Anda di halaman 1dari 12

ARTI INDONESIA BAHASA ARAB BACAAN

menjadi - - kaana - yakuunu (kaun)


melakukan - - fa'ala - yaf'alu (fa'l)
melakukan - - 'amala - ya'milu ('amal)
menghadirkan - aHDara - yuHDiru (iHDaar)
mengambil - akhada - ya'khudu (akhzun)
meletakkan - - waDa'a - yaDa'u (waD'un)
menjadi - - aShbaHa - yuShbiHu (iShbaaH)
mengganti - - - ayyara - yuayyiru (tayiir)
menghitung - - 'adda - ya'uddu ('add)
pergi - - dzahaba - yadzhabu (dzahaab)
berjalan - - maya - yamyi (may)
berlari - - jaraa - yajrii (jaryun)
datang - jaa'a - yajii'u (jii'a)
datang - - ata - yaa'ti (aty)
pulang - raja'a - yarja'u (rujuu')
kembali - - 'aada - ya'uudu ('awda)
sampai - - waShala - yaShilu (wuShuul)
duduk - jalasa - yajlisu (juluus)
berdiri - - qaama - yaquumu (qiyaam)
jatuh - - saqaTha - yasquThu (suquuTh)
terbit - - Thala'a - yaThla'u (Thuluu')
turun - - nazila - yanzilu (nuzuul)
memasak - - Tabakha - yaTbukhu (Tabkhun)
makan - - akala - yaa'kulu ('akl)
minum - ariba - yarabu (urb)
bangun tidur - - istayqaZa - yastayqiZu (istiiqaaZ)
tidur - - naama - yanaamu (nawm)
mencuci
ARTI INDONESIA BAHASA ARAB BACAAN
menjelaskan - - waSafa - yaSifu (waSf)
mencoba -
- jarraba - yujarribu (tajriib)
mencoba - - Haawala - yuHaawilu (muHaawala)
sanggup - - qadara - yaqdiru (qudra)
membaca - qara'a - yaqra' (qiraa'a)
menulis - kataba - yaktubu (kitaaba)
mengartikan - - tarjama - yutarjimu (tarjama)
takallama - yatakallamu
berbicara -
(kalaam/takallum)
bicara - - qaala - yaquulu (qawl)
bertanya - sa'ala - yas'alu (su'aal)
meminta - Talaba - yaTlubu (Talab)
menjawab - - ajaaba - yujiibu (ijaaba)
menolak - - radda - yarudd (radd)
berterimakasih - - akara - yakuru (ukr)
melapor - - aka - yaku (akwa)
berjanji - - wa'ada - ya'idu (wa'd)
melihat - ra'a - yara (ru'ya)
memperhatikan - naZara - yanZuru (naZar)
mencari - baHata - yabHatu (baHt)
mendapatkan () wajada - yajidu (wujuud)
kalah - - Dayya'a - yuDayyi'u (taDyii')
mengorganisasi - - naZZama - yunaZZimu (tanZiim)
merapikan - - rattaba - yurattibu (tartiib)
merokok - - daxxana - yudaxxinu (tadxiin)
terjadi - - Hadata - yaHdutu (Huduut)
menyaksikan - aahada - yuaahidu (muaahada)
mendengar - - sami'a - yasma3' (sam'/samaa'a)
mendengar - istama'a - yastami'u (istimaa')
memberikan - - a'aTa - ya'aTi (i'Taa')
membawa - Hamala - yaHmilu (Haml)
mencintai - -
aHabba - yuHibbu (Hubb)
membenci - - kariha - yakrahu (karh/karaaha)
dilahirkan - wulida - yuuladu (wilaada)
hidup - - 'aaa - ya'iiu (ma'iia)
berasrama - - sakana - yaskunu (sakan)
mati - maata - yamuutu (moot)
meninggal - - tuwuffiya - yutawaffayu (wafaah)
menunggu - intaZara - yantaZiru (intiZaar)
membeli - - itara - yatari (iraa')
menjual - - baa'a - yabii'u (bii')
membayar - - dafa'a - yadfa'u (daf') to push

Perabotan Sekitar Kamar Tidur

1 Kasur
Firoosyun

2 Ranjang
Sariirun

3 Tirai Sitaarotun

4 Sprai
Ughtiyatus Sariiri

5 Bantal Wisaadatun

6 Selimut Lihaafun

Perabotan Sekitar Ruang Tamu

7 Sofa Ariikatun

8 Meja Mindhodatun

9 Fas Bunga Zahriyatun

10 Karpet Sajjadatun

11 Taplak Meja
Syarsafuth Thowilah

Perabotan Sekitar Dapur

12 Kompor Furnun
13 Lemari Es Sallaajatun

14 Meja Makan Maaidatun

15 Cawan Thobaqun

16 Gelas Kuubun

17 Piring Shohnun

18 Sendok Mila'qotun

19 Garpu Syaukatun

20 Teko Ibriikun

Perabotan Sekitar Kamar Mandi

21 Bak Mandi Haudhul Istihmam

22 Gayung Mighrofatun

23 Keran air Hanafiyyatun

24 Cermin Miraatun

25 Pemanas air Sakhonun

26 wastafel Maghsalatun

27 Kloset Mirhaadhun

Arti Kosakata
Bacaan
(Indonesia) Arab
Rumah baytun/buyuutin ()
Rumah manzilun/manazilun ()
Atap saqfun/suquufun ()
Arti Kosakata
Bacaan
(Indonesia) Arab
) (
Lantai ardhiyyatun/aradiyyatun

Listrik kahrubaa'
Wayar silkun/aslakun ()
Kunci miftaahun/mafaatihun ()
Pintu baabun/abwaabun ()
Gerbang bawwaabatun/bawwaabaatun ) (

Gedung mabniyyun/mabaniyyun ()
Elevator mish'adun
Tangga sullalamun
Sisir musthun/imsyathun ()
Telepon haatifun/hawaatifun ()
Jendela naafizatun/nawaafizu ()
) (
Kamar hujratun/hujraatun

Kamar ghurfatun/ghurafun ()
) (
Lampu mishbaahun/mashaabihun

Sapu miknasatun/makaanisun ()
Jam saa'atun
Gunting miqoshshun/miqooshshun
) (

) (
Sabun shoobuunun/shoobuunaat

Handuk minsyarfatun/manaasyifun ()
Arti Kosakata
Bacaan
(Indonesia) Arab
Bros fursyatun
Karpet sajjadatun/sajjaadun ()
Cermin miratun/mirayaa ()
Setrika mikwatun/makaawin ()
Kamar Mandi hammamun/hammaamatun ()
Apartemen syiqqotun/syuququn ()
) (
Kipas Angin mirwahatun/maroowihun

Kamar Tidur ghurfatunnaumi
Tempat Tidur sariirun/saraairun ()
Gantungan ()
'ilaaqatu tsiaabi
Baju
Odol Gigi ma'juuni isnaani
Ruang Makan ghurfatu tha'ami
Ruang Tamu ghurfatul juluusi
Tetangga jarun/jiiraanun ()

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Tasawuf Menurut Bahasa ( Lughowi ).


Tasawuf barasal dari kata Arab tasawwuf. Istilah ini muncul kira-kira 10-60 tahun
sesudah Rasulullah SAW wafat. Istilah tasawuf memang belum dikenal pada zaman Rasulullah
SAW tetapi pada masa itu sudah dikenal istilah-istilah zuhud, wara dan beberapa kata kunci lain
dalam tasawuf. Karena itu, ketika Imam Ahmad menulis buku tentang tasawuf, beliau tidak
memberi nama kitab itu sebagai Kitab Tasawuf, akan tetapi beliau memberi nama kitab itu
dengan Kitab Az-Zuhd ( Kitab tentang Zuhud).[1]
Tasawuf secara etimologis masih diperselisihkan oleh para ahli, karena perbedaan
mereka dalam memandang asal-usul kata itu. Menurut pendapat para ahli, asal-usul kata tasawuf
antara lain sebagai berikut:

1) Shaff ( ) yang artinya barisan dalam shalat berjamaah. Alasannya, seorang sufi

mempunyai iman yang kuat, jiwa yang bersih dan selalu memilih shaff yang terdepan dalam
shalat berjamaah. Disamping alasan itu mereka juga memandang bahwa seorang sufi akan
berada di barisan pertama di depan Allah SWT.

2) Shaufanah ( ) yaitu sejenis buah-buahan kecil berbulu yang banyak tumbuh di gurun
pasir Arab Saudi. Pengambilan kata ini karena melihat orang-orang sufi banyak memakai
pakaian berbulu dan mereka hidup dalam kegersangan fisik, tetapi subur batinnya.

3) Shuffah ( )yang artinya pelana yang dipergunakan oleh para sahabat Nabi SAW yang

miskin untuk bantal tidur di atas bangku batu di samping masjid Nabawi Di Madinah. Versi lain
dikatakan bahwa Shuffah artinya suatu kamar di samping masjid Nabawi yang disediakan untuk
para sahabat Nabi SAW dari golongan muhajirin yang miskin. Penghuni Shuffah ini disebut ahl
us-shuffah. Mereka mempunyai sifat-sifat teguh dalam pendirian, taqwa, wara (taat kepada
Allah SWT), zuhud dan tekun beribadah. Adapun pengambilan kata Shuffah karena kemiripan
tabiat mereka dengan sifat-sifat ahlu shuffah.

4) Shafwah ( ) yang berarti sesuatu yang terpilih atau terbaik. Dikatakan demikian, karena

seorang sufi biasa memandang diri mereka sebagai orang pilihan atau orang terbaik.

5) Shafa ( ) atau shafw ( ) yang artinya bersih atau suci. Maksudnya, kehidupan

seorang sufi lebih banyak diarahkan pada penyucian batin untuk mendekatkan diri kepada Allah
SWT, Tuhan yang maha suci, sebab Tuhan tidak bisa didekati kecuali oleh orang yang suci.
6) Theoshophi (theo = Tuhan; sophos = hikmat), yang berarti hikmat ketuhanan. Mereka merujuk
pada bahasa Yunani karena ajaran tasawuf banyak membicarakan masalah ketuhanan.

7) Shuff ( ) yang artinya wol atau kain bulu kasar. Disebut demikian, karena orang-orang

sufi banyak yang suka memakai pakaian yang terbuat dari bulu binatang sebagai lambang
kemiskinan dan kesederhanaan, berlawanan dengan pakaian sutra yang dipakai oleh orang-orang
kaya. Abu Nashr as-Sarraj at-Tusi, tokoh fundamentalis tasawuf, mengatakan bahwa kebiasaan
memakai kain wol kasar adalah kebiasaan para sufi dan orang-orang saleh, sekaligus sebagai
lambang kesederhanaan dan kemiskinan.[2]

B. Pengertian Tasawuf Menurut Istilah.

Pada hakikatnya, selain arti secara lughotan di atas, tasawuf itu dapat juga diartikan
mencari jalan untuk memperoleh kecintaan dan kesempurnaan rohani. Selain itu dapat pula
diartikan berpindah dari kehidupan biasa menjadi kehidupan sufi yang selalu tekun beribadah
dan jernih, bersih jiwa dan hatinya, ikhlas karena Allah SWT semata-mata.
Adapun pengertian tasawuf berdasarkan istilah telah banyak dirumuskan oleh ahli yang
satu sama lain berbeda sesuai dengan pengalaman pengalaman dan pendapatnya masing-masing,
di antaranya adalah:
a) Menurut Al-Jurairy:





Artinya: memasuki segala budi pekerti/ akhlaq yang bersifat sunnah dan keluar dari setiap
akhlaq yang rendah/ tercela.
b) Menurut Junaid Al-Baghdady:




Artinya: tasawuf adalah bahwa yang Haqq adalah yang mematikanmu dan yang Haqq pulalah
yang menghidupkanmu.



Artinya: bersama Allah tanpa adanya penghubung
c) Menurut Abu Hamzah, ia memberikan ciri terhadap ahli tasawuf adalah sebagai berikut:
Tanda sufi yang benar adalah berffakir setelah dia kaya, merendahkan diri setelah dia
bermegah-megah, menyembunyikan diri setelah dia terkenal dan tanda sufi palsu adalah kaya
setelah dia fakir, bermegah-megah setelah dia hina dan tersohor setelah dia bersembunyi.
d) Amir bin Ustman al-Makki pernah mengatakan, tasawuf adalah seorang hamba yang setiap
waktunya mengambil waktu yang utama.
e) Menurut Muhammad Ali al-Qassab. Ia memberikan ulasannya sebagai berikut, tasawuf adalah
akhlaq yang mulia yang timbul pada masa yang mulia dari seorang yang mulia di tengah-tengah
kaumnya yang mulia.
f) Menurut Syamnun ia mengatakan, tasawuf adalah bahwa engkau memiliki sesuatu dan tidak
dimiliki sesuatu.
g) Maruf al-Karkhi mengungkapkan pengertian tasawuf sebagai berikut, tasawuf adalah
mengambil hakikat dan berputus asa pada apa yang ada di tangan makhluk.
h) Menurut Ibrahim Basyuni, tasawuf adalah:







Artinya: kesadaran fitrah yang mendorong jiwa yang jujur untuk berjuang keras (mujahadah)
agar berhubungan dengan wujud mutlak Tuhan).
i) Dari ungkapan-ungkapan itu lebih utama bila kita memperhatikan apa yang yang telah
disimpulkan oleh Al-Junaidi sebagai berikut:
Tasawuf adalah membersihkan hati dari apa yang mengganggu perasaan kebanyakan
makhluk, berjuang menanggalkan pengaruh budi yang asal (insting) kita, memadamkan sifat-
sifat kelemahan kita sebagai manusia, menjauhi segala seruan dari hawa nafsu, mendekati sifat-
sifat suci kerohanian dan bergantung pada ilmu-ilmu hakikat, memakai barang yang penting
dan terlebih kekal, menaburkan nasihat kepada semua umat manusia, memegang teguh janji
dengan Allah dalam hal hakikat dan mengikuti contoh Rasulullah dalam hal syariat.
Sedangkan pengertian sufi (orang yang bertasawuf) antara lain sebagai berikut:

a. Menurut Bisyr Bin Haris mengatakan bahwa sufi adalah orang yang suci hatinya
menghadap Allah SWT.
b. Menurut Sahl At-Tustari mengatakan bahwa sufi ialah orang yang bersih dari kekeruhan,
penuh dangan renungan, putus hubungan manusia dalam menghadap Allah SWT, dan
baginya tiada beda antara harga emas dan pasir.

Dari beberapa definisi tersebut masih memungkinkan untuk memiliki definisi yang
berbeda karena tasawuf merupakan pengalaman batin yang tentu berbeda satu dengan yang
lainnya.[3]

C. Geneologi ( Asal - Usul ) Tasawuf.


Asal-usul tasawuf secara etimologis diperdebatkan oleh para ahli, sehingga Abul Hasan
al-Fusyandi seorang tabiin yang hidup sezaman dengan Hasan al-Basri (w. 110 H/ 728 M)
mengatakan, Hari ini , tasawuf hanyalah sekedar nama, tetapi tidak ada buktinya. Dahulu, di
zaman Rasulullah, tasawuf ada buktinya, tetapi tidak ada namanya. Dan sekarang, ia hanyalah
sekedar nama, tetapi tanpa bukti.[4]
Sejarah sesungguhnya telah mencatat bahwa tasawuf sebenarnya sudah ada sejak zaman
Nabi Muhammad, bahkan sebelum beliau diangkat menjadi Rasul Allah. Cuma perlu diketahui
di sini bahwa adanya tasawuf pada zaman nabi bukan merupakan suatu istilah populer seperti
sekarang ini, apalagi sebagai kajian ilmu yang berdiri sendiri. Tasawuf pada zaman nabi adalah
tasawuf yang bersifat amali, yang secara langsung dipraktekkan dan dicontohkan oleh nabi
sendiri. Tindakan-tindakan amaliyah seperti sering menyendiri pergi ke Gua Hiro (uzlah) atau
sifat-sifat nabi seperti qonaah (menerima pemberian Allah dengan lapang dada), zuhud (tidak
begitu tergiur apalagi sampai ambisi terhadap persoalan-persoalan dunia), dan masih banyak
sifat-sifat terpuji yang lain adalah merupakan sifat-sifat yang dalam kaitan ilmu tasawuf ternyata
dijadikan sebagai dasar-dasar pijakan hukum.[5]

D. Berbagai Pendapat Tentang Muncul Dan Perkembangan Tasawuf.


Sebagai fenomena historik, tasawuf memang muncul sebagai reaksi terhadap kebobrokan
moral yang menjangkiti penguasa Dinasti Umayyah. Karena itu nilai-nilai kesufian yang mula-
mula berkembang adalah asketisme atau kezuhudan. Mungkin saja sikap asketik atau zuhud itu
adalah manifestasi dari puncak kritik terhadap lingkungan sekitar yang bobrok. Bahkan, bisa
juga dianggap sebagai perlawanan spiritual dari para pemuka agama yang tidak ingin terlibat
dalam struktur dan sistem yang berlaku. Akan tetapi, tak terhindarkan, lama-kelamaan hidup
kesufian menjelma seakan-akan sebagai pelarian untuk mengejar keselamatan pribadi.[6]
Prof. Dr. Hamka berpendapat bahwa tasawuf timbul dari mulai tumbuh sejak awal-awal
tumbuhnya agama Islam itu sendiri, sekaligus telah diamalkan dan dicontohkan oleh
pembawanya, yaitu Nabi Muhammad SAW. Sejalan dengan pendapat tersebut, Syekh Thaha
Abdul Baqi Surur dalam kitabnya Syakhsuaat Shufiat mengatakan, bahwa kehidupan
Rasulullah sebelum menjadi nabi, terutama sekali setelah beliau diangkat sebagai nabi dan rasul
telah dijadikan tauladan utama bagi sekalian kaum sufi dan tidak melenceng dari ajaran Islam.
Dengan demikian sudah barang tentu jika seseorang ingin mengetahui secara jelas akar-
akar sejarah tasawuf, maka jalan pertama yang harus ditempuh adalah harus bersumber dan
berdasar pada sumber pertamanya, yaitu peri kehidupan Nabi Muhammad.[7]
Berkat rintisan madrasah yang dipelopori oleh Hasan Al Basri yang di dalamnya
mengajarkan ilmu Tasawuf secara mendalam, kemudian disusul dengan berdirinya madrasah
Said bin Musayyab di Irak dan diteruskan oleh Ibrahim bin Adham di Khurasan Persia, maka
ilmu Tasawuf semakin hari semakin berkembang luas di tengah-tengah masyarakat Islam.
Kemajuan gerakan shufi ini cepat sekali meluasnya. Dalam masa lima puluh tahun saja
semua gerakan bathin di Irak, kecuali gerakan mistik Malamatiyah di Khurasan, telah memakai
perkataan shufi itu, dan dua abad kemudian istilah shufi ini sudah mempunyai pengertian yang
tertentu dari semua gerakan mistik Islam, sebagai pengertian kata shufisme yang biasa dipakai
hingga zaman kita sekarang ini.
Kemudian dengan timbulnya ilmu Tasawuf secara lengkap dalam segenap bagian-
bagiannya, hancurlah Filsafat Kebendaan di Timur, dihancurkan oleh gerakan tasawuf yang
sangat kuat, matilah gerakan ilhad (atheis anti agama) dan lain-lain faham keduniaan yang
biasanya menenggelamkan umat Islam di dalam kedurjanaan dan kekafiran.
Menurut sejarah, perkembangan agama Islam ke Afrika, ke segenap pelosok Asia yang
luas ini, Asia Kecil, Asia Timor, Asia Tengah, sampai ke negara-negara yang berada di tepi
Lautan Hindia, semuanya dibawa oleh propaganda-propaganda Islam dari kaum tasawuf. Sifat-
sifat dan cara hidup mereka yang sangat tekun beribadah, semuanya itu lebih menarik dari ribuan
kata-kata yang hanya teori adanya.
Maka pada perkembangan selanjutnya, tercatatlah dalam sejarah pertumbuhan tasawuf,
para penggerak kerohanian pada masa setelah zaman sahabat sampai abad V Hijriyah antara lain,
yaitu: Husein bin Manshur Al Hallaj, Imam Abu Hamid Muhammad bin Muhammad Al Ghozali
dan lain-lain.
Selanjutnya pada abad VI dan VII Hijriyah, perkembangan fikiran dari filsafat seperti
Ibnu Araby, Jalaludin Ar Rumi dan lain-lain sangat dirasa pesat pengaruhnya dikalangan ilmu
pengetahuan Islam, maka tumbuh pula thariqoh-thoriqoh suluk laksana pesantren kita di
Indonesia sekarang ini. Di dalamnya terdapat tempat tertentu dan duduklah para murid
menghadap gurunya atau syekh (Mursyid). Selain dari mempelajari syariat agama , maka
dipentingkan juga mempelajari zikir dan wirid tertentu di dalam menuju jalan mengenal diri
Allah.[8]
ThariqoH-thoriqoh yang terkenal pada abad ini banyak sekali, bahkan jumlahnya
menurut Jumhurul Ulama hingga mencapai empat puluh satu macam. Dari sekian banyaknya
thoriqoh, maka thoriqoh yang palin banyak pengaruhnya di Indonesia, terutama di daerah
Sumatra, Jawa dan Madura adalah thoriqoh Qodiriyah dan Naqsabandiyah. Thoriqoh Qodiriyah
adalah thoriqoh yang di dirikan oleh syekh Abdul Qorir Ibnu Abi Shalih Janki Dausat Al Jaelani.
Beliau lahir pada tahun 471 H (1077 M) dan wafat pada bulan Rabiuts Tsani 561 H (1164 M) di
Bagdad. Thoriqoh ini dalam perjalanannya berjalan seiring dengan Thariqoh Naqsabandiyah,
yaitu thoriqoh yang didirikan oleh Syekh Muhammad bin Muhammad Bahaudin Bukhori An
Naqsabandy, dan akhirnya berubah nama secara bergabung menjadi Thoriqoh Qodiriyah dan
Naqsabandiyah yang sejak bulan Januari 1978 berpusat di Tebuireng Jombang Jawa Timur.[9]
Berbagai macam aliran tasawuf berkembang dan tumbuh dengan subur dalam dunia
Islam. Tapi bagi paham Ahlusunnah wal jamaah (maksudnya adalah NU), mengikuti tasawuf
yang benar adalah sebagaimana yang ditetapkan oleh Abul Qasim Junaidi Al Bagdadi, yaitu
seorang sufi termashur dan dialah yang mula-mula menyebarkan ilmu tasawuf. Ia lahir di
Nahawan dan wafat di Irak sekitar tahun 279 H- bertepatan dengan tahun 910 M.

Anda mungkin juga menyukai