Anda di halaman 1dari 7

Hukum Mad

Oleh: Muthi Meina Fadhilah1


(Mahasiswa Program Sarjana Jurusan Farmasi Fakultas MIFA Universitas Al-Ghifari Bandung)
E-Mail : meinamuthi@gmail.com

Abstrak
Al-qur’an merupakan kitab bagi umat islam yang wajib dibaca, dipahami, dan diaplikasikan di
kehidupan sehari – hari, karena al-qur’an merupakan pedoman hidup bagi umat islam. Dalam
membaca al-qur’an diperlukan ilmu tajwid agar dapat membaca al-qur’an dengan baik dan benar
sehingga sempurna maknanya. Pengucapan yang salah dalam membaca al-qur’an dapat mengubah
arti dan makna yang terkandung didalamnya. Hukum menerapkan tajwid ketika membaca al-qur’an
bagi suatu kelompok adalah fardu kifayah, namun bagi individu adalah fardhu’ain. Hukum mad
adalah salah satu tajwid sering ditemui dalam membaca al-qur’an. Hukum mad adalah
menambahkan atau memanjangkan suara sehingga dalam pelafalannya jumalah harakatnya
ditambah dari pelafalan biasa. Hukum mad dibagi menjadi 2 yaitu mad thabi’i dan mad far’i.
Keyword : Al-qur’an, Ilmu Tajwid, Hukum Mad

A. Pendahuluan
Al-qur’an merupakan pedoman dan landasan bagi kaum muslimin dalam menjalani
kehidupan, karena didalamnya terdapat berbagai aturan, baik yang berhubungan dengan aturan
duniawi maupun ukhrawi. Pemahaman terhadap al-qur’an wajib dilakukan oleh seluruh umat yang
mengimaninya, terlebih sejak dini agar lebih membekas dan mengena. Membaca al-qur’an bukan
soal bisa membacanya saja, tetapi perlu ilmu tajwid dalam pengaplikasiannya. Hukum menerapkan
tajwid ketika membaca al-qur’an bagi suatu kelompok adalah fardu kifayah, namun bagi individu
adalah fardhu’ain (Abdurahman, 2012). 2 Pengucapan yang salah dapat mengubah arti yang
terkandung di dalamnya (Abdurahman, 2012). Salah satu contoh tajwid yang sering ditemui saat
membaca Al-qur’an adalah hukum mad (pelafalan dalam memanjangkan suara). Oleh karena itu,
penulis tertarik untuk membahas hukum mad dalam cara membaca Al-qur’an berdasarkan dengan
ilmu tajwid yang berlaku.

B. Tinjauan Pustaka
1. Pengertian ilmu tajwid
Kata “Tajwid” berasal dari bahasa Arab “jawwada-yujawwidu – tajwid” yang berarti
“membaguskan”. Sedangkan menurut ilmu tajwid, tajwid adalah membaguskan bacaan huruf
– huruf/ kalimat – kalimat Al-qur’an satu persatu dengan terang, teratur, perlahan dan tidak
terburu – buru sesuai dengan kaidah – kaidah ilmu tajwid.
Ilmu Tajwid adalah ilmu yang mempelajari cara membaca Al-qur’an dengan baik dan
benar, sehingga sempurna maknanya (El-Mahfani, 2014). 3

1
Mahasiswa Program Sarjana Jurusan Farmasi Fakultas MIFA Universitas Al-Ghifari Bandung.
2
Abdurahman, Ahmad Juaeni & Shihabuddin. 2012. Cepat & Mudah Belajar Membaca Al-qur’an dengan Benar.
Puspa Swara (e-book). Hlm 1.
3
El-Mahfani, Khalillurrahman. 2014. Belajar Cepat Ilmu Tajwid: Mudah & Praktis.Wahyu Qolbu (e-book). Hlm
1.
Ilmu tajwid terbagi kedalam dua aspek teori dan praktik. Aspek teoritis ilmu Tajwid
adalah mengetahui serangkaian kaidah dan acuan yang telah dirumuskan oleh para ulama ilmu
tajwid, seperti makharijul huruf, shifat huruf, hukum mad, waqaf, ibtida dan lain- lain.
Sedangkan aspek praktisnya adalah membaca setiap huruf dalam al-qur’an dengan tepat,
membaca kalimat demi kalimatnya dengan sempurna dan memperindah bunyi setiap lafalnya
(Al-Qudhat,2015).4

2. Hukum mempelajari ilmu tajwid


Mempelajari ilmu tajwid hukumnya adalah Fardhu Kifayah, akan tetapi mempergunakan
ilmu tajwid dalam membaca Al-qur’an adalah Fardhu’Ain. Al-qur’an merupakan pedoman
hidup umat Islam, mempelajarinya merupakan kewajiban yang tidak ditawar-tawar lagi.
Demikian pula dengan membacanya, membaca Al-qur’an tidak sama dengan membaca teks
Arab pada umunya, namun ada kaidah dan aturan tersendiri. Kaidah dan aturan membaca Al-
qur’an dipelajari dalam ilmu tajwid (El-Mahfani, 2014). Bagi suatu kelompok hukum tajwid
adalah fardu kifayah, namun bagi individu menerapkan tajwid ketika membaca Al-qur’an
adalah fardhu’ain (Abdurahman, 2012). 5
Allah SWT berfirman,

“…….…, dan bacalah Al-qur’an itu dengan perlahan – lahan.”


(Q.S. al – Muzzammil : 4)
Yang dimaksud tartil disini adalah membaca al-qur’an secara tidak terburu – buru,
tenang, perlahan dan disertai perenungan, dengan menjaga kaidah – kaidah ilmu tajwid, baik
berupa Mad (memanjangkan), izhar (menampakkan bacaan secara jelas), dan lain sebagainya
(Wahidi, Tanpa Tahun).6
3. Tujuan Tajwid
Tujuan tajwid adalah menjaga lisan agar tidak salah ketika membaca Al-qur’an.
Pengucapan yang salah dapat mengubah arti yang terkandung di dalamnya (Abdurahman,
2012).

C. Pembahasan
Hukum Mad secara bahasa, mad adalah ziyadah yang mempunyai arti tambahan. Sedangkan
menurut istilah adalah memanjangkan suara, ketika membaca salah satu huruf mad atau huruf layin
(Nizhan, 2008). 7

Huruf mad adalah sebagai berikut:


4
Al-
- Alif (‫ )ﺍ‬setelah huruf berharkat fathah ‫ﹷ‬ Qudhat,
Muhammad
- Ya (‫ )ﻱ‬sukun setelah berharakat kasrah ‫ﹻ‬ Isham Muflih.
2015. Panduan
- Wau (‫ )ﻭ‬sukun setelah huruf berharkat dhomah ‫ﹹ‬ Lengkap Ilmu
Tajwid untuk
Huruf layin adalah sebagai berikut:

- Wau (‫ )ﻭ‬setelah huruf berharkat fathah ‫ﹷ‬


- Ya (‫ )ﻱ‬setelah huruf berharhat fathah ‫ﹷ‬

Hukum mad terbagi menjadi dua bagian. Pertama, mad thabi’i / Ashli. Kedua, mad far’i.

1. Mad Thabi’i atau Mad Asli


Mad thabi’i adalah huruf mad tidak berhadapan dengan hamzah (‫ )ﺀ‬atau sukun (‫)ﹿ‬. Hukumnya
wajib dibaca panjang dua harkat.
Contoh :

Mulhaq mad thabi’i terbagi menjadi empat hukum.

a. Mad Silah Qashirah/ Mad Silah Sugra


Setiap ha dhomir yang berada antara dua huruf yang berharkat dan berhadapan
dengan huruf selain hamzah, harus dipanjangkan dua harkat. Biasanya madini
dilambangkan dengan fathah tegak, kasrah tegak atau domah terbalik pada ha dhomir.
Ada juga yang membubuhi wau atau ya kecil yang diletakkan setelah ha dhomir

Contoh:

b. Mad Iwad
Huruf berharakat fathain yang diwaqafkan. Syarat mad ini adalah dibaca panjang
dua harkat jika diwaqafkan. Namun jika, diwashalkan tidak termasuk hukum mad.
Contoh:
c. Mad Tamkin
7
Nizhan, Abu. 2008. Buku Pintar
Bertemunya Al-qur’an.
dua huruf Qultum satu
ya dalam Mediakalimat,
(e-book). huruf
Jakarta.ya
Hlm 18-21.
pertama berharkat kasrah dan
bertasydid. Sedangkan huruf kedua berharkat sukun. Jika hal ini terjadi harus dibaca
panjang dua harkat.
Contoh:

d. Mad Alifat
Huruf alif yang berada pada huruf – huruf ha (‫)ﺡ‬, ya (‫)ﻱ‬, tha (‫)ﻂ‬, ha (‫)ﻩ‬, ra (‫)ﺭ‬, atau
biasa digabungkan menjadi dipermulaan surat. Hukumnya wajib dibaca panjang dua
harakat.
Contoh:

2. Mad Far’i
Mad far’I adalah mad yang lebih panjang membacanya dari pada mad thabi’i dikarenakan oleh
dua sebab yaitu disebabkan hamzah dan disebabkan sukun.
- Disebabkan hamzah
a. Mad wajib muttasil
Jika huruf mad bertemu dengan hamzah dalam satu kalimat, wajib dibaca panjang
empat harakat dan lima atau enam harkat jika diwaqafkan.
Contoh:

b. Mad Jaiz Munfasil


Jika huruf mad bertemu dengan hamzah dalam dua kalimat. Hukumnya boleh dibaca
panjang dengan dua, empat, atau enam harkat.
Contoh:

c. Mad Badal
Menggantikan hamzah sukun yang kedua dengan huruf mad, disebabkan
menyesuaikan dengan hamzah yang berharakat sebelumnya. Jika hamzah sebelumnya

7
Nizhan, Abu. 2008. Buku Pintar Al-qur’an. Qultum Media (e-book). Jakarta. Hlm 18-21.
berharkat fathah, hamzah sukun tersebut diganti dengan huruf alif (‫ )ﺍ‬contoh: ‫ﺍﺀﺍﻣﻨﻮ‬
asalnya‫ ﺃﺃﻣﻨﻮﺍ‬. Jika hamzah sebelumnya berharkat kasrah, hamzah sukun tersebut diganti
dengan huruf ya (‫)ﻱ‬. Contoh: ‫ ﺇﻳﻣﺎﻨﺎ‬asalnya ‫ﺌﻣﺎﻨﺎﺇ‬. Jika hamzah sebelumnya berharkat
dhamah hamzah sukun tersebut diganti dengan huruf wau (‫)ﻮ‬. Contoh: ‫ ﺃﻮﺗﻮﺍ‬asalnya ‫ﺃﺆﺗﻮﺍ‬.
Hukumnya wajib dibaca panjang dua harakat.
d. Mad Silah Thawilah/ Mad Silah Kubra
Setiap ha dhomir yang berada diantara dua huruf yang berharakat dan berhadapan
dengan hamzah. Hukumnya boleh dibaca panjang dengan dua, empat, atau enam harakat.
Contoh:

- Disebabkan Sukun
a. Mad Aridh Lis-Sukun
Jika huruf mad bertemu dengan huruf yang disukun karena diwaqafkan, hukumnya
boleh dibaca panjang dengan dua, empat, atau enam harakat. Jika diwasholkan,
hukumnya kembali kepada mad thabi’i.
Contoh:

b. Mad Lin
Jika ya mati dan wau mati sebelumnya ada huruf berharakat fathah, kemudian dibaca
waqaf, hukumnya boleh dibaca panjang dengan dua, empat, atau enam harkat.
Contoh:

c. Mad Lazim Harfi Musyaba


Jika salah satu huruf pembuka awal surat atas huruf – huruf yang tergabung dalam

harus dibaca panjang enam harakat.


Contoh:

d. Mad Lazim Mutsaqal Kalimi


Jika mad thabi’i bertemu dengan huruf yang bertasydid dalam satu kalimat,
hukumnya wajib dibaca panjang enam harakat.
Contoh:
7
Nizhan, Abu. 2008. Buku Pintar Al-qur’an. Qultum Media (e-book). Jakarta. Hlm 18-21.

e. Mad Lazim Mukhafaf Kalimi


Jika mad thabi’i bertemu dengan huruf mati dalam satu kalimat, hukumnya wajib
dibaca panjang enam harakat. Mad ini hanya terdapat dua tempat dalam Al-qur’an yaitu
pada surat Yunus, lapadz: ‫ﺀﺍﻷﻥ‬
f. Mad Farq
Mad ini serupa dengan mad lazim mutsaqal kalimi, namun mad farq hanya sebagai
pembeda antara istifham (pertanyaan) dan khabar. Jika tidak dibaca mad, akan banyak
yang menyangka bahwa kalimat ini khabar bukan istifham (pertanyaan). Oleh karena itu,
mad ini disebut mad farq (pembeda). Mad ini hanya terdapat pada empat dalam Al-qur’an
yaitu dua tempat pada (Q.S. Al-An’am (6):143 dan 144) dengan lapadz: ‫( ﻗﻞﺀﺍﻠﻨﹷ ﮐﺮﻳﻦ‬Q.S
Yunus (10): 59 dengan lapadz: ‫ ﻗﻞﺀﷲﺃﺬﻦﻠﮑﻢ‬dan (Q.S An-Naml (27):59) dengan lapadz:
‫ﺃﻣﺎﻳﺷﺮﮐﻮﻦﺧﻴﺮﺀﷲ‬

D. Simpulan
Dari pemaparan diatas, dapat disimpulkan bahwa hukum mad adalah memanjangkan suara
ketika membaca salah satu huruf mad. Hukum mad dibagi menjadi 2 yaitu mad thabi’i dan far’i.
7
Nizhan, Abu. 2008. Buku Pintar Al-qur’an. Qultum Media (e-book). Jakarta. Hlm 18-21.
Daftar Pustaka

7
Nizhan,
Abdurahman,
Abu. 2008. Ahmad Juaeni & Shihabuddin. 2012. Cepat & Mudah Belajar Membaca Al-qur’an
dengan Benar. Puspa Swara (e-book). Hlm 1.
Al-Qudhat, Muhammad Isham Muflih. 2015. Panduan Lengkap Ilmu Tajwid untuk Segala
Tingkatan.Turos Pustaka. Jakarta Selatan. Hlm 12.
El-Mahfani, Khalillurrahman. 2014. Belajar Cepat Ilmu Tajwid: Mudah & Praktis.WahyuQolbu
(e-book). Hlm 1
Nizhan, Abu. 2008. Buku Pintar Al-qur’an. QultumMedia (e-book). Jakarta. Hlm 18-21.
Wahidi, Ridhol. Tanpa tahun. Cara Praktis Belajar Tajwid. Indragiri TM (e-book). Hlm 2.

Anda mungkin juga menyukai