Disusun Oleh:
Kelompok 4
Lokal PAI A
I
KATA PENGANTAR
Penulis
II
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………iii
BAB I PENDAHULUAN
KESIMPULAN………………………………………………………………..17
SARAN……………………………………………………………………...…18
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………….19
III
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Al-Qur’an sebagai kitab suci rahmatan lil ‘alamin, rahmat bagi
seluruh alam yang didalamnya mengandung berbagai macam ilmu, hukum,
teologi, sosial, dan sebagainya. Untuk itu perlu mengetahui dan memahami
perbedaan bacaan Al-Qur’an serta implikasinya terhadap makna dari lafal
itu sendiri.
Al-Qur’an dipelajari untuk memahami makna atau pesan dibalik
teks. Maka untuk mendapatkan makna yang sesuai dengan Al-Qur’an
perlu memahami qira’at dan cara membaca Al-Qur’an dengan benar, cara
membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar bisa dipelajari dengan ilmu
tajwid hukum bacaan mad dan waqaf.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Madd ?
2. Apa saja macam-macam madd dan hukumnya ?
3. Apa pengertian wakaf ?
4. Apa saja macam-macam wakaf dan hukumnya ?
5. Bagaimana tanda wakaf ?
C. Tujuan
1.Untuk mengetahui pengertian Madd.
2.Untuk mengetahui macam-macam madd dan hukumnya.
3.Untuk mengetahui pengertian wakaf.
4.Untuk mengetahui macam-macam wakaf dan hukumnya.
5. Untuk mengetahui tanda wakaf.
IV
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Hukum Madd
Madd menurut bahasa adalah ُادة
َ َالزي ُّ اَل َْمArtinya “ memanjangkan
ِّ ط َو
dan menambah’’. Sedangkan secara istilah Madd adalah “ Memanjangkan
suara pada salah satu dari huruf madd (asli)”1 Dalam QS. Ali ‘Imran(3):
125. Dalam ayat tersebut Madd berarti ي زدكم, yaitu menolong kalian
dengan tambahan pasukan malaikat. Huruf Madd itu ada tiga macam, yaitu
dalam kalimat نوحيها. Disebut huruf Madd karna di dalamnya ada proses
1
Wahyudi, Moh. Ilmu Tajwid Plus.(Surabaya:
1 Halim Jaya. 2007). Hal.159
2
Abdullah, Muhammad Ahm ad. Metode cepat&Efektif Menghafal Al-Qur’an Al-Karim.
(Jogjakarta:GARAILMU. 2009) Hal. 321-322
2. Madd Far’i
Mad far’i ialah mad yang panjangnya lebih dari pada mad tabi’i dengan
adanya beberapa sebab, yaitu bila di hadapannya terdapat huruf hamzah
yang berbaris hidup, atau huruf lainnya yang berbaris sukun (mati) atau
huruf sesudahnya itu bertasydid.3
a) Macam-Macam Madd Far’i
Mad far’i terbagi menjadi 13 macam, yaitu :
1. Mad Wajib Muttasil
Mad wajib muttasil yaitu apabila mad asli diikuti oleh huruf hamzah,
dalam satu kata. Qadar (Ukuran) madnya dua setengah alif atau lima
harakat.
2
3
Ibid.
Mad Arid lissukun ialah mad asli yang diiringi huruf hidup dalam satu
kalimat, tetapi dibaca mati karena di waqafkan.
Hukum atau cara membacanya ada tiga macam,yaitu :
ي ال َْع ْي ِن ِ ِ ِ ِ4
َ ْرأ,
َ م َن الْ َق ْوم, م َن الْ َخ ْوف
5. Mad Badal
Badal artinya ganti. Mad badal ialah terhimpunanya huruf mad beserta
hamzah dalam satu suku kata.
3
4
Alam, Tombak. Ilmu Tajdwid Populer(Jakarta:Bumi Aksara. 1992). Hal. 40
Hukum atau cara membacanya yaitu :
o 1 alif atau 2 harakat
6. Mad farq
Farq artinya beda. Mad farq ialah mad badal yang diiringi oleh huruf
yang bertasydid. Dinamakan mad farq karena untuk membedakan
bahwa hamzah tersebut adalah hamzah untuk bertanya (Apakah).
hukum atau cara membacanya ialah :
o 3 alif atau 6 harakat
آم ْي َن
ِّ َْح َر ْام َوال
َ الَْب ْيتَال
7. Mad Lazim Mukhaffaf Kilmi/Kalimi
Lazim artinya harus. Mukhaffaf artinya diringankan. Kilmi artinya
kata. Jadi, mad lazim mukhaffaf kalimi ialah adanya huruf mad yang
diiringi atau disambut oleh huruf mati.
Hukum atau cara membacanya ialah :
o 3 alif atau 6 harakat.
آآل َن
8. Mad Lazim Musaqqal Kilmi
Musaqqal artinya diberatkan. Mad lazim musaqqal kalimi ialah apabila
ada mad tabi’i bertemu dengan huruf bertasydid dalam satu kata.
Hukum atau Cara membacanya ialah :
o 3 alif atau 6 harakat.
4
9.Mad Lazim Mukhaffaf Harfi
Mad Lazim mukhaffaf harfi ialah mad (panjang) dengan satu alif atau
dua harakat ketika membaca huruf Ha, Ya, Tho, Hamzah, Ra. Yang
terdapat pada awal surah-surah Al-Qur’an tertentu.
حم: ح
DIBACA: HÄMÏM
يس: ي
DIBACA: YÄSÏN
طه: ط
DIBACA: THÖHÄ
طه: ه
DIBACA: THÖHÄ
الر: ر
DIBACA: ALIF LÄMRÖ
10. Mad Lazim Musaqqal Harfi
Mad lazim musaqqal harfi ialah mad (panjang) dengan tiga atau enam
harakat.
Cara membaca mad lazim musaqqal harfi, yaitu membaca huruf yang
diberi tanda tiga alif atau enam harakat.
Kemudian apabila ada tanda syaddah, maka membaca mad lazim
musaqqal harfi harus di idghomkan kepada huruf yang berada
dihadapanya.
Disini yang di idghomkan ialah huruf lam kepada mim dan huruf sin
kepada mim.
11. Mad Silah
Silah artinya bergabung . Mad silah ialah mad yang berlaku pada ha
dhamir (kata ganti). Khususnya pada hu dan hi yang artinya “dia”
.Letaknya selalu di akhir kalimat.
Mad silah terbagi
5
menjadi 2 macam, yaitu :
o Mad silah qasirah
Artinya mad silah yang pendek
Yang di maksud adalah mad yang terjadi sesudah bersambungnya “ha
dhamir” dengan huruf hidup.
Hukum atau cara membacanya ialah :
1 alif dan 2 harakat
ِ السمو ِ ِ
ُات َولَه َ َ َّ َمافى, انَّهُ َكا َن
o Mad silah tawilah
Artinya mad silah yang panjang.
Yang dimakasud adalah mad yang terjadi jika “ha dhamir” terdapat
huruf Hamzah yang hidup.
Hukum atau cara membacanya ialah :
o 2 sampai 5 harakat.
ِ ِ ِ ِِ ِ ِ
َ االَّ ب َما َش, ُاالَّبِإ ْذنه ع ْن َده
آء
12. Mad Iwad
Iwad artinya ganti.Mad iwad ialah apabila Fathatain pada bacaan
waqaf (bacaan berhenti) di akhir kalimat.
Hukum atau cara membacanya adalah 1 alif atau 2 harakat. Kecuali ta
marbutah yang berbaris fathatain, bila dihentikan tidak jadi mad iwad,
akan tetapi menjadi “HA”.
اجا ِ ِ
َ ع َو, اسا
َ َلب
13. Mad Tamkin
Tamkin artinya penetapan. Mad tamkin ialah mad yang terdiri dari 2
huruf “ya” yang bertemu dalam satu kalimat, sedangkan yang pertama
berbaris kasrah dan bertasydid , dan yang kedua mati(sukun).
“ Memutuskan suara pada suatu kalimat dalam waktu tertentu, tidak begitu lama,
kemudian mengambil nafas satu kali dengan niat untuk memulai kembali bacaan
Alquran.6
Dari definisi di atas, jelaslah bahwa setiap kali bacaan dihentikan dan menarik
nafas, baik di akhir ayat maupun di tengah kalimat, dinamakan waqaf, selama
terkandung maksud yang meneruskan bacaan.
Sebagai dasar hukum dari waqaf ( dan ibtida ) adalah Alqur’an dan hadis, dasar-
dasar tersebut antara lain :
Saking pentingnya pembahasan masalah wakaf ini, sampai para ahli tajwid
menjadikan bab ini sebagai bahasan tersendiri, bahkan Syekh Al Asmuni menulis
secara khusus masalah wakaf dan ibtida’ ini dalam kitabnya yang berjudul : Al-
Manarul Huda Fi Bayani Waqfi Wal Ibtida’.
2. Pembagian Waqof
1. Waqof Idl-Thirory
Menurut bahasa “Idl-thirory” berasal dari kata “ َر َرg"ضYang
َ artinya
darurat ( terpaksa ). Sedangkan menurut istilah, Waqof Idl-thirory adalah :
ان
ٍ َ سي ِ َق النَّف
ْ ِس َونَ ْح ِو ِه َك َع ْج ٍز َون ِ ِّضي
َ سبَو
َ ِض ب
ُ َما يَ ْع ِر.
8
7
Ibid. Hlm. 193.
8
Ibid. Hlm 194.
Seorang Qori’ yang dalam keadaan darurat, seperti kehabisan
nafas, batuk, atau lupa, boleh menghentikan bacaannya. Namun, ketika ia
hendak mulai lagi bacaannya, ia boleh memilih salah satu dari dua cara
berikut :
a. memulai kembali bacaannya dari kalimat sebelumnya yang cocok dan
baik, jika penghentian bacaan yang dilakukannya belum sempurna.
Misalnya : Qori’ berhenti pada kalimat yang belum sempurna lafazh
َج ٓزاءُ ُه ْم....
b. Melanjutkan bacaan pada kalimat berikutnya tanpa harus mengulang
kembali bacaannya, Jika ia berhenti pada tempat yang baik, Misalnya
berhenti pada akhir ayat berikut :
ت ِ هُ َواَ ْن يَقِفَ ع َٰلي َكلِ َم ِۃ لِيَ ْعطَفَ َعلَ ْيهَا َغي ِْر هَا ِح ْينَ َج ْم ُعهُ اِل ِختِاَل.
ِ ف ال ِّر َوايَا
9
Dari definisi tersebut, jelaslah bahwa wakaf intizhory terjadi apabila
Qori’ berhenti pada lafaz yang diperselisihkan para ulama qiraat tentang
boleh tidaknya berhenti pada lafaz tersebut. Sebagian ahli qiroat
menyatakan boleh berhenti, tetapi sebagian yang lain melarangnya. Untuk
mempertemukan dua pendapat ini dipakai lah waqaf intizhory, yaitu
dengan cara berhenti dahulu pada lafaz tersebut, kemudian mengulangi
bacaan dari lafazh sebelumnya dan berhenti pada lafaz lain yang disepakati
bersama.
Contoh pada surat Al-Baqarah ayat 24 yang berbunyi :
Pada ayat diatas, tepatnya pada kata” ada yang berpendapat lebih baik
Washol tetapi ada pula yang membolehkan Waqof.9
Untuk mempertemukan dua pendapat tersebut, bacaan dihentikan pada
lafazh “ ”الحجارة, kemudian mengulangi dari lafazh اَلَّتِي atau dari
lafazh sebelumnya yang cocok dan baik.
ٰ
. ُ َكيْفَ يَقِفgس َءا ِل ُم ْمتَ ِح ٍن اَ ْو تَ ْعلِ ْي ِم ا ْلقَا ِري ِ ه َُواَنْ يَقِفَ عَلي َكلِ َم ٍۃ لِبَيَا ِن ا ْل َم ْقطُ ْو
ُ ع َواَ ْل َم ْو
ُ ِص ْو ِل اَ ْوب
“ Waqof yang disengaja ( atau dipilih ) bukan karena suatu sebab, seperti
sebab-sebab di atas.
11
10
Ibid., hlm. 196.
Jadi, Waqof ikhtiyary adalah waqaf yang dipilih dengan sengaja oleh
qori’ untuk menghentikan bacaan Alqur’annya pada suatu lafaz.
pilihannya untuk berhenti itu bukan karena alasan Idltirory ( terpaksa )
intizhory ( menunggu ) atau Ikhtibar ( diuji ) tetapi karena pilihannya
sendiri.
Dari ke empat macam bentuk Wakof, hanya waqof Ikhtiyary yang ada
perinciannya, ini mengingat Wakof inilah yang paling banyak digunakan
di samping karena dasar pilihan si pembaca. Sedangkan untuk wakof yang
lain, jarang dipergunakan. oleh karena itu ada ahli tajwid yang membagi
bentuk wakof kepada dua macam saja, yaitu Idltirory dan Ikhtiyary,
pembagian seperti inilah yang dipilih oleh Ibnul Jazari.
Ahli tajwid juga berbeda pendapat mengenai perincian waqof
Ikhtiyary ini, ada yang mengatakan terbagi menjadi tiga, terdiri dari waqof
Tam,Hasan, dan Qobich,seperti yang dikemukakan oleh Ibnu Anbari ada
juga yang membagi menjadi empat macam dengan menambah satu bentuk
lagi, yaitu waqof kafi. bahkan Imam sajawandi membaginya menjadi
lima,terdiri dari waqaf lazim, mutlak, Jaiz, dan Mujawaz,dan Murokh-
khosh. Dari beberapa pendapat di atas, yang populer di pakai adalah
pendapat yang membagi waqof Ikhtiyary menjadi empat bagian, yaitu :
waqof Tam, wakof kafi. waqaf Hasan. dan waqaf Qobich.11
A. Waqof Tam
Secara bahasa, Tam artinya sempurna, Waqof Tam menurut istilah
adalah:
“Berhenti pada kalimat (yang sempurna) yang tidak ada lagi
kaitannya dengan kalimat (ayat) sesudahnya maupun sebelumnya, baik
secara lafazh maupun makna.12”
Waqaf Tam adalah berhenti pada kata yang telah sempurna
pengertiannya. Kata berikutnya adalah kalimat baru yang tidak ada
12
11
Ibid., hlm. 197.
12
Ibid.
kaitannya sama sekali dengan kata yang diwaqofkan. Seorang qori’ baik
sekali berhenti pada kata yang demikian, ia tidak perlu lagi mengulang dari
kata sebelumnya, tetapi ia bisa langsung ibtida’ dari kata sebelumnya.
B. Waqof Kafi
Menurut bahasa, Kafi artinya cukup. Sedang menurut istilah, waqaf
kafi adalah:
Terkadang Waqaf Kafi ini yang satu lebih utama dari yang lain,
seperti:
اggذاب اليم بمggا (وقف) ولهم عggر ضggزادهم هللا مggرض (وقف) فggوبهم مggفي قل
C. Waqaf Hasan
Hasan menurut bahasa artinya baik. Sedagnkan menurut istilah
Waqaf Hasan adalah :
‘Berhenti pada kalimat yang secara lafazh (ata I’rob) dan makna
masih berkaitan dengan kalimat sebelum dan sesudahnya, tetapi dengan
syarat susunan kalimatnya telah sempurna.14”
Waqaf Hasan ini dapat terjadi pada pertengahan ayat atau pada
akhir ayat:
Contoh Waqaf Hasan pada pertengahan ayat:
13
13
Ibid.
14
Ibid., Hlm. 205.
الحمداهلل
“Segala puji bagi Allah…”
Dilihat dari susunan kalimatnya, waqaf tersebut sudah sempurna,
tetapi dari segi lafazh dan makna masih berhubungan dengan lafazh
selanjutnya, yaitu :
ربالعالمين
“... Tuhan semesta alam.” yang berkedudukan sebagai sifat dari
kata sebelumnya.
-Contoh Waqaf Hasan pada akhir ayat:
D. Waqaf Qobich
14
Menurut bahasa, Qobich artinya buruk. Sedangkan menurut istilah
Waqaf Qobich adalah:
“Behenti pada kalimat yang memberikan makna yang tidak baik,
karena susunan kalimatnya tidak sempurna serta masih bertalian dengan
kalimat sesudah dan sebelumnya, baik dalam lafazh maupun makna.15”
Buruknya waqaf qobich ini setidaknya dapat ditinjau dari dua segi,
yaitu :
1. Segi Lafazh
Waqad Qobich dinilai buruk dari segi lafazh karena
menyebabkan munculnya kerancuan dari segi tata bahasa atau ilmu
Nahwu, terutama yang berhubungan erat dengan masalah I’rab dan
kedudukan kalimat. Bacaan yang dihentikan secara buruk,
maknanya menjadi bertentangan, karena sulit diketahui kepada apa
atau siapa lafazh tersebut disandarkan.
2. Segi Makna
Menghentikan bacaan secara buruk (Qobich), yaitu pada
kalimat yang belum sempurna, dapat menimbulkan pertanyaan
tenttang maksud dari suatu ayat. Bahkan bisa jadi akan terjadi
pengaburan makna atau munculnya makna makna yang lain yang
bertentangan dengan maksud ayat. Sebagai contoh, berhenti pada :
16
16
Ibid., hlm. 211.
BAB III
PENUTUP
A Kesimpul an
125. Dalam ayat tersebut Madd berarti ي زدكم, yaitu menolong kalian
dengan tambahan pasukan malaikat. Huruf Madd itu ada tiga macam, yaitu
Mad terbagi menjadi 2 bagian yaitu, Mad Ashli atau Mad Thabi’i
dan Mad Far’i. dan Mad Far’i juga masih terbagi lagi menjadi beberapa
bagian.
Menurut bahasa, Waqof adalah Al habsuس
ُ ْح ْب
َ اَلartinya menahan.
Sedangkan menurut istilah, Waqof adalah :
“ Memutuskan suara pada suatu kalimat dalam waktu tertentu, tidak begitu
lama, kemudian mengambil nafas satu kali dengan niat untuk memulai
kembali bacaan Alquran.18
Sebagai dasar hukum dari waqaf ( dan ibtida ) adalah Alqur’an dan hadis,
dasar-dasar tersebut antara lain :
\B. Saran
17
Wahyudi, Moh. Ilmu Tajwid Plus.(Surabaya: Halim Jaya. 2007). Hal.159
18
Moh. Wahyudi. Ilmu Tajwid Plus. Halim Jaya. Hlm. 192.
Saran yang mampu diberikan penulis yaitu hendaknya setiap hukum-hukum
bacaan pada Alqur’an ditaati sesuai dengan ketentuan atau hukum ilmu tajwid
mengetahui hukum bacaan mad dan waqaf. Sehingga makna ada arti yang
terkandung di dalam Al-Qur’an sesuai dengan wahyu yang telah Allah turunkan
kepada baginda Rasulullah SAW.
DAFTAR PUSTAKA
Wahyudi, Muhammad. 2008. Ilmu Tajwid PLUS. Halim Jaya: Malang.