Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

BACA TULIS AL-QUR’AN


MIM TASDID DAN NUN TASDID
Dosen pengampu Dr. H. Achmad Sarbanun, M.Pd. I

Disusun Oleh Kelompok 5:


1. Amanda Lestari 2004010003
2. Asep Ariyanto 2004012004
3. Rima Bella Alfina 2004010017
4. Muhammad Dzaky 2004010013

KELAS A
S1 KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS USHULUDIN ADAB DAN DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) METRO
LAMPUNG
TAHUN AJARAN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan


rahmat dan inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah Mim
tasdid dan Nun tasdid.

Terima kasih saya ucapkan kepada Bapak Achmad Sarbanun yang telah
membantu kami baik secara moral maupun materi. Terimakasih juga kepada
rekan kelompok yang telah membantu menyusun makalah ini.

Kami menyadari, bahwa makalah yang kami buat ini masih jauh dari kata
sempurna baik segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena
itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
semua pembaca guna menjadi acuan agar penulis bisa menjadi lebih baik
lagi di masa mendatang.

Semoga makalah ini bisa menambah wawasan para pembaca dan bisa
bermanfaat untuk perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.

Metro, 13 Oktober 2020

Penulis

II
DAFTAR ISI

MAKALAH................................................................................................................................I
KATA PENGANTAR...............................................................................................................II
DAFTAR ISI............................................................................................................................III
BAB I.........................................................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG......................................................................................................1
B. MASALAH.......................................................................................................................1
C. TUJUAN...........................................................................................................................1
BAB II........................................................................................................................................2
A. GHUNNAH......................................................................................................................2
B. MIM TASYDID...............................................................................................................2
C. NUN TASYDID...............................................................................................................3
BAB III.......................................................................................................................................4
A. SIMPULAN......................................................................................................................4
B. SARAN.............................................................................................................................4
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................5

III
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Mengingat demikian pentingya fungsi Al-Qur’an bagi orang yang
beriman, maka Al-Qur’an sebagai kitab suci umat Islam harus
dipelajari, dihayati maknanya dan kemudian diamalkan dalam
kehidupan sehari-hari. Langkah pertama yang sangat penting untuk
dapat mempelajari, mengahayati dan mengamalkannya adalah belajar
membaca Al-Qur’an agar dapat menggali ajaran Islam yang terkandung
didalamnya. Oleh karena itu membaca Al-Qur’an perlu mendapat
perhatian khusus, hal ini juga didasari oleh nabi Muhammad saw yang
menegaskan tentang keutamaan belajar AlQur’an. Perintah membaca
Al-Qur’an dengan baik dan benar.

B. MASALAH
1. Bagaimana cara membaca mim tasydid
2. Bagaimana cara membaca nun tasydid

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui hukum bacaan mim tasydid
2. Untuk mengetahui hukum bacaan nun tasydid
3.

IV
BAB II
PEMBAHASAN

A. GHUNNAH
Jika kita membaca al-Quran kemudian menemukan huruf mim atau nun
yang bertasydid, maka di sana terdapa hukum Ghunnah Musyaddah.
Dalam Ilmu Tajwid, hukum mim dan nun yang bertasydid dikenal
dengan istilah Ghunnah Musyaddadah. Ghunnah menurut bahasa
artinya sengau atau dengung (mendengung), musyaddadah artinya
bertasydid atau memakai tasydid.

Ghunnah menurut pengertian istilah ialah Suara yang jelas (dan


nyaring) yang keluar dari al-Khaisyum (pangkal hidung) dengan tidak
menggunakan lidah pada waktu mengucapkannya.

Sedangkan pengertian Ghunnah Musyaddadah yang di maksudkan


dalam bab ini adalah Huruf mim dan nun yang dalam keadaan
bertasydid. Dijelaskan dalam nazham “Dan hendaklah, mim dan nun
dibaca sengau/dengung saat keduanya bertasydid. Yang demikian itu
dinamakan ghunnah selamanya”

Cara membaca ghunnah musyaddadah yaitu dengan menghentakkan


suara mim atau nun yang bertasydid, lalu dibaca sengau atau
didengungkan secara nyata ke pangkal hidung, selama dua sampai tiga
harakat/ketukan.

Pada waktu meng-ghunnah-kan huruf mim yang bertasydid, kedua bibir


haruslah dalam keadaan tertutup karena makhraj mim hanya terjadi jika
kedua bibir dalam keadaan tertutup. Sebaliknya, ketika meng-ghunnah-
kan huruf nun yang bertasydid , kedua bibir tidak boleh tertutup karena
makhraj nun hanya terjadi jika kedua bibir dalam keadaan terbuka dan
pada saat yang bersamaan ujung lidah menekan lahmatul asnan (daging
tempat tumbuhnya gigi seri atas)

Istilah lain Hukum Mim dan Nun Bertasydid


 Idzhar Bigunnah, diberi istilah ini karena dalam hukum mim dan nun
bertasydid terdapat bunyi dengung (sangau) yang jelas sekali
 Gunnah Ashliyyah, dinamakan demikian karena hukum mim dan
nun bertasydid merupakan bentuk gunnah yang asli dan nyata serta
bagian dari makhroj al-khoisyum, yaitu tempat keluarnya gunnah itu
sendiri.
 Gunnah Lazimah, dinamakan demikian karena menghunnahkan
mum dan nun yang bertasydid adalah wajib dan berlaku selamanya,
baik ketika wahol maupun ketika waqof.

V
B. MIM TASYDID
Apa yang dimaksud dengan tasydid? Tasydid adalah tanda baca seperti
kepala huruf sin (‫ س‬D– ‫ﹽ‬ ) yang terletak di atas salah satu huruf
hijaiyah, jika ada huruf bertasydid berarti huruf itu rangkap dua atau
bisa juga hurus pertama disukun dan hurud berikutnya berharakat
Misal: ‫ إِ َّن‬aslinya َ‫إِ ْن ن‬

Apa nama bacaannya? huruf nun ( ‫ ) ن‬dan mim ( ‫ ) م‬oleh para ulama
diberi nama dengan bacaan ghunnah jadi jika ada huruf nun dan mim
bertasydid (( ‫ ) ّن‬dan ( ‫ )) ّم‬maka disebut bacaan ghunnah yang brrti
mendengung

Tanda itu ada disebabkan oleh dua hal, yaitu oleh hukum bacaan dan
yang kedua karena awalmulanya dari dua huruf, yang satu perharakat
dan yang satunya lagi bersukun. Tanda tasydid kerena hukum bacaan
maksudnya seperti Idghom Bigunnah dan Alif lam syamsiyah. Idghom
bigunnah dan Alif lam syamsiyah pada al-Quran untuk mempermudah
biasanya diberikan tanda tasydid

Mim tasydid berasal dari 2 huruf mim, yang pertama sukun dan yang
kedua berharakat. Mim yang pertama dimasukkan atau berpadu ke
dalam mim yang kedua, maka terjadilah satu huruf yang bertasydid.
Hukum mim tasydid: Harus dibaca ghunnah, 2 harakat. Mim yang
bertasydid disebut juga tasyididul ghunnah. 1

Contoh bacaan hukum mim tasydid


Surat Ayat Lafadz
At-takatsur 4 ‫ثُ َّم‬
At-takatsur 7 ‫ثُ َّم‬
At-takatsur 8 ‫ثُ َّم‬
Al-lahab 3 ‫ب‬ َ ْ َ َ ُ َ
ِ ‫َوٱ ْم َرأتهۥُ َح َّمالة ٱل َحط‬
An-naba 1 َ‫َع َّم يَتَ َسٓا َءلُون‬

C. NUN TASYDID
Nun Tasydid berasal dari 2 huruf nun, yang pertama sukun dan yang
kedua berharakat. Nun yang pertama dimasukkan atau berpadu ke
dalam nun yang kedua, maka terjadilah satu huruf yang bertasydid2.
Hukum nun tasydid harus dibaca ghunnah yang berarti berdengung.

Contoh bacaan hukum nun tasydid


Surat Ayat Lafadz
At-takatsur 6 ‫لَتَ َر ُو َّن‬

1
Muhammad Mahmud An-najr. Hidayatul Mustafid. (Penerbit: Pustaka Alawiyah
Semarang) hal.36
2
Wibowo Hadlir, Peningkatan prestasi belajar mata pelajaran Al-qur’an Hadits materi
penerapan hukum tajwid melalui media audio visual di MTs Nurussibyan Wonosari
Ngaliyan Semarang. Thesis, IAIN Walisongo, 2011. t.d

VI
‫‪At-takatsur‬‬ ‫‪7‬‬ ‫لَتَ َر ُونَّهَا‬
‫‪At-takatsur‬‬ ‫‪8‬‬ ‫لَتُسْٔـََٔ‪D‬لُ َّن‬
‫‪Al-kautsar‬‬ ‫‪1‬‬ ‫ْ‬
‫ك ٱل َكوْ ثَ َر‬ ‫ٰ‬
‫إِنَّٓا أَ ْعط ْينَ َ‬
‫َ‬
‫‪An-naas‬‬ ‫‪1‬‬ ‫قُلْ أَعُو ُذ بِ َربِّ ٱلنَّ ِ‬
‫اس‬
‫‪D.‬‬

‫‪VII‬‬
BAB III
PENUTUP

A. SIMPULAN
Bahwa tata cara membaca hukum mim tasydid dan nun tasydid dengan
cara ghunnah yaitu sengau atau didengungkan secara nyata ke pangkal
hidung, selama dua sampai tida harakat/ketukan.

B. SARAN
Demikian makalah ini kami buat, semoga dapat memberikan manfaat
bagi pembaca. Apabila terdapat kesalahan penulisan, kesalahan sebut,
dan lain-lain, mohon pembaca dapat memakluminya. Apabila ada saran
dan kritik yang ingin disampaikan, silahkan sampaikan kepada kami
agar kami dapat mengevaluasi diri kami dan dapat meningkatkan
kualitas penulisan makalah-makalah kami yang selanjutnya. Sekian,
dan terimakasih.

VIII
DAFTAR PUSTAKA

Acep lim Abdurohim, 2000. Pedoman Ilmu Tajwid Lengkap, Diponegoro,


Bandung.
Tim TARJIM, “Nun Tasydid dan Mim Tasydid”. Chanel Media Dakwah,
https://artikel.alfurqongresik.com/nun-tasydid-dan-mim-tasydid/
(diakses pada Oktober 15, 2020).

IX

Anda mungkin juga menyukai