X IPA 5
SMA N 1 BUKITTINGGI
T.P. 2018/2019
Secara umum, mad dibagi menjadi 2 macam, yaitu Mad Thabi'i ( Mad
Asli ) dan Mad Far'i ( cabangnya atau bagianya). Mad Far'i sendiri ada
14 macam. Jadi secara terperinci, mad itu terdapat 15 (lima belas) macam
mad. Agar lebih jelas tentang 15 macam mad tersebut marilah kita bahas
satu-persatu.
Mad thabi’i adalah bacaan huruf hijaiyah yang dipanjangkan secara biasa,
atau sering disebut mad pokok (mad asli). Cara membacanya yaitu
dipanjangkan satu alif (2 harakat). Disebut mad Thabi’i apabila terdapat
hal-hal berikut : 1. Jika ada اjatuh sesudah harakat fathah. Contoh : , ما,سا
2 حا, وا,نا. Jika ada وjatuh sesudah harakat dommah. Contoh : , نو, مو,سو
3 حو,وو. Jika ada يjatuh sesudah harakat kasrah. Contoh : , وي, ني, مي,سي
حي b
Mad far’i adalah semua mad selain mad thabi’i, karena bersumber dari
mad thabi’i maka disebut mad far’i
Mad wajib muttashil adalah bacaan mad thabi’i yang bertemu dengan huruf
hamzah dalam satu kata. Panjang bacaaanya yaitu 3 alif (6 harakat).
Di dalam kitab suci Al-Quran, tanda dari Hukum Mad Wajib Muttashil adalah
garis yang melengkung tebal dan tanda ini mirip seperti gambar pedang, yang
letaknya berada di atas dari huruf Mad Thobi’i ataupun terletak di antara
Huruf hijaiyah Mad Thobi’i dan huruf hijaiyah Hamzah.
Mad Jaiz Munfashil ini terjadi ketika ada huruf Mad Thobi’i bertemu
dengan huruf hijaiyah Alif ( )اtetapi tidak dalam satu kata. Secara
etimologi, jaiz berarti boleh dan Munfashil berarti terpisah atau di luar
kata.
Cara membaca dari Mad Jaiz Munfashil ini adalah boleh panjang 2, 4,
atau 6 harokat.
5) Mad ‘Iwad
Yaitu mad yang terjadi apabila pada akhir kalimat terdapat huruf yang
berharakat fathah tanwin dan dibaca waqof (berhenti) . Panjang
bacaannya 2 harokat (1 alif).
Contoh Iwad :
Bacaan Mad Lazim Harfi Musyba' ini juga dibagi lagi menjadi 2 bagian,
yaitu:
Mad ini juga terjadi hanya pada awal surat dalam al-qur’an. Huruf
mad ini ada lima, yaitu :
ر - ﻫ - ط – ي – ح
Mad ini terjadi bila dalam suatu lafadz terdapat huruf berharokat
fathah bertemu wawu sukun / mati atau ya sukun / mati, kemudian
terdapat huruf lain yang juga berharokat, dan dibaca waqof (berhenti).
Apabila dibaca washol (lanjut), tidak dibaca panjang.
َهذا َ ا ْلبَيْت
tulisannya hadzal baiti, tetapi karena waqof dibaca hadzal baiiiiiit
الَيْه
tulisannya ilaihi, tetapi karena waqof dibaca ilaiiiiiih
Yaitu bacaan Mad yang terjadi apabila “ha dhamir” (kata ganti) bertemu
dengan huruf hamzah yang berharakat dan huruf sebelum “ha dhamir”
tersebut juga harus berharakat.
Di dalam Al-Qur'an, kasus Mad Farqi ini hanya terjadi pada 4 tempat
saja, yaitu pada :