Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR NUTRISI

Disusun Oleh :
Cahaya Mutiara Fitri ((2215471027)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK


KESEHATAN TANJUNG KARANG PRODI KEBIDANAN METRO
TAHUN 2022/2023

i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami menyelesaikan makalah ini
dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan-Nya mungkin penyusun tidak akan
menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat dan salam semoga terlimpah
curahkan kepada baginda tercinta yakni Nabi Muhammad SAW.Alhamdullilah
penulis dapat menyelesaikan Laporan Pendahuluan yang berjudul “Asuhan
Pemenuhan Kebutuhan Dasar pada penyakit kanker payudara”. Adapun tujuan
dari pembuatan laporan ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas PKK RS
Program Study DIII Kebidanan Metro.
Penulis menyadari pada saat melakukan penyusunan laporan pendahuluan
ini banyak menemukan hambatan dan kesulitan. Namun atas segala bantuan,
bimbingan, dukungan dan arahan dari berbagai pihak, penulis mampu
menyelesaikan laporan pendahuluan ini. Semoga laporan ini dapat memberikan
wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun laporan ini memiliki
kelebihan dan kekurangan. Penulis mohon untuk saran dan kritiknya. Terima
kasih.
Metro, Agustus 2023

Cahaya Mutiara Fitri

ii
DAFTAR ISI

JUDUL ............................................................................................................ i
KATA PENGANTAR .................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................


A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Tujuan .................................................................................................. 2

BAB II LANDASAN TEORI KEBUTUHAN DASAR NUTRISI .............


A. Konsep Kebutuhan Dasar Nutrisi ......................................................... 3
1. Pengertian Kebutuhan Nutrisi ............................................................. 3
2. Sistem Tubuh yang Berperan Dalam Kebutuhan Nutrisi ..................... 3
3. Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Nutrisi .................................. 5
4. Metode Pemberian Kebutuhan Nutrisi ................................................. 6

B. Konsep Asuhan Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi .................................. 7


1. Pengkajian ............................................................................................ 7
2. Diagnosis .............................................................................................. 13
3. Rencana Tindakan ................................................................................ 15
4. Keterampilan Klinis Pemberian Nutrisi ............................................... 17

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 21

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh manusia dalam
mempertahankan keseimbangan fisiologis maupuan psikologis, yang tentunya bertujuan
untuk mempertahankan kehidupan dan kesehatan. Besarnya kebutuhan dasar yang
terpenuhi menentukan tingkat kesehatan dan posisi pada rentang sehat-sakit.
Menurut Abraham Maslow dalam teorinya tentang kebutuhan dasar manusia, bahwa
kebutuhan dasar manusia tersusun dalam bentuk hirarki atau berjenjang. Setiap jenjang
kebutuhan dapat dipenuhi hanya kalau jenjang sebelumnya telah (relatif) terpuaskan.
Kebutuhan dasar tersebut adalah kebutuhan fisiologis (physiological needs), kebutuhan
keamanan (safety needs), kebutuhan rasa cinta, dimiliki dan memiliki (belonging and love
needs), kebutuhan harga diri (self esteem needs), kebutuhan aktualisasi diri (self
actualization needs). Individu harus memenuhi kebutuhan terbawah dalam hierarki
tersebut sebelum berupaya memenuhi kebutuhan pada tingkat yang lebih tinggi.
Diagnosa yang muncul dari klien DM antara lain ketidak seimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh. kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan tubuh
yang aktif, intoleransi aktifitas. Dimana yang menjadi prioritas untuk menangani klien DM
yaitu ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh. Adapun batasan
karasteristiknya yang dapat muncul yaitu berat badan 20% atau lebih di bawah rentang
normal, bising usus hiperaktif, ketidak mampuan memakan makanan, kurang minat pada
makanan, membrane mukosa pucat, penurunan berat badan dengan asupan makanan
adekuat.Serta banyak faktor-faktor yang berhubungan yaitu faktor biologis, faktor
ekonomi, ketidak mampuan makan ketidak mampuan mencerna makanan, dan kurang
asupan makanan (Nanda,2015:21).
Masalah yang ditimbulkan akibat ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
dapat teratasi dengan memberikan asupan nutrisi dan diet yang sesuai dengan penderita
diabetes mellitus. Nutisi adalah penggambilan zat zat makanan penting dan di butuhkan
oleh tubuh. Nutrisi yaitu suatu proses penggunaan organisme menggunakan makanan yang

1
di konsumsi secara normal melalui proses digesti, absorsi, penyimpanan metabolism dan
mengeluarkan zat zat yang tidak terpakai (Misnadianly 2008:13).
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memberi Asuhan Pemenuhan Kebutuhan Dasar Nutrisi
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa dapat melakukan pengkajian terkait masalah kebutuhan dasar nutrisi.
b. Mahasiswa mampu menganalisis data masalah kebutuhan nutrisi.
c. Mahasiswa dapat membuat rencana tindakan asuhan pemenuhan kebutuhan nutrisi.
d. Mahasiswa dapat memberikan tindakan asuhan pemenuhan kebutuhan dasarnutrisi.

2
BAB II LANDASAN TEORI
PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR NUTRISI
A. Konsep Kebutuhan Dasar Nutrisi
1. Pengertian
Nutrisi merupakan proses pemasukan dan pengolahan zat makanan olehn tubuh yang
bertujuan menghasilkan energi dan di gunakan dalam aktivitas tubuh dimana zat
makanan itu terdiri atas zat-zat gizi dan zat lain yang dapat menghasilkan energi dan
tenaga nutrisi kurang dari kebutunan tubuh adalah keadaan dimana individu yang
mengalami kekurangan asupan nutrisi untuk memenuhi kebutuhan metabolic.
Kebutunan nutrisi bagi tubuh merupakan suatu kebutunan dasar manusia yang sangat
vital, sumber nutrisi dalam tubun berasal dari dalam tubuh itu sendiri. seperti glikogen
yang terdapat dalam otot dan hati ataupun protein dan lemak dalam jaringan dan
sumber lain yang berasal dari luar tubuh seperti yang sehari-hari dimakan. pola makan
dengan nutrisi yang schat ialah makanan yang mengandung semua unsur gizi seimbang
sesuai kebutuhan tubuh, baik protein, harbohidrat, lemak, vitamin, mineral dan air.
makan secara teratur 3 kali sehari dengan gizi seimbang lebih banyak dari biasanya.
2. Sistem Tubuh yang Berperan dalam Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi
Sistem yang berperan dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi adalah sistem pencernaan
yang terdiri atas saluran pencernaan dan organ aksesori.
a. Saluran Pencernaan
1) Mulut
Mulut merupakan bagian awal dari saluran pencernaan dan terdiri atas dua
bagian luar yang sempit (Vestibula),yaitu ruang diantara gusi,bibir,pipi,dan
bagian dalamyaitu rongga mulut. Di dalam mulut juga terdapat kelenjar Saliva
yang menghasilkan Saliva untuk proses pencernaan dengan cara mencerna
Hidrat arang, khususnya amilase,melicinkan ditelan menetralkan,serta
mengencerkan bolus
Kelenjar tersebut terdiri atas kelenjar parotis,merupakan kelenjar penghasil
Saliva terbesar yang terletak di sebelah kiri dan kanan bagian depan agak ke
bawah kelenjar submandibularis,merupakan hasil Saliva nomor dua setelah

3
kelenjar parotis,terletak di bawah sisi tulang rahang kelenjar sublingualis
penghasil Saliva terkecil,letaknya dibawah lidah.
2) Faring dan esophags
Faring merupakan bagian saluran pencernaan yang terletak dibelakang
hidung,mulut,dan laring Faring berbentuk kerucut dengan bagian terlebar di
bagian atas hingga vertebra sevikal ke enam.
Esofagus merupakan bagian yang berfungsi menghantarkan makanan dari
faring menuju lambung Esofagus berbentuk seperti silinder yang berongga
dengan panjang kurang lebih 2 cm dengan kedua ujungnya di lindungi oleh
sfingter
3) Lambung
Lambung merupakan bagian saluran pencernaan yang terdiri dari bagianatas
(Disebut fundus), bagian utama dan bagian bawah yang horizontal
(disebutantrum pilorik). Lambung memiliki fungsi sbb: a. Fungsi motorik yaitu
menampung makanan,memecah makanan menjadipartikel kecil dan
mencampurnya dengan asam lambung. b. Fungsi sekresi dan pencernaan yaitu
mengekresi pepsinogen,renin dan lipase. Pepsinogen diaktifkan oleh HCL
Menjadi pepsin yang dapat memecah protein menjadi proteosa dan peptin
4) Usus halus
Usus halus terletak di daerah umbilikus dan di kelilingi oleh usus besar. Usus
halus merupakan tabung berlipat lipat dengan panjang 2,5m dalam keadaan
hidup Kemudian akan bertambah panjang menjadi 6m pada orang yang telah
meninggal. Usus halus terdiri atas 3 bagian yaitu duodenum dengan panjang
25cm Jejenum dengan panjang 2m dan ileum dengan panjang Im atau 3/5 akhir
dari usus Fungsi usus halus adalah mencerna dan mengabsorpsi chyme dari
lambung.
5) Usus besar
Usus besar (Kolon) merupakan kelanjutan dari usus halus mulai dari ileokolik
atau ileosackal sebagai tempat lewatnya makanan. Kolon terbagi atas asenden,
transversum,desenden dan sigmoid. Kolom asenden merupakan bagian kolon
yang berjalan ke atas dari sekum ke pleksura. Kolon desenden merupakan

4
bagian kolon yang berjalan ke bawah dari fleksura sampai kolom sigmoid.
Fungsi utama usus besar adalah mengabsorpsi air (90%), elektronit,vitamin dan
sedikit glukosa.
3. Faktor yang Mempengaruhi Pemenuhan kebutuhan Nutrisi
a. Keseimbangan metabolisme dan energi tubuh
1) Metabolisme berarti pemenuhan yang menyangkut segala transportasi kimiawi
serta energi yang terjadi dalam tubuh.
2) Jumlah energi yang di bebaskan oleh katabolisme zat makanan dalam tubuh
sama dengan energi yang di bebaskan bila zat makanan di bakar di luar tubuh.
b. Dampak gangguan pemasukan nutrisi
Dampak pemasukan gangguan nutrisi tergantung pada macam dan tipe nutrisi yang
meliputi lamanya pemasukan yang inadekuat atau konsumsi yang berlebihan dan
juga umur seseorang.
c. Fakor faktor yang mempengaruhi pola diet
1) Pengetahuan
Rendahnya pengetahuan tentang manfaat makanan bergizi dapat
mempengaruhi konsumsi makan. Hal tersebut dapat disebabkan oleh kurangnya
informasi sehingga dapat terjadi kesalahan dalam pemenuhan kebutuhan gizi
2) Prasangka
Prasangka buruk terhadap beberapa jenis makanan yang bernilai gizi tinggi
dapat mempengaruhi nilai status gizi seseorang.
3) Kebiasaan
Adanya kebiasaan yang merugikan atau pantangan terhadap makanan tertentu
dapat juga mempengaruhi status gizi. Misalnyadi beberapa daerah terdapat
larangan makan pisang dan pepaya bagi para gadis remaja.
4) Kesukaan
Kesukaan yang berlebihan terhadap suatu jenis makanan yang dapat
mengakibatkan kurangnya variasi makanan sehingga tubuh tidak memperoleh
zat gizi yang dibutuhkan secara cukup.
5) Ekonomi

5
Status ekonomi dapat mempengaruhi perubahan status gizi. Penyediaan
makanan bergizi membutuhkan dana yang tidak sedikit sehingga perubahan
status gizi dipengaruhi oleh status ekonomi.
4. Metode Pemberian Kebutuhan Nutrisi
Kebutuhan nutrisi bagi tubuh merupakan suatu kebutuhan dasar manusia yang sangat
penting. Nutrisi sangat penting bagi manusia karena nutrisi merupakan kebutuhan vital
bagi semua makhluk hidup. Nutrisi itu sendiri sangat bermanfaat bagi tubuh kita
karena apabila tidak ada nutrisi maka tidak ada gizi dalam tubuh kita. Sehingga bisa
menyebabkan penyakit atau terkena gizi buruk oleh karena itu kita harus
memperbanyak nutrisi untuk tubuh kita.
Pemberian nutrisi pada orang sakit yang tidak mampu secara mandiri dapat dilakukan
dengan cara membantu memenuhinya melalui oral (mulut), enteral (pipa lambung),
atau parenteral, ketiga cara tersebutbertujuan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi
pasien.
a. Pemberian Nutrisi Melalui Oral (Mulut)
Tindakan keperawatan yang dilakukan pada pasien yang tidak mampu memenuhi
kebutuhan nutrisi per oral secara mandiri. Bisa dibantu oleh keluarga pasien atau
perawat itu sendiri.
b. Pemberian Nutrisi Melalui Pipa Lambung
Tindakan ini dilakukan pada pasien yang tidak mampu memenuhi kebutuhan
nutrisi per oral atau adanya gangguan fungsi menelan. Tindakan pemberian nutrisi
melalui pipa lambung dapat dilakukan dengan pemasangan pipa lambung terlebih
dahulu, pada saat pipa tersebut dimasukkanmelalui hidung anjurkan pasien untuk
menelannya secara perlahan, kemudian dapat dilakukan pemberian nutrisi pada
pasien tersebut. Memberi makan enteral lebih dipilih daripada nutrisiparenteral
karena ini memperbaiki penggunaan nutrisi, lebih aman untuk pasien dan sedikit
lebih murah.
c. Pemberian Nutrisi Parenteral
Pemberian nutrisi parental yaitu pemberian nutrisi berupa cairan infuse yang
dimasukkan kedalam tubuh melalui darah vena baik sentral (untuk nutrisi
parenteral total) atau vena perifer (untuk nutrisi parenteral parsial). Pemberian

6
nutrisi melalui parenteral dilakukan pada pasien yang tidak dapat dipenuhi
kebutuhan nutrisinya melalui oral atau Parenteral.
B. Konsep Asuhan Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi
1. Pengkajian Kebutuhan Nutrisi
Pengkajian keperawatan terhadap masalah kebutuhan nutrisi dapat meliputi pengkajia
khusus masalah nutrisi dan pengkajian fisik secara umum yang berhubungan dengan
kebutuhan nutrisi :
a. Identitas
Melakukan pengkajian yang meliputi nama pasien, jenis kelamin, umur, status
perkawinan, pekerjaan, alamat, pendidikan terakhir, tanggal masuk, nomer register,
diagnosa medis, dan lain-lain.
b. Riwayat Kesehatan
Riwayat makanan meliputi informasi atau keterangan tentang pola makanan, tipe
makanan yang dihindari ataupun diabaikan, makanan yang lebih disukai, yang
dapat digunakan untuk membantu merencanakan jenis makanan untuk sekarang
dan rencana makanan untuk masa selanjutnya.
c. Keluhan Utama
Keluhan yang paling dirasakan oleh pasien saat dilakukan pengkajian
d. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien bercerita tentang riwayat penyakit, perjalanan dari rumah ke rumah sakit
e. Riwayat Penyakit Dahulu
Data yang diperoleh dari pasien, apakah pasien mempunyai penyakit di masa lalu
maupun sekarang
f. Riwayat Penyakit Keluarga
g. Data yang diperoleh dari pasien maupun keluarga pasien apakah keluarga ada yang
memiliki riwayat penyakit menurun maupun menular.
h. Tingkat Aktifitas sehari-hari
1) Pola Istirahat Tidur
Waktu tidur. Waktu tidur yang dialami pasien pada saat sebelum sakit dan
dilakukan di rumah, waktu tidur yang diperlukan oleh pasien untuk dapat tidur
selama di rumah sakit.

7
Waktu bangun: Waktu yang diperlukan untuk mencapai dari suatu proses
NREM ke posisi yang rileks, waktu bangun dapat dikaji pada saat pasien
sebelum sakit dan pada saat pasien sudah di rumah sakit.
Masalah tidur. Apa saja masalah-masalah tidur yang dialami oleh pasien pada
saat sebelum sakit dan pada saat sudah masuk di rumah sakit.
Hal-hal yang mempermudah tidur. Hal-hal yang dapat membuat pasien mudah
untuk dapat tidur secara nyenyak. Hal-hal yang mempermudah pasien
terbangun: Hal-hal yang menyangkut masalah tidur yang menyebabkan pasien
secara mudah terbangun (Nursalam. 2011)
2) Pola Eliminasi
Buang Air Kecil: Berapa kali dalam sehari, adakah kelainan, berapa banyak,
dibantu atau secara mandiri.
Buang Air Besar. Kerutinan dalam eliminasi alvi setiap harinya, bagaimanakah
bentuk dari BAB pasien (encer, keras, atau lunak)
Kesulitan BAK / BAB: Kesulitan-kesulitan yang biasanya terjadi pada pasien
yang kebutuhan nutrisinya kurang, diet nutrisi yang tidak adekuat Upaya
mengatasi BAK/ BAB: Usaha pasien untuk mengatasi masalah yang terjadi
pada pola eliminasi.
3) Pola Makan dan Minum
Jumlah dan jenis makanan: Seberapa besar pasien mengkonsumsi makanan dan
apa saja makanan yang di konsumsi.
Waktu pemberian makanan: Rentang waktu yang diperlukan pasien untuk
dapat mengkonsumsi makanan yang di berikanJumlah dan jenis cairan:
Berapakah jumlah dan apa sajakah cairan yang bisa dikonsumsi oleh pasien
yang setiap harinya di rumah maupun dirumah sakit.
Waktu pemberian cairan: Waktu yang di butuhkan pasien untuk mendapatkan
asupancairan
Masalah makan dan minum: Masalah-masalah yang dialami pasien saat akan
ataupun setelah mengkonsumsi makanan maupun minuman
4) Kebersihan Diri/Personal Hygiene

8
Pemeliharaan badan: Kebiasaan pasien dalam pemeliharaan badan setiap
harinya mulai dari mandi, keramas, membersihkan kuku dan lain-lain
Pemeliharaan gigi dan mulut: Rutinitas membersihkan gigi, berapa kali pasien
menggosok gigi dalam sehari Pola kegiatan lain: Kegiatan yang biasa dilakukan
oleh pasien dalam pemeliharaanbadan
5) Data Psikososial
Pola komunikasi: Pola komunikasi pasien dengan keluarga atau orang lain,
oran yang paling dekat dengan pasien Dampak di rawat di Rumah Sakit:
Dampak yang ditimbulkan dari perawatan di Rumah Sakit.
6) Data Spiritual
a) Ketaatan dalam beribadah
b) Keyakinan terhadap sehat dan sakit
c) Keyakinan terhadap penyembuhan
6) Pemeriksaan Fisik
a) Keadaan Umum
Kesadaran: composmentis, somnolen, koma, delirum.
b) Tanda-tanda vital
Ukuran dari beberapa kriteria mulai dari tekanan darah, nadi,respirasi,dan
suhu
c) Pemeriksaan Kepala
Pada kepala yang dapat kita lihat adalah bentuk kepala, kesimetrisan,
penyebaran rambut, adakah lesi, warna, keadaan rambut.
d) Pemeriksaan Wajah
Inspeksi: adakah sianosis, bentuk dan struktur wajah
e) Pemeriksaan Mata
Pada pemeriksaan mata yang dapat dikaji adalah kelengkapan dan
kesimetrisan
f) Pemeriksaan Hidung
Bagaimana kebersihan hidung, apakah ada pernafasan cuping
hidung.keadaanmembrane mukosa dari hidung
g) Pemeriksaan Telinga

9
Inspeksi: Keadaan telinga, adakah serumen, adakah lesi infeksi yang akut
atau kronis
h) Pemeriksaan Leher
Inspeksi: adakah kelainan pada kulit leher Palpasi: palapasi trachea, posisi
trachea (miring, lurus, atau bengkok),adakah pembesaran kelenjar tiroid,
adakah pembendungan vena jugularis
i) Pemeriksaan Integumen
Bagaimanakah keadaan turgor kulit, adakah lesi, kelainan pada kulit,
tekstur, warna kulit
j) Pemeriksaan Thorax
Inspeksi dada, bagaimana bentuk dada, bunyi normal.
k) Pemeriksaan Jantung
Inspeksi dan Palpasi: mendeteksi letak jantung, apakah ada pembesaran
jantung Perkusi mendiagnosa batas-batas diafragma dan abdomen
Auskultasi: bunyi jantung I dan II
l) Pemeriksaan Abdomen
Inspeksi: bagaimana bentuk abdomen (simetris, adakah luka, apakah
adapembesaran abdomen)
Auskultasi: mendengarkan suara peristaltic usus 5-35 dalam 1 menit
Perkusi apakah ada kelainan pada suara abdomen, hati (pekak), lambung
(timpani) Palpasi: adanya nyeri tekanan atau nyeri lepas saat dilakukan
palpasi
m) Pemeriksaan Genetalia
Inspeksi: keadaan rambut pubis, kebersihan vagina atau penis, warna dari
kulit disekitar genetalia.Palpasi: adakah benjolan, adakah nyeri saat di
palpasi
n) Pemeriksaan Anus
Lubang anus, peripelium, dan kelainan pada anus.
o) Pemeriksaan Muskuloskeletal
Kesimetrisan otot, pemeriksaan abdomen, kekuatan otot, kelainan pada
anus.

10
p) Pemeriksaan Neurologi
Tingkat kesadaran atau meninggal ringan, syaraf otak, fungsi motorik,
fungsi sensorik.
q) Pemeriksaan Status Mental
Tingkat kesadaran emosi, orientasi, proses berfikir, persepsi
danbahasa,danmotivasi.
r) Pemeriksaan Tubuh Secara Umum Kebersihan, normal, postur.
s) Pemeriksaan Penunjang
t) Pemeriksaan laboratorium pemeriksaan laboratorium yang langsung
berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan nutrisi adalah pemeriksaan
albumin serum, Hemoglobin, glukosa, elektrolit, dan lain- lain. (AAA.
Hidayat.2006)
1) a Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dan kebutuhan
berhubungandengan tidak adekuat pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang
dan kebutuhan
2) b.Gangguan berhubungan dengan mual dan muntah.
3) c.Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dan kebutuhan
berhubungan dengan gangguan absorbe

11
2. Masalah KDM Nutrisi dan Kriteria hasil keperawatan
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia)

12
SLKI ( Standar Luaran Keperawatan Indonesia)

13
3. Rencana Tindakan

14
a. Prosedur Keterampilan Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi
a) Terapi Pemberian Nutrisi Parenteral
1) Tujuan pemberian infus
Adalah untuk mengoreksi atau mencegah gangguan nutrisi,cairan dan elektrolit
Diberikan pada klien yang tidak boleh mengkonsumsi apapun melalui mulut
selama dua hari, klien mengalami kekurangan cairan dan nutrisi missal, pada luka
bakar luas, perdarahan, diare,mual,muntah dan lain-lain.
2) Jenis larutan infus
Kategori larutan elektrolit terbagai menjadi larutan isotonik, jika osmolaritasnya
mendekati osmolaritas plasma. Digunakan untuk penggantian volume ektrasel
Larutan hipotonik ialah larutan yang memiliki osmolaritas kurang dari osmolaritas

15
plasma, larutan hipertonik ialah larutan yang memiliki osmolaritas lebih besar dari
osmolaritas plasma Penggunaan larutan hipotonik dan hipertonik didasarkan pada
ketidakseimbangan elektrolit yang spesifik.
3) Lokasi pemasangan infus
Lokasi pemasangan infus pada pembuluh darah vena. Tempat pungsi vena yang
umum digunakan adalah pembuluh vena pada tangan dan lengan. Tempat pungsi
vena yang dikontraindikasikan adalah didaerah yang terdapat tanda-tanda infeksi
(berwarna merah, kenyal, bengkak, hangat saat disentuh), infiltrasi, trombus
(bekuan). Daerah yang terinfeksi tidak digunakan karena bahaya masuknya bakteri
dari permukaan kulit ke dalam aliran darah.
b. Keterampilan Klinik Pemberian Nutrisi Parenteral (Infus) Soft Skill
a) Komunikasi terapeutik. Mengucapkan salam, menanyakan nama, tangal lahir, alamat
dan memperkenalkan diri
b) Menjelaskan tujuan tindakan, langkah, waktu dan tempat
c) Menanyakan keluhan dan mendengarkan keluhan pasien serta merespon denganbaik
dan penuh perhatian
d) Sikap saat bekerja, tenang serta percaya diri
e) Bekerja secara sistematis
f) Berkomunikasi selama prosedur dilakukan
g) Menjaga privacy pasien selama bekerja
Hard Skill
1. Melakukan kebersihan tangan dengan enam langkah efektif
2. Mengecek program terapi dn jenis larutan yang digunakan
3. Mengecek kelengkapan alat yang digunakan
a. Standar infuse
b. Infus set
c. Cairan infus sesuai program medik d. Jarum infus sesuai ukuran (abocath)
e. Pengalas
f. Tourniquet
g. Kapas alcohol
h. Plester dan gunting plester

16
i. Kasa steril ukuran 2x2 cm
j. Betadine
k. Sarung tangan
l. Korentang dalam tempatnya
m. Bengkok
n. Bidai/spalk untuk fiksasi (kalau perlu)
4. Menyiapkan guntingan plester kecil ukuran 1,5 cm 1 lembar, ukuran 2,5 cm 2 lembar
5. Menyiapkan kasa betadine steril ukuran 2x 2 cm, dan meletakkan dalam bak steril
6. Membuka set infus, pasang klem rol 2-4 cm dibawah titik drip dan pindahkan klemrol
pada posisi off.
7. Membuka penutup botol infus tanpa menyentuh lubangnya, tusukkan set infus ke
dalam kantung/botol cairan
8. Mengisi selang infus, dengan menekan bilik drip dan lepaskan, biarkan terisi 1/3-%
penuh.
9. Melepaskan pelindung jarum, buka klem rol hingga cairan memenuhi selang sampai ke
adapter jarum, mengembalikan klem rol ke posisi off setelah selang terisi
10. Memastikan selang bersih dari udara dan gelembung udara
11. Mengidentifikasi vena yang akan dijadikan tempat pemasangan infuse: (Hindari daerah
yang menonjol, gunakan vena distal lebih dahulu, hindari pemasangan di pergelangan
tangan, bila terdapat banyak bulu gunting bulu tersebut, hindari daerah yang
mengalami peradangan, hindari tangan dominan
12. Memasang pengalas dibawah tempat yang akan dilakukan penginfusan
13. Meletakkan ekstrimitas pada posisi dependen (boleh ditopang sesuatu)
14. Memasang torniket 10-12 cm diatas tempat insersi
15. Memilih vena yang berdilatasi dengan baik atau dibantu dengan cara (dapatdipilih
diantaranya):
a. Menggosok ekstrimitas dari distal ke proksimal.
b. Mengepalkan dan membuka tangan
c. Mengetuk ringan diatas vena
d. Melakukan kompres hangat

17
16. Memastikan ujung adapter jarum set infus terletak tidak jauh dan berada diatas kasa
steril
17. Mengenakan sarung tangan steril
18. Membersihkan tempat insersi vena dengan kapas alkohol 70% dgn cara sirkular dari
tempat insersi keluar selebar 5 cm, biarkan kering atau tunggu 30 detik.
19. Melakukan penusukan dengan abocath pada vena dgn meletakkan ibu jari diatas vena
dan meregangkan kulit untuk fiksasi, lubang jarum menghadap keatas.
20. Memperhatikan keluarnya darah melalui selang abocath yang menandakan selang telah
memasuki vena, menarik keluar bagian dalam jarum, meneruskan memasukkan kateter
sampai hub berada ditempat insersi vena, melepaskan torniket
21. Menahan abocath dengan satu tangan, menghubungkan adapter jarum infus setke
abocath 22. Melepaskan klem rol untuk memulai infus, memastikan infus menetes
denganlancar
22. Memasang plester kecil (1.5 cm) dibawah hub menghadap keatas dan silangkan plester
diatas hub kateter dgn sisi lengket
23. Mengoleskan betadin/salep betadin pada tempat tusukan pembuluh vena.
Menempatkan kasa balutan 2x2 cm diatas pungsi dan hub kateter. (jangan menutup
hubungan antara selang IV dan hub kateter.
24. Melepaskan sarung tangan, fiksasi dengan plester sepanjang 2.5 cm.
25. Fiksasi selang infuse ke kateter dengan plester 2.5 cm
26. Menuliskan tanggal dan waktu pemasangan, ukuran jarum dan paraf pada balutan
27. Mengatur kecepatan aliran untuk mengoreksi tetesan per menit
28. Merapikan pasien ke posisi nyaman, mengangkat torniket dan pengalas, memisahkan
sampah organik, non organik dan dibuang pada tempatnya masing- masing, merendam
alat dalam larutan klorin 0,5%.
29. Mencuci tangan dalam larutan klorin 0.5%, dan melepas secara terbalik
30. Melakukan kebersihan tangan pasca tindakan dibawah air mengalir
31. Menginformasikan ke pasien untuk menghubungi petugas jika ada darah diselang dan
aliran infus berhenti
32. Mengobservasi klien setiap jam, mencakup jenis larutan, kecepatan aliran (tetesan per
menit), kepatenan intravena, tanda infiltrasi, flebitis atau inflamasi

18
33. Memberitahu paisen bahwa akan mengganti selang infuse set dan mengganti balutan
tiap 48 sampai 72 jam
34. Mendokumentasikan tipe cairan, tempat insersi, kecepatan aliran, ukuran dan
tipejarum, waktu infus dimulai dan respon klien terhadap procedure

19
DAFTAR PUSTAKA

Alimul Aziz A. (2009) Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia jakarta:Salemba


medica

Ernawati 2012 Buku Apar Konsep dan Aplikasi Keperawatan dalam Pemenuhan
Kebutuhan Dasar Manusia Jakarta: TIM

Jauhari, Ahmad, Nasution, Nita. (2013). Nutrisi dan Keperawatan Yogyakarta Dua Satria
Offset

Nanda International. (2015). Nanda International Inc Diagnosa keperawatan: Definisi &
Klasifikasi 2015-2017 (Budi Anna Keliat,et al,Penerjemah). Jakarta: EGC

Nurarif, Amin Huda (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis:
Nanda Nic Noc. Jogjakarta: Penerbit Mediaction Jogja
PPNI (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia

20

Anda mungkin juga menyukai