Anda di halaman 1dari 5

LUKMAN SULIS

Jumat, 22 Januari 2016

MAKALAH TENTANG AHKAMUL MAD


AHKAMUL MAD

TUGAS TERSRTUKTUR
MATERI PENDIDIKAN AL-QURAN

TENTANG

AHKAMUL MAD

Oleh

ZAINAL MASRI dkk

Dosen :

Dra. Fadriati, M. Ag
H. Fanhayus, M. Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM  JURUSAN TARBIYAH


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
BATUSANGKAR
2011

AHKAMUL MAD

A.    PENDAHULUAN
Islam merupakan agama yang segala hukumnya bersumber dari Al-Qur’an dan
Sunnah. Kitab Al-Qur’an merupakan kitab suci sekaligus pedoman hidup umat islam
diseluruh dunia. Dalam al-Qur’an telah diatur seluruh persoalan hidup manusia, bahkan al-
Qur’an memiliki gaya bahasa yang sangat indah, karna itu sebagai seorang muslim sudah
sepantasnya kita mengetahui hokum bacaan dalam membaca al-Qur’an. Dalam pembahasan
berikut ini pemakalah akan membahas tentang ahkamul mad yaitu hokum-hukum yang
berkenaan dengan panjang bacaan dalam membaca al-Qur’an.
B.     PEMBAHASAN
1. Mad Thobi’I dan Mad Far’I (Mad Iwadh, Mad Badal dan Mad Shilah
Qhosirah)
Mad secara bahasa berarti panjang atau lanjut. Sedangkan menurut definisi ahli
tajwid, mad adalah memanjangkan suara bacaan menurut aturan-aturannya yang tertentu
dalam membaca al-Qur’an.
Huruf-huruf yang digunakan untuk mad itu ada tiga yaitu:
a.       Alif mati, sebelumnya berbaris diatas (berharkat Fathah).
b.      Yaa mati, sebelumnya berbaris dibawah (berharkat Kasrah).
c.       Waw mati, sebelumnya berbaris didepan (berharkat Dhommah).
Secara garis besar mad itu dibagi dua, yaitu:
a.       Mad Ashli atau Mad Thaobi’i
Yaitu  mad (panjang bacaan) dengan adanya salah satu huruf mad yang tersebut
diatas, yang tidak diiringi oleh hamzah, oleh huruf yang bertasydid atau oleh huruf yang mati.
Maka ukuran panjangnya ialah satu alif atau dua harakat. Dinamakan dia dengan mad Ashli
atau mad Thobi’I, karena dialah asal dari perkembangan mad Far’I dan sesuai dengan
pembawaan thobi’inya ukuran panjangnya tidak lebih dan tidak kurang dari satu alif atau dua
harakat.[1]
Contohnya: ‫ جامع‬,‫ تاب‬,‫نوحيها‬     
b.      Mad Far’i
Yaitu mad (panjang bacaan) yang bertambah daripada ukuran mad asli dengan sebab
disambut oleh hamzah atau sukun.
Berikut ini adalah bentuk-bentuk mad Far’I yang panjangnya satu alif:
1)      Mad Iwadh
Iwadh artinya ganti tanwin. Hokum bacaan disebut Mad Iwadh adalah bila ada Fahtatain
(baris dua diatas) pada huruf akhir kata yang diwaqofkan atau disebut mad pengganti tanwin
sehingga tanwin tidak berbunyi lagi.
Contohnya: ‫ رحيما‬,‫ موئال‬,‫ غفورا‬,‫جيرا‬     
2)      Mad Badal
Badal artinya perubahan. Hokum bacaan disebut mad badal yaitu apabila ada hamzah
bertemu dengan mad yang berasal dari hamzah sukun, kemudian hamzah ini diubah atau
diganti dengan alif, waw, atau yaa.
Contohnya: ‫ اوتمن‬,‫ ايمانا‬,‫اوتي‬            
3)      Mad Shilah Qosirah
Shilah artinya hubungan sedangkan Qosiroh artinya pendek. Hokum bacaan disebut
mad Shilah Qosiroh yaitu apabila ada Ha’ kata ganti orang/ benda ketiga( ‫ )ه‬berada sesudah
huruf yang berharkah.[2]
Contohnya:

Surat Al-Qori’ah ayat 9                                                    

Surat Al-Qadr ayat 1                                  


2. Mad Far’I panjangnya satu sampai tiga alif (Mad Wajib Muttasil, Jaiz
Munfasil, Shilah Thawilah dan mad ‘aridh lisukun)
a.       Mad Wajib Muttasil
Wajib artinya harus, muttasil artinya bersambung. Hokum bacaan disebut mad wajib
muttasil adalah apabila ada mad Thobi’I bertemu dengan hamzah dalam satu suku kata, yang
tak mungkin dipisah, karma apbila dipisah maka ia tidak akan memiliki makna.
Cara membacanya wajib dipanjangkan sampai dua setengah Alif atau lima harkat atau
dua setengah kali panjang mad Thobi’i.

Contohnya:

(surat At-Thoriq ayat 1)                                

(surat an-Nashr ayat 1)                    


b.      Mad Jaiz Munfasil
Jaiz artinya boleh, munfassil artinya terpisah. Hokum bacaan disebut Mad Jaiz
Munfassil yaitu apabila mad Thobi’I berhadapan dengan hamzah di lain perkataan, dimana
apabila apabila terjadi pemisahan antara suku kata tersebut kata masih memilki makna.
Contohnya:

(surat al-Kafirun ayat 3)                 

(surat Al-Lahabayat 2)                  


c.       Mad Shilah Thawilah
Artinya mad Shilat yang panjang. Masanya ialah apabila sesudah Ha’ kata ganti
disambut oleh hamzah yang berbaris hidup. Maka cara membacanya boleh dipanjangkan satu
Alif (2 harakat), 2 Alif (4 harakat) atau 2 ½ Alif (5 harakat).
Contohnya:‫ من علمه إال‬,‫ ما له إذا تردئ‬,‫عنده إال‬  
d.      Mad ‘Aridh Lissukun
‘Aridh artinya tiba-tiba ada, sukun artinya mati. Yaitu berlakunya ketika wakaf
(menghentikan-bacaan) pada huruf diakhir suku-kata (kalimat), yang mana sebelum huruf
tersebut ada salah satu dari pada huruf Mad ashli (Alif atau Waw mati  sebelmnya baris
didepan).[3]
Cara membacanya ada tiga;
1)      Thul (panjang)             : 3 Alif (6harakat), ini merupakan yang lebih utama.
2)      Tawassuth (sedang)    : 2 Alif (4harakat)
3)      Qashar (pendek)          : 1 Alif (2 harakat)
Contohnya: ‫ الرحيم‬,‫ مسلمون‬,‫ نستعين‬g,‫خالدون‬      
3. Mad Far’I Panjangnya tiga alif (Mad Lazim Mutsaqqal Kalimi, Mad Lazim
Mukallaf Kalimi, Mutsaqqal Harfi, Mukaffah Harfi dan Mad Farqi)
a.       Mad Lazim Mutsaqqal Kalimi
Lazim artinya pasti, mutsaqqal artinya diberatkan. Kalimi berasal dari kata kalimah
artinya kata. Hokum bacaan disebut mad lazim mutsaqqal kalimi adalah apabila mad Thobi’I
berhadapan dengan huruf yang bertasdid didalam satu perkataan.
Membacanya harus dipanjangkan lebih dahulu baru ditasydidkan, dan panjangnya
sampai 6 harakat atau 3 alif.
Contohnya: ‫ دابه‬,‫ حاج‬g,‫والالضالين‬   
b.      Mad Lazim Mukkalaf Kalimi
Mukallaf artinya diringankan. Hokum bacaan disebut mad ini apabila mad Thobi’I
bertemu dengan huruf yang berharaqah sukun tidak diakhir perkataan. Membacanya
dipanjangkan sampai tiga Alif atau enam harakat.
Contohnya: ‫ ءالئن وقدكنتم‬,‫االن‬     
c.       Mad Mukaffah Harfi
Hokum bacaan disebut mad jenis ini ialah apabila huruf-huruf diawal surat terdiri dari
‫ط ي ها ر ح‬
salah satu atau lebih dari huruf-huruf : 
Membacanya harus dipanjangkan satu Alif atau dua harakat.
Contohnya:    ‫ طه‬,‫ يس‬,‫الر‬        
d.      Mad Musaqqah Harfi
Hokum bacaan disebut mad jenis ini ialah apabila permulaan surat berupa salah satu
atau lebih dari huruf-huruf : ‫ ل ك م‬ ‫ ع س‬ ‫ ق ص‬ ‫ن‬
Membacanya harus dipanjangkan tiga Alif atau 6 harakat.[4]
Contohnya: ‫ ن‬  ,‫ يس‬ ,‫ق‬          .
e.       Mad Farqi
Mad farqi artinya adalah beda. Sedangkan menurut istilah adalah mad untuk
membedakan antara susunan kalimat bertanya dan kalimat berita, maka hokum bacaannya
yaitu harus dipanjangkan menjadi 3 alif atau 6 harakat.
Supaya lebih jelas lagi bahwa mad farqi yaitu hamzah istifham (hamzah untuk
bertanya) bertemu dengan hamzah Al  (‫)ال‬maka hamzah Al menjadi mad (panjang).[5]
Contoh;
Surat Yunus ayat 59

  
”Katakanlah: "Terangkanlah kepadaku tentang rezki yang diturunkan Allah kepadamu, lalu
kamu jadikan sebagiannya haram dan (sebagiannya) halal."Katakanlah: "Apakah Allah
telah memberikan izin kepadamu (tentang ini) atau kamu mengada-adakan saja terhadap
Allah ?"”
Surat An-Naml ayat 59

        
“Katakanlah: "Segala puji bagi Allah dan kesejahteraan atas hamba-hamba-Nya yang
dipilih-Nya. Apakah Allah yang lebih baik, ataukah apa yang mereka persekutukan dengan
Dia?"”

C.    PENUTUP
1. Kesimpulan
Mad adalah ilmu mengenai ukuran panjang suatu huruf dalam membaca al-Qur’an. Mad
ada dua jenis yaitu:
a. Mad Ashli / Mad Thobi’i
b. Mad Far’I, dimana mad Far’I ini juga banyak macamnya diantaranya:
1)      Ada yang panjangnnyasatu alif atau dua harkat, yaitu mad badal, mad ‘iwadh dan mad shilah
Qhosirah.
2)       Mad Far’I panjangnya satu sampai tiga alif, yaitu: Mad Wajib Muttasil, Jaiz Munfasil,
Shilah Thawilah dan mad ‘aridh lisukun.
3)      Mad Far’I Panjangnya tiga alif, yaitu: Mad Lazim Mutsaqqal Kalimi, Mad Lazim Mukallaf
Kalimi, Mutsaqqal Harfi, Mukaffah Harfi dan Mad Farqi.

2. Saran
Dalam makalah ini kami membahas tentang ahkamul mad, kami berharap pembaca
tidak puas dengan makalah yang kami sajikan ini dan berusaha mencari sumber lain yang
berkaitan dengan ahkamul mad ini demi kesempurnaan pengetahuan dalam memahami ilmu
tajwid.

DAFTAR KEPUSTAKAAN

A Munir dan Sudarsono. Ilmu Tajwid dan seni baca Al-qur’an. (Jakarta: Rineka


Cipta, 1994)
Mufhan. Pelajaran tajwid Praktis. (Jakarta: Sandro Jaya, 2005)
Abdullah Asy’ari. Pelajaran Tajwid (qaidah bagaimana seharusnya membaca Al-
qur’an untuk pelajaran permulaan). (Surabaya: Apollo)
Ismail Tekan. Tajwid Al-Qur’anul Karim. (Jakarta: Pustaka Alhusna Baru, 2006)

[1] Ismail Tekan. Tajwid Al-Qur’anul Karim. (Jakarta: Pustaka Alhusna Baru, 2006)


hal. 95
[2] Abdullah
Asy’ari. Pelajaran Tajwid (qaidah bagaimana seharusnya membaca Al-
qur’an untuk pelajaran permulaan). (Surabaya: Apollo) hal. 34
[3] Mufhan. Pelajaran tajwid Praktis. (Jakarta: Sandro Jaya, 2005) hal. 43
[4] Abdullah Asy’ari. Op Cit. hal.38
[5] A Munir dan Sudarsono. Ilmu Tajwid dan seni baca Al-qur’an.(Jakarta: Rineka
Cipta, 1994)  hal. 55

Anda mungkin juga menyukai