TAHSIN AL-QURAN
Shifatul Huruf
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Tahsin AL-Quran
KELOMPOK 2
DISUSUN OLEH :
Adinda
Airil Ramadhan
Ibnu Umar
Nur Annisa
Nur Azlina Awaliya Hrp
Pratiwi
Randiansyah
Umi Setiawati
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat,
Hidayah, dan Inayah-Nya sehingga kami sanggup menyelesaikan penyusunan
makalah dengan mata kuliah Tahsin yang berjudul “Sifatul Huruf”.
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih
terdapat kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa dan aspek lainnya. Oleh karena
itu, kami membuka selebar-lebarnya pintu bagi para pembaca yang ingin memberi
saran maupun kritik demi memperbaiki makalah ini.
Kelompok 2
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penting untuk difahami, bahwa kadang kita menemukan beberapa ustadz atau
syeikh yang memiliki perbedaan standar kesempurnaan untuk sebagian sifat-sifat
huruf hijaiyyah. Makah al ini bukanlah sebuah permasalahan yang besar, karena
hakikatnya tidak ada satupun manusia di atas muka bumi ini
benar-benar sempurna dalam melafalkan huruf demi huruf hijaiyyah selain Nabi
Muhammad .Adapun generasi setelah beliau, sangat mungkin terdapat kekurangan
dalam sebagian cara membaca Al-Qur'an.Namun,kekurangan terscbut bukanlah
sebuah kekurangan yang dapat memengaruhi esensi bacaan, karena tetap mesti
dijaga dengan sanad yang shahih serta kaidah-kaidah dan landasan teoritis yang
telah ditetapkanoleh para ulama.
Oleh karena itu, tatkala kita belajar pada beberapa guru kemudian menemukan
perbedaan seperti ini maka sesuatu yang harus kita lakukan adalah:
1
4. Apabila kita belum bisa mengamalkan cara membaca yang berbeda maka kita
bisa memilih untuk menyelesaikan pembelajaran kepada satu orang guru terlebih
dahulu. Setelah itu kita bisa mengikuti pembelajaran dengan guru yang lain.
5. Bagi para penuntut ilmu dianjurkan untuk terus melakukan penelitian agar dapat
menemukan pendapat yang lebih kuat tanpa harus mencela pendapat yang dianggap
kurang kuat.1
BAB II PEMBAHASAN
Sifatul huruf secara bahasa adalah sesuatu yang melekat atau menetap pada huruf-
huruf hijaiyah. Sifat sendiri merupakan cara baru bagi keluarnya huruf ketika
sampai pada tempat keluarnya huruf tersebut. Disini terlihat bahwa sifatul
huruf atau sifat-sifat huruf selalu dikaitkan dengan makhrajnya. Antara sifat
dengan makhraj itu saling berkaitan satu sama lain. Makharijul huruf tidak akan
tampak jika sifatul hurufnya tidak dikeluarkan secara benar. Sebaliknya, sifatul
huruf tidak akan tepat selama tidak mengenai tempat keluarnya. Ada 2 macam sifat
sifat huruf yaitu huruf yang memilki lawan ( ُضدَا ِدذَ َوات
) ااْلَ اdan juga sifat huruf
َ َ) َْل ِض َّدل.
yang tidak memilki lawan ( ها
1
M. Laili Al-Fadhli, S.Pd, Syarh Tuhfatul Athfal, hlm. 97
2
“yasma'uhul qarib dúnal ba'id”(terdengar oleh orang yang di dekatnya dan
tidak terdengar oleh orang yang jauh darinya). Hurufnya ada 10
sebagaimana yang telah disebutkan oleh Imam Ibnul Jazari,
“ Huruf-huruf hams adalah fahatstsahu syakhshun sakat
(fa,ha,tsa,ha,syin, kha,shad,sin,kaf,dan ta).”
ف–ح–ث–ه–ش–خ–ص–س–ك–ت
Makna kalimat “fahatstsahu syakhshun sakat"adalah seseorang
mendorong (pada kebaikan), lalu diam."2 Artinya, tugas kita sebagai
seorang manusia adalah mengajak dan mendorong orang lain kepada
kebaikan. Adapun yang menggerakkan hati orang yang diajak hanyalah
Allah .Wallahu a'lam.
Perlu diperhatikan pengucapan huruf kaf dan ta. Karena kedua huruf
ini memiliki perbedaan dengan huruf hams lainnya. Apabila pada huruf
hams yang lain udara didorong keluar bersamaan dengan keluarnya suara
maka pada huruf kaf dan ta, udara terasa keluar setelah huruf tersebut
diucapkan,yakni dalam kondisi sukun. Adapun tatkala mengucapkan kedua
huruf ini dalam kondisi berharakat maka hembusan nafas tidak terlalu
nampak sebagaimana pada huruf-huruf hams yang lain. Apabila kita
memahami hal ini maka pengucapan huruf kaf dan ta akan sempurna. Yakni
dengan tidak mengubahnya menjadi huruf"c" atau menambah huruf-huruf
lain di belakang keduanya, seperti suara “s” atau “h”.
2. Al-Jahr
Secara bahasa, jahr berarti terang atau jelas. Dapat juga diartikan
dengan suara yang kuat dan keras. Adapun secara istilah, bermakna
tertahannya udara tatkala mengucapkan huruf-huruf hijaiyah. Hurufnya
adalah selain huruf-huruf hams yang terkumpul pada kalimat,
2
Maftuh Basthul Birri, Tajwid Jazariyyah, hlm. 84
3
“Sungguh, agung nilai seseorang yang pandai membaca Al-Quran
yaing menahan pandangan matanya3 dan bersungguh-sungguh dalam
belajar”4
ظ–م–و–ز–ن–ق–ا–ر–ء–ذ–ى–غ–ض–ج-ع
ب-–د–ط–ل
Pada huruf jahr, udara yang keluar diproses menjadi suara. Sehingga udara
yang keluar tatkala huruf Jahr diucapkan tidak terasa berhembus kuat.
Berikut ini perbandingan pita suara ketika mengucapkan huruf jahr (kiri)
dan hams (kanan):
Berhati-hatilah tatkala mengucapkan huruf-huruf jahr! Jangan
sampai ia berubah menjadi hams. Misalnya ketika mengucapkan huruf ba,
dal, dan jim. Ketiganya adalah huruf jahr yang artinya tidak boleh ada
hembusan udara yang keluar ketika huruf tersebut diucapkan. Udara yang
terdorong harus berubah sempurna menjadi suara. Pada huruf jim, apabila
tengah lidah tidak terangkat dengan benar maka suaranya akan mendekati
suara “c”.
Begitu pula dengan huruf ghain,zay,dzal, dan zha.Di mana sangat
riskan untuk mengalirkan udara ketika mengucapkannya. Oleh karena
itu,jangan berhenti berlatih sampai kita bisa mempraktikkan pengucapannya
dengan sempurna.
Imam lbnul lazarijuga mengingatkan agar kita senantiasa
menyempurnakan sifat Jahr dan Syiddah yang ada pada huruf ba dan
jim,Sebagaimana perkataan beliau,
3
Maftuh Basthul Birri dalam bukunya menerjemahkan dengan “memejamkan mata”
4
Maftuh Basthul Birri, Tajwid Jazariyah, hlm. 84
4
Syaikhul Islam Zakaria Al-Anshari berkata: Maksudnya, agar “ba”
tidak menyerupai “fa” (atau “pa”) dan “jim” tidak menyerupai “syin”(atau
huruf “c”)5
Apabila hams dan jahr berkaitan dengan aliran nafas atau udara maka
syiddah dan rakhawah berkaitan dengan aliran suara.
1. Asy-Syiddah
Syiddah berarti kuat.Secara istilah bermakna tertahannya suara
ketika huruf-hurufnya diucapkan. Dengan kata lain, huruf ini tidak bisa
diucapkan langsung dalam posisi sukun. Apabila suaranya berhenti, tidak
akan bisa dilanjutkan lagi. Huruf-huruf syiddah terasa kuat karena menekan
pada makhrajnya. Jumlahnya ada 8.Imam Ibnul Jazari berkata,
“Huruf yang bersifat syiddah terhimpun dalam lafazh: Ajid qathin
bakat yang berarti: Aku menemukan qath menangis (huruf hamzah, jim, dal,
qaf, tha, ba,kaf,dan ta).”
أ–ج–د–ق–ط–ب–ك–ت
Perhatikan, hurufkaf dan ta termasuk huruf syiddah yang suaranya
tertahan tatkala kedua huruf ini diucapkan. Oleh karenanya, berhati-hatilah
ketika mengucapkan kedua huruf ini. Karena keduanya juga memiliki sifat
hams,yakni mengalirnya udara ketika keduanya diucapkan. Jangan sampai
hams-nya terlalu mendominasi sehingga menghilangkan sifat syiddahnya.
Kedua sifat tersebut harus tampak ketika huruf tersebut diucapkan. Imam
Ibnul Jazari berkata,
Peliharalah sifat syiddah pada hurufkaf dan ta
Sebagaimana dalam kalimat: Syirkikum, Tatawaffa,dan Fitnata.
5
Zakariya Al-Anshary,Jami Syuruh Al Mugaddimah Al-Jazariyyah(2008),hlm.55.
5
2. Ar-Rakhawah
Secara bahasa berarti lembut. Huruf-huruf ini lemah menekan pada
makhrajnya dan mengalirnya suara saat huruf-hurufnya diucapkan.
Hurufnya adalah sisa dari huruf- huruf Syiddah dan Tawassuth:
“Ambillah bagian yang sedikit, Syaush membagikan pakaian kepada
orang yang lupa.”6
خ–ذ–غ–ث–ح–ظ–ف–ض–ش–و–ص–ز–ي–س
–ه
Untuk memperjelas perbedaan huruf syiddah dan rakhawah,
perhatikan contoh berikut:
6
Maftuh Basthul Birri,Tajwid Jazariyyah,hlm.86.
6
c. At-Tawasuth atau Bayniyah
“Di antara rakhawah dan syiddah: Lin 'Umar (lembutlah wahai Umar).”
ل–ن–ع–م–ر
Sifat ini tidak berdiri sendiri. Oleh karenanya, Imam Ibnul Jazari tidak
memberikan nama khusus bagi huruf-huruf ini. Sebagian ulama menyebutnya, "at-
tawassuth"(pertengahan). Sebagian yang lain menyebutnya “bainiyah”atau “bayna-
bayna” (di antara). Hurufnya ada 5:lam,nun,'ain, mim,dan ra.
Beberapa Peringatan
7
Adapun isyba adalah menambah huruf atau menambah kadar panjangnya
sutu huruf. lsyba' dikenal juga dengan istilah tawallud atau famthith.
Ikhtilas dan isyba' merupakan kesalahan yang harus dihindari oleh setiap
pembaca Al-Qur'an. Oleh karenanya, kita harus memahami kadar panjang harakat
setiap huruf hijaiyah.
Durasi huruf ketika berharakat atau sukun sangat bergantung pada sifat yang
melekat padanya. Namun apabila diukur dengan tempo membaca Al-Qur'an, ia
harus sesuai dan dibaca secara konsisten.
8
khususnya pangkal lidah, ikut terangkat yang menyebabkan suara menjadi
tebal dan kuat. Hal ini dikarenakan suara mengalir ke arah langit-langit
sebelum dikeluarkan dari mulut. Hurufnya ada 7 sebagaimana yang telah
disebutkan oleh Imam Ibnul Jazari,
“Tujuh yang tinggi saya ringkas dalam 'khush-sha dhaghthin qizh'
(hurufkha, sha,dhad, ghain, tha, qaf, dan zha) yang berarti menetaplah
dalam gubuk bambu yang kecil,lalu bangunlah."7
ظ-ر–ص–ض–غ–ط–ق
Huruf-huruf yang bermakhraj di tengah lidah (jim, syin, dan ya) juga
mengangkat lidah ke langit-langit, namun tidak disebut Isti'la. Karena yang
bergerak naik hanya tengahnya.
2. Al-Istifal
Lawan istila' adalah istifal yang berarti menurun atau merendah.
Maksudnya, menurunnya lisan ke dasar mulut ketika mengucapkan huruf-
huruf tersebut.Sehingga suara mengalir “merayap” di atas lidah kelar mulut.
Huruf istifal adalah selain huruf isti'la yang terkumpul dalam kalimat,
"Orang yang mentajwidkan huruf-huruf Al-Quran letap jaya karena
ia telah lulus dari keraguan.”
د-ث–ب–ت–ع–ز–م–ن–ي–ج–و
Posisi lidah ketika mengucapkan huruf-huruf istifal adalah
merendah, tetap berada di dasar mulut. Kecuali huruf lam dan ra ketika
tafkhim. Karena ketika tafkhim mengikuti sifat isti’la.
7
Maksudnya,hiduplah dengan sederhana dalam dunia. Jangan terbujuk gemerlapnya kehidupan
9
Perbandingan makhraj qaf (Isti’la) dan kaf (Istifal)
10
e. Al-Ithbaq dan Al-Infitah
1. Al-Itbaq
Ithbaq secara bahasa berarti menempel, lengket, atau rekat.
Maksudnya, pangkal dan tengah lidah naik ke atas langit-langit seolah-olah
menempel dengan langit-langit. Hasilnya, suara akan terasa sangat tebal.
Jadi, ithbaq ini lebih khusus daripada isti'la. Setiap huruf ithbaq pasti isti'la,
tapi tidak semua huruf isti'la' itu ithbaq. Pada huruf ithbaq, ketebalannya
wajib dijaga meskipun dalam kondisi kasrah (hal ini akan dijelaskan lebih
lanjut pada “Tafkhim Tarqiq”). Imam Ibnul Jazari berkata,
"Shad,dhad,tha, dan zha adalah huruf ithbaq."
ص–ض–ط–ظ
Kita akan mengetahui perbedaan antara isti'la' dengan ithbaq ketika
mengucapkan huruf-huruf isti'la' yang bukan ithbaq, seperti: Kha,ghain,atau
qaf.Lalu bandingkan dengan pengucapan huruf-huruf ithbaq.Dari keempat
hurufini, yang paling kuat adalah tha. Kemudian dhad dan shad serta yang
paling lemah adalah zha.
2. Al-Infitah
Secara bahasa, al-infitâh berarti terbuka atau terpisah. Maksudnya,
adanya ruangan yang terbuka antara lidah dengan langit-langit. Sehingga
ketika mengucapkan huruf-hurufnya, udara atau suara mengalir di
tengahnya. Hurufnya,selain huruf ithbaq yang terhimpun dalam sebuah
kalimat,
“Barang siapa memiliki harta,kemudian mau menunaikan zakatnya
maka merupakan haknya untuk menerima rahmat Allah”.8
8
Maftuh Basthul Birri, Tajwid Jazariyyah
11
–ج–د–س–ع–ة–ف–ز–ك–ح- م–ن–أ–خ–ذ–و
ث- ش–ر–ب–غ–ي-ق–ل–ه
sifat infitah lebih umum dibanding sifat istifal. Setiap yang istifal
pasti mah Namun tidak setiap yang infitah pasti istifal. Seperti:
qaf,ghain,dan kha yang termasuk infitah namun juga istila. Artinya, lidah
terangkat naik ketika mengacapkan huruf-huruf itu,namun tidak terasa
menempel di langit-langit atau masih ada sedikit ruangan antara lidah dan
langit-langit di mana suara mengalir darinya.
12
"Furra min lubbin-huruf fa,ra,mim,nun,lam, dan ba-forang bodoh
lari dari orang berakal"9 adalah huruf-huruf idzlaq."
ب-ف–ر–م–ن–ل
2. Al-Ishmat
Lawan idzlaq adalah ishmat. Dalam logika orang-orang Arab,huruf
ishmal merupakan huruf yang lambat atau sulit keluar mengalir dari mulut.
Hurufnya ishmat adalah selain huruf idzlaq yang terangkum dalam
perkataan berikut:
“Tolaklah kecurangan orang yang tidak menyukai kebenaran,
burulah orang yang tepercaya.Karena nasihatnya bisa mendorongmu
kepada kebaikan."
–ج–ز–غ–ش–س–خ–ط–ص–د–ث–ق–ت–إ–ذ
ظ-ه–ي–ح–ض–ك–و–ع
Secara bahasa, ishmât berarti tertahan. Secara istilah artinya berat
dan sulitnya mengucapkan huruf-huruf ini disebabkan jauhnya makhraj dari
ujung lisan atau kedua bibir. Menurut logika orang-orang Arab, semakin
jauh makhraj sebuah huruf, maka akan semakin lambat dikeluarkan atau
terasa sulit diucapkan. Atas alasan inilah huruf hamzah dianggap sebagai
huruf yang sulit untuk diucapkan, sehingga dalam beberapa keadaan mesti
mengalami perubahan (taghyir) untuk memudahkan dan meringankan
pengucapan.
KH. Maftuh Basthul Birri menukil dari Al-Imam Asy-
Syathibi10,bahwa beliau berpendapat sifat idzlâq dan ishmât ini tidak
memiliki keterkaitan khusus dengan permasalahan tahsin tilâwah atau
9
Makna tersebut sebagaimana diungkapkan oleh Syaikh Zakariya Al-Anshari dalam "Syarh
Manzhurah Jazariyyah" Adapun menurut Syaikh MIuhammad Hasan Dedew, kalimat tersebut
belum sempurna dan tidak bisa diartikan (lihat http://www.dedew.net/ text-1577.html).Wallahu
alam.
10
Lihat Tajwid Jazariyyah,hlm.91.
13
kefasihan lidah,karenanya beliau memilih untuk tidak menyebutkan sifat ini
dalam pembahasan tajwid atau qiraat. Hal yang sama juga disampaikan oleh
para ulama tajwid dan qiraat, baik melalui lisan atau tulisan.
Asy-Syaikh Muhammad Mahmûd Hawâ mengatakan dalam Asy-
Syarhul 'Ashri bahwa kedua sifat ini merupakan sifat sharfiyyah yang erat
kaitannya dengan bahasa Arab. Dalam bahasa Arab, sebuah kata yang
terdiri atas empat atau lima huruf mesti terkandung salah satunya
hurufidzlâq untuk memudahkan pengucapan mereka. Apabila kita
menemukan adanya sebuah kata dalam bahasa Arab yang terdiri atas empat
atau lima huruf seluruhnyaadalah huruf-huruf ishmát, maka dapat
dipastikan bahwa kata tersebut merupakan kata serapan, bukan kata asli
bahasa Arab,seperti kata.
س-ص–ز
Maksud dari suara tambahan di sini adalah desisan yang jelas yang
membedakan antara ketiga huruf ini dengan huruf lainnya. Sebagian ulama
membedakan desisan pada ketiga huruf ini.
14
Walaupun sifat huruf lebih tampak ketika huruf tersebut disukunkan atau
ditasydidkan, namun ketika huruf tersebut berharakat pun mesti terasa adanya sifat
yang bersangkutan. Terkadang sebagian pembaca Al-Qur'an terburu-buru
mengucapkan huruf-huruf shafir yang berharakat. Sehingga mengakibatkan sifat
shafirnya tidak lagi terasa.
2. Al-Qalqalah
ق–ط–ب–ج–د
3. Al-Lin
Secara bahasa, al-lin berarti lembut atau mudah. Adapun secara istilah,
berarti pengucapan huruf yang lembut dan mudah tanpa dipaksakan ketika
mengucapkan huruf-hurufnya. Jumlahnya ada 2, yakni waw sukun dan ya sukun
yang sebelumnya terdapat huruf berharakat fathah. Imam Ibnul Jazari berkata,
“Huruflin adalah apabila waw dan ya dalam keadaan sukun serta ada huruf
berharakat fathah sebelum keduanya."
ي–و
4. Al-Inhiraf
15
"Inhiraf dibenarkan pada huruf lam dan ra."
ر-ل
Pada huruf lam dan ra terjadi perubahan makhraj setelah lidah digerakkan
dan ini diperbolehkan menurut para imam ahli qiraat (qura').Huruf lam
menyimpang ke makhraj nun di ujung lidah. Khususnya, ketika mengucapkan lam
tafkhim. Huruf ra, menyimpang ke makhraj lam di ujung sisi lidah. Khususnya,
ketika mengucapkan ra tarqiq. Demikianlah menurut kebanyakan ulama.
5. Takrir
ر
6. At-Tafasysyi
16
“Hurufyang memiliki sifat tafasysyi adalah syin.”
س
Sifat tafasysyi pada huruf syin akan terasa sempurna jika kita tidak terlalu
membuka atau memonyongkan bibir ketika mengucapkannya. Apabila bibir
terlampau terbuka, apalagi memonyongkannya (kecuali ketika dhamah) maka angin
tidak akan menyebar di dalam mulut yang mengakibatkan hilangnya sebagian sifat
tafasysyi pada huruf syin. Memonyongkan huruf-huruf hijaiyah yang bukan
dhamah berarti tidak memberikan huruf tersebut sesuai dengan hak dan
mustahaknya.
7. Al-Istithalah
ض
17
DAFTAR PUSTAKA
Maftuh Basthul Birri, Tajwid Jazaariyyah
M. Laili Al-Fadli, S.Pd, Syarah Tuhfatul Atfal Penjelasan Hukum Tajwid dan
Dasar-dasar Tawidul Huruf (Sukoharjo 2021)
18