Disusun Oleh :
Kelompok 1
Dosen pengampu :
PROGRAM STUDI S1
PAYAKUMBUH
2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
selesainya makalah yang berjudul “ Sistem apencernaan Ternak Ruminansia ”. Tidak
lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Bapak Dr. Roni Pazla, S.Pt, M.P
sebagai dosen pengampu mata kuliah Ilmu Nutrisi Dan Pencernaan Ruminansia yang
telah membantu memberikan arahan dan pemahaman dalam penyusunan makalah ini.
Payakumbuh, 23 Februari
2024
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 2
Rumusan Masalah 2
Tujuan Penulisan 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Sistem Pencernaan Ternak Ruminansia 3
2.2 Alat Pencernaan Ternak Ruminansia 3
2.2.1 Saluran Pencernaan 3
2.2.1.1. Mulut 4
2.2.1.2. Esophagus...................................................................5..
2.2.1.3. Lambung.......................................................................6
2.2.1.4. Intestine (usus halus)..................................................11
2.2.1.5 Usus Besar...................................................................12
2.2.1.6 Rektum dan Anus........................................................13
DAFTAR PUSTATAKA...............................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
Sistem pencernaan (tractus digestivus) terdiri atas suatu saluran muskulo membranosa
yang terentang dari mulut sampai ke anus. Fungsinya adalah memasukan makanan,
menggiling, mencerna dan menyerap makanan serta mengeluarkan buangannya yang
berbentuk padat. Proses pencernaan makanan nya relatif lebih kompleks bila
dibandingkan dengan proses. pencernaan pada jenis ternak non ruminansia. Menurut
Sutardi (1979), proses pencernaan ternak ruminansia terjadi secara mekanis (di dalam
mulut), secara fermentatif (oleh enzim-enzim pencernaan). Sedangkan menurut
Church (1979), pencernaan fermentatif pada ternak ruminansia terjadi dalam rumen
(retikulo- rumen) berupa perubahan-perubahan senyawa tertentu menjadi senyawa
lain yang sama sekali berbeda dari molekul zat makanan asalnya.
Organ pencernaan pada ternak ruminansia terdiri atas 4 bagian penting, yaitu mulut,
lambung, usus halus, dan organ pencernaan bagian belakang. Lambung ternak
ruminansia terdiri atas 4 bagian yaitu rumen, retikulum, omasum, dan abomasum.
Rumen dan retikulum dipandang sebagai organ tunggal yang disebut retikulo-rumen,
sedangkan sekum, kolon, dan rektum termasuk organ pencernaan bagian belakang
(Erwanto, 1995). Rumen dan retikulum dihuni oleh mikroba dan merupakan alat
fermentatif dengan kondisi anaerob suhu 39°C (Sutardi, 1976).Menurut Church
(1988), kapasitas keseluruhan dari keempat bagian perut tersebut adalah rumen 80%,
retikulum 5%, omasum 7% dan abomasum 8%.
Makanan yang masuk melalui mulut ternak ruminansia akan mengalami proses
pengunyahan atau pemotongan secara mekanis sehingga membentuk bolus. Pada
proses ini, makanan akan bercampur dengan saliva kemudian masuk ke dalam rumen
melalui esofagus. Selanjutnya, di dalam rumen makanan akan mengalami proses
pencernaan fermentatif. Pada masa ternak istirahat makanan dari rumen. yang masih
kasar dikembalikan ke dalam mulut (regurgitasi) untuk dikunyah kembali
(remastikasi), kemudian makanan ditelan kembali (redegultasi), lalu decerna lagi oleh
mikroba rumen. Digesta yang halus dapat masuk ke dalam usus. dan mengalami
proses pencernaan hidrolitik. Menurut Ensminger et al. (1990), proses pencernaan
fermentatif yang terjadi di retikulorumen dibantu oleh mikroba yang jumlahnya yang
cukup besar yaitu mikroflora (bakteri) dan mikrofauna (protozoa).
PEMBAHASAN
Bagi Mc donald et al, ( 2022) proses utama dari pencernaan merupakan secara
mekanik, enzimatik, ataupun kegiatan mikrobia. Proses mekanik terdiri dari mastikasi
ataupun pengunyahan pakan dalam mulut serta gerakan- gerakan saluran pencernaan
yang dihasilkan oleh kontraksi otot. Pencernaan secara enzimatik dicoba oleh enzim
yang dihasilkan oleh sel- sel dalam badan hewan yang berbentuk getah- getah
pencernaan. Pencernaan oleh mikroorganisme pula dicoba secara enzimatik oleh
enzim yang dihasilkan oleh mikroorganisme dalam rumen
2.2.1.1. Mulut
Mulut hewan terdiri dari gigi, lidah, kelenjar ludah (saliva). Saliva di
dalam mulut dikeluarkan oleh kelenjar submaksilaris atau submadibularis
yang terletak pada setiap sisi rahang bawah, kelenjar sublinguanis terletak
dibawah lidah, kelenjar parotis terletak di depan kedua telinga (Kroanak et al.,
2019).Makanan yang masuk ke dalam mulut, dihancurkan gigi dengan saliva
dan tiga pasang glandula
Pada ternak sapi sekresi saliva 150 liter/hari, pada ternak domba 10
liter/hari. Sekresi saliva dipengaruhi oleh pengunyahan (mastikasi),
penelanan, bentuk fisik pakan, kadar air pakan, derajat kehalusan makanan
dan faktor genetik. Pencernaan di mulut pertama kali dilakukan oleh gigi
molar yang dilanjutkan dengan proses mastikasi serta pencernaan secara
mekanis.
2.2.1.2. Esophagus
sofagus atau kerongkongan membentang dari tekak (pharynx) ke
lambung, melewati rongga dada (thorax) dan menembus diafragma. Pada
hewan dinding esofagus itu tersusun atas 4 lapisan.
● Lamina fibrasa
● Lamina muskularis
● Submukasa
2.2.1.3. Lambung
a. Rumen
1. Gas zone, yaitu bagian yang paling atas, pada bagian ini berisi
gas-gas hasil fermentasi dari pakan yang ada dalam rumen
yang meliputi gas CH., CO. HIS, dan H₂. Pada bagian gas zone
tersebut besar kecilnya dipengaruhi oleh jenis pakan (hasil
fermentasi) yang gasnya dikeluarkan melalui kardia dengan
proses eruktasi.
2. Pad zone, yaitu bagian dari rongga rumen yang berisi fiber
(serat) yaitu suatu ingesta yang terbentuk dari serat makanan
yang dikonsumsi. Pada bagian ini juga terdapat populasi
mikroorganisme terutama yang mencerna serat seperti kapang
dan bakteri selulotik.
3. Fluid phase, yaitu rongga dari rumen yang berisi cairan. Pada
bagian ini adalah bagian yang paling besar dibandingkan
dengan rongga rumen lainnya. disamping itu juga terdapat
populasi mikroorganisme yang paling banyak.
4. High density phase, adalah bagian rongga rumen yang berisi
benda berat, benda asing di bagian tersebut seperti batu, metal
(Nuswantara, 2002).
b. Retikulum
c. Omasum
Permukaan dinding omasum berlipat dan kasar. Menurut
Rianto (2011), omasum berdinding berlipat-lipat dan kasar, terdapat 5
lamina(daun) yang menyerupai duri (spike). Lamina adalah penyaring
partikel digesti yang akan masuk ke abomasum.Omasum (Perut
Buku). Begitu gumpalan makanan yang dikunyah lagi itu ditelan
kembali, mereka akan masuk ke omasum yang melewati rumen dan
reticulum. Di dalam omasum, kelenjar enzim akan membantu
penghalusan makanan secara kimiawi. Kadar air dari gumpalan
makanan juga dikurangi melalui proses absorpsi air yang dilakukan
oleh dinding omasum.
d. Abomasum
Abomasum merupakan lambung sejati karena bagian ini sudah
mulai disekresikan getah pencernaan seperti HCI dan pepsin.
Abomasum ternak ruminansia sama fungsinya dengan lambung
(abomasums pada ternak non ruminansia). Lambung tersebut dapat
dibagi dalam tiga bagian, yaitu cardia, fundus, dan pylorus. Bagian
cardia merupakan gland mucus dimana bagian ini berdekatan dengan
omasum, antara abomasums dan omasum ini dihubungkan oleh suatu
celah yang disebut dengan omaso-abomas orifice. Bagian berikutnya
adalah fundus yang berglandula (fundic- gland), pada tengah ini
banyak disekresikan enzim pencernaan, fundic gland atau kelenjar
yang mendukung terdiri dari 3 tipe sel, yaitu:
1. Duodenum
Duodenum merupakan bagian paling proximal dari usus halus,
dengan ukuran yang lebih pendek daripada bagian intestine yang lain.
Sebelum duodenum, ditemukan adanya struktur pylorus yang memiliki
M. Spinchter pilory, berfungsi sebagai alat gerak peristaltik. Pada
duodenum, proses digesti terus berlanjut.
2. Jejunum
Pada jejunum bagian proximal, proses digesti masih terus
berlanjut. Sedangkan pada bagian distal, terjadi absorbs elektrolit dan
hasil digesti. Jejunum merupakan bagian terbesar pada intestine.
3. Ileum
Ileum merupakan bagian paling distal dari intestine. Pada
ileum, terjadi absorbs elektrolit dan hasil digesti.
Menurut Rianto (2011), ada tiga pokok yang terdapat dalam kelompok usus
besar, yaitu colon, caecum, dan rektum. Berikut adalah bagian-bagian usus
besar:
a) Caecum
Caecum merupakan saluran buntu yang bersambungan dengan ileum.
b) Colon
Pada colon, terjadi absorbs vitamin, elektrolit, dan air.
c) Rectum
Rectum merupakan bagian terakhir dari sistem digestiva sebelum anus.
Pada saat digesta masuk ke dalam kolon, sebagian besar digesta yang
mengalami hidrolisis sudah terserap sehingga materi yang masuk ke dalam
colon adalah materi yang tidak dicerna.Hanya sedikit sekali digesta yang
terserap lewat dinding usus besar. Materi yang tidak terserap kemudian
dikeluarkan lewat anus sebagai feses. Materi yang keluar dari feses meliputi
air, sisa-sisa pakan yang tidak tercerna, sekresi saluran pencernaan, sel-sel
ephitelium saluran pencernaan, garam-garam anorganik, bakteri, dan produk-
produk dari proses dekomposisi oleh mikrobia.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Demikianlah makalah ini dibuat sedemikian rupa agar bisa membantu pembaca
dalam memahami sedikit rasa ingin keingintahuan mengenai Sistem pencernaan
ternak ruminansia . Semoga makalah ini dapat bermanfaat sebagaimana mestinya.
Semoga makalah ini dapat diterima dengan baik sebab kebenaran hanya terletak pada
sang pencipta.
DAFTAR PUSTAKA
Roni Pazla S Pt, M. P., Febrina, D., S Pt, M. P., & Pt, D. N. I. S. S. FISIOLOGI
PENCERNAAN RUMINANSIA. Penerbit Adab.