Anda di halaman 1dari 6

AHKAM AL-MADD WA AL-QASHR

Dosen Pengampu : Dr. Miftah Ulya M,Ag.

Di susun :

Abdul Rozak Syahnur (1213021197)

Agung wicaksono wijaya (12130211269)

Ahmad Darmawan (12130210577)

PRODI ILMU AL-QUR’AN & TAFSIR

FAKULTAS USHULUDDIN

UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SULTAN SYARIF KASIM RIAU

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah swt.,karena atas limpahan rahmat dan karunia–
Nya lah  sehingga  kami  dapat  menyelesaikan  Makalah Tahsin  ini  sesuai  waktunya.

          Kami  mencoba  berusaha  menyusun  makalah  ini  sedemikian  rupa  dengan harapan
dapat membantu pembaca dalam memahami mata kuliah Tahsin, Kami  menyadari  bahwa 
didalam  pembuatan  Makalah  ini  masih  ada  kekurangan sehingga  kami  berharap  saran
dan  kritik  dari  pembaca  sekalian  khususnya  dari  Dosen  mata  pelajaran  Tahsin agar 
dapat  meningkatkan  mutu  dalam  penyajian  berikutnya.

Pekanbaru, September 2021

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang bernilai edukafif. Nilai edukatif
mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dengan anak didik. Interaksi yang bernilai
edukatif dikarenakan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan, diarahkan untuk
mencapai tujuan tertentu yang telah dirumuskan sebelum pengajaran dilakukan.

Harapan yang tidak pernah sirna dan selalu dituntut adalah, bagaimana bahan
pelajaran yang disampaikan dapat dikuasai oleh anak didik secara tuntas.Ini
merupakan masalah yang cukup sulit yang dirasakan oleh pendidik. Kesulitan itu
dikarenakan anak didik bukan hanya sebagai individu dengan segala keunikan tetapi
mereka juga sebagai makhluk social dengan latar belakang yang berbeda.

Dalam dunia pendidikan baik yang formal maupun non-formal, keberhasilan


dan ketercapaian merupakan hal yang sangat penting yang harus diperhatikan.
Pendidikan formal maupun non-formal, dewasa ini semakin berbenah diri dalam
meningkatkan mutu pendidikannya agar ketercapaian dan keberhasilan semakin
mudah untuk dicapai.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat diidentifikasikan sebagai berikut:
a. Aktifitas siswa dalam membaca al-Qur’an dihadapan guru belum maksimal.
b. Kedisiplinan siswa dalam membaca al-Qur’an masih rendah.
c. Rendahnya kemampuan siswa dalam melafazkan ayat al-Qur’an dengan baik dan
benar, sedangkan guru telah mengajarkannya membaca al-Qur’an.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Mad dan Qashar


Ahkamul mad ialah Suatu hukum-hukum yang berkenaan dengan panjang bacaan
dalam membaca al-Qur’an.Mad menurut bahasa Ziyadah artinya tambahan. Sedangkan
menurut istilah adalah memanjangkan suara ketika mengucapkan huruf mad.Menurut
Muhammad Mahmud dalam kitab Hidayatul Mustafid dinyatakan bahwa mad dalam
bahasa ‫المط‬ Almattu (memanjangkan)atau ‫ادة‬FFFFFFFF‫الزي‬ Azziyadah (tambahan).  Sedangkanmenurut
istilah lain adalah:
“Memanjangkan suara bacaan suatu huruf dari huruf mad”.

Menurut imam Asy-Syatibi, mad adalah memanjangkan bunyi huruf atau huruf layyin
ketika ia bertemu Hamzah atau huruf mati. Lebih lanjut Asy-Syatibi mendifinisikan mad
dengan menisbatkankan mad dalam suatu kata.

Pengertian pertama Asy-Syathibi mirip dengan pengertian yang dikemukakan oleh


Muhammad Mahmud diatas. Dan pada pengertian kedua ini menunjukkan adanya perbedaan
dengan pengertian yang lazim digunakan, sebab huruf yang di isbatkan sebenarnya bukan
mad tetapi dianggap mad. Misalnya :  َ‫ت‬66666‫ َد َر ْس‬ pada Q.S Al-An’am, ayat 105
dibacapanjangdengan ‫َارسْت‬
َ ‫د‬

Sedangkan pengertian Qashar menurut arti bahasa “tertahan”. Menurut arti istilah


adalah memendekkan bunyi huruf mad atau layyin yang sebenarnya dibaca panjang atau
membuang huruf mad dari suatu kata.

B. Huruf-huruf Mad
Sebelumnyaperludiketahuibahwahurufmadhanyaadatiga,yakni  ‫ا‬  (alif),  ‫ي‬ (ya’) dan  ‫و‬ 
(wawu).  Jika kita kesulitan dalam menghafal huruf mad ini, maka disingkat saja menjadi ‘ َ‫ا‬
‫( ’يُ ْو‬ayuw).
 Huruf Alifyangdidahuluiharakatfathah,baikadarasmnya(tulisan/tertulismaupuntidak
ada rasmnya.
 Huruf Ya Mati yang didahului harakat Kasrah, baik ada rasmnya maupun tidak ada
rasmnya.
 Huruf Wawu Mati ysng didahului harakat Dhammah, baik ada rasmnya maupun tidak
ada rasmnya.

Itulah tiga huruf yang menyebabkan bacaan menjadi panjang, yang harus dipahami betul oleh
para pembaca Al-Qur’an.

C.  Macam – Macam Bacaan Mad


Membaca al-Qur’an dengan mengatur  panjang pendek suara yang kita lantunkan,
supaya orang yang mendengar bacaan al-Qur’an di sekitar kita hatinya terasa nyaman dan
tentram. Juga untuk menjaga arti dari lafadz al-Qur’an tersebut tidak berubah. Inipun
tentunya juga membutuhkan proses bagi kita semua yang sedang belajar al-Qur’an. Untuk
itulah kita juga harus tahu tentang bacaan mad ini yang ternyata juga mempunyai banyak
macamnya. Secara umum mad terbagi menjadi dua, Yaitu mad thabi’i/mad
Asli dan mad far’i. Adapun perinciannya adalah sebagai berikut.
1. Mad Thabi’i (‫ ) َم ّد َطبِ ْي ِع ٌّي‬. 
ialah apabila ada huruf Mad yang
sesudahnya tidak berupa Hamzah atau huruf mati atau huruf bertasydid. ini juga bisa
disebut dengan mad asli. Artinya, panjang dari bacaan tersebut hanya dikarenakan
adanya huruf mad tersebut. Untuk panjangnya adalah dua harakat. Contoh:  Untuk
huruf wawu (‫و‬ ) contohnya adalah: ‫ب‬ ُ ‫ َغ ۡي ِر ۡٱل َم ۡغ‬  .Untuk huruf alif  (‫ا‬ ) contohnya
ِ ‫ضو‬
adalah:   ‫ت‬ َّ ‫ َما فِي ال‬ . Untuk huruf ya’ (‫ي‬ ) contohnya adalah :  ‫سبِ ْي ِل هّللا‬
ِ ‫س َما َوا‬ َ Bacaan Mad
Thabi’I dibagi tiga bagian, yaitu:

 Mad Thabi’I Harfi, yaitu mad thabi’I yang berupa huruf pada pembuka
surah/awal surah. Hurufnya ada 5 huruf, yakni “Hayyu Thohuro ‫”حي طهر‬. Jika
ada huruf-huruf tersebut pada pembuka surah, harus dibaca panjang 2 harakat.
Misalnya: Thoo Haa-awal surah thoo ha, dan lain-lain.
 Mad Thabi’I Hukmi, yaitu mad thabi’I yang berupa Ha
Kinayah/Dhamir/pengganti, yang terkandung pada kata-kata “Bihii ‘Ilmun,
Lahuu Maa, ‫ له ما‬- ‫به علم‬ …” huruf Ha tersebut dibaca panjang 2 harakat ketika
menyambung bacaan dan ketika berhenti dibaca pendek.
 Mad Thabi’I Haqiqi, yaitu Mad Thabi’I yang huruf Madnya tertulis dengan
huruf Mad yang asli, yakni “Alif yang didahului harakat fathah, Ya Mati yang
didahului harakat Kasrah, Wawu Mati yang didahului harakat Dhammah”
sesudahnya berupa huruf hidup selain Hamzah. Maka, harus dibaca panjang 2
harakat ketika washal (menyambung bacaan) dan ketika waqaf (berhenti)
dibaca 2/4/6 harakat

2. Mad Far'ie (‫)مد فرعي‬ 


Mad far’I adalah kebalikan dari mad asli/mad thabi’I yaitu mad yang
dipengaruhi oleh huruf hamzah atau huruf sukun. Ukuran panjang mad far’I
adalah dua (2), empat (4), lima (5) dan enam (6) harakat.

 Mad Wajib Muttashil (‫َّصل‬ ِ ‫اج ْب ُمت‬ِ ‫ َم ّد َو‬ ). Mad ini adalah ketika huruf mad
bertemu dengan huruf hamzah, dan terletak dalam satu kalimat. Cara
membaca mad ini adalah dibaca panjang dengan panjang lima harakat.
ُ ,‫ُحنَفَٓا َء‬
Contoh:  ‫ ِج ْي َء‬, ‫س ْو ٌء‬
 Mad Jaiz Munfasil (‫)مد جائز منفصل‬ Mad Jaiz Munfasil ialah apabila ada
Huruf Mad yang sesudahnya berupa Hamzah dan terletak dilain kata.
Cara membaca kepanjangannya adalah 4 atau 5 harakat ketika
bersambung (wasal), 2 harakat ketika waqaf (berhenti).
 Mad ‘Aridh Lis-sukuun (‫س ُك ْو ِن‬ ُّ ‫ض لل‬ْ ‫) َم ّد عَا ِر‬. Mad aridh lissukun adalah
bacaan panjang karena terdapat pertemuan antara huruf mad dengan huruf
yang dimatikan (sukun) setelah diwaqafkan. Adapun panjang mad ini
ٰ
adalah dua sampai enam harkat. Contoh: ‫س‬ ِ ‫ۡٱل ٰ َخ‬
ِ ‫ ۡٱل َخنَّا‬, َ‫ ٱلظَّلِ ِمين‬, َ‫سرُون‬
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Tahsin adalah memperbaiki,meningkatkan, atau membagus kan bacaan Al-qur’an. 
Manfaat mempelajari tahsin al-qur’an adalah untuk meransang hati untuk melakukan
tadabbur ayat yang sedang dibaca.  Seorang muslim wajib bisa membaca Al-qur’an dengan
baik dan benar.  Karena ketika sholat kita pasti membaca surat pendek dalam juz amma. 
Dalam membaca Al-qur’an ada beberapa kesalahan yang sering kita alami baik yang kita
sadari atau pun tidak, misalnya tidak konsisten dalam membaca huruf huruf yang memiliki
tanda panjang.

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Rauf Al-Hafizh, Abdul Aziz. Panduan Ilmu Tajwid Aplikatif Jakarta:Markaz Al-
Qur’an, 2017

Fathoni, Ahmad. Petunjuk Praktis Tartil Al-Qur’an Metode Maisura, Jakarta: Munash Press
Jakarta, 2017

Surasman, Otong. BBM Metode As-Surasmaniyyah, Jakarta:Gema Insan, 2013


Rasul, Moh Syarifuddin. Dasar-dasar Ilmu Tajwid, Tasik Malaya: Ibnazka Pres, 1996

Sulaimanasyyahibiyah.2020.almadwaalqash,https://sulaimanassyathibiyyah.blogspot.com/20
20/01/al-mad-wal-qashr.html.diakses pada 16 September 2021

https://tajwid.web.id/hukum-bacaan-mad-dan-qashar.diaksespada 16 September2021

Anda mungkin juga menyukai