Dosen Pengampu:
Muhammad Al Kabir, S.Pd.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................
DAFTAR ISI.............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................
A. Latar Belakang............................................................................................
B. Rumusan Masalah.......................................................................................
C. Tujuan Penulisan.........................................................................................
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................
A. Pengertian Fi’il dan Pembagian Fi’il (Madhi, Mudhori’ dan Amar)..........
B. Dhomir (Kata Ganti)...................................................................................
BAB III PENUTUP...................................................................................................
A. Kesimpulan.................................................................................................
B. Saran...........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagai umat islam ,kita di tuntut untuk bisa mengkaji dan mempelajari
al-quran dan sunah. Sebagai dua sumber utama ajaran agama islam yang harus
kita pegang teguh.
Tentunya, kita tidak mungkim memahami kedua sumber itu kecuali
setelah kita mengetahui kaidah-kaidah bahasa arab.khususnya ilmu nahwu dan
ilmu sarraf.karena ke dua nya merupakan kunci dalam mempelajari al-quran
dan sunah .
Dan pada kesempatan ini ,kami akan sedikit membahas tentang
beberapa kaidah yang ada di dalam kaidah bahasa arab,yaitu dhomir mu’rob
dan maknanya fi’il.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian fi’il madhi,fi’il mudhari’,fi’il amar?..
2. Hukumnya fi’il madhi?..
3. Hukumnya fi’il mudhari’?..
4. Hukumnya fi”il amar?..
5. Dhomir muttasil dan munfasil?..
6. Bariz dan mustatar?..
C. Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui tentang pengertian fi”il madhi,mudhari’dan amar
beserta contohnya sehingga kita dapat memperdalam ilamu alat ,dan
mempemudah membaca kitab.
Dan untuk mengetahui tentang dhomir yang mu’rob.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
Ta’nits Sakinah ت
Ta’ nits sakinah Adalah Ta’ mati (sukun) yang salah satu
kegunaannya adalah sebagai penanda bahwa pelaku pekerjaan adalah
seorang perempuan. Hukum fiil madhi adalah dengan dhomir هي,هما,هو
Hukum asal fiil mudhari’ adalah mabni [tetap] atas marfu kecuali ada
suatu hal yang menyebabkan iya berubah.
Fi’il Mudhori’ sendiri selamanya dibaca Rafa’ (Asalkan tidak bertemu
dengan salah satu dari Amil Jawazim maupun Nawashib).
3. Pengertian Fi’il Amar
Fi’il Amar adalah kalimah yang menunjukkan arti perintah, dengan
disertai zaman Istiqbal (Akan dikerjakan). Jadi tidak mungkin sebuah
perintah menggunakan zaman Hal (Sedang dikerjakan) apalagi
menggunakan zaman Madi [sudah lampau].
Apabila pelaku pekerjaan (Fa’il) perempuan, maka kita harus
menambah () يYa’ Muannats di akhir lafadz Fi’il Amar.
3
Contoh fiil amar: افعل,افتح,[ اضربpukullah, bukalah, lakukanlah]
4
Ketentuan Fi’il
1. Ketentuan fiil madhi
Fi’il Madhi selamanya dibaca fathah, jadi tidak mungkin ada Fi’il
Madhi yang dibaca kasroh apalagi dhomah.
2. Ketentuan fiil mudhari’
Fi’il Mudhori’ sendiri selamanya dibaca Rafa’ (Asalkan tidak bertemu
dengan salah satu dari Amil Jawazim maupun Nawashib).
3. Ketentuan Fi’il Amar
Fi’il Amar selamanya dibaca Jazem. Adapun alamat jazem terbagi
menjadi dua : Yang pertama adalah Sukun.
Yang kedua adalah Hadzfu Harfi ‘Ilat (Membuang huruf ilat).
5
Adapun dhomir munfasil antara lain:
Dhomir munfasil marfu’:
انا انت انت هي هو
نحن انتما انتما هما هما
انتن انتم هن هم
b. Dhomir Muttashil []الضميرالمتصل
Dhomir muttashil [bersambung] adalah kata ganti yang bersambung
dengan isim, fiil, dan huruf. Karena dhomir muttasil adalah kata ganti
yang bersambung dengan kalimat isim dan fiil maka dhamir muttashil
bisa mendapatkan perubahan harokat atau i’rob, sehingga dhomir
muttashil dibagi menjadi tiga yaitu dhomir muttashil rofa’, dhomir
muttashil nasob dan dhomir muttashil khofad atau jar.
6
Perbedaan dhomir bariz dan mustatir : Dhomir mustatir tidak terlihat di
dalam tulisan, tapi kata ganti trsebut tersimpan di dalam nya.
Contohnya:
a. dhomir bariz : [ انت قائمkamu berdiri], isim dhomirnya terlihat jelas
disitu, yaitu dhamir anta.
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Bahwa Dari materi di atas dapat di simpulkan fiil di bagi jadi 3:
a. Fiil Madhi adalah setiap kata kerja yang menunjukkan pekerjaan yang
telah terjadi di masa lampau.
b. Fiil Mudhari’ adalah setiap kata kerja yang menunjukkan pekejaan
yang sedang atau akan datang.
c. Fiil Amar [perintah] adalah kata kerja perintahyang berisi pekerjaan
yang di kehendaki oleh mutakallim [pembicara] sebagai orang orang
yang memerintah kan agar di lakukan oleh mukhattab [lawan bicara].
2. Hukum Fiil Madhi
Fi’il Madhi selamanya dibaca fathah, jadi tidak mungkin ada Fi’il
Madhi yang dibaca kasroh apalagi dhomah.
3. Hukum Fiil Mudhari’
Fi’il Mudhori’ sendiri selamanya dibaca Rafa’ (Asalkan tidak bertemu
dengan salah satu dari Amil Jawazim maupun Nawashib).
4. Hukum Fi’il Amar
Fi’il Amar selamanya dibaca Jazem. Adapun alamat jazem terbagi menjadi
dua :
Yang pertama adalah Sukun.
Yang kedua adalah Hadzfu Harfi ‘Ilat (Membuang huruf ilat).
5. Dhomir Muttasil dan Munfasil
a. Dhomir munfasil
Dhomir munfasil [terpisah] adalah dhomir yang penulisannya dipisah
dari isimnya sebab dhomir munfasil ialah dhomir yang berdiri sendiri.
b. Dhomir muttashil
Dhomir muttashil [bersambung] adalah kata ganti yang bersambung
dengan isim, fiil, dan huruf. Karena dhomir muttasil adalah kata ganti
yang bersambung dengan kalimat isim dan fiil maka dhamir muttashil
bisa mendapatkan perubahan harokat atau i’rob, sehingga dhomir
8
muttashil dibagi menjadi tiga yaitu dhomir muttashil rofa’, dhomir
muttashil nasob dan dhomir muttashil khofad atau jar.
6. Bariz dan Mustatar
a. Dhomir bariz [jelas atau nampak] adalah dhomir yang terlihat jelas di
dalam tulisannya sehingga dapat dengan mudah kita lihat dengan jelas.
b. Dhomir mustatar yaitu dhomir yang tidak mungkin tampak dalam
lafadz akan tetapi bisa di perkirakan apa yang di maksud.
B. Saran
Alhamdulillahirabbil’aalamiin, sebagai manusia yang hidup di dunia
ini, hendaklah kita selalu mempunyai angan untuk selalu haus akan ilmu
pengetahuan, dari ilmu kita bisa melakukan hidup ini dengan sebaik- baiknya.
Adapun dengan selesainya penulisan makalah ini, semoga bisa bermanfaat
untuk pembelajaran bahasa Arab nantinya. Aamiin.
Mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini,
tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya
pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya
dengan judul makalah ini. Penulis banyak berharap para pembaca sudi
memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi menjadi
lebih baiknya makalah ini dan penulisan makalah di kesempatan – kesempatan
berikutnya.
9
DAFTAR PUSTAKA
Mukhtarot – Ringkasan kaidah kaidah bahasa arab; Ustadz Aunur Rofiq bin
Ghufron. Penerbit Al Furqon. Gersik.
Zakaria Ahmad. 2004. Ilmu Nahwu Praktis, al- kalimah, Ibnu Azka press.
Tarogong, Garut.
Zakaria Aceng, 2004, “Ilmu Nahwu Praktis Sistem Belajar 40 Jam”. Garut : ibn
azka.
10