Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH TAHSIN QIROAH

HUKUM NUN SUKUN DAN TANWIN

Disusun Oleh:

Welda Febriana ( 2223420043 )

Anshor El Sunnah Nursalim Harun ( 2223420053 )

Dosen Pengampu:

Irfan Fajar Ramadhan M. Ag

PROGRAM STUDI ILMU AL-QURAN DAN TAFSIR


FAKULTAS USHULUDIN ADAB DAN DAKWAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI FATMAWATI SUKARNO BENGKULU

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas rahmat Allah SWT, berkat rahmat serta karunia-Nya sehingga
makalah dengan berjudul HUKUM MIM MATI, ini dapat diselesaikan dengan baik.
Makalah ini dibuat dengan tujuan memenuhi tugas Mata Kuliah TAHSIN AL
QIROAH. Penyusunan makalah ini bertujuan menambah wawasan kepada pembaca
tentang HUKUM MIM MATI.

Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada bapak selaku dosen pengampu
mata kuliah TAHSIN QIROAH. Berkat tugas yang diberikan ini, dapat menambah
wawasan penulis berkaitan dengan topik yang diberikan. Penulis juga mengucapkan
terima kasih yang sebesarnya kepada semua pihak yang membantu dalam proses
penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan masih melakukan banyak
kesalahan. Oleh karena itu penulis memohon maaf atas kesalahan dan ketidak
sempurnaan yang pembaca temukan dalam makalah ini. Penulis juga mengharap
adanya kritik serta saran dari pembaca apabila menemukan kesalahan dalam makalah
ini.

Bengkulu, Maret 2023

Penyusun

2
DAFTAR ISI

COVER

KATA PENGANTAR……………………………………………………………2

DAFTAR ISI……………………………………………………………………...3

PENDAHULUAN………………………………………………………………..4

PEMBAHASAN………………………………………………………………….5

A.PENGERTIAN IDZHAR SYAFAWI…………………………………………5

B.IKHFA SYAFAWI………………………………………………………….....7

C.IDGHOM MIMI………………………………………………………………..8

KESIMPULAN………………………………………………………………….10

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………....11

3
PENDAHULUAN

Melihat fenomena pada masyarakat saat ini, dimana masih banyak yang
belum bisa membaca Alqur’an dengan baik dan benar, terkhusus pada ilmu tajwid
yang mengajarkan tata cara membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar. Selain itu
masyarakat hanya sekedar membaca tidak mengetahui makna dan hukum bacaan
dalam Al-Qur’an tersebut.

Tajwid adalah sebuah ilmu tentang kaidah-kaidah serta cara tentang


membaca Al-Qur’an dengan sebaik-baiknya. Memelihara bacaan Al-Qur’an dari
kesalahan dan perubahan serta memelihara lisan dari kesalahan membaca
merupakan tujuan dari ilmu tajwid. Belajar tajwid merupakan fardhu kifayah,
sedangkan membaca Al-Qur’an dengan baik sesuai dengan ilmu tajwid hukumnya
fardhu ain, Sebagaimana firman Allah didalam Al-Quu’an :

‫َو َرتِّ ِل ْالقُرْ آنَ تَرْ تِياًل‬

“Bacalah Al-Qur’an itu dengan tartil (perlahan-lahan), berkata Ulama


yang di maksud tartil adalah menjaga tajwidnya”. 1
Oleh sebab itu, setiap muslim dituntut untuk dapat membaca Al-Qur’an baik
dan benar. Membaca Al-Qur’an merupakan ibadah, setiap satu huruf Al-Qur’an
bernilai satu kebaikan, dan satu kebaikan dilipat gandakan menjadi sepuluh kali
lipat.

Maka dari itu kami sebagai penyusun makalah ini akan membahas
tentang ilmu tajwid khususnya tentang hukum bacaan Mim Mati karena materi ini
masih banyak yang belum memahaminya. Dalam materi hukum bacaan Mim Mati
ini juga mengandung nilai yang sangat penting.

PEMBAHASAN
1
Q.S. Al-Muzammil ayat 73.

4
Mim mati adalah huruf mim yang tidak berharokat, memiliki tanda baca
yaitu sukun. Hukum mim mati adalah cara membaca mim ketika bertemu dengan
huruf hijaiyyah baik washol maupun waqof. Mim mati apabila bertemu dengan
huruf Hijaiyyah cara bacanya sama dengan hukum nun mati atau tanwin, ada yang
dibaca dengung, jelas, dan ada pula yang samar.2
Hanya saja yang membedakan keduanya adalah terletak pada bibir. Kalau nun
mati atau tanwin tidak melaui dua bibir, sementara mim mati melalui dua bibir,
mim yang sakin tidak dapat jatuh sebelum huruf mad karena akan terjadi
pertemuan dua huruf yang sakin dan hal ini mustahil terjadi dalam bahasa arab,
karena tidak dapat di baca dan di ucapkan.
Tujuan mempelajarinya adalah agar kita dapat membaca Al-Qur’an dengan
baik dan fasih sesuai dengan yang diajarkan Rasulullah SAW, selain itu dengan
mempelajari hukum mim mati kita lebih terjaga dari kesalahan dan pengertian
setiap lafazh di dalam Al-Qur’an, karena apabila salah penyebutan salah dalam
ma’na. Hukum mim mati dibagi menjadi tiga bagian, yaitu:

A. Pengertian Idzhar Syafawi, Syarat, Huruf dan Cara Membacanya.


Izh-har artinya jelas atau terang. Syafawi artinya bibir. Terjadinya izh-har
syafawi adalah jika mim mati‫) ْم‬ (bertemu dengan huruf-huruf hijaiyyah selain
huruf mim ( ‫ ) م‬dan ba‫) ) ب‬. Cara pengucapannya tidak boleh dengung dan huruf
mim sukun harus dibaca jelas dan baik.3
Dengan demikian, huruf Izh-har Syafawi adalah seluruh huruf Hijaiyah selain
Ba’ dan Mim.
Cara membaca Izh-har Syafawi harus jelas dan terang, yakni pada saat
menghadapkan huruf Mim dengan cara merapatkan bibir. Kejelasan

2
http://ukhtyanissa.blogspot.co.id/2013/10/makalah-hukum-bacaan-mim-mati.html Di akses
pada 05 Mei 2021.
3
Abu Nizam, Buku Pintar Al-Qur’an, (Jakarta: Kultum Media, 2008), hal. 17.

5
pengucapannya cukup satu ketukan, tidak boleh lebih. Karena jika lebih,
dikhawatirkan akan berubah menjadi Ikhfa’ atau Ghunnah.
Perhatian: Apabila huruf mim sukun ‫( ) ْم‬bertemu dengan huruf wau ( ‫ ) و‬dan
( ‫ ) ف‬maka harus berhati-hati ketika membacanya, yakni dengan lebih cepat serta
lebih jelas tanpa gunnah. Sedikit pun mim mati tidak boleh terpengaruh makhraj
fa’ dan wawun walaupun makhrajnya berdekatan atau sama.4
Contoh :
Huruf-huruf idzhar syafawi jumlahnya ad 26 huruf, yaitu:
‫ ھ –ي‬-‫ا ـ ت ـ ث ـ ج ـ ح ـ خ ـ د ـ ذ ـ ر ـ ز ـ س ـ ش ـ ص ـ ض ـ ط ـ ظ ـ ع ـ غ ـ ف ـ ق ـ ك ـ ل ـ ن ـوـ‬
No Huruf Kalimat No Huruf Kalimat

1 ‫ا‬ ‫اِلَ ْي ُك ْم اَ ْي ِديَهُ ْم‬ 14 ‫ض‬ ‫َوا ْمضُوا‬

2 ‫ت‬ َ‫لَ َعلَّ ُك ْم تُ ْفلِحُوْ ن‬ 15 ‫ط‬ ‫لَهُ ْم‬ ‫طَ َعا ٌم‬

3 ‫ث‬ ‫اَ ْمثَالَ ُك ْم‬ 16 ‫ظ‬ ‫السَّو ِء‬ ‫ظَنَنتُ ْم‬ ‫ظَ َّن‬

4 ‫ج‬ ٍ ّ‫اَ َّن لَهُ ْم َج ٰن‬


ْ‫ت تَجْ ِري‬ 17 ‫ع‬ ‫ َولَهُ ْم‬  ٌ‫َع َذاب‬

5 ‫ح‬ ‫ َعلَ ْي ِه ْم‬  َ‫َحافِ ِظ ْين‬ 18 ‫غ‬ ‫ َما ُء ُك ْم‬ ‫َغوْ رًا‬

6 ‫خ‬ 19 ‫ف‬ ‫لَهُ ْم‬ ‫فِ ْيهَا‬


‫هُ ْم َح ْير ُْالبَ ِريَّ ِة‬

7 ‫د‬ ‫لَهُ ْم‬ ‫دَا ُراآْل ِخ َر ِة‬ 20 ‫ق‬ ‫ َرَأوْ هُ ْم‬ ‫قَالُوْ ا‬

8 ‫ذ‬ ‫ َربُّ ُك ْم‬ ‫ ُذوْ ا‬ ‫َرحْ َم ٍة‬ 21 ‫ك‬ ‫ِم ْنهُ ْم َك ْم لَبِ ْثتُ ْم‬

9 ‫ر‬ ‫اِيْلفِٰ ِه ْم‬ َ‫ِرحْ لَة‬ 22 ‫ل‬ ‫هُ ْم لَ َّما ظَلَ ُموْ ا‬

10 ‫ز‬ ‫اَ ْم‬ ‫زَ يَّنّا ال ّس َماْ ُء‬ 23 ‫ن‬ ‫اَلَ ْم‬  ْ‫نَجْ َعل‬

4
Abdul Aziz Abdur Rauf, Pedoman Daurah Alqur’an (Kajian Ilmu Tajwid Disusun Secara
Aplikatif) (Jakarta Timur: Markaz Alqur’an, 2014), hal.89.

6
11 ‫س‬ ‫فَوْ قَ ُك ْم‬ ‫َس ْبعًا‬ 24 ‫و‬ ‫بِ ِه ْم َويَ ُم ُّدهُ ْم‬

12 ‫ش‬   ‫هُ ْم َشرُّ ْالبَ ِريَّ ِة‬ 25 ‫ھ‬ ‫ر َُو ْيدًا‬ ‫اَ ْم ِه ْلهُ ْم‬

13 ‫ص‬ ‫اِ ْن‬ ‫ ُك ْنتُ ْم‬  َ‫صا ِدقِ ْين‬


َ 26 ‫ي‬ َ‫لَ َعلَّهُ ْم يَتَ َذ َّكرُوْ ن‬

B. Pengertian Ikhfa’ Syafawi, Syarat, Huruf dan Cara Membacanya.


Ikhfa’ artinya samar, Syafawi artinya bibir. Ikhfa’ syafawi hanya terjadi apabila
memenuhi tiga syarat sebagai berikut:
a. Apabila ba’ berada setelah mim yang mati
b. Terjadi diantara dua kata
c. Terjadi proses ghunnah
Apabila mim mati bertemu dengan huruf (‫)ب‬, harus dibaca ikhfa, yakni
menyamarkan mim mati karena dengungan (gunnah).5 Dinamakan syafawi karena
makhraj mim dari syafah/bibir, ketika bertemu dengan huruf ba. Mim sukun
dilafalkan samar menjadi gunnah dan ditahan 3 harakat. Cara membacanya
samar-samar, artinya pada saat membaca mim sukun disamarkan dan terdengar
seperti didengungkan (gunnah).6
Contoh:

‫اِ َّن َربّهُ ْم بِ ِه ْم يَوْ َمِئ ٍذ لَّ َخبِ ْي ٌر‬7

‫ َويَوْ َم يُرْ َجعُوْ نَ ِالَ ْي ِه فَيُنَبُِّئهُ ْم بِ َما َع ِملُوْ ا‬8

‫ َو َما قَوْ ُم لُوْ ٍط ِّم ْن ُك ْم بِبَ ِع ْي ٍد‬9

‫صبَرُوْ ا َجنَّةً َّو َحر ْيرًا‬ ٰ ‫ َو‬10


َ ‫جز ىهُ ْم بِ َما‬
5
Muhammad Mahmud, Hidayatul Mustafid, (Medan: Sumber Ilmu Jaya), hal. 9.
6
Abu Ali Zainal Abidin, Pelajaran Tajwid, ( Jakarta, CV. Raja Publishing), hal. 20‫ا‬.
7
Q.S. Al- ‘Adiyat ayat 11.
8
Q.S. An-Nur ayat 64.
9
Q.S. Hud ayat 89.
10
Q.S. Al-Insan ayat 12.

7
‫تَرْ ِم ْي ِه ْم بِ ِح َجا َر ٕة ِّم ْن ِس ِّجي ْٕل‬11

‫اَلَ ْم يَعْل ْم بِا َ َّن هّٰللا َ يَ َرى‬12

‫فَ َد ْمد َم َعلَ ْي ِه ْم َربُّهُ ْم بِ َذ ْنبِ ِه ْم فَ َس ٰ ّوىهَا‬13

C. Pengertian Idgham Mimmi, Syarat, Huruf dan Cara Membacanya


Idgham mimmi disebut juga idgham mutamatsilain. Dinamakan idgham
mimmi karena dalam proses idghomnya huruf mim dimasukkan kepada huruf mim
pula. Dan disebut Mutamatsilain karena huruf yang berhadapan sama, baik
makhroj maupun sifatnya.
Idgham artinya melebur atau memasukkan huruf sukun kedalam huruf
berharakat setelahnya. Idgham Mislain apabila mim mati bertemu dengan huruf
mim yang berharakat.
Huruf idgham mimmi hanya satu, yaitu mim. Cara pengucapannya harus
diseratai dengan gunnah (dengung) dengan memasukkan huruf mim mati kedalam
huruf mim sesudahnya. Cara membaca Idgham mimmi ialah dengan memasukkan
suara mim yang mati kepada mim yang berharakat yang ada dihadapannya.
Kemudian suara diidghomkan secara sempurna tiga harakat dengan suara Ghunnah
yang keluar dari pangkal hidung.14
Contoh:
َ‫ض ۬ين‬ ِ ‫ت َربّ ِه ْم ِاالَّ َكانُوْ ا َع ْنهَا ُمع‬
ِ ‫ْر‬ ٍ ‫ َو َماتَْأتِ ۬يهم۬ م ِّْن ٰآي‬15
ِ ‫ت ِّم ْن ٰآي‬
‫ف‬ٍ ْ‫ُوع وَّآ َمنَهُ ْم م ِّْن َخو‬ٍ ‫ط َع َمهُ ْم م ِّْن ج‬ْ ‫ي َأ‬ ٓ ‫الَّ ِذ‬16
َ‫ُكلُوْ ا َوتَ َمتَّعُوْ ا قَلِ ْيالً اِنَّكُ ْم مُّجْ ِر ُموْ ن‬ 17

‫ َو َكانَ َس ْعيُ ُك ْم َّم ْش ُكوْ رًا‬18

11
Q.S. Al-Fil ayat 4.
12
Q.S. Al-Alaq ayat 14.
13
Q.S. Asy-Syams ayat 14.
14
Ahmad Muzammil, Panduan Tahsin Tilawah, (Ciputat Tangerang: Ma’had Alqur’an Nurul
Hikmah, 2015), hal. 48.
15
Q.S. Al-An’am ayat 4
16
Q.S. Quraisy ayat 4
17
Q.S. Al-Mursalat ayat 46.
18
Q.S. Al-Insan ayat 22.

8
‫‪َ 19‬وا ْد ُعوْ ا ُشهَدَآ َء ُك ْم م ِّْن ُدوْ ِن هّٰللا ِ اِ ْن ُك ْنتُ ْم ٰ‬
‫ص ِدقِ ْينَ‬
‫‪َ 20‬و َماكانَ اَ ْكثَ ُرهُ ْم مُّٶْ ِمنِ ْينَ‬
‫‪21‬‬
‫اِنَّهَا َعلَ ْي ِه ْم مُّْؤ َ‬
‫ص َدةٌ‬

‫‪PENUTUP‬‬
‫‪19‬‬
‫‪Q.S. Al-Baqarah ayat 23.‬‬
‫‪20‬‬
‫‪Q.S. Asy-Syu’ara’ ayat 158.‬‬
‫‪21‬‬
‫‪Q.S. Al-Humaza ayat 8.‬‬

‫‪9‬‬
A. Kesimpulan
Dari yang telah diuraikan diatas dapat disimpulkan bahwa pembagian mim
mati ada tiga yaitu idgham mislain, ikhfa syafawi, idzhar syafawi. Idgham mislain
adalah apabila mim mati bertemu dengan huruf mim yang berharakat. Cara
pengucapannya harus disertai dengan gunnah (dengung), Ikhfa Syafawi apabila
mim mati bertemu dengan huruf (‫)ب‬, harus dibaca ikhfa, yakni menyamarkan
mim mati karena dengungan (gunnah). Idzhar Syafawi Jika mim mati bertemu
dengan huruf-huruf hijaiyyah selain huruf mim ( ‫ ) م‬dan ba‫ ) ) ب‬membacanya
tidak boleh dengung dan huruf mim sukun harus dibaca jelas dan baik.
Tujuan mempelajarinya adalah agar kita dapat membaca Al-Qur’an dengan
baik dan fasih sesuai dengan yang diajarkan Rasulullah SAW, selain itu dengan
mempelajari hukum mim mati kita lebih terjaga dari kesalahan dan pengertian
setiap lafazh di dalam Al-Qur’an, dan dengan mengetahui hukum mim mati kita
dapat mengklasifikannya mana yang dibaca samar-samar, jelas dan dengung
karena apabila salah penyebutan salah dalam ma’na.

B. Saran
Di bagian ini, tak ada yang kami akan ucapkan, kecuali mengingatkan bagi diri
kami sendiri juga bagi saudara kami seiman-seislam, mari menjadikan Al-Quran
sebagai teman akrab kita, karena Al-Quran lah yang akan jadi penerang hidup dan
mati kita nanti.

DAFTAR PUSTAKA

10
Abidin, Abu Ali zainal. Pelajaran Tajwid, Jakarta: CV. Raja Publishing.

Mahmud, Muhammad. Hidayatul Mustafid. Medan: Sumber Ilmu Jaya.

Muzammil, Ahmad. 2015. Panduan Tahsin Tilawah. Ciputat Tangerang: Ma’had


Alqur’an Nurul Hikmah.

Nizam, Abu. 2008. Buku Pintar Al-Qur’an. Jakarta: Kultum Media.

Rauf, abdul Aziz abdur. 2014. Pedoman Daurah Alqur’an (Kajian ilmu Tajwid
Disusun secara Aplikatif) Jakarta Timur: Markaz Al-Qur’an.

http://ukhtyanissa.blogspot.co.id/2013/10/makalah-hukum-bacaan-mim-mati.html
Diakses pada 6 November 2017.

11

Anda mungkin juga menyukai