Lam ta’rif merupakan huruf tambahan di awal kata isim. Disebut ta’rif karena
fungsinya untuk membuat isim yang nakirah (umum) menjadi ma'rifah (khusus).
Misalnya, najm (bintang) merupakan isim yang masih bersifat umum digandeng
dengan Alif lam. Lam ta’rif Dibaca Dibaca dengung, Ada tasydid, Huruf hijaiyah ada
14 huruf, ta, tsa, dal, dzal, ra, za, sin, syin, shod, dhod, tho, dhlo, lam, nun.
Hukum bacaan alif lam ta'rif dibagi menjadi dua macam, yaitu alif lam
qamariyah dan alif lam syamsiah.
Berikut Contoh bacaan Alif Lam Syamsiah :
ِ( ىربكلٱ ِةمآطلٱ ِتءQS.An Naziat:34)
Alasan: alif lam bertemu dengan huruf tha
2. Episode 2 Ghunnah
Metode As - Surasmaniyah adalah metode agar kita mampu membaca Al-Qur'an secara baik dan benar.
Materi-materi utama yang harus dikuasi agar dapat membaca Al-Qur'an secara baik dan benar yaitu ada
11. Sebagimana Allah SWT yang telah menurunkan Al-Qur'an kepada Baginda Nabi Muhammad SAW
agar kita dapat membaca Al-Qur'an secara baik dan benar maka kunci utamanya adalah harus mampu
menguasai dan memahami 11 materi-materi utama yaitu 6 materi utama yang berkaitan dengan bacaan
dengung dua harakat dan 5 materi utama yang dibaca panjang.
Ghunnah adalah setiap mim dan nun bertasydid serta didahului harakat Fathah, Kasrah, dan Dhomah.
Baik dalam keadaan langsung maupun tidak langsung, baik dalam keadaan wasal menyambung bacaan
maupun ketika wakaf, dibaca dengung dua harakat. Jadi setiap ada mim dan nun bertasydid maka
bacalah dengan dengung atau yang dinamakan dengan Ghunnah.
Ada dua Ghunnah yaitu secara langsung dan tidak langsung. Langsung itu apabila huruf mim dan nun
dengan harakat Fathah, Kasrah, dan Dhomah sedangkan Tidak Langsung itu didahului Lam ta'rif. Namun
Ghunnah langsung dan tidak langsung tetap dibaca dengung dua harakat.
Contohnya :
ق ِم ْن أُ َّم ٍة أَ َجلَهَا
ُ َِما تَ ْسب
ٌ ُإِنَّكَ لَ َمجْ ن
ون
ِّ ض بِ ْال َح
َق تَ َعالَى َع َّما يُ ْش ِر ُكون َ ْت َواأْل َر َ ََخل
َ ق ال َّس َم
ِ اوا
ِ فَ ُكلُوا ِم َّما َرزَ قَ ُك ُم هَّللا ُ َحاَل اًل طَيِّبًا َوا ْش ُكرُوا نِ ْع َمةَ هَّللا
Idgham Mimi adalah ketika huruf Mim mati/sukun ( ) ْمbertemu dengan huruf Mim ()م. Idgham
Mimi dapat disebut juga dengan Idgham Mislain atau Idgham Mutamasilain atau Idgham Mutamasilain
Sogirin.
Maka dapat disimpulkan ketika kita membaca Al-Qur’an, ketika bertemu huruf Mim Mati () ْم
yang bertemu dengan huruf Mim ( )مmaka disebut Idgham Mimi.Cara pembacaan Idgham Mimi itu
dibaca dengung dengan 2 harakat.
Al-humazah ayat 8 :
Al-Quraisy ayat 4 :
ْ َالَّ ِذي أ
ٍ ط َع َمهُ ْم ِم ْن ج
ُوع
Ikhfa Syafawi adalah Ikhfa syafawi menyebabkan kalimat dibaca dengan cara yang khas. "Ikhfa
syafawi adalah saat mim sukun (ْْ)م
ْ bertemu dengan ba ( )بdengan membunyikan samar-samar di bibir
disertai dengungan, dan Setiap ada huruf mim mati bertemu dengan huruf ba maka dibaca dengung 2 harakat
ikhfa = samar dan Syafawi= sebangsa bibir.
. Unsur ghunnah
. Unsur ikhfa
. Berbunyi mim
Cara membacanya dengan kedua bibir tidak rapat yaitu hukum bacaan idzhar syafawi namun lebih sempurna
membaca dengan bibir menempel yaitu hukum bacaan ikhfa syafawi.
Ikhfa syafawi, yaitu ketika hurup mim mati bertemu ba itu adalah hukum bacaan ikhfa syafawi dibaca dengan
dengung dua kali.
Kesimpulan, dengan menggunakan metode Mushaf Al-Qur an Utsmaini dengan memberi kemudahan
pengetahuan yaitu nun mati dikosongkan tidak ada sukunya bertemu dengan huruf ba adalah bacaan hukum
ikhfa syafawi dibaca dengan dengung dua harakat.
5. Episode 5 Iqlab
Disini kita akan mempelajari bacaan dengung, yaitu Iqlab. Hukum Iqlab adalah apabila ada نsukun bertemu
dengan huruf بmaka dibaca dengung 2 harakat.
Dengan bacaan ini memiliki 3 unsur yaitu:
1. Terbaca min
2. Dengan unsur dengung
3. Ikhfa (samar)
Membacanya dua bibir tidak boleh menempel.
Maka dari itu kita akan mempelajari dari buku As Surasmaniyah halaman 78. Untuk lebih jelasnya,
berikut contoh hukum bacaan Iqlab di dalam Al Quran.
Hukum bacaan Iqlab dan contohnya di dalam Al Quran:
َكاَّل لَي ُۡۢن َب َذنَّ فِى ۡال ُح َط َم ِة
(Al Humazah ayat 4)
Nun sukun bertemu ba, sehingga dibaca “kalla layum ba zanna fil hutamah”.
ِ َّبِالن
اصيَ ِة لَنَ ْسفَعًا
(Al Alaq ayat 15)
Tanwin bertemu ba, sehingga dibaca “la nasfa'am bin nasiyah”.
َواَ ۡنتَ ِح ٌّل ۢ ِب ٰه َذا ۡال َب َل ۙ ِد
Bahwa Iqlab ini cirinya ada مekornya kecil kebawah kesamping itu tanda waqoh ladzim. yaitu harus
berhenti.
Itu dia yang kita pelajari hari ini, semoga dapat bermanfaat di dunia maupun di akhirat karena setiap
huruf yang kita baca akan dilipat gandakan dengan 10 kebaikan dan serta Al Qur'an yang kita baca ini,
kelak akan jadi penerang di alam kubur dan menjadi syafaat di hari kiamat,
Idgoham bigunnah artinya membunyikan nun mati atau tanwin dengan memasukkannya pada huruf
setelahnya dan dibaca dengan mendengung.
Syarat dalam hukum bacaan idgham bighunnah adalah saat nun mati atau tanwin bertemu dengan salah satu
huruf idgham bighunnah dalam dua kata yang terpisah.
Namun, jika hal itu terjadi dalam satu kata, hukum bacaannya menjadi berbeda, yaitu idzhar wajib (jelas).
Jumlah huruf idgham bighunnah ada 4. Huruf-huruf yang dimaksud adalah sebagai berikut:
Dengan kata lain, huruf yang pertama sudah tidak terbaca dan huruf kedua dibaca seolah diberi tasydid. Oleh
karena itu, huruf kedua pada Idgham Kamil diberi tanda baca tasydid untuk menandakan jika terjadi Idgham
Kamil (dimana huruf pertama tidak terbaca dan huruf kedua bertasydid).
Cara membaca Idgham Kamil adalah memasukkan huruf pertama ke dalam huruf kedua sehingga seolah-olah
huruf pertama tidak terbaca dan huruf kedua bertasydid. Atau bisa juga dengan, menghilangkan bunyi huruf
pertama dan langsung men-tasydid-kan huruf kedua.
Contoh diatas bacaan idgham kamil karena huruf yang pertama melebur ke huruf yang kedua sehingga lafal
huruf yang pertama tidak tersisa sama sekali.
2. Idghamm naqish
Idgham naqish adalah memasukkan huruf ke huruf yang lainnya namun ada beberapa sifat yang masih
muncul pada huruf yang pertama.
Contoh:
ْ َّال – بَ َس
طتَ – اَلَ ْم ن َْخلُ ْق ُّك ْم ٍ َم ْن يَ ْع َملْ – ِم ْن و
7. Episode 7 Ikhfa
Kunci utamanya menguasai enam materi yang berkaitan dgn bacaan dengung dua harkat & 5 materi
utama yang dibaca panjang .Bacaan guna adalah setiap ada huruf mim nun bertasyid serta di dahului
harakat fathah,kasroh & Rhomah.Baik dalam keadaan langsung maupun tdk langsung maupun ketika
dengan bacaan dua harkat. Setiap ada huruf mim & nun bertasyid seluruh Alquran maka jangan ragu -
ragu lagi baca de-2 harkat yang di namakan dgn nama guna meraih .buku hal 62.
a. Aqrob ( )اقربadalah yang lebih dekat dengan idhar yaitu membacanya seperti idhar tetapi
disertai dengung sehingga menjadi samar. Adapun hurufnya ada tiga yaitu:د, تط.
Contoh : ُ َد ّكا ً َد ًّكا, َ يَ ْن ِطقُوْ ن, َم ْنتَهُوْ ن
b. Ab’ad ( )ابعدadalah yang lebih jauh dari idhar yaitu ketika membaca sangat nampak
dengungnya atau samarnya sehingga suara nun mati atau tanwin menjadi hilang sama
sekali. Adapun hurufnya ada dua yaitu قdan كContoh : م ْنك,من قبل
ْ
c. Ausath ( )اوسطadalah pertengahan antara ikhfa’ aqrob dan ikhfa’ ab’ad dalam hal
kesamaran membacanya. Adapun hurufnya ada satu yaitu ف. Contoh : ِمن فَضْ ل هللا
ْ
Sedangkan selain dari huruf Ikfa’ Aqrob, Ab’ad dan Ausath boleh dibaca dengan dua
wajah yaitu Aqrob atau Ausath
Contoh : َ يَ ْنظُرُوْ ن, إِ ْن جآ َء كم
Bacaan Panjang dua harkaat(dua ketukan) dengan kondisi tartil. Huruf huruf yang
menyebabkan Panjang yaitu huruf maad. Adapun huruf diantara nya adalah
a. Huruf alif yang didahului harkat fatah. ( baik ada rasm nya ataupun tidak)
b. Huruf ya mati yang di dahului harkat kasroh. ( baik ada rasm nya ataupun tidak)
c. Huruf wa mati yang di dahului harkat domah. ( baik ada rasm nya ataupun tidak)
Rasm utsmani adalah jenis tulisan Al-Qur'an yang secara khusus diatur oleh Usman bin
Affan pada masanya berdasarkan pelafalan qira'ah Al-Qur'an yang berbeda.
Maad thobi`i (maad asli) yaitu apabila ada huruf maad yang sesudahnya berupa huruf
hidup selain hamzah. Dibaca Panjang 2 harkaat.
Hukum bacaan mad wajib muttasil yaitu apabila ada huruf mad dimana sesudahnya berupa huruf hamzah
pada satu kata, dimana saja didalam Al-Qur’an maka dibaca panjang 4/5 harkat ketika washol ketika
menyambung bacaan.
Agar kita mampu membaca Al-Qur’an secara baik dan benar maka pahami betul bacaan mad wajib
muttasil ini, secara ilmiah mad wajib muttasil dibagi 2 yaitu mad wajib muttasil mutawassith dan mad
wajib muttasil mutathorrifah yang harus kita pahami dengan baik.
Yang disebut dengan mad wajib muttasil mutawassith berarti huruf hamzahnya ada di tengah kata, baik
washol maupun waqaf dibaca 4/5 harkat saja. Tinggal pilih kalau 4 harkat maka 4 harkat semua, kalau 5
harkat maka 5 harkat semua. Sedangkan, untuk mad wajib muttasil mutathorrifah yaitu huruf hamzahnya
terletak di akhir kata maka boleh dibaca 4446 atau 5556, maksudnya ketika kita memulai membaca Al-
Qur’an pada mad wajib muttasil ini membaca 4 harkat maka seterusnya 4 harkat, ketika awalnya
membaca 5 harkat maka 5 harkat terus.
Yang membedakan muttasil muttasil adalah huruf hamzah, untuk mempermudah bacaannya ini dilihat
ada di atasnya ada tanda alis, bendera atau topi atau apapun itu sebutannya maka itu menunjukkan bahwa
itu bacaan 4 harkat atau 5 harkat
Contoh-contoh bacaan dimana setelah mad itu ada huruf hamzah baik madnya tersebut tertulis maupun
yang tidak tertulis, karena banyak sekali dalam bacaan mad wajib muttasil ini hurufnya tidak tertulis di
ٰۤ ُ
ganti dengan huruf setengah alif contohnya ك َ ›5ول ِٕٕى اitu huruf madnya tidak tertulis.
Adapun contoh dari bacaan Mad wajib muttasil dengan panjang 4 harkat :
Al-Baqarah ayat 5 :
ٰۤ ُ
ك
َ 5›ول ِٕٕى ا
ٰۤ ُ
ك
َ ›5ول ِٕٕى َوا
Al-Baqarah ayat 6 :
Al-Buruj ayat 2 :
Asy-Syams ayat 5 :
Ad-Dhuha ayat 8 :
Ad-Dhuha ayat 10 :
Al-Qadr ayat 4 :
ٓ
ْٱل َم ٰلَئِ َكةُ تَنَ َّز ُل
Al-Bayyinah ayat7 :
ٓ
َ ِْٱلبَ ِريَّ ِة َخ ْي ُر هُ ْم أُ ۟و ٰلَئ
ك
Al-Bayyinah ayat 8 :
Al-Fajr ayat 22 :
Yaitu di baca 4 atau 5 harkat ketika menyambung bacaan , mad jaiz munfasil adalah apabila
ada huruf mad dimana sesudahnya bertemu huruf hamzah pada lain kata atau yang terletak di
lain kata .
Dimana saja di dalam Al-Qur’an ketika bertemu bacaan ini maka pastikan di baca panjang 4/5
harkat ketika wasal ketika menyambung bacaan.
Agar kita mampu membaca Alquran secara baik dan benar untuk mampu membaca Alquran secara baik
dan benar kita harus menguasai 11 materi utama kena materi yang dibaca dengung keluarkan dan 5
materi yang dibaca panjang di mana pada kesempatan kali ini kita akan melanjutkan bacaan panjang
tinggal dua materi lagi ini bahkan panjangnya karena kita sudah mempelajari 3 materi bacaan panjang
yaitu mad thobi'i yang dibaca 2 harakat kemudian mad wajib muttasil dibaca panjang 45 harakat baik
ketika wartawan maupun wakaf secara umum dan yang ketiga adalah mad Jaiz munfasil dibaca 45 harkat
ketika washol menyambung bacaan yang dibaca pendek ketika berapa hukum asalnya mad Jaiz munfasil
hubungi dan dibaca 2 harakat ketika asalnya hukumnya adalah majnun pasir hakiki ketika merupakan
berhenti kembali menjadi hukumnya adalah mad thabi'i atau mad asli dibaca 2 harakat pada kesempatan
kali ini kita akan membahas tentang hukum bacaan mad arid lissukun namanya mad arid lissukun mad
adalah bacaan panjang mad arid baru datang di sukun karena sukun sukun yaitu apabila ada huruf mad
dimana sesudahnya berupa huruf mati tidak asli sekali lagi yang disebut dengan mad arid lissukun
apabila ada huruf mad dimana sesudahnya berupa huruf mati yang tidak asli kenapa huruf mati tidak
karena asalnya itu huruf yang berharakat ya mempunyai tanda baca dimatikan karena berhenti karena
waqaf itu disebut dengan bacaan mad arid lissukun di mana ketika kita menemukan bacaan seperti ini
maka dibaca panjang 2 4 atau 6 hari tinggal milih boleh kan tetapi harus konsisten ketika awalnya
membaca dua harakat warkat semua ketika awalnya membaca 4 harakat semua ketiga awalnya membaca
6 harakat juga berarti seterusnya ternyata nggak mau di tengah kayatun bisa terjadi sukun yang penting
kasusnya sama yaitu setelah huruf mad itu ada huruf mati yang tidak asli contoh misalkan kata dzalikal
kitabu la raiba fihi ma fihi nah itu dimatikan jadi fi hukum mad arid lissukun nya setiap hari ayat Al
Fatihah Al Baqarah itu akhir-akhir itu semuanya hukumnya adalah mad arid lissukun yaitu asalnya itu
punya harakat mad arid lissukun yaitu bacaan 2 4 6 harakat di mana ada beberapa contoh yang di luar
kaidah yaitu kata-kata al-maut kemudian kata-kata aneh di sini hukum asalnya adalah harfulin harfulin
itu yaitu huruf ya dan mau mati yang didahului harakat fathah Alquran itu ketika washol dia dibaca satu
setengah harga tidak boleh dibaca satu warga tidak boleh dibaca 2 harakat nya ketika waqaf ketika
berhenti hal itu menjadi hukumnya mad lin mad itu hukumnya dipersamakan dengan mad arid lissukun
yaitu dibaca 2 4 dan 6 harakat