Dosen pengampu :
Ns. Weni Widya Shari, M. Kep
Disusun oleh :
Aulia Putri
Asifa Vadia Kirani Suparman
Berliana Mutiara Hikmah
Deden Hendriawan
Hidayatul Husni
Redhita Zaharani
Siti Maulidya
Surya Tirta Rachman
Witan Ndaru Jati
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya
kami dapat menyusun dan menyelesaikan makalah ini. Tak lupa shalawat serta salam
yang selalu tercurahkan kepada junjungan seluruh umat Muslim di dunia, yakni baginda
Nabi Muhammad SAW. Takbir! Allaahu Akbar! Allaahu Akbar! Allaahu Akbar!
Tidak lupa pula saya ucapkan terima kasih kepada ibu Weni Widya Shari
Ns,M.Kepselaku dosen pengampu mata kuliah Ilmu Biomedik Dasar yang diberi begitu
banyak kesabaran oleh Allah SWT dalam membimbing kami untuk menyelesaikan tugas
makalah yang berjudul “Anatomi Sistem Cerna”
Tidak ada yang sempurna di dunia fana ini kecuali Sang Khaliq, yaitu Allah SWT begitu
pun dengan makalah yang kami tulis. Kami menyadari masih banyak kesalahan dalam
makalah ini baik dari segi kata atau kalimat yang menyinggung perasaan pembaca
maupun penggunaan diksi yang kurang tepat, tidak sedikit tanda baca yang salah, dan
lainnya. Untuk itu kami memohon agar dibukakan pintu maaf yang seluas-luasnya. Kami
juga berharap pembaca makalah ini dapat memberikan kritik dan saran yang bersifat
membangun kepada kami agar bisa menjadi lebih baik lagi untuk ke depannya. Semoga
makalah ini bermanfaat bagi pembaca untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan.
Terima kasih.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 1
1.3 Tujuan Penulisan 2
BAB II PEMBAHASAN 3
2.1 Pengertian Sistem Pencernaan 3
2.2 Fungsi Sistem Pencernaan 3
2.3 Organ-organ Pencernaan Manusia 4
2.4 Gangguan Pada Sistem Pencernaan 9
2.5 Tips Untuk Menjaga Kesehatan Sistem Pencernaan 14
2.6 Diagnosis Gangguan Sistem Pencernaan 16
2.7 Pengobatan Gangguan Pada Sistem Pencernaan 17
2.8 Komplikasi Gangguan Pada Sistem Pencernaan 18
2.9 Pengertian Enzim 18
2.10 Prinsip Kerja Enzim 19
2.11 Macam-macam Enzim 19
2.12 Makanan-makanan yang Mengandung Enzim Pencernaan Alami 21
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Saluran pencernaan (gastrointestinal, GI) dimulai dari mulut sampai anus. Fungsisaluran
pencernaan adalah untuk ingesti dan pendorongan makanan, mencernamakanan, serta
penyerapan zat gizi yang penting bagi tubuh kita untuk hidup dantumbuh. Saluran
pencernaan berawal dari mulut, dan berlanjut ke esofagus danlambung. Makanan disimpan
sementara di lambung sampai disalurkan ke usushalus. Usus halus di bagi menjadi tiga
bagian yaitu duodenum, yeyunum danileum. Pencernaan dan penyerapan makan
berlangsung terutama di usus halus.Dari usus halus, makanan kemudian masuk ke usus
besar yang terdiri dari kolondan rektum (Elizabeth J. Corwin 2009).
Pada sistem pencernaan ada berbagai penyakit salah satunya adalah pada bagian Colon.
Colon atau usus sering dijumpai di amerika serikat. Sebagian besarakanker kolorektum
adalah karsinoma dan biasanya berasal dan kelenjarsekretorik lapisan mukosa. Sebagian
besar kanker kolorektum berawal dipolipyang sudah ada sebelumnya. Faktor resiko untuk
kanker koleorektum adalahmencakup makanan diet tinggi lemak dan rendah serabut. Pada
akhirnya, masihdalam penelitian, apakah ada bukti yang menyatakan bahwa resiko
kankerkolorektum lebih rendah pada individu yang menerima statin untuk
mengobatihiperlipidemia, meskipun mekanismenya belum jelas (Elizabeth J. Corwin,
2009).
1
5. Apa saja tips yang bisa dilakukan untuk menjaga kesehatan sistem pencernaan?
6. Apa yang dimaksud dengan enzim?
7. Bagaimana sistem kerja enzim?
8. Ada berapa macam enzim?
9. Makanan-makanan seperti apa yang mengandung enzim pencernaan alami?
2
BAB II
PEMBAHASAN
Sistem pencernaan, atau sistem gastrointestinal, terdiri dari organ-organ pencernaan yang
dibagi menjadi dua kelompok utama, yaitu organ dalam saluran pencernaan dan organ
pencernaan pelengkap. Saluran pencernaan atau disebut juga dengan saluran
gastrointestinal, adalah saluran yang memanjang dari mulut hingga ke anus. Saluran ini
berfungsi untuk mencerna, memecah, dan menyerap zat gizi makanan untuk dikirimkan
melalui peredaran darah.Organ-organ saluran pencernaan meliputi mulut, esofagus
(kerongkongan), lambung, usus halus, usus besar, rektum, dan anus. Sementara itu, organ-
organ pencernaan pelengkap adalah mulut, kantung empedu, kelenjar air liur, hati, dan
pankreas.
Kerja sistem pencernaan manusia dikendalikan oleh sistem saraf, peredaran darah, dan
beragam hormon. Selain itu, proses pencernaan makanan juga dibantu oleh triliunan
bakteri bermanfaat di dalam usus yang disebut flora atau mikrobioma. Setiap organ sistem
pencernaan membantu menggerakkan makanan dan cairan yang Anda konsumsi dalam
urutan tertentu. Sepanjang berada dalam saluran pencernaan, semua makanan dan cairan
akan diuraikan menjadi bentuk yang sangat kecil. Hasil pencernaan yang berukuran kecil
tersebut kemudian diserap dan disalurkan ke seluruh tubuh melalui sistem peredaran darah.
Sementara itu, ampas makanan yang tidak lagi mengandung zat gizi akan dikeluarkan
dalam bentuk feses.
Pencernaan sangatlah penting karena tubuh membutuhkan zat gizi dari makanan serta
cairan dari minuman untuk tetap sehat dan berfungsi dengan normal. Zat gizi pun
diperlukan untuk pembentukan energi, pertumbuhan, dan perbaikan jaringan. Makanan
yang Anda konsumsi akan diuraikan menjadi dua macam zat gizi. Ada zat gizi makro
3
(makronutrien) yang dibutuhkan dalam jumlah banyak, serta zat gizi mikro (mikronutrien)
yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit.
Zat gizi makro terdiri dari karbohidrat, protein, dan lemak. Karbohidrat memiliki fungsi
utama sebagai sumber energi, protein sebagai pembangun jaringan tubuh, sedangkan lemak
sebagai cadangan energi dan pelindung organ-organ tubuh.Di sisi lain, zat gizi yang
termasuk mikronutrien adalah vitamin dan mineral. Meskipun dibutuhkan dalam jumlah
kecil, mikronutrien berperan besar dalam produksi energi, sistem imun, pertumbuhan,
keseimbangan cairan, dan masih banyak lagi.
Melansir dari laman Cleveland Clinic, sistem pencernaan tentu saja memiliki peran dan
fungsi utama untuk mengubah makanan menjadi nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh.
Nutrisi dari hasil pencernaan itu kemudian akan berfungsi sebagai sumber energi dan
nutrisi perkembangan sel tubuh pada manusia. Ketika proses pencernaan selesai, organ
pencernaan kemudian akan lebih mudah mengemas limbah padat makanan untuk dibuang
menjadi feses.
1. Mulut
Proses pencernaan dimulai di dalam mulut, tempat terjadinya pencernaan mekanik
dan kimiawi. Mulut berfungsi untuk mengunyah makanan menjadi lebih halus agar
mudah dicerna. Di dalamnya terdapat organ-organ pelengkap, yaitu lidah, gigi, dan
kelenjar ludah.
Gigi memotong makanan menjadi potongan-potongan kecil. Potongan kecil makanan
lalu dibasahi oleh air liur sebelum lidah dan otot-otot lain mendorong makanan ke
dalam faring dan melanjutkannya ke dalam kerongkongan (esophagus).
Bagian luar lidah terdiri dari papilla, yakni tonjolan-tonjolan yang berfungsi
mencengkeram makanan dan mengenali rasa. Sementara itu, kelenjar ludah yang
4
terletak di bawah lidah dan dekat rahang bawah menghasilkan air liur ke dalam
mulut. Air liur berperan penting untuk memecah makanan, melembapkannya, dan
membuatnya lebih mudah untuk ditelan. Air liur juga memecah karbohidrat dengan
salah satu enzim pencernaan terpenting bagi manusia, yaitu enzim
ptialin/amilase.Gerakan lidah dan mulut mendorong makanan ke belakang
tenggorokan. Pada persimpangan antara tenggorokan dan kerongkongan, terdapat
katup bernama epiglotis yang mencegah makanan masuk ke dalam sistem
pernapasan.
2. Kerongkongan (Esofagus)
Esofagus (kerongkongan) adalah saluran yang menghubungkan mulut dengan
lambung. Saluran ini merupakan jalan bagi makanan yang telah dikunyah dari mulut
menuju proses pencernaan selanjutnya di dalam lambung.Otot-otot kerongkongan
memindahkan makanan dengan gerakan peristaltik. Ini adalah kumpulan kontraksi dan
relaksasi otot yang menimbulkan gerakan seperti gelombang sehingga makanan
terdorong masuk menuju lambung.Pada ujung kerongkongan terdapat sfingter, atau
otot-otot berbentuk cincin. Otot-otot ini memungkinkan makanan untuk masuk ke
lambung dan kemudian menutupnya untuk mencegah makanan dan cairan naik kembali
ke kerongkongan.
3. Lambung
Lambung adalah organ berbentuk huruf ‘J’ yang berukuran sekitar dua kepalan
tangan. Lambung terletak di antara esofagus dan usus halus pada perut bagian atas.
Lambung memiliki tiga fungsi utama dalam sistem pencernaan manusia. Fungsinya
yakni menyimpan makanan dan cairan yang tertelan, mencampur makanan dan cairan
pencernaan yang diproduksinya, serta perlahan-lahan mengosongkan isinya ke dalam
usus kecil. Hanya zat-zat tertentu yang dapat diserap langsung oleh lambung. Sementara
itu, zat gizi dari makanan harus menjalani proses penguraian dahulu. Dinding otot
lambung melakukan proses ini dengan mencampur dan mengocok makanan bersama
asam dan enzim.
4. Usus halus
5
Usus halus adalah saluran kecil selebar 2,5 cm dengan panjang sekitar 10 meter.
Usus halus terdiri dari tiga bagian, yaitu duodenum (usus dua belas jari), jejunum (usus
kosong), dan ileum (usus penyerapan). Dinding bagian dalam usus halus penuh dengan
tonjolan dan lipatan. Fungsi lipatan usus halus adalah memaksimalkan pencernaan
makanan dan penyerapan zat gizi. Saat makanan meninggalkan usus halus, sekitar 90
persen zat gizi telah diserap untuk diedarkan oleh darah.
Berikut proses yang terjadi pada usus dalam sistem pencernaan manusia :
Proses penguraian makanan menjadi bentuk yang lebih kecil telah selesai di sini.
Kelenjar pada dinding usus mengeluarkan enzim yang memecah pati dan gula. Pankreas
mengeluarkan enzim ke dalam usus kecil yang membantu memecah karbohidrat, lemak,
dan protein. Hati menghasilkan empedu, yang disimpan di kantong empedu. Empedu
membantu melarutkan lemak sehingga dapat diserap oleh tubuh. Usus halus menyerap
nutrisi dari proses pencernaan. Dinding bagian dalam dari usus kecil ditutupi oleh
tonjolan yang disebut vili. Tonjolan-tonjolan ini meningkatkan luas permukaan usus
halus secara besar-besaran sehingga penyerapan zat gizi lebih maksimal.
5. Usus besar
Usus besar membentuk huruf ‘U’ terbalik di sekitar usus halus yang berlipat-lipat.
Saluran ini dimulai dari sisi kanan bawah tubuh dan berakhir di sisi kiri bawah. Panjang
usus besar sekitar 5 – 6 meter dan terdiri dari tiga bagian, yaitu sekum, kolon, dan
rektum. Sekum adalah kantung pada bagian awal usus besar. Area ini menyalurkan hasil
pencernaan makanan yang telah diserap dari usus halus menuju usus besar. Kolon
adalah tempat cairan dan garam diserap dan memanjang dari sekum ke rektum.
Fungsi utama dari usus besar yaitu membuang air dan mineral elektrolit dari ampas
makanan yang tidak tercerna, lalu membentuk limbah padat yang dapat dikeluarkan.
Bakteri dalam usus besar membantu memecah bahan yang tidak tercerna tersebut.
Penting untuk selalu menjaga kesehatan sistem pencernaan, termasuk usus besar,
agar dapat berfungsi dengan baik dalam memproses makanan. Namun, ada kalanya
usus besar mengalami gangguan yang dapat memicu beberapa penyakit, antara lain:
Diare
6
Diare ditandai dengan intensitas buang air besar yang lebih sering dan kondisi tinja
yang encer. Pada umumnya, diare terjadi karena konsumsi makanan atau minuman
yang tidak higienis atau telah terpapar virus, bakteri, dan parasit. Selain beberapa
penyebab di atas, diare juga dapat terjadi karena intoleransi terhadap makanan
tertentu, efek samping obat-obatan, dan malabsorpsi makanan.
Perdarahan usus besar
Perdarahan usus besar termasuk dalam gangguan saluran cerna bagian bawah.
Kondisi ini umumnya ditandai dengan keluarnya darah berwarna merah segar dari
anus atau darah yang bercampur dengan tinja. Beberapa penyakit yang dapat
menyebabkan perdarahan usus besar, yaitu radang usus, kanker usus besar,
divertikulitis, dan wasir.
Kanker usus besar
Kanker usus besar disebabkan oleh perubahan atau mutasi gen pada jaringan usus
besar. Akan tetapi, penyebab mutasi gen tersebut belum diketahui dengan pasti.
Meski demikian, ada beberapa faktor yang diduga berisiko meningkatkan terjadinya
kanker usus besar, seperti pola makan kurang serat, terlalu banyak mengonsumsi
daging merah dan lemak, serta kadar gula tinggi
Polip usus besar
Polip usus besar adalah benjolan kecil yang tumbuh pada bagian dalam usus besar.
Benjolan tersebut umumnya tidak berbahaya, tetapi beberapa jenis polip usus besar
dapat berkembang menjadi kanker usus besar. Ada beberapa faktor yang dapat
meningkatkan risiko seseorang terkena polip usus besar, antara lain perokok, orang
dengan berat badan berlebih, dan ada riwayat anggota keluarga pernah menderita
polip usus besar.
Kolitis
Kolitis adalah peradangan usus besar yang biasanya disebabkan oleh infeksi atau
reaksi autoimun. Gejala yang muncul tergantung jenis kolitis yang diderita. Akan
tetapi, gejala khas yang ditunjukkan penderita kolitis adalah diare berdarah, demam,
dan menggigil.
Penyakit Crohn
7
Penyakit crohn adalah gangguan penyakit kronis yang menyebabkan peradangan
pada saluran pencernaan. Penyakit ini dapat memengaruhi bagian mana saja dari
saluran pencernaan, termasuk usus besar. Gejala yang ditunjukkan penyakit Crohn
adalah nyeri perut, diare kronis, penurunan berat badan, hingga kekurangan gizi.
Penyakit Crohn juga dapat meningkatkan risiko terkena kanker usus besar.
Divertikulitis
Divertikulitis merupakan peradangan yang terjadi pada divertikula, yaitu kantung
yang terbentuk di sepanjang lapisan usus. Kondisi ini umumnya disebabkan oleh
tekanan dari gas, makanan, atau cairan di lapisan dalam usus sehingga terbentuk
kantong-kantong kecil. Divertikulitis paling sering terjadi di usus besar, tepatnya di
bagian bawah usus besar. Usus besar merupakan salah satu organ pencernaan yang
memiliki fungsi penting. Berkat kerja sistem organ ini, anda dapat memperoleh
nutrisi dan energi dari makanan dan minuman yang dikonsumsi.
Untuk menjaga kesehatan usus besar, anda disarankan untuk mengonsumsi makanan
bergizi, termasuk tinggi serat dan rendah kalori. Jika Anda mengalami gejala
gangguan usus besar dan tidak kunjung reda, segera periksakan diri ke dokter untuk
mendapatkan penanganan yang tepat.
6. Rektum
Rektum adalah bagian bawah usus besar yang berukuran sekitar 15 cm dan terhubung
dengan kolon sigmoid. Bagian usus besar ini berfungsi untuk menerima dan menyimpan
limbah dari kolon hingga tiba saatnya dikeluarkan oleh tubuh melalui anus. Ketika ada
limbah seperti gas atau tinja masuk ke dalam rektum, akan ada sensor yang
mengirimkan rangsangan ke otak. Selanjutnya, sistem saraf pada otak akan memberikan
sinyal kapan gas atau tinja tersebut dikeluarkan.
7. Anus
Anus adalah bagian akhir dari usus besar. Ketika rektum sudah terisi penuh dan tinja
siap dikeluarkan melalui anus, anda akan merasakan mulas dan muncul dorongan untuk
buang air besar. Proses pengolahan dan pencernaan makanan hingga menjadi tinja
umumnya memerlukan waktu kurang lebih 30–70 jam.
8
2.4 Gangguan Pada Sistem Pencernaan
1. Diare
Diare adalah peningkatan frekuensi BAB lebih dari 3 kali dalam sehari disertai
perubahan konsistensi menjadi lebih cair. Kondisi ini bisa disebabkan oleh perubahan
pola makan, infeksi rotavirus, atau bakteri. Diare bisa berlangsung selama beberapa hari
hingga berminggu-minggu. Selain menyebabkan perubahan frekuensi dan konsistensi
BAB, diare juga bisa mengakibatkan penderitanya mengalami kram perut, demam,
kembung, dan mual.
2. Sembelit
Konstipasi atau sembelit adalah perubahan frekuensi BAB menjadi lebih jarang dan
disertai dengan kesulitan BAB. Hal ini bisa disebabkan oleh menurunnya pergerakan
usus. Umumnya seseorang dianggap mengalami sembelit ketika frekuensi buang air
besarnya kurang dari 3 kali dalam seminggu. Di samping frekuensi buang air besar yang
menurun, gejala sembelit lainnya meliputi:
Feses keras
Harus mengejan saat buang air besar.
Merasa ada penyumbatan di rektum, sehingga tinja sulit dikeluarkan.
Merasa tidak tuntas setelah buang air besar.
Perlu bantuan untuk mengeluarkan feses, misalnya menekan perut atau menggunakan
jari tangan untuk mengeluarkan feses dari anus.
3. Wasir (Hemoroid)
Wasir terjadi ketika pembuluh darah vena yang terletak di luar atau di dalam saluran
anus (rektum) mengalami pembengkakan. Penyakit ini bisa terjadi pada siapa saja,
namun sekitar 50% penderitanya berusia di atas 50 tahun. Wasir dapat menimbulkan
nyeri dan gatal pada anus, benjolan di anus, serta keluarnya darah ketika BAB. Kadang
wasir juga bisa membuat penderitanya sulit untuk duduk.
9
4. GERD
Gastroesophageal reflux disease (GERD) atau penyakit asam lambung terjadi ketika
asam lambung naik menuju kerongkongan. Kondisi ini disebabkan oleh melemahnya
katup (sfingter) yang terletak di dalam saluran kerongkongan bagian bawah. Pada orang
sehat, katup tersebut akan berkontraksi dan menutup saluran kerongkongan setelah
makanan turun ke lambung. Namun pada penderita GERD, katup yang lemah
menyebabkan kerongkongan tetap terbuka, sehingga asam lambung naik ke
kerongkongan. Beberapa gejala penyakit asam lambung adalah:
Rasa perih dan sensasi seperti terbakar di dada, yang bertambah parah setelah makan
atau saat berbaring.
Rasa asam di belakang mulut.
Sakit saat menelan.
Adanya rasa mengganjal di kerongkongan.
Batuk tanpa dahak.
Radang tenggorokan, jika asam lambung mengiritasi tenggorokan.
5. Tukak Lambung
Tukak lambung adalah luka pada lapisan lambung dan usus halus bagian atas.
Pengikisan dan luka tersebut umumnya disebabkan oleh infeksi bakteri Helicobacter
pylori atau penggunaan obat pereda nyeri dalam jangka panjang. Umumnya tukak
lambung menimbulkan nyeri ulu hati. Gejala lain yang bisa muncul pada tukak lambung
yaitu :
Rasa begah dan kembung
Mual dan muntah
Feses berwarna gelap
Perubahan nafsu makan
Penurunan berat badan yang tidak diketahui sebabnya
6. Gastroenteritis
Gastroenteritis merupakan penyakit infeksi pada sistem pencernaan yang menyerang
lambung dan usus. Penyakit ini dikenal juga sebagai flu perut atau muntaber. Semua
10
orang dapat mengalaminya, tapi anak berusia di bawah lima tahun biasanya lebih
rentan. Gejala utama gastroenteritis di antaranya :
Diare
Demam
Mual atau muntah
Sakit perut
Sakit kepala
Berkurangnya nafsu makan
Penyebab utama flu perut adalah infeksi rotavirus dan norovirus. Selain itu, penyakit
pada sistem pencernaan yang satu ini juga dapat disebabkan oleh infeksi bakteri, parasit
giardia, serta zat kimia beracun yang terdapat dalam jenis jamur tertentu. Sebagian besar
kasus muntaber yang disebabkan oleh virus tidaklah berbahaya. Anda bahkan bisa pulih
dalam beberapa hari hanya dengan beristirahat, makan makanan yang lembut, dan
minum banyak air untuk mengganti cairan yang hilang. Namun, penyakit ini bisa
menjadi berbahaya bila pasien mengalami dehidrasi parah karena tidak mendapatkan
cukup cairan. Pasien yang menunjukkan ciri-ciri dehidrasi parah harus segera
mendapatkan penanganan di rumah sakit.
7. Keracunan Makanan
Seseorang dapat mengalami keracunan makanan bila mengonsumsi makanan yang telah
terkontaminasi oleh mikroba. Gejala keracunan disebabkan oleh efek racun yang
dihasilkan oleh berbagai mikroba tersebut terhadap saluran pencernaan. Mikroba yang
sering menyebabkan keracunan makanan di antaranya:
Eschericia Coli
Salmonella
Botulinum
Shigella
Parasit giardia
Kontaminasi bukan hanya dapat terjadi selama proses produksi atau pengemasan
makanan. Teknik penyimpanan atau pengolahan makanan yang keliru juga sering kali
menjadi penyebab seseorang mengalami keracunan. Keracunan makanan ditandai
11
dengan mual, muntah, sakit perut, dan demam. Anda mungkin juga bisa mengalami
diare encer atau berdarah, tergantung tingkat keparahan penyakit. Gejala dapat muncul
dalam beberapa jam setelah Anda mengonsumsi makanan yang terkontaminasi.
Kebanyakan kasus keracunan makanan bersifat ringan dan sembuh dengan sendirinya,
tapi ada pula penderita yang memerlukan penanganan di rumah sakit.
12
9. Penyakit Liver
Liver atau hati berfungsi untuk mencerna makanan dan membersihkan tubuh dari zat
beracun. Penyakit yang menyerang hati dapat disebabkan oleh infeksi virus, konsumsi
alkohol secara berlebihan, hingga faktor genetik. Melansir National Library of Medicine
AS, berikut adalah beberapa jenis penyakit liver yang paling umum :
Penyakit akibat virus seperti hepatitis A, B, dan C.
Penyakit akibat racun atau konsumsi alkohol dan obat-obatan yang berlebihan,
misalnya penyakit perlemakan hati.
Penyakit liver keturunan, seperti hemokromatosis dan penyakit Wilson.
Seiring waktu, gangguan pada liver bisa menyebabkan luka dan pembentukan jaringan
parut (sirosis hati). Penyakit ini dapat menyebabkan kegagalan fungsi hati atau bahkan
berakibat fatal bila tidak ditangani.
13
Macam-macam gangguan sistem pencernaan yang dipaparkan di atas dapat menimbulkan
keluhan yang ringan sampai berat dan mengggangu aktivitas. Jika anda mengalami keluhan
pada sistem pencernaan, berkonsultasilah dengan dokter agar diketahui penyebabnya dan
diberikan penanganan.
Sistem gastrointestinal harus mampu bekerja dengan baik supaya tubuh dapat berfungsi
dengan normal. Tidak hanya itu, sistem pencernaan yang sehat juga akan membantu
mempertahankan kesehatan Anda secara keseluruhan. Ini tentu adalah dambaan setiap
orang. Namun, tidak bisa dipungkiri bahwa makanan kebiasaan yang salah dapat
menimbulkan masalah pada sistem pencernaan. Guna mencegah gangguan pada proses
pencernaan, anda bisa menerapkan berbagai tips berikut ini :
Makan banyak serat
Serat merupakan zat gizi yang wajib dipenuhi setiap hari. Memenuhi kebutuhan serat
harian sebanyak 25 gram setiap hari dapat membuat sistem pencernaan anda bekerja
dengan lebih lancar. Asupan serat yang cukup bisa menghindarkan anda dari masalah
pencernaan seperti sembelit, divertikulosis, hemoroid (wasir), hingga sindrom iritasi
usus. Dengan makan lebih banyak serat, Anda juga dapat mempertahankan berat
badan yang sehat. Sumber serat terbaik adalah sayuran, buah-buahan, kacang-
kacangan, dan biji-bijian. Pastikan bahan-bahan ini tak terlewatkan dari menu harian
anda, baik dalam bentuk makanan utama maupun camilan.
Mengonsumsi probiotik
Probiotik merupakan bakteri baik yang mirip dengan bakteri alami dalam sistem
gastrointestinal. Keberadaan probiotik dalam usus dapat membantu tubuh melawan
bakteri jahat, meningkatkan penyerapan nutrisi, serta meningkatkan sistem kekebalan
tubuh. Dengan kata lain, mengonsumsi makanan probiotik dapat meningkatkan
kesehatan pencernaan Anda. Probiotik bisa anda dapatkan dari makanan yang
difermentasi, misalnya tempe, yogurt, oncom, kimchi, dan masih banyak lagi.
14
Membatasi konsumsi lemak
Lemak adalah zat gizi yang bermanfaat, tapi proses pencernaan lemak berlangsung
lebih lama dibandingkan zat gizi lainnya. Makanan tinggi lemak biasanya juga cepat
memberikan rasa kenyang sehingga bisa membuat perut terasa tak nyaman. Oleh
sebab itu, bijaklah dalam memilih asupan lemak dan sebaiknya batasi konsumsi lemak
harian anda. Tidak masalah bila anda menyukai makanan yang digoreng, tapi selingi
dengan makanan yang dipanggang, ditumis, direbus, atau dikukus.
Aktif bergerak
Tahukah anda, kegiatan yang membuat tubuh aktif bergerak ternyata membantu fungsi
lambung, usus halus, dan usus besar. Inilah alasan mengapa sistem pencernaan orang
yang rutin berolahraga biasanya lebih lancar dibandingkan orang yang lebih sering
duduk. Jadi, cobalah melakukan olahraga ringan seperti berjalan kaki atau jogging
setidaknya 30 menit dalam sehari. Kebiasaan ini tidak hanya dapat melancarkan
pergerakan makanan di dalam usus, tapi juga mengurangi risiko berbagai masalah
pencernaan. Namun, jangan lupa perhatikan kapan anda berolahraga. Jangan
15
berolahraga langsung setelah Anda makan karena dapat membuat perut begah atau
terasa tidak nyaman. Sebaliknya, mulailah berolahraga sebelum makan atau satu jam
sebelum makan.
Dokter akan menduga pasien mengalami gangguan pencernaan, bila terdapat gejala yang
telah dijelaskan di atas. Adapun untuk memastikan penyebab yang mendasari gejala
tersebut, dokter gastroenterology akan menjalankan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang, seperti:
Uji sampel di laboratorium. Pada pemeriksaan ini, dokter akan mengambil sampel darah, urine,
atau feses pasien, untuk diteliti di laboratorium. Sampel tersebut dapat membantu dokter
mengetahui penyebab gangguan sistem pencernaan, misalnya pasien terinfeksi bakteri atau
virus.
Endoskopi. Endoskopi dilakukan untuk melihat kondisi organ di saluran pencernaan dengan
menggunakan selang kecil yang dilengkapi kamera. Selang dapat dimasukkan melalui mulut,
dubur, atau melalui sayatan kecil yang dibuat di dekat organ yang akan diperiksa. Selain melihat
16
secara visual, endoskopi juga berfungsi untuk mengambil sampel jaringan (biopsi) pada organ
yang terkena, guna diperiksa di bawah mikroskop.
Uji pencitraan. Uji pencitraan dilakukan untuk melihat kondisi organ di saluran pencernaan.
Sejumlah uji pencitraan yang dapat dilakukan untuk mendiagnosis gangguan pencernaan antara
lain foto Rontgen dengan pewarna bahan barium, USG, CT scan, atau MRI.
Obat-obatan
Beberapa obat yang dapat diresepkan dokter untuk menangani gangguan pencernaan yaitu :
Obat maag, misalnya antasida, penghambat histamin-2 (H2 blockers), dan jenis penghambat
pompa proton (proton pump inhibitor).
Paracetamol.
Probiotik.
Obat pencahar.
Antibiotik.
Obat yang menurunkan sistem kekebalan tubuh untuk penyakit autoimun (obat imunosupresif).
Obat yang melemaskan otot anus, misalnya nifedipine atau nitrogliserin.
Suntik botox.
Prosedurmedis
Tergantung kepada jenis dan tingkat keparahan gangguan pencernaan yang diderita pasien,
dokter dapat memilih salah satu dari sejumlah prosedur medis di bawah ini:
17
Transplantasi hati pada kasus sirosis parah.
Pengobatan gangguan pencernaan mungkin membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Oleh
karena itu, ada baiknya anda memiliki asuransi kesehatan yang terpercaya untuk
meringankan biaya pengobatan.
Bila tidak segera ditangani, gangguan pencernaan dapat menimbulkan komplikasi serius,
baik di organ yang terdampak maupun pada organ di sekitarnya. Beberapa komplikasi
tersebut, yaitu :
18
Dilansir Biology LibreTexts, enzim bekerja dengan cara lock and key atau seperti lubang
kunci dan kunci dengan substratnya. Substrat memiliki sisi aktif yang dapat bereaksi
dengan enzim, substrat adalah reaktan dalam proses biokimia. Ketika enzim bereaksi
dengan substrat, enzim akan menyesuaikan bentuknya dengan sisi aktif substrat agar
dapat terikat sempurna. Setelah enzim terikat secara sempurna, terbentuklah kompleks
enzim substrat yang akan menurunkan energi aktivasi reaksi biokimia. Kompleks substrat
enzim mendorong terjadinya proses biokimia dengan lebih mudah dan lebih cepat.
19
Pankreas memiliki dua fungsi utama yaitu fungsi endokrin dengan memproduksi hormon
insulin dan glukagon, serta fungsi eksokrin yaitu dengan menghasilkan enzim untuk
membantu menghancurkan makanan yang dikonsumsi. Berikut enzim-enzim pencernaan
yang dihasilkan oleh pankreas :
1. Tripsin
Tripsin dihasilkan oleh pankreas dalam bentuk tidak aktif yang disebut tripsinogen.
Tripsinogen masuk ke usus kecil melalui saluran empedu dan diubah menjadi tripsin
aktif. Tripsin aktif bersama enzim pepsin dan kimotripsin, kemudian bekerja memecah
protein menjadi peptida dan asam amino yang sangat penting untuk pertumbuhan otot,
produksi hormon dan mendukung fungsi tubuh lainnya.
2. Lipase
Lipase adalah enzim pencernaan yang bermanfaat untuk mencerna lemak dalam
makanan. Ketika kita makan, pankreas akan melepas enzim lipase ke saluran
pencernan, lalu memecah lemak menjadi asam lemak dan gliserol agar mudah diserap
oleh tubuh. Enzim ini juga terdapat pada ASI untuk membantu bayi mencerna lemak
susu ketika sedang menyusu.
3. Amilase
Selain dihasilkan oleh pankreas, enzim ini juga dihasilkan oleh kelenjar ludah yang
bertugas untuk memecah kabohidrat agar nutrisinya mudah diserap oleh tubuh. Itulah
kenapa saat makan, disarankan mengunyah makanan secara menyeluruh agar enzim
amilase dalam air liur dapat bekerja dengan baik.
1. Maltase
20
Maltase adalah salah satu jenis enzim pencernaan yang dihasilkan usus halus. Fungsi
utamanya yaitu memecah maltosa menjadi glukosa atau gula yang bisa segera
digunakan tubuh sebagai sumber energi, atau disimpan di dalam organ hati sebagai
glikogen dan bisa dimanfaatkan sewaktu-waktu di masa akan datang.
2. Laktase
Laktase adalah enzim yang dihasilkan oleh sel-sel yang disebut enterosit yang melapisi
seluruh lapisan usus. Adapun enzim ini berfungsi untuk memecah laktosa, gula yang
umumnya ada dalam produk susu, menjadi glukosa dan galaktosa. Jika laktosa tidak
terserap dengan baik, akan mengakibatkan terjadinya fermentasi oleh bakteri, sehingga
berisiko mengakibatkan gangguan pada usus.
3. Sukrase
Sukrase adalah jenis enzim yang dihasilkan oleh usus yang berfungsi untuk memecah
sukrosa menjadi fruktosa dan glukosa, gula sederhana yang dapat diserap oleh tubuh.
Enzim ini ditemukan pada vili usus, yaitu tonjolan kecil seperti benang yang ada pada
dinding usus. Vili usus inilah yang berperan membantu penyerapan nutrisi dan cairan.
Meskipun tubuh secara alami memproduksi enzim yang membantu mencerna makanan,
kita tetap bisa membantu sistem pencernaan agar bisa bekerja dengan baik, yaitu dengan
mengonsumsi makanan-makanan yang tinggi kandungan enzim alami. Makanan-
makanan tersebut mudah didapat dan cocok diberikan kepada anak-anak antara lain,
yaitu:
1. Madu
Melansir Rider Digest, madu adalah makanan super dalam hal enzim alami, karena
mengandung enzim seperti amilase dan protease yang dibutuhkan dalam mencerna
makanan. Disebut kalau madu mentah atau yang belum diolah adalah sumber enzim
alami terbaik. Untuk itu, agar mendapatkan manfaat yang optimal, sebaiknya
konsumsi madu asli dan belum diolah ya, Moms. Karena madu yang dipanaskan atau
dicampur dengan bahan lain, khasiatnya akan berkurang.
2. Jahe
21
Selain bermanfaat untuk menghangatkan tubuh dan meredakan rasa mual, ternyata
jahe merupakan sumber enzim pencernaan jenis protease. Enzim ini berfungsi untuk
memecah protein dalam makanan agar mudah diserap tubuh. Jahe bisa diracik menjadi
minuman hangat ataupun ditambahkan ke dalam masakan untuk sajian makanan di
rumah.
3. Pisang
Buah pisang yang kita konsumsi sehari-hari juga adalah sumber enzim pencernaan
alami, seperti enzim amilase dan glukosidase. Kedua enzim ini berperan memecah
karbohidrat menjadi glukosa yang menjadi sumber energi. Perubahan buah pisang dari
berwarna hijau dan mentah menjadi manis seiring bertambahnya waktu, adalah bukti
bahwa pisang tinggi dengan kandungan enzim alami. Di mana enzim di dalamnya
memecah pati menjadi gula.
4. Pepaya
Pepaya juga tinggi dengan enzim pencernaan alami berupa protease yang berperan
memecah protein menjadi peptida dan asam amino, yang bermanfaat bagi
pertumbuhan otot, produksi hormon dan membantu kinerja otak. Untuk mendapatkan
manfaat enzim yang maksimal, disarakan mengonsumsi pepaya yang masih mentah
daripada yang sudah matang.
5. Miso
Lebih dari sekedar sup biasa, ternyata miso yang diolah dari kedelai fermentasi kaya
akan enzim pencernaan seperti laktase, lipase, amilase dan protease. Plus, miso
merupakan sumber probiotik yang baik untuk kesehatan usus. Jadi, jangan lupa untuk
sering-sering menyajikan makanan tradisional Jepang ini untuk keluarga di rumah ya.
6. Kimchi
Seperti halnya miso, kimchi juga merupakan makanan hasil fermentasi yang
menghasilkan enzim pencernaan alami. Kimchi kaya akan enzim protease, lipase dan
amilase yang baik untuk membantu kerja sistem pencernaan. Di sisi lain, banyak
penelitian yang menemukan jika makanan asal Korea ini baik untuk kesehatan, salah
22
satunya menurunkan kolesterol. Tak heran, kalau kimchi menjadi favorit banyak
orang, bukan hanya orang Korea saja. Karena selain nikmat, kimchi juga memiliki
banyak manfaat untuk kesehatan.
23
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Proses pencernaan adalah proses perubahan makanan dari bentuk kasar (kompleks)
menjadi bentuk yang halus (sederhana) sehingga dapat diserap usus, proses pencernaan
pada manusia dapat dibedakan menjadi pencernaan secara mekanik dan pencernaaan
secara kimiawi, yaitu pencernaan dengan bantuan enzim. Sistem perncernaan berfungsi
untuk menyediakan makanan, air dan elektrolit bagi tubuh dari nutrisi yang dicerna
sehingga siap diabsorpsi. Organ pencernaan pada manusia terdiri atas: mulut faring,
kerongkongan, lambung, hati, prankreas, usus halus, usus besar dan anus. Proses
pencernaan makanan meliputi ingesti, mastikasi, drglutsi, digesti, absorpsi, dan defekasi.
3.2 Saran
Kita harus menjaga dan mengontrol pola makan kita agar kesehatan sistem pencernaan
dapat tetap terjaga serta dapat menjalankan tugas dan fungsinya sebagai mestinya, karena
seseorang mampu menikmati hidup apabila memiliki kesehatan yang baik.
-RZ
24
DAFTAR PUSTAKA
Karisma, Nada. 2020. “Belajar tentang Sistem Pencernaan Manusia dan Anatominya”,
https://lifepack.id/belajar-tentang-sistem-pencernaan-manusia-dan-anatominya/, diakses
pada Jumat, 5 November 2021 Pukul 22.30.
Shabrina, Andisa. 2021. “Memahami Fungsi dan Anatomi Sistem Pencernaan Manusia”,
https://hellosehat.com/pencernaan/anatomi-sistem-pencernaan/, diakses pada Jumat, 5
November 2021 Pukul 22.40.
Safitri, Adelia Marista. 2020. “Mengulas Lengkap Fungsi dan Anatomi Sistem
Pencernaan Manusia”, https://www.honestdocs.id/anatomi-sistem-pencernaan, diakses
pada Jumat, 5 November 2021 Pukul 22.45.
Affifah, Putri Farrah. 2021. “Struktur dan Fungsi Sistem Pencernaan pada Manusia, dari
Mulut hingga Pankreas”, https://www.tribunnews.com/pendidikan/2021/09/08/struktur-
dan-fungsi-sistem-pencernaan-pada-manusia-dari-mulut-hingga-pankreas, diakses pada
Jumat, 5 November Pukul 23.16.
Putri, Nina Hertiwi. 2020. “Organ pada Sistem Pencernaan Manusia Ternyata Tak Hanya
Lambung dan Usus”, https://www.sehatq.com/artikel/alat-pencernaan-manusia-ternyata-
tak-hanya-lambung-dan-usus, diakses pada Sabtu, 6 November 2021 Pukul 09.18.
Adhi, Irawan Sapto. 2020. “Sistem Pencernaan: Fungsi, Organ, dan Cara Menjaga Agar
Tetap Sehat”, https://health.kompas.com/read/2020/06/06/080200668/sistem-
pencernaan--fungsi-organ-dan-cara-menjaga-agar-tetap-sehat?page=all, diakses pada
Minggu, 7 November 2021 Pukul 20.13.
Winastya, Khulafa Pinta. 2020. “Sistem Pencernaan Makanan Pada Manusia Beserta
Fungsinya”, https://www.merdeka.com/trending/sistem-pencernaan-makanan-pada-
manusia-beserta-fungsinya-kln.html, diakses pada Minggu, 7 November 2021 Pukul
21.32.
Nazirah. 2021. “Apa Saja Sistem Pencernaan pada Manusia? | Biologi Kelas 8”,
https://www.ruangguru.com/blog/sistem-pencernaan-manusia, diakses pada Minggu, 7
November 2021 Pukul 22.18.
Nafisah, Sarah. 2021. “Inilah Enzim yang Ada di Organ Pencernaan Beserta Letak dan
Fungsinya”, , diakses pada Senin, 8 November 2021 Pukul 01.03.
Utami, Silmi Nurul. 2020. “Pengertian, Prinsip Kerja dan Inhibitor Enzim”,
https://www.kompas.com/skola/read/2020/10/17/095905569/pengertian-prinsip-kerja-
dan-inhibitor-enzim., diakses pada Senin, 8 November 2021 Pukul 01.05.
Pane, Merry Dame Cristy. 2019. “Macam-Macam Gangguan Sistem Pencernaan yang
Umum Terjadi”, https://www.alodokter.com/macam-macam-gangguan-sistem-
pencernaan-yang-umum-terjadi, diakses pada Senin, 8 November 2021 Pukul 03.35.
Joseph, Novita. 2021. “11 Penyakit yang Paling Sering Terjadi pada Sistem Pencernaan”,
https://hellosehat.com/pencernaan/penyakit-gangguan-sistem-pencernaan-umum/, diakses
pada Senin, 8 November 2021 Pukul 03.37.