Anda di halaman 1dari 4

Ibadah di Bulan Ramadhan

Assalamualaikum warahmatullah wabarakatuh.

ُ‫ َأحْ َم ُده‬،‫ب التَفَاهَ ِة‬ ِ ‫ار‬ ِ ‫ضاَل ِل َو َم َس‬ َّ ‫ب ِمنَ ال‬ َ ْ‫ص َم القُلُو‬ َ ‫ اَ ْل َح ْم ُد هَّلِل ِ الَّ ِذيْ َع‬،ِ ‫اَ ْل َح ْم ُد هَّلِل‬
ُ‫ َوَأ ْشهَ ُد َأ ْن اَل ِإلَهَ ِإاَّل هللا‬،‫ َعلَى ُك ِّل خَ ي ٍْر َوفَضْ ٍل َو ِزيَا َد ٍة‬،ُ‫ُس ْب َحانَهُ – َوَأ ْش ُك ُره‬
‫ َوَأ ْشهَ ُد َأ َّن َسيِّ َدنَا َونَبِيَّنَا‬،‫ان َوال َس َعا َد ِة‬ ِ ‫س بِاِإل ْي َم‬ َ ْ‫ َغ َم َر النُفُو‬،ُ‫َوحْ َدهُ اَل َش ِر ْيكَ لَه‬
‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َعلَى‬ َ ،‫ُم َح َّمدًا َع ْب ُدهُ َو َرسُوْ لُهُ القُ ْد َوةُ ال ُم ْثلَى فِي ال ُح ْك ِم َوالقِيَا َد ِة‬
‫ُأل‬
ِ ‫صحْ بِ ِه الَّ ِذ ْينَ قَا ُدوْ ا ا َّمةَ لِ ْل ِسيَا َد ِة َو‬
‫الريَا َد ِة‬ َ ‫آلِ ِه َو‬.
‫َأ َّما بَ ْع ُد‬:
Kaum muslimin jamaah yang dirahmati Allah,
Kita bersyukur atas nikmat Allah Ta’ala yang tidak ada
henti-hentinya kepada kita. Dia telah memberikan
kepada kita nikmat Islamdan nikmat iman.
Kemudian nikmat kesehatan dan kesempatan. Karena
kita tahu, dalm kondisi pandemi ini, banyak sekali
kerabat, teman, dan tetangga kita telah meninggal dunia.
Tapi, Allah Ta’ala memberikan kita umur dan
kesempatan sehingga kita bertemu dengan
bulan Ramadhan yang mulia ini.
Berjumpa dengan bulan Ramadhan merupakan
sebuah nikmat yang sangat besar. Suatu karunia yang
sangat-sangat agung. Karena bulan Ramadhan adalah
kesempatan emas untuk memperbanyak ibadah kepada
Allah Subhanahu wa Ta’ala. Memperbanyak amal shaleh
yang merupakan perbekalan untuk kehidupan yang
panjang.
Di antara hal yang menunjukkan betapa
besarnya nikmat berjumpa dengan
bulan Ramadhan adalah sebuah hadits tentang dua orang
yang berkawan di masa Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam. Dari Thalhah bin Ubaidillah,
Ada dua orang yang tiba di Madinah datang menemui
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Keduanya
memeluk Islam di waktu bersamaan. Salah seorang dari
mereka sangat bersemangat dalam beribadah dibanding
kawannya. Yang giat beribadah ini ikut berjihad dan
gugur sebagai syahid. Temannya satu lagi memiliki usia
yang lebih panjang satu tahun darinya. Setelah satu
tahun, orang kedua ini wafat.
Thalhah berkata, ‘Aku bermimpi seakan-akan aku berada
di depan pintu surga. Ternyata aku bersama kedua orang
tersebut. Ketika itu datanglah seorang dari dalam surga
(yang bertugas membuka pintu surga). Lantas orang
yang meninggal lebih belakangan dipersilahkan
memasuki surga terlebih dahulu. Orang yang bertugas
membuka pintu surga kembali datang, barulah yang
gugur sebagai syahid dipersilahkan masuk ke dalam
surga. Lalu keduanya menemuiku dan mengatakan,
‘Kembalilah karena waktumu belum tiba’.
Pada pagi harinya, Thalhah menceritakan mimpi ini
kepada banyak orang. Orang-orang pun terheran-heran
dengan mimpi tersebut. Pada akhirnya, hal ini sampai
kepada Rasulullah, ‘Apa yang kalian herankan’? tanya
Rasulullah. Para sahabat menjawab, ‘Wahai Rasulullah,
mengapa yang lebih rajin beribadah dan gugur sebagai
syahid di jalan Allah malah masuk surga belakangan’?
Rasulullah menjawab, ‘Bukankah orang yang kedua
berumur satu tahun lebih panjang dibanding orang yang
pertama’? ‘Benar’, jawab para sahabat. Rasulullah
melanjutkan, ‘Bukankah orang yang kedua berjumpa
dengan Ramadhan dan berpuasa di bulan Ramadhan’?
Mereka menjawab, ‘Benar’. Rasulullah kembali
mengajukan pertanyaan, ‘Bukankah orang yang kedua
shalat sekian rakaat dalam setahun’? ‘Benar’, jawab para
sahabat. Rasulullah bersabda,
‫واألرض‬
ِ ‫فلَ َما بيْنهُما َأ ْب َع ُد ما بيْن السَّما ِء‬
‘Sungguh perbedaan derajaan keduanya di surga lebih
jauh dibandingkan jarak langit dan bumi’.” [HR. Ahmad,
1403].
Hadits ini menunjukkan betapa istimewanya umur yang
panjang dan diisi dengan ketaatan dan berbagai amal
kebaikan. Selisih satu tahun itu bisa menyebabkan
perbedaan yang signifikan. Perbedaan yang jauh.
Menyebabkan orang kedua mendapat derajat yang lebih
tinggi daripada kawannya yang gugur sebagai syahid.
Model kematian yang juga mendapatkan kedudukan
tinggi. Dan tidak diragukan lagi besarnya pahalanya.
Adapun orang yang kedua, ia meninggal di atas tempat
tidurnya. Bertambahnya umur dalam ketaatan dan
kebaikan adalah suatu nikmat yang luar biasa. Oleh
karena itu, sebaik-baik manusia adalah mereka yang
panjang umurnya dan banyak amalnya. Dan di antara
penyebab orang kedua ini mendapatkan kedudukan yang
sangat tinggi di akhirat adalah perjumpaannya dengan
bulan Ramadhan dan berpuasa di dalamnya. Dia juga
mengerjakan sekian banyak shalat. Sekian ribu rakaat
dalam setahun itu. Ini semua menunjukkan betapa
besarnya pahala shalat dan puasa Ramadhan. Dua bentuk
ibadah yang menentukan kemuliaan seseorang di sisi
Allah Ta’ala
Kaum muslimin rahimakumullah,
Maksud saya di sini, saya ingin menyampaikan. Kita ini
adalah orang-orang pilihan. Yang Allah berikan usia
panjang, padahal kita berada di tengah pandemic.
Seseorang begitu berdampingan dengan kematian.
Seseorang yang sehat, tiba-tiba beberapa hari kemudian
terdengar kabar bahwa dia meninggal dunia. Tapi, Allah
berikan waktu dan umur untuk kita. seandainya Allah
mau, Dia mampu juga untuk mewafatkan kita dan tidak
berjumpa dengan Ramadhan ini.
Karena itu kaum muslimin, manfaatkanlah nikmat yang
besar ini. Perjumpaan dengan Ramadhan. Jangan
jadikan Ramadhan kita sama seperti waktu-waktu kita di
luar Ramadhan. Kalau di luar Ramadhan kita sering
menghabiskan waktu tanpa arti. Jangan lakukan itu di
dalam bulan Ramadhan. Manfaatkan waktu jaga, waktu
tunggu, waktu-waktu senggang untuk berdzikir.
َ ‫ َوَأتُوْ بُ ِإلَ ْي‬،‫ك‬
‫ك‬ َ ‫ َأ ْستَ ْغفِ ُر‬، َ‫ َأ ْشهَ ُد َأ ْن الَ ِإلَ ٰـهَ ِإالَّ َأ ْنت‬، َ‫ُسب َْحانَكَ اللَّهُ َّم َوبِ َح ْم ِدك‬

Assalamualaikum warahmatullah wabarakatuh

Anda mungkin juga menyukai