Oleh
Kelompok 7
1
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan atas
semua dalam memenuhi tugas dari mata kuliah Tahsin. Semoga segala yang
tertuang dalam makalah ini bisa memberi manfaat bagi penulis maupun bagi
para pembaca. Makalah ini disajikan dengan tujuan untuk memberi arahan dan
tuntunan agar yang membaca bisa menciptakan hal-hal yang lebih bermakna.
banyak kekurangan dan masih jauh dari kata sempurna. Adanya kritik serta
saran yang sifatnya membangun dari para pembaca sangat kami harapkan untuk
kesempurnaan.
Kelompok 7
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................2
DAFTAR ISI.....................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................4
A. Latar Belakang........................................................................................4
B. Rumusan Masalah...................................................................................5
C. Tujuan Masalah.......................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................6
A. Kesimpulan............................................................................................11
B. Saran.......................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................12
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Melihat fenomena pada masyarakat saat ini, dimana masih banyak yang
belum bisa membaca Alqur’an dengan baik dan benar, terkhusus pada ilmu
tajwid yang mengajarkan tata cara membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar.
Selain itu masyarakat hanya sekedar membaca tidak mengetahui makna dan
hukum bacaan dalam Al-Qur’an tersebut.
Tajwid adalah sebuah ilmu tentang kaidah-kaidah serta cara tentang
membaca Al-Qur’an dengan sebaik-baiknya. Memelihara bacaan Al-Qur’an
dari kesalahan dan perubahan serta memelihara lisan dari kesalahan membaca
merupakan tujuan dari ilmu tajwid. Belajar tajwid merupakan fardhu kifayah,
sedangkan membaca Al-Qur’an dengan baik sesuai dengan ilmu tajwid
hukumnya fardhu ain, Sebagaimana firman Allah didalam Al-Quu’an :
Oleh sebab itu, setiap muslim dituntut untuk dapat membaca Al-Qur’an baik
dan benar. Membaca Al-Qur’an merupakan ibadah, setiap satu huruf Al-Qur’an
bernilai satu kebaikan, dan satu kebaikan dilipat gandakan menjadi sepuluh kali
lipat.
Maka dari itu kami sebagai penyusun makalah ini akan membahas
tentang ilmu tajwid khususnya tentang hukum bacaan Mim Mati karena materi
ini masih banyak yang belum memahaminya. Dalam materi hukum bacaan
Mim Mati ini juga mengandung nilai yang sangat penting dalam tata cara
pembacaan Al-Qur’an karena, dalam pembacaan Al-Qur’an tajwid mutlak
1
Q.S. Al-Muzammil ayat 73.
4
digunakan. Di dalam membaca Al-Qur’an salah penyebutan salah arti dan
makna.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Mim Sukun?
2. Sebutkan Jelaskan Pembagian Hukum Mim Sukun !
C. Tujuan Masalah
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Mim Sukun
Mim mati adalah huruf mim yang tidak berharokat, memiliki tanda baca
yaitu sukun. Hukum mim mati adalah cara membaca mim ketika bertemu
dengan huruf hijaiyyah baik washol maupun waqof. Mim mati apabila
bertemu dengan huruf Hijaiyyah cara bacanya sama dengan hukum nun mati
atau tanwin, ada yang dibaca dengung, jelas, dan ada pula yang samar.2
Hanya saja yang membedakan keduanya adalah terletak pada bibir. Kalau
nun mati atau tanwin tidak melaui dua bibir, sementara mim mati melalui dua
bibir, mim yang sakin tidak dapat jatuh sebelum huruf mad karena akan terjadi
pertemuan dua huruf yang sakin dan hal ini mustahil terjadi dalam bahasa
arab, karena tidak dapat di baca dan di ucapkan.
2
http://ukhtyanissa.blogspot.co.id/2013/10/makalah-hukum-bacaan-mim-mati.html Di
akses pada 05 Mei 2021.
3
Abu Nizam, Buku Pintar Al-Qur’an, (Jakarta: Kultum Media, 2008), hal. 17.
6
Dengan demikian, huruf Izh-har Syafawi adalah seluruh huruf Hijaiyah
selain Ba’ dan Mim.
Cara membaca Izh-har Syafawi harus jelas dan terang, yakni pada saat
menghadapkan huruf Mim dengan cara merapatkan bibir. Kejelasan
pengucapannya cukup satu ketukan, tidak boleh lebih. Karena jika lebih,
dikhawatirkan akan berubah menjadi Ikhfa’ atau Ghunnah.
Perhatian: Apabila huruf mim sukun ( ) ْمbertemu dengan huruf wau ( ) وdan (
) فmaka harus berhati-hati ketika membacanya, yakni dengan lebih cepat serta
lebih jelas tanpa gunnah. Sedikit pun mim mati tidak boleh terpengaruh
makhraj fa’ dan wawun walaupun makhrajnya berdekatan atau sama.4
Contoh :
Huruf-huruf idzhar syafawi jumlahnya ada 26 huruf, yaitu:
ھ-ا ـ ت ـ ث ـ ج ـ ح ـ خ ـ د ـ ذ ـ ر ـ ز ـ س ـ ش ـ ص ـ ض ـ ط ـ ظ ـ ع ـ غ ـ ف ـ ق ـ ك ـ ل ـ ن ـوـ
–ي
N Huru N Huru
Kalimat Kalimat
o f o f
4 ج َاَّن َلُهْم َج ّٰن ٍت َتْج ِر ْي 17 ع َع َذ اٌب َو َلُهْم
5 ح َح اِفِظ ْيَن َع َلْيِهْم 18 غ َغ ْو ًرا َم اُء ُك ْم
4
Abdul Aziz Abdur Rauf, Pedoman Daurah Alqur’an (Kajian Ilmu Tajwid
DisusunSecara Aplikatif) (Jakarta Timur: Markaz Alqur’an, 2014), hal.89.
7
7 د َداُر اآْل ِخَر ِة َلُهْم 20 ق َقاُلْو ا َر َأْو ُهْم
11 س َس ْبًعا َفْو َقُك ْم 24 و ِبِهْم َوَيُم ُّدُهْم
13 ص َص اِدِقْيَن ُكْنُتْم ِاْن 26 ي َلَع َّلُهْم َيَتَذَّك ُرْو َن
5
Muhammad Mahmud, Hidayatul Mustafid, (Medan: Sumber Ilmu Jaya), hal.9.
6
Abu Ali Zainal Abidin, Pelajaran Tajwid, ( Jakarta, CV. Raja Publishing), hal. 2 0ا.
7
Q.S. Al- ‘Adiyat ayat 11.
8
َو َيْو َم ُيْر َج ُعْو َن ِاَلْيِه َفُيَنِّبُئُهْم بَِم ا َع ِم ُلْو ا8
8
Q.S. An-Nur ayat 64.
9
Q.S. Hud ayat 89.
10
Q.S. Al-Insan ayat 12.
11
Q.S. Al-Fil ayat 4.
12
Q.S. Al-Alaq ayat 14.
13
Q.S. Asy-Syams ayat 14.
14
Ahmad Muzammil, Panduan Tahsin Tilawah, (Ciputat Tangerang: Ma’had Alqur’an
Nurul Hikmah, 2015), hal. 48.
9
Contoh:
َ15و َم اَتْأِت۬ي ه۬م مِّْن آٰي ٍت ِّم ْن آٰي ِت َر ّبِهْم ِاَّال َك اُنْو ا َع ْنَها ُم ْع ِر ِض ۬ي َن
16اَّلِذٓي َأْطَع َم ُهْم مِّْن ُجوٍع وَّآَم َنُهْم مِّْن َخ ْو ٍف
ُك ُلْو ا َو َتَم َّتُعْو ا َقِلْيًال ِاَّنكُْم مُّْج ِر ُم ْو َن 17
15
Q.S. Al-An’am ayat 4
16
Q.S. Quraisy ayat 4
17
Q.S. Al-Mursalat ayat 46.
18
Q.S. Al-Insan ayat 22.
19
Q.S. Al-Baqarah ayat 23.
20
Q.S. Asy-Syu’ara’ ayat 158.
21
Q.S. Al-Humaza ayat 8.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari yang telah diuraikan diatas dapat disimpulkan bahwa pembagian mim
mati ada tiga yaitu idgham mislain, ikhfa syafawi, idzhar syafawi. Idgham
mislain adalah apabila mim mati bertemu dengan huruf mim yang berharakat.
Cara pengucapannya harus disertai dengan gunnah (dengung), Ikhfa Syafawi
apabila mim mati bertemu dengan huruf ()ب, harus dibaca ikhfa, yakni
menyamarkan mim mati karena dengungan (gunnah). Idzhar Syafawi Jika
mim mati bertemu dengan huruf-huruf hijaiyyah selain huruf mim ( ) مdan ba
) ) بmembacanya tidak boleh dengung dan huruf mim sukun harus dibaca
jelas dan baik.
Tujuan mempelajarinya adalah agar kita dapat membaca Al-Qur’an dengan
baik dan fasih sesuai dengan yang diajarkan Rasulullah SAW, selain itu
dengan mempelajari hukum mim mati kita lebih terjaga dari kesalahan dan
pengertian setiap lafazh di dalam Al-Qur’an, dan dengan mengetahui hukum
mim mati kita dapat mengklasifikannya mana yang dibaca samar-samar, jelas
dan dengung karena apabila salah penyebutan salah dalam ma’na.
B. Saran
Di bagian ini, tak ada yang kami akan ucapkan, kecuali mengingatkan bagi
diri kami sendiri juga bagi saudara kami seiman-seislam, mari menjadikan Al-
Quran sebagai teman akrab kita, karena Al-Quran lah yang akan jadi penerang
hidup dan mati kita nanti.
11
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Abu Ali zainal. Pelajaran Tajwid, Jakarta: CV. Raja Publishing.
http://ukhtyanissa.blogspot.co.id/2013/10/makalah-hukum-bacaan-mim-mati.html
Diakses pada 6 November 2017.
12