LAFADZ ALLAH
Disusun Guna Memenuhi Tugas Individu Mata Kuliah Baca Tulis Al-Qur’an
Dosen Pengampu : Maskam, M.Pd.I
Disusun Oleh :
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Melihat fenomena pada masyarakat saat ini, dimana masih banyak yang belum bisa
membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar, terkhusus pada ilmu tajwid yang mengajarkan
tata cara membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar. Selain itu masyarakat hanya sekedar
membaca tapi tidak mengetahui makna dan mengetahui hukum bacaan dalam Al-Qur’an
tersebut.
Maka dari itu kami sebagai penyusun makalah ini akan membahas tentang ilmu tajwid
khususnya tentang Hukum Bacaan Mim Mati karena materi ini masih banyak yang belum
bmemahaminya.
Dalam materi Hukum Bacaan Mim Mati ini juga mengandung nilai yang sangat
penting dalam tata cara pembacaan Al-Qur’an karena dalam membaca Al-Qur’an tajwid
mutlak digunakan karena didalam membaca Al-Qur’an salah penyebutan maka akan salah
arti dan makna.
B. Perumusan Masalah
C. Tujuan
D. Manfaat
Tajwid adalah ilmu untuk mempelajari Al-Qur’an, dengan adanya ilmu tersebut maka
kita yang awam dan baru masuk Islam bisa mempelajari Al-Qur’an dengan mudah. Di dalam
Ilmu Tajwid ada beberapa hukum bacaan Al-Qur’an yang sudah ditetapkan agar mudah
mempelajarinya.
Dengan adanya ilmu tersebut, maka diharapkan seluruh umat Islam yang ada di dunia
khususnya di Indonesia agar mudah mempelajari ilmu Al-Qur’an dengan benar, fasih dan
tidak salah melafalkannya. Dari latar belakang diatas tersebut, maka disini penulis akan
membahas makalah yang berjudul tentang Hukum Mim Mati/bersukun yang sering kita kenal
terbagi menjadi tiga macam yaitu idghom mimi, ikhfa’ safawi, dan idzhar safawi.
Semua itu akan kami uraikan secara jelas agar memudahkan kita semua dalam
memahami kandungan isi Al-Qur’an dan pembahasan makalah ini dengan mudah. Dan
menjadikan ilmu yang bermanfaat bagi kita semua.
BAB II
PEMBAHASAN
HUKUM MIM BERSUKUN DAN LAFADZ ALLAH
Ada beberapa Huruf idhar syafawi dan jumlahnya ada 26 huruf, diantaranya yaitu:
اـتـثـجـحـخـدـذـرـزـسـشـصـضـطـظـعـغ
ھ –ي-ـ ف ـ ق ـ ك ـ ل ـ ن ـوـ
terbagi menjadi dua yaitu tebal dan tipis. Dibaca tebal apabila huruf Lam pada lafal Allah ( ّٰاَلل
ُ ) هdidahului huruf yang berharakat fathah atau dhommah yang disebut Lam Tafkhim dan
dibaca tipis apabila huruf Lam pada lafal Allah ( ُ ) هّٰللاdidahului huruf yang berharakat kasroh
yang disebut Lam Tarqiq.
Tafkhim ( ) تَ ْف ِخ ْم
Lam Tafkhim atau disebut juga dengan Lam Mufakhomah ( ) اَل ُم ْال ُمفَ َّخ َم ْةadalah harus
membaca huruf lam pada lafal Allah ( ُ ) هّٰللَاdengan tebal yaitu dengan cara mengangkat semua
lidah dan menekankanya ke langit-langit atas sambil menekankan suara yang cukup kuat.
Berikut adalah contoh bacaan lam jalalah yang dibaca tebal (tafkhim), diantaranya:
Bacaan Dibaca
اللهم Allaahumma
ُ َش ِه َدهّٰللا Syahidallaahu
هّٰللا
ِ َرسُوْ ُلRasulullaahi
Lam Tarqiq atau disebut juga dengan Lam Muraqqaqah ( ) اَل ُم ْال ُم َرقَّقَ ْةadalah harus membaca
huruf lam pada lafal Allah ( ُ ) هّٰللاdengan tipis yaitu dengan cara mengangkat lidah keatas
dengan suara rendah.
Berikut adalah contoh bacaan lam jalala yang dibaca tipis (tarqiq), diantaranya:
Bacaan Dibaca
Huruf lam yang terdapat dalam semua kalimat bahasa arab selain lafal Allah harus dibaca
tipis, contohnya:
Dari pembahasan makalah diatas, maka dapat kami simpulkan bahwa Mim mati
(sakinah) adalah huruf mim ( ) م yang tidak berharokat. Hukum mim sakinah adalah cara
membaca mim ketika bertemu dengan huruf hijaiyah yang lainnya baik ketika washl
maupun waqof.
Mim mati dapat bertemu dengan huruf hijaiyyah setelahnya kecuali tiga
huruf madd yaitu: alif, waw dan ya [ ي- ا-] و. Mim sakinah tidak dapat jatuh sebelum
huruf madd karena akan terjadi pertemuan dua huruf mati dan hal ini mustahil terjadi dalam
bahasa arab karena tidak dapat dibaca dan diucapkan.
Hukum Mim Mati/bersukun yang sering kita kenal terbagi menjadi tiga macam yaitu
idghom mimi, ikhfa’ safawi, dan idzhar safawi.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Agama RI, Al Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta: Proyek Pengadaan Kitab Suci,
1996).
Abdul Syafi’i, dan Mas’ud, Pelajaran Tajwid, (Bandung: M.G. Semarang, 1967).
http://ninik-listiawati.blogspot.com/2011/02/hukum-mim-sukun-hukum-mim-sukun-dibagi.html
Muhammad Qomaria Soleh, Ilmu tajwid, (Jombang: PP. Nurul Qur’an, 1992).