Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

TAHSINUL QUR'AN
“HUKUM HAMZAH WASOL DAN NUN WIQOYAH

DOSEN PENGAMPU:

EKO SISWONO,M.Pd

DISUSUN OLEH:

MUHAMMAD DZULFIKAR ALI (2041020074)

FANINA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG

JURUSAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

i
T.A.2021/2022

ii
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT Yang Telah Memberi
rahmat, serta karunia-nya kepada kami , sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah
ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya dengan materi tentang Hamzah Wasol dan
Nun Wiqoyah.
Makalah ini berisi tentang informasi pengertian, Diharapkan makalah ini dapat
memberikan informasi kepada kita semua.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karna itu kritik
dan saran darisemua pihak yang bersifat membangun Selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terimkasih kepada semua pihak yang telah
berperan, serta dalam penyusunan maklah ini dari awal sampai akhir semoga ALLAH
SWT senantiasa meridhai usaha kita aamiin.

Lampung , 31 Oktober 2021

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
KATA PENGANTAR.............................................................................................. ii
DAFTAR ISI............................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah................................................................................... 1
C. Tujuan Penulsian..................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Hamzah................................................................................. 2
B. Cara Pengucapan dan Bunyi Hamzah..................................................... 2
C. Pembagian Hamzah................................................................................. 3
D. Nun Wiqoyah.......................................................................................... 6
E. Letak dan Hukum Nun Wiqoyah............................................................ 6
F. Cara Membaca dan Contoh Nun Wiqoyah............................................. 6

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ............................................................................................. 8
B. Saran ....................................................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 9

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Melihat fenomena pada masyarakat saat ini,di mana masih banyak yang
belum bisa membaca Al-qur’an dengan baik dan benar,terkhusus pada ilmu tajwid
yang mengajarkan tata cara membaca Al-qur’an dengan baik dan benar.Selain itu
masyarakat hanya sekedar membaca tapi tidak mengetahui makna dan hukum bacaan
dalam Al-qur’an .Maka dari itu kami sebagai penyusun makalah ini akan membahas
tentang tahsin/tajwid Al-qur’an atau memperbaiki cara membaca Al-qur’an. Dalam
materi ini juga mengandung nilai yang sangat penting dalam tata cara pembacaan Al-
qur’an.
Oleh karena itu, kita sebagai pembaca al-Qur’an hendaknya mengetahui cara
membaca al-Qur’an dengan baik dan benar, dengan mempelajari ilmu Tajwid agar
kita dapat membaca Al-Qur’an dengan Tartil. Dan disini lebih memfokuskan untuk
membahas tentang Hamzah Wasol dan Nunwiqoyah, dimana hal tersebut sangat
penting untuk dibahas guna untuk mendapat bacaan sesuai kaidah ilmu tajwid.

B. Rumusan Masalah
1. Apa hamzah washal?
2. Cara pengucapan dan pelafalan hamzah ?
3. Pembagian Hamzah?
4. Pengertian NunWiqoyah?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui apa kaidah waqaf dan washal


2. Untuk mengetahui tanda-tanda baca waqaf dan washal
3. Untuk mengetahui apa itu saktah dan qath’u
4. Untuk mengetahui bagaimana cara praktik bacaan waqaf dan washal dalam Al-
qur’an

1
BAB II

PEMBAHASAN

A.    Pengertian Hamzah

      Hamzah adalah huruf hijaiyah yang tidak mempunyai bentuk sendiri dalam
tulisan Arab seperti halnya huruf-huruf hijaiyah lainnya: ba, sin, lam, dan
lainnya. Karena itu huruf hijaiyah hanya berjumlah 28 sebab tidak memasukkan
hamzah di dalamnya. Ra’sul ‘ain atau kepala „ain yang biasanya dilambangkan
dengan bentuk ‟ bukan bentuk asli hamzah. Tanda ini hanya dipergunakan untuk
menandai hamzah qath dan membedakannya dengan hamzah washal.

      Hamzah adalah huruf hijaiyah yang menerima vokal (harakat). Berbeda


dengan alif. Alif tidak menerima harakat dan selamanya menyandang sukun.
Hamzah terletak di awal, di tengah atau di akhir kalimat. Sedangkan alif hanya
berada di tengah dan di akhir kalimat. Alif hanya mempunyai satu bentuk, yaitu
bentuknya sendiri. Sedangkan hamzah karena dia tidak mempunyai bentuk
sendiri maka terkadang ditulis dalam bentuk alif, wawu, atau ya.

      Di tengah masyarakat, umumnya masih menganggap hamzah sama dengan


Alif, padahal keduanya memiliki perbedaan yang sangat signifikan dalam
berbagai aspek, baik aspek penulisan, fungsi, maupun bentuk. Perbedaannya
adalah :

a. Hamzah adalah huruf tertentu yang menerima harokat.


b. Alif adalah huruf tertentu yang tidak menerima harokat.[1]

B.   Cara Pengucapan dan Bunyi Hamzah


a. Cara Mengucapkan Huruf Hamzah
1) Usahakan dinding-dinding pharyng, apa itu? (rongga tenggorokan) bagian
bawah saling menghimpit sehingga suara dan nafas yang sedang keluar dapat
tertahan (jahr dan syiddah)
2) Posisi lidah bagian pangkal jangan sampai naik ke langit-langit (istifal).

2
3) Posisi lidah bagian ujung tidak melekat ke langit-langit. (Infitah)
4) Huruf ini termasuk kelompok Ishmat.

b.  Bunyi huruf hamzah


1) Huruf Hamzah dalam al Qur'an bila berbaris fathah sepadan dengan bunyi
huruf abjad (a),
2) Bila berbaris kasrah sepadan dengan bunyi abjad (i)
3) Namun bila huruf hamzah ini berharokat dhammah sepadan dengan huruf
abjad (u),[2]

C.  Pembagian Hamzah
a.  Hamzah Washal
Hamzah washal berarti hamzah yang sambung atau tembus, dalam arti hamzah
itu tidak dibaca ketika di tengah-tengah kalimat namun dibaca jika di awalnya.
Pengertian ini selanjutnya dirumuskan oleh ulama Qurra’ bahwa hamzah washal
adalah:

‫ت فِى َب ْد ِء ْال َكاَل ِم‬ َ ‫ِى َهمْ َزةُ اَّلتِى َت ْظ َه ُر فِى ال ُّن ْط ِق ا َِذ‬
ْ ‫اجا َء‬ َ ‫َهمْ َزةُ ْا َلوصْ ِل ه‬
ْ ‫َواَل َت ْظ َه ُر ا َِذاوُ صِ َل‬
‫ت ِب َما َق ْب َل َها‬
“Hamzah yang tampak diucapkan jika di awal kalimat, tetapi tembus (tidak
tampak) jika disambung dengan huruf lain”

Pada hamzah washal dalam Mushaf Utsmani tidak ditandai seperti hamzah
qatha’, tetapi cukup dengan huruf alif saja. Yang perlu diingat adalah bahwa
hamzah washal ini tidak seperti alif huruf mad, karena alif huruf mad selamanya
mati sedangkan hamzah washal tetap hidup, walaupun ketika disambung tidak
diucapkan.

Contoh :

3
No Tertulis Dibaca Tempat

1 ‫اِتَّبِعُوْ ا‬ ‫اِتَّبِعُوْ ا‬ Awal kalimat

2 ‫اِ ْهبِطُوْ ا‬ ‫اِ ْهبِطُوْ ا‬ Awal kalimat

3 ‫ِعي ْٰسى اب ُْن َمرْ يَ َم‬ ‫ِعي ْٰسى اب ُْن َمرْ يَ َم‬ Tengah kalimat

4 َ ‫بِ ْئ‬
‫س ا ِال ْس ُم‬ ‫اال ْس ُم‬
ِ ‫س‬ َ ‫بِ ْئ‬ Tengah kalimat

Hamzah washal adalah hamzah yang tetap (dibaca) pada  permulaan dan 


Gugur (tidak dibaca) ketika washal. Dalam kaidah ialah : alif yang
ditulis Pada awal kalimat,akan tetapi hamzah itu huruf tambahan dan bukan
 huruf asli.
Hamzah washal adalah hamzah tambahan yang harus dibaca pada awal 
kalimat 
dan tidak dibaca ditengah kalimat atau apabila sebelumnya terdapat huruf hid
up. Hamzah washal yang terdapat di dalam mushaf timur tengah adalah
 hamzah yang ditulis  dengan huruf alif di atas adalah kepalahuruf shad kecil.
[3]
Hamzah washal pada awal kalimat bisa dibaca dengan harakat fathah,kasrah,
dan dhammah disesuaikan dengan kaidah yang berlaku :
1.  Kaidah hamzah washal yang dibaca fathah
a.   Ketika hamzah washal berada pada istifham yang ma’rifatkan 
dengan alif lam (‫ال‬ )
Contoh:  ‫هلل رب العلمين الحمد‬
b. Apabila hamzah istifham (kata tanya ) masuk pada hamzah washal,
maka hamzah washal dibuang, sehingga yang ditulis dan yang dibaca
hanya hamzah istifham. Keadaan ini terjadi, agar supaya huruf mati

4
yang mengikutinya dapat diucapkan atau dibaca.Keadaan ini hanya
 terdapat pada tujuh tempat dalam Al-Quran.

c. Apabila hamzah istifham dan hamzah washal sama sama tetap
 ada pada satu kata. Keadaan ini boleh terjadi dengan syarat apabila
 huruf hamzah tersebut diikuti oleh huruf lam.
Huruf hamzah washal boleh dibaca dengan dua cara :
1. Tashil baina-baina yakni membaca hamzah washal dengan buny
i antara hamzah dan alif tanpa mad.
2. Mengganti hamzah washal dengan huruf mad yang
dibaca dalam ukuran panjang enam harakat.
Hamzah istifham dan hamzah washal sama sama tetap ada pada satu
 kalimat yang boleh dibaca dengan dua cara, di dalam Al Quran
hanya pada tiga kata saja yaitu :[4]
2.  Kaidah hamzah washal yang dibaca dengan harakat dhammah
b. Hamzah washal berada pada fi’il amar tsulasi (kata kerja perintah)
dan huruf ketiga dari fi’il amar tersebut berharakat dhammah.
contoh : ‫ادع‬
c. Apabila berada pada fi’il mabni majhul
Contoh : ]5[ .‫ا‬-‫ اسثحفظو ا ابتلي‬-‫ستهز ئ‬

3.  Kaidah hamzah washal yang dibaca dengan harakat kasrah.


a. Apabila hamzah washal berada pada fi’il  amar  tsulasi  khumasi atau s
udasi (kata kerja perintah) dan huruf ketiga dari fi’il  amar  tersebut be
rharakat fathah atau kasrah.
b. Apabila hamzah washal yang ada pada kata bendahanya berharakat
 kasrah saja.
Keadaan ini hanya terdapat pada tujuh kata benda nakirah. Tujuh kata
benda nakirah tersebut adalah :
c. Apabila hamzah terdapat pada fi’il khumasi  dan sudasi. Contoh hamz
ah washal yang terdapat pada fi’il madhi, fi’il amr dan mashdar 
dari fi’il khumasi:

5
]6 [‫افثر اء‬-‫ ابثغاء‬-‫ا قثر بث‬-‫ا نطلقو ا‬
Cara baca hamzah washal :
1. Hamzah washal yang ada pada Alif Lam / Al
ta’rif selamanya dibaca fathah.
2. Apabila huruf ke 3 berharakat (berbaris) dhammah,
maka hamzah washal dibaca dhammah.
3. Apabila huruf ke 3 berharakat (berbaris)
atau kasrah maka hamzah washal dibaca kasrah.[7]

D. Nun Wiqoyah (Nun Kecil Washal Iwadh)


Pengertian Nun Wiqoyah
Nun Wiqoyah merupakan nun kecil yang berada dibawah huruf hamzah washal,
yaitu nun yang dibaca kasroh ketika ada tanwin bertemu hamzah washal agar
bacaan tanwin tetap terjaga.

Nun Wiqoyah juga disebut dengan Nun Iwadh yaitu nun sebagai pengganti tanwin
dan disebut Nun Washal yaitu sebagai penyambung antara tanwin dengan huruf
sukun atau mati.

Penulisan tanda Nun Wiqoyah bertujuan untuk memudahkan para pembaca Al


Quran dalam melafalkan kalimat tersebut.

E. Letak dan Hukum Nun Wiqoyah


Tanda Nun Wiqoyah berada di 2 tempat, yaitu diantaranya:
1. Terletak diantara waqaf dengan permulaan ayat, hukumnya apabila washal maka
nun wiqoyah harus dibaca dan tidak dibaca ketika waqaf.

2. Terletak tidak pada waqaf dengan permulaan ayat, hukumnya wajib dibaca
washal.

F. Cara Membaca dan Contoh Nun Wiqoyah


Penulisan tanda Nun Wiqoyah pada Al Quran berbeda antara Mushaf Standar
Madinah dengan Mushaf Standar Indonesia, untuk lebih jelasnya berikut mimin
contohkan letak dan cara membaca Nun Wiqoyah dalam Al Quran.

6
Nun Wiqoyah di Awal Ayat
Berikut adalah beberapa contoh dan cara membaca nun wiqoyah yang berada di
waqaf dengan permulaan ayat.

Nun Wiqoyah di Pertengahan Ayat


Berikut adalah beberapa contoh dan cara membaca nun wiqoyah yang tidak berada di
antara waqaf dengan permulaan ayat.

Demikianlah pembahasan Hamzah wasol dan nun wiqoyah, nun washal, nun iwad atau
nun kecil.

7
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Tahsin atau tajwid adalah “mengeluarkan setiap huruf-huruf Al-Qur’an dari
tempat keluarnya dengan memberikan hak dan mustahaknya.” Atau dengan kata
lain menyempurnakan semua hal yang berkaitan dengan kesempurnaan
pengucapan huruf-huruf Al-Qur’an dari aspek sifat-sifatnya yang senantiasa
melekat padanya dan menyempurnakan pengucapan hukum hubungan antara satu
huruf dengan yang lainnya seperti idzhar, idgham, ikhfa dan sebagainya.
Hamzah adalah huruf hijaiyah yang tidak mempunyai bentuk sendiri dalam
tulisan Arab seperti halnya huruf-huruf hijaiyah lainnya: ba, sin, lam, dan lainnya.
Karena itu huruf hijaiyah hanya berjumlah 28 sebab tidak memasukkan hamzah di
dalamnya. Ra’sul ‘ain atau kepala „ain yang biasanya dilambangkan dengan
bentuk ‟ bukan bentuk asli hamzah. Tanda ini hanya dipergunakan untuk
menandai hamzah qath dan membedakannya dengan hamzah washal. Hamzah
washal berarti hamzah yang sambung atau tembus, dalam arti hamzah itu tidak
dibaca ketika di tengah-tengah kalimat namun dibaca jika di awalnya.

Nun Wiqoyah merupakan nun kecil yang berada dibawah huruf hamzah
washal, yaitu nun yang dibaca kasroh ketika ada tanwin bertemu hamzah washal
agar bacaan tanwin tetap terjaga.

B. Saran

Dari penulis sampaikan dalam makalah ini tidak dapat di pungkiri terdapat
kesalahan penulisan serta susunan makalah ini,maka dari itu kami berharap saran
atas tulisan ini agar dapat kami perbaiki di lain waktu.

8
DAFTAR PUSTAKA

https://tajwid.web.id/pengertian-dan-contoh-hamzah-qatha-dan-hamzah-washal/

https://www.lafalquran.com/nun-wiqoyah/

https://www.imamrambe.eu.org/2018/12/makalah-tahsinul-quran-tentang-jenis.html

Anda mungkin juga menyukai