Prodi: PGSD
Semester: VI
NIM: 17.23.018109
Mata Kuliah: BBTHA
1. Ikhfa Syafawi
Apabila mim mati bertemu dengan huruf ()ب, harus dibaca ikhfa, yakni menyamarkan
mim mati karena dengungan (gunnah). Syafawi artinya bibir. Dinamakan syafawi karena
makhraj mim dari syafah/bibir, ketika bertemu dengan huruf ba. Mim sukun dilafalkan
samar menjadi gunnah dan ditahan 3 harakat. Cara membacanya samar-samar, artinya
pada saat membaca mim sukun disamarkan dan terdengar seperti didengungkan (gunnah).
Contoh:
No Contoh Sebab
1 ِ اِ ْعت
َِص ْم بِاهلل ْمbertemu ب
No Contoh Sebab
1 َك ْم ِم ْن فِئَ ٍة ْمbertemu م
2 لَهُ ْم َمثَاًل ْمbertemu م
3 َولَ ُك ْم َما َك َس ْبتُ ْم ْمbertemu م
4 َاَفَ َراَ ْيتُ ْم َما تُ ْمنُوْ ن ْمbertemu م
3. Idzhar Syafawi
Jika mim mati( ) ْمbertemu dengan huruf-huruf hijaiyyah selain huruf mim ( ) مdan
ba) ) ب. Cara pengucapannya tidak boleh dengung dan huruf mim sukun harus dibaca
jelas dan baik.
Perhatian: Apabila huruf mim sukun ( ) ْمbertemu dengan huruf wau ( ) وdan ( ) ف
maka harus berhati-hati ketika membacanya, yakni dengan lebih cepat serta lebih jelas
tanpa gunnah. Sedikit pun mim mati tidak boleh terpengaruh makhraj fa’ dan wawun
walaupun makhrajnya berdekatan atau sama.
Contoh :
6 خ هُ ْم َح ْير ُْالبَ ِريَّ ِة 19 ف لَهُ ْم فِ ْيهَا
8 ذ َربُّ ُك ْم ُذوْ ا َرحْ َم ٍة 21 ك ِم ْنهُ ْم َك ْم لَبِ ْثتُ ْم
10 ز اَ ْم زَ يَّنّا ال ّس َماْ ُء 23 ن اَلَ ْم ْنَجْ َعل
12 ش هُ ْم َشرُّ ْالبَ ِريَّ ِة 25 ھ ر َُو ْيدًا اَ ْم ِه ْلهُ ْم