Anda di halaman 1dari 19

KONSEP DAN PRINSIP KEBUTUHAN NUTRISI

MATA KULIAH : PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR MANUSIA


KODE M.A : PMA 2110
TINGKAT : I (SATU)
SEMESTER : I (SATU)
KELOMPOK : KELOMPOK 3
NAMA KELOMPOK : 1. GERDA TESALONIKA
2. LASMA RIA SIHOMBING
3. MUNIARTHA SIMANJUNTAK
4. PUJI LESTARI
5. SYAHMIRA ERWANA
6. TARI YOSIANA .H.
7. Vinna YULIA
8. VISKA SEPHIRA AMBIANKA
9. YOSUA TOGARMA

PROGRAM STUDI SI KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PAYUNG NEGRI
PEKANBARU 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat dan
karunia-Nya lah Karya Ilmiah ini dapat terselesaikan dengan baik dengan judul “Konsep dan
Prinsip Kebutuhan Eliminasi”. Dengan membuat tugas ini saya harapkan dapat meningkatkan
kemampuan saya dalam membuat laporan dan menguasai materi yang terkait di dalam nya
sehingga menyadarkan kami pentingnya peran perawat dalam memenuhi kebutuhan istirahat
dan tidur pada pasien bahkan dalam kehidupan sehari-hari.

Saya sadar, bagi seorang Mahasiswa yang masih dalam proses pelajaran, proses
penulisan ini masih banyak kekurangan nya. Tetapi walaupun demikian kami telah berusaha
sebisa mungkin untuk menyelesaikan karya ilmiah meskipun tersusun sangat sederhana.
Harapan saya, karya tulis ilmiah yang sederhana ini bisa bermanfaat bagi kita semua.
Terimakasih.

Pekanbaru, November 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................ i

DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................................................. 1

1.2 Tujuan............................................................................................................................... 1

1.3 Manfaat............................................................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................... 2

2.1 Pengertian Nutrisi ............................................................................................................. 2

2.2 Sistem Tubuh Yang Berperan Dalam Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi ............................ 2

2.3 Pengertian Nutrient .......................................................................................................... 7

2.4 Keseimbangan Energy...................................................................................................... 9

2.5 Jenis-Jenis Metabolisme ................................................................................................. 11

2.6 Macam-macam Diet ....................................................................................................... 12

2.7 Masalah Kebutuhan Nutrisi............................................................................................ 12

2.8 Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Nutrisi............................................................. 14

BAB III PENUTUP ................................................................................................................. 15

3.1 Kesimpulan.................................................................................................................... 15

3.2 Saran .............................................................................................................................. 15

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 16

ii
BAB I

PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sistem yang berperan dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi adalah sistem pencernaan
yang terdiri atas saluran pencernaan dan organ aksesori. Saluran pencernaan dimulai dari
mulut sampai usus halus bagian distal, sedangkan organ aksesori terdiri atas hati, kantong
empedu dan pankreas. Ketiga organ ini membantu terlaksananya sistem pencernaan
makanan secara kimiawi.
Salah satu saluran pencernaan adalah mulut. Mulut merupakan bagian awal dari
saluran pencernaan dan terdiri atas dua bagian luar yang sempit (vestibula), yaitu ruang
di antara gusi, gigi, bibir, pipi, dan bagian dalam, yaitu rongga mulut. Di dalam mulut,
makanan mengalami proses mekanis melalui pengunyahan yang akan membuat makanan
dapat hancur sampai merata, dibantu oleh enzim amilase yang akan memecah amilum
yang terkandung dalam makanan menjadi maltosa. Proses mengunyah ini merupakan
kegiatan terkoordinasi antara lidah, gigi, dan otot-otot mengunyah.
Di dalam mulut, juga terdapat kelenjar saliva yang menghasilkan saliva untuk proses
pencernaan dengan cara mencerna hidrat arang, khususnya amilase, melicinkan bolus
sehingga mudah ditelan, menetralkan, serta mengencerkan bolus.

1.2 Tujuan
Tujuan dari membuat makalah ini adalah untuk menjelaskan konsep dan prinsip
kebutuhan nutrisi; system yang berperan dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi, pengertian
nutrient, keseimbangan energi, jenis metabolisme, macam macam diet, masalah
kebutuhan nutrisi dan faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi.

1.3 Manfaat
Mahasiswa memiliki dasar teori tentang konsep dan prinsip kebutuhan nutrisi

1
BAB II
PEMBAHASAN

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Nutrisi


Nutrisi merupakan suatu kompleks zat gizi yang terdir. dari komponen nutrisi makro
dan mikro. Pengaturan nutrisi yang tep memerlukan koordinasi dan kerja sama lintas
sektor dengan bidang lain dalam dunia sport science, disesuaikan dengan kebutuhan
energi yang diperlukan berdasarkan jenis olahraga yang dilakukan.

Pola pengaturan nutrisi yang dilakukan secara spesifik berdasarkan jenis, komposisi
serta waktu konsumsi, berperan penting menjaga ketersediaan sumber energi selama
berolahraga (Kenney et al.,2012) (Burke, Hawley, Wong, & Jeukendrup, 2011).

2.2 Sistem Tubuh Yang Berperan Dalam Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi


Sistem yang berperan dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi adalah sistem pencernaan
yang terdiri atas saluran pencernaan dan organ aksesori. Saluran pencernaan dimulai dari
mulut sampai usus halus bagian distal, sedangkan organ aksesori terdiri atas hati,
kantong empedu, dan pankreas. Ketiga organ ini membantu terlaksananya sistem
pencernaan makanan secara kimiawi.

2.2.1 Saluran Pencernaan

a. Mulut

Mulut merupakan bagian awal dari saluran pencernaan dan terdiri atas dua
bagian luar yang sempit (vestibula), yaitu ruang di antara gusi, gigi, bibir, pipi,
dan bagian dalam, yaitu rongga mulut. Di dalam mulut, makanan mengalami
proses mekanis melalui pengunyahan yang akan membuat makanan dapat
hancur sampai merata, dibantu oleh enzim amilase yang akan memecah amilum
yang terkandung dalam makanan menjadi maltosa. Proses mengunyah ini
merupakan kegiatan terkoordinasi antara lidah, gigi, dan otot-otot mengunyah.
Di dalam mulut, juga terdapat kelenjar saliva yang menghasilkan saliva untuk
proses pencernaan dengan cara mencerna hidrat arang, khususnya amilase,
melicinkan bolus sehingga mudah ditelan, menetralkan, serta mengencerkan

2
bolus. Kelenjar tersebut terdiri atas kelenjar parotis, merupakan kelenjar
penghasil saliva terbesar yang terletak di sebelah kiri dan kanan bagian depan
agak ke bawah; kelenjar submandibularis, merupakan penghasil saliva nomor
dua setelah kelenjar parotis, terletak di bawah sisi tulang rahang; dan kelenjar
sublingualis, penghasil saliva terkecil, letaknya di bawah lidah. Dalam proses
sekresi, saliva dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya faktor mekanis
(seperti adanya benda- bolus- dalam mulut), faktor psikis (seperti bila mencium
atau mengingat makanan yang enak), dan faktor kimiawi (seperti bila makanan
terasa asam atau asin).

b. Faring dan Esofagus

Faring merupakan bagian saluran pencemaan yang terletak di belakang


hidung, mulut, dan laring. Faring berbentuk kerucut dengan bagian terlebar di
bagian atas hingga vertebra servikal keenam. Faring langsung berhubungan
dengan esofagus, sebuah tabung yang memiliki otot dengan panjang kurang
lebih 20-25 sentimeter dan terletak di belakang trakea, di dean tulang punggung,
kemudian masuk melalui toraks menembus diafragma yang berhubungan
langsung dengan abdomen serta menyambung dengan lambung.

Esofagus merupakan bagian yang berfungsi menghantarkan makanan dari


faring menuju lambung. Esofagus berbentuk seperti silinder yang berongga
dengan panjang kurang lebih dua sentimeter dengan kedua ujungnya dilindungi
oleh sfingter. Dalam keadaan normal, sfingter bagian atas selalu tertutup,
kecuali bila ada makanan masuk ke dalam lambung. Keadaan ini bertujuan
untuk mencegah gerakan balik sisi ke organ bagian atas, yaitu esofagus. Proses
penghantaran makanan dilakukan dengan cara peristaltik, yaitu lingkaran
serabut tot di dean makanan mengendor dan yang di belakang makanan
berkontraksi.

c. Lambung

Lambung merupakan bagian saluran pencernaan yang terdiri atas bagian


atas (disebut fundus), bagian utama, dan bagian bawah berbentuk horizontal
(antrum pilorik). Lambung berhubungan langsung dengan esofagus melalui
orifisium atau kardia dan dengan duodenum melalui orifisium pilorik. Lambung

3
terletak di bawah diafragma dan di dean pankreas, sedangkan limpa menempel
pada sebelah kiri fundus. Lambung memiliki fungsi, yaitu fungi motoris serta
fungi sekresi dan pencernaan. Fungsi motoris lambung adalah sebagai reservoir
untuk menampung makanan sampai dicema sedikit demi sedikit dan sebagai
pencampur adalah memecah makanan menjadi partikel -partikel kecil yang
dapat bercampur dengan asam lambung. Fungsi sekresi dan pencernaan adalah
menyekresi pepsin dan HCI yang akan memecah protein menjadi pepton,
amilase memecah amilum menjadi maltosa, lipase memecah lemak menjadi
asam lemak, dan gliserol membentuk sekresi gastrin, menyekresi faktor intrinsik
yang memungkinkan absorpsi vitamin B12, yaitu di ileum, dan menyckresi
mukus yang bersifat protektif. Makanan berada pada lambung selama 2 6 jam,
kemudian bercampur dengan getah lambung (cairan asam being tak berwarna)
yang mengandung 0,4% HCI untuk mengasamkan semua makanan serta bekerja
sebagai antiseptik dan disinfektan. Dalam getah lambung terdapat beberapa
enzim, di antaranya pepsin, dihasilkan olch pepsinogen serta berfungsi
mengubah makanan menjadi bahan yang lebih mudah larut dan renin, berfungsi
membekukan susu atau membentuk kasein dari kaseinogen yang dapat larut.

d. Usus Halus

Usus halus merupakan tabung berlipat-lipat dengan panjang kurang lebih


2,5 meter dalam keadaan hidup. Kemudian, akan bertambah panjang menjadi
kurang lebih enam meter pada orang yang telah meninggal, akibat adanya
relaksasi otot yang telah kehilangan tonusnya. Usus halus terletak di daerah
umbilikus dan dikelilingi oleh usus besar yang memanjang dari lambung hingga
katup ileo kolika.

Usus halus terdiri atas tiga bagian, yaitu duodenum dengan panjang kurang
lebih 25 cm, jejunum dengan panjang kurang lebih dua meter, dan ileum dengan
panjang kurang lebih satu meter atau 3/5 akhir dari usus. Lapisan dinding dalam
usus halus mengandung beriuta-juta vili, kira-kira sebanyak 4-5 juta, yang
membentuk mukosa menyerupai beludru. Pada permukaan setiap vili terdapat
tonjolan yang menyerupai jari-jari, yang disebut mikrovili. Vili bersama-sama
dengan mikrovili dan valvula kaniventes menambah luasnya permukaan sekresi
dan absorpsi serta menghalangi agar isinya tidak terlalu cepat berjalan schingga

4
absorpsi lebih banyak terjadi. Pada dinding usus halus, khususnya mukosa,
terdapat beberapa nodula jaringan limfe yang disebut kelenjar soliter, berfungsi
sebagai perlindungan terhadap infeksi. Di dalam ileum, nodula in membentuk
tumpukan kelenjar yang terdiri atas 20-30 kelenjar soliter.

Fungsi usus halus pada umumnya adalah mencerna dan mengabsorpsi


chyme dari lambung.Zat-zat makanan yang telah halus akan diabsorpsi di dalam
usus halus, yaitu pada duodenum, dan di sini terjadi absorpsi besi, kalsium
dengan bantuan vitamin D, vitamin A, D, E, dan K dengan bantuan empedu dan
asam folat.

e. Usus Besar

Usus besar atau juga disebut sebagai kolon merupakan sambungan dari
usus halus yang dimulai dari katup ileokolik atau ileosaekal yang merupakan
tempat lewatnya makanan. Usus besar memiliki panjang kurang lebih 1,5 meter.
Kolon terbagi atas asenden, transversum, desenden, sigmoid, dan berakhir di
rektum yang panjangnya kira-kira 10 cm dari usus besar, dimulai dari kolon
sigmoideus dan berakhir pada saluran anal. Tempat kolon asenden membentuk
belokan tajam di abdomen atas bagian kanan disebut fleksura hepatis, sedang
tempat kolon transversum membentuk belokan tajam di abdomen atau bagian
kiri disebut fleksura lienalis.

Fungsi utama usus besar adalah mengabsorpsi air (kurang lebih 90%),
elektrolit, vitamin, dan sedikit glukosa. Kapasitas absorpsi air kurang lebih
5.000 cc/hari. Flora yang terdapat dalam usus besar berfungsi untuk menyintesis
vitamin K dan B serta memungkinkan pembusukan sisa-sisa makanan.

2.2.2 Organ Aksesori

a. Hati

Hati merupakan kelenjar terbesar di dalam tubuh yang terletak di bagian


paling atas rongga abdomen, di sebelah kanan di bawah diafragma, dan
memiliki berat kurang lebih 1.500 gram (kira-kira 2,5% orang dewasa). Hati
terdiri atas dua lobus, yaitu lobus kanan dan kiri yang dipisahkan oleh ligamen
falsiformis. Pada lobus kanan bagian belakang kantong empedu terdapat sel

5
yang bersifat fagositosis terhadap bakteri dan benda asing lain dalam darah.
Fungsi hat adalah menghasilkan cairan empedu, fagositosis bakteri, dan benda
asing lainnya, memproduksi sel darah merah, dan menyimpan glikogen.

b. Kantong Empedu

Kantong empedu merupakan sebuah organ berbentuk seperti kantong yang


terletak di bawah kanan hat atau lekukan permukaan bawah hati sampai
pinggiran dean yang memiliki panjang

8-12 cm dan berkapasitas 40 -60 cm3. Kantong empedu memiliki bagian


fundus, leher, dan tiga pembungkus, yaitu sebelah luar pembungkus peritoneal,
sebelah tengah jaringan berotot tak bergaris, dan sebelah dalam membran
mukosa.

Fungsi kantong empedu adalah tempt menyimpan cairan empedu,


memekatkan cairan empedu yang berfungsi member pH sesai dengan pH
optimum enzim-enzim pada usus halus, mengemulsi garam-garam empedu,
mengemulsi lemak, mengekskresi beberapa zat yang tak digunakan oleh tubuh,
dan member warna pada feses, yaitu kuning kehijau-hijauan (dihasilkan oleh
pigmen empedu). Cairan empedu mengandung air, garam empedu, lemak,
kolesterol, pigmen fosfolipid, dan sedikit protein.

c. Pankreas

Pankreas merupakan kelenjar yang strukturnya sama seperti kelenjar ludah


dan memiliki panjang kurang lebih 15 cm. Pankreas terdiri atas tiga bagian,
yaitu bagian kepala pankreas yang paling lebar, badan pankreas yang letakya di
belakang lambung dan di dean vertebra lumbalis pertama, seta bagian ekor
pankreas yang merupakan bagian runcing di sebelah kiri dan menyentuh limpa.

Pankreas memiliki dua fungsi, yaitu fungsi eksokrin yang dilaksanakan oleh
sel sekretori yang membentuk getah pankreas berisi enzim serta elektrolit dan
fungsi endokrin yang tersebar di antara alveoli pankreas

6
2.3 Pengertian Nutrient
Nutrient atau zat gizi, adalah zat yang terdapat dalam makanan dan sangat
diperlukan oleh tubuh untuk proses metabolisme, mulai dari proses pencernaan,
penyerapan makanan dalam usus halus, transportasi oleh darah untuk mencapai target
dan menghasilkan energi,pertumbuhan tubuh, pemeliharaan jaringan tubuh, proses
biologis, penyembuhan penyakit, dan daya tahan tubuh.

Macam macam nutrient

2.3.1 Karbohidrat

Karbohidrat merupakan zat gizi yang terdapat dalam makanan, pada umumnya
dalam bentuk amilum. Pembentukan amilum terjadi dalam mulut melalui enzim
ptialin yang ada dalam air ludah. Amilum diubah menjadi maltosa, kemudian
diteruskan ke dalam lambung. Dari lambung hidrat arang dikirim terus ke usus dua
belas jari. Getah pankreas yang dialirkan ke usus dua belas jari mengandung
amilase. Dengan demikian, sisa amilum yang belum diubah menjadi maltosa oleh
amilase pankreas diubah seluruhnya menjadi maltosa. Maltosa ini kemudian
diteruskan ke dalam usus halus. Usus halus mengeluarkan getah pankreas hidrat
arang, yaitu maltose yang bertugas mengubah maltosa menjadi dua molekul
glukosa sakarosa, fruktosa dan glukosa. Laktose bertugas mengubah laktosa
menjadi glukosa dan galaktosa. Setelah berada dalam usus halus, seluruhnya
diubah menjadi monosakarida oleh enzim-enzim tadi.

2.3.2 Lemak

Pencernaan lemak dimulai dalam lambung (walaupun hanya sedikit), karena


dalam mulut tidak ada enzim pemecah lemak. Lambung mengeluarkan enzim
lipase untuk mengubah sebagian kecil lemak menjadi asam lemak dan gliserin,
kemudian diangkut melalui getah bening dan selanjutnya masuk ke dalam
peredaran darah untuk kemudian tiba di hati. Sintesis kembali terjadi dalam saluran
getah bening,mengubah lemak gliserin menjadi lemak seperti aslinya.Penyerapan
lemak dilakukan secara pasif setelah lemak diubah menjadi gliserol asam lemak.
Asam lemak mempunyai sifat empedu, asam lemak yang teremulsi ini mampu
diserap melewati dinding usus halus. Penyerapan membutuhkan tenaga,lagi pula

7
tidak semua lemak dapat diserap, maka penyerapan lemak dikatakan dengan cara
aktif selektif.

2.3.3 Protein

Kelenjar ludah dalam mulut tidak membuat enzim protease. Enzim protease
baru terdapat dalam lambung, yaitu pepsin, yang mengubah protein menjadi
albuminosa dan pepton.Kemudian, tripsin dalam usus dua belas jari yang berasal
dari pankreas mengubah sisa protein yang belum sempurna menjadi albuminosa
dan pepton. Dalam usus halus, albuminosa dan pepton seluruhnya diubah oleh
enzim pepsin menjadi asam-asam amino yang siap untuk diserap.Protein yang telah
diubah ke dalam bentuk asam amino mempunyai sifat larut dalam air. Seperti
halnya hidrat arang, asam amino yang mudah larut dalam air ini juga dapat diserap
secara pasif dan langsung memasuki pembuluh darah.

2.3.4 Mineral

Mineral tidak membutuhkan percernaan. Mineral hadir dalam bentuk tertentu


sehingga tubuh mudah untuk memprosesnya. Umumnya, mineral diserap dengan
mudah melalui dinding usus halus secara difusi pasif maupun transportasi
aktif.Mekanisme transportasi aktif penting jika kebutuhan tubuh meningkat atau
adanya diet rendah kadar mineral. Hormon adalah zat yang memegang peranan
penting dalam mengatur mekanisme aktif ini. Penyerapan dapat lebih jauh
dipengaruhi oleh isi sistem pencernaan.Beberapa senyawa organik tertentu, seperti
asam oksalat, akan menghambat penyerapan kalsium. Mineral dipakai dalam
berbagai hal. Beberapa dari mineral adalah komponen esensial dari jaringan tubuh,
sedang yang lainnya esensial pada proses kimia tertentu.

2.3.5.Vitamin

Pencernaan vitamin melibatkan penguraiannya menjadi molekul-molekul yang


lebih kecil sehingga dapat diserap dengan efektif. Beberapa penyerapan vitamin
dilakukan dengan difusi sederhana, tetapi sistem transportasi aktif sangat penting
untuk memastikan pemasukan yang cukup.Vitamin yang larut dalam lemak diserap
oleh sistem transportasi aktif yang juga membawa lemak ke seluruh tubuh, sedang
vitamin yang larut dalam air mempunyai beberapa variasi mekanisme transportasi
aktif. Sebagai contoh, faktor dasar yang dihasilkan oleh lambung memudahkan

8
penyerapan vitamin B12. Tanpa faktor tersebut, tubuh tidak mampu menyerap
dengan cukup, sehingga menyebabkan terjadinya defisiensi vitamin tersebut.

2.3.6 Air

Air merupakan zat makanan paling mendasar yang dibutuhkan oleh tubuh
manusia.Tubuh manusia terdiri atas 50-7046 air. Asupan air secara teratur sangat
penting bagi makhluk hidup untuk bertahan hidup dibandingkan dengan
pemasukan nutrisi lain.Bayi memiliki proporsi air yang lebih besar dibandingkan
orang dewasa. Semakin tua umur seseorang, maka proporsi air di dalam tubuhnya
akan semakin berkurang.Pada orang dewasa, asupan air berkisar antara 1.200-
1.500 cc per hari, namun dianjurkan sebanyak 1.900 cc sebagai batas optimum.
Selain itu, air yang masuk ke tubuh melalui makanan lain berkisar antara 500-900
cc per hari. Air juga dapat diperoleh melalui hasil akhir proses oksidasi. Kebutuhan
asupan air akan semakin meningkat jika terjadi peningkatan pengeluaran air,
misalnya melalui keringat,muntah, diare, atau adanya gejala-gejala dehidrasi.

2.4 Keseimbangan Energy


Keseimbangan energi harus menjadi perhatian. Pada manusia, terutama pada usia
dewasa harus mempertahankan berat badan relatif konstan. Manusia tidak dianjurkan
mempunyai bobot badan yang berlebih yang cenderung obesitas. Berbeda dengan hewan
ternak yang diharapkan bertumbuh cepat dan mempunyai bobot yang relatif tinggi,
terutama untuk ternak potong.

Akhir-akhir ini, masalah obesitas menjadi perhatian dunia. Di Amerika serikat,


prevalensi kelebihan berat badan berdasarkan usia dan obesitas pada orang dewasa
mencapai 68%. Konsumsi energi berlebih tanpa diiringi dengan peningkatan aktivitas
fisik menjadi alasan utama mengapa tingkat obesitas yang sangat tinggi terjadi di
Amerika Serikat (O'Neil et al., 2012).

Pada orang yang mengalami obesitas, maka akan menekan hormon adipokin yang
berperan penting dalam keseimbangan energi dan metabolisma, demikian juga terjadi
resisten terhadap hormon insulin. Adipokin akan dilepaskan dari lemak seperti leptin
yang meregulasi berat tubuh normal. Makanan dan minuman yang mengandung alkohol,
gula, garam pada umumnya dapat menurunkan kualitas nutrisi. Konsumsi makanan

9
seperti ini, dapat menimbulkan peningkatan risiko penyakit kronis, seperti penyakit
jantung koroner (PJK) diabetes tipe 2 dan sindrom metabolik. Oleh karena itu sangatlah
penting untuk memperkirakan rata-rata asupan energi, agar berimbang. Rata-rata asupan
energi (EER) dihitung berdasarkan usia, jenis kelamin dan tingkat aktivitas fisik untuk
menunjang kesehatan yang baik (National Academy of Sciences, 2005)

Pengaturan keseimbangan energi diperankan oleh hipotalamus melalui 3 proses


fisiologis, yaitu pengendalian rasa lapar dan kenyang, mempengaruhi laju pengeluaran
energi dan regulasi sekresi hormon. Proses dalam pengaturan penyimpanan energi ini
terjadi melalui sinyal-sinyal eferen (yang berpusat di hipotalamus) setelah mendapatkan
sinyal aferen dari perifer (jaringan adipose, usus dan jaringan otot). Sinyal-sinyal
tersebut bersifat anabolik (meningkatkan rasa lapar serta menurunkan pengeluaran
energi) dan dapat pula bersifat katabolik (anoreksia, meningkatkan pengeluaran energi)
dan dibagi menjadi 2 kategori, yaitu sinyal pendek dan sinyal panjang.

Sinyal pendek mempengaruhi porsi makan dan waktu makan, serta berhubungan
dengan faktor distensi lambung dan peptida gastrointestinal, yang diperankan oleh
kolesistokinin (CCK) sebagai stimulator dalam peningkatan rasa lapar. Sinyal panjang
diperankan oleh fat-derived hormon leptin dan insulin yang mengatur penyimpanan dan
keseimbangan energy. Apabila asupan energi melebihi dari yang dibutuhkan, maka
jaringan adiposa meningkat disertai dengan peningkatan kadar leptin dalam peredaran
darah. Leptin kemudian merangsang anorexigenic center di hipotalamus agar
menurunkan produksi Neuro Peptide Y (NPY), sehingga terjadi penurunan nafsu makan.
Demikian pula sebaliknya bila kebutuhan energi lebih besar dari asupan energi, maka
jaringan adiposa berkurang dan terjadi rangsangan pada orexigenic center di hipotalamus
yang menyebabkan peningkatan nafsu makan. Pada sebagian besar penderita obesitas
terjadi resistensi leptin, sehingga tingginya kadar leptin tidak menyebabkan penurunan
nafsu makan.

Sherwood, 2014, membagi keseimbangan energi dalam 3 katagori yaitu:

a. Keseimbangan energi netral jika jumlah energi dalam makanan yang masuk
sama dengan jumlah energi yang dikeluarkan oleh otot yang melakukan
kerja eksternal dan pengeluaran energi internal. Hasilnya adalah berat
badan tubuh dalam keadaan stabil.

10
b. Keseimbangan energi negatif jika energi yang berasal dari makanan yang
masuk kecil daripada kebutuhan energi saat itu maka hasilnya berat badan
tubuh akan berkurang
c. Keseimbangan energi positif, jika jumlah energi makanan yang masuk lebih
daripada jumlah energi yang dikeluarkan, maka kelebihan energi akan
disimpan didalam jaringan adiposa tubuh, hasilnya adalah berat badan
tubuh meningkat.

2.5 Jenis-Jenis Metabolisme


2.5.1 Anabolisme

Yaitu jalur sintesis atau pembentukan senyawa kompleks dari reaksi kimia
yang melibatkan senyawa-senyawa sederhana. Ana- bolisme akan menghasilkan
senyawa baru yang akan digunakan untuk proses-proses penting di dalam tubuh.
Reaksi-reaksi anabolisme tentunya memerlukan asupan energi (ATP) sehingga
bersifat endotermik. Contoh reaksi anabolisme di antaranya adalah sintesis protein
dari asam amino; proses fotosintesis; dan sintesis DNA zat pati asam amino.

2.5.2 Katabolisme

Yaitu jalur pemecahan suatu senyawa kompleks menjadi senyawa sederhana


dengan melepaskan sejumlah energi, seperti ATP,sehingga dikenal sebagai reaksi
eksotermik. Secara umum, jalur katabolisme melibatkan reaksi-reaksi oksidasi
melalui jalur pernapasan. Contoh reaksi katabolisme adalah pemecahan karbohidrat
untuk menghasilkan energi.

2.5.3 Reaksi amfibolik

Yaitu jalur amfibolik merupakan crossroad atau 'jalan an- tara' dalam proses
metabolisme yang menjadi jembatan antara lintasan anabolisme dan katabolisme.
Contoh dari reaksi ini ialah siklus asam ni- trat.

11
2.6 Macam-macam Diet
Berikut macam-mcam diet dan definisinya akan di rangkum di bawah ini:

2.6.1 Diet Rendah Kalori Tinggi Protein

Tidak berarti orang lantas tidak makan semua jenis karbohidrat. Asupan
karbohidrat hanya dikurangi. Konsumsi beras merah atau roti gandum. Asupan
protein dan lemak tetap diperhatikan, namun lemak tidak terlalu tinggi.

2.6.2 Diet berdasarkan Golongan Darah

Diet golongan darah ditemukan oleh Adamo & Whitney (2002) penulis “Eat
Right for Your Type”. Menurutnya reaksi kimia terjadi antara darah dan makanan
yang dimakan. Reaksi ini merupakan bagian dari warisan genetik. Reaksi ini
disebabkan oleh faktor yang disebut lectin. Lectin dan beragam protein yang di
temukan dalam makanan memiliki sifat aglutinasi yang mempengaruhi darah.
Jadi ketika makan makanan yang mengandung lectin protein tidak cocok dengan
tipe antigen darah, maka lectin mulai mengaglutinasi sel-sel darah dan ini akan
menyebabkan berbagai masalah kesehatan, dari sinilah konsep diet golongan
darah bermula.

2.7 Masalah Kebutuhan Nutrisi


Menurut Asmadi (2008) menuliskan secara umum, gangguan kebutuhan nutrisi terdiri
atas kekurangan dan kelebihan nutrisi, obesitas, malnutrisi, diabetes militus, hipertensi,
jantung coroner, kanker, dan anoreksia nervosa.

2.7.1 Kekurangan Nutrisi

Kekurangan nutrisi merupakan keadaan yang dialami seseorang dalam keadaan


yang dialami seseorang dalam keadaan tidak berpuasa (normal) atau risiko
penurunan berat badan akibat ketidakcukupan asupan nutrisi untuk kebutuhan
metabolisme.

2.7.2 Kelebihan Nutrisi

12
Kelebihan nutrisi merupakan suatu keadaan yang dialami seseorang yang
mempunyai risiko peningkatan berat badan akibat asupan kebutuhan metabolisme
secara berlebih.

2.7.3 Obesitas

Obesitas merupakan masalah peningkatan berat badan yang mencapai lebih dari
20% berat badan normal.Status nutrisinya adalah melebihi kebutuhan metabolisme
karena kelebihan asupan kalori dan penurunan dalam penggunaan kalori.

2.7.4 Malnutrisi

Malnutrisi adalah masalah yang berhubungan dengan kekurangan zat gizi pada
tingkat seluler atau dapat dikatakan sebagai masalah asupan zat gizi yang tidak
sesuai dengan kebutuhan tubuh.

2.7.5 Diabetes

Melitus Diabetes mellitus merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang ditandai


dengan adanya gangguan metabolisme karbohidrat akibat kekurangan insulin atau
penggunaan karbohidrat secara berlebihan.

2.7.6 Hipertensi

Hipertensi merupakan gangguan nutrisi yang juga disebabkan oleh berbagai


masalah pemenuhan kebutuhan seperti penyebab dari obesitas, serta asupan
kalsium, natrium dan gaya hidup yang berlebihan.

2.7.7 Penyakit Jantung Koroner

Penyakit jantung coroner merupakan gangguan nutrisi yang sering disebabkan oleh
adanya peningkatan kolesterol darah dan merokok. Gangguan ini sering dialami
karena adanya perilaku atau gaya hidup yang tidak sehat, obesitas, dan lain-lain.

2.7.8 Kanker

Kanker merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang disebabkan oleh konsumsi


lemak secara berlebihan.

2.7.9 Anoreksia Nervosa

13
Anoreksia Nervosa merupakan penurunan berat badan secara mendadak dan
berkepanjangan

2.8 Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Nutrisi


Menurut Alimul (2015) faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi adalah sebagai
berikut:

2.8.1 Pengetahuan

Pengetahuan yang kurang tentang manfaat makanan bergizi dapat


memengaruhi pola konsumsi makan. Hal tersebut dapat disebabkan oleh kurangnya
informasi sehingga dapat terjadi kesalahan dalam memahami kebutuhan gizi.

2.8.2 Prasangka

Prasangka buruk terhadap beberapa jenis bahan makanan bergizi tinggi dapat
memengaruhi status gizi seseorang. Misalnya, di beberapa daerah, tempe
merupakan sumber protein yang paling murah, tidak dijadikan bahan makanan
yang layak untuk dimakan karena masyarakat menganggap bahwa mengonsumsi
makanan tersebut dapat merendahkan derajat mereka.

2.8.3 Kebiasaan

Adanya kebiasaan yang merugikan atau pantangan terhadap makanan tertentu


juga dapat memengaruhi status gizi. Misalnya di beberapa daerah, terdapat
larangan makan pisang dan papaya bagi para gadis remaja. Padahal, makanan
tersebut merupakan sumber vitamin yang sangat baik.Ada pula larangan makan
ikan bagi anak-anak karena ikan dianggap dapat mengakibatkan cacingan, padahal
ikan merupakan sumber protein yang sangat baik bagi anak-anak.

14
BAB III
PENUTUP

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Nutrisi merupakan suatu kompleks zat gizi yang terdir. dari komponen nutrisi
makro dan mikro. Pengaturan nutrisi yang tep memerlukan koordinasi dan kerja sama
lintas sektor dengan bidang lain dalam dunia sport science, disesuaikan dengan
kebutuhan energi yang diperlukan berdasarkan jenis olahraga yang dilakukan.

3.2 Saran
Kebutuhan cairan tubuh tak hanya berasal dari konsumsi air putih saja, melainkan
juga dari makanan dan minuman yang mengandung air. Meskipun begitu, akan jauh
lebih baik bila kita memilih untuk mengkonsumsi air putih ketimbang jenis minuman
lainnya yang banyak mengandung gula, kalori, kafein dan zat-zat lainnya.

15
DAFTAR PUSTAKA

Rinidar, M.Isa, (2017). Biokimia Dasar Pencernaan Dan Aborsi Makanan : syiah kuala
university press

Yunike, Ira Kusumawaty, Ardiansa, Dewi Kartika Wulandari, Wibowo Hanafi Ari Susanto,
Dewi Sartika MS, Rentawati Purba, Fitriani, Vincencius Surani, Wahyu Rima Agustin
(2022). Konsep Dasar Keperawatan. Padang, Sumatera Barat : PT GLOBAL
EKSEKUTIF TEKNOLOGI

Kenney et al., (2012). Kebutuhan Gizi Seimbang. Jakarta : Zahir Publishing

Burke, Hawley, Wong, & Jeukendrup, (2011). Pengantar Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta :
Penerbit Salemba

O'Neil et al., (2012). Nutrisi Ibu dan Anak. Jakarta : Zahir Publishing

National Academy of Sciences, (2005). Kebutuhan Gizi Berbagai Usia. Jakarta : Media Sains
Indonesia

Sherwood, (2014) Adamo & Whitney (2002). Keterampilan dasar praktik klinik kebidanan
ed.2. Jakarta : Penerbit Salemba

Alimul (2015). Konsep dasar keperawatan anak. Jakarta : Zahir Publishing

Asmadi (2008). Asuhan keperawatan pada kebutuhan dasar manusia. Jakarta : Zahir
Publishin. halaman 43

16

Anda mungkin juga menyukai