Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

HUKUM BACAAN MAD


Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Tahsinul Qur’an

Disusun Oleh : Kelompok 7

1.Putri

2. Riska Suparnika

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
SEBELAS APRIL SUMEDANG
TAHUN 2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat
kepada kita semua, baik nikmat iman, islam, maupun nikmat kesehatan, kekuatan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat dan salam semoga tercurah limpahkan kepada Nabi
Muhammad Saw., beserta keluarganya, sahabat, dan para umatnya yang senantiasa istiqamah
dijalan-Nya.

Dan tidak lupa Saya ucapkan terimakasih kepada:


 Bapak
 Rekan-rekan mahasiswa Semester 1
Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena iu,
segala kritikan dan saran yang membangun akan Sayab terima dengan baik. Semoga makalah
berjudul “Hukum Bacaan Mad ” ini dapat bermanfaat bagi kita semua, Aamin

Sumedang, 12 Desember 2020

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................................................i
BAB I..........................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.......................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................................................1
BAB II.........................................................................................................................................................2
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................2
2.1 PENGERTIAN MAD....................................................................................................................2
2.2 JENIS-JENIS MAD......................................................................................................................2
2.3 . JENIS-JENIS MAD FAR'I.........................................................................................................3
BAB III.......................................................................................................................................................8
PENUTUP...................................................................................................................................................8
3.1 Kesimpulan......................................................................................................................................8
3.2 Saran............................................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................................9
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebagaimana kita ketahui bersama sebagai orang muslim bahwa hukum belajar ilmu
tajwid adalah fardhu kifayah. Kalau ada dalam suatu tempat ada seseorang yang menguasai ilmu
ini maka bagi yang lainnya tidak menanggung dosa, kalau sampai tidak ada maka seluruh kaum
muslimin menanggung dosa.Sedangkan membaca Al Qur’an dengan tajwid adalah wajib ain
artinya bagi seorang yang mukalaf baik laki-laki atau perempuan harus membaca Al Qur’an
dengan tajwid, kalau tidak maka dia berdosa, hal ini berdasarkan Al Qur’an dan As Sunnah dan
ucapan para ulama.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa Pengertian mad ?

2. Apa saja jenis-jenis mad ?

3. Apa yang termasuk jenis-jenis mad far’i?

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN MAD


Menurut bahasa mad artinya “panjang” . Sedangkan menurut istilah ilmu tajwid ialah
memanjangkan bacaan menurut aturan-aturan yang tertentu dalam Al-Qur’an.
Huruf mad ada 3 (tiga), yaitu :
o Alif dan huruf sebelumnya berbaris fathah. Contoh:
‫َقاُلْو ا‬
o Wawu mati dan huruf sebelumnya berbaris dhommah. Contoh:
‫ُقْو ُلْو ا‬
o Ya mati dan huruf sebelumnya berbaris kasrah. Contoh:
َ ‫ِق‬
‫ْيال‬
2.2 JENIS-JENIS MAD
1. Mad Asli
Mad Ashli yaitu merupakan satu dari bagian [cabang] dari Hukum Mad. Secara bahasa
[etimologi] Mad Ashli mempunyai arti alami atau biasa, yaitu tidak lebih dan juga tidak kurang.
Dibaca dengan panjang 2 harakat atau 1 alif.
Di dalam pembahasan ilmu tajwid, Mad Ashli ini sering disebut dengan istilah lain
sebagai Mad Thobi’i, ini artinya adalah asal mula [asal-muasal] suatu kejadian, dan ini adalah
merupakan kunci utama [dasar] di dalam belajar tentang hukum-hukum dari Mad Far’i.
Hukum Mad Ashli ini berlaku ketika:
 Huruf hijaiyah dengan harakat Fathah ( ‫ ) ـــَـــ‬ketemu dengan huruf hijaiyah Alif ( ‫;) ا‬
Contoh : ‫َقاُلْو ا‬
 huruf hijaiyah dengan harakat Kasrah ( ‫ ) ــــِــــ‬ketemu huruf hijaiyah Ya Sukun ( ‫;) ْي‬
Contoh :
 dan huruf hijaiyah dengan harakat Dhammah( ‫ ) ــُــــ‬ketemu dengan huruf Waw sukun ( ‫ْو‬
)
Contoh : ‫ُقْو ُلْو ا‬
 maka huruf-huruf itu dibaca dengan panjang 1 alif atau 2 harakat.

2
2. Mad Far’i
Mad far’i ialah mad yang panjangnya lebih dari pada mad tabi’i dengan adanya beberapa
sebab, yaitu bila di hadapannya terdapat huruf hamzah yang berbaris hidup, atau huruf lainnya
yang berbaris sukun (mati) atau huruf sesudahnya itu bertasydid.
2.3 . JENIS-JENIS MAD FAR'I
Mad far’i terbagi menjadi 13 macam, yaitu :
1. Mad Wajib Muttasil
Mad wajib muttashil adalah huruf mad dan hamzah berada pada satu kata. Disebut mad
wajib karena para ulama sepakat membaca panjang lebih dari dua harakat namun berbeda-beda
ukurannya. Mad wajib muttasil berasal dari tiga kata yang bebed, Mad berarti panjang bacaan,
wajib artinya harus, dan muttasil artinya bersambung. Disebut muttashil yang artinya
bersambung karena mad bertemu hamzah dalam satu kata.
Contoh:

‫اَّلِذ يَن ُهْم ُيَر اُءوَن‬


Ukuran panjangnya 4-5 harakat baik ketika washal maupun waqaf namun yang lebih diutamakan
4 harakat. Boleh juga dibaca sampai 6 harakat jika terdapat mad wajib muttashil diujung kata dan
dibaca waqaf.
Contoh:

‫ُح َنَفآَء‬
2. Mad Ja’iz Munfasil
Ja’iz artinya boleh.Munfasil artinya terpisah.
Mad ja’iz munfasil ialah apabila mad asli bertemu dengan huruf hamzah pada dua kata. Huruf
mad pada akhir kata yang pertama dan hamzah pada kata kedua yang menyambutnya. Hamzah
tersebut berada awal kata yang kedua. Hukum atau cara membacanya ada tiga macam, yaitu :
o Ketika cepat, yaitu satu alif atau dua harakat.
o Ketika sederhana, yaitu dua alif atau empat harakat.
o Ketika bertajwid betul, yaitu dua setengah alif atau lima harakat.
Contoh mad jaiz munfashil:

‫َع َلٰى َأْكَثِرِهْم‬

3
‫ِإَّنا َأْنَز ْلَناُه‬

3. Mad Arid Lissukun


Arid artinya baru.Lissukun artinya karena sukun (mati).
Mad Arid Lissukun merupakan bacaan panjang yang disebabkan huruf mad bertemu dengan
sukun karena ada waqof pada akhir ayat Alquran. Apabila bacaan tersebut tidak diwaqofkan
maka tetap menjadi mad asli atau yang biasa disebut mad tabi'i. Pengertian lain dari Mad Arid
Lissukun adalah apabila ada mad tabi'i bertemu dengan huruf yang bersukun dan disebabkan
adanya waqof atau berhenti. Hukum atau cara membacanya ada tiga macam,yaitu :
o Tul (panjang) yaitu 3 alif atau 6 harakat.
o Tawassut (sedang) yaitu 2 alif atau 4 harakat.
o Qasar (pendek) yaitu 1 alif atau 2 harakat.
Keterangan :
Bila tidak di waqafkan tetap mad asli atau mad tabi’i.
‫ٰم ِلِك الَّناس‬
4. Mad Layyin atau Mad Lin
Lin artinya lunak/lembut
Mad Lin ialah wau mati atau ya mati sesudah huruf berbaris fathah serta diiringi sebuah
huruf hidup. Mad Lin ini terjadi bila dihentikan. Jika tidak dihentikan, tidak jadi mad lin atau
tidak ada mad. Membunyikan wau atau ya ketika matinya seperti itu tidak boleh di keraskan
dengan menekan suara padanya, tapi hendaknya dengan dilunakan begitu rupa sesuai dengan
namanya yaitu lunak. Hukum atau cara membacanya :
o Boleh 1 alif atau 2 harakat
o Boleh 2 alif atau 4 harakat
o Boleh 3 alif atau 6 harakat

‫ِم َن اْلَخ ْو ِف‬


5. Mad Badal
Mad badal adalah apabila huruf mad terletak setelah hamzah atau bacaan mad yang
terdapat pada hamzah. Ada dua sebab mengapa mad ini dinamakan mad badal:
Pertama: Apabila huruf mad merupakan pengganti dari hamzah seperti pada kata:

4
‫ ُأْو ُتوا – ِإْيـَم اًنا‬- ‫َء اَم ُنوْا‬
Huruf mad pada mad pada contoh di atas merupakan pengganti dari hamzah. Karena asal
dari ketiga contoh di atas adalah (‫)َأْأَم ُنْو ا‬, (‫)ُأْؤ ُتوا‬, dan (‫)ِإْئَم اًنا‬. Dalam kaidah ibdal, apabila ada dua
hamzah beriringan dimana yang pertama berharakat dan hamzah yang kedua sukun, maka
hamzah yang kedua digantikan dengan huruf alif, ya’ sukun, atau wau sukun tergantung harakat
pada hamzah yang pertama.
Kedua: Karena posisi mad menggantikan posisi hamzah. Salah satu sebab mad far’i adalah bila
terdapat hamzah setelah huruf mad. Namun dalam mad badal posisi keduanya bergantian atau
bertukar posisi. Huruf mad pada kasus yang kedua ini bukanlah merupakan pengganti dari
hamzah, melainkan memang huruf asli. Contoh:
‫ ُيَر اُءْو َن – ُم َّتِكِئْين‬- ‫اآْل ِخ َر ُة‬.
Panjang mad badal dalam riwayat Imam Hafsh adalah dua harakat atau satu alif.
6. Mad farq
Farq artinya beda. Mad farq ialah mad badal yang diiringi oleh huruf yang bertasydid.
Dinamakan mad farq karena untuk membedakan bahwa hamzah tersebut adalah hamzah untuk
bertanya (Apakah).hukum atau cara membacanya ialah :
o 3 alif atau 6 harakat

‫اْلَبْيَتاْلَح َر اْم َو َالآِّم ْيَن‬


7. Mad Lazim Mukhaffaf Kilmi/Kalimi
Lazim artinya harus. Mukhaffaf artinya diringankan. Kilmi artinya kata. Jadi, mad lazim
mukhaffaf kalimi ialah adanya huruf mad yang diiringi atau disambut oleh huruf mati.
Hukum atau cara membacanya ialah :
 3 alif atau 6 harakat.
Contoh mad lazim mukhaffaf kilmi hanya ada di dalam Alquran surat Yunus ayat 51 dan

91, tepatnya pada kata ‫آآلن‬.


‫َآَآْلَن َو َقْد َع َص ْيَت َقْبُل َو ُكْنَت ِم َن اْلُم ْفِس ِد يَن‬
8. Mad Lazim Musaqqal Kilmi
Musaqqal artinya diberatkan. Mad lazim musaqqal kalimi ialah apabila ada mad tabi’i bertemu
dengan huruf bertasydid dalam satu kata.Hukum atau Cara membacanya ialah :
o 3 alif atau 6 harakat

5
‫وََالالَّض آِّلْيَن‬
9.Mad Lazim Mukhaffaf Harfi
Mad Lazim mukhaffaf harfi ialah mad (panjang) dengan satu alif atau dua harakat ketika
membaca huruf Ha, Ya, Tho, Hamzah, Ra. Yang terdapat pada awal surah-surah Al-Qur’an
tertentu.
‫ حم‬: ‫ح‬
DIBACA: HÄMÏM
‫ يس‬: ‫ي‬
DIBACA: YÄSÏN
‫ طه‬: ‫ط‬

DIBACA: THÖHÄ
‫ طه‬: ‫ه‬
DIBACA: THÖHÄ
‫ الر‬: ‫ر‬
DIBACA: ALIF LÄMRÖ
10. Mad Lazim Musyba’ Harfi
Mad lazim musyba’ harfi ialah mad (panjang) dengan tiga atau enam harakat. Cara
membaca mad lazim musyba’ harfi, yaitu membaca huruf yang diberi tanda tiga alif atau enam
harakat.hurufnya yaitu : ‫ص س ق ل عم ك ن‬
11. Mad Silah
Silah artinya bergabung . Mad silah ialah mad yang berlaku pada ha dhamir (kata ganti).
Khususnya pada hu dan hi yang artinya “dia” .Letaknya selalu di akhir kalimat.
Mad silah terbagi menjadi 2 macam, yaitu :
o Mad silah qasirah
Artinya mad silah yang pendek
Mad yang terjadi apabila ada "Ha Dhamir" Berada diantara dua huruf yang berharokat (bukan
huruf mati) dan "Ha Dhamir" tersebut huruf yang berharakat serta tidak disambungkan dengan
huruf berikutnya, dan tidak bertemu dengan hamzah yang berharakat.

Hukum atau cara membacanya ialah :


1 alif dan 2 harakat
‫ِاَّن ُه َك اَن‬
6
o Mad silah tawilah
Artinya mad silah yang panjang.
mad yang terjadi jika ada “ha dhamir” bertemu huruf hamzah yang berharokat dan huruf
sebelum "ha dhamir" tersebut juga berharokat.
Hukum atau cara membacanya ialah :
o 2 sampai 5 harakat.

‫ِبِه ِإيَم اُنُك ْم‬

12. Mad Iwad


Iwad artinya ganti.Mad iwad ialah apabila Fathatain pada bacaan waqaf (bacaan berhenti)
di akhir kalimat.
Hukum atau cara membacanya adalah 1 alif atau 2 harakat. Kecuali ta marbutah yang berbaris
fathatain, bila dihentikan tidak jadi mad iwad, akan tetapi menjadi “HA”.
‫ ِع َو اَج ا‬, ‫ِلَباَس ا‬
‫َو ُهّٰللا َيِع ُد ُك ْم َّم ْغ ِفَر ًة‬ dibaca ‫َو ُهّٰللا َيِع ُد ُك ْم َّم ْغ ِفَر ْه‬
13. Mad Tamkin
Tamkin artinya penetapan.
Mad tamkin ialah mad yang terdiri dari 2 huruf “yang bertemu dalam satu kalimat,
sedangkan yang pertama berbaris kasrah dan bertasydid , dan yang kedua mati(sukun).

‫َنِبِّيْيَن‬, ‫ُحِّيْيُتْم‬, ‫ِع ِلِّيْيَن‬

7
BAB III
PENUTUP
Demikian makalah tentang hukum bacaan mad yang kami buat, semoga dapatbermanfaat
bagi kita semua.
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dapat disimpulkan bahwa :
1. Mad adalah memanjangkan suara suatu bacaan.
2. Hukum mad dibagi menjadi dua, yaitu mad tobi’i dan mad far’i
3.2 Saran
1. Mengingat perlunya mempelajari ilmu tajwid maka kita diharuskan mempelajarinyaserta
mengamalkannya dalam membaca Al-Qur’an.
2. Seiring perkembangan zaman, dunia informasi dan teknologi merajalela ilmu
tajwidseolah dilupakan maka marilah kita mempelajarinya kembali agar kita bisa
selamatdunia dan akherat.

8
DAFTAR PUSTAKA
Zarkasyi, Dahlan Salim.1989.Pelajaran Ilmu Tajwid.Semarang:Yayasan pendidikan Al-Qur’an
RM
http://mylovelyhomework11.blogspot.com.
http://r.search.yahoo.com/tajwid.
http://id.wikipedia.org/wiki/hukum.bacaan.mad
https://id. search.yahoo.com/ hukum.bacaan.mad

Anda mungkin juga menyukai