Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

DHOMIR MU’ROB DAN MAKNANYA FI’IL

Dosen Pengampu:
Muhammad Al Kabir, S.Pd.

Disusun Oleh: Kelompok 5

Novita Ramdani (7157)


Qurrotu Aini R. (7168)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH
UNIVERSITAS ISLAM ZAINUL HASAN
GENGGONG KRAKSAAN PROBOLINGGO
2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.


Dengan menyebut asma Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Segala Puji bagi Allah yang telah memberikan taufik dan hidayahnya.
Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada suri teladan kita,
Nabi Muhammad SAW, keluarga dan para sahabatnya yang membawa kebenaran
bagi kita semua.
Tidak lupa juga kami ucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing
yakni bapak Muhammad Al Kabir, S.Pd. yang telah membimbing serta
mengajarkan kami, dan mendukung kami sehingga terselesaikan makalah yang
berjudul “DHOMIR MU’ROB DAN MAKNANYA FI’IL” dan juga terima
kasih yang sebesar-besarnya kami ucapkan kepada semua pihak yang telah
membantu kami sehingga terselesaikan makalah ini.
Ucapan terima kasih tak lupa kami ucapkan, sebagai wujud rasa syukur
dengan tersusunnya makalah ini kepada semua pihak yang telah berpartisipasi
selama penyusunan makalah ini, yang telah dengan tulus ikhlas membantu baik
secara moril maupun materiil, terutama kepada Dosen Pembina dan teman-teman
sekalian.

Kraksaan, 30 Maret 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................
DAFTAR ISI.............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................
A. Latar Belakang............................................................................................
B. Rumusan Masalah.......................................................................................
C. Tujuan Penulisan.........................................................................................
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................
A. Pengertian Fi’il dan Pembagian Fi’il (Madhi, Mudhori’ dan Amar)..........
B. Dhomir (Kata Ganti)...................................................................................
BAB III PENUTUP...................................................................................................
A. Kesimpulan.................................................................................................
B. Saran...........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sebagai umat islam ,kita di tuntut untuk bisa mengkaji dan mempelajari
al-quran dan sunah. Sebagai dua sumber utama ajaran agama islam yang harus
kita pegang teguh.
Tentunya, kita tidak mungkim memahami kedua sumber itu kecuali
setelah kita mengetahui kaidah-kaidah bahasa arab.khususnya ilmu nahwu dan
ilmu sarraf.karena ke dua nya merupakan kunci dalam mempelajari al-quran
dan sunah .
Dan pada kesempatan ini ,kami akan sedikit membahas tentang
beberapa kaidah yang ada di dalam kaidah bahasa arab,yaitu dhomir mu’rob
dan maknanya fi’il.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian fi’il madhi,fi’il mudhari’,fi’il amar?..
2. Hukumnya fi’il madhi?..
3. Hukumnya fi’il mudhari’?..
4. Hukumnya fi”il amar?..
5. Dhomir muttasil dan munfasil?..
6. Bariz dan mustatar?..

C. Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui tentang pengertian fi”il madhi,mudhari’dan amar
beserta contohnya sehingga kita dapat memperdalam ilamu alat ,dan
mempemudah membaca kitab.
Dan untuk mengetahui tentang dhomir yang mu’rob.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Fi’il dan Pembagian Fi’il (Madhi, Mudhori’ dan Amar)


Pengertian Fi’il_Fi’il adalah kalimah atau kata yang menunjukkan arti
pekerjaan dan disertai dengan salah satu tiga zaman (waktu) yaitu Hal , Madhi
dan Istiqbal. Zaman Hal adalah zaman yang menunjukkan arti pekerjaan yang
sedang dikerjakan. Sedangkan zaman Istiqbal adalah zaman yang menunjukkan
arti pekerjaan yang akan dikerjakan. Dan Zaman Madhi adalah zaman yang
menunjukkan arti pekerjaan yang telah atau sudah dikerjakan
Dari pengertian Fi’il diatas bisa kita simpulkan bahwa Fi’il adalah kalimah
(kata) yang memiliki arti dengan sendirinya dengan disertai tiga zaman yang
berbeda, yaitu Hal, Madhi dan Istiqbal. Dari ketiga zaman itulah yang nantinya
akan memunculkan istilah macam-macam Fi’il yaitu : Fi’il Madhi, Fi’il Mudhori’
dan Fi’il Amar.
1. Pengertian Fi’il Madhi
Fi’il Madhi adalah kalimah atau kata yang menunjukkan arti
dengan sendirinya dengan disertai zaman Madhi (zaman yang sudah
lampau). Contoh : ‫( ضرب‬sudah memukul).
Dari contoh di atas, ‫ ضرب‬Adalah Fi’il Madhi atau pekerjaan yang
suda lampau. Jika ada Fi’il (pekerjaan) pasti ada Fa’il (pelaku),
maksudnya adalah jika ada pekerjaan pasti ada pelaku yang mengerjakan.
Contoh :‫ضرب زيدعمر‬. (Zaid sudah memukul Amr). Dari contoh tersebut
lafad ‫رب‬DD‫ ض‬kedudukannya adalah Fi’il Madhi (pekerjaan yang sudah

lampau) ‫ زيد‬Kedudukannya sebagai fail [ pelaku] sedangkan ‫ عمر‬sebagai


maf'ul [ sasran atau objek].
Jika Fa’il atau pelaku seorang perempuan, maka di akhir lafadz
Fi’il harus ditambahi dengan Ta’

2
Ta’nits Sakinah ‫ت‬
Ta’ nits sakinah Adalah Ta’ mati (sukun) yang salah satu
kegunaannya adalah sebagai penanda bahwa pelaku pekerjaan adalah
seorang perempuan. Hukum fiil madhi adalah dengan dhomir ‫هي‬,‫هما‬,‫هو‬

hukumnya mabni fathah,sedangkan fiil madhi dengan dhomir ‫ هم‬hukumya


mabni dengan dhommah.
2. Pengertian Fi’il Mudhori'
Fi’il Mudhori’ adalah kalimah atau kata yang menunjukkan arti
dengan sendirinya, dengan disertai salah satu dari dua zaman, yaitu Hal
(sedang dikerjakan) atau Istiqbal (akan dikerjakan). Jadi, Fi’il ini berfungsi
untuk dua jenis kala waktu, akan dikerjakan atau sedang dikerjakan.
Kedua zaman tersebut juga tidak memiliki pebedaan dalam
tulisannya.tanda tanda fiil mudhari’ yaitu di awali dengan huruf
mudhro’ah yaitu hamzah, nun, ya’, ta’. Seperti contoh ‫ [ اكتب‬saya sedang
menulis ]. arti dari huruf mudhoro’ah:
Alif : Saya
Nun : Kita
Ya’ : Dia laki-laki/perempuan Ghoib (tidak ada)
Ta’ : Dia laki-laki/perempuan Hadir [ada]

Hukum asal fiil mudhari’ adalah mabni [tetap] atas marfu kecuali ada
suatu hal yang menyebabkan iya berubah.
Fi’il Mudhori’ sendiri selamanya dibaca Rafa’ (Asalkan tidak bertemu
dengan salah satu dari Amil Jawazim maupun Nawashib).
3. Pengertian Fi’il Amar
Fi’il Amar adalah kalimah yang menunjukkan arti perintah, dengan
disertai zaman Istiqbal (Akan dikerjakan). Jadi tidak mungkin sebuah
perintah menggunakan zaman Hal (Sedang dikerjakan) apalagi
menggunakan zaman Madi [sudah lampau].
Apabila pelaku pekerjaan (Fa’il) perempuan, maka kita harus
menambah (‫) ي‬Ya’ Muannats di akhir lafadz Fi’il Amar.
3
Contoh fiil amar: ‫افعل‬,‫افتح‬,‫[ اضرب‬pukullah, bukalah, lakukanlah]

4
Ketentuan Fi’il
1. Ketentuan fiil madhi
Fi’il Madhi selamanya dibaca fathah, jadi tidak mungkin ada Fi’il
Madhi yang dibaca kasroh apalagi dhomah.
2. Ketentuan fiil mudhari’
Fi’il Mudhori’ sendiri selamanya dibaca Rafa’ (Asalkan tidak bertemu
dengan salah satu dari Amil Jawazim maupun Nawashib).
3. Ketentuan Fi’il Amar
Fi’il Amar selamanya dibaca Jazem. Adapun alamat jazem terbagi
menjadi dua : Yang pertama adalah Sukun.
Yang kedua adalah Hadzfu Harfi ‘Ilat (Membuang huruf ilat).

B. Dhomir (Kata Ganti)


1. Macam Macam Dhomir
Dhomir itu bahasa Indonesia nya ‘kata ganti’. Seperti ‘aku’,
‘kamu’, ‘kita’ dan ‘dia’. Dhomir dalam bahasa arab ada 14. Sedangkan
dalam bahasa inggris dan bahasa Indonesia jumlah kata ganti hanya 7.
Dhomir adalah Isim Mabni, yaitu Isim yang tidak berubah harokat
akhirnya baik dalam keadaan rofa, nashob maupun jarr sehingga kalau di
i’rob nanti begini: “Fii mahalli rof’in/jarrin/nashbin” [menempati
kedudukan rofa’/ jarr/ nashob]. Hanya menempati kedudukan, tapi
harokat tidak berubah.
Dhomir itu ada dua [2]:
a. Dhomir Munfasil [‫]الضميرالمنفصل‬
Dhomir munfasil [terpisah] adalah dhomir yang penulisannya dipisah
dari isimnya sebab dhomir munfasil ialah dhomir yang berdiri
sendiri.contoh:
‫هوطالب‬ : dia [laki laki] seorang pelajar.
‫انت ننشيط‬ : Kamu [laki laki] rajin.
‫هي مدرسة‬ : Dia [perempuan] seorang guru [wanita].

5
Adapun dhomir munfasil antara lain:
Dhomir munfasil marfu’:
‫انا‬ ‫انت‬ ‫انت‬ ‫هي‬ ‫هو‬
‫نحن‬ ‫انتما‬ ‫انتما‬ ‫هما‬ ‫هما‬
‫انتن‬ ‫انتم‬ ‫هن‬ ‫هم‬
b. Dhomir Muttashil [‫]الضميرالمتصل‬
Dhomir muttashil [bersambung] adalah kata ganti yang bersambung
dengan isim, fiil, dan huruf. Karena dhomir muttasil adalah kata ganti
yang bersambung dengan kalimat isim dan fiil maka dhamir muttashil
bisa mendapatkan perubahan harokat atau i’rob, sehingga dhomir
muttashil dibagi menjadi tiga yaitu dhomir muttashil rofa’, dhomir
muttashil nasob dan dhomir muttashil khofad atau jar.

Adapun pembagian dhomir itu terbagi menjadi 2 yaitu:


a. Dhomir bariz [jelas atau nampak] adalah dhomir yang terlihat jelas di
dalam tulisannya sehingga dapat dengan mudah kita lihat dengan jelas.
b. Dhomir mustatir yaitu dhomir yang tidak mungkin tampak dalam
lafadz akan tetapi bisa di perkirakan apa yang di maksud.

6
Perbedaan dhomir bariz dan mustatir : Dhomir mustatir tidak terlihat di
dalam tulisan, tapi kata ganti trsebut tersimpan di dalam nya.
Contohnya:
a. dhomir bariz : ‫[ انت قائم‬kamu berdiri], isim dhomirnya terlihat jelas
disitu, yaitu dhamir anta.

b. dhomir mustatir : ‫ اقم‬yang artinya berdirila [kamu], disitu sebenarnya


ada dhomir yang tersimpan, yaitu dhomir anta, sehingga jika di tulis

lengkap adalah ‫ قم انت‬inilah yang dinamakan dengan dhomir mustatir.

7
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Bahwa Dari materi di atas dapat di simpulkan fiil di bagi jadi 3:
a. Fiil Madhi adalah setiap kata kerja yang menunjukkan pekerjaan yang
telah terjadi di masa lampau.
b. Fiil Mudhari’ adalah setiap kata kerja yang menunjukkan pekejaan
yang sedang atau akan datang.
c. Fiil Amar [perintah] adalah kata kerja perintahyang berisi pekerjaan
yang di kehendaki oleh mutakallim [pembicara] sebagai orang orang
yang memerintah kan agar di lakukan oleh mukhattab [lawan bicara].
2. Hukum Fiil Madhi
Fi’il Madhi selamanya dibaca fathah, jadi tidak mungkin ada Fi’il
Madhi yang dibaca kasroh apalagi dhomah.
3. Hukum Fiil Mudhari’
Fi’il Mudhori’ sendiri selamanya dibaca Rafa’ (Asalkan tidak bertemu
dengan salah satu dari Amil Jawazim maupun Nawashib).
4. Hukum Fi’il Amar
Fi’il Amar selamanya dibaca Jazem. Adapun alamat jazem terbagi menjadi
dua :
Yang pertama adalah Sukun.
Yang kedua adalah Hadzfu Harfi ‘Ilat (Membuang huruf ilat).
5. Dhomir Muttasil dan Munfasil
a. Dhomir munfasil
Dhomir munfasil [terpisah] adalah dhomir yang penulisannya dipisah
dari isimnya sebab dhomir munfasil ialah dhomir yang berdiri sendiri.
b. Dhomir muttashil
Dhomir muttashil [bersambung] adalah kata ganti yang bersambung
dengan isim, fiil, dan huruf. Karena dhomir muttasil adalah kata ganti
yang bersambung dengan kalimat isim dan fiil maka dhamir muttashil
bisa mendapatkan perubahan harokat atau i’rob, sehingga dhomir

8
muttashil dibagi menjadi tiga yaitu dhomir muttashil rofa’, dhomir
muttashil nasob dan dhomir muttashil khofad atau jar.
6. Bariz dan Mustatar
a. Dhomir bariz [jelas atau nampak] adalah dhomir yang terlihat jelas di
dalam tulisannya sehingga dapat dengan mudah kita lihat dengan jelas.
b. Dhomir mustatar yaitu dhomir yang tidak mungkin tampak dalam
lafadz akan tetapi bisa di perkirakan apa yang di maksud.

B. Saran
Alhamdulillahirabbil’aalamiin, sebagai manusia yang hidup di dunia
ini, hendaklah kita selalu mempunyai angan untuk selalu haus akan ilmu
pengetahuan, dari ilmu kita bisa melakukan hidup ini dengan sebaik- baiknya.
Adapun dengan selesainya penulisan makalah ini, semoga bisa bermanfaat
untuk pembelajaran bahasa Arab nantinya. Aamiin.
Mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini,
tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya
pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya
dengan judul makalah ini. Penulis banyak berharap para pembaca sudi
memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi menjadi
lebih baiknya makalah ini dan penulisan makalah di kesempatan – kesempatan
berikutnya.

9
DAFTAR PUSTAKA

Mukhtarot – Ringkasan kaidah kaidah bahasa arab; Ustadz Aunur Rofiq bin
Ghufron. Penerbit Al Furqon. Gersik.

Mulakhos Qowaidul Lughoh Al Arobiyyah (‫ – )ملخص قواعد اللغة العربية‬Fuad Ni’mah


Bab Dhomir hal 113 – 118.

Zakaria Ahmad. 2004. Ilmu Nahwu Praktis, al- kalimah, Ibnu Azka press.
Tarogong, Garut.

Zakaria Aceng, 2004, “Ilmu Nahwu Praktis Sistem Belajar 40 Jam”. Garut : ibn
azka.

10

Anda mungkin juga menyukai