkan hasil analisis hubungan antara efikasi diri dan inisiasi insulin
pada tabel 5.18 dengan chi square memperlihatkan bahwa ada sebanyak
41 (74.5%) pasien DM dengan efikasi diri kurang menolak insulin.
Sedangkan diantara pasien DM yang memiliki efikasi diri baik, terdapat
20 (36.4%) pasien yang menolak insulin. Hasil uji statistik diperoleh nilai
p = 0.00, u:0.05, maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang
signifikan antara efikasi diri dengan inisiasi insulin pada pasien DM tipe 2
di RSUD Kabupaten Kudus.
(n: 110)
Inisiasi Insulin
Total
Menolak Menerima p
Variabel
n % n % n %
Kurang 28 84.8 5 15.2 33 100
Interaksi
Baik 33 42.9 44 57.1 77 100 0.0001
Total 61 55.5 49 44.5 110 100
Universitas Indonesia
Tabel5.14
Hasil Uji Bivariat Pemilihan Variabel Kandidat Multivariat
No Variabel P
1 Usia 0.52
2 Jenis Kelamin 0.65
3 Pendidikan 0.14*
4 Lamamengalami DM 0.94
5 Pendapatan 0.29
6 Sikap 0.01*
7 Kepercayaan terhadap insulin 0.10*
8 Pengetahuan 0.0001*
9 Efikasidiri 0.0001*
10 Interaksi dengan petugas kesehatan 0.0001*
Ket:* = Variabel dengan p < 0.25 (kandidat multivariat)
Universitas Indonesia
5.3.2. Memilih variabel yang dianggap penting untuk: masuk kedalam model
dengan cara mempertahankan variabel yang mempunyai p < 0.05 dan
mengeluarkan variabel yang mempunyai p > 0.05 seperti tercantum dalam
tabel 5.15
Tabel5.15
Petugas Kesehatan
No Variabel p OR 95%CI
1 Pendidikan 0.53 0.67 0.20-2.28
2 Sikap 0.10 2.88 0.79-10.5
3 Kepercayaan 0.04 0.31 0.10-0.94
4 Pengetahuan 0.0001 9.63 3.11-29.76
5 Efikasi Diri 0.0001 8.25 2.67-25.49
6 Interaksi Dengan Petugas 0.016 5.13 1.35-19.44
Kesehatan
Berdasarkan tabel 5.15 terlihat ada 2 variabel memiliki p > 0.05 yaitu
pendidikan dan sikap, yang terbesar adalah pendidikan sehingga pemodelan
selanjutnya variabel pendidikan dikeluarkan dari model kemudian dilakukan
pengujian ulang, dengan tahapan yang sama dilakukan pengujian terhadap
variabel sikap. Hasil analisis perbandingan OR setelah variabel pendidikan
dikeluarkan, OR variabel sikap berubah > 10% sehingga variabel
pendidikan dimasukan lagi kedalam model. Sementara basil analisis
perbandingan OR setelah variabel sikap dikeluarkan, OR variabel
pendidikan dan interaksi dengan petugas kesehatan berubah > 10% sehingga
variabel sikap dimasukkan lagi kedalam model.
Universitas Indonesia
Uji interaksi dilakukan untuk menilai variabel yang diduga secara substansi
ada interaksi. Dalam penelitian ini uji interaksi dilakukan untuk variabel
pendidikan dan pengetahuan. Hasil uji didapatkan bahwa tidak ada interaksi
antara pendidikan dan pengetahuan (p : 0.529, a : 0.05) sehingga
disimpulkan tidak ada interaksi antar variabel independen yang masuk
pemodelan seperti yang terlihat dalam tabel 5.16
Tabe15.16
No Variabel p OR 95%CI
1 Pendidikan 0.38 0.43 0.06-2.77
2 Sikap 0.10 2.90 0.79-10.6
3 Kepercayaan 0.03 0.29 0.09-0.91
4 Pengetahuan 0.0001 7.53 1.97-28.77
5 Efikasi Diri 0.0001 8.10 2.61-25.13
6 Interaksi Dengan Petugas 0.016 4.94 1.32-18.45
Kesehatan
7 Pendidikan by 0.529 2.07 0.21-20.15
pengetahuan
Universitas Indonesia
Tabel5.17
No Variabel p OR 95%CI
1 Pendidikan 0.53 0.67 0.20-2.28
2 Sikap 0.10 2.88 0.79-10.5
3 Kepercayaan 0.04 0.31 0.10-0.94
4 Pengetahuan 0.0001 9.63 3.11-29.76
5 Efikasi Diri 0.0001 8.25 2.67-25.49
6 Interaksi Dengan 0.016 5.13 1.35-19.44
Petugas Kesehatan
Universitas Indonesia
PEMBAHASAN
Bab 6 ini membahas tentang interpretasi dan hasil diskusi, keterbatasan penelitian dan
implikasi basil untuk keperawatan
6.1. Interpretasi dan Hasil Diskusi
6.1.1. Usia dan Inisiasi Insulin
Hasil penelitian memperlihatkan bahwa rata - rata umur pasien adalah 55
tahun dan penolakan insulin justru hampir sarna besarnya baik pada pasien
dengan usia ~ 55 dan < 55 tahun dengan melihat hasil terdapat 28 (57.1%)
pasien DM berusia ~ 55 tahun menolak insulin dan 33 (54.1%) pasien
berusia < 55 tahun yang menolak insulin. Nilai p = 0.899 sehingga dapat
diarnbil kesimpulan bahwa tidak ada hubungan antara usia dengan inisiasi
insulin pada pasien DM tipe 2 di RSUD Kabupaten Kudus.
Menurut peneliti, usia tidak lagi menjadi pengaruh walaupun usia mampu
mempengaruhi kematangan berpikir seseorang tetapi persepsi pasien
72 Universitas Indonesia
Hal lain yang perlu menjadi perhatian adalah rata - rata usia pasien dalam
penelitian ini lebih muda dibandingkan dengan penelitian sebelumnya dan
bisa dilihat komplikasi terjadi lebih awal, kondisi ini bisa disebabkan
kesadaran diri pasien yang kurang dan lebih memprihatinkan lagi
kurangnya kesadaran ini mengakibatkan keterlambatan untuk datang ke
layanan kesehatan sehingga pasien datang ke layanan kesehatan sudah
dalam keadaan terjadi komplikasi serius. Gambaran serupajuga didapatkan
oleh Pranoto, (2012) dari hasil survey yang dilakukan memperlihatkan
hasil bahwa pasien datang ke layanan kesehatan sudah dalam kondisi
penurunan fungsi pankreas. Fenomena tersebut merupakan tantangan bagi
perawat untuk meningkatkan pengetahuan pasien karena dengan semakin
tinggi pengetahuan pasien diharapkan meningkat pula kesadaran diri
pasien.
Pemyataan ini diperkuat oleh teori self care menurut Orem (1990), yang
menyatakan bahwa setiap orang memiliki faktor penentu dasar seperti jenis
kelamin tetapi faktor tersebut tidak bisa secara langsung mempengaruhi
perilaku seseorang, diperlukan kemampuan dasar (foundational capabilities)
yang meliputi persepsi, sensasi, atensi, memori dan orientasi individu untuk
seseorang itu dapat memutuskan dan melakukan upaya perawatan mandiri
(self care).
Universitas Indonesia
Hal yang lebih menarik bisa dilihat dari penelitian yang dilakukan oleh
Lerman et al. (2009) yang telah mengkhususkan penelitiannya tentang
kepatuhan terapi insulin pada masyarakat yang berpenghasilan rendah.
Diantara masyarakat yang berpenghasilan rendah justru sikap pasien
terhadap DM yang memiliki pengaruh kuat. Sikap pasien dibentuk: oleh
persepsi, pengetahuan, kebutuhan dan kepentingan (Notoadmodjo, 2010).
Berdasarkan hal tersebut, peneliti memiliki pemikiran, dalam inisiasi insulin
sosioekonomi merupakan hal yang penting tetapi sikap pasien adalah yang
terpenting.
tahun dengan pasien dengan durasi waktu terlama yaitu 16 tahun memiliki
hambatan yang sama dalam penerimaan insulin. Hal ini membuktikan
bahwa durasi sakit tidak memberikan pengaruh terhadap penerimaan
insulin.
Universitas Indonesia
Hasil penelitian ini cukup unik karena penolakan insulin justru lebih besar
pada pasien yang memiliki kepercayaan benar tentang insulin. Peneliti
memiliki pendapat hal tersebut terjadi karena tidak adanya faktor penggerak
untuk mencapai perubahan perilaku yang diharapkan. Pemyataan tersebut
berdasarkan konsep teori HBM yang menyatakan bahwa perubahan perilaku
seseorang dipengaruhi oleh kepercayaan atau persepsi akan adanya manfaat,
hambatan, keparahan dan kerentanan suatu penyakit tetapi untuk mencapai
suatu perubahan perilaku diperlukan faktor penggerak yang mampu
mengarahkan pasien dan dalam teori HBM dikatakan sebagai cues to action.
Cues to action diartikan sebagai suatu kejadian, seseorang atau sesuatu yang
menggerakan seseorang seperti nasehat orang lain atau petugas kesehatan
(Stretcher & Rosenstock, 1997). Nasehat dari petugas kesehatan ini akan
tersampaikan jika ada interaksi yang baik antara pasien dan petugas
kesehatan, sementara dalam penelitian ini memperlihatkan penolakan
terhadap insulin cenderung dilakukan oleh pasien yang memiliki interaksi
kurang dengan petugas kesehatan sehingga peneliti memiliki pendapat
bahwa fenomena unik ini terjadi karena kurangnya interaksi pasien dengan
petugas kesehatan menyebabkan perubahan perilaku yang diharapkan tidak
Universitas Indonesia
Selain itu, tidak ada hubungan antara kepercayaan terhadap insulin dengan
inisiasi insulin mungkin disebabkan pengetahuan pasien tentang insulin
secara umum masih rendah walaupun dalam penelitian ini peneliti tidak
mengukur pengetahuan pasien tentang insulin secara khusus tetapi dari hasil
pengamatan saat pengumpulan data memperlihatkan pasien kesulitan dalam
menjawab pertanyaan tentang insulin sehingga peneliti memiliki pendapat
bahwa kepercayaan pasien terhadap insulin tidak dilandasi dengan
pengetahuan yang benar tentang insulin sehingga untuk penelitian
selanjutnya peneliti merekomendasikan untuk melihat pengetahuan yang
dikhususkan tentang insulin.
Pengetahuan adalah hasil tahu seseorang terhadap suatu objek melalui indra
yang dimilikinya (Notoadmodjo, 2010). Dalam teori self care yang
dikemukakan oleh Orem (2001), pengetahuan merupakan bagian dari
operational capabilities yang akan menguatkan kemampuan individu (self
Universitas Indonesia
care agency) untuk mencapai perilaku self care. Dari hasil penelitian yang
menguatkan teori diatas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa pengetahuan
akan mempengaruhi kemampuan pasien DM untuk mengambil keputusan
termasuk dalam inisiasi insulin.
tidak bisa untuk melakukannya maka perubahan tidak akan terjadi (Strecher
& Rosenstock, 1997).
pengkaj ian tentang sikap, efikasi diri dan interaksi dengan petugas
kesehatan. Pengkajian tersebut sebagai dasar untuk membuat perencanaan
dan intervensi asuhan keperawatan. Intervensi yang dapat dilakukan pada
pasien DM tipe 2 untuk mengatasi hambatan dalam inisiasi insulin adalah
meningkatkan pengetahuan tentang proses penyakit dan meningkatkan
efikasi diri.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
88 Universitas Indonesia
7.2. Saran
Berdasarkan simpulan diatas, saran yang peneliti sampaikan adalah sebagai
berikut:
7.2.1. Bagi Pelayanan Keperawatan
7.2.1.1. Perawat perIu meningkatkan pengetahuan pasien tentang insulin
dan DM secara keseluruhan untuk meminimalkan hambatan
dalam inisiasi insulin. Upaya peningkatan pengetahuan tersebut
berupa pemberian edukasi secara terstruktur sehingga pasien
mendapatkan infonnasi yang tepat. Adanya informasi yang tepat
dapat mengubah persepsi pasien sehingga pasien bisa bersikap
positif dalam inisiasi insulin yang pada akhirnya efikasi diri
pasien juga akan meningkat
7.2.1.2. Perawat perIu meningkatkan interaksi dengan pasien karena
dengan interaksi yang baik, komunikasi akan terjalin dengan baik
dan infonnasi tentang DM dan insulin akan tersampaikan dengan
baik pula sehingga pengetahuan pasien akan meningkat
Universitas Indonesia
Alligood, M.R, Tomay, A.M. (2006). Nursing Theories ang Their Work. (6th Edition).
USA : Mosby Elsevier
Anonim. (2009). Morbidity and Mortality. www.idf.org . Diunduh pada tanggal20 Juli
2012
Anderson, R.M, Fitzgerald, J.T, Funnel, M.M, Gruppen, L.D. (1998). The Third
Version Of The Diabetes Attitude Scale. Diabetes Care, September 1998.
Alex, Z.F, Ying, Q., Radican L. (2009). Impact of Fear of Insulin or Fear of Injection
on Treatment Outcomes of Patients with Diabetes. Current Medical Research
and Opinions, 25(6),1413-1433
Ahmed, U.S, Junaidi, A.W, Akhter, O. Salahuddin, Achter, J. (2009). Barriers Initiation
of Insulin Tharpy Among Asian Diabetes. Diabetic Medicine Journal
Compilation, 27, 169-174.
Black, J., Hawks J., Keene A. M. (2009). Medical Surgical Nursing: Clinical
Management for Positive Outcomes. USA: Elsevier Saunders Company
Brod, M., Kongso, J.H., Lessard, S., Christensen, T.L. (2008). Psychological Insulin
Resistence: Patient Beliefs and Implications for Diabetes Management. Quality
Life Research, 18, 23-32.
Capes, S., Bourgh, S. (2008). Preventing Coronary Artery Disease in People with
Diabetes. Canadian Diabetes Association, 21(4),27-35
Clark, Marie. (2007). Psychological insulin resistance: A guide for practice nurses.
Journal ofDiabetes Nursing, 11( 2),53-56
Universitas Indonesia
Dinas Kesehatan Jawa Tengah. (2011). Profil Kesehatan 2011. www. Dinkesjateng
prov.go.id Diunduh pada tanggal12 Oktober 2012
Everett, Joan. (2007). Insulin initiation in type 2 diabetes: experience and insights.
Journal ofDiabetes Nursing,II(8), 311-318
Fitzgerald, J.T, Funnel, M.M, Hess, G.E, Barr, P.A, Anderson, RM, Hiss, RG, Davis,
W.K. (1998). The Reliability and Validity ofa Brief Diabetes Knowledge Test.
Diabetes Care, May 1998.
Funnel,Martha. (2006). The Diabetes Attitudes, Wishes and Needs (DAWN) Study.
Clinical Diabetes, 24(4), 154-155
Haque, M., Navsa, M., Emerson, S.H, Dennison, c.R, Levitt, N.S. (2005). Barriers to
initiating insulin therapy in patients with type 2 diabetes mellitus in public
sector primary health care center in Cape town. Journal of Endocrinology
Metabolism and Diabetes ofSouth Africa, 95 (10),798-802
Hastono, S.P, Sabri,L. (2008). Statistik Kesehatan. Jakarta: PT. Rajagrafmdo Perkasa
Hermanns, N, Mahr, M., Kulzer ,B., Skovlund, S.E, Haak,T. (2010). Barriers Toward
Insulin Tharapy in Type 2 Diabetic Patients: Result of an Observational
Longitudinal Study. Health and Quality ofLife Outcomes, 8(113), 1-6.
Home, R, Weinman, J., Hankins, M. (2007). The beliefs about medicines questionnaire
: The development and evaluation of a new method for assessing the cognitive
representation of medication. Psychology & Health, 14(1), 1-24.
Kirtland, K.A, Li, Y.F, Geiss, L.S, Thompson, T.J. State Specific Incident of Diabetes
Among Adult, Participating States, 1995-1997 dan 2005 - 2007.
Universitas Indonesia
Lau, A.N., Tang, T., Halapy, H., Thorpe, K., Yu, C.H. (2012). Initiating Insulin in
Patients with Type 2 Diabetes. Canadian Medical Association
Journal,184(7),767-775.
Larkin, M., Capasso, V., Chen, C., Mahoney, E., Hazard, B., Cagliero, E., & Nathan,
D. (2008). Measuring psychological insulin resistance: Barriers to insulin use.
Diabetes Educator, 34(3), 511-517.
Lewis, S.L., Heitkemper, M.M, Dirksen, S.R, O'brien, P.G, Bucher, L. (2000). Medical
Surgical Nursing: Assesment and Management of Clinical Problems. (2nd
edition). USA: Mosby
Lerman, I, Diaz, J.P, Ibarguengoitia, M.L, Perez, F.J, Villa, A.R, Velasco, M.L, Cruz,
R.B, Rodrigo, J.A. (2009). Nonadherence to insulin therapy in low-income, type
2 diabetes. Endocrine Practice. 15(1),41- 46.
McCloskey, J.C., Bulechek, G.M. (2006). Nursing Intervention Classification (NIC) 2nd
ed. St Louis: Mosby Years Book
Moorhead, S., Johnson, M., Mass, M.L, Swanson, E. (2006). Nursing outcomes
classification. 4th ed. St Louis: Mosby Years Book
Nichols,G.A., Kimes, T.M., Harp, J.B., Tzuyung, D.K., Brodovics, K.G. (2012).
Glycemic Response and Attainment of Al C Goals Following Newly Initiated
Insulin Therapy for Type 2 Diabetes. Diabetes Care, 35(3),495-502
Universitas Indonesia
Peyrot, M. Rubin, R.R, Lauritzen, T., Snoeks, F.J, Matthews, D.R, Skovlund, S.B.
(2004). Psychosocial Problems and Barriers to Improved Diabetes Management
: Result of The Cross-National Diabetes Attitudes, Wishes and Needs (DAWN)
Study. Diabetes Medicine Insulin Therapy, 22(10), 1379-1452
Petrak, F.Stridde, B., Leverkus, F., Crispin, A.A, Forst, T. Pfutzner, A. (2007).
Development and Validation of a New Measure to Evaluate Psychological
Resistance to Insulin Treatment. Diabetes Care, September 2007.
Prices, S.A, Wilson, L.M. (2006). Patofisiologi Klinis Konsep - Konsep Penyakit.
Jakarta: EGC
Phillips, Atone. (20018). Starting patients on insulin therapy: Diabetes nurse specialist
views. Nursing Standard, 21(30), 35-40.
Polit, D.F, Beck, C.T (2010). Essentials of Nursing Research Appraising Evidence for
Nursing Practice. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins
Rubin, R.R., Peyrot, M., Kruger, D.F., Travis, L.B. (2009). Barriers to Insulin Injection
Therapy : Patient and Health Care Provider Perspectives. The Diabetes
Educator, 35(6), 1014-1036
Universitas Indonesia
Siminerio, L.M., Funnell, M.M., Peyrot, M., Richard, R., Rubin. (2005). A us Nurses'
Perceptions of Their Role in Diabetes Care, Results of the Cross-national
Diabetes Attitudes Wishes and Needs (DAWN) Study. The Diabetes Educator,
33(1), 152-162
Smeltzer & Bare,. (2010). Brunner & Suddarth's Textbook of Medical Surgical
Nursing. Philadelpia: Lippincott
Smith.Mark. (2004). How can the DSN help overcome barriers to insulin use? Journal
of Diabetes Nursing, 8(4), 152-155
Snook, F.J., Skovlund, S.E., Pouwer, F. (2007). Development and Validation of The
Insulin Treatment Appraisal Scale (ITAS) in Patients with Type 2 Diabetes.
Health and Quality ofLife Outcomes. 18(2), 104-110
Shaw, J.E., Sicree, R.A., Zimmet, P.Z. (20lOkGlobal estimates of the prevalence of
diabetes for 2010 and 2030. Diabetes Research And Clinical Practice, 87 (1), 4
14
Strecher, V., Rosenstock, LM. (1997). The Health Belief Model. In Glanz K, Lewis,
F.M, Rimer, B.K. Health Behaviour and Health Education: Theory, Research
and Practice. San Fransisco : Jossey Bass
Tan, A.M., Muthusamy, L., Phoon, K.Y., Ow, J.H, Tan, N.C. (2011). Initiation of
Insulin for Type 2 Diabetes Mellitus Patients; What are the Issues? A
Qualitative Study. Singapore Medicine Journal, 52(11), 801-810
Wallymahmed, Ian MacFarlane. (2005). The value of group insulin starts in people
with type 2 diabetes. Journal ofDiabetes Nursing, 9(8), 287-290
Weng,J., Li,Y., Shi, Y., Zheng, Q., Zhu, D., Hu, Y., Zhou, Y.,...Cheng, H., (2008).
Effect of Intensive Insulin Therapy on Beta Cell Function and Glycaemic
Control in Patient with Newly Diagnosed Type 2 Diabetes: a Multicentre
Randomised Parallel Group Trial. Lancet, 371, 1753-1813
Woudenberg, YJ.C., Lucas, C., Latour, C., Reimer, S.O., (2011). Education and
Psychological Issues Acceptance of Insulin Therapy a Long Shot ?
Psychological Insulin Resintance in Primary Care. Diabetic Medicine Journal,
29, 796-802
Universitas Indonesia
Zhaolan, L., Ewen, L.N., Kim, C., Ettner, S.L., Herman, W.H., Karter, A.J., ...Brown,
A.F. (2010). Prevalence of Cronic Complications of Type 2 Diabetes Mellitus
Outpatients- A Cross Sectional Hospital Based Survey in Urban China. Health
and Quality ofLife Outcomes, 8(1),62-67.
Universitas Indonesia
PENJELASAN PENELITIAN
Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Inisiasi Insulin Pada Pasien Diabetes Mellitus
Tipe 2 Di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Kudus
Peneliti Minta kesediaan bapak/ibu untuk berpartisipasi dalam penelitian. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui faktor - faktor apa saja yang mempengaruhi perilaku untuk
menerima dan memulai penggunaan insulin (inisiasi insulin) sebagai salah satu upaya
perawatan dengan tujuan mengendalikan kadar gula darah.
Nama peneliti adalah Diana Tri Lestari, peneliti pengajar di Akademi Keperawatan
Kesdam IV/Diponegoro Semarang dan sekarang sedang melanjutkan studi S2 di
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, yang beralamat di Fakultas Ilmu
Keperawatan Universitas Indonesia kampus Depok, 16424. Peneliti dapat dihubungi di
nomor telepon 08156537538. Penelitian ini merupakan bagian dari persyaratan untuk
Program Pendidikan Magister di Universitas Indonesia. Pembimbing saya adalah DR.
Ratna Sitorus, S.Kp, M.App. Sc dan Masfuri, S.Kp, MN dari Fakultas Ilmu
Keperawatan Universitas Indonesia.
Penelitian ini melibatkan pasien DM Tipe 2 (kencing Manis) yang diberikan saran
untuk menggunakan insulin dan mendapatkan asuransi kesehatan serta tidak dalam
kondisi mengalami komplikasi (akibat lanjut) mendadak DM. Keputusan bapak/ibu
untuk ikut ataupun tidak dalam penelitian ini tidak berpengaruh terhadap perawatan
yang dilakukan oleh petugas kesehatan di RSD Kabupaten Kudus. Dan apabila
bapak/ibu memutuskan berpartisipasi, bapak/ibu bebas untuk mengundurkan diri dari
penelitian kapan pun.
Sekitar llO pasien DM tipe 2 (kencing Manis) akan terlibat dalam penelitian ini.
Penelitian ini akan dilakukan di ruang rawat inap dan poliklinik penyakit dalam di RSD
Kabupaten Kudus.
Universitas Indonesia
Saya akan menjaga kerahasiaan bapak/ibu dan keterlibatan bapak/ibu dalam penelitian
ini. Nama bapak/ibu tidak akan dicatat dimanapun. Semua kuesioner yang telah terisi
hanya akan diberikan nomor kode yang tidak bisa digunakan untuk mengidentifikasi
identitas bapak/ibu. Apabila hasil penelitian ini dipublikasikan, tidak ada satu
identifikasi yang berkaitan dengan bapak/ibu akan ditampilkan dalam publikasi
tersebut. Siapapun yang bertanya tentang keterlibatan bapak/ibu dan apa yang
bapak/ibu jawab di penelitian ini, bapak/ibu berhak untuk tidak menjawabnya. Namun,
jika diperlukan catatan penelitian ini dapat dijadikan barang bukti apabila pengadilan
memintanya. Keterlibatan bapak/ibu dalam penelitian ini, sejauh peneliti ketahui tidak
menyebabkan risiko yang lebih besar daripada risiko yang biasa bapak/ibu hadapi
sehari - han.
Universitas Indonesia
Setelah membaca informasi diatas dan memahami tujuan penelitian dan peran yang
diharapkan dari saya di dalam penelitian ini, saya setuju untuk berpartisipasi dalam
penelitian yang berjudul " Faktor - faktor yang mempengaruhi inisiasi insulin pada
pasien diabetes mellitus tipe 2 di Rumah Sakit Daerah Kabupaten Kudus".
Adapun bentuk kesediaan saya ini adaIah:
1. Bersedia untuk meluangkan waktu untuk diwawancarai atau mengisi kuesioner
2. Memberikan informasi yang benar dan sejujumya terhadap apa yang diminta atau
ditanyakan oleh peneliti
Keikutsertaan saya ini sukarela tidak ada unsur paksaan dari pihakmanapun.
Demikian surat pemyataan ini saya buat, untuk dapat dipergunakan sebagaimana
mestinya..
Kudus, .2012
Peneliti
Universitas Indonesia
Kebutuhan 1, 6, 8, 4
10
Kepentingan 4,5,9 3
Pengendalian 2,3 2
DM dengan diet
dan olahraga
Terapi 9,10 2
farmakologi
Perawatan kaki 14 I
Fasilitas 13 1
Kesehatan
Universitas Indonesia
Stressor 6,9 2
Dependen
Inisiasi Persepsi 4, 6, 11, 4 4 6, 11, 13
insulin kerentanan 13
Persepsi 1 1 1
keparahan
Persepsi 3, 7, 8, 5 3,7,8,9,10
Hambatan 9, 10
Persepsi Manfaat 2, 5, 12 3 2,5, 12
Universitas Indonesia
Kode:
KUESIONER PENELITIAN
Kuesioner A
PETUNJUK PENGISIAN
Kuesioner diisi langsung oleh responden atau digunakan oleh peneliti sebagai
pedoman wawancara dalam mengumpu/kan data
Pengisian di/akukan dengan memberi tanda ceklis (-.J) atau menu/is singkat
I. Biodata Responden
1. Nama (inisial)
2. Umur tahun
3. Jenis kelamin LIP
4. Pendidikan:
o Tidak tamat SD o SLTA/sederajat
o Tamat SD/sederajat o AkademiIPT
o SLTP/sederajat o Lain-lain .
Universitas Indonesia
Il. Sikap
Pengisian dilakukan dengan memberi tanda ceklis f") pada salah satu jawaban
yang sesuai menu rut pendapat bpklibu
Keterangan :
1 : Sangat tidak setuju
2 : Tidak Setuj u
3 : Ragu - ragu
4 : Setuju
5 : Sangat Setuju
NO PERNYATAAN 1 2 3 4 5
1 Pasien DM yang tidak mendapatkan anjuran untuk
menggunakan insulin adalah pasien DM yang
ringan
2 Pasien DM tidak perlu mengontrol gula darah
karena komplikasi (akibat lanjut) pasti akan terjadi.
3 Semua keputusan yang berkenaan dengan
perawatan DM dibuat oleh pasien itu sendiri
4 Petugas kesehatan seharusnya memikirkan
bagaimana perawatan DM akan mempengaruhi
kehidupan pasien disetiap harinya
5 Pasien DM perlu menjaga kadar gula darah dalam
rentang normal agar tidak mengalami komplikasi
DM
6 Petugas kesehatan harus memberitahukan beberapa
pilihan kepada pasien yang berkaitan dengan
rencana perawatan pasien
7 Pasien DM yang telah memilih perawatannya hanya
dengan mengatur pola makan tidak perlu khawatir
akan terjadi komplikasi jangka panjang
8 Semua pasien DM harus berusaha dengan berbagai
cara untuk menjaga agar gula darahnya dalam
rentang normal
9 Pasien DM memiliki kemungkinan sangat kecil
mengalami gangguan emosional (stress, depresi)
10 Sebagian besar orang memiliki resiko mengalami
kadar gula yang rendah
11 Petugas kesehatan harus merencanakan tujuan
perawatan DM dengan pasien dan tidak hanya
memberitahu saja ke pasien tentang apa yang
seharusnya dilakukan
12 DM merupakan penyakit yang berat karena pasien
tidak akan pemah sembuh
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Pengisian dilakukan dengan memberi tanda ceklis (V) pada salah satu jawaban yang
sesuai dengan keyakinan bpklibu
NO PERNYATAAN YA TlDAK
Saya Jercaya:
I Kondisi kesehatan saya sekarang tergantung dengan insulin
7 Sangat sulit bagi saya untuk memberikan insulin tepat sesuai saran
dati petugas kesehatan (dokter/perawat)
Universitas Indonesia
Pengisian dilakukan dengan memberi tanda ceklis (...JJ pada salah satu jawaban
1 Pemeriksaan kadar gula darah yang efektif adalah pemeriksaan dengan
menggunakan bahan berupa ?
o A. darah
o B. urin (kencing)
o C. Kedua cukup efektif
2. Apakah upaya yang perlu dilakukan agar tidak terjadi komplikasi DM?
o A. Olahraga
o B. Mengatur pol a makan
o C. Kedua jawaban benar
3. Bagaimanakah pengaturan makan pada pasien DM ?
o A. Pengaturan pola makan sehat dengan memperhitungkan jumlah makanan
yang dimakan
o B. Pengaturan makan dengan makan nasi aking
o C. Pengaturan makan dengan hanya menghindari makanan manis - manis dan
gula
4. Bagaimanakah efek dati olahraga dalam mempengaruhi kadar gula darah ?
o A. Menaikkan kadar gula darah
o B. Menurunkan kadar gula darah
o C. Tidak berimbas pada perubahan gula darah
5. Penyebab luka yang sulit sembuh pada pasien DM adalah ?
o A. Meningkatnya kadar gula.darah
o B. Menurunnya kadar gula darah
o C. Tidak ada kaitan dengan gula darah
6. Pcrtanda apakah mati rasa dan kcscmutan (gringingcn) pada pasicn DM ?
o A. Masalah pada ginjal
o B. Masalah pada saraf
o C. Masalah pada hati
7. Apakah tanda dan gejala kadar gula darah dibawah normal ?
o A. Merasa baal (mati rasa)
o B. Sering merasa pusing
o C. Tidak berkeringat
8. Berapakah kadar gula darah normal ?
o A. 30 - 60 mg/dl
o B. 60 - 90 mg/dl
o C. 80 - 110 mg/dl
9. Dimanakah lokasi yang paling aman untuk penyuntikan insulin?
o A. Paha
o B. Lengan atas
o C. Perut
Universitas Indonesia
DB. I bulan
Dc. I tahun
II. Apakah kemungkinan yag terjadi dengan gula darah pasienjika pasien DM lupa
sarapan padahal sebelumnya telah menyuntikkan insulin ?
o A.menurun
o B. meningkat
o C. Tidak ada perubahan
12. Tindakan apa yang harus dilakukanjika sehabis menyuntikkan insulin tiba - tiba
merasa pusing dan lemas ?
o A. Minum teh manis
DB. Tidur
Universitas Indonesia
Pengisian dilakukan dengan memberi tanda ceklis (..J) pada salah satu jawaban
Pernyataan :
NO PERNYATAAN YA TIDAK
I Saya mampu untuk melakukan pemeriksaan gula darah
sendiri saat saya merasakan tubuh saya lemas
Universitas Indonesia
Pengisian dilakukan dengan memberi tanda ceklis (V) pada salah satu jawaban
Keterangan :
1 : tidak pernah
2 : jarang
3 : kadang - kadang
4 : sering
5 : selalu
NO PERTANYAAN 1 2 3 4 5
1. Seberapa sering petugas kesehatan menggunakan
kata - kata medis yang bpk/ibu kesulitan untuk
mengerti?
2 Seberapa sering petugas kesehatan mau
menyempatkan waktu untuk mendengarkan keluhan
atau pertanyaan bpk/ibu ?
3 Seberapa sering petugas kesehatan memberikan
informasi mengenai perkembangan masalah DM
yang bpk/ibu alami ?
4 Seberapa sering petugas kesehatan mengajari bpk/ibu
untuk melakukan perawatan dirumah secara mandiri
terkait dengan DM ?
5 Seberapa sering petugas kesehatan mengajari bpk/ibu
untuk memberikan insulin sendiri di rumah ?
6 Seberapa sering petugas kesehatan mengabaikan apa
yang bpk/ibu sampaikan ?
7 Seberapa sering petugas kesehatan mencoba untuk
melibatkan bpk/ibu dalam mengambil keputusan
terkait dengan perawatan bpk/ibu ?
8 Seberapa sering petugas kesehatan merawat bpk/ibu
dengan ramah?
9 Seberapa sering petugas kesehatan membeda
bedakan bpk/ibu dengan pasien yang lain?
10 Seberapa sering petugas kesehatan menenangkan
bpk/ibu terkait sakit yang bpk/ibu alami ?
Universitas Indonesia
Pengisian dilakukan dengan memberi tanda ceklis (~ pada salah satu jawaban
Keterangan :
1 : 8angat tidak setuju
2 : Tidak Setuju
3 : Ragu ragu
4 : Setuju
5 : 8angat Setuju
NO PERNYATAAN 1 2 3 4 5
1 Saya menilai dengan menggunakan insulin
menandakan bahwa DM yang saya alami semakin
memburuk
2 Saya menilai dengan menggunakan insulin akan
mencegah terjadinya komplikasi (akibat lanjut) dati
DM
3 Saya takut memberikan suntikan insulin sendiri
Universitas Indonesia
Riwayat Pendidikan
Riwayat Pekerjaan
Perawat di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr. Kariadi Tahun 2001 - 2002
Semarang
Staf Pengajar di Akademi Keperawatan Kesdam IV/Diponegoro Tahun 2004
Semarang
Universitas Indonesia
KUDUS 59348
~
Tembusan:
1. Kabid Keperawatan RSUO Kab. Kudus
2. Ka Ruang Cempaka 2 RSUO Kab. Kudus.
c
KUDU S 59312
I. DASAR 1. Sural Menleri Dalam Negeri Nomor 070 1 225 Tanggal 18 Juni 1981, Perihal
Surat Keputusan Direkloral Jenderal Sosial Polilik Nomor 14 1 1981 Tenlang
Surat Pemberitahuan Penelitian.
II. Menunjuk Surat 1. Surat Rekomendasi Survey dari Kepala Kantor Kesbangpollinmas Provinsi
2. Legalisasi izin survey dan Kantor Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan
Masyarakat Kabupaten Kudus tanggal 27 Nopember 2012 Nomor
070/283/20.02/2012.
III. Yang bertandatangan di bawah ini, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Kudus bertindak
atas nama Supati Kudus, bahwa pada prinsipnya menyatakan tidak keberatan t dapat mengijinkan atas
pelaksanaan Research t Survey datam Wilayah Kabupaten Kudus yang dilaksanakan oleh :
IV. Surat Rekomendasi ini berlaku dari langgal 27 Nopember 2012 sampai dengan tanggal 28 Pebruari 2012.
Dikeluarkan di Kudus
Pada tanggal : 27 Napember 2012
KEPALA BAPPEDA
TEMBUSAN Yth. :
1. Kepala Kanlor Kesaluan Bangsa, Politik dan
Perlindungan Masyarakat Kabupalen Kudus.
2. Kepafa Dinas Ilnslansi lerkai!.
""I+--~' :
SURAT KETERANGAN
Nomor 070/1344IMHSIHAL
Kepala Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat Daerab Provinsi
Jawa Barat.
2. Sehubungan dengan maksud tersebut, diharapkan agar pihak yang terkait dapat memberikan bantuan/
fasilitas yang diperlukan.
3. Demikian Surat Keterangan ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya, dan berlaku sampai
dengan tanggal 31 Desember 2012.
~!~EFtAONO, SH.
'~--r<":610126 199103 1003
Faktor-faktor..., Diana Tri Lestari, FIK UI, 2013
UNIVERSITAS INDONESIA
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
Kampus UI Depok Telp. (021 )78849120.78849121 Faks.7864124
. Email: humasfik@ui.ac.id Web Site: www.fik.ui.ac.id .
Sehubungan dengan hal tersebut, bersama ini kami mohon dengan horrnat
kesediaan Saudara mengijinkan yang bersangkutan untuk mengadakan
penelitian di Wilayah Jawa Tengah.
Atas perhatian Saudara dan kerjasama yang baik, disampaikan terima kasih
Tembusan Yth. :
1. Sekretaris FIK-UI
2. ManajerPendidikan dan Riset FIK-UI
3. Ketua Program Magister dan Spesialis FIK-UI
4. Gubernur Jawa Tengah
5. Bupati Kudus Jawa Tengah
6. Koordinator M.A.Tesis FIK-UI
7. Pertinqqal
Komite Etik Penelitian, Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia dalam upaya
melindungi hak azasi dan kesejahteraan subyek penelitian keperawatan, telah mengkaji
dengan teliti proposal berjudul :
Faktor-faktor yang mempengaruhi Inisiasi Insulin pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2
di RSD Kabupaten Kudus.
-: .'