Anda di halaman 1dari 12

A.

Pengertian mad dan qashar


Menurut Muhammad Mahmud dalam kitab Hidayatul Mustafid dinyatakan bahwa mad
dalam arti bahasa adalah ‫( ا َ ْل َمط‬memanjangkan) atau ‫( ا َ ِّلزيَا َدة‬tambah). Sedangkan menurut
arti istilah adalah:

‫ت ِّب َح ْرفٍ مِّ نَ ْالحر ْوفِّ اْل َم ِّد‬ َ ِّ‫ا َ ْل َمد ه َو ا‬


َّ ‫طالَة ال‬
ِّ ‫ص ْو‬

“Mad yaitu memanjangkan suara dengan suatu huruf diantara huruf-huruf mad”

Menurut imam Asy-Syathibi, Mad merupakan memanjangkan bunyi huruf atau huruf
layyin ketika bertemu hamzah atau huruf mati. Asy-syathibi mendefinisikan Mad dengan
menisbatkan huruf mad dalam suatu kata.

Pengertian pertama Asy-Syathibi mirip dengan pengertian oleh Muhammad Mahmud


diatas. Dan pada pengertian kedua ini menunjukkan adanya perbedaan dengan
pengertian yang lazim dipakai, sebab huruf yang di isbatkan sebenarnya bukan mad
akan tetapi dianggap mad. Misalnya : َ‫ َد َرسْت‬pada Q.S Al-An’am, ayat 105 dibaca panjang
dengan َ‫ارسْت‬
َ ‫َد‬
Sedangkan pengertian Qashar menurut arti bahasa adalah “tertahan”. Menurut arti
istilah yaitu memendekkan bunyi huruf mad atau layyin yang aslinya dibaca panjang
atau membuang huruf mad dari suatu kata.

B. Huruf-huruf mad
Huruf mad yang dipanjangkan ada tiga macam, yaitu:

1. Huruf ‫ و‬mati yang jatuh setelah huruf bertanda baca dhommah.


Contoh :
َ , ‫ ذَكَر ْوا‬. ‫ظلَم ْوا‬
‫علِّم ْوا‬ َ , ‫َجعَل ْوا‬

2. Huruf ‫ ي‬mati yang jatuh setelah huruf bertanda baca kasroh.


Contoh
‫ فِّ ْي َها‬, َ‫ َحافِّظِّ يْن‬, ‫ ا َ ْل َح ِّليْم‬, ‫ا َ ْل َخبِّيْر‬

3. Huruf ‫ ا‬mati yang jatuh setelah huruf bertanda baca fathah.


Contoh
َّ َ ‫ ا‬, ‫لصيَام‬
‫لز َكاة‬ ِّ َ ‫ ا‬, ‫ص ََلة‬
َّ ‫اَل‬
Maka jika ada huruf-huruf hijaiyah yang disertai huruf mad tersebut, harus dibaca
panjang. dan panjangnya sesuai ketentuan yang berlaku.

C. Panjang bacaan mad


Panjang bacaan mad terdapat tiga bagian yaitu:

َ َ‫ )ا َ ْلق‬yaitu cara membaca huruf mad sepanjang 1 alif (dua


1. Panjang yang pendek ( ‫صر‬
ketukan/harakat)

2. Panjang yang tengah-tengah (‫ )اَلت َّ َوسط‬yaitu cara membaca huruf mad sepanjang 1
½ alif (3 ketukan/harakat)

3. Panjang yang panjang (‫ )اَلط ْول‬yaitu cara membaca huruf mad sepanjang 2 ½ alif (5
ketukan/harakat) atau 3 alif (6 ketukan)
D. Pembagian Mad
ْ َ ‫ ) َم ْد ا‬dan Mad Far’i ( ‫َم ْد‬
Bacaan mad dibagi menjadi 2 bagian yaitu yaitu Mad Asli (‫صلِّى‬
‫)فَ ْرعِّى‬
Mad asli menurut bahasa yaitu mad yang masih asli, adalah panjang bacaannya tetap
satu alif atau 2 ketukan.
Sedangkan menurut pengertian istilah adalah:
َّ ‫ال َمد‬
‫الطبِّ ْيعِّي اَّلذِّي ََلت َق ْوم ذَات َح ْرفِّ اْل َم ِّد ا ََِّّل بِّ ِّه‬

Maksud dari pengertian ini yaitu bahwa panjang bacaan mad tak melebihi panjang
semula, yakni satu alif karena tak dimasuki hamzah ataupun sukun. Dalam kondisi
َّ ‫ )ا َ ْل َمد‬Yaitu mad yang sesuai dengan
demikian, mad asli disebut juga Mad Thabi’i ( ‫الط ِّب ْيعِّي‬
watak aslinya yang selamat dari tambahan hamzah dan sukun, sehingga tidak
menambah panjang bacaaan semula.

Setiap alif yang jatuh setelah huruf berharakat fathah, ya’ yang jatuh setelah huruf
berharakat kasrah, wawu jatuh setelah huruf berharakat dhomah, maka dibaca mad
thabi’i yang artinya dibaca dengan panjang bacaannya satu alif.

Contoh

Mad asli (Mad Thabi’i)


Mad asli (Mad Thabi’i) dibagi menjadi dua bagian, yaitu:
ْ َ ‫ ) َم ْد أ‬yaitu mad asli yang huruf madnya jelas berikut
َ ‫صلِى‬
1. Mad Asli Zhahiry (‫ظاه ِِرى‬
bacaaanya. Contohnya sebagaimana diatas.

ْ َ ‫ ) َم ْد أ‬yaitu mad asli yang huruf madnya tidak jelas,


2. Mad Asli Muqaddar (‫صلِى ُمقَد َّْر‬
namun bacaannya sepanjang mad asli. Mad kedua ini dalam Mushaf Utsmani ditandai
adanya fathah tegak, kasroh tegak dan dhommah terbalik.
Contoh:

Mad Far’i
Sedangkan yang dimaksud Mad Far’i adalah mad cabang. Dalam arti istilah ayat :”Mad
yang melebihi mad asli dikarenakan ada hamzah dan sukun“.

Baca Juga : Mimpi Basah Saat Puasa

Pada pengertian diatas, ditunjukkan bahwa Mad Far’i dibaca lebih dari satu alif.
Ketentuan ini berlaku setelah huruf mad didepanya terdapat hamzah atau sukun, hingga
cara membacanya melebihi yang semestinya. Dalam pengertian itu juga disebutkan
bahwa panjang bacaannya yang menyebabkan perselisihan: berapakah panjang yang
sebenarnya dan harus bertemu apa, hamzah atau sukun.

Perselisihan ini mengakibatkan pembagian Mad Far’i sebanyak 13 macam yaitu:


1. Mad Wajib Muttashil ( ‫) المدالواجب المتصل‬
2. Mad Jaiz Munfashil ( ‫) المد الجائز المنفصل‬
3. Mad ‘Aridh lis Sukun ( ‫) المد العارض للسكون‬
4. Mad Badal ( ‫) المد البدل‬
5. Mad ‘Iwadh ( ‫) المد العواض‬
6. Mad Lazim Mutsaqqal Kilmi ( ‫) المد الَلزم المثقل الكلمى‬
7. Mad Lazim Mukhaffaf Kilmi ( ‫) المد الَلزم المخفف الكلمى‬
8. Mad Lazim Mutsaqqal Harfi ( ‫) المد الَلزم المثقل الحرفى‬
9. Mad Lazim Mukhaffaf Harfi ( ‫) المد الَلزم المخفف الحرفى‬
10. Mad Layyin ( ‫) المد اللين‬
11. Mad Shilah ( ‫) المد الصلة‬
12. Mad Farq ( ‫) المد الفرق‬
13. Mad Tamkin ( ‫) المد التمكين‬
1. Bacaan Mad Wajib Muttashil
Mad Wajib memiliki arti wajib dibaca panjang, sedangkan Muttashil artinya bersambung.
Jadi mad wajib muttashil ialah wajib dibaca panjang. Karena ada huruf mad dalam satu
kalimat dengan hamzah. Pengertian itu diperjelas oleh Mahmud Muhammad dalam
batasan:

‫ه َوا َ ْن يَك ْونَ ال َمد َواْل َه ْمزَ ة فِّى َك ِّل َم ٍة َواحِّ َد ٍة‬
“Antara mad dan hamzah terdiri atas satu kalimat”

Ukuran panjang bacaan mad wajib muttashil adalah 2 ½ alif (5 ketukan). Panjang
pendek ketukan tersebut disesuaikan dengan irama bacaan yang dialunkan. Karenanya,
diharapkan dalam bacaannya tidak melebihi ketentuan yang sudah disepakati oleh
ulama ahli Qurra’.
Contoh:

2. Bacaan Mad Jaiz Munfashil


Mad Jaiz artinya boleh dibaca panjang dan boleh tidak dari ketentuan mad asli,
sedangkan munfashil artinya terpisah. Jadi yang dimaksud dengan Mad Jaiz Munfashil
adalah kebolehan membaca panjang karena ada huruf mad bertemu hamzah dalam dua
kalimat. Pengertian ini selanjutnya diungkapkan oleh Muhammad Mahmud sebagi
berikut:

‫ه َو َما َكانَ َح ْرف ْال َم ِّـد فِّى َك ِّل َم ٍة َو ْال َه ْمزَ ة فِّى َك ِّل َم ٍة ا ْخ َرى‬
“Disebut Mad Jaiz Munfashil karena huruf mad berada disatu kalimat sedang hamzah
berada di kalimat lain”.

Dari pengertian yang diterangkan diatas bahwa cara membaca Mad Jaiz Munfashil tidak
wajib dibaca panjang seperti Mad Wajib Muttashil, karenanya terdapat 5 macam cara
membacanya yaitu:
a. Imam Nawawi dan Imam Hamzah membacanya 3 alif (6 ketukan)
b. Imam Ashim seorang guru dari Imam Hafas dan syu’bah membacanya 2 ½ alif (5
ketukan). Bacaan inilah yang banyak dianut ahli Qurra’.
c. Imam Ibnu Amer dan Imam Kisa’i membacanya 2 alif (4 ketukan)
d. Imam Qolun dan Imam Dury membacanya 1 ½ alif (3 ketukan)
e. Imam Ibnu Katsir dan Imam Susy membacanya 1 alif (2 ketukan).
Contoh:

3. Bacaan Mad Aridhlis Sukun


Mad yaitu artinya panjang, sedangkan Aridh lis Sukun artinya baru karena dimatikan
atau diwakafkan. Maka yang dimaksud dengan Mad Aridh lis Sukun yaitu bacaan
panjang karena ada pertemuan antara huruf mad dengan huruf yang dimatikan (sukun)
setelah diwakafkan. Pengertian itu diperjelas oleh Muhammad Mahmud sebagai berikut:

ِّّّ‫الطبِّ ْيعِّي‬ َ ِّ‫ع ٰل ٰياخِّ ِّر اْل َك ِّل َم ِّة َو َكانَ قَ ْب َل اْل َح ْرفِّ اْل َم ْوق ْوف‬
َّ ‫علَ ْي ِّه ا َ َحد حر ْوفِّ اْل َم ِّد‬ َ ‫ه َو اْ َلو ْقف‬
“Berhenti pada akhir kalimat dan sebelum huruf yang di hentikan itu ada huruf Mad
Thabi’i”

Para ulama Qurra’ belum sepakat sepenuhnya mengenai seberapa panjang bacaan
Mad Aridh lis Sukun ini. Sebagian ada yang membaca qashar dengan 1 alif, sebagian
juga ada yang membaca tawasuth yaitu dengan 2 alif, dan ada yang membacanya
thulun dengan 3 alif. Dan pendapat terakhir inilah yang paling banyak dipakai oleh Ahlul
Qurra’.
Contoh :
4. Bacaan Mad Badal
Badal dalam arti bahasa adalah pengganti. Sedangkan menurut istilah adalah:

ِّ َ‫علَى اْل‬
‫مد‬ َ ‫ه َو ا َ ْن يَجْ ت َ َم َع ال َمد َواْل َه ْمزَ ة فِّى َك ِّل َم ٍة لك ِّْن تَتَقَد ََّم اْل َه ْمزَ ة‬
“Huruf mad dan hamzah berkumpul dalam satu kalimat akan tetapi yang hamzah
tersebut lebih dulu daripada mad”.

Para ulama’ sepakat, panjang bacaan mad badal yaitu 1 alif, sebagaimana mad Thabi’i.
Dikatakan mad badal dikarenakan mad itu sebagai Badal (pengganti) dari huruf hamzah
yang dibuang. Mad badal semula berupa hamzah, lalu diganti dengan bacaan ini.
Alasan penggantian itu sebab ada dua hamzah dalam satu kalimat yang pertama hidup
sedangkan yang kedua mati, maka hamzah yang mati itu diganti mad, agar
membacanya tak terlalu berat.
Contoh:
5. Bacaan Mad Iwadh
Iwadh artinya pengganti, sedang yang dimaksud mad iwadh adalah:

Baca Juga : Idgham

‫ب فِّى ٰاخِّ ِّر ال َك ِّل َم ِّة‬ َ ‫الو ْقف‬


ِّ ‫علَى الت َّ ْن ِّوي ِّْن ال َم ْنص ْو‬ َ ‫ه َو‬
“Mad yang terjadi karena wakaf (berhenti) pada lafad yang ditanwin, dibaca nashab di
akhir kalimat”

Pada pengertian tersebut, tampak bahwa mad iwadh semula berupa kalimat yang
dibaca nasab, kemudian diwakafkan sehingga tanwinnya diganti dengan tanda baca
biasa (bukan tanwin). Setelah diganti, maka cara membacanya menjadi lebih panjang.
Dan untuk panjang bacaannya sekitar 1 alif (2 ketukan).
Contoh :
6. Bacaan Mad Lazim Mutsaqqal Kilmi
Mad lazim yaitu artinya kelaziman untuk memanjangkan. Sedangkan Mutsaqqal berarti
berat, dan kilmi memiliki arti satu kalimat. Maka yang dimaksud Mad Lazim Mutsaqqal
adalah bacaan mad yang dipanjangkan, karena ada tasydid di dalam satu kalimat.
Pengertian ini selanjutnya dirumuskan Muhammad Mahmud sebagai berikut:

ٍ‫ش َّد ٌد فِّى َك ِّل َم ٍة َواحِّ َدة‬ ٌ ‫ه َو ا َ ْن يَك ْونَ بَ ْع َد َح ْرفِّ اْل َم ِّد َح ْر‬
َ ‫فم‬

“Mad yang terjadi karena setelah huruf mad ada huruf yang ditasydid dalam satu
kalimat”

Tasydid merupakan huruf dobel (ganda) yang satu hidupdan yang satu mati, dan yang
mati itu sama dengan sukun. Sebab itu, jika ada huruf mad yang bertemu dengan sukun
(dalam hal ini tasydid), maka kelaziman untuk dibaca panjang dengan syarat antara
huruf mad dan huruf yang ditasydid itu masih satu kalimat.
panjang bacaan ini semua ulama Qurra sepakat 3 alif atau (6 ketukan)‫ز‬
Contoh:
7. Bacaan Mad Lazim Mukhaffaf Kilmi
Mad Lazim yaitu artinya kelaziman untuk dipanjangkan, sedang mukhaffaf artinya
diringankan, dan kilmi yaitu artinya satu kalimat. Maka yang dimaksud Mad Lazim
Mukhaffaf Kilmi yaitu bacaan mad yang terjadi ketika huruf mad bertemu dengan huruf
yang mati pada satu kalimat. Pengertian ini selanjutnya dirumuskan oleh Muhammad
Mahmud sebagai berikut:
ٌ ‫سا ك‬
‫ِّن‬ ٌ ‫ه َوا َ ْن يَك ْونَ بَ ْع َد َح ْرفِّ اْل َم ِّد َح ْر‬
َ ‫ف‬
“Mad yang terjadi disebabkan setelah huruf mad ada huruf yang mati atau disukun”

Cara membacanya agak ringan dibandingkan dengan Mad Lazim Mutsaqqal Kilmi,
tetapi dalam panjang bacaanya sama, yaitu 3 alif (6 ketukan). Sebab itu, perbedaaan
kedua mad itu adalah: jika mad lazim mutsaqqal setelah mad ada huruf yang di tasydid,
sedang mad lazim mukhaffaf setelah huruf mad ada huruf yang disukun. Adapun
persamaannya yaitu : sama-sama dibaca panjang 3 alif serta sama-sama dalam satu
kalimat.

Contoh Mad Lazim Mukhaffaf Kilmi :

1‫ي‬ ْ ‫ َمحْ يَ ۤا‬Setelah mad ada huruf yang disukun


َٓ ْ ََٓ‫ ا‬Setelah mad ada huruf yang disukun
2 َ‫َلن‬

8. Bacaan Mad Lazim Mutsaqqal Harfi


Mad Lazim artinya kelaziman membaca panjang, Mutsaqqal artinya berat dan Harfi
berarti dalam huruf. Maka yang dimaksud dengan Mad Lazim Mutsaqqal Harfi yaitu
bacaan mad yang terjadi pada huruf tertentu di permulaan surah tertentu. pengertian itu
kemudian dirumuskan Muhammad Mahmud sebagai berikut:

َ ‫سط َها َح ْرف َم ِّد َوالثَّالِّث‬


‫سا ِّك ٌن‬ َ ‫ِّح الس َو ِّر ِّه َجاؤه ث َ ََلثَة أَحْ رفٍ ا َ ْو‬ ٌ ‫ه َو ا َ ْن ي ْو َج َد َح ْر‬
ِّ ‫ف فِّى فَ َوات‬
“Mad yang ditemukan pada huruf permulaan surah dan huruf itu mempunyai 3 bagian
huruf, huruf kedua adalah huruf mad, sedang huruf yang terakhir adalah huruf yang
disukun”.

Dari pengertian diatas, dapat ditentukan syarat-syarat Mad Lazim Mutsaqqal Harfi yaitu:
1. Terjadi pada huruf di permulaan surah
2. Huruf yang dimaksud bersifat 3 bagian huruf. Misalnya huruf ‫صا ْد‬ َ , maka bagian huruf
itu adalah ‫ د‬, ‫ ا‬, ‫ ص‬dimana huruf tengah mad, sedangkan huruf terakhir mati.
3. Cara membacanya sepanjang 3 alif (6 ketukan).
Di dalam Al-Qur’an, huruf-huruf yang digunakan pada permulaan surah yang disebut
dengan Fawatihus Suwar ( ‫ *) فَ َواتِّح الس َو ِّر‬adalah sebagai berikut:

1. Q.S. Al-Baqarah : ‫ــم‬ َٓ ‫ا َٓل‬


َٓ ‫ا َٓل‬
2. Q.S. Aali-Imran : ‫ــم‬
َٓ ‫ا َٓلـم‬
3. Q.S. Al-A’raf : ‫َٓص‬

9. Bacaan Mad Lazim Mukhaffaf Harfi


Mad Lazim yaitu artinya kelaziman untuk dipanjangkan, sedang mukhaffaf artinya
diringankan, harfi memiliki arti yang bersifat huruf. Maka yang dimaksud dengan Mad
Lazim Mukhaffaf Harfi yaitu Mad yang biasa terjadi pada huruf permulaan surah yang
hurufnya bersifat dua bagian. Pengertian ini kemudian dirumuskan oleh Muhammad
Mahmud sebagai berikut:

َ ‫ه َو َما َكانَ اْل َح ْرف فِّ ْي ِّه‬


‫علَى َح ْرفَي ِّْن‬
“Mad bertemu dengan huruf yang bersifat dua bagian”

Dari pengertian tersebut, maka bisa ditentukan syarat-syarat Mad Lazim Mukhaffaf Harfi
yaitu:
1. Terjadi pada huruf dipermulaan surah
2. Huruf yang dimaksud bersifat 2 bagian, contohnya huruf ‫ ها‬yang terdiri dari: ‫ ا‬dan ‫هـ‬
3. Panjangnya 1 alif (2 harakat),

Beranjak dari huruf-huruf yang mengawali surah di atas, maka huruf Mad Lazim
َ ‫ي‬
Mukhaffaf Harfi ada 5 macam yaitu terkumpul dalam lafadz: َ‫طهر‬ ٌّ ‫َح‬
Contoh:

Baca Juga : Ziarah Kubur Beserta Dalil Dan Pendapat Para Ulama

1 ‫ ٰط ٰه‬Mad bertemu huruf sebangsa 2 dalam satu kalimat


2 ‫ حٰ َٓـم‬Mad bertemu huruf sebangsa 2 dalam satu kalimat
3 ‫ ا َٓلــم َٰٓر‬Mad bertemu huruf sebangsa 2 dalam satu kalimat

Dalam Mushaf Utsmani, Mad ini ditandai dengan tanda baca ( ‫ ) ا‬pada huruf yang
mengawali surah.

10. Bacaan Mad Layyin


Mad Layyin yaitu adalah mad yang terjadi pada huruf wawu dan ya’ yang jatuh setelah
tanda baca fathah, dengan syarat cara membacanya tetap diwashalkan (terus), dan
tidak boleh diwakafkan (berhenti), karena jika berhenti maka menjadi qalqalah kubra.
Panjang bacaan Mad Layyin yaitu 1 alif (2 harakat) jika ditengah-tengah kalimat, dan 2
alif atau 3 alif jika diakhir kalimat.
Contoh:

1 ٌ‫ بَيْت‬Bai-tun Huruf layyin jatuh setelah fathah


2‫ف‬ ٌ ‫ خ َْو‬Khau-fun Huruf layyin jatuh setelah fathah
3 ٌ‫ َريْب‬Rai-bun Huruf layyin jatuh setelah fathah
4 ٌ‫غيْب‬َ Ghai-bun Huruf layyin jatuh setelah fathah

11. Bacaan Mad Shilah


Mad Shilah artinya bacaan mad yang tersambung. Atau dengan istilah lain Mad Shilah
yaitu huruf mad tambahan yang diperkirakan setelah huruf ha’ dhomir, yang dikira-
kirakan dengan harakat dhmmah ataupun kasrah. Pengertian ini kemudian dipertegas
oleh Muhammad Mahmud sebagai berikut:

َ ‫ه َو َح ْرف َم ٍد زَ ائِّ ٍد مقَد ٌَّر بَ ْع َد اْل َهاءِّ الضَّمِّ ي ِّْر َوقد َِّر بِّ َح َر َكتَي ِّْن َحا َل‬
‫ض ِّم ِّه َو َكس ِّْر ِّه‬

“Mad shilah adalah huruf mad tambahan yang dikira-kirakan setelah ha’ dhamir dan
dikira-kirakan dengan harakat dhammah dan kasrah”.

Yang dimaksud dengan ha’ dhamir dalam pengertian ini adalah ha’ sebagai kata ganti,
misalnya: ‫ ىـــــــ ٰه‬, ‫ىـــــــه‬
ٖ ,‫ىـــــــه‬

Mad Shilah dibagi dua macam yaitu :


a. Mad Shilah Qashir ( ‫صي َْرة‬ ِّ َ‫الصلَة الق‬
ِّ ‫) ال َمد‬
َّ ‫الصلَة‬
b. Mad Shilah Thawil ( ‫الط ِّو ْيلَة‬ ِّ ‫) ال َمد‬
Mad Shilah Qashir adalah apabila ada dhamir jatuh setelah huruf hidup dan tidak
bersambung dengan kalimat sesudahnya yang diberi al-Ta’rif ( ‫) ا َ ْلــ ت َ ْع ِّريْف‬
Cara membaca Mad Shilah Qoshir adalah 1 alif dan ada yang membacanya 2 alif.
Contoh:

1 َ‫ ِّإنَّهٗ َكان‬Dhamir jatuh setelah huruf hidup dan tidak sambung hamzah
2‫ت‬ ِّ ‫ َولَهٗ َما فِّى السَّمٰ ٰوا‬Dhamir jatuh setelah huruf hidup dan tidak sambung hamzah

12. Bacaan Mad Farqu


Mad Farqu yaitu artinya mad pembeda, atau dengan istilah lain mad farqu yaityu mad
yang memiliki fungsi pembeda antara istifham (kata tanya) dengan khabar (berita).
hingga jika tidak ada mad ini, maka orang akan menyangka bahwa hamzah khabar,
padahal sebenarnya hamzah itu yang berfungsi untuk istifham (kata tanya).
Panjang bacaan Mad farqu yaitu 3 alif (6 harakat). Di dalam al-Qur’an, bacaan Mad
farqu ini ada 4 tempat yaitu:
َٓ َٓ‫ ا‬Mad sebagai istifham
1 Al An’am: 143 ‫الذك ََري ِّْن‬
َٓ َٓ‫ ا‬Mad sebagai istifham
2 Al An’am: 144 ‫الذك ََري ِّْن‬
َٓ
3 Yunus: 59 ‫ للآا‬Mad sebagai istifham
4 An Naml: 59 ‫ َٓللآا‬Mad sebagai istifham

13. Bacaan Mad Tamkin


Mad Tamkin yaitu mad karena ada dua ya’ yang satu mati dan yang lain hidup, bertanda
baca kasrah dan tasydid. Ya’ yang berkasrah dan bertasydid itu lebih dahulu daripada
ya’ yang mati tersebut
Untuk panjang bacaan mad ini yaitu 1 alif (2 harakat).
Contoh:

1 ‫ ح ِّييْت ْم‬Sebelum ya’ ada ya’ kasrah dan tasydid


2 َ‫ اَلنَّبِّيِّيْن‬Sebelum ya’ ada ya’ kasrah dan tasydid

14. Bacaan Qashar


Sebagaimana yang diterangkan dalam pengertian di atas tadi, bahwa bacaan qashar
adalah bacaan yang dipendekkan, yang semula bacaan itu panjang. Dalam hal ini, kita
bisa merujuk kepada pendapat Imam Hafaz tentang bacaan-bacaan yang di qasharkan
dengan uraian berikut ini:
1. Shafrun Mustadir (‫ص ْف ٌرم ْست َ ِّدي ٌْر‬
َ ) yaitu tanda lingkaran seperti bentuk bola (O) yang tertulis
pada lafal yang diqasharkan.
2. Shafrun Mustathil (‫ص ْف ٌرم ْستَطِّ ْي ٌل‬ َ ) yaitu tanda lingkaran yang memanjang seperti bentuk
telur burung merpati (0) yang ditulis diatas lafal yang diqasharkan.

Bacaan dalam al-Qur’an yang bertanda Shafrun Mustadir harus dibaca pendek, baik
diwashalkan (terus) maupun diwakafkan (berhenti).

Contoh:

1 Al Kahfi: 23 ‫ش ٍئ‬ ٍ ‫ِّلش َ۫ا‬


َ ‫ئ ِّل‬

Demikianlah penjelasan tentang mad, Semoga bermanfaat

Anda mungkin juga menyukai