Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

HUKUM MAD WAL QASHR

Dosen Pengampu:

Hidayatul Azizah Gazali, M.Ag

Di Susun Oleh:

Kelompok 2

1.Rahmad Hidayat

2. Solehuddin Lubis

3.Sri Wahyuni

4.Ingin marito hasibuan

JURUSAN ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR

FAKULTAS USHULUDDIN DAN STUDI AGAMA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI IMAM BONJOL PADANG

1443 H / 2022 M
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Huruf-huruf AlQur’an yang bertanda Tasydid
(Syiddah)” ini dengan tepat waktu.Pada kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih yang
sebesar-besarnya kepada dosen mata kuliah Tahsin Al-Qur’an Ibuk Hidayatul Azizah Gazali,
M.Ayang telah mengamanahkan tugas ini sehingga dapat menambah wawasan bagi para
pembaca dan kami sendiri. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang
telah ikut berpartisipasi dalam pembuatan makalah ini. Kami menyadari bahwa makalah ini
masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan serta jauh dari kesempurnaan. Oleh karena
itu, kritik, saran dan tanggapan yang membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini kedepannya.

Padang, September 2022

Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................... iii
BAB I
PENDAHULUAN.................................................................................. 1
A. Latar Belakang .................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................. 1
C. Tujuan Penulisan............................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................... 2
1. Pengertian mad.......................................................... 2
2.Macam macam mad................................................... 2

BAB III PENUTUP............................................................................................ 10


A. Kesimpulan ..................................................................................... 10
B. Saran................................................................................................ 10
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 11

BAB I

PENDAHULUAN

Latar belakang

Mempelajari ilmu tajwid hukumnya adalah fardhu kifayah. Jika dalam suatu tempat ada
seseorang yang menguasai ilmu ini, maka bagi yang lainnya tidak menanggung dosa, dan
sebaliknya jika tidak seorangpun yang menguasai ilmu ini, maka seluruh penduduk daerah
tersebut menanggung dosa. Adapun membaca Al-Qur’an dengan tajwid hukumnya fardhu ‘ain.
Jika seseorang tidak menggunakan tajwid dalam membaca Al-Qur’an, maka ia berdosa. Ilmu
tajwid sangat penting sekali untuk dipelajari sebelum belajar membaca Al-Qur’an, karena
dengan ilmu tajwid kita dituntun bagaimana cara melafalkan huruf hijaiyah, bagaimana cara
memanjangkan atau memendekkan bacaan atau yang disebut dengan Hukum Mad, dan lain
sebagainya

Rumusan masalah

1.Apa pengertian dari mad

2.Apa saja jenis jenis pembagian mad

Tujuan penelitian

1.Mengetauhi definisi dari Mad

2.Mengenal apa saja jenis pembagian dari mad

BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Mad

Mad menurut bahasa artinya memanjangkan dan menambah. Sedangkan menurut istilah Mad
artinya memanjangkan suara dengan salah satu huruf dari huruf-huruf Mad (asli). Huruf Mad
ada tiga, yaitu : ‫ا‬, ‫و‬,‫( ي‬alif, wawu, dan yaa.)1
1
Ahmad Annuri, Panduan Tahsin Tilawah Al-Qur’an dan Ilmu Tajwid, (Jakarta : Pustaka Al-Kautsar), hal. 121-122
Menurut Imam Hafsh bin Sulaiman bin Mughirah Mad memiliki ukuran dan hukumnya, yaitu :

a. Yang dibaca 2 alif atau 2,5 alif (4 harokat atau lima harokat) yang disebut Wajib.

b. Yang dibaca 2 alif atau 2,5 alif (4 harokat atau lima harokat) yang disebut Jaiz.

c. Yang harus dibaca 3 alif (6 harokat) yang disebut Lazim. 2

2. Macam-macam Mad

Mad dibagi menjadi 2 macam, yaitu :

a. Mad Asli atau Mad Thabi’i (asli)

Mad artinya Panjang, sedangkan Thobi’i artinya biasa. Hukum bacaan disebut Mad Thabi’i yaitu
bila huruf yang dipanjangkan bunyi suara nya berupa :

1) Hukum berharkat dhommahdan sesudahnya terdapat huruf wawu sukun.

Contoh :

v َ‫يُْؤ ِمنُون‬

v َ‫يُ ْنفِقُون‬

2) Huruf berharkat kasroh dan sesudahnya terdapat huruf yaa sukun.

Contoh :

v ‫ال َّر ِح ِيم‬

v َ‫ْال َعالَ ِمين‬

3) Huruf berharkat fathah dan sesudahnya terdapat huruf alif.

Contoh :

v ٌ‫َع َذاب‬

v ‫فَزَ ا َدهُ ُم‬

Cara membaca Mad Thabi’i harus dipanjangkan satu alif atau dua harokat. Sebab dinamakan
Mad Thabi’i karena orang yang punya tabi’at sehat dan normal tidak akan membacanya lebih
atau kurang dari satu alif, baik ketika washal (baca terus) atau waqaf (berhenti).

2
Ahmad Munir, Ilmu Tjwid dan Seni Baca Al-Qur’an, (Jakarta : Rineka Cipta ), hal. 49
Membacanya kurang dari satu alif hukumnya haram. Sedangkan membacanya lebih dari satu
alif hukumnya sangat makruh.3

b. Mad Far’i (cabang)

Mad far’i ialah mad yang lebih dari hukum aslinya, sebabnya adalah karena sesudahnya ada
huruf hamzah atau sukun (mati) pada waktu waqaf (berhenti).4

Mad far’i terbagi menjadi lima belas (15), yaitu :

1) Mad Wajib Muttashil

Wajib artinya bersambung. Hukum bacaan disebut Mad Wajib Muttashil adalah apabila ada
Mad Thabi’i bertemu dengan huruf hamzah didalam satu kata.

Cara membacanya wajib memanjangkan bunyi 4 atau lima harokat baik saat washal atau waqaf
dan boleh enam harokat jika hamzah terletak di akhir kata. 5

Contoh :

v ‫ال َّس َماء‬

v ‫َس َواء‬

2) Mad Jaiz Munfashil

Jaiz artinya boleh (dipanjangkan lebih dari dua harokat atau satu alif). Munfashil artinya
terpisah (antara Mad dengan Hamzah).6

Hukum bacaan disebut Mad Jaiz Munfashil yaitu apabila Mad Thabi’i behadapan dengan huruf
hamzah dilain kata.

3
Saeruddin, Tuntunan Ilmu Tajwid Praktis, (Surabaya : INDAH Surabaya, 2004), hal. 115-121

4
Ibid.,hal. 121

5
Ahmad Annuri, Panduan Tahsin Tilawah Al-Qur’an dan Ilmu Tajwid, (Jakarta : Pustaka Al-Kautsar), hal. 123

6
Ibid.,hal. 123
Cara membaacanya lebih baik dipanjangkan seperti panjangnya Mad Wajib Muttashil yaitu dua
setengah alif atau lima harokat, tetapi boleh juga dipanjangkan seperti panjang Mad Thabi’i
artinya hanya satu alif panjangnya atau dua harokat.

Contoh

‫انااعطينك‬

َ ‫ُأ ْن ِذقَوْ ًما َم‬


.‫ارآبَاُؤ هُ ْم‬

3) Mad Lazim Mutsaqqal Kilmy

Lazim artinya pasti, Mutsaqqal artinya diberatkan, sedangkan Kilmy asal kata “kalimah” artinya
kata.

Hukum bacaan disebut Mad Lazim Mutsaqqal Kilmy adalah apabila Mad Thabi’i berhadapan
dengan huruf yang bertasydid didalam satu kalimat atau perkataan.

Cara membacanya harus dipanjangkan lebih dahulu sepanjang tiga alif atau enam harokat, lalu
ditasydidkan.7

Contoh

‫وال الضالين‬

4) Mad Lazim Mukhaffaf Kilmy

Mukhaffaf artinya diringankan. Hukum bacaan disebut Mad Lzim Mukhaffaf Kilmy ialah bila
Mad Thabi’i bertemu dengan huruf yang berharokat sukun tidak diakhir perkataan.

Cara membacanya dipanjangkan sampai tiga alif atau enam harokat atau seperti panjangnya
Mad Lazim mutsaqqal Kilmy.

Contoh

‫ ( األن وقد‬Al Anaa waqad)

7
Saeruddin, Tuntunan Ilmu Tajwid Praktis, (Surabaya : INDAH Surabaya, 2004), hal. 124-126
5) Mad Layyin

Layyin artinya lunak, hukum bacaan disebut Mad Layyin yaitu apabila ada huruf Mad, baik yang
berupa wawu sukun ataupun yaa sukun dan huruf sebelumnya berharokat fathah.

Cara membacanya dengan lunak dan lemas serta tidak boleh dipanjangkan.

Contoh :

v َ‫َأ َرَأيْت‬

v ‫َريْب‬

6) Mad ‘AridL Lissukun

‘Aridl artinya tiba-tiba ada, sukun artinya mati. Hukum bacaan disebut ‘Aridl Lissukun yaitu
apabila ada Mad Thabi’i atau Mad Layyin dan sesudahnya ada waqaf (tempat berhenti).
Membacanya ada tiga cara, yaitu :

a) Dibaca panjang sampai tiga alif atau enam harokat atau sama dengan panjang Mad Wajib
Muttashil. Ini lebih utama.

b) Dibaca panjang dua alif atau empat harokat atau dua kali panjang Mad thabi’i. Ini bacaan
yang sedang.

c) Dibaca panjang satu alif atau dua harokat seperti Mad Thabi’i biasa. Ini bacaan yang
pendek.8

Contoh :

v‫لِّ ْل ُمتَّقِين ى هدى‬

ْ ُ‫يُنفِق‬
v ‫ونَ هم‬

7) Mad Shilah Qashirah

Shilah artinya : hubungan, Qashirah artinya pendek. Hukum bacaan disebut mad shilah qashirah
yaitu apabila ada haa’ dlomir adalah kata ganti orang atau benda ketiga, dan haa’ dlomir itu
berada sesudah huruf yang berharokat.

Cara membacanya dipanjangkan sampai satu (1) alif atau dua harokat atau seperti panjang
MAD THOBI’I, demikian itu jika tidak didahului huruf mati (sukun) atau tidak dihubungkan
dengan huruf lain berikutnya.

8
Ibid.,hal.,128-132
Contoh:

v ُ‫فَُأ ُّمه‬

Ha’dlomir yang didahului huruf sukun atau dihubungkan dengan huruf lain berikutnya,
membacanya tidak boleh dipanjangkan. Contoh-contoh Ha’dlomir yang didahului huruf sukun :

Contoh :

v ‫فِي ِه‬

8) Mad shilah thowilah

Thowilah artinya panjang. Hukum bacaan disebut Mad Shilah Thowilah ialah apabila Mad Shilah
Qashiirah bertemu dengan huruf hamzah. Cara membacanya sampai dua setengah alif atau
satu alif seperti Mad Thabi’i.

Contoh:

‫ ِع ْندَه‬v ‫اال‬

‫ ِع ْل ِمه‬v ‫اال‬

9) Mad ‘Iwadl

‘Iwadl artinya ganti tanwin, Tanwin diganti mad. Hukum bacaan disebut Mad’iwadl adalah
apabila ada fathatain pada huruf akhir kata yang diwaqafkan atau desebut mad pengganti
tanwin sehingga tanwin tidak berbunyi lagi. Membacanya dipanjang satu alif seperti mad
thobi’i.9

Contoh:

v ْ‫ثُبُوْ رًا ْيَ ْد ُعو‬

v ‫َم ْسرُورًا‬

10) Mad Badal

Badal artinya perubahan. Hukum bacaan disebut Mad badal yaitu apabila ada hamzah bertemu
dengan mad yang berasal dari hamzah sukun. Kemudian hamzah ini diubah dan diganti dengan
alif, wawu atau yaa’.

Contoh:ٰ

9
Ibid.,hal. 135-140
‫األولى‬
َ (Uula)

َ‫( أولئك‬Uulaika)

11) Mad lazim harfi mukhaffaf

Harfi dari asal kata “harfun” artinya huruf. Hukum bacaan disebut mad lazim harfi mukhaffaf
ialah apabila pada permulaan surat dari alqur’an ada terdapat salah satu atau lebih dari antara
huruf yang lima, yaitu haa’, yaa’, thaa’, haa’, dan raa’.

Cara membacanya dipanjangkan sepanjang Mad thobi’i atau dua harokat.

Contoh:

v ‫يس‬

v ‫طه‬

12) Mad lazim Harfi Mutsaqqal

Hukum bacaan disebut Mad lazim Harfi Mutsaqql ialah apabila permulaan surat berupa salah
satu atau lebih dari huruf-huruf yang delapan yaitu nun, qaaf, shaad, ‘ain, siin, laam, kaaf, dan
miim.

Kumpulan dari huruf yang delapan adalah NAQUSHA ‘ASALUKUM Dan Sesudah Mad terdapat
suara huruf mati yang di idghamkan atau ditasydidkan. Cara membacanya dipanjangkan tiga alif
atau enam harokat.10

Contoh :

v ‫الم‬

v ‫المص‬

13) Mad lazim musyabba’

10
Ibid.,hal. 142-146
Musyabba’ artinya dikenyangkan. Hukum bacaan disebut mad lazim musyabba’ adalah seperti
Mad Lzim harfi mutsaqqal, hanya saja sesudah Mad terdapat suara huruf mati yang tidak
diidghamkan atau ditasydidkan.

Membacanya harus dipanjangan seperti Mad Lazim Harfi Mutsaqqal, Yaitu tiga alif.

Contoh:

v ‫يس‬

v ‫آلم‬

14) Mad Tamkin

Tamkin artinya tepat (penetapan atau penepatan). Hukum bacaan disebut Mad Tamkin adalah
apabila ada yaa’ sukun yang didahului dengan huruf yaa’ yang bertasydid dan harokatnya
kasroh. Cara membacanya ditepatkan pada tasydid dan mad thobi’inya.

15) Mad Farq

Farq artinya membedakan atau pembadaan. Hukumbacaan disebut Mad Farq adalah salah satu
mad yang dalam Al-qur’an hanya terdapat di empat tempat.

Cara membacanya harus dipanjangkan untuk membedakan antara pertanyaan atau bukan.

Jagi dipanjangkannya itu supaya jelas bahwa kalimat itu berbentuk pertanyaan.

Empat tempat itu ialah :

a. Dua tempat disurat Al-An’am (6) ayat 143-144

b. Satu tempat disurat Yunus (10) ayat 59

c. Satu tempat disurat An-Naml (27) ayat 59


BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Dari pembahasan diatas dapat diambil kesimpulan yaitu, Mad adalah ilmu mengenai ukuran
panjang suatu huruf dalam membaca Al-Qur’an. Mad terbagi menjadi 2 bagian yaitu

- Mad Ashli/Mad Thabi’i (tidak butuh sebab)

- Mad Far’i (butuh sebab). dimana Mad Far’i ini terbagi lagi menjadi beberapa golongan

Ada yang panjangnya satu alif atau dua harakat yaitu Mad Badal, Mad Iwadl dan Mad
Shilah Qasirah, Mad Tamkin. Ada yang panjangnya 1 sampai 3 alif yaitu Mad Wajib Muttasil,
Mad Jaiz Munfashil, Mad Arid Lissukun, Mad Shilah Thawilah. Ada juga yang panjangnya 3 alif
yaitu Mad Lazim Kalimi Mutsaqal, Mad Lazim Kalimi Mukhaffaf, Mad Lazim Harfi Mutsaqal, Mad
Lazim Kalimi Mukhaffaf, Mad Farqi.

Namun ada juga bacaan yang tidak dibaca Mad meski memenuhi syarat Mad, bacaan ini
biasa disebut dengan shifir yang terbagi menjadi dua (mustadir dan mustathil).

B. Saran
Dalam makalah ini kami membahas tentang Mad dan pembagiannya. Kami berharap
pembaca tidak puas dengan makalah yang kami sajikan ini dan berusaha mencari sumber lain
yang berkaitan dengan materi ini demi kesempurnaan pengetahuan dalam memahami ilmu
tajwid.

Anda mungkin juga menyukai